• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAMPAK PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "DAMPAK PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELA"

Copied!
12
0
0

Teks penuh

(1)

DAMPAK PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA PEMBELAJARAN POWER POINT TERHADAP MOTIVASI GURU DI SD NEGERI JOMBOR KABUPATEN

SEMARANG

Windhiastri Nur Aini Pramesti 942016015@student.uksw.edu Universitas Kristen Satya Wacana

Abstract

Teacher Performance Assessment (PKG) of Jombor Elementary School in Tuntang District of Semarang District in the use of media-based learning in school, especially based of technology is still quite low. The training action research aims to look at the impact of training on the use of instructional media power point on the motivation of teachers. The effort is organizing a training for teachers of Jombor Elementary School in Tuntang District of Semarang District. This research will hold in two cycles using quantitative and qualitative

data analysis.

(2)

LATAR BELAKANG

Seorang tenaga pendidik dituntut untuk mampu menyampaikan materi melalui proses belajar mengajar. Di dalam proses belajar mengajar terdapat berbagai pengajaran yang saling terintegrasi guna mencapai tujuan dari pembelajaran itu sendiri. Sehubungan dengan hal tersebut, peran guru sangat besar dalam usaha penyelenggaraan proses belajar mengajar tersebut. Guna mencapai hasil belajar yang optimal, semua komponen dalam proses belajar mengajar tersebut tidak boleh diabaikan. Salah satu komponen tersebut adalah penggunaan media dalam pembelajaran yang saling terkait dengan komponen lainnya dalam mencapai tujuan pengajaran.

Dengan menggunakan alat peraga maka akan mempermudah guru dalam menerapkan strategi mengajar. Penggunaan alat peraga merupakan strategi pengajaran dalam metode yang lebih menarik dan menyenangkan. Di era globalisasi sekarang ini, penggunaan IT sebagai media pembelajaran sudah sangat familiar digunakan di bidang pendidikan. Sarana dan prasarana pun sudah sangat menunjang guna mewujudkan pendidikan yang maju. Setiap sekolah hampir seluruhnya sudah dilengkapi dengan sarana dan prasarana

komputer. Namun tersedianya sarana dan prasarana ini tidak didukung oleh kemampuan guru dalam menggunakan sarana dan prasarana tersebut dengan baik.

Rendahnya hasil penilaian Penilaian Kinerja Guru (PKG) di salah satu SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang ini ditemukan permasalahan penggunaan komputer sebagai media pembelajaran, yaitu para guru belum memiliki kemampuan yang memadai, terutama dalam menggunakan Microsoft Power Point sebagai salah satu aplikasi untuk presentasi dalam pembelajaran.

Berdasarkan problematika tersebut diatas itulah penulis melakukan suatu tindakan melalui suatu pelatihan dengan judul: “Dampak Pelatihan Pembuatan Media Pembelajaran Power Point Terhadap Motivasi Guru Di Sd Negeri Jombor Kabupaten Semarang ”.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis telah mengidentifikasi permasalahan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru setelah mengikuti pelatihan dalam menggunakan Microsoft power point sebagai media pembelajaran.

2. Motivasi guru setelah mengikuti pelatihan dalam menggunakan Microsoft power point sebagai media pembelajaran.

(3)

1. Untuk mengetahui kemampuan guru setelah mengikuti pelatihan dalam menggunakan Microsoft power point sebagai media pembelajaran. 2. Untuk mengetahui dampak

motivasi guru setelah mengikuti pelatihan dalam menggunakan Microsoft power point sebagai media pembelajaran.

TINJAUAN PUSTAKA

Uraian dalam bagian ini menyangkut kajian tentang beberapa aspek dan pengertian yang berhubungan dengan judul dan permasalahan yang penulis teliti melalui Penelitian Tindakan ini, yaitu:

1. Kompetensi Guru dalam Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi.

2. Motivasi Guru

3. Media Pembelajaran dan Manfaatnya.

4. Microsoft Power Point Sebagai Media Pembelajaran.

5. Pelatihan Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru dan Motivasi Guru

1. Kompetensi Guru dalam Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

Penguasaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK)

(4)

Urgensi peningkatan kemampuan TIK guru menurut Wijayanti (201) adalah: (1) TIK dapat digunakan untuk membantu pekerjaan administratif (Word processor & Kebutuhan Wajib Tingkat Dasar, Spreadsheet), (2) TIK dapat digunakan untuk membantu mengemas bahan ajar (Multimedia) Kebutuhan Tingkat Menengah, (3) TIK dapat digunakan untuk membantu proses manajemen pembelajaran (e-learning, Kebutuhan Tingkat Lanjut,dll), dan (4) TIK dapat digunakan untuk dukungan teknis dan meningkatkan pengetahuan agar dapat mewujudkan self running creation (antivirus, tools, jaringan, internet, dll).

Lebih lanjut Wijayanti (2011) menyebutkan Standar Kompetensi Guru yang harus dikuasai dalam penguasaan TIK adalah (1) Mengoperasikan komputer personal dan periferalnya, (2) Merakit, menginstalasi, menset-up, memelihara dan melacak serta memecahkan masalah (troubleshooting) pada komputer personal, (3) Melakukan pemograman komputer dengan salah satu bahasa pemograman berorientasi objek, (4) Mengolah

kata (word processing) dengan komputer personal, (5) Mengolah lembar kerja (spreadsheet) dan grafik dengan komputer personal, (6) Mengelola pangkalan data (data base) dengan komputer personal atau komputer server, (7) Membuat presentasi interaktif yang memenuhi kaidah komunikasi visual dan interpersonal.

Tomoredjo (2009) menyatakan bahwa supaya guru menjadi profesional yang sesuai dengan era global dan digital ini hendaknya guru memiliki sembilan kriteria guru profesional sebagai berikut : (1) Mahir pada core competency-nya, (2) Mengerti dan memahami kurikulum beserta aplikasi dan pengembangannya, (3) Menguasai pedagogik secara teoritis dan praktis beserta 135 pengembangannya, (4) Menjadi pendengar yang baik dan empatik, (5) Menguasai public speaking, terampil memotivasi dan menginspirasi, (6) Menjadi pembaca yang efektif dan broad minded, (7) Biasa melakukan riset dan penulisan, (8) Bisa mengaplikasikan TIK berbasis pembelajaran, dan (9) Menguasai bahasa internasional.

(5)

akan terwujud dalam bentuk penguasaan pengetahuan dan professional dalam menjalankan fungsinya sebagai guru. Menurut Robotham (1996), kompetensi yang diperlukan oleh seseorang tersebut dapat diperoleh baik melalui pendidikan formal maupun pengalaman.

2. Motivasi Guru

Motivasi adalah pendorong yang menimbulkan kegigihan perilaku untuk melakukan sesuatu dan mengarahkan tindakan pada suatu tujuan yang ingin dicapai (Stenberg,2003; Santrock, 2008; Purwanto, 2006; Robbins;2009).

Rasheed dkk (2010) menyatakan bahwa motivasi merupakan kontributor yang signifikan dalam kinerja guru. Menurut Porter et al., Filak & Sheldon (Rasheed dkk, 2010), motivasi kerja guru sangat penting bagi kinerja dan keberhasilan dari setiap sistem pendidikan.

Motivasi kerja guru adalah dorongan yang menggerakan dan mempengaruhi guru untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan baik sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Menurut Cave dan Mulloy (Schieb dan Karabenick,

2011), guru yang memiliki motivasi kerja yang tinggi akan selalu mengembangkan keprofesionalannya dan program inovatif untuk meningkatkan pembelajaran siswa.

Dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja guru adalah suatu dorongan kerja bagi guru untuk melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya dengan sebaik-baiknya demi mencapai tujuan yang telah ditentukan.

3. Media Pembelajaran dan

Manfaatnya

(6)

Sedangkan Susilana dan Riyana (2008) mengemukakan bahwa media pembelajaran ini juga memiliki nilai dan manfaat, yaitu (1) Membuat konkrit konsep-konsep yang abstrak, (2) Menghadirkan objek-objek yang terlalu berbahaya atau sukar didapat kedalam lingkungan belajar, (3) Menampilkan objek yang terlalu besar atau kecil, (4) Memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat atau lambat.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam proses belajar mengajar sehingga dapat diharapkan hasil belajar akan meningkatkan.

4. Microsoft Office Power Point sebagai Media Pembelajaran

Microsoft PowerPoint

merupakan program aplikasi persentasi dalam komputer (Susilana, 2007: 99). Dengan menggunakan PowerPoint, dapat membuat persentasi secara professional dan bahkan jika perlu hasil presentasi dapat ditempatkan di server web untuk diakses sebagai bahan pembelajaran atau informasi yang lainnya. Selain penggunaannya mudah, program

PowerPoint dapat diintegrasikan dengan Microsoft yang lainnya seperti Word, Excel, access dan sebagainya (Susilana, 2007: 99)

Pada pembelajaran, microsoft power point tersebut digunakan untuk memperkenalkan atau menjelaskan materi pembelajaran yang berfungsi untuk menarik perhatian peserta didik agar semangat dan berminat untuk mengikuti pembelajaran. Tetapi guru harus pintar memilih materi mana yang cocok dipresentasikan, karena mungkin tidak semua materi cocok untuk dipresentasikan.

(7)

5. Pelatihan Sebagai Strategi Peningkatan Kompetensi Guru dan Motivasi Guru

Model Latihan Partisipatif (Participatory Training Model)

Model pelatihan ini sebenarnya merupakan pembaharuan (inovasi) dari model-model yang telah diuraikan terdahulu. Model pembelajaran partisipatif sebenarnya menekankan pada proses pembelajaran, di mana kegiatan belajar dalam pelatihan dibangun atas dasar partisipasi aktif (keikut sertaan) peserta pelatihan dalam semua aspek kegiatan pelatihan, mulai dari kegiatan merencanakan, melaksanakan, sampai pada tahap menilai kegiatan pembelajaran dalam pelatihan. Upaya yang dilakukan pelatih pada prinsipnya lebih ditekankan pada motivasi dan melibatkan kegiatan peserta.

Hubungan peranan sumber belajar (pelatih) dengan peserta berdasarkan intensitas peranan pelatih adalah tinggi. Peranan ini ditampilkan dalam membantu peserta dengan menyajikan informasi mengenai bahan ajar (bahan latihan) dan dengan melakukan motivasi dan bimbingan kepada peserta. Intensitas kegiatan

pelatih (sumber) makin lama makin menurun sehingga perannya lebih diarahkan untuk memantau dan memberikan umpan balik terhadap kegiatan pelatihan dan sebaliknya kegiatan peserta pada awal kegiatan rendah, kegiatan awal ini digunakan hanya untuk menerima bahan pelatihan, informasi, petunjuk, bahan-bahan, langkah-langkah kegiatan dll. Kemudian partisipasi peserta makin lama makin menaik tinggi dan aktif membangun suasana pelatihan yang lebih bermakna.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti akan menggunakan Model Latihan Partisipatif (Participatory Training Model). Karena pelatihan ini akan melibatkan partisipasi aktif dari peserta pelatihan, yaitu dalam hal ini adalah guru-guru SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang Kabupaten Semarang.

METODE PENELITIAN 1. Tempat Penelitian

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan di SD Negeri Jombor di Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

2. Waktu Penelitian

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan setiap hari Sabtu, 25 Maret, 1 April dan 8 April 2017.

(8)

a. Subjek penelitian adalah guru-guru SD Negeri Jombor Kecamatan Tuntang, Kabupaten Semarang.

b. Objek penelitian adalah motivasi guru setelah pelatihan

penggunaan media

pembelajaran power point. 4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini adalah wawancara dan angket dengan guru–guru sebagai subyek penelitian. Data yang dikumpulkan dari para guru, meliputi angket, slide bahan ajar dengan power point. Selain itu, penilaian hasil kerja guru sebagai sumber data, penulis menggunakan observasi dokumen sebagai sumber data. 5. Teknik Penelitian

Dalam penelitian ini pengumpulan data menggunakan teknik non tes yaitu data angket dan wawancara.

HASIL DAN PEMBAHASAN

(9)

Tabel 1. Hasil Motivasi Guru Dalam Mengikuti Pelatihan Penggunaan Media Pembelajaran Power Point Pada Siklus I (S-I) dan Siklus II (S-II)

No

Motivasi yg Diamati (M)

Jumlah Guru Menurut Kategori Skor Capaian (%)

Motivasi Amat

Baik Baik Cukup Kurang

S-I S-II S-I S-II S-I S-II S-I S-II S-I S-II

1 M-1 8 14 10 4 0 0 86.1 94.4

2 M-2 6 12 12 6 0 0 83.3 91.7

3 M-3 4 10 8 8 6 0 72.2 88.9

4 M-4 5 8 5 10 5 3 66.7 86.1

(10)

Keterangan : *)

M-1 : Antusias guru dalam membuat slide bahan ajar dengan Power Point M-2 : Tingkat perhatian pada kegiatan pelatihan

M-3 : Kemauan mencatat materi yang dianggap penting M-4 : Keberanian mengajukan pertanyaan

M-5 : Keberanian menjawab pertanyaan

Data dalam Tabel 1 menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan motivasi guru dalam mengikuti pelatihan dari siklus I ke siklus II. Peningkatan terjadi pada semua aspek, meskipun besarnya peningkatan bervariasi antar aspek. Peningkat yang paling kecil (8,3%) terjadi pada aspek Antusiame guru untuk mengerti cara pembuatan slide, yaitu dari 86,1% pada Siklus I menjadi 94,4% pada siklus II. Peningkatan ini sangat kecil karena memang peserta memiliki motivasinya sudah hampir optimal pada siklus I.

KESIMPULAN

Berdasarkan analisis data dan hasil tindakan dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan kegiatan pelatihan sangat signifikan dapat meningkatkan motivasi guru SD Negeri Jombor dalam menggunakan slide Microsoft power

point sebagai media pembelajaran.

SARAN

Karena adanya peningkatan motivasi yang signifikan dari pelatihan dalam meningkatkan kemampuan guru menggunakan media slide power point maka peneliti menyampaikan beberapa saran yaitu: 1. Kepada Kepala Sekolah disarankan

agar melanjutkan pembinaan guru dalam menggunakan Microsoft powerpoint untuk media pembelajaran, dengan demikian

para guru akan

menggunakannya secara

berkelanjutan pada proses belajar mengajar.

(11)
(12)

DAFTAR PUSTAKA

Daryanto. 2010. Media Pembelajaran (Peranannya Sangat Penting Dalam Mencapai Tujuan Pembelajaran). Yogyakarta: Gava Media.

Fathurrohman, P. dan Sutikno, S. 2007. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rafika Aditama.

Indriana, D. 2011. Ragam Alat Bantu Media Pengajaran (Mengenal,

Merancang, dan

Mempraktikkannya). Jogyakarta. Diva Press.

Jarvis, P. 2001. Learning in Later Life: An introduction to educators and Carers. London : Kogan Page. Majid, A. 2005. Perencaan Pembelajaran:

Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: PT.Remaja Rosda Karya.

Ramlan. 2003. Media dan Sumber Pembelajaran. Universitas Muhammadiyah Pare-Pare. Robotham, D. 1996. Competences:

Measuring The Immeasurable, Management Development Review, Vol 9, No.5.

Russel, J. 2012. Microsoft Power Point. Indigo : Book Vika Publishing Tomoredjo, Mampuono Rasyidin, Penguasaan ICT: Bekal Guru Profesional Menghadapi Era Global, (online) tersedia pada http://www. jatengklubguru.com. Wijayanti, Inggit Dyaning. 2011.

Gambar

Tabel 1. Hasil Motivasi Guru Dalam Mengikuti Pelatihan Penggunaan Media

Referensi

Dokumen terkait

Stres akademik adalah stres pada mahasiswa yang bersumber dari proses belajar mengajar atau hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan belajar, meliputi: tekanan untuk naik kelas,

Perlu dilakukan penelitian tentang penggunaan ekstrak daun pepaya ( Carica papaya L. ) sebagai larvisida terhadap spesies nyamuk yang lain.. Chemical Methods for the

Sejalan dengan Visi Pemerintah Kabupaten Lamongan serta sesuai dengan tugas pokok dan fungsi Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya Kabupaten Lamongan, maka sesuai

Laporan Kinerja (LK) Sekretariat Komisi Pemilihan Umum Kota Tanjungpinang, ini memuat upaya-upaya yang telah dilakukan Sekretariat KPU Kota Tanjungpinang pada Tahun 2018

anak, pelacuran, pornografi, perdagangan / penyalahgunaan obat - obatan, memperalat anak dalam melakukan kejahatan dan sebagainya). 8) Perlindungan anak terhadap

penyimpangan minimum dari rata-rata leverage yang bisa saja terjadi yaitu sebesar -2.52142.. Perusahaan yang mempunyai tingkat leverage yang tinggi menunjukkan

hal sebagaimana tersebut pada pokok surat di atas, setelah memperhatikan ketentuan-ketentuan yang berlaku dan hasil penelitian kami serta memperhatikan segi teknis dan

Dengan ini saya, Fiqi Ruli Setiawan, menyatakan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir saya dengan judul Prediksi Pergerakan Harga Saham dengan MenggunakanTrend Deterministic Data