• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN

N/A
N/A
wege wege

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN"

Copied!
99
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat

Ruang Lingkup Praktikum

DASAR TEORI

Jenis-Jenis Jalan

Jalan sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan-kawasan dalam perkotaan, yang disusun secara bertahap sesuai dengan fungsi kawasan yang dihubungkannya. Jalan sekunder adalah jalan yang melayani pergerakan di daerah yang bukan merupakan pusat kegiatan, misalnya jalan di perkotaan. Jalan Lingkungan – Jalan umum digunakan untuk melayani kendaraan yang melakukan perjalanan jarak pendek dan kecepatan rendah.

Jalan nasional adalah jalan yang terdiri atas jalan arteri dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi dan jalan strategis nasional, serta jalan tol. Jalur ini merupakan jalur yang diciptakan secara mandiri oleh individu atau kelompok tertentu dengan tujuan tertentu.

Gambar 2.3 Jalan Tol Palembang Sumber: CNN Indonesia. 2019 2. Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan
Gambar 2.3 Jalan Tol Palembang Sumber: CNN Indonesia. 2019 2. Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan

Bagian-Bagian Jalan dan Pemanfaatannya

Median adalah pemisah fisik jalur lalu lintas yang berfungsi untuk menghilangkan konflik lalu lintas dari arah berlawanan sehingga terjadi. Ruang utilitas jalan adalah ruang di sebelah jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu, yang ditentukan oleh pengelola jalan dan dipergunakan untuk badan jalan, kanal tepi jalan, dan ambang batas keselamatan. Untuk menunjang lalu lintas dan pelayanan lalu lintas jalan serta melindungi konstruksi jalan, maka badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas.

Ketinggian dan kedalaman ruang selanjutnya ditentukan oleh pengelola jalan berdasarkan pedoman yang ditetapkan dalam keputusan menteri. Kedalaman ruang jalan utama dan jalan kolektor paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan jalan.

Perkerasan Jalan

Pelat beton dengan atau tanpa tulangan diletakkan di atas alas dengan atau tanpa alas. Lapisan perkerasan bersifat menahan beban dan menyebarkan beban lalu lintas ke lapisan tanah bawah. Tanah Subgrade merupakan suatu lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat meletakkan lapisan perkerasan dan menopang konstruksi permukaan jalan diatasnya.

Kekuatan dan ketahanan konstruksi perkerasan jalan sangat bergantung pada sifat dan daya dukung tanah dasar. Lapisan subbase adalah lapisan perkerasan yang berada di atas lapisan dasar tanah dan di bawah lapisan atas pondasi. Berbagai jenis tanah lokal (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dibandingkan tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan sub-base.

Lapisan Aspal Beton (LASTON) merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, bahan pengisi dan aspal keras, yang dicampur panas, disebar dan dipadatkan pada suhu tertentu. Laburan Batu Satu Lapisan (BURTU) merupakan lapisan permukaan yang terdiri dari selapis aspal yang ditaburi satu lapis agregat bergradasi rata. Pondasi Atas Lapisan Aspal Beton (UPPER LASTON) merupakan pondasi pengerasan jalan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan selagi panas.

Lapisan aspal-beton alas bawah (LOWER LASTON) umumnya merupakan lapisan datar yang terletak di antara lapisan dasar dan dasar jalan dan terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan pada suhu tertentu. Beton Aspal Lapis Tipis Beton Aspal Lapis Tipis (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri atas campuran agregat pipih, bahan pengisi dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipres panas pada suhu tertentu. Aspal makadam merupakan lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari agregat batu induk dan/atau agregat butiran terbuka atau seragam yang dicampur dengan aspal cair, dikeraskan dan dipres dingin.

Alat-Alat Berat yang Digunakan Dalam Pembuatan Jalan

Penggunaan alat berat yang tidak sesuai dengan kondisi dan situasi lokasi pekerjaan akan mengakibatkan kerugian antara lain rendahnya produksi, tidak terpenuhinya jadwal atau target yang telah ditentukan atau kerugian biaya perbaikan yang tidak semestinya. Alat berat merupakan salah satu faktor penting dalam suatu proyek, terutama proyek konstruksi dan pertambangan serta kegiatan berskala besar lainnya. Tujuan penggunaan alat berat adalah untuk memudahkan manusia dalam melakukan pekerjaannya, sehingga hasil yang diharapkan dapat lebih mudah dicapai dalam waktu yang relatif lebih singkat.

Paver aspal setelah dihamburkan aspal sesuai ketinggian dan rencana kerja, selanjutnya dipadatkan dengan alat pemadat/tandem roller. Proses pemadatan aspal setelah aspal dihamburkan, pekerjaan jalan diselesaikan dengan menyelesaikan pemadatan dan meratakan jalan raya dengan menggunakan alat berat. peralatan rol pneumatik. Di bawah ini adalah gambar alat-alat berat yang digunakan dalam pembangunan jalan dan fungsinya. Buldoser merupakan salah satu jenis alat berat yang berfungsi untuk mendistribusikan secara merata material seperti tanah, pasir, kerikil yang mempunyai kapasitas atau kekuatan dorong yang tinggi.

Ada beberapa jenis blade yang digunakan pada bulldozer atau dozer, antara lain sebagai berikut. Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi mengangkut atau memindahkan material dengan jarak menengah hingga jauh (> 500m). Dump truck biasanya digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu pecah dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi.

Motor grader adalah mesin perata, disebut juga mesin berbilah, merupakan suatu kendaraan rancang (pengangkut) dengan bilah besar yang digunakan untuk membuat permukaan datar. Pada proyek ini termometer infra merah digunakan untuk mengukur suhu beton aspal yang diangkut dengan dump truck dan juga untuk mengukur suhu beton aspal pada saat penghamparan beton aspal hotmix menggunakan paver aspal. Distributor aspal adalah suatu alat yang digunakan untuk menyemprotkan aspal cair panas ke permukaan pekerjaan finishing jalan secara merata dan dengan kecepatan yang sama.

Gambar 2.20 Alat Berat Excavator  Sumber: construction week online. 2014
Gambar 2.20 Alat Berat Excavator Sumber: construction week online. 2014

Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan

Retakan halus (Gambar 2.30) ditandai dengan adanya lubang/celah dengan lebar ≤3 mm, kerusakan ini disebabkan oleh buruknya kualitas material perkerasan, pelapukan permukaan, adanya air tanah pada badan jalan, atau lapisan tanah bawah yang kurang stabil. Kerusakan kulit buaya yang retak (Gambar 2.31) mempunyai lebar celah ≥ 3 mm dan disatukan membentuk rangkaian balok-balok kecil menyerupai kulit buaya Retakan kulit buaya disebabkan oleh defleksi permukaan jalan yang berlebihan di atas lapisan pondasi yang tidak stabil. Kerusakan juga mungkin terjadi akibat pengulangan beban kendaraan yang melebihi kapasitas perkerasan.\. Retakan yang terjadi berupa retakan memanjang sepanjang jalan ± 30 cm dengan atau tanpa percabangan yang mengarah ke bahu jalan dan letaknya dekat dengan bahu jalan (Gambar 2.32).

Retakan memanjang pada umumnya terjadi pada sambungan bahu jalan dengan perkerasan (Gambar 2.33), Retakan pada bahu dan sambungan perkerasan disebabkan oleh sistem drainase yang kurang baik, atau perkerasan tenggelam pada bagian tepinya sehingga air menggenang. Sesuai dengan namanya, retakan ini terjadi pada pertemuan dua jalan raya (Gambar 2.34), dan berbentuk retakan memanjang (Longitudinal Cracks), retakan ini dapat terdiri dari beberapa ruang yang saling sejajar. Kerusakan jenis ini biasanya disebabkan oleh lemahnya ikatan pada sambungan antara kedua jalur perkerasan. Retakan yang dihasilkan ditandai dengan retakan memanjang pada sambungan antara lapisan lama dan lapisan yang mengembang (Gambar 2.35), Penyebab kerusakan ini sesuai dengan penyebab kerusakan reflektif.

Terkadang hal ini terjadi bersamaan dengan dorongan. Retak slip disebabkan oleh buruknya ikatan antara lapisan permukaan dengan lapisan di bawahnya. Terkadang kerusakan ini terjadi akibat kemacetan lalu lintas akibat kompresi yang buruk. Kerusakan tersebut berupa pergeseran plastis yang menimbulkan benturan lokal pada permukaan perkerasan, terutama pada tempat kendaraan sering berhenti, tanjakan terjal, dan tikungan tajam (Gambar 2.41). Amblesan (Gambar 2.42) merupakan penurunan perkerasan lentur yang biasa terjadi pada suatu tempat tertentu dan mudah terdeteksi dengan adanya genangan air, Amblesan terjadi akibat beban lalu lintas yang melebihi kapasitas perkerasan, dan terjadi lendutan pada lapisan dibawahnya. permukaan.

Ravelling (Gambar 2.45) adalah pemisahan partikel agregat dari permukaan perkerasan yang semakin lama semakin dalam, biasanya agregatnya halus. agregat halus) yang terlepas terlebih dahulu dan akibat erosi yang terus menerus maka partikel yang lebih besar pun ikut terlepas dan menyebabkan permukaan perkerasan menjadi kasar dan mudah terkikis. Bleeding (Gambar 2.46) merupakan pergerakan aspal ke atas pada permukaan lapisan aspal sehingga membentuk lapisan aspal di atas permukaan. Hal ini dapat menyebabkan jalan menjadi licin dan membahayakan kendaraan.Kerusakan ini terjadi akibat agregat yang tidak tahan terhadap keausan.

Gambar 2.30. Retak halus
Gambar 2.30. Retak halus

Metode Perbaikan Standar Perkerasan Jalan

Jenis kerusakan yang ditangani adalah retakan searah dengan lebar retakan < 2 mm. Jenis kerusakan yang ditangani adalah retakan searah dengan lebar retakan > 2mm.

Alat

Spec trowel adalah alat yang selalu digunakan pada saat menyetel/meratakan spec pada pasangan bata/bata, plesteran, pasangan bata. Gergaji adalah suatu alat berbentuk logam tipis dengan gigi tajam yang digunakan untuk memotong atau membelah kayu atau benda lainnya. Bak pengaduk merupakan suatu alat kerajinan yang terbuat dari baja berat yang digunakan sebagai tempat pencampuran dalam pencampuran spesi, beton tuang atau perkerasan jalan dengan menggunakan bahan dari aspal cair, agregat kasar dan agregat halus.

Pasir ialah sejenis agregat halus yang digunakan sebagai bahan campuran untuk campuran simen dan asfalt. Benang nilon merupakan salah satu jenis benang yang digunakan sebagai penanda untuk membuat saluran saliran di jalan raya. Paku ialah logam keras dengan mata tajam, umumnya diperbuat daripada keluli besi tempa (sejenis besi keras) yang digunakan untuk menyambung dua bahan dengan menembusi kedua-duanya.

Mempersiapkan alat dan bahan yang akan digunakan pada tahap penghamparan tanah dasar. Ratakan olesan dengan pick and shovel agar permukaan yang diperoleh sesuai dengan rencana kerja yang diinginkan. Ukur permukaan tanah yang akan digali untuk dijadikan drainase sesuai rencana kerja.

Jika tanah digali, pasang patok untuk memudahkan pemasangan batu bata. Pasang patok sesuai rencana kerja yang ada. Pembangunan jalan pada umumnya dilakukan dengan menggunakan alat-alat berat sehingga menghasilkan bentuk jalan yang baik dan meringankan pekerjaan manusia. Harap simpan alat bekas sebaik mungkin untuk menghindari kerusakan dan harap gunakan bahan seefisien mungkin.

Gambar 3.1 Cangkul
Gambar 3.1 Cangkul

Bahan

URAIAN KERJA

  • Pembentukan Badan Jalan dengan Patok Kayu
  • Penghamparan Lapisan Fondasi Bawah (Sub-Base Course)
  • Penghamparan Lapisan Fondasi Atas (Base Course)
  • Pembuatan Saluran Drainase Jalan
  • Penghamparan Lapisan Perkerasan Jalan (Surface Course)

Melaksanakan pembentukan badan jalan agar bentuk, tinggi dan lekukan jalan sesuai dengan yang telah direncanakan sebelumnya. Buatlah patok pada tanah untuk membuat jalan dan badan jalan dengan menggunakan kayu racuk sesuai dengan ukuran yang direncanakan.

7. Foto kerja :
7. Foto kerja :

PENUTUP

Saran

Perencanaan ketebalan lapisan perkerasan pada tugas akhir ini hanya sebatas menghitung ketebalan tiap lapisan perkerasan, tidak termasuk bahu jalan. Untuk kondisi lapisan tanah bawah yang berbeda-beda, perencanaan ketebalan lapisan perkerasan sebaiknya dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa segmen, karena hal ini sangat mempengaruhi ketebalan setiap lapisan.

Gambar

Gambar 2.3 Jalan Tol Palembang Sumber: CNN Indonesia. 2019 2. Jenis-Jenis Jalan Berdasarkan Sistem Jaringan Jalan
Gambar 2.5 Contoh Jalan Arteri Sumber: Kompas. 2022 b. Jalan Kolektor
Gambar 2.7 Contoh Jalan Lokal Sumber: e-jourrnal. 2021 d. Jalan Lingkungan
Gambar 2.8 Contoh Jalan Lingkungan Sumber: Lamudi. 2022
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kondisi rekatan antar lapis perkerasan adalah faktor yang sangat berpengaruh terhadap umur rencana perkerasan jalan karena pada tiap lapis perkerasan tidak selalu tercapai

Lapis pondasi atas pada perkerasan lentur biasanya terdiri atas lapisan hasil pemadatan batu pecah, kerikil atau slag yang bergradasi tertentu, atau bahan hasil

Adalah kemampuan suatu lapis perkerasan untuk menahan keausan akibat dari perubahan yang terjadi pada aspal (oksidasi), disintegrasi dari agregat dan striping lapisan aspal

Lapis Aspal Beton Pondasi Bawah (LASTON BAWAH) adalah pada umumnya merupakan lapis perkerasan yang terletak antara lapis pondasi dan tanah dasar jalan yang terdiri dari

Hot Rolled Asphalt (HRA) - merupakan lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi timpang, filler dan aspal keras dengan perbandingan tertentu,

Lataston (lapis tipis aspal beton) atau Hot rolled sheets (HRS), yaitu lapis penutup yang terdiri dari campuran antara agregat bergradasi menerus, material pengisi (filler), dan

Bak Pengaduk Bak pengaduk merupakan alat tukang yang terbuat dari baja berat yang digunakan sebagai tempat untuk pengadukan dalam pencampuran spesi, cor beton, maupun perkerasan jalan

PILIHAN LAPIS AUS Ukuran Nominal 10 & 14 mm Campuran Bergradasi Terbuka • Tidak dapat pada jalan lalu lintas berat • Permeabel terhadap air • Agar lebih kedap air ditutup dengan