• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN

N/A
N/A
wege wege

Academic year: 2024

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM PERKERASAN JALAN "

Copied!
85
0
0

Teks penuh

PENDAHULUAN

Rumusan Masalah

Tujuan

Manfaat

Ruang Lingkup Praktikum

DASAR TEORI

Jenis-Jenis Jalan

Jalan sekunder merupakan jalan yang menghubungkan kawasan-kawasan dalam permukiman perkotaan, yang disusun secara bertahap sesuai dengan tujuan kawasan yang dihubungkan tersebut. Jalan sekunder adalah jalan yang melayani lalu lintas di daerah yang bukan merupakan pusat kegiatan, misalnya jalan di perkotaan. Jalan lingkungan - jalan umum yang digunakan untuk kendaraan yang melakukan perjalanan jarak pendek dan kecepatan rendah.

Jalan nasional adalah jalan yang terdiri atas jalan utama dan jalan kolektor dalam sistem jaringan jalan primer yang menghubungkan ibu kota provinsi, serta jalan strategis nasional dan jalan tol. Jalan yang menghubungkan ibu kota kabupaten dengan ibu kota kecamatan, antara ibu kota kecamatan, ibu kota kabupaten dan pusat kegiatan daerah, antara pusat kegiatan daerah dengan jalan strategis kabupaten.

Bagian-Bagian Jalan dan Pemanfaatannya

Ruang guna jalan adalah ruang sepanjang jalan yang dibatasi oleh lebar, tinggi, dan kedalaman tertentu yang ditentukan oleh penyelenggara jalan dan digunakan untuk badan jalan, saluran tepi jalan, dan ambang batas keselamatan. Untuk menunjang pelayanan lalu lintas dan angkutan jalan serta melindungi konstruksi jalan, maka badan jalan dilengkapi dengan ruang bebas. Ketinggian dan kedalaman ruang ditentukan lebih lanjut oleh operator jalan terkait berdasarkan pedoman yang dikeluarkan oleh.

Kedalaman ruang jalan utama dan jalan kolektor paling sedikit 1,5 (satu koma lima) meter dari permukaan jalan. Jalan yang harus memenuhi syarat lebar penggunaan jalan yang aman antara lain perlunya perluasan luas jalan yang dapat digunakan di masa yang akan datang.

Perkerasan Jalan

Tanah berlapis merupakan lapisan tanah yang berfungsi sebagai tempat peletakan lapisan perkerasan dan menopang struktur perkerasan jalan di atasnya. Lapisan pondasi bawah merupakan lapisan paving yang letaknya diatas lapisan dasar tanah dan dibawah lapisan pondasi atas. Berbagai jenis tanah lokal (CBR > 20%, PI < 10%) yang relatif lebih baik dibandingkan tanah dasar dapat digunakan sebagai bahan sub pondasi.

Lapisan Aspal Beton (LASTON) merupakan suatu lapisan pada konstruksi jalan yang terdiri dari agregat kasar, agregat halus, dempul dan aspal keras, yang dicampur, dihamparkan dan dipadatkan secara panas pada suhu tertentu. Lapisan Penetrasi Makadam (LAPEN) adalah lapisan perkerasan jalan yang terdiri atas agregat dasar dengan agregat abrasif yang terbuka dan seragam, diikat dengan aspal keras dengan cara disemprotkan ke atasnya dan dipadatkan lapis demi lapis, dan apabila hendak digunakan sebagai bahan pelapis. basis. lapis demi lapis harus ditutup aspal dengan batu. Aspal canai panas (HRA) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari campuran agregat bergradasi, dempul dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipadatkan dalam keadaan panas pada suhu tertentu.

Laburan Batu Satu Lapisan (BURTU) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari lapisan aspal yang ditaburi satu lapisan agregat bergradasi seragam. Lapisan aspal-beton alas atas (UPPER LASTON) merupakan pondasi perkerasan yang terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan pada waktu panas. Lapisan aspal-beton alas bawah (LOWER LASTON) umumnya merupakan lapisan datar yang terletak di antara lapisan dasar dan dasar jalan dan terdiri dari campuran agregat dan aspal dengan perbandingan tertentu, dicampur dan dipadatkan pada suhu tertentu.

Beton Aspal Lapis Tipis Beton Aspal Lapis Tipis (LATASTON) merupakan lapisan penutup yang terdiri atas campuran agregat pipih, bahan pengisi dan aspal keras dengan perbandingan tertentu, yang dicampur dan dipres panas pada suhu tertentu. Lapisan Aspal Pasir Tipis (LATASIR) merupakan lapisan penutup yang terdiri dari campuran pasir dan aspal keras yang dicampur panas, didispersikan dan dipadatkan pada suhu tertentu. Aspal makadam merupakan lapisan perkerasan jalan yang terdiri dari agregat batu induk dan/atau agregat butiran terbuka atau seragam yang dicampur dengan aspal cair, dikeraskan dan dipres dingin.

Alat-Alat Berat yang Digunakan Dalam Pembuatan Jalan

Buldoser merupakan salah satu jenis alat berat yang berfungsi untuk mendistribusikan material seperti tanah, pasir, kerikil secara merata, yang mempunyai daya dorong atau tenaga yang tinggi. Ada beberapa jenis blade yang digunakan pada bulldozer atau angle dozer, antara lain sebagai berikut. Dump truck merupakan alat berat yang berfungsi mengangkut atau memindahkan material dengan jarak menengah dan jauh (> 500 m).

Dump truck biasanya digunakan untuk mengangkut material alam seperti tanah, pasir, batu pecah dan juga material olahan seperti beton kering pada proyek konstruksi. Compactor adalah suatu alat berat yang digunakan untuk memadatkan tanah atau material sedemikian rupa sehingga tercapai tingkat kepadatan yang diinginkan. Motor grader adalah mesin perata, disebut juga mesin berbilah, merupakan suatu kendaraan rancang (pengangkut) dengan bilah besar yang digunakan untuk membuat permukaan datar.

Dalam pengoperasiannya, Motor Grader menggunakan pisau yang disebut form plate yang dapat digerakkan sesuai dengan kebutuhan bentuk permukaan. Pergerakan yang dilakukan blade pada Motor Grader sama dengan blade pada Dozer, yaitu kemiringan, pitch, dan sudut dengan fleksibilitas yang lebih besar. Alat ini sangat baik untuk menggulung material granular, dan juga baik untuk menggulung lapisan campuran panas sebagai “roll perantara”.

Termometer inframerah adalah termometer yang menyimpulkan suhu dari beberapa radiasi termal (disebut juga radiasi benda hitam) yang dipancarkan oleh benda yang diukur. Pada proyek ini termometer infra merah digunakan untuk mengukur suhu beton aspal yang diangkut dengan dump truck dan juga untuk mengukur suhu beton aspal pada saat penghamparan beton aspal hotmix menggunakan paver aspal. Distributor aspal adalah suatu alat yang digunakan untuk menyemprotkan aspal cair panas ke permukaan pekerjaan finishing jalan secara merata dan dengan kecepatan yang sama.

Jenis-Jenis Kerusakan Pada Jalan

Retakan halus (Gambar 2.30) ditandai dengan adanya lubang/celah dengan lebar ≤3 mm, kerusakan ini disebabkan oleh buruknya kualitas material perkerasan, pelapukan permukaan, adanya air tanah pada badan jalan, atau lapisan tanah bawah yang kurang stabil. Kerusakan kulit buaya yang retak (Gambar 2.31) mempunyai lebar celah ≥ 3 mm dan disatukan membentuk rangkaian balok-balok kecil menyerupai kulit buaya Retakan kulit buaya disebabkan oleh defleksi permukaan jalan yang berlebihan di atas lapisan pondasi yang tidak stabil. Kerusakan juga mungkin terjadi akibat pengulangan beban kendaraan yang melebihi kapasitas perkerasan.\. Retakan yang terjadi berupa retakan memanjang sepanjang jalan ± 30 cm dengan atau tanpa percabangan yang mengarah ke bahu jalan dan letaknya dekat dengan bahu jalan (Gambar 2.32).

Retakan memanjang pada umumnya terjadi pada sambungan bahu jalan dengan perkerasan (Gambar 2.33), Retakan pada bahu dan sambungan perkerasan disebabkan oleh sistem drainase yang kurang baik, atau perkerasan tenggelam pada bagian tepinya sehingga air menggenang. Sesuai dengan namanya, retakan ini terjadi pada pertemuan dua jalan raya (Gambar 2.34), dan berbentuk retakan memanjang (Longitudinal Cracks), retakan ini dapat terdiri dari beberapa ruang yang saling sejajar. Kerusakan jenis ini biasanya disebabkan oleh lemahnya ikatan pada sambungan antara kedua jalur perkerasan. Retakan yang dihasilkan ditandai dengan retakan memanjang pada sambungan antara lapisan lama dan lapisan yang mengembang (Gambar 2.35), Penyebab kerusakan ini sesuai dengan penyebab kerusakan reflektif.

Kerusakan ini terjadi pada lapisan tambahan (Overlay), dapat memanjang (Retak Panjang), diagonal (Retak Diagonal), melintang (Retak Melintang) atau persegi (Retak Blok) yang menggambarkan pola retakan perkerasan di bawahnya (Gambar 2.36). Kerusakan tersebut berupa pergeseran plastis yang menimbulkan benturan lokal pada permukaan perkerasan, terutama pada tempat kendaraan sering berhenti, tanjakan terjal, dan tikungan tajam (Gambar 2.41). Amblesan (Gambar 2.42) merupakan penurunan perkerasan lentur yang biasa terjadi pada suatu tempat tertentu dan mudah terdeteksi dengan adanya genangan air, Amblesan terjadi akibat beban lalu lintas yang melebihi kapasitas perkerasan, dan terjadi lendutan pada lapisan dibawahnya. permukaan.

Jembul (Gambar 2.43) terbentuk akibat berkembangnya pondasi pada tanah yang luas.Kerusakan pada jembul biasanya disertai dengan keretakan. Degradasi (Gambar 2.45) adalah pemisahan partikel agregat dari permukaan perkerasan, yang semakin dalam seiring berjalannya waktu. Biasanya agregatnya baik-baik saja. agregat halus) yang terlepas terlebih dahulu, namun karena erosi yang terus menerus, partikel yang lebih besar juga ikut terlepas sehingga menyebabkan permukaan jalan menjadi kasar dan mudah terkikis. Bleeding (Gambar 2.46) adalah pergerakan aspal ke atas di atas permukaan lapisan aspal sehingga membentuk lapisan aspal di atas permukaan tersebut.

Metode Perbaikan Standar Perkerasan Jalan

Jenis kerusakan yang dipertimbangkan adalah letak retakan searah dengan lebar retakan > 2 mm.

ALAT DAN BAHAN

Bahan

URAIAN KERJA

Pembentukan Badan Jalan dengan Patok Kayu

Melaksanakan perancangan badan jalan agar bentuk, tinggi dan lekukan jalan sesuai dengan yang dirancang sebelumnya. Buatlah patok pada tanah untuk pembuatan jalan dan badan jalan dengan kayu racuk sesuai ukuran yang direncanakan. Penggunaan kayu yang efektif Jika panjang kayu kurang dari panjang jalan yang ditentukan, maka sambungkan dengan kayu lain hingga sama panjang dengan jalan yang direncanakan.

Buat garisan Amerika untuk mengetahui bahagian tengah badan jalan yang akan dibuat menggunakan benang nilon dan kayu.

Penghamparan Lapisan Fondasi Bawah (Sub-Base Course)

Ratakan olesan dengan pick and shovel agar permukaan yang diperoleh sesuai dengan rencana kerja yang diinginkan.

Penghamparan Lapisan Fondasi Atas (Base Course)

Pembuatan Saluran Drainase Jalan

Ukur permukaan tanah yang akan dikorek untuk digunakan untuk saliran mengikut pelan kerja. Apabila tanah dikorek, pasang cerucuk untuk memudahkan pemasangan batu bata, pasang cerucuk mengikut pelan kerja sedia ada.

Pembuatan Bahu Jalan

Penghamparan Lapisan Perkerasan Jalan (Surface Course)

Jika campuran agregat dan aspal sudah rata, angkat campuran aspal dari wadah pencampur. Lapisan dalam perencanaan aspal meliputi tanah dasar, lapisan dasar, dan lapisan perkerasan aspal. Saat meletakkan alas dan lapisan dasar, yang terbaik adalah melihat dan mengukur kemiringan dan ketebalan untuk mencapai kesesuaian yang sempurna.

Aspal mempunyai sifat mekanik (rheologi), yaitu hubungan tegangan dan regangan dipengaruhi oleh waktu. Kinerja aspal sangat dipengaruhi oleh sifat-sifat aspal karena digunakan sebagai bahan pengikat pada campuran aspal dan tersebar di lapangan. Hal ini dikarenakan sifat aspal akan berubah secara signifikan akibat adanya oksidasi dan pengelupasan yang terjadi pada saat pencampuran, pengangkutan dan penyebaran campuran aspal di lapangan.

Kepekaan aspal terhadap perubahan sifat akibat perubahan suhu disebut dengan kepekaan aspal terhadap suhu. Pembangunan jalan biasanya dilakukan dengan alat-alat berat untuk menghasilkan bentuk jalan yang baik dan memudahkan pekerjaan manusia. Perencanaan ketebalan lapisan perkerasan pada tugas akhir ini hanya dibatasi pada perhitungan ketebalan masing-masing lapisan perkerasan, tidak termasuk bahu jalan.

Pada dasarnya perencanaan ketebalan lapisan perkerasan idealnya juga harus mempunyai bahu jalan dan drainase, sehingga disarankan untuk merencanakan ketebalan lapisan perkerasan agar bahu jalan juga direncanakan. Untuk kondisi lapisan tanah bawah yang berbeda-beda, perencanaan ketebalan lapisan perkerasan sebaiknya dilakukan dengan membaginya menjadi beberapa segmen, karena hal ini sangat mempengaruhi ketebalan setiap lapisan. Harap menjaga alat-alat yang digunakan sebaik mungkin untuk menghindari kerusakan dan mohon gunakan bahan-bahan tersebut seefisien mungkin.

PENUTUP

Saran

Referensi

Dokumen terkait

Perancangan ini dirancang dengan menggunakan Metode Perencanaan Perkerasan Jalan Beton Semen Pd T-14-2003 untuk menentukan tebal perkerasan, perancangan pelengkap jalan

Setelah sambungan dan tepi perkerasan selesai, sebelum bahan perawatan ( curing ) digunakan, permukaan beton harus dikasarkan dengan membuat tekstur permukaan pada arah melintang

perkerasan beton bersambung tanpa tulangan (Jointed Unreinforced Concrete Pavement) adalah jenis perkerasan beton semen yang dibuat tanpa tulangan dengan ukuran

Desain struktur perkerasan lentur yang terdiri dari lapisan ACWC 4 cm, lapisan ACBC 6 cm, laisan AC Base 8 cm, dan struktur perkerasan kaku yang terdiri dari perkerasan beton

Perkerasan beton semen adalah struktur yang terdiri atas pelat beton semen yang bersambung (tidak menerus) tanpa atau dengan tulangan, atau menerus

Perkerasan Kaku ( Rigid Pavement ) Rigid pavement atau perkerasan kaku adalah jenis perkerasan jalan yang menggunakan beton sebagai bahan utama perkerasan tersebut, merupakan salah

Tugas akhir ini dilakukan untuk evaluasi sekaligus pembanding antara penggunaan jalan perkerasan lentur menggunakan konstruksi saluran drainase cor ditempat dengan

Desain Perkerasan Kaku untuk Jalan dengan Beban Lalu lintas Berat Struktur Perkerasan R1 R2 R3 R4 R5 Kelompok sumbu kendaraan berat overloaded 10E6 < 4.3 < 8.6 < 25.8 < 43 <