• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware (Studi Pada Konsumen Outlet Tupperware di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia) Chapter III V

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware (Studi Pada Konsumen Outlet Tupperware di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia) Chapter III V"

Copied!
44
0
0

Teks penuh

(1)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian asosiatif. Penelitian dalam permasalahan asosiatif adalah penelitian yang berupaya untuk mengkaji bagaimana suatu variabel memiliki keterkaitan atau berhubungan dengan variabel lain, atau apakah suatu variabel dipengaruhi oleh variabel lainnya. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif, yaitu pendekatan yang di dalam usulan penelitian, proses, hipotesis, analisis data dan kesimpulan data sampai dengan penulisannya menggunakan aspek pengukuran, rumus dan kepastian data numerik (Juliandi, 2013:14).

3.2 Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia. Waktu penelitian dari bulan 24 Januari hingga 09 Maret 2017.

3.3 Populasi dan Sampel 3.3.1 Populasi

(2)

3.3.2 Sampel

Menurut Sugiyono (2014:149) sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Populasi dalam penelitian ini tidak diketahui jumlah keseluruhannya secara pasti maka penentuan jumlah sampel ditentukan dengan menggunakan rumus interval penaksiran sebagai berikut:

n

=

( )

2( )( )

2

n

=

1,96

2(0,5)(0,5)

(0,1)2

n=96,04 Keterangan:

n : jumlah sampel

Z α : nilai standar normal yang besarnya tergantung α

P : estimator proporsi populasi q : 1 – p

d : penyimpangan yang ditolerir

Berdasarkan perhitungan diatas, maka banyaknya sampel dalam penelitian ini adalah 96,04 yang dibulatkan menjadi 96 orang.

3.3.3 Teknik Pengambilan Sampel

Dalam penelitian ini teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah Non Probability Sampling dengan teknik Purposive Sampling. Adapun Kriteria Sampel dalam penelitian ini yaitu:

(3)

2. Konsumen yang pernah membeli produk Tupperwarelebih dari satu kali karena terpengaruh promosi Personal Selling dari penjual.

3.4 Hipotesis

Menurut Sugiyono (2014:64) hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, di mana rumusan masalah telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pertanyaan. Dengan demikian hipotesis dapat dinyatakan sebagai jawaban teoritis terhadap rumusan masalah penelitian, belum jawaban yang empirik.

Berdasarkan rumusan masalah dapat ditarik kesimpulan atau jawaban sementara pada penelitian ini, yaitu:

1) Ha:terdapat pengaruh antara Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware.

2) H0:tidak terdapat pengaruh antara Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Produk Tupperware.

3.5 Definisi Konsep

Konsep adalah ide abstrak yang digunakan dalam menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan kelompok atau individu yang menjadi pusat perhatian yang pada umumnya dinyatakan dalam suatu istilah atau rangkaian kata. Untuk mendapatkan masalah yang jelas dari setiap konsep maka penulis mengemukakan definisi konsep penelitian yaitu:

(4)

b. Keputusan Pembelian

Keputusan selalu mensyaratkan pilihan diantara perilaku yang berbeda. Adapun inti dari pengambilan keputusan konsumen adalah proses pengintegrasian yang menkombinasikan pengetahuan untuk mengevaluasi dua atau lebih perilaku alternatif dan memilih salah satu diantaranya (Kotler dan Amstrong 2008: 224).

3.6 Definisi Operasional

Definisi operasional merupakan penjabaran akan definisi variabel dan indikator pada penelitian. Definisi operasional merupakan uraian dari konsep yang sudah dirumuskan dalam bentuk-bentuk indikator untuk menguji suatu variabel. Berikut ini adalah penjabaran variabel beserta indikatornya dalam penelitian ini dalam tabel 3.1 berikut.

Tabel 3.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Indikator Skala

Personal Selling

(X)

komunikasi langsung antara penjual dan calon konsumen untuk

2. Pra Pendekatan 3. Presentasi

4. Mengatasi Keberatan 5. Penutupan

6. Tindak lanjut dan Pemeliharaan

1. Pengenalan kebutuhan 2. Pencarian Informasi 3. Informasi Alternatif 4. Keputusan Pembelian 5. Perilaku Pasca Pembelian

Likert

(5)

3.7 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengambilan data digunakan untuk memperoleh data dan informasi yang dapat mendukung penelitian ini sebagai berikut:

1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). Pengumpulan data primer dilakukan dengan cara berikut: Kuesioner, yaitu pertanyaan/pernyataan yang disusun peneliti untuk mengetahui pendapat/persepsi responden penelitian tentang variabel yang diteliti.Bentuk angket yang digunakan secara tertutupakan diberikan kepada Konsumen Tupperware di jalan Ampera 1 Medan Helvetia.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupakan sumber data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara atau data yang diperoleh dari pihak lain. Teknik pengumpulan data sekunder dilakukan sebagai berikut:

Studi Kepustakaan, yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari buku-buku, karya ilmiah, serta pendapat para ahli yang relevan dengan permasalahan Personal Selling terhadap keputusan pembelian.

3.8 Skala Pengukuran Variabel

(6)

jawaban yang tersedia, kemudian masing-masing jawaban diberi skor tertentu. Total skor inilah yang akan ditafsir sebagai posisi responden dalam skala likert. Kriteria pengukuran untuk variabel terdapat pada tabel 3.2 berikut.

Tabel 3.2

Instrumen Skala Likert

No. Skala Skor

1 Sangat Setuju (SS) 5

2 Setuju (S) 4

3 Netral (N) 3

4 Tidak Setuju (TS) 2

5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1 Sumber: Sugiyono (2012)

Dengan menggunakan skala likert, maka variabel dalam penelitian ini dijabarkan menjadi indikator – indikator yang dapat diukur.Indikator yang terukur tersebut dapat dijadikan tolak ukur dalam pembuatan pertanyaan dan pernyataan yang perlu dijawab oleh responden.

3.9 Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden terkumpul. Menurut Sugiyono (2008:206) kegiatan dalam analisis data adalah mengelompokkan data berdasarkan variabel dan jenis responden, mentabulasi data berdasarkan variabell dari seluruh responden, menyajikan data tiap variabel yang diteliti, melakukan perhitungan untuk menguji hipotesis yang telah diajukan.

(7)

3.9.1 Uji Instrumen 3.9.1.1 Uji Validitas

Menurut Juliandi (2013:79) uji validitas yakni dengan cara menguji sejauh mana ketepatan atau kebenaran suatu instrument sebagai alat ukur variabel penelitian. Pengujian validitas dalam penelitian ini menggunakan bantuan program statistik. Kriteria pengambilan keputusan dalam pengujian validitas data instrumen adalah sebagai berikut:

a.Jika ℎ� ��> , maka pernyataan dinyatakan valid. b.Jika ℎ� ��< , maka pernyataan dinyatakan tidak valid.

3.9.1.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah tingkat konsistensi dan stabilitas data atau temuan (Sugiyono 2013:456). Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu. SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik Cronbach Alpha (α). Suatu variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai (α)

0,60. Kriteria pengujian reliabilitas :

a. Jika nilai koefisien reliabilitas > 0,6 maka instrumen yang diuji adalah reliabel. b. Jika nilai koefisien reliabilitas < 0,6 maka instrumen yang diuji adalah tidak reliabel.

3.9.2Uji Regresi Linear Sederhana

(8)

variabel tak bebas (dependent). Regresi linear sederhana hanya digunakan untuk satu variabel dan satu variabel tak bebas.

Y = α +bx

Dimana:

Y = Variabel tak bebas x = Variabel bebas α dan b = konstanta

a = Σ ΣX2 − ΣX (ΣXY)

nΣX2− ΣX 2

b= nΣXY− ΣX − ΣX (ΣY)

nΣX2− ΣX 2

3.9.3 Pengujian Hipotesis

Menurut Juliandi (2013:197) pengujian hipotesis data adalah yang paling penting karena berperan untuk menjawab rumusan masalah penelitian dan membuktikan hipotesis penelitian. Suatu perhitungan variabel disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana H0 ditolak). Namun sebaliknya, disebut tidak signifikan apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah dimana H0 diterima. Uji hipotesis yang dilakukan adalah sebagai berikut:

1.Uji Signifikansi Parsial (Uji T)

(9)

a. H0 : 1 = 0, artinya variabel bebas tidak berpengaruh terhadap variabel terikat.

b. H1: : 1 ≠ 0, artinya variabel bebas berpengaruh terhadap variabel terikat. Kriteria penerimaan/penolakan hipotesis dengan tingkat signifikansi (�) = 0,05 ditentukan sebagai berikut:

Uji T pada tingkat signifikansinya yaitu:

a. Jika tingkat signifikansi > 0,05 maka H0 diterima atau Ha ditolak. b.Jika tingkat signifikansi < 0,05 maka H0 ditolak atau Ha diterima. 2. Koefisien Determinasi (R2)

(10)

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Gambaran Umum Perusahaan 4.1.1 Profil dan Sejarah Perusahaan

Tupperware Corporation yang berpusat di Orlando Amerika Serikat adalah perusahaan multinasional yang memproduksi serta memasarkan produk plastik berkualitas untuk keperluan rumah tangga. Dengan sistem penjualan langsung (direct selling), Tupperware berkembang dan berada di lebih dari 100 negara. Di banyak Negara, di antara perusahaan direct selling lain Tupperware berhasil menempati ranking atas. Berkat penemuannya yang gemilang tahun 1937 di Amerika dan dikembangkan tahun 1946, Earl Tupper melahirkan berbagai produk innovatif bermerek Tupperware. Kehadirannya mempermudah dan memperindah kehidupan para ibu rumah tangga di Amerika. Home party Tupperware yang dikenal sebagai Tupperware Party adalah cara penjualan yang unik, informatif dan menghibur. Cara ini pertama kali diperkenalkan oleh Brownie Wise. Kejeliannya memanfaatkan teknologi membuat Tupperware tanggap dengan berbagai perubahan yang terjadi di masyarakat. Diperkirakan hampir setiap 2,3 detik diselenggarakan Tupperware Party di salah satu sudut dunia.

Tupperware selalu melahirkan produk baru berkualitas yang innovatif, berdesain unik dengan warna warni yang khas, trendy dan menarik. Bahan yang digunakanpun berkualitas terbaik, aman bagi kesehatan serta ramah lingkungan bahkan telah memenuhi ketentuan FDA, EFSA dan FS.

(11)

Sesuai dengan komitmennya dalam memberi kepuasan maksimal kepada semua pencinta dan penggunanya, Tupperware memberikan garansi seumur hidup (sesuai pemakaian normal).

Secara resmi Tupperware dipasarkan di Indonesia tahun 1991. PT. Alif Rose di Jakarta merupakan distributor resmi pertama Tupperware, dan kini sudah lebih dari 74 distributor resmi yang tersebar di berbagai kota besar di seluruh Indonesia. Didukung lebih dari 190.000 tenaga penjual independen, produk Tupperware berhasil menembus berbagai kalangan. Pelatihan dan bimbingan yang diberikan merupakan bekal untuk menjadi tenaga penjual yang tangguh. Meski terdiri dari berbagai latar belakang ekonomi dan pendidikan, namun ada satu persamaannya yaitu bisa menyisihkan waktu untuk keluarga, sekaligus memiliki karir dan penghasilan yang sangat memuaskan.

4.1.2 Visi dan Misi Perusahaan Tupperware

Visi :

Menjadi satu-satunya perusahaan direct selling di Indonesia yang memberikan kesempatan perubahan hidup terbaik bagi wanita Indonesia dan keluarganya Misi :

Merubah hidup lebih banyak orang menjadi lebih baik. 4.1.3 Logo Tupperware

Gambar 4.1 Logo Tupperware

(12)

4.1.4 Simbol Tupperware

Pada wadah Tupperware dapat ditemukan simbol Pictograms pada gambar 4.2 yang memiliki arti:

Sumber: www.tupperware.co.id2017

4.1.5 Struktur dan Manajemen Tupperware Indonesia

Struktur organisasi yang ada pada Tupperware Indonesia dan uraian singkat mengenai tugas dan tanggung jawab yang merupakan wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian. Tugas dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut:

1. Presiden Direktur sebagai pimpinan tertinggi perusahaan dan bertanggung jawab terhadap keseluruhan aktivitas perusahaan.

2. Wakil Presiden Direktur sebagai wakil tertinggi perusahaan bertanggung jawab membantu seluruh aktivitas atasan.

(13)

3. Divisi Sales dan Distribution yang mengorganisir serta bertanggung jawab terhadap perencanaan pemasaran produksi perusahaan dan penyaluran produk ke seluruh wilayah Indonesia.

4. Divisi Marketing yang mengorganisir serta bertanggung jawab terhadap perencanaan penjulan hasil produksi perusahaan untuk jangka pendek, sedang, dan menengah.

5. Divisi Marketing Public Relations mempunyai tugas merencanakan, mengkoordinasikan dan mengendalikan pemasaran dan kegiatan-kegiatan humas mengembangkan citra positif perusahaan bagi masyarakat serta menjalin komunikasi internal dan eksternal perusahaan.

6. Divisi Finance mempunyai tugas dan tanggung jawab dalam mengatur segala keuangan perusahaan.

4.1.6 Jenjang Karir di Tupperware

Salah satu keuntungan menjadi member Tupperware adalah Karir, antara lain sebagai berikut;

1. Consultant 2. Team Captain 3. Unit Manager 4. Grup manager

(14)

Gambar 4.3

Jenjang Karir Di Tupperware

Sumber : www.Tupperware.co.id 2017

Keuntungan Bisnis Tupperware sebagai berikut: a.Peluang bisnis yang waktu kerjanya fleksibel

b.Pelatihan supaya anda semakin maju dan percaya diri c.Hadiah dan penghargaan atas hasil kerja yang bagus

d.Peluang untuk menolong orang lain dan menjadi inspirasi bagi orang lain untuk maju

e.Jenjang karir berbagai level karir.

(15)

4.1.7 Training and Event

4.1.7.1 Training

Tupperware mengadakan berbagai training untuk para sales forced engan berbagai macam training. diantaranya :

1. NCOP (New Consultan Orientation Program) untuk Sales force baru.

2. Unit Meeting, sharing sesama anggota unit untuk mengembangkan bisnis dan pengenalan produk baru dan/atau activity gift.

3. Assembly, meeting yang diadakan oleh Distributor, untuk sharing tentang informasi terbaru, demo dan pengenalan produk, pengumuman event-event, evaluasi, game, pemberian reward bagi sales force.

4. EMPC, training motivasi lanjutan oleh trainer dan motivator kelas nasional. 5. MLP, training pengembangan potensi, leadership, public speaking, sangat

bermanfaat untuk pengembangan kepribadian dan interaksi sosial.

6. TBS (Tupperware Business School), training motivasi dan strategi pengembangan bisnis oleh trainer dari Tuperware Indonesia, dan diadakan di tempat yang prestisius.

4.1.7.2 Event

Adapun berbagai macam pelatihan yang diberikan kepada sales forcesdiantaranya:

1) WTC, Winning Team Celebration untuk Dealer 2) ASC, All Star Celebration untuk Dealer

3) MC, Manager Conference untuk Manager

4) EMC, Executive Manager Conference untuk Manager

(16)

4.2 Penyajian Data

Setelah dilakukan penelitian dan pengumpulan data di lapangan melalui penyebaran kuesioner maka diperoleh data dari responden mengenai Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware Studi Kasus Di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia. Adapun penyajian data terbagi menjadi dua, yaitu pertama berisikan deskripsi data identitas responden dengan tujuan mengetahui spesifikasi yang dimiliki oleh responden. Kemudian yang kaedua, berisikan deskripsi data variabel penelitian yang bertujuan untuk menjawab masalah penelitian.

4.2.1 Deskripsi Data Identitas Responden

Kuesioner telah disebarkan kepada 96 orang responden terpilih yang mengetahui mengenai pengaruh Pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware Studi Kasus Di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia.

1. Jenis Kelamin

Berikut ini adalah data mengenai mayoritas jenis kelamin yang menjadi responden dalam penelitian ini :

Tabel 4.1 Jenis Kelamin

Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2017)

Dari tabel 4.1 dapat diketahui bahwa mayoritas responden pada penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 100 %. Dari hasil analisa peneliti menyimpulkan bahwa hal ini terjadi karena perempuan lebih responsif terhadap memilih produk yang berkualitas dan menyukai inovasi produk Tupperware.

No. Jenis Kelamin Frekuensi Persentase %

1 Perempuan 96 100 %

(17)

Selain itu responden perempuan umumnya membeli produk Tupperware untuk berbagai keperluan keluarga seperti tempat menyimpan bekal makanan, tempat kue, botol air minum dan lain sebagainya. Perempuan bisa memilih sesuai harga dan kebutuhan yang diperlukannya pada penjual Tupperware.

2. Usia

Tabel 4.2 Usia

No. Usia Frekuensi Persentase

1 21 – 25 tahun 37 37 %

2 26 – 30 Tahun 35 35%

3 31 – 35 Tahun 30 30%

4 36 – 40 Tahun 24 24 %

Jumlah 96 100%

Sumber : Data diolah oleh Peneliti (2017)

(18)

3. Pekerjaan

Tabel 4.3 Pekerjaan

No. Pekerjaan Frekuensi Persentase

1 Ibu Rumah tangga 66 66 %

2 Guru 20 20 %

3 Mahasiswa 10 10 %

Jumlah 96 100 %

Sumber: Data diolah oleh Peneliti (2017)

Pada tabel 4.3 maka dapat diketahui bahwa responden yang paling banyak membeli Tupperware mayoritas ibu rumah tangga sebanyak 66 orang responden. Hal ini terjadi karena Personal Selling yang dilakukan penjual dengan melakukan pendekatan cicilan dan komunikasi yang baik dalam mempengaruhi ibu rumah tangga untuk membeli Tupperware.

4.2.2 Analisis Deskripsi Variabel Penelitian.

Analisis deskripsi ini merupakan analisa terhadap variabel Personal Selling dan Keputusan Pembelian dimana untuk melakukan analisa akan dilakukan berdasarkan dari hasil pernyataan responden pada masing-masing pertanyaan di setiap variabel. Menurut Hussein Umar (1996), analisa dilakukan dengan menggunakan nilai indeks yaitu dengan menentukan nilai besarnya kelas sebagai berikut :

Nilai maksimum : 5 Nilai minimum : 1

Rentang skala : 5 =0.8

5−1

Kategori :

(19)

2. 1.81 – 2.60 = rendah/buruk 3. 2.61 – 3.40 = sedang/cukup 4. 3.41 –4.20 = baik/tinggi

5. 4.21–5.00 = sangat baik/sangat tinggi

4.2.3 Analisis Deskripsi Variabel Personal Selling

Analisa deskripsi terhadap variabel Personal Selling akan dilakukan dari hasil pernyataan responden mengenai Personal Selling, dimana nilai rata-rata hasil pernyataan responden dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.4

Analisis Deskripsi Variabel (X) N

o.

Uraian Jawaban Responden

S

(20)

Tabel 4.4

Analisis Deskripsi Variabel (X)

N

o.

Uraian Jawaban Responden

S batas tenggang waktu

pembayaran jika konsumen berniat membeli Tupperware

(21)

Tabel 4.4

Analisis Deskripsi Variabel (X) N

o.

Uraian Jawaban Responden

S

(22)

Tabel 4.4

Analisis Deskripsi Variabel (X)

Sumber: Hasil Penelitian diolah oleh Peneliti (2017)

1. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Penjual memperkenalkan diri kepada konsumen „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 42 %, setuju sebanyak 46 %, netral sebanyak 11 %, dan tidak setuju No

.

Uraian Jawaban Responden

(23)

1 %. Dan bobot nilai 4,28 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

2. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Penjual mencari informasi mengenai calon konsumen Tupperware „‟. Menunjukkan bahwa menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 47 %, setuju sebanyak 42 %, netral sebanyak 7 %, dan tidak setuju 4 %. Dan bobot nilai 4,31 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi. 3. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Penjual memberikan informasi

mengenai produk Tupperware„‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 43 %, setuju sebanyak 54 %, serta netral sebanyak 3 %. Dan bobot nilai 4,40 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

4. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Penjual menyampaikan informasi produk terbaru Tupperware„‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 33 %, setuju sebanyak 61 %, serta netral sebanyak 6 %. Dan bobot nilai 4,27 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

5. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Penjual memberikan batas tenggang waktu pembayaran jika konsumen berniat membeli Tupperware „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 39 %, setuju sebanyak 55 %, netral sebanyak 4 % dan tidak setuju 2 %. Dan bobot nilai 4,30 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi. 6. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ . Penjual memberikan katalog

(24)

bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 41 %, setuju sebanyak 57 %, dan netral sebanyak 27 %. Dan bobot nilai 4,38 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

7. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Penjual menjelaskan keunggulan produk Tupperwareyang diminati konsumen „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 22 %, setuju sebanyak 67 %,netral sebanyak 10 %, dan tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 4,09 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

8. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Penjual mengatasi keluhan konsumen apabila produk Tupperware yang diterima terdapat kerusakan „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 36 %, setuju sebanyak 59 %,netral sebanyak 4 %, dan tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 4,29 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi. 9. Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Penjual berusaha tetap

meyakinkan bahwa produk Tupperware sesuai dengan harapan konsumen „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 28 %, setuju sebanyak 62 %, netral sebanyak 7 %, dan tidak setuju 3 %. Dan bobot nilai 4,14 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi. 10.Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „„Penjual meyakinkan konsumen

(25)

11.Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „„Penjual memastikan kembali produkTupperware (ukuran, warna) agar sesuai dengan keinginan konsumen‟‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 38 %, setuju sebanyak 60 %, netral sebanyak 1 %, dan tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 4,34 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

12.Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „„Penjual tetap memahami sikap konsumen dengan banyaknya pertanyaan/ komentar‟‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 23 %, setuju sebanyak 56 %, netral sebanyak 17 %, tidak setuju 3 % dan sangat tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 3,96 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

13.Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „„Penjual menanyakan kepuasan konsumen atas pemakaian produk Tupperware”. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 27 %, setuju sebanyak 62 %, netral sebanyak 7 %, dan tidak setuju 4 %. Dan bobot nilai 4,11 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

14.Tabel 4.4 menunjukkan bahwa pernyataan „„Penjual tetap menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen”. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 28 %, setuju sebanyak 61 %, netral sebanyak 10 %, dan tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 4,15 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

(26)

menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 32 %, setuju sebanyak 54 %, netral sebanyak 12 %, dan tidak setuju 2 %. Dan bobot nilai 4,16 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang tinggi.

4.2.4 Analisis Deskripsi Variabel Keputusan Pembelian

Analisis deskripsi terhadap variabel Personal Selling akan dilakukan dari hasil pernyataan responden mengenai Keputusan Pembelian Tupperware, dimana nilai rata-rata hasil pernyataan responden dapat dilihat hasilnya sebagai berikut :

Tabel 4.5

Analisis Deskripsi Variabel (Y)

Sumber: Hasil Penelitian diolah oleh Peneliti (2017) N

o.

Uraian Jawaban Responden

(27)

Tabel 4.5

Analisis Deskripsi Variabel (Y)

No. Uraian Jawaban Responden

S segi inovasi produk

59 62

10 Saya memutuskan

membeli

(28)

1. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya membeli Tupperware sesuai

dengan kebutuhan „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju

sebanyak 39 %, setuju sebanyak 51 %, netral sebanyak 6 % dan tidak setuju 4 %. Dan bobot nilai 4,23 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

2. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya memilih Tupperware karena sudah terkenal „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju

sebanyak 43 %, setuju sebanyak 44%, netral sebanyak 12 % dan tidak setuju 1 %. Dan bobot nilai 4,28 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

3. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya mencari informasi sebelum membeli Tupperware dari pengalaman pribadi „‟. menunjukkan bahwa responden

menjawab sangat setuju sebanyak 43 %, setuju sebanyak 54 %, dannetral sebanyak 3 %. Dan bobot nilai 4,40 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

4. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya mencari informasi dimana saya bisa mendapatkan produk Tupperware „‟. menunjukkan bahwa responden

(29)

setuju 5 %, sangat tidak setuju 2 %. Dan bobot nilai 4,17 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

6. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya membandingkan produk

Tupperware dari segi harga „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat

setuju sebanyak 27 %, setuju sebanyak 61 %, netral sebanyak 7 % dan sangat tidak setuju 5 %. Dan bobot nilai 4,09 menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

7. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya membandingkan produk Tupperware dari segi kualitas „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 32 %, setuju sebanyak 56 %, dan netral sebanyak 12 %. Dan bobot nilai 4,20. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

8. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya membandingkan produk Tupperware dari segi kualitas „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat

setuju sebanyak 27 %, setuju sebanyak 59 %, netral sebanyak 12 % dan tidak setuju sebanyak 2 %. Dan bobot nilai 4,11.menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

9. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya membandingkan produk Tupperware dari segi inovasi produk„‟. menunjukkan bahwa responden menjawab

sangat setuju sebanyak 62 %, setuju sebanyak 26 %, dan netral sebanyak 12 %. Dan bobot nilai 4,48. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

(30)

38 %, setuju sebanyak 55 %, netral sebanyak 3 % dan tidak setuju sebanyak 4 %. Dan bobot nilai 4,26. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

11. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Saya memilih Tupperware dengan saya ingikan „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju

sebanyak 46 %, setuju sebanyak 46 %, netral sebanyak 7 % dan tidak setuju sebanyak 1 %. Dan bobot nilai 4,36. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

12. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟ Saya merasa puas dengan produk Tupperware „‟. menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak

23 %, setuju sebanyak 56 %, netral sebanyak 19 % dan tidak setuju sebanyak 2 %. Dan bobot nilai 4. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

13. Tabel 4.5 menunjukkan bahwa pernyataan „‟Saya bersedia memberikan informasi kepada lingkungan saya yang membutuhkan perlengkapan rumah tangga „‟.

menunjukkan bahwa responden menjawab sangat setuju sebanyak 38 %, setuju sebanyak 50 %, netral sebanyak 10 % dan tidak setuju sebanyak 2 %. Dan bobot nilai 4,22. menunjukkan bahwa pernyataan memiliki nilai indeks yang sangat tinggi.

4.3 Uji Instrumen

(31)

4.3.1Uji Validitas

Hasil penelitian agar memiliki tingkat kesahihan atau validitas yang tinggi, maka setiap variabel yang digunakan harus diuji sejauh mana ketepatan dan kebenaran suatu instrumen sebagai alat ukur penelitian.Metode yang digunakan untuk menguji validitas instrumen penelitian adalah dengan membandingkan antara nilai korelasi (rhitung) dengan rtabel. Penyebaran kuesioner dalam uji validitas dan diberikan pada 30 orang responden.

Berikut ini merupakan kriteria pengambilan keputusan validitas dan tiap pertanyaan dalam kuesioner : - Jika rhitung > dari rtabel, maka pernyataan dikatakan valid - Jika rhitung < dari rtabel, maka pernyataan dikatakan tidak valid

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel (X)

No. Indikator Rhitung

(Corrected Item Total Corelation)

RTabel Keterangan

1 Penjual memperkenalkan

diri kepada konsumen 0,3850

0,3610 Valid 2 Penjual mencari informasi

mengenai calon konsumen Tupperware

0,720

3 Penjual memberikan

informasi mengenai produk Tupperware

0,5560

4 Penjual menyampaikan

informasi produk terbaru Tupperware

0,8530

5 Penjual memberikan batas tenggang waktu

pembayaran jika konsumen berniat membeli Tupperware

0,4940

6 Penjual memberikan

katalog kepada konsumen agar dapat memilih produk Tupperware

0,6680

(32)

Tabel 4.6

Hasil Uji Validitas Variabel (X)

No. Indikator Rhitung

(Corrected Item Total Corelation)

RTabel Keterangan

7 Penjual menjelaskan keunggulan produk Tupperware yang diminati konsumen

0,4570

0,3610 Valid

8 Penjual mengatasi

keluhan konsumen apabila produk Tupperware yang diterima terdapat

kerusakan

0,5060

9 Penjual berusaha tetap meyakinkan bahwa produk Tupperware sesuai dengan harapan konsumen

0,6680

10 Penjual meyakinkan konsumen mengenai batas waktu produk Tupperware sampai ke konsumen

0,6850

11 Penjual memastikan kembali produk Tupperware

(ukuran, warna) agar sesuai dengan keinginan konsumen

0,3980

12 Penjual tetap memahami sikap konsumen dengan banyaknya pertanyaan/ Komentar

0,8720

13 Penjual menanyakan kepuasan konsumen atas pemakaian produk Tupperware

0,6760

14 Penjual tetap menjalin komunikasi yang baik dengan konsumen

0,7980

15 Penjual memberikan harga khusus kepada konsumen yang loyal pada produk Tupperware

0,8050

(33)

Dari Tabel 4.6 Dapat Diketahui, kolom corrected item-total correlation menunjukan korelasi antara skor item dengan skor total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen. Pada signifikansi 5% dengan derajat bebas df = n - 2, df = 30 - 2, sehingga r tabel sebesar 0,3610. Pada hasil dapat dilihat bahwa nilai corrected item total correlation (r hitung) ditemukan bahwa semua instrumen dinyatakan valid karena telah melebihi nilai r tabel sebesar 0,3610. Maka pada pengujian validitas berdasarkan kriteriaPersonal Selling kuesioner dinyatakan valid.

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas (Y)

No. Indikator Rhitung

(Corrected Item Total Corelation)

3 Saya mencari informasi sebelum membeli Tupperware dari pengalaman pribadi

0,9170

4 Saya mencari informasi dimana saya bisa

mendapatkan produk Tupperware

0,9640

5 Saya mencari informasi produkTupperware dari kerabat keluarga

0,8720

6 Saya membandingkan produk Tupperware dari segi harga

0,8590

7 Saya membandingkan produk Tupperware dari segi kualitas

0,8600

(34)

Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas (Y)

No. Indikator Rhitung

(Corrected Item Total Corelation)

RTabel Keterangan

8 Saya membandingkan produk Tupperware dari segi garansi

0,8720

9 Saya membandingkan produk Tupperware dari segi inovasi produk.

0,7770

0,3610 Valid 10 Saya memutuskan

membeli Tupperware 0,9030 11 Saya memilih

Tupperware dengan saya ingikan

0,8880

12 Saya merasa puas dengan produk Tupperware

0,5360

13 Saya bersedia

memberikan informasi kepada lingkungan saya yang membutuhkan perlengkapan rumah tangga

0,7770

Sumber : Data diolah dengan statistics software

(35)

4.3.2Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui apakah indikator atau kuesioner yang digunakan dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas suatu indikator atau kuesioner dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha (α), yaitu apabila nilai cronbach’s alpha (α) lebih besar (>) 0,60 maka indikator atau kuesioner adalah reliabel, sedangkan apabila nilai cronbach’s alpha (α) lebih kecil (<) 0,60 maka indikator atau kuesioner tidak reliabel. Secara

keseluruhan hasil uji reliabilitas dapat dilihat hasilnya pada tabel berikut : Tabel 4.8

Hasil Uji Reliabilitas Variabel (X) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.777 14

Sumber : Data diolah dengan statistics software

Nilai cronbach’s alpha semua variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan indikator atau kuesioner yang digunakan dengan variabel Personal Selling (X) dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel.

Tabel 4.9

Hasil Uji Reliabilitas Variabel (Y) Reliability Statistics

Cronbach's

Alpha N of Items

.774 16

(36)

Nilai cronbach’s alpha semua variabel lebih besar dari 0,6 sehingga dapat disimpulkan indikator atau kuesioner yang digunakan dengan variabel Keputusan Pembelian (Y) dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur variabel. 4.4 Analisis Regresi Linear Sederhana

Pengujian hipotesis menggunakan analisis regresi linear sederhana untuk mengetahui seberapa besar pengaruh variabel bebas Personal Selling (X) terhadap Keputusan Pembelian (Y).

Tabel 4.10

Hasil Analisis Regresi Linear Sederhana Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardize d Coefficients

T Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.757 6.681 3.855 .000

Personal Selling .469 .104 .490 4.499 .000

a. Dependent Variable: Keputusan Pembelian Sumber : Data diolah dengan statistics software

Berdasarkan tabel 4.10 dapat dirumuskan persamaan regresisebagai berikut: Y = a + bx

= 25.757+ 0.469x

Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut:

(37)

b. Nilai koefisien regresi variabel Personal Selling sebesar (0.469) berpengaruh positif terhadap Keputusan Pembelian Tupperware pada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia. Hal ini menunjukkan bahwa jika Personal Sellingditingkatkan sebesar satu satuan maka Keputusan Pembelian Tupperwareakan meningkat sebesar 0.469.

4.5 Uji Hipotesis

4.5.1 Uji Parsial (Uji T)

Uji T dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh pengaruh satu variabel secara parsial atau individual terhadap variabel dependen. Hasil uji T dalam penelitian ini dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.11 Hasil Uji T Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

T Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 25.757 6.681 3.855 .000

Personal Selling .469 .104 .490 4.499 .000 a. Dependent Variable: KeputusanPembelian

Sumber : Data diolah dengan statistics software

Berdasarkan tabel 4.12 di atas dapat dijelaskan sebagai berikut : Nilai ttabel diperoleh dengan cara:

Derajat bebas = n – k

= 66 – 2 = 64, maka ttabel = 1.997

(38)

artinya jika variabel Personal Sellingdiperbaiki dan ditingkatkan makaKeputusan Pembelian (Y) akan meningkat. Yang berarti bahwa variabel Personal Selling (X) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Keputusan Pembelian Tupperwarepada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia(Y).

4.5.2 Uji Koefisien Determinasi

Koefisien determinan (R2) pada intinya mengukur seberapa kemampuan model dalam menerangkan variabel terikat. Koefisien Determinasi berkisar dari 0 (nol) sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R2 ≤ 1). Jika R2 semakin besar (mendekati

satu), maka dapat dikatakan bahwa semakin kuat Keputusan Pembelian Tupperware pada konsumen di Outlet Tupperware Jalan Ampera 1 Medan Helvetia terhadap Personal Selling.Sebaliknya, jika R2 semakin mengecil (mendekati nol) maka dapat dikatakan bahwa semakin kecil pengaruh variabel memprospek, pra pendekatan, presentasi dan demonstrasi, mengatasi keberatan, penutupan, tindak lanjut dan pemeliharaan terhadap keputusan pembelian.

Tabel 4.12

Hasil Uji Koefisien Determinasi Model Summary

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .490a .240 .228 3.319

a. Predictors: (Constant), Personal Selling Sumber : Data diolah dengan statistics software.

(39)

0.0 - 0.199 = Sangat Rendah 0.20 – 0.399 = Rendah

0.40 – 0.599 = Cukup Kuat/Sedang 0.60 – 0.799 = Kuat

0.80 – 1.000 = Sangat Kuat

Berdasarkan tabel 4.12 dapat dilihat bahwa :

a. Pada model terlihat nilai R 0,490 yang berarti bahwa pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware pada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia sebesar 49% yang berarti pengaruhnya cukup kuat/ sedang.

b. Nilai R Square sebesar 0,240 berarti sebesar 24 % tingkat Keputusan Pembelian Tupperware pada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetiadapat dijelaskan oleh Personal Selling, sedangkan sisanya dapat dijelaskan oleh faktor – faktor lain yang tidak diteliti oleh penelitian ini.

4.6 Pembahasan

(40)

Dari jawaban 96 orang responden berdasarkan karakteristik responden diperoleh bahwa Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware pada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetiadominan terjadi pada perempuan. Hal ini dikarenakan perempuan lebih responsif terhadap memilih produk yang berkualitas dan menyukai inovasi produk Tupperware. Selain itu responden perempuan umumnya membeli produk Tupperware untuk berbagai keperluan keluarga seperti tempat menyimpan bekal makanan, tempat kue, botol air minum dan lain sebagainya. Perempuan bisa memilih sesuai harga dan kebutuhan yang diperlukannya pada penjual Tupperware.

Pada usia 21 – 25 tahun lebih dominan membeli Tupperware hal ini terjadi karena pada usia tersebut konsumen memiliki berbagai keinginan dan kebutuhan terhadap produk Tupperware sehingga lebih banyak yang menjadi konsumen Tupperware. Hal ini menunjukkan bahwa responden yang berusia lebih rasional dalam menentukan pilihan produk yang berkualitas baik dengan harga yang terjangkau.

Dari segi pekerjaan diperoleh data bahwa mayoritas yang konsumen Tupperware adalah Ibu rumah tangga. Hal ini terjadi karena Personal Selling yang dilakukan penjual dengan melakukan pendekatan cicilan dan komunikasi yang baik dalam mempengaruhi ibu rumah tangga untuk membeli Tupperware.

(41)

Pada tabel uji (t) dapat dilihat bahwa variabel Personal Sellingberpengaruh secara positif dan signifikan terhadapKeputusan Pembelian Tupperware pada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia, terlihat dari nilai signifikan (0,00) yang lebih kecil daripada 0,05. Sedangkan nilai t hitung (4,499) lebih besar dari pada ttabel (1,997), yang berarti jika variabel Personal Sellingdiperbaiki dan ditingkatkan maka Keputusan Pembelian Tupperware akan meningkat.

Berdasarkan nilai R terlihat bahwa Personal Selling mempunyai pengaruh Keputusan Pembelian Tupperware sebesar 49 % yang berarti pengaruhnya cukup kuat/ sedang. Sementara tingkat Keputusan Pembelian Tupperware dapat dijelaskan oleh Personal Selling sebesar 24 % berdasarkan nilai R Square yang sisanya dapat dijelaska oleh variabel lain.

Dari kedua data tersebut dapat disimpulkan bahwa keputusan pembelian Konsumen pada Outlet Tupperwaredi Jalan Ampera 1 Medan Helvetia untuk membeli produk- produk Tupperware dipengaruhi oleh Personal Selling dari Penjual yang didukung oleh penelitian terdahulu dari Yuki Apriliyanti Permana (2010) mengenai : “Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Pada Nasabah Produk Tabungan Extra di PT Bank CIMB, Tbk. Cab Tasikmalaya”. Peneliti menyatakan bahwa terdapat hubungan antara Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Produk Tabungan Extra di PT Bank CIMB, Tbk. Cab Tasikmalaya. menunjukkan Personal Selling memberikan pengaruh yang signifikan terhadap proses keputusan pembelian adalah 28,2%, sedangkan faktor pendukung lain

yang tidak diteliti adalah 71,2%.

(42)

Korelasional Personal Selling Asuransi Kerugian Terhadap Keputusan Membeli di PT. Mahkota Sahid Medan).Karena probabilitas lebih kecil dari 0,01 maka hal ini menunjukkan signifikansi, artinya hipotesis yang diterima dalam penelitian ini adalah Ha atau hipotesa alternatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Personal Sellingsangat berperan penting dalam membuat keputusan membeli nasabah. Artinya bahwa Personal Selling harus mampu membuat nasabah tertarik terhadap polis yang diberikan. Semakin pintar Personal Selling dalam membujuk dan menjelaskan tentang polis, maka semakin nasabah percaya dan membeli polis yang ditawarkan.

Personal Selling menjadi ujung tombak maju-mundurnya perusahaan PT. Fadent Mahkota Sahid. Semakin handal Personal Selling meraih nasabah maka semakin maju perusahaan tersebut memperoleh keuntungan (profit). Hal ini sesuai dengan hasil analisis peneliti bahwa Personal Selling memiliki pengaruh yangpositif dansignifikan terhadap Keputusan Pembelian Tupperware pada Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia.

Teori yang sesuai digunakan oleh Peneliti sekarang yaitu Bauran Komunikasi Pemasaran dan Personal Selling. Teori mengenai Bauran Komunikasi Pemasaran merupakan panduan spesifik Iklan, Promosi Penjualan, Hubungan Masyarakat, Personal Selling, dan Sarana Pemasaran Langsung yang digunakan perusahaan untuk mengkomunikasikan nilai pelanggan secara persuasif dan membangun hubungan pelanggan (Kotler dan Amstrong (2008:16).

(43)
(44)

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan penelitian dan analisa data yang dilakukan oleh peneliti di Outlet Tupperware di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia mengenai pengaruh Personal Selling terhadap Keputusan Pembelian Tupperware, maka dapat ditarik kesimpulan penelitian sebagai berikut :

Dari hasil analisis regresi linear sederhana dan hasil analisis uji parsial atau uji T dapat dilihat bahwa terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Personal Sellingdengan terciptanyaKeputusan Pembelian Tupperwarepada konsumen Outlet di Jalan Ampera 1 Medan Helvetia. Yang mana hasil dari kedua uji ini telah dipaparkan pada bab sebelumnya.

5.2 Saran

Berdasarkan kesimpulan yang dipaparkan oleh penulis diatas, maka penulis akan memberikan beberapa saran sebagai berikut:

1. Sebaiknya Penjual menjaga hubungan baik dengan konsumen untuk menciptakan persepsi yang baik dimata konsumen, dan membentuk kepercayaan mengenai kualitas produk, garansi, dan harga yang terjangkau dengan melakukan kegiatan Personal Selling yang tepat kepada konsumen di sekitar Outlet Tupperware.

Gambar

Tabel 3.1 Definisi Operasional
Tabel 3.2 Instrumen Skala Likert
Simbol Gambar 4.2 Tupperware
Jenjang Karir Di Gambar 4.3 Tupperware
+7

Referensi

Dokumen terkait

Pada tahun 2008 Frutang berhasil memperoleh Brand Value (BV) tertinggi sebesar 33,8%, sedangkan Buavita di posisi kedua meraih 30,3% serta ABC di posisi ketiga hanya meraih

Yaitu alat bantu yang digunakan untuk mengidentifikasi kemampuan siswa dalam menyelesaikan tes matematika, dilakukan analisis pada lembar jawaban siswa. Proses

Tujuan dari pembuatan proyek ini adalah menganalisis jaringan yang sudah ada pada kampus UKSW ini apakah sudah sesuai dengan standar QoS (Quality of Service)5.

n dengan menggunakan NAO Tide untuk pasang surut da HHWL tertinggi yaitu terjadi pada bulan Januari 2013 s a dapat memprediksikan kenaikan muka air laut yang

Etiology and prognostic significance of severe uremic pruritus in chronic hemodialysis patients.. Resic H, Alendar F, Kukavica N, Masnic F,

Script Progam Aktor Saat Ketemu Item Angka dan Huruf... Script Progam Saat

Hasil simulasi model hidrodinamika 2 D pada kondisi muka air pada saat pasang (Gambar 6) menunjukan bahwa arah arus bergerak dari Utara ke Selatan, tetapi

Kalsium dan fosfor adalah zat yang terdapat dalam darah, yang dapat diperiksa kadarnya atau nilainya, sedangkan produk kalsium fosfor adalah hasil dari penghitungan