• Tidak ada hasil yang ditemukan

Watak Harmonik pada Inverter Berbeban

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Watak Harmonik pada Inverter Berbeban"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

7

Watak Harmonik pada Inverter Berbeban

Wahri Sunanda1 , Rika Favouria Gussa 1

1)

Dosen Jurusan Teknik Elektro Universitas Negeri Pekanbaru Abstrak

Harmonik merupakan salah satu komponen sinusoidal dari satu periode gelombang yang mempunyai frekuensi kelipatan bulat dari frekuensi fundamentalnya, dan hal ini menjadi salah satu permasalahan dari kualitas daya listrik. Distorsi harmonik dari bentuk gelombang sinusoidal tegangan dan arus yang terjadi umumnya dipicu oleh beban non-linear, dan salah satunya adalah inverter. Standar IEEE 519-1992 digunakan dalam penelitian ini sebagai acuan dalam menentukan batasan maksimum tegangan dan arus harmonik.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa nilai distorsi tegangan pada inverter tidak melebihi batas maksimum, yakni 5 %. Sedangkan nilai distorsi arus telah melebihi batas maksimum dari acuan IEEE 519-1992, yakni mencapai 102,3% ketika inverter dibebani.

Kata Kunci: Tegangan, Arus, Distorsi Harmonik

Abstract

Harmonic is one of sinusoidal components, one wave period from which having multiple frequency of its fundamental frequency one, leading to electrical power quality problems. Harmonic distortion in term of voltage and current ones, generally is due to non linier impedance. Inverter is one of example of it. IEEE Standard of 519-1992 as a reference in determining maximum limitation voltage and current harmonics.

The result of the tests were showed that voltage harmonic distortion at inverter did not exceed the IEEE 519-1992 maximum limitation of 5%. While current harmonic distortion had exceed the maximum limitation of the IEEE 519-1992. The highest results were exceeding 102,3 % when loaded inverter .

Keywords: Voltage, Current, Harmonic Distortion

1. Pendahuluan

Harmonik menyebabkan terjadinya

penyimpangan gelombang tegangan dan arus yang mempunyai pengaruh kurang baik terhadap peralatan listrik. Harmonik

adalah salah satu dari beberapa

permasalahan yang mempengaruhi kualitas daya listrik. Terjadinya penyimpangan gelombang tegangan dan arus akan mempengaruhi unjuk kerja sistem, dimana peralatan listrik akan mengalami gangguan diluar kondisi normal. Harmonik dalam sistem tenaga listrik, sebenarnya ditujukan untuk kandungan distorsi pada gelombang

tegangan dan arus fundamental yang mana beban non linear dianggap sebagai sumber harmonik.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang elektronika daya (power electronic), mempunyai peranan yang besar dalam perkembangan industri modern terutama pada sistem kendali. Inverter, merupakan salah satu perangkat elektronika daya yang diaplikasikan pada industri untuk mengubah tegangan arus searah menjadi tegangan bolak balik. Umumnya digunakan untuk mengatur kecepatan motor listrik atau untuk keperluan tertentu lainnya.

(2)

8

Aplikasi teknologi elektronika daya

menimbulkan efek samping, yaitu

meningkatnya arus harmonik akibat dari proses pengkonversian bentuk gelombang energi listrik dari satu bentuk ke bentuk yang lain (Erhaneli, 2003). Dampak dari harmonik akan semakin berbahaya, apabila mengganggu peralatan yang digunakan untuk kepentingan umum seperti saluran telepon, oleh karena itu permasalahan harmonik perlu mendapatkan perhatian yang serius.

2. Tinjauan Pustaka 2.1 Studi Harmonik

Harmonik adalah salah satu dari sekian banyak permasalahan yang menyangkut kualitas daya listrik. Keberadaan harmonik ini sangat mengganggu bahkan merugikan sistem apabila melebihi batas standar yang ditetapkan, dalam hal ini standar yang digunakan adalah standar IEEE 519-1992. Pada gambar 1. berikut akan diperlihatkan sebuah gelombang yang terdistorsi dan direpresentasikan dalam deret seri Fourier.

Gambar 1. Gelombang Terdistorsi

Direpresentasikan dalam Deret Fourier

2.2 Indeks Harmonik

Dalam analisis harmonik, beberapa indeks penting berikut digunakan untuk

melukiskan pengaruh harmonik pada

komponen sistem tenaga listrik dan sistem komunikasi.

2.2.1 Total Harmonic Disortion (THD)

(1)

(2)

Yang didefinisikan perbandingan nilai rms komponen harmonik terhadap komponen dasar dalam persen (%). Indeks ini digunakan untuk mengukur penyimpangan (deviation) dari bentuk gelombang satu periode yang mengandung harmonik pada satu gelombang sinus sempurna. Untuk satu gelombang sinus sempurna pada frekuensi dasar, THD adalah nol. Demikian pula pengukuran distorsi harmonik individual untuk tegangan dan arus pada orde ke h

didefinisikan sebagai Vh/V1 dan Ih/I1.

Berikut akan ditampilkan standar IEEE Std

519-1992 untuk batasan ITHD dan VTHD yang

digunakan sebagai acuan dalam penelitian ini.

Tabel 1. Pendekatan Distorsi Arus untuk sistem distribusi

Catatan:

Tiap harmonik Even harmonics are limited to 25% of the harmonic limits above Current distortion that result in a dc offset are not allowed

ISC = maximum short circuit current at

PCC ( point of common coupling)

IL = maximum demand load current

(fundamental frequency) at PCC Tabel 2. Voltage distortion limits

Note:

High voltage systems can have up to 2% THD where the cause is an HVDC terminal that will attenuate by the time it is tapped for a user

(3)

9

2.3 Inverter

Inverter adalah suatu rangkaian

penyaklaran elektronik yang dapat merubah tegangan searah menjadi tegangan bolak balik. Pada dasarnya,

inverter tiga fasa merupakan gabungan dari inverter satu fasa dengan perbedaan 1200

listrik antara fasa yang satu dengan fasa yang lainnya. Mengatur tegangan keluaran dari inverter biasanya menggunakan teknik PWM (pulsa wave modulation). Bentuk gelombang tegangan keluaran inverter biasanya juga tidak sinusoida murni karena masih mengandung komponen frekuensi yang tidak diinginkan. Jika tegangan seperti ini digunakan untuk mencatu daya pada

beban, seperti motor induksi, akan

menambah kerugian, getaran dan riak dalam motor

Gambaran secara umum inverter dapat dilihat pada gambar 2. berikut ini.

Gambar 2. Inverter Tiga Fasa Modul inverter yang digunakan pada penelitian ini sudah dilengkapi dengan rangkaian penyearah tiga fasa. Tegangan

sumber maksimum yang masuk ke

penyearah adalah 240 volt antar fasa, dan keluaran maksimum dari inverter adalah 220 volt antar fasa. Kemampuan arus masukan maksimum 8 A, dan arus keluaran inverter 4 A, dengan kemampuan daya 0,75 kW.

3. Metodologi 3.1 Bahan Penelitian

Bahan - bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Trafo tiga fasa

Memiliki kemampuan 3 kVA, tegangan keluaran maksimum 240 volt antar fasa dengan frekuensi 50 Hz.

b. Satu unit inverter tiga fasa

Inverter yang digunakan dalam penelitian ini memiliki kemampuan 0,75 kW. Inverter ini sudah dilengkapi dengan rangkaian penyearah tiga fasa. Tegangan maksimum yang dipakai sebagai sumber inverter adalah 220 volt antar fasa dengan kemampuan arus

maksimum 8 ampere, sedangkan

tegangan keluaran inverter adalah 220 volt dengan kemampuan arus 4 ampere.

3.2 Alat Penelitian

a. Universal Power Analyzer PM 3000 A (UPA PM 3000A), alat ukur yang digunakan untuk mengetahui kandungan harmonik pada sistem.

b. RS 232 sebagai penghubung UPA PM

3000A dengan komputer untuk

pengoperasian jarak jauh atau remote. c. Motor induksi tiga fasa yang digunakan

sebagai beban inverter.

3.3 Alur Penelitian

Diagram alir penelitian dapat dilihat pada flowchart berikut :

(4)

10

4. Hasil Penelitian dan Pembahasan 4.1 Penelitian Watak Harmonik Sumber

Tegangan

Sumber tegangan yang dipakai dalam penelitian ini adalah trafo 3 fasa yang disuplay dari jaringan PLN. Tegangan sumber untuk inverter digunakan 220 volt antar fasa. Hasil pengukuran sampai dengan harmonik ke-10 diperlihatkan pada tabel 3.,

sedangkan untuk spektrum harmonik

sampai dengan harmonik ke- 30 dapat dilihat pada gambar 3.

Tabel 3. Hasil pengukuran harmonik

sumber tegangan

Gambar 3. Spektrum harmonik sumber

tegangan

Pada gambar 3. dapat dilihat harmonik tertinggi terjadi pada fase S, yaitu harmonik ke-5. Nilai distorsi harmonik tegangan pada fasa R, S, dan T masing-masing adalah 2,494%, 2,794%, dan 2,546%. Sedangkan

nilai total distorsi harmonik (THD)

tegangan yang terukur masing-masing untuk fasa R, S, dan T adalah 2,614%,

2,861%, dan 2,595%. Menggunakan

persamaan (1) diperoleh THD tegangan sumber pada fasa R sebesar 2,616%, pada fasa S sebesar 2,862%, dan pada fasa T sebesar 2,603%. Nilai ini masih berada di

bawah standar IEEE 519-1992, yaitu 5% untuk tegangan sampai 69 kV. Jadi sumber tegangan ini masih bisa dipakai karena kandungan harmoniknya belum melebihi standar. Berikut adalah bentuk gelombang tegangan sumber untuk masing-masing fasa.

Gambar 4. Gelombang tegangan sumber pada fasa R

Gambar 5. Gelombang tegangan sumber pada fasa S

Gambar 6. Gelombang tegangan sumber pada fasa T

4.2 Penelitian Watak Harmonik pada Kondisi Berbeban

Tahapan penelitian selanjutnya adalah mengukur kandungan harmonik tegangan dan arus pada saat kondisi inverter berbeban. Beban yang digunakan adalah motor induksi 3 fasa, 0,37 kW, 50 Hz. Tabel 4. memperlihatkan hasil pengukuran

(5)

11

harmonik ke-10 untuk tegangan keluaran inverter 220 volt.

Tabel 4. Hasil pengukuran tegangan

harmonik pada kondisi berbeban pada tegangan keluaran 220 volt

Nilai harmonik tertinggi terjadi pada harmonik ke-5, yaitu fasa S, kemudian diikuti oleh fasa R dan T. Nilai THD tegangan masing-masing fasa R, S, dan T adalah 2,615%, 2,839%, dan 2,535%.

Menggunakan persamaan (1) THD

tegangan keluaran maksimum juga dapat dicari, dan hasilnya pada fasa R sebesar 2,620%, pada fasa S sebesar 2,840%, dan pada fasa T sebesar 2,533%.

Gambar 7. Spektrum tegangan harmonik pada keluaran 220 volt kondisi berbeban

Gambar 8. Spektrum arus harmonik

pada keluaran 220 volt kondisi berbeban

Tabel 5. Hasil pengukuran arus harmonik pada kondisi berbeban pada tegangan keluaran 220 volt

Harmonik arus tertinggi terjadi pada fasa R dengan nilai 102,3%, kemudian diikuti oleh fasa S sebesar 89,94%, dan fasa T sebesar 72,67%. Sedangkan nilai total distorsi harmonik (THD) arus pada fasa R, S, dan T masing-masing adalah sebesar 260,3%,

196,8%, dan 209,0%. Menggunakan

persamaan (2) THD arus yang diperoleh pada fasa R sebesar 261,319%, pada fasa S sebesar 197,375%, dan pada fasa T sebesar 208,964%.

Gambar 9. Gelombang arus harmonik fasa R

Gambar 10. Gelombang arus harmonik fasa S

(6)

12

Gambar 11. Gelombang arus harmonik fasa T

Gambar 9. sampai 11. di atas adalah bentuk gelombang arus harmonik masing-masing fasa pada keluaran inverter berbeban dengan tegangan keluaran 220 volt. Pada saat inverter berbeban dengan tegangan keluaran 220 volt, nilai komponen arus harmonik secara keseluruhan melebihi nilai yang diijinkan dalam standar IEEE-159-1992.

5. Penutup 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang telah

dilakukan, dapat diambil kesimpulan

sebagai berikut:

1. Inverter, merupakan salah satu perangkat elektronika daya yang diaplikasikan pada industri untuk mengubah tegangan arus searah menjadi tegangan bolak balik dan merupakan salah satu penyebab timbulnya harmonik.

2. Nilai harmonik tegangan dan arus pada berbagai nilai tegangan keluaran inverter

220 volt pada kondisi berbeban

didominasi oleh harmonik orde ganjil.

Nilai tegangan harmonik tertinggi

sebesar 2,772% dan arus harmonik

tertinggi 102,3%. Nilai THD tegangan tertinggi sebesar 2,839% dan untuk THD arus tertinggi sebesar 260,3%.

5.2 Saran

1. Berdasarkan hasil penelitian dan

pembahasan serta dari

kesulitan-kesulitan yang ditemui selama

melakukan penelitian, maka disarankan untuk mencoba dan mengembangkan metode lain yang lebih baik.

2. Beban elektronika daya merupakan beban non linear yang menimbulkan harmonik, oleh karena itu perlu

dilakukan penelitian lebih lanjut

terhadap beban elektronika daya yang lain.

Daftar Pustaka

[1] Arrillaga, J., Smith, B.C., Watson, N.R. and Wood, A.R. ,1997, Power System Harmonic Analysis, John Wiley & Sons, Chichester.

[2] Bafaai, Usman Salah, 2004, Sistem Tenaga Listrik: Polusi dan Pengaruh Medan Elektromagnetik terhadap Kesehatan Masyarakat, USU Digital Library, Medan.

[3] Bo, Chen., Jun, Zeng Xiang.,Yao, Xv., 2006, Three Tuned Passive Filter to Improve Power Quality, International

Conference on Power System

Technology, IEEE.

[4] Budiyanto, Maun., 2007, Studi

Pengurangan Arus Harmonik Triplen dengan Menggunakan Tapis Seri dan Transformator Zero Passing, Tesis S2 Program Studi Teknik Elektro Pascasarjana UGM, Yogyakarta.

[5] Cividino, Lorenzo., 1992, Power

Factor, Harmonic Distortion; Causes, Effects and Considerations, IEEE, 0-7803-0779-08/92.

[6] Dugan, Roger C., McGranaghan, Mark

(7)

13

Electrical Power System Quality, McGraw-Hill.

[7] Erhaneli., 2003, Pengurangan

Harmonik pada Drive Inverter dengan Menggunakan Filter Pasif, Tesis S2 Program Studi Teknik

Elektro Pascasarjana UGM,

Yogyakarta.

[8] IEEE Std 519-1992, 1993,

Recommended Practices and Requirements for Harmonis Control in Electrical Power Systems. New York.

[9] Liem, Ek Bien, Sudarno, 2004, Pengujian Harmonisa dan Upaya Pengurangan Harmonisa pada Lampu Hemat Energi. JETri. Jakarta.

[10] Mohan, Ned., Undeland, Tore M., Robbins, William P., 1989, Power Electronics: Converters, Applications, and Designs, John Wiley and Sons, Kanada.

[11] Paice, Derek.A., 1996, Power

Electronic Converter Harmonics, IEEE Press, New York.

[12] Skvarenina, Timothy.L., 2001, The Power Electronics Handbook, CRC Press, New York.

(8)

14

Halaman ini sengaja dikosongkan

Gambar

Diagram  alir  penelitian  dapat  dilihat  pada  flowchart berikut :
Gambar 4. Gelombang tegangan sumber    pada fasa R
Tabel  4.  Hasil  pengukuran  tegangan  harmonik  pada  kondisi  berbeban  pada tegangan keluaran 220 volt
Gambar 11.  Gelombang  arus  harmonik  fasa T

Referensi

Dokumen terkait

 Keterampilan mendengar (Istima’ ) tentang topik ةعاسلا ( jam)  Latihan pada kosakata ( تابيردت ىلع تادرفملا ) tentang topik ةعاسلا ( jam) yang tidak dipahami dari

Pada saluran III peternak lebih cenderung untuk menjual susu segar kepada pedagang pengumpul dan disetorkan ke pedagang besar sehingga dalam pemasaran lebih mudah

Petani juga sering mengalami kesulitan dalam mengatasi hal ini, maka perlu dibuatnya sebuah sistem pakar yang dapat membantu petani maupun masyarakat awam untuk

Kecenderungan pengaruh Waran kondisional pada saat Penjamin Emisi Patungan, Jumlah Saham kurang dari 500 juta lembar (Kategori Sedang), Sektor Non Keuangan tidak

Setelah geometri jembatan dimodelkan, geometri dua tampang lintang terdekat dengan jembatan di hulu dan hilir jembatan perlu disesuaikan untuk mengakomodasi bagian tampang

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Tugas Akhir ini dengan judul

Maka dapat disimpulkan oleh peneliti bahwa dari hasil pemerolehan data yang terdapat dalam penelitian ini, bahwa masalah dalam penelitian ini tentang bagaimana

Makalah ini mengusulkan bahwa perbedaan di antara dua bahasa ini muncul karena kena dalam bahasa Melayu adalah “predikat lucu” (funny predicate), yang terkait dengan fenomena