• Tidak ada hasil yang ditemukan

SPEKKHUSUSLAPISPENETRASIMACADAMASBUTON

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "SPEKKHUSUSLAPISPENETRASIMACADAMASBUTON"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

SPESIFIKASI KHUSUS

SEKSI 6.6

LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON (LPMA)

SKh. 6.6.1 UMUM

1) Uraian

a) Yang dimaksud dengan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton adalah lapis perkerasan yang terdiri dari agregat pokok dan agregat pengunci bergradasi seragam yang diikat oleh Mastik Asbuton dengan cara dihamparkan di atas agregat pokok yang sebelumnya telah disemprotkan lapisan pengikat awal berupa aspal cair jenis MC-70 atau aspal emulsi jenis CSS dan pemadatannya dilakukan lapis demi lapis. Setelah agregat pengunci dipadatkan dihampar asbuton kembali kemudian diberi agregat penutup dan dipadatkan.

Lapis Penetrasi Macadam Asbuton ini diperuntukkan bagi ruas-ruas jalan yang melayani lalu lintas rendah (lalu-lintas rencana500.000 ESA) dan kendaraan truk kurang dari 5% dengan beban sumbu maksimum 5 ton, seperti jalan-jalan Pedesaan dan Kabupaten.

b) Pekerjaan yang diatur dalam buku petunjuk ini mencakup pembuatan lapisan penetrasi permukaan atau lapis aus yang dihampar dan dipadatkan di atas lapis pondasi atau permukaan jalan yang telah disiapkan sesuai dengan Spesifikasi Umum dan memenuhi garis, ketinggian, dan potongan memanjang serta potongan melintang yang ditunjukkan dalam Gambar Rencana.

SKh. 6.6.2 PERSYARATAN

1) Standar Rujukan

Standar Nasional Indonesia (SNI) :

SNI 03-2417-1991 : Metode Pengujian Keausan Agregat dengan Mesin Los Angeles. SNI 03-2439-1991 : Metode Pengujian Kelekatan Agregat Terhadap Aspal.

SNI 03-4798-1998 : Spesifikasi Aspal Emulsi Kationik.

SNI 03-6751-2002 : Spesifikasi Bahan Lapis Penetrasi Makadam.

2) Pekerjaan Seksi Lain Pada Spesifikasi Umum Yang Berkaitan dengan Buku Petunjuk Ini

a) Persiapan : Seksi 1.2

b) Lapis Resap Ikat dan Lapis Perekat : Seksi 6.1 c) Pengembalian Kondisi Perkerasan Lama : Seksi 8.1

3) Persyaratan Bahan a) Persyaratan Agregat

(1) Umum

Bahan harus terdiri atas agregat pokok, agregat pengunci, agregat penutup, Mastik Asbuton dan aspal cair MC-70 atau Emulsi CSS.

(2)

benda-(3) Gradasi Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup

Gradasi agregat pokok dan pengunci bila diuji sesuai dengan SNI 03-1968-1990 harus memenuhi gradasi seperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Ketentuan Gradasi Agregat Pokok, Pengunci dan Penutup

% Berat Yang Lolos Ukuran Ayakan

Tebal Lapisan (cm)

ASTM (mm) 5 - 8 4 - 5

1. Agregat Pokok

3” 75,0 -

-2 ½” 62,5 100

-2” 50,0 95-100 100

1½” 37,5 35-70 95-100

1” 25,0 0-15

-¾” 19,0 0-5 0-5

2. Agregat Pengunci

1” 25,0 100 100

¾” 19,0 95-100 95-100

3/8” 9,5 0-5 0-5

3. Agregat Penutup

1 ½” 12,5 100 100

3/8” 9,5 85-100 85-100

No. 4 4,75 10-30 10-30

No. 8 2,36 0-10 0-10

b) Persyaratan Aspal Cair atau Emulsi dan Mastik Asbuton

Jenis aspal yang digunakan untuk memberi ikatan awal pada agregat pokok adalah dapat salah satu dari jenis berikut ini :

(1) Aspal Cair jenis MC-70 atau dapat dibuat dari Aspal semen Pen.60/70 yang memenuhi ketentuan RSNI S-01-2003, diencerkan dengan 25 sampai 30 bagian minyak tanah per 100 bagian aspal.

(2) Aspal emulsi jenis CSS-1 atau aspal emulsi yang diencerkan dengan perbandingan 1 bagian air bersih dan 1 bagian aspal emulsi.

Asbuton yang digunakan sebagai pengganti aspal keras dapat berupa Mastik Asbuton Lawele yang dicampur secara panas (+ 130oC) dengan pasir yang memiliki ukuran butir maksimum 4,76 mm dengan perbandingan volume 1 : 4 atau dapat juga menggunakan Mastik Asbuton Olahan (Pabrikan), namun harus sesuai persetujuan Direksi Pekerjaan.

Apabila Asbuton yang digunakan adalah Mastik Asbuton Olahan (Pabrikan) maka Mastik Asbuton tersebut harus dalam kemasan dan harus memiliki label yang jelas dan memuat informasi berikut:

 logo pabrik

 kode pengenal antara penetrasi bitumen, diameter butir dan kadar bitumen asbuton harus tertera dengan jelas pada kantong, satu kantong dengan kantong yang lain harus sama.

(3)

Tabel 2. Ketentuan Mastik Asbuton

Sifat-sifat Asbuton Metoda Pengujian Mastik Asbuton

Kadar bitumen asbuton; % SNI 03-3640-1994 25 - 30

Ukuran butir maksimum Mastik Asbuton; mm SNI 03-1968-1990 4,76

Kadar air, % SNI 06-2490-1991 Mak 2

Penetrasi bitumen asbuton pada 25 °C, 100 g, 5 detik; 0,1 mm

SNI 06-2456-1991 Min. 60

c) Persyaratan Kuantitas Agregat, Aspal Cair atau Emulsi dan Mastik Asbuton

Kuantitas agregat, aspal cair atau emulsi dan Mastik asbuton untuk Lapis Penetrasi Macadam, harus sesuai dengan tebal lapisan rencana sesuai Tabel 3 dan sebelum pekerjaan dimulai harus disetujui terlebih dahulu oleh Direksi Pekerjaan. Penyesuaian takaran ini mungkin diperlukan selama Kontrak jika dipandang perlu oleh Direksi Pekerjaan untuk memperoleh mutu pekerjaan yang disyaratkan.

Tabel 3. Ketentuan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton

Agregat Pokok

Peralatan berikut ini harus disediakan untuk : a) Penumpukan Bahan

(1) Dump Truck (2) Loader b) Di Lapangan

(1) Mekanis

(a) Penggilas tandem 6 - 8 ton atau penggilas beroda tiga 6 - 8 ton. (b) Penggilas beroda karet 10 - 12 ton (jika diperlukan).

(c) Alathand sprayer. (d) Truk Penebar Agregat. (2) Manual

(4)

5) Persyaratan Kerja

a) Kondisi Cuaca Yang Diijinkan

Lapis Penetrasi Macadam tidak boleh dilaksanakan pada permukaan yang basah, selama hujan atau hujan akan turun. Pekerjaan lapis penetrasi Macadam tidak boleh dikerjakan menjelang malam hari.

b) Ketentuan Lalu Lintas

Tempat kerja harus ditutup untuk lalu lintas pada saat pekerjaan sedang berlangsung dan selanjutnya sampai waktu yang ditentukan, permukaan akhir dibuka untuk lalu lintas.

SKh. 6.6.3 PELAKSANAAN

Pelaksanaan pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton diuraikan di bawah ini atau sebagaimana disajikan pada Gambar 1.

1) Persiapan Lapangan

Permukaan yang akan diperbaiki harus disiapkan seperti di bawah ini:

a) Profil memanjang atau melintang harus disiapkan menurut rancangan potongan melintang dan memanjang.

b) Permukaan harus bebas dari benda-benda yang tidak diinginkan seperti debu dan bahan lepas lainnya. Lubang-lubang dan retak-retak harus diperbaiki sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 8.1.3.2) a) dan b) dari Spesifikasi Umum.

c) Apabila lapis penetrasi Macadam akan dihampar di atas lapis pondasi harus diberikan lapis resap pengikat atau apabila di atas permukaan beraspal lama harus diberikan Lapis Perekat sesuai dengan ketentuan dalam Seksi 6.1 dari Spesifikasi Umum, atau yang diperintahkan oleh Direksi Teknik.

2) Persiapan Bahan

Sebelum pelaksanaan dimulai semua bahan seperti agregat, aspal cair (MC-70) atau Emulsi (CSS) harus sudah tersedia, termasuk Mastik Asbuton apabila menggunakan hasil olahan. Khusus untuk pembuatan Mastik Asbuton dilapangan maka harus tersedia Asbuton Lawele dan Pasir yang bersih dan memiliki ukuran butir maksimum No 4 ( 4,76 mm).

Proses pembuatan Mastik Asbuton adalah mencampurkan Asbuton Lawele dan Pasir yang dicampur di atas alat atau tempat pemanasan sambil diaduk-aduk sampai campuran tersebut dalam keadaan gembur/hablur dengan ukuran butiran maksimum No 4 (4,76 mm). Lamanya waktu pembakaran sangat tergantung dari kapasitas alat pembakar yang digunakan. Proporsi Asbuton Lawele dan Pasir serta temperatur pemanasan harus sesuai dengan Pasal SKh.6.6.2.3).b).

3) Penghamparan dan Pemadatan a) Umum

Khusus untuk pekerjaan dengan cara manual, agregat, dan aspal harus tersedia di lapangan sebelum pekerjaan dimulai. Kedua bahan tersebut harus dijaga untuk menjamin bahwa bahan tersebut bersih dan siap digunakan.

Selama pemadatan agregat pokok dan agregat pengunci, kerataan permukaan harus dipelihara. Bilamana permukaan yang telah dipadatkan tidak rata, maka agregat harus digaruk dan dibuang atau agregat ditambahkan seperlunya sebelum dipadatkan kembali.

(5)

b) Metode Penghamparan dan Pemadatan

(1) Penghamparan dan Pemadatan Agregat Pokok

Jumlah agregat yang ditebar di atas permukan yang telah disiapkan harus sebagaimana yang disyaratkan. Kerataan permukaan dapat diperoleh dengan keterampilan penebaran dan menggunakan alat perata tangan seperti penggaruk. (2) Pemadatan awal harus menggunakan alat pemadat 6-8 ton yang bergerak dengan kecepatan kurang dari 3 km/jam. Pemadatan dilakukan dalam arah memanjang, dimulai dari tepi luar hamparan dan dijalankan menuju ke sumbu jalan. Lintasan penggilasan harus tumpang tindih (overlap) paling sedikit setengah lebar alat pemadat. Pemadatan harus dilanjutkan sampai diperoleh permukaan yang rata dan stabil (minimum 6 lintasan).

(3) Penyemprotan Aspal Cair atau Aspal Emulsi

Penyemprotan Aspal Cair atau Aspal Emulsi dapat dikerjakan menggunakan penyemprot tangan (hand sprayer) dengan temperatur aspal yang disyaratkan. Takaran penggunaan aspal harus serata mungkin dan pada takaran penyemprotan harus disetujui oleh Direksi Teknik sebelum pelaksanaan dimulai.

Temperatur aspal dalam alat aspal distributor harus sesuai dengan temperatur yang disyaratkan untuk setiap jenis aspal yang digunakan dan takarannya harus sesuai Tabel 3.

(4) Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pokok

Apabila Mastik Asbuton yang digunakan Mastik Asbuton Olahan (Pabrikan), maka bila dipandang perlu untuk mendapatkan kegemburan yang baik sebelum penghamparan, terlebih dahulu dipanaskan.

Penghamparan Mastik Asbuton diatas agregat pokok yang telah di beri lapis precoated dapat menggunakan pengki (alat manual) kemudian untuk membuat hamparan merata dapat menggunakan mistar perata. Kuantitas Mastik Asbuton yang digunakan harus sesuai dengan yang disajikan pada Tabel 3 atau persetujuan Direksi Teknik.

(5) Penebaran dan Pemadatan Agregat Pengunci.

Segera setelah penghamparan Mastik Asbuton, penebaran dan pemadatan agregat pengunci harus dilaksanakan dengan cara yang sama untuk agregat pokok. Takaran penebaran harus sedemikian hingga setelah pemadatan, rongga-rongga permukaan dalam agregat pokok terisi dan agregat pokok masih nampak Pemadatan agregat pengunci harus dimulai segera setelah penebaran agregat pengunci dan harus seperti pemadatan agregat pokok. Bilamana diperlukan, tambahan agregat pengunci dapat dilakukan dalam jumlah kecil dan disapu perlahan-lahan selama pemadatan. Pemadatan harus dilanjutkan sampai agregat pengunci tertanam dan terkunci penuh dalam lapisan di bawahnya.

(6) Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pengunci

Penghamparan Mastik Asbuton Di atas Agregat Pengunci adalah sama seperti penebaran Mastik Asbuton diatas agregat pokok pada sesuai Pasal SKh.6.6 3.3).b).(4). Kuantitas Mastik Asbuton yang digunakan harus sesuai dengan yang disajikan pada Tabel 3.

(6)

SKh. 6.6.4 PENGENDALIAN MUTU

1) Kualitas Pekerjaan

a) Tebal padat untuk lapisan penetrasi macadam harus berada di dalam toleransi 1 cm. Penentuan tebal lapisan harus dilakukan dengan lubang uji.

b) Pemeriksaan kadar aspal total harus dilakukan dengan contoh yang diambil lubang uji dan cara uji kadar aspal sesuai dengan RSNI M-05-2004.

c) Kerataan permukaan pada setiap tahap pemadatan harus dijaga. Bahan harus ditambah bilamana pada tempat-tempat tertentu terjadi penurunan.

d) Kerataan pemadatan agregat pokok harus diukur menggunakan mistar perata yang panjangnya 3 meter. Apabila ditemukan adanya permukaan jalan yang ambles maka disyaratkan tidak melebihi dari 8 mm.

2) Pemeliharaan Hasil Pekerjaan

Lalu lintas dapat diijinkan melintasi permukaan yang telah selesai beberapa jam setelah pekerjaan selesai atau sesuai persetujuan Direksi Teknik, periode tipikal ini antara 2 sampai 4 jam. Bilamana lalu lintas diijinkan melintasi lapisan agregat pengunci ini, perhatian khusus harus diberikan untuk memelihara kebersihan lapisan ini sebelum lapis berikutnya dihampar. Pengaturan lalu lintas harus memenuhi ketentuan dalam Seksi 1.3 dari Spesifikasi Umum.

SKh. 6.6.5 PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN

1) Pengukuran

a) Pekerjaan Minor

Kuantitas Lapis Penetrasi Macadam Asbuton untuk pekerjaan minor yang diukur untuk pembayaran harus merupakan volume tebal padat yang terhampar, yang ditentukan atas dasar luas permukaan yang diukur dari lebar dan panjang yang diterima atau gambar rencana, serta yang diukur dari tebal Lapis Penetrasi Macadam Asbuton yang disetujui untuk setiap jenis perbaikan sebagaimana didefinisikan dalam Seksi 8.1 dari Spesifikasi Umum. Penyedia Jasa harus menyimpan catatan dari luas dan tebal bahan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton dan serta kuantitas Lapis Perekat yang disemprot pada pekerjaan minor pada setiap kilometer proyek. Arsip (catatan) itu harus diserahkan kepada Direksi Pekerjaan secara mingguan.

b) Pelapisan Ulang

(1) Kuantitas yang diukur untuk pembayaran dari Lapis Penetrasi Macadam Asbuton yang digunakan untuk pelapisan ulang harus merupakan jumlah meter persegi bahan yang dihampar dan diterima, yang dihitung sebagai hasil kali luas yang diukur dan diterima dan sesuai tebal nominal rancangan.

(2) Kuantitas yang diterima untuk pengukuran tidak termasuk Lapis Penetrasi Macadam Asbuton pada lokasi-lokasi tertentu yang lebih tipis dari tebal minimum yang diterima atau bagian-bagian yang lepas, terbelah, retak atau menipis sepanjang tepi perkerasan atau di tempat lain.

(7)

pada setiap ruas perkerasan yang diukur harus merupakan harga rata-rata dari pengukuran lebar yang diambil dan disetujui.

(4) Panjang Lapis Penetrasi Macadam Asbuton sepanjang jalan harus diukur sepanjang sumbu jalan, dengan menggunakan prosedur survei menurut ilmu ukur tanah.

(5) Kuantitas lapis peresap ikat dan/atau lapis perekat yang diukur dan diterima dibayar sesuai dengan Seksi 6.1 pada Spesifikasi Umum.

2) Dasar Pembayaran

Kuantitas yang sesuai dengan persyaratan di atas, harus dibayar menurut Harga Kontrak per satuan pengukuran, untuk Mata Pembayaran yang tercantum di bawah ini dan dalam Daftar Kuantitas dan Harga, dimana harga dan pembayaran tersebut harus merupakan kompensasi penuh untuk pengadaan, produksi, pencampuran dan penghamparan seluruh bahan, termasuk semua pekerja, alat, pengujian, alat-alat kecil dan hal-hal yang diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan seperti yang diuraikan dalam Spesifikasi Khusus ini.

Nomor Mata

Pembayaran Uraian

Satuan Pengukuran

(8)

Lampiran 1

PERSIAPAN LAPANGAN - Pembersihan

- Pemasangan Lapis Resap Pengikat (Prime Coat) atau Lapis Perekat (Tack Coat)

MASTIK ASBUTON OLAHAN/ PABRIKAN

PELAKSANAAN PEKERJAAN LAPIS PENETRASI MACADAM ASBUTON

HAMPAR MASTIK ASBUTON DENGAN TAKARAN SESUAI TABEL 3 PROSES PEMBUATAN MASTIK ASBUTON HABLUR

DILAPANGAN

TAHAPAN:

- SIAPKAN TEMPAT PEMANAS MANUAL YANG DILENGKAPI DENGAN PLAT ATAU DRUM - MASUKKAN ASBUTON LAWELE SESUAI KAPASAITAS ALAT PEMANAS

- MASUKAN PASIR SEBANYAK 20% DARI VOLUME ASBUTON LAWELE

- PANASKAN CAMPURAN TERSEBUT DENGAN TEMPERATUR PEMANASAN MAKSIMUM 130OC SAMBIL DIADUK-ADUK HINGGA HABLUR DAN CAMPURAN INI SIAP DIHAMPAR (UKURAN BUTIR MAKSIMUM NO.4 (4,76MM)

PENEBARAN AGREGAT POKOK - Keringkan Apabila Agregat Pokok Basah - Hamparkan Agregat Pokok Dengan Kuantitas

Sesuai Tabel 3

- Padatkan Dengan Pemadat Roda Besi Sebanyak Minimum 6 Lintasan

SEMPROTKAN ASPAL CAIR ATAU ASPAL EMULSI DENGAN TAKARAN

SESUAI TABEL 3

MASTIK ASBUTON

PENEBARAN AGREGAT PENGUNCI - Keringkan Apabila Agregat Pengunci Basah - Hamparkan Agregat Pengunci Dengan Kuantitas

Sesuai Tabel 3

- Padatkan Dengan Pemadat Roda Besi Sebanyak Minimum 6 Lintasan

HAMPAR MASTIK ASBUTON DENGAN TAKARAN SESUAI TABEL 3

PENEBARAN AGREGAT PENUTUP - Keringkan Apabila Agregat Penutup Basah - Hamparkan Agregat Penutup Dengan Kuantitas

Sesuai Tabel 3

- Padatkan Dengan Pemadat Roda Besi Sebanyak Minimum 6 Lintasan MASTIK ASBUTON KE 2

MASTIK ASBUTON KE 1

TIPIKAL KONSTRUKSI PENETRASI MACADAM

Gambar

Tabel 2. Ketentuan Mastik Asbuton
Gambar 1. Bagan alir pelaksanaan pekerjaan Lapis Penetrasi Macadam Asbuton

Referensi

Dokumen terkait

Kegiatan pendampingan yang bertujuan menjaga dan menumbuhkan kembali budaya literasi membaca, kegemaran baca dan tulis Al Qur’an, memiliki keterampilan tangan,

1) Informasi Pasar Kerja yang selanjutnya disebut IPK Adalah keterangan mengenai karakteristik dan persediaan tenaga kerja. 2) Penyuluhan Bimbingan Jabatan Adalah

Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwasannya cara pandang individu terhadap dirinya akan membentuk suatu konsep dirinya sendiri, yaitu pemahaman atau gambaran

Sebagian besar produsen terasi (63,3%) tidak mengetahui tentang zat warna yang berbahaya, 63,3% responden juga mengatakan Rhodamin B adalah pewarna untuk makanan dan mereka

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas kasih dan rahmat-Nya sehingga penyusunan tugas akhir skripsi dengan judul “Hubungan Antara

Dalam tulisan ini akan dilakukan pengklasifikasian rumah layak huni dan rumah tidak layak huni dengan melihat struktur bangunan rumah dan fasilitas rumah yang dimiliki

Tidak didapatkan konsentrasi ekstrak daun pepaya (Carica papaya L.) yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Escherichia coli maupun bakteri Staphylococcus aureus,

Kata Kunci: penghimpunan dana; peningkatan profitabilitas; strategi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui strategi penghimpunan dana, implikasi dari