BAB III PEMBAHASAN A. Pengertian
1. Kredit Angsuran Lainnya
Menurut pasal 1 butir (11) UU No. 10 Tahun 1998, “kredit adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak
peminjam untuk melunasi hutangnya setelah jangka waktu tertentu dengan
pemberian bunga”.
Sedangkan Menurut Rivai (2004:4),
jasa, atau uang dari satu pihak (kreditur atau pemberi pinjaman) atas dasar
kepercayaan kepada pihak lain (nasabah atau pengutang) dengan janji membayar
dari penerima kredit kepada pemberi kredit pada tanggal yang telah disepakati
kedua belah pihak”.
Kredit Angsuran Lainnya adalah Kredit angsuran bagi perorangan / badan usaha /
professional yang mempunyai usaha produktif dan atau mempunyai penghasilan
tetap untuk memenuhi kebutuhan modal usaha, investasi dan konsumtif sejalan
dengan tujuan Kami untuk membantu masyarakat demi meningkatkan
kesejahteraan hidup.
Suku bunga dihitung secara floating rate dan bervariasi sesuai besaran
plafond kredit (< 200 juta atau > 200 juta)Jangka Waktu pinjaman hingga 60
bulan.
1.2 Fleksibel
a. Pembayaran angsuran (pokok dan bunga) dapat dilakukan perbulan,
triwulan, dan semester
b. Pemberian grace period diberikan untuk penggunaan kredit tujuan investasi,
seperti untuk membangun/membeli/merehab tempat usaha atau membeli
peralatan/perlengkapan usaha atau membeli kebun sehingga memerlukan
jangka waktu untuk menghasilkan.
1.3 Manfaat
a. Memberikan kemudahan untuk memenuhi segala kebutuhan Anda, baik
untuk tambahan modal usaha maupun untuk pembelian barang-barang
kebutuhan yang Anda inginkan dengan beban angsuran yang terjangkau.
b. Pelunasan kredit dapat dilakukan kapan saja TANPA dibebankan bunga
berjalan selanjutnya
1.4 Proses Mudah dan Cepat. Semakin cepat Anda melengkapi semua syarat yang
diperlukan, maka akan semakin cepat prosesnya.
1.5 Persyaratan Mudah
a. Mempunyai penghasilan tetap atau mempunyai usaha yang layak
b. Memiliki rekening tabungan Bank Sumut
c. Dokumen legalitas pemohon, misalnya : KTP, kartu keluarga
d. Dokumen legalitas usaha dan perizinan sesuai dengan usaha yang dijalankan
e. Study kelayakan proyek untuk kredit diatas 5 milyar (laporan keuangan
audited dari konsultan indipenden)
1.6 Agunan
a. Agunan berupa barang tidak bergerak seperti tanah dan bangunan
b. Agunan untuk kredit dengan tujuan investasi dan atau konsumsi adalah
objek yang dibiayai dan atau asset lain yang dimiliki sesuai dengan
ketentuan Bank yang berlaku.
1.7 Kredit angsuran lainnya yaitu kredit yang diberikan untuk tujuan penggunaan:
a. Membangun /membeli/merenovasi rumah tempat tinggal
b. Membangun/membeli/merehab tempat usaha
c. Membeli tanah tapak perumahan
d. Membeli kenderaan
e. Membeli peralatan/perlengkapan usaha
f. Membiayai pendidikan anak
g. Untuk investasi
h. Untuk membayar biaya pengobatan
i. Membeli saham perusahaan
Pada bagian ini penulis akan membahas peranan PT. Bank Sumut Kantor
Cabang Tembung dalam memberikan kredit angsuran guna membantu nasabah
dalam memenuhi kebutuhan modal usaha, investasi dan konsumtif. Peranan bank
sebagai lembaga keuangan tidak pernah terlepas dari masalah kredit. Bahkan
kegiatan bank sebagai lembaga keuangan, pemberian kredit merupakan kegiatan
utama perbankan guna membantu nasabah dan pemerintah dalam mewujudkan
pertumbuhan perekonomian indonesia kearah yang lebih baik lagi.
Besarnya jumlah kredit yang disalurkan akan menentukan keuntungan bank.
Jika bank tidak mampu menyalurkan kredit sementara dana yang terhimpun dari
simpanan banyak maka akan menyebabkan bank tersebut rugi. Oleh karena itu,
pengelolaan kredit harus dilakukan sebaik-baiknya.Sehingga dapat
menguntungkan pihak bank dan juga dari pihak nasabah itu sendiri.yang kita
ketahui bahwa PT. Bank Sumut dalam melakukan kegiatan-kegiatan
perbankannya terutama dalam hal pemberian kredit, bank telah mendapatkan
kepercayaan yang baik dari masyarakat. Bank berusaha menyalurkan kreditnya
kepada masyarakat sesuai dengan peraturan atau ketentuan-ketentuan yang
berlaku di bank tersebut.Hal ini dapat dibuktikan dengan telah turut sertanya PT.
Bank Sumut secara efektif dalam memberikan kredit angsuran lainnya yang
dibutuhkan masyarakat.Sehubungan dengan hal tersebut di atas, bank memberikan
kredit yang dapat digunakan oleh masyarakat yang memerlukan kredit.
Dalam pencairan Kredit angsuran Lainnya (KAL) nasabah diwajibkan
mengikuti syarat-syarat yang ditetapkan oleh PT.Bank Sumut Kantor Cabang
Tembung dengan menetapkan syarat-syarat pemberian Kredit Angsuran Lainnya.
Adapun syarat-syarat pemberian Kredit Angsuran Lainnya (KAL) adalah :
1. Mengisi formulir permohonan sesuai dengan syarat yang ditetapkan oleh
PT.Bank Sumut Kantor Cabang Tembung.
2. Photocopy KTP pemohon / PJB (suami / istri ) yang masih berlaku
3. Photocopy kartu rumah tangga ( KRT ) yang masih berlaku sesuai dengan
keadaan saat mengajukan kredit.
4. Photocopy buku nikah yang sah yang nantinya dapat dipertanggungjawabkan.
5. Pas fhoto ukuran 4 x 6 pemohon (suami / isteri )yang terbaru.
6. Photocopy surat tanah yang ditandatangani atau disahkan oleh pejabat
pertanahan yang berwenang.
7. Photocopy PBB terakhir yang dikeluarkan oleh Dirjen kementerian pajak
republik indonesia.
8. Surat keterangan usaha dari lurah, camat, kepala desa ataupun dari pejabat
berwenang lainnya.
9. Surat silang sengketa ( apabila surat tanah SK camat ) yang telah disahkan.
10.Surat keterangan bekerja dan slip gaji satu bulanan terakhir ( untuk karyawan
/ pegawai )
11.Photocopy NPWP pribadi / perusahaan ( Plafond diatas nominal Rp
100.000.000 )
12.Photocopy SIUP ( Plafond diatas nominal Rp 100.000.000 )
13.Photocopy tanda daftar perusahaan ( TDP ) dilembaga negara yang
berwenang dalam hal pendaftaran perusahaan. ( Plafond diatas nominal Rp
14.Photocopy izin gangguan ( HO ) ( Plafond diatas nominal Rp 100.000.000 )
15.Photo akte pendirian / perubahan usaha ( Plafond diatas nominal Rp
100.000.000 )
Cara pemberian kredit yang diberikan kepada masyarakat cukup baik.Dimana
pelunasan kredit dalam bentuk angsuran perbulan sesuai dengan kesepakatan awal
Bank dengan debitur.Kredit ini dapat menarik minat masyarakat sehingga seluruh
lapisan masyarakat yang membutuhkan dapat memanfaatkannya sesuai dengan
kebutuhan usaha mereka masing-masing.Kredit yang diberikan bank akan
mengandung resiko sehingga dalam pelaksanaannya harus memperhatikan
azas-azas perkreditan yang sehat.Untuk memperkecil resiko kredit yang diperlukan
adalah jaminan keyakinan atas kemampuan dankesanggupan debitur untuk
melunasi utangnya sesuai dengan perjanjian.Guna memperoleh keyakinan
tersebutsebelum memberikan kredit, bank harus melakukan penilaian yang
seksama terhadap watak, agunan, kemampuan dan prospek usaha.Agunan sebagai
salah satu unsur jaminan dalam pemberian kredit harus dianalisis secara teliti
karena agunan merupakan pengamanan terakhir apabila debitur cidera janji
(wanprestasi). Disamping itu penyerahan agunan oleh debitur diharapkan akan
mendorong debitur untuk menggunakan kredit dengan sebaik-baiknya sesuai
dengan rencana sehingga dapat menghindari pelunasan kredit yang bersumber dari
pencairan agunan yang diserahkan.
C. Agunan
Dalam penerimaan jaminan ini, pihak PT.Bank Sumut menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pihak nasabah yang mengajukan
jaminan yang diberikan, sehingga apabila pihak debitur di masa yang akan datang
membuat masalah yang menyebabkan kredit macet, dari pihak PT. Bank Sumut
dapat menyita dan menjual barang-barang jaminan nasabah untuk mengembalikan
kredit yang diberikan sesuai dengan prosedur yang berlaku.
Berdasarkan hal tersebut maka jenis barang agunan yang dapat diterima PT. Bank
Sumut adalah sebagai berikut :
1. Barang Tidak Bergerak
a. Tanah
1. Kondisi fisik tanah seperti apakah berupa tanah, sawah, tegalan, tanah semak
belukar, berapa ketinggian dari jalan raya, datar atau berbukit, bentuk tanah
dan sebagainya.
2. Fasilitas lingkungan meliputi lokasi tanah, bagaimana kecenderungan
perkembangan perekonomian di daerah tersebut, apakah ada fasilitas umum,
apakah ada jalan umum.
3. Letak tanah seperti harus jelas jalannya, kelas daerah (kelas I, kelas II, kelas
III)
a. Penilaian tanah yang luas yaitu dalam menentukan harga satuan per meter
persegi tidaklah sama besarnya antara tanah yang berada dibahagian
pinggir jalan dengan tanah yang berada dibahagian jauh ke dalam.
b. Tanah yang telah memperoleh Hak dari Badan Pertanahan Nasional (BPN)
berupa Sertifikat Hak Pakai, Sertifikat Hak Milik, Sertifikat Hak Guna
Bangunan dan Sertifikat Hak Guna Usaha.
1. Jenis bangunan berupa bangunan rumah tempat tinggal, toko, kantor,
gudang, pabrik dan sebagainya.
2. Jika masih dalam proses di bangun apakah Bangunan tersebut dilengkapi
suratIzin Mendirikan Bangunan?
3. Perlu untuk diketahui pada Tahun bangunan didirikan. Apakah masih
layak huni atau sudah tidak layak huni.
4. Di lakukan pencatatan Luas ukuran bangunan yang akan di jadikan
sebagai agunan.
5. Klasifikasi bangunan harus jelas : semi permanen, permanent, lux atau
lainnya.
6. Lokasi bangunan harus di petakan dengan rinci dan dilakukan pencatatan
lokasi bangunan dengan baik sehingga dapat dengan muda jika ingin
mencari lokasi bagunan tersebut.
c. Kebun
1. Dilakukan pencatatan Lokasi kebun atau pemetaan lokasi kebun dan
dicatat dengan rinci berapakah luas kebun tersebut.
2. Bagaimanakah Pengolahan kebun apakah masih berjalan dengan baik atau
sudah mendekati kerugian.
3. Pemasaran : apakah hasil tanaman langsung dijual atau dikelola terlebih
4. Apa hasil Produksi dari kebun tersebut? Berapakah nilai hasil kebun
tersebut jika di pasarkan?
5. Sudah diasuransikan atau belum kebun tersebut dari segala hal yang tidak
diinginkan.
6. Dilakukan pencatatan tentang jumlah hasil kebun dan periode masa panen.
2. Barang Bergerak
a. Kenderaan
1. Perlu diketahui dengan jelas dan dicatat : merk, jenis tahun pembuatan,
nomor mesin, nomor rangka, jumlah silinder (cc)
2. Surat-surat yang harus diserahkan : BPKB Bukti Pembayaran Bea Balik
Nama (khusus kenderaan baru), fotocopy STNK, dan sebagainya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi yaitu kodisi fisik kenderaan, status
kenderaan masih disewakan kepada orang lain.
4. Sudah diasuransikan atau belum kendaraan tersebut dari segala hal yang
tidak diinginkan.
5. Masa pemakaian kenderaan
b. Mesin-mesin dan Alat-alat produksi lainnya
1. Lakukan pencatatan Ukuran, type/model dannama mesin atau alat-alat
2. Lakukan pencatatan Jenis, seri dan nomor mesin atau alat-alat produksi
yang akan di jadikan sebagai agunan.
3. Melakukan tes atau uji coba atas Daya daripada mesin dan Alat-alat
produksi.
4. Melakukan pengecekan Tahun pembuatan mesin dan Alat-alat produksi
yang akan diagunkan.
5. Menghitung dengan benar Kapasitas produksi mesin dan alat-alat
produksi.
6. Menghitung dengan benar Ongkos pemeliharaan rutin mesin dan Alat-alat
produksi.
c. Kapal
1. Jenis kapal menurut fungsinya : kapal barang, kapal penumpang, kapal
tangki dan sebagainya.
2. Melakukan pemeriksaan Spesifikasi teknis : mesin, body, oil, fuel, dan
sebagainya.
3. Melakukan pencatatan Tahun pembuatan dan dimana pabrik pembuatan
kapal tersebut.
4. Mengecek surat izin dari Dinas Perhubungan mengenai Route kapal baik
5. Mengecek Kondisi teknis secara keseluruhan uji kelayakan kapal, apakah
masih dalam kondisi baik atau dalam kondisi buruk.
3. Piutang Atas Nama
Untuk barang agunan berupa piutang atas nama, pengikatannya dilakukan
secara cessie dengan akte notaris.
Salah satu hal yang perlu diperhatikan pihak bank dalam menghindari
terjadinya keterlambatan pelunasan kredit ataupun terjadinya kemacetan dalam
pelunasan kredit adalah dengan meminta jaminan kepada nasabah pemohon
kredit.Dalam penerimaan jaminan ini, pihak PT. Bank Sumut menetapkan
syarat-syarat tertentu yang harus dipenuhi oleh pihak nasabah yang mengajukan
permohonan kredit. Pihak bank yang juga menetapkan syarat-syarat pengikat atas
jaminan yang diberikan, sehingga apabila pihak debitur di masa yang akan datang
membuat masalah yang menyebabkan kredit macet, dari pihak PT. Bank Sumut
dapat menyita dan menjual barang-barang jaminan itu untuk mengembalikan
kredit yang diberikan sesuai dengan prosedur hukum yang berlaku.
D. Prosedur Pemberian Kredit
Sistem dan prosedur pemberian kredit pada PT. Bank Sumut mengacu
pada jenjang dan kewenangan yang telah ditetapkan dalam ketentuan tersendiri.
Adapun prosedur pemberian kredit yang dilakukan bank antara lain :
1. Calon debitur menghubungi bank untuk mendapatkan informasi mengenai
persyaratan mendapatkan kredit.
2. Selanjutnya analis kredit menjelaskan secara singkat mengenai fasilitas kredit
sesuai dengan ketentuan bank. Kemudian menjelaskan dokumen-dokumen
yang harus disertakan oleh calon debitur , antaralain:
a. Fotocopy KTP pemohon/pemilik jaminan
b. Legalitas perusahaan serta legalitas usaha (Surat Ijin Usaha, akta
pendirian/perubahan NPWP, dan lain-lain)
c. Bukti kepemilikan barang jaminan (agunan) yang mempunyai nilai yuridis
dan ekonomis.
d. Calon debitur menyerahkan surat permohonan kredit kepada analis kredit
dengan melampirkan dokumen-dokumen sesuai dengan ketentuan yang
berlaku.
3. Analis kredit menerima berkas permohonan kredit Analis kredit menerima berkas
permohonan kredit dan memeriksa kelengkapan dokumen-dokumen yang
diserahkan oleh calon debitur tersebut. Dokumen yang asli cukup diperlihatkan
untuk dicocokkan dengan salinannya, setelah selesai dibubuhkan cap pada
salinannya ‘’SESUAI ASLINYA’’ dan diparaf petugas yang memeriksa.
Kemudian meregistrasi surat permohonan kredit pada buku registrasi
permohonan kredit, menyiapkan lembar daftar isi permohonan kredit/checklist
dan mencatat dokumen permohonan kredit yang diterima, memeriksa
pengisiannya dan menandatangani tanda terima dokumen permohonan kredit
dari calon debitur kemudian menyerahkan tanda terima dokumen permohonan
kredit kepada calon debitur. Selanjutnya analis kredit lakukan evaluasi awal dari
data yang diperolehdan menetapkan kesimpulan misalnya, apakah permohonan
kredit tersebut layak diteruskan atau tidak.
4. Analis kredit meneruskan dokumen permohonan kredit tersebut kepada
Kasi/Kabag Pemasaran/Kasi Kredit/Wapim KK untuk melakukan analisis
selanjutnya dan menandatangani buku register permohonan kredit. Bila disetujui
permohonan tersebut, maka dibubuhkan paraf dan berikan disposisi pada surat
5. Analis kredit terima dokumen permohonan kredit yang telah didisposisi dari
Kasi/kabag Pemasaran/Kasi Kredit kemudian tindak lanjuti disposisi dengan
menyiapkan kunjungan ke calon debitur, melakukan verifikasi data dan
informasi secara umum seperti:
a. Melakukan pemeriksaan setempat seperti :kas bank, harta tetap, piutang,
persediaan fasilitas produksi, proyeksi, tempat penjualan/penyimpanan,
penjualan hasil produksi, keadaan kondisi pegawai serta barang jaminan.
b. Memeriksa jenis usaha dari calon debitur apakah telah sesuai dengan
kebijakan kredit Bank Sumut mengenai bidang usaha yang boleh diberikan
fasilitas kredit. Selanjutnya analis kredit mempelajari jenis-jenis jaminan dan
nilainya yang hendak diserahkan sebagai agunan, melakukan wawancara dan
mengumpulkan data yang diperlukan, melakukan kunjungan ke lokasi
business lainnya yang terkait dengan usaha calon debitur serta meninjau dan
menilai jaminan ke lokasi jaminan tersebut berada, melakukan pemotretan
atas jaminan-jaminan tersebut sebagai dokumentasi.
6. Calon debitur atau pemilik jaminan menerima form taksasi penilaian agunan
yang diserahkan analis kredit. Bila disetujui, ditandatangani dan diserahkan
kembali kepada analis kredit.
7. Analis kredit menerima kembali form taksasi dan laporan kunjungan dari calon
debitur kemudian melakukan pengumpulan data dari sumber-sumber lain. Bila
data yang dikumpulkan telah cukup, kemudian data-data tersebut disatukan
pada berkas kreditnya kemudian kredit dianalisis.
8. Pelaksana menyerahkan MPK dan TKPK
9. Kepala cabang membuat keputusan permohonan kredit dan menyimpulkan
hasil analisa dan tanggapan anggota KPK, serta tandatangani keputusan kredit
tersebut dan meneruskan kembali ke analis kredit
10.Analis kredit membaca, merekomendasi
11.Keputusan kredit yang merupakan untuk menentukan apakah kredit layak
diberikan atau diterima, apakah kredit ditolak atau tidak diterima. Jika kredit
diterima, maka dipersiapkan administrasinya mencakup :
b. Jumlah uang yang diterima
c. Jangka waktu kredit
d. Dan biaya-biaya yang harus dibayar
12.Penandatanganan akad kredit/perjanjian lainnya. Kegiatan ini merupakan
kelanjutan dari diputuskannya kredit. Sebelum kredit dicairkan maka terlebih
dahulu calon debitur menandatangani akad kredit, kemudian mengikat jaminan
kredit dengan hipotik atau surat perjanjian yang dianggap perlu.
13.Penandatanganan dilaksanakan :
a. Antara bank dengan debitur secara langsung
b. Melalui notaris
14. Realisasi kredit. Setelah akad ditandatangani maka langkah selanjutnya adalah
merealisasikan kredit. Realisasi kredit diberikan setelah penandatanganan
surat-surat yang diperlukan dengan membuka rekening giro atau tabungan di bank.
Dengan demikian penarikan dana kredit dapat dilakukan melalui rekening yang
telah dibuka. Pencairan atau pengambilan uang dari rekening sebagai realisasi
dari pemberian kredit dapat diambil sesuai ketentuan dan tujuan kredit.
Dilihat dari semua uraian-uraian terhadap prosedur pemberian kredit angsuran
lainnya yang telah dijelaskan diatas yang sudah diterapkan oleh PT. Bank Sumut
Kantor Cabang Tembung dari awal sampai dengan tahap pencairan kredit disana
telah dijelaskan secara jelas apa-apa saja persyaratan dan prosedur dalam pemberian
kredit, penulis merasa bahwa prosedur pemberian kredit yang diterapkan tersebut
sudah teratur dengan baik dan sudah sesuai dengan segala ketentuan yang berlaku.
Hal ini dapat dilihat dari tahap pengajuan kredit sampai dengan tahap pencairan
kredit angsuran lainnya oleh PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung. Prosedur
pemberian kredit yang diterapkan oleh PT. Bank Sumut tidak rumit dan tidak
berbelit-belit sehingga sangat jauh dari kata mempersulit nasabah begitu juga
dengan hal peranan kredit PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung sudah sangat
membantu pemerintah dalam hal peningkatan perekonomian masyarakat indonesia
dalam berbagai sektor. Hal ini ditetapkan agar pemberian kredit dapat dilakukan
sendiri begitu juga bagi pihak nasabah yang mengajukan permohonan kredit.
Prosedur ini diterapkan agar pemberian kredit dapat dilakukan secara lebih terarah
dan tepat sasaran sehingga dapat memberikan hasil yang optimal bagi pihak bank
begitu juga bagi pihak nasabah dalam memenuhi kebutuhan akan modal usaha,
investasi dan konsumtif, agar dapat mendukung program pemerintah yang
merencanakan perkembangan perekonomian kearah yang lebih baik lagi agar taraf
Gambar 3.1 Prosedur Pemberian Kredit
Sumber : PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung , 2016
Diterima?
Ya/Tidak
Nasabah Atau Calon Debitur Minta Informasi Tentang Persyaratan
Calon Debitur Menyerahkan Surat Permohonan Kredit Kepada Analis Kredit
Tanggapan Anggota Kpk Dan Tanda Tangan
Analis Kredit Membaca, Merekomendasikan Dan Tanggapan Kpk
Kepala Cabang Buat Keputusan Permohonan Kredit, Simpulkan Hasil Analisa
Peroleh Advis/Disposisi Penjabat Yang Berwenang Kasi/Kabag Terima, Periksa, Paraf Dan Teruskan
Analis Kredit Terima, Tindak Lanjut Verifikasi Data Melakukan Wawancara Kunjungan Ke Lokasi Bisnis Calon Debitur
Pelaksana MPK dan TPK Menyerahkan
Analis Kredit Terima Kembali Form Laksasi Dan Laporan
Realisasi Kredit
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan uraian-uraian yang telah dikemukakan pada bab-bab sebelumnya
maka dapat ditarik beberapa kesimpulan sebagai berikut :
1. Peranan kredit PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung lebih di arahkan
kepada pengusaha atau perusahaan golongan ekonomi lemah. Namun
meskipun begitu nasabah juga bisa mempergunakan dana kredit untuk
investasi dan juga untuk kegiatan konsumtif.
2. Peranan kredit dalam hal konsumtif bagi nasabah adalah sebagai dana
yang akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan nasabah, misalnya untuk
biaya pendidikan, kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan lainnya.
3. Peranan kredit dalam hal investasi adalah sebagai alat yang nantinya akan
digunakan untuk kegiatan investasi yang bisa saja bersifat jangka pendek
maupun jangka panjang, seperti digunakan untuk membeli tanah, membeli
rumah ataupun digunakan untuk membeli saham perusahaan.
4. Prosedur pemberian kredit kepada nasabah PT. Bank Sumut Kantor
Cabang Tembung dilaksanakan berdasarkan standar operasi prosedur dan
mempertimbangkan syarat yang dikenal dengan “5c”, akan tetapi didalam
pembayaran angsuran masih terdapat nasabah yang tidak tepat waktu
B. SARAN
Setelah dikemukakan beberapa kesimpulan, maka akan diberikan beberapa saran
yang dianggap perlu sebagai masukan kepada PT.Bank Sumut Kantor Cabang
Tembung.Adapun saran-saran tersebut antara lain :
1. PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung telah melakukan pengawasan
dengan baik dalam melakukan prosedur pemberian kredit, namun
pengawasan harus ditingkatkan baik secara langsung maupun tidak
langsung. Pengawasan secara langsung seperti terjun ke lapangan untuk
bertemu dan mengingatkan nasabah bukan badan usaha agar tepat waktu
dalam membayar angsuran kredit. Pengawasan tidak langsung dengan cara
administratif seperti yang dilakukan hanya dengan memantau data
penghasilan melalui slip gaji bulanan nasabah sehingga kredit yang
diberikan kepada nasabah terkendali dengan baik.
2. PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung harus melakukan kontrol
dengan baik dengan mengunjungi dan melihat laporan keuangan nasabah
yang berbadan usaha sehingga dapat membantu meningkatkan peranan
kredit PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung.
3. PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung di dalam menyalurkan kredit
harus memandang latar belakang nasabah apakah sudah pernah melakukan
penunggakan kredit atau tidak sehingga peranan kredit dapat berjalan
lancar dan tepat sasaran.
4. PT. Bank Sumut Kantor Cabang Tembung harus memberikan kredit yang
sesuai dengan kemampuan dan jaminan nasabah sehingga tidak terjadi