• Tidak ada hasil yang ditemukan

192 61 294 1 10 20170830

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "192 61 294 1 10 20170830"

Copied!
9
0
0

Teks penuh

(1)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 62 HUBUNGAN MASALAH KEBERSIHAN VULVA DENGAN KEJADIAN KEPUTIHAN (FLOUR ALBUS) PADA SISWI SMA NEGERI 2 BANGKINANG TAHUN 2014

RIANI

Dosen STIKes Tuanku Tambusai Riau

ABSTRAK

Timbulnya masalah kesehatan reproduksi wanita pada umumnya disebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana cara merawat agar organ reproduksi tetap sehat. Masalah kesehatan reproduksi yang sering dialami wanita adalah keputihan. Data penelitian tentang kesehatan reproduksi wanita menunjukkan 75% wanita didunia pasti menderita keputihan paling tidak sekali seumur hidup. Keputihan didefenisikan sebagai keluarnya cairan vagina. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014. Desain penelitian ini adalah analitik dengan rancangan cross sectional. Tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah proposional stratified random sampling yaitu menggambil siswi secara berstrata kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 yaitu sebanyak 205 orang. Analisa data yang di gunakan adalah univariat

(2)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 63 PENDAHULUAN

Bagi seorang wanita menjaga kebersihan dan keindahan tubuh merupakan hal yang wajib dilakukan akan tetapi masih terdapat wanita yang kurang memperhatikan kebersihan alat reproduksinya. Umumnya terdapat beberapa keluhan dan penyakit yang mengganggu aktivitas keseharian dari wanita salah satunya adalah keputihan, terkadang wanita yang terserang keputihan mengalami reaksi kejiwaan, ketakutan dan juga kecemasan yang berlebih. Keadaan ini membuat wanita merasa kurang percaya diri sehingga menarik diri dari pergaulan sehingga keadaan seperti ini membahayakan dirinya sendiri (Rozanah,2003).

Khusus Pada masa remaja wanita, mereka harus mengetahui tentang keputihan dan penyebabnya secara dini, karena menurut badan kesehatan dunia (WHO,2008) pada masa peralihan anak-anak ke masa dewasa terdapat perubahan-perubahan fisiologis wanita khususnya, daerah organ reproduksi dan dapat menjadi masalah pada remaja jika tidak mengetahui permasalahan seputar organ reproduksinya dan hal tersebut merupakan pengalaman yang baru bagi remaja wanita. Menurut depkes (2008) kejadian keputihan banyak disebabkan karena olek bakteri kandidosis vulvovagenitis pada daerah Jakarta dan ini juga dikarenakan banyak perempuan

yang tidak mengetahui

membersihkan daerah vaginnya.

Vulva hygiene merupakan suatu tindakan untuk memelihara kebersihan organ kewanitaan bagian luar (vulva) yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan dan mencegah infeksi (Ayu, 2010). Ada beberapa penyakit yang di sebabkan infeksi pada organ reproduksi wanita adalah berupa trikomoniasis, vaginosis bakterial, kandidiasis, vulvovaginitis, gonore, klamida, dan sifilis (Syafni G).

Menjaga kebersihan alat kelamin luar pada perempuan sangat penting dalam upaya mencegah timbulnya keputihan dan untuk deteksi dini kanker serviks dan terjadinya infertil. Kulit daerah kelamin dan sekitarnya harus diusahakan agar tetap bersih dan kering, karena kulit yang lembab/ basah dapat menimbulkan iritasi dan memudahkan tumbuhnya jamur dan kuman penyakit. Kebersihan diri (personal hygiene) merupakan perawatan diri sendiri yang dilakukan untuk mempertahankan kesehatan, baik secara fisik maupun psikologis (Alimul, 2006).

Keputihan atau fluor albus

(3)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 64 mengakibatkan kemandulan dan

hamil di luar kandungan. Keputihan juga bisa merupakan gejala awal dari kanker leher rahim, yang bisa berujung pada kematian (Sugi, 2009). Kurangnya pengetahuan tentang perawatan kebersihan genitalia dapat menyebabkan banyak terjadinya fluor albus.

Timbulnya penyakit reproduksi wanita umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan serta bagaimana dan apa yang harus dilakukan agar organ reproduksinya tetap sehat. Hal inilah yang menyebabkan terjadinya masalah pada kesehatan reproduksi dan salah satu gangguan yang sering dialami adalah keputihan.

Keputihan yang lama walau gejala dengan biasa-biasa saja, lama kelamaan dapat merusak selaput darah. Sebagian besar cairan itu

mengandung kuman-kuman

penyakit. Kuman penyakit dapat merusak selaput dara hampir habis sehingga pada saat berhubungan badan yang pertama tidak mengeluarkan darah.

Serangan fluor albus ini umumnya dialami para wanita usia reproduktif. Data pada situs organisasi kanker di dunia menyebutkan 75% dari seluruh wanita di dunia pasti akan mengalami keputihan. Terjadinya kasus kanker leher rahim 90% di tandai dengan keputihan, wanita mengalami keputihan paling tidak sekali seumur hidup, 45% wanita akan mengalami keputihan dua kali

atau lebih (Pribakti B, 2004), sedangkan wanita Eropa mengalami keputihan 25% dan sedangkan wanita indonesia yang mengalami keputihan berjumlah 75% (Octavianti, 2006).

Berdasarkan penelitian Donatila angka kejadian keputihan di SMA Negeri 4 Semarang sangat tinggi, (96,9%) responden yang mengalami keputihan. dan melakukan kebersihan vulva yang buruk sebanyak (82,8%). Untuk data jumlah remaja putri di Kabupaten Kampar yang mengalami keputihan belum pernah ada. Maka peneliti berasumsi untuk memulai penelitian didua SMA Negeri yang tergolong SMA yang terfavorit di Kabupaten Kampar yaitu Bangkinang. untuk memperoleh data remaja yang mengalami keputihan terlebih dahulu peneliti melakukan perbandingan jumlah siswi di dua SMA tersebut, Data di peroleh dari dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kampar. Jumlah siswi di SMA Negeri 1 Bangkinang berjumlah 568 orang siswi, yang mana kelas X berjumlah 191 orang siswi, kelas XI berjumlah 191 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 186 orang siswi. SMA Negeri 2 Bangkinang berjumlah 655 orang siswi,yang mana kelas X berjumlah 214 orang siswi, kelas XI berjumlah 208 orang siswi, dan kelas XII berjumlah 233 orang siswi.

(4)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 65 melakukan survey awal dengan

membagikan Quesioner kepada 40 orang siswi yang berisikan pertanyaan tentang kebersihan vulva dengan kejadian keputihan. Di peroleh jawaban dari Quesioner tersebut yaitu : 22 orang siswi mengalami keputihan (55%), dan 16 orang siswi jarang mengalami keputihan (40%), 2 orang siswi juga pernah mengalami keputihan di iringi dengan rasa gatal di daerah vagina (6%), Peneliti melihat dari hasil penyebaran kusioner tentang kebersihan vulva siswi belum melakukan cara membersihkan vulva dengan baik dan siswi juga masih banyak yang melakukan cara kebersihan vulva yang kurang tepat, dan menggunakan pembersih vagina yang berlebihan. Selain dari hasil kusioner peneliti juga melakukan wawancara beberapa orang siswi tentang mencuci genitalia, siswi suka menggunakan air yang tergenang di ember saat mencuci alat reproduksinya.

Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang kabupaten kampar tahun 2014.

METODE

Penelitian ini menggunakan desain penelitian Analitik dengan pendekatan Cross sectional. Penelitian ini dilaksanakan di

SMAN 2 Bangkinang Kabupaten Kampar pada tanggal 21 s/d 26 Mei 2014

Populasi dan Sampel

Populasi yang dipilih dalam penelitian ini adalah seluruh siswi kelas X dan XI sebanyak

422 siswi di SMA Negeri 2 Bangkinang.

Sampel dalam penelitian ini adalah siswi SMA kelas X dan XI di SMA Negeri 2 Bangkinang.

Analisa Bivariat

Analisa ini bertujuan untuk melihat derajat atau kekuatan hubungan antara variabel

independent dan variabel dependent dengan menggunakan uji kemaknaan statistik dengan

uji Chi Square (Hidayat, 2007):

X2=∑

Keterangan :

X2= chi Kuadrat

fo = frekuensi yang diamati

fe = frekuensi yang diharapkan

Dasar pengambilan keputusan dapat dilakukan dengan cara berdasarkan perbandingan chi-square dan tabel:

(5)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 66 Berdasarkan Probabilitas :Jika

Probabilitas (p) ≤ α (0,05) Ho

ditolak

HASIL

PENELITIAN

Karakteristik responden

Karakteristik responden pada penelitian ini terdiri dari umur dan kelas, secara spesifik dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1 :Distribusi frekuensi responden berdasarkan umur

Umur Frekuensi Persentasi

15-16 128 62,44%

17-18 77 37,56%

Total 205 100%

Seperti yang di sajikan pada tabel 4.1 diatas dapat terlihat bahwa sebagian besar responden berada pada rentang umur 15-16 tahun sebanyak 128 orang (62,44%).

Analisa Univariat

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan masalah kebersihan vulva, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasilnya diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Masalah Kebersihan Vulva Pada Siswi SMA Negeri 2 Bangkinang Tahun 2014.

No Kebersihan vulva

pada tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa dari 205 responden, melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%).

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka didapatkan hasil distribusi frekuensi berdasarkan kejadian keputihan, dapat dilihat pada tabel dibawah ini. Adapun hasil nya yang diperoleh sebagai berikut :

Tabel 4.3 : Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan kejadian Keputihan Pada Siswi SMA Negeri 2

Bangkinang Tahun

2014 dariseparoh responden mengalami keputihan yang tidak normal yaitu 120 orang (58,5%) dan lebih dari separoh responden mengalami keputihan yang normal sebanyak 85 orang (41,5%).

Analisi bivariat

Analisa Bivariat adalah analisa untuk melihat hubungan antara variabel

independent dan variabel dependent. Uji yang dilakukan adalah Uji Chi-square

(6)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 67 Tabel 4.4 : Hubungan masalah

kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014

N o

Kebers ihan vulva

Kejadian Keputihan

Jumlah

Seperti yang disajikan pada tabel 4.4 bahwa dari 170 (82,9%) responden yang lebih dominan masalah kebersihan vulva responden dalam kategori tidak bersih, sebagian responden mengalami keputihan yang tidak normal 105 responden (51,2%) dan 65 responden (41,5%) responden mengalami keputihan yang normal.

Untuk melihat ada tidaknya hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014 dilakukan uji statistic diperoleh nilai P

value= 0,039 jadi nilai (P value < 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara hubungan masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan di SMA Negeri 2 Bangkinang tahun 2014.

PEMBAHASAN

Masalah Kebersihan Vulva

Berdasarkan tabel 4.2 diatas dapat dilihat bahwa lebih dari separoh responden,

melakukan kebersihan vulva masih berada pada kategori tidak bersih yaitu sebanyak 170 responden (82,9%).

Menurut analisa peneliti berasumsi bahwa kurangnya menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya keputihan. Banyak responden yang tidak melakukan cara vulva hygiene dengan baik, sebagian besar responden melakukan kebersihan vulva yang tidak tepat. Sebagaimana yang telah peneliti temukan di lapangan bahwa masih banyak responden yang salah dalam melakukan kebersihan daerah kewanitaannya, responden juga masih banyak yang menggunakan sabun mandi sebagai sabun pembilas vagina dan juga masih banyak responden yang menggunakan air yang tergenang di ember saat membilas daerah kewanitaan nya, bahkan sebagian responden juga banyak mencuci daerah kewanitaan dari arah belakang kedepan.

Hal ini di karenakan kurangnya informasi yang di dapatkan siswi tentang bagaimana seharusnya menjaga organ reproduksi dengan baik dan sehat. Sebagian responden juga tidak pernah mendapatkan penyuluhan tentang kesehatan khususnya kesehatan reproduksi.

(7)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 68 dimana hal ini menyebabkan munculnya

masalah kesehatan reproduksi seperti masalah keputihan pada remaja puteri (Mohammad, 1998).

Timbulnya penyakit reproduksi wanita pada umumnya di sebabkan karena wanita kurang mengerti cara menjaga kebersihan sebagaimana perlu yang harus dilakukan agar organ reproduksi tetap sehat. Oleh sebab itu mendapatkan informasi yang memadai mengenai kesehatan reproduksi khususnya keputihan agar mereka tahu bagaimana seharusnya melalukan kebersihan vulva dengan baik dan apakah berprilaku sehat atau tidak (Depkes, 2002).

A. Hubungan Masalah Kebersihan Vulva Dengan Keputihan

Berdasarkan tabel 4.4 diketahui bahwa hasi uji statistik menggunakan uji chisquare pada tingkat derajat kemaknaan 95% sehingga diperoleh nilai signifikan p=0,039 yang berarti lebih kecil dari nilai = 0,05, dengan demikian dapat diinterpensikan bahwa ada hubungan bermakna masalah kebersihan vulva dengan kejadian keputihan pada siswi SMA Negeri 2 Bangkinang.

Menurut asumsi peneliti, kurangnya prilaku terhadap menjaga kebersihan vulva dapat menyebabkan terjadinya keputihan, begitu pula sebaliknya semakin bagus prilaku seseorang terhadap melakukan kebersihan vulva, semakin rendah untuk terjadinya penyakit kewanitaan khususnya masalah keputihan.

Hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan donatila tahun 2011 yang

berjudul “ Hubungan antara menjaga

kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan pada SMA Negeri 4

Semarang” diperoleh kesimpulan bahwa

ada hubungan yang bermakna antara menjaga kebersihan genetalia eksterna dengan kejadian keputihan (p value

<0,05).

Berdasarkan teori yang ada apabila memiliki pengetahuan yang baik maka akan berprilaku yang baik juga dalam menjaga kebersihan agar tidak terjadinya keputihan (Alimul, 2006).

Hal ini sesuai dengan teori yang mengatakan bahwa Semakin baik perilaku tentang vulva hygiene, maka peluang terjadinya kejadian keputihan akan semakin rendah. Sebaliknya, semakin buruk perilaku tentang vulva hygiene, maka semakin tinggi peluang terjadinya kejadian keputihan (Fania, 2012).

A.Kesimpulan

Dari hasil penelitian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya

dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :

Berdasarkan uji statistic chi_square

yaitu 0,039% (p <0,05), menunjukkan

(8)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 69 DAFTAR PUSTAKA

Alatas, alwi (2005). Untuk 13 +, Remaja juga bisa bahagia, sukses dan mandiri. Jakarta: pena

Andira, D (2009). Seluk Beluk Kesehatan Reproduksi Wanita, Yogjakarta : A Plus Books

Anolis, Andhita Caya (2011). 17 Penyakit Wanita yang Paling Mematikan. Yogjakarta : Buana Pustaka

Anonim (2009). Tumbuh Kembang Remaja. http:///.www.bkkbn.co.id

Azwar (2003). Psikologis.http :///psikologianak.co.id

Budiarto, E. (2002). Biostatistik Untuk Kedokteran dan Kesehatan Masyarakat. Jakarta: EGC

Burhana, Fania (2012). Buku Pintar Miss V Cara Cerdas Merawat Organ Intim Wanita. Yogyakarta : Araksa

Cakmoki (2007). Keputihan : Ih Risih, http:///.www.scribd.com Diakses 7 april 2013

Dinkes R.I (2008). Profil Data

Kesehatan Indonesia.

http://www.depkes.go.id

Djuanda, Adhi (2010). Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Jakarta : FKUI

Donatila (2011). Hubungan Antara Menjaga Kebersihan Genitalia Eksterna dengan Kejadian Keputihan siswi SMA Negeri 4 semarang, Universitas Diponegoro Tahun 2011

Hoesdono, S (2010) Apa Itu Keputihan

(flour albus)

.http:///.www.ajihoesodo.com Diakses 7 April 2013

Indah (2009). Tanda-Tanda Keputihan.

www.///http.com Diakses tanggal 04 April 2013

Indrati (2004). Tanda-Tanda Keputihan. www:///http.com Diakses 04 April 2013

Manuaba (2004). Asuhan Keperawatan Penyakit Keputihan. www:///http.com

Diakses tanggal 04 April 2013

Meutina (2008).Masalah Keputihan pada Wanita. www:http.com Diakses 04 April 2013

Notoatmodjo, Soekidjo (2003). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka cipta

Notoatmodjo, S (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Nursalam, (2003). Konsep & Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Kesehatan, Jakarta : Salemba Medika

Octaviyanti, Dwiana (2006). Dapartemen Obteri dan Ginekologi FKUI / RSCN, Jakarta : http :///www.com Diakses tanggal 04 april 2013

(9)

Jurnal Keperawatan STIKes Tunaku Tambusai Riau Page 70 Setiadi (2007). Konsep & Penulisan

Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha ilmu

Shadine, M (2009). Penyakit Wanita. Jakarta : Keen book

Sugiono.(2008). Metode Penelitian Kualitatif Kuantitatif.Bandung : Alfa Beta

Referensi

Dokumen terkait

Pelatihan dan pendampingan pengembangan PBS cukup efektif, meskipun hasil kegiatan hanya sebatas berhasil membawa peserta membuat PBS yang konsisten dengan

Sistem Merencanakan Persediaan Admin Sistem Ph ase Mulai Memilih Nama Bahan Baku Mengecek Bahan Baku BahanBaku Menjumlahkan Permintaan per- periode Histori Permintaan Kombinasi

Data yang diperoleh dari hasil SEM – EDX dapat dianalisa baik secara kuantitatif maupun kualitatif, dari data yang diperoleh dapat diketahui jenis atau unsur-unsur

Pengertian agroindustri adalah perusahaan industri yang memproses hasil pertanian dari bahan nabati (yang berasal dari tanaman) atau hewani (yang dihasilkan oleh

Untuk mengetahui mekanisme dari penggunaan pasta gigi yang mengandung sodium lauryl sulfate 5% terhadap penurunan sensitivitas sensasi rasa pada lidah..

Berdasarkan tabel 5.3 didapat bahwa item kecepatan petugas dalam melayani, jarak dengan tempat pelayanan, kelengkapan fasilitas, ketersediaan waktu untuk bertanya,

Sesuai dengan pendapat Ferrari dkk (1995, h.88) menguraikan bahwa siswa yang melakukan prokrastinasi akademik dan tinggi rendahnya prokrastinasi akademik tidak dapat terlepas

Berdasarkan hasil penelitian yang berjudul “Analisis Pengaruh Bauran Pemasaran dan Manajemen Hubungan Pelanggan/CRM terhadap Loyalitas Konsumen PT Serafim Tours and Travel”