• Tidak ada hasil yang ditemukan

Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang Dilakukan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Chapter III VI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang Dilakukan Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan Chapter III VI"

Copied!
25
0
0

Teks penuh

(1)

KERANGKA PENELITIAN

3.1. Kerangka Penelitian

Kerangka konseptual penelitian ini memiliki tujuan untuk melihatedukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.

3.2. Defenisi Operasional

No Variabel Defenisi

Operasional Alat ukur

Hasil

infeksi adalah penambahan

pengetahuan dan kemampuan pasien yang dilakukan perawat dengan memberikan

pengajaran/informa si kepada pasien di rawat inap rindu A RSUP Adam Malik Medan tentang

Kuesioner 0= Tidak 1= Ya

Ordinal Edukasi pencegahan dan

pengendalian infeksi yang dilakukan perawat:

- Hand hygiene dan five moments for hand hygiene

- Penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan,

pelindung mata dan dan wajah -Keamanan injeksi

-Hygiene respiratory/ etika batuk

(2)

23 pengendalian

infeksi meliputi hand hygiene dan five moments for hand hygiene, penggunaan alat pelindung

diri:sarung tangan, pelindung mata dan

dan wajah, keamanan injeksi,

hygiene

(3)

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif yang bertujuan untuk mengidentifikasi edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan.

4.2. Populasi dan Sampel Penelitian 4.2.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah semua pasien yang dirawat inap di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Bila dihitung dari jumlah rata-rata kunjungan perbulan. Perhitungannya adalah sebagai berikut: jumlah pasien rawat inap selama periode bulan Januari sampai Desember 2016 sebanyak 35115 pasien. Jumlah rata-rata pasien rawat inap per bulan adalah: 35115 dibagi dua belas, sebanyak 2927 pasien.

4.2.2. Sampel

Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah nonprobability sampling dengan jenis pupposive sampling.

Besar sampel ditentukan dengan menggunakan rumus:

� = �

1 +� (�)2

Keterangan : n = besarsampel N = besarpopulasi

(4)

25 Besar sampel yang diambil berdasarkan rumus adalah sebagai berikut:

n = 2927

1 + 2927 (0,12)

n = 96,69 Dibulatkan menjadi 97.

Didapatkan jumlah sampel keseluruhan yang diambil adalah 97 orang.

Kriteriasampeldibedakanmenjadi 2 bagian, yaituinklusidaneksklusi.Karakteristikinklusiadalahkarakteristikumumsubjekpeneli

tiandarisuatupopulasi target yang terjangkau yang akanditeliti (Nursalam, 2003). Kriteriasampeluntukmengetahui edukasi adalahsebagaiberikut: pasiendalamkeadaan sadar, pasien dapat berkoordinasi dengan peneliti, minimal hari rawatan pasien ≥ 1 hari, pasientidakdalamperawatanintensif, tidakmengalamigangguanpendengaran dan fungsi bicara, padapasien dewasa,dan bersedia menjadi sampel penelitian.

4.3. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.3.1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Rumah sakit ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena rumah sakit ini sudah menetapkan standar PPI. Di rumah sakit ini juga belum pernah dilakukan penelitian mengenai edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan oleh perawat. Selain ini, rumah sakit ini merupakan rumah sakit pendidikan yang mudah di jangkau oleh peneliti.

(5)

Penelitian inidilakukan mulai dari tahap penyusunan proposal sampai pada pengumpulan data, yaitu dari bulan September 2016 sampai Mei 2017.

4.4. Pertimbangan Etik

Pengumpulan datadilakukan dengan memperhatikan aspek-aspek autonomy, confidentialy, dan beneficience (Polit & Back, 2012).

Autonomy yaitu pasien memiliki kebebasan menentukan pilihan dan bebas dari paksaan untuk berpartisipasi dalam penelitian. Peneliti akan menghormatikeputusan dari responden dengan memberikan informed consent untuk meminta persetujuan pasien yang terdiri dari penjelasan manfaat penelitian, penjelasan kemungkinan resiko dan ketidaknyamanan yang dapat ditimbulkan, penjelasan manfaat yang akan didapatkan, persetujuan pasien mengundurkan diri kapan saja dan jaminan anoimitas dan kerahasian.

Confidentiality yaitu peneliti menjelaskan kepada pasien bahwa identitas tidak akan ditampilkan untuk menjaga anonimitas dan kerahasian identitas pasien. Peneliti menggunakan koding (nomor responden) sebagai ganti identitas.

Beneficince yaitu penelitian yang dilakukan membawa manfaat yang besar khususnya bagi institusi yang di teliti. Hasil penelitian ini sangat bermanfaat bagi managemen rumah sakit, khususnya bagi komite PPI dalam peningkatan kinerjanya.

4.5. Instrumen Penelitian

(6)

27 pengendalian infeksi yang dilakukan perawat, maka peneliti menyusun sendiri instrumen penelitian ini dalam bentuk kuesioner berdasarkan dari tinjauan pustaka. Instrumen yang digunakan pada penelitian ini terdiri dari 2 bagian yaitu lembar data demografi dan kuesioner pencegahan dan pengendalian infeksi. 4.5.1. Lembar data demografi

Lembar data demografi terdiri dari: nomorpasien, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, dan suku.

4.5.2. Kuesioner

Kuesioner ini berisi pertanyaan tentang edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat. Alat ukur yang digunakan dalam kuesioner ini adalah berupa pernyataan yang menggunakan skala gutmend sebanyak 27 pernyataan. Keseluruh pernyataan dalam kuesioner ini merupakan pernyataan tertutup dengan pilihan jawaban Y (ya) dan T (tidak). Pernyataan dalam kuesioner ini terdiri dari pernyataan positif. Jawaban tidak diberi nilai 0 dan jawaban ya diberikan nilai 1. Maka nilai yang paling rendah adalah 0dan nilai paling tinggi adalah 27. Skala ukur yang digunakan dalam pengukuran variabel ini adalah skala guttmend yaitu membagi menjadi 2 pernyataan (tidak dilakukan dan dilakukan). Berdasarkan rumus statistik:

p =������������ �����������

(7)

Tidak dilakukan = 0-13 Dilakukan = 14-27

4.6. Uji Validitas dan Reliabilitas 4.6.1. Uji Validitas

Validitas digunakan untuk mengukur suatu instrumen yang seharusnya diukur (Polit & Beck, 2012). Content validity berkaitan dengan kemampuan suatu instrumen mengukur isi (konsep) yang harus diukur. Content validity diukur dengan menetapkan ahli untuk mengevaluasi instrument dan menentukan relevensi dan kesesuaian pernyataan. Content validity dilakukan oleh orang yang berkompeten dibidangnya dengan menguji setiap butir instrument pengumpulan data. Pada kuesioner ini peneliti melakukan uji validitas pada 1 orang dosen Fakultaas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yaitu Afrinayanti.W.Siregar, S.Kep.,Ns. Dan berdasarkan penghitungan content validity didapatkan nilai instrument tersebut 0,8.

4.6.2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas merupakan uji yang dilakukan untuk menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten bila dilakukan pengukuran dari waktu ke waktu.

(8)

29 dijadikan sebagai sampel penelitian. Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas isi yang diperoleh dengan cara menganalisa data dari satu kali pengetesan. Kuesioner edukasi pencegahan dan pengendalian infeksidiuji menggunakan Kuder-Richarson 21, karena skor dalam instrumen variabel penelitian ini merupakan rentang daridua nilai (skala gutmend). Pollit &Beck (2012) menyatakan bahwa kuesioner dikatakan reliabel bila nilai Cronbach Alpha lebih besar dari 0,70.

Hasil yang diperoleh dari uji reabilitas yaitu 0,9 dengan menggunakan KR-21. Sehingga, kuesioner ini dapat dikatakan layak untuk menjadi alat ukur penelitian edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi ini.

4.7. Prosedur Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini dilakukan dengan pengisian kuesioner oleh pasien. Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mendapat surat izin dari Institusi Pendidikan Ilmu Keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin dari lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan, yang berkoordinasi dengan Bidang Keperawatan dan Kepala Ruangan masing-masing ruang Rawat Inap. Dan kemudian peniliti memulai pengumpulan data dengan langsung bertemu pasien.

(9)

untuk menandatangani surat persetujuan menjadi sampel penelitian. Selanjutnya pasien mengisi kuesioner penelitian sampai batas waktu yang telah ditentukan, sebelumnya pasien maupun keluarga diberi waktu untuk bertanya apabila ada pernyataan yang kurang jelas. Setelah pasien selesai mengisi kuesioner maka peneliti memeriksa kembali kelengkapan jawaban kuesioner. Apabila ada data yang kurang pasien diminta untuk melengkapinya kembali. Setelah semua data terkumpul kemudian dilakukan analisis data.

4.8. Analisis Data

(10)

BAB 5

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bab ini akan menguraikan hasil serta pembahasan penelitian mengenai edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Haji Haji Adam Malik Medan. Hasil diperoleh dari pengumpulan data terhadap 97 orang pasien di Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan selama bulan Mei sampai Juni 2017.

5.1. Hasil

Sesuai dengan tujuan penelitian, maka data hasil penelitian ini menguraikan data pasien dan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan sesuai dengan materi edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang terdiri dari 27 pernyataan.

5.1.1. Karakteristik Pasien

(11)

Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Pasien yang di Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97) Data Demografi Frekuensi (f) Persentase (%) Kategori Usia

- 20-40 tahun 32 33,0

- 41-60 tahun 52 53,6

- > 60 tahun 13 13,4

Jenis Kelamin

- Laki-laki 39 40,2

- Perempuan 58 59,8

Pendidikan Terakhir

- Tidak Sekolah 6 6,2

- SD 26 26,8

- SMP 26 26,8

- SMA 30 30,9

- Sarjana 9 9,3

Suku

- Batak 52 53,6

- Melayu 8 8,2

- Jawa 26 26,8

- Lainnya 11 11,3

5.1.2. Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilakukan Perawat

Tindakan perawat dalam pemberian edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi dibagi menjadi 2 kategori yaitu tidak dilakukan dan dilakukan. Secara keseluruhan diperoleh data bahwa sebanyak 28,9% menyatakan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi tidak dilakukan. Namun terdapat 71,1% yang menyatakan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi dilakukan. Data tersebut dapat di lihat pada Tabel 5.2 dibawah ini.

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi Pencegahan dan Pengendalian Infeksi yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)

Pernyataan Edukasi Frekuensi (f) Persentase (%)

Tidak Dilakukan 28 28,9

(12)

33 Tabel 5.3 dibawah ini menunjukkan secara khusus setiap bagian pernyataan edukasi hand hygiene dan five moment for hand hygine yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Pernyataan sesuai dengan materi edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu tentang hand hygiene dan five moments for hand hygiene dengan membagi menjadi 2 kategori tidak dan ya.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi hand hygiene dan five moment for hand hygiene yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)

No Pernyataan Edukasi

Jawaban

Pernyataan Total f (%) a. Perawat menjelaskan pentingnya melakukan

kebersihan tangan dengan 6 langkah.

21 b. Perawat menjelaskan cara melakukan

kebersihan tangan dengan 6 langkah.

25 c. Perawat menjelaskan jika tangan tidak terlihat

kotor maka harus dibersihkan dengan cairan berbasis alkohol. d. Perawat menjelaskan jika tangan perawat

terlihat kotor maka harus dibersihkan dengan sabun dan air mengalir.

15 e. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melakukan kebersihan tangan sebelum bersentuhan dengan saya.

30 f. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melakukan kebersihan tangan saat akan melakukan tindakan perawatan.

28 g. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melakukan kebersihan tangan setelah menyentuh cairan tubuh saya seperti muntahan, dahak, darah, dan urine saya.

34 h. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melakukan kebersihan tangan setelah bersentuhan dengan saya.

47 i. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

(13)

menyentuh peralatan disekitar saya.

j. Perawat menjelaskan pengunjung harus melakukan kebersihan tangan sebelum mengunjungi saya. k. Perawat menjelaskan pengunjung harus

melakukan kebersihan tangan setelah mengunjungi saya. Tabel 5.4 dibawah ini menunjukkan secara khusus setiap bagian pernyataan edukasi hygiene respiratory/etika batuk yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Pernyataan sesuai dengan materi edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu tentang hygiene respiratory/etika batukdengan membagi menjadi 2 kategori tidak dan ya. Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi hygiene respiratory/etika

batuk yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)

No Pernyataan Edukasi

Jawaban

pernyataan Total (%) Tidak

f (%)

Ya f (%) 1. Hygiene respiratory/etika batuk. 37

(38.1)

60 (61,9)

97 (100) a. Perawat menjelaskan agar saya menggunakan

tissue ketika batuk/bersin.

37 b. Perawat menjelaskan agar saya menggunakan

sapu tangan ketika batuk/bersin.

38 c. Perawat menjelasakan agar saya menggunakan

lengan baju bagian dalam untuk menutup mulut ketika batuk/bersin. d. Perawat menjelaskan agar saya membuang

tissue ke tempat sampah bewarna kuning.

1 e. Perawat menjelaskan agar saya membuang

dahak pada wadah tertutup.

15 f. Perawat menjelaskan agar saya melakukan

kebersihan tangan setelah batuk/bersin.

54 g. Perawat menjelaskan agar saya tidak

menyentuh hidung, mata, dan mulut setelah bersin. h. Perawat menjelaskan agar saya menggunakan

(14)

35 TB aktif ketika pengunjung datang untuk

mencegah penularan.

Tabel 5.5 Dibawah ini menunjukkan secara khusus setiap bagian pernyataan edukasi penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan, pelindung mata, dan pelindung wajah yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Pernyataan sesuai dengan materi edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yaitu tentang penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan, pelindung mata, dan pelindung wajah dengan membagi menjadi 2 kategori tidak dan ya.

Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan, pelindung mata, dan pelindung wajah yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)

No. Pernyataan Edukasi

Jawaban

Pernyataan Total (%) Tidak

f (%)

Ya f (%) 1. Penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan,

pelindung mata, dan pelindung wajah.

47 a. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan perawatan yang beresiko terkena cairan tubuh pasien.

2 b. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melepaskan sarung tangan sebelum melakukan perawatan kepada pasien yang lain.

36 c. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

melakukan kebersihan tangan sebelum menggunakan alat pelindung diri seperti sarung tangan, pelindung mata, dan masker.

50 d. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

menggunakan pelindung mata pada prosedur yang memungkinkan menimbulkan percikan darah atau cairan tubuh lainnya.

55 e. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

menggunakan masker untuk menahan percikan darah atau cairan lainnya masuk ke hidung dan

(15)

mulut.

f. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus melakukan kebersihan tangan setelah melepaskan alat pelindung diri seperti sarung tangan, pelindung mata, dan masker.

54

Tabel 5.6 Dibawah ini menunjukkan secara khusus setiap bagian pernyataan edukasi keamanan injeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Pernyataan sesuai dengan materi edukasi keamanan injeksi dengan membagi menjadi 2 kategori tidak dan ya. Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi keamanan injeksi yang

dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)

No Pernyataan Edukasi

Tindakan a. Perawat menjelaskan bahwa perawat tidak

boleh menggunakan jarum suntik yang sama pada pasien yang berbeda.

31 b. Perawat menjelaskan bahwa perawat harus

mempersiapkan obat di tempat yang bersih.

29

5.2. Pembahasan

(16)

37 Perawat memberikan informasi dan keterampilan yang dapat mengubah perilaku pasien menjadi lebih sehat (Potter & Perry, 2009).

Berdasarkan hasil penelitian diperoleh bahwa pasien menyatakan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan sudah dilakukan sebanyak 71,1%. Hal ini sejalan dengan salah satu program Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan. Program tersebut adalah melaksanakan pencegahan dan pengendalian infeksi untuk meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit yang berfokus pada keselamatan pasien, petugas dan kesehatan lingkungan. Hal ini ditujukan agar tidak terjadi transmisi infeksi di rumah sakit. Edukasi yang dilakukan diharapkan dapat mengurangi transmisi kuman baik selama prosedur invasive maupun transmisi melalui udara atau droplet.

Salah satu usaha yang dilakukan perawat dalam pencegahan dan pengendalian infeksi tersebut adalah dengan melakukan edukasi pasien dan keluarga selama menjalani rawatan. Hal yang di edukasi perawat tentang pencegahan dan pengendalian infeksi diantaranya hand hygiene dan five moments for hand hygiene, penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan, pelindung mata, dan wajah, keamanan injeksi hygiene respiratory/etika batuk.

(17)

mengunjungi pasien diharapkan dapat mencegah transmisi kuman yang dibawa pengunjung dari luar ke pasien. Sebaliknya, pengunjung mencuci tangan sesudah mengunjungi pasien diharapkan mencegah pengunjung membawa kuman dari rumah sakit keluar rumah sakit. Mencuci tangan setelah berkunjung juga mencegah pengunjung tertular kuman infeksi selama berkunjung di rumah sakit. Pasien juga menyatakan perawat juga sering mengingatkan untuk membersihkan tangan menggunakan cairan berbasis alkohol ketika tangan tidak terlihat kotor. Mencuci tangan dengan menggunakan cairan berbasis alkohol diharapkan cukup efisien yaitu mudah dilakukan dan dapat meminimalisasi kuman dengna mudah.

(18)

39 Perawat juga menggunakan alat pelindung diri yang cukup ketika melakukan perawatan. Penggunaan alat pelindung diri tersebut diharapkan dapat membantu perawat terhindar dari infeksi kuman penyakit selama melakukan perawatan terhadap pasien. Pasien menyatakan perawat menjelaskan bahwa perawat harus menggunakan sarung tangan sebelum melakukan tindakan perawatan yang beresiko terkena cairan tubuh pasien. Penggunakan sarung tangan akan membantu perawat terhindar dari tertularnya infeksi baik melalui cairan tubuh ataupun kulit. Selama melakukan rawatan terhadap pasien akan memungkinkan perawat bersentuhan dengan pasien. Perawat juga menjelaskan bahwa perawat harus menggunakan masker untuk menahan percikan darah atau cairan lainnya masuk ke hidung dan mulut. Melakukan rawatan terhadap pasien juga memungkinkan perawat akan terkena percikan baik droplet melalui batuk atau bersin ataupun percikan darah atau cairan tubuh lainnya selama rawatan. Selain untuk melindungi perawat dari paparan penyebaran infeksi juga melindungi pasien dan keluarga dari kuman infeksi yang di bawa oleh perawat.

(19)

pemberian obat injeksi juga disiapkan ditempat yang bersih. Hal ini dibutuhkan untuk mencegah adanya kuman infeksi yang akan ikut dalam penyuntikan obat terhadap pasien. Selain itu, menyipkan obat ditempat yang bersih akan mencegah kontaminasi kuman infeksi terhadap obat yang akan diberiakan kepada pasien.

Hasil penelitian ini pun sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Puspitasari (2012) tentang gambaran cuci tangan perawat selama pelaksaan tindakan keperawatan di ruang Ra, Rb, CVCU, dan ICU RSUP Haji Adam Malik Medan. Berdasarkan hasil penelitian tersebut dari 79 perawat gambaran tindakan cuci tangan sudah baik. Selain itu penelitian yang dilakukan Fauzia (2014) tentang kepatuhan standar prosedur operasional hand hygiene pada perawat di ruang rawat inap rumah sakit sudah sesuai secara keseluruhan.

Hasil penelitian juga memperoleh perawat yang melakukan hand hygiene sebelum tindakan perawatan pasien dan sesudah tindakan perawatan pasien menyatakan perawat melakukannya. Hasil ini sejalan dengan penelitian Ramadhan (2016) tentang hubungan pengawasan kepala ruangan terhadap tindakan mencuci tangan di rumah sakit Mitra Sejati Medan dengan jumlah perawat sebanyak 33 orang. Diperoleh perawat melaksanakan tindakan cuci tangan sebelum tindakan sebanyak 60,6% dan melaksanakan tindakan cuci tangan sesudah tindakan sebanyak 51,5%.

(20)

41 Hal tersebut membuktikan bahwa edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi tidak didapatkan oleh pasien dan keluarga.

Edukasi hand hygiene dan five moment for hand hygiene terutama tentang penjelasan bahwa perawat harus melakukan kebersihan tangan setelah menyentuh peralatan disekitar pasien kurang diedukasi perawat. Hal tersebut dimungkinkan karena prosedur hand hygiene dilakukan perawat setelah keluar dari ruangan pasien tanpa memberikan penjelasan akan mencuci tangan setelah keluar. Mencuci tangan setelah bersentuhan dengan pasien merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari five moment for hand hygiene. Tidak hanya perawat yang perlu mengetahui hal tersebut. Pasien perlu mendapatkan pemberitahuan tersebut agar merasa aman bahwa dirinya ataupun orang lain tidak akan saling menularkan kuman infeksi melalui tangna perawat selama melakukan rawatan.

(21)

pelindung diprosedur perwatan memungkinkan perawat tidak melakukan penjelasan terkait hal tersebut.

Berdasarkan hasil tersebut edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat belumlah optimal. Perlu adanya pemerataan pemberian edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi di rumah sakit khususnya ruang rawat inap. Perawat diharapkan memberikan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi setiap saat menerima pasien baru di rawat inap. Hal ini akan membantu terjangkaunya edukasi tersebut kesemua pasien. setiap pasien dapat dipastikan menerima edukasi tersebut jika ditetapkan setiap pasien baru masuk wajib menerima edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi. Hal ini dapat diterapkan jika rumah sakit bersangkutan menetapkan peraturan tersebut menjadi prosedur yang wajib dilakukan perawat. Hal tersebut akan memastikan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi diberikan secara optimal pada pasien maupun keluarga pasien.

(22)

43 Hal yang memungkinkan menyebabkan pasien dan keluarga menyatakan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat tidak dilakukan juga dimungkinkan karena diperolehnya usia pasien >60 tahun. Pada usia tersebut kemampuan pasien dalam menerima pembelajaran menurun. Hal tersebut dapat disebabkan karena penurunan fungsi tubuh. Sehingga tidak semua yang diedukasi oleh perawat dapat dipahami dan diingat oleh pasien.

Berdasarkan hasil penelitian juga diperoleh bahwa terdapat pasien yang tidak sekolah. Tidak adanya latar belakang pendidikan memungkinkan pemberian edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi terhambat. Dikarenakan pasien akan kesulitan untuk memahami hal yang diedukasi oleh perawat dan didudukung dengan tidak adanya keluarga yang menjaga pasien. Pelaksanaan untuk pencegahan dan pengendalian infeksi maka akan menurun.

Edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi dalam prosedur perawatan pasien sangatlah penting. Edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi dapat memberikan keuntungan bagi pasien dan keluarga, yaitu dapat mencegah pasien mendapatkan penyakit tambahan selama dirumah sakit. Selain itu, edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi juga dapat mecegah tambahan hari rawatan karena bertambahnya penyakit yang disebabkan infeksi yang didapatkan dirumah sakit. Hal tersebut juga memberikan dampak pada perawat, yaitu perawat akan dapat mengurangi beban kerjanya dengan berkurangnya jumlah pasien yang keluar rumah sakit dalam keadaan sudah sehat.

(23)
(24)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Hasil penelitian tentan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam Malik Medan di dapatkan bahwa perawat melakukan perannya dalam memberikan edukasi. Hal ini ditunjukkan dengan sebanyak 71,1% pasien menyatakan perawat telah memberikan pasien dan keluarga edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi.

Namun tidak sedikit pasien yang menyatakan perawat tidak melakukan perannya sebagai pemberi edukasi. Hal ini ditunjukkan dengan 28,9% pasien menyatakan bahwa perawat tidak melakukan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi. Hasil penelitian ini didapatkan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi telah dilakukan perawat, namun angka pasien yang menyatakan bahwa edukasi tersebut masih belum dilakukan perawat masih cukup tinggi. Perlu di tingkatkan edukasi tersebut, sehingga mengurangi angka infeksi nosokomial di rumah sakit.

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Pelayan Kesehatan

Seluruh perawat saat menerima pasien baru masuk harus melakukan edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi.

6.2.2. Bagi Pendidikan

(25)

keperawatan. Sehingga ketika langsung berhadapan dengan pasien pencegahan da npengendalian infeksi sudah merupakan hal yang biasa bagi mahasiswa keperawatan. Sehingga pencegahan dan pengendalian infeksi di pelayanan kesehatan dapat optimal.

6.2.3. Bagi Penelitian Selanjutnya

Penelitianinihanyamenggambarkan edukasi pencegahan dan pengendalian

infeksi yang di lakukan perawat di ruang rawat inap Rumah Sakit Umum Haji Adam

Malik Medan. Olehkarenaitu,

untukpenelitianselanjutnyadiharapkanuntukmenelitihubunganpengetahuandansikappa

siententang edukasi pencegahan dan pengendalian infeksi yang dilakukan perawat.

Gambar

Tabel 5.1  Distribusi Frekuensi dan Persentase Karakteristik Pasien yang di
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi hand hygiene dan five moment for hand hygiene yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)
Tabel 5.4 dibawah ini menunjukkan secara khusus setiap bagian
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi dan Persentase Edukasi penggunaan alat pelindung diri: sarung tangan, pelindung mata, dan pelindung wajah yang dilakukan Perawat di ruang Rawat Inap RSUP Haji Adam Malik Medan Juni 2017 (n=97)
+2

Referensi

Dokumen terkait

[r]

Pers sendiri sebagai agen perubahan sosial dan pilar keempat demokrasi berarti tidak sekedar media kosong yang dapat diisi oleh siapa saja (terlebih hanya pada

Sedangkan Depdiknas merumuskan pengertian MBS sebagai model manajemen yang memberikan otonomi yang lebih besar kepada sekolah dan mendorong pengambilan keputusan

PT LIPPO CIKARANG TBK I INDONESIA Orange County Business District.. PT LIPPO CIKARANG TBK

Manajemen Peningkatan Mutu Berbasis Sekolah yang dikeluarkan oleh Direktorat Pendidikan Menegah Umum, diungkapkan beberapa indikator yang menjadi karakteristik

Analisis kinerja ekonomi dan kesejahteraan masyarakat kabupaten muara enim (induk) dengan kota prabumulih (baru) Skripsi Ekonomi Pembangunan Fakultas Ekonomi

Hasil penelitian menunjukkan upaya yang dilakukan oleh IKIP PGRI Semarang untuk menerapkan pendidikan karakter melalui terpaan kampanye sosial dan role model

[r]