• Tidak ada hasil yang ditemukan

CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISA LOKASI DA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "CRITICAL REVIEW JURNAL ANALISA LOKASI DA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Puji Syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya makalah

yang berjudul “Critical Review Jurnal: Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” dapat disusun sebagai

pemenuhan tugas I mata kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan.

Penulis menyadari bahwa laporan ini tersusun berkat peran serta dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Pak Arwi Yudhi Koswara,ST dan Bu Vely Kukinul Siswanto,ST,MT selaku dosen mata

kuliah Analisa Lokasi dan Keruangan Kelas A, arahan dan bimbingan beliau sangat

membantu dalam penyusunan laporan ini.

2. Kedua orangtua dan keluarga yang telah mendukung selama masa studi di Institut

Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.

3. Rekan-rekan di Jurusan Perencanaan Wilayah dan Kota yang memberikan motivasi

4. Penulis dari jurnal-jurnal terkait yang menjadi pembahasan maupun referensi.

Penulis menyadari bahwa masih terdapat banyak kekuragan dalam laporan ini. Untuk

kritik dan saran pembaca sangat diharakan untuk kebermanfaatan karya tulis ini.

Wassalamu’alaikum Wr.Wb.

Surabaya, 15 Maret 2016

(3)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... i

DAFTAR ISI ... ii

DATA JURNAL ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Tujuan... 1

1.3 Sistematika Penulisan ... 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 3

2.1 Definisi Industri ... 3

2.2 Definisi Teori Lokasi ... 4

2.3 Teori Pengambilan Keputusan ... 5

BAB III PEMBAHASAN ... 6

3.1 Review Jurnal ... 6

3.2 Alasan Pemilihan Lokasi ... 7

3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri... 7

3.4 Implikasi Teori ... 8

3.5 Kelebihan Dan Kekurangan ... 8

BAB IV PENUTUP ... 9

4.1 Lesson Learned ... 9

4.2 Kesimpulan ... 9

(4)

DATA JURNAL

Judul Jurnal : Faktor Penentu Pemilihan Lokasi Industri Pembuatan: Kajian kes Kawasan

Perindustrian Nilai

(Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai

Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia )

Penulis : I. Thara Woharn

II. Mohd Yusof Hussain

III. Azima Abdul Manaf

Nama Jurnal : GEOGRAFIA OnlineTM Malaysian Journal of Society and Space 6 issue 2

Halaman : 20-36

Tahun Terbit : 2010

(5)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perkembangan kawasan industri memacu pertumbuhan ekonomi suatu wilayah.

Sebagai salah satu sektor penting dalam perekonomian suatu negara, perkembangan dari

perindustrian akan meningkatkan kesejahteraan masyarakat dalam artian taraf hidup yang

lebih baik. Di negara berkembang sektor industri merupakan salah satu sektor yang

diprioritaskan dalam pengembangannya. Pemilihan lokasi yang tepat untuk kawasan industri

menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dari industri tersebut. Pemilihan lokasi

industri harus disesuaikan dengan faktor pendukung lokasi yaitu lokasi pabrik yang dekat

dengan bahan baku, mobilitas barang baku, tenaga kerja dan aksesibilitas (Weber, 1909).

Berbagai teori terkait penentuan lokasi industri seperti Teori Weber, Teori Losch, dan

teori-teori lainnya telah memberikan beberapa paradigma baru untuk melakukan kajian

lokasi. Pada dasarnya semua teori dan paradigma tersebut memberikan penekanan kepada

faktor-faktor yang mempengaruhi lokasi industri itu sendiri.

Jurnal ini secara deksriptif membahas mengenai faktor-faktor penentu lokasi

perindustrian di Kawasan Nilai, Negeri Sembilan Malaysia, dan juga proses pembuat

keputusan. Kawasan Nilai merupakan kawasan yang sedang berkembang dari segi

pengembangan industri, perumahan dan sebagainya. Nilai juga memiliki jumlah kawasan

industri yang paling luas dari total seluruh industri yang ada di dalam Dewan Daerah

Seremban.

1.2 Tujuan

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemilihan lokasi kawasan

perindustrian.

2. Mengetahui implikasi teori lokasi terhadap fenomena lokasi dan keruangan dalam

lingkup wilayah dan kota.

1.3 Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan laporan ini adalah sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN

Bab ini menjelaskan mengenai latar belakang makalah, tujuan dari penulisan makalah

dan sitematika penulisan

(6)

Bab ini menjelaskan teori-teori yang menunjang dalam pengolahan data dan analisa

diantaranya mengenai konsep dasar industri, teori-teori lokasi dan metode membuat

keputusan

BAB III PEMBAHASAN

Bab ini menjelaskan mengenai review jurnal, alasan pemilihan lokasi, faktor-faktor

yang mempengaruhi pemilihan lokasi, implikasi teori serta kelebihan dan kekurangan

dari jurnal

BAB IV PENUTUP

(7)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Industri

Industri menurut Undang-Undang No 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian adalah seluruh

bentuk kegiatan ekonomi yang mengolah bahan baku dan/atau memanfaatkan sumber daya

industri sehingga menghasilkan barang yang mempunyai nilai tambah atau manfaat lebih

tinggi, termasuk jasa industri. Sedangkan pengertian dari kawasan industri dalam

Undang-Undang merupakan kawasan temat pemusatan kegiatan industri yang dilengkapi dengan

sarana dan prasarana penunjang yang dikembangkan dan dikelola oleh Perusahaan

Kawasan industri.

Berdasarkan pada Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia Nomor 257/MPP/Kep/7/1997, industri diklarifikasikan menurut besarnya jumlah

investasi, sebagai berikut:

a. Industri Kecil dan menengah, merupakan jenis industri yang memiliki investasi

sampai dengan Rp. 5.000.000.000,00.

b. Industri Besar, yaitu industri yang investasinya lebih dari Rp. 5.000.000.000,00.

Kriteria Lokasi kawasan industri menurut Peraturan Menteri Perindustrian Republik

Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 tentang Pedoman Teknis Kawasan industri,

berkembanganya suatu kawasan industri tidak terlepas dari pemilihan lokasi kawasan

industri yang akan dikembangkan, karena sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor/variabel

di wilayah lokasi kawasan.

Menurut Wigjosoebroto (2004:1) klasifikasi jenis-jenis industri berdasarkan aktifitas umum

yang dilaksanakan adalah sebagai berikut:

a. Industri penghasil bahan baku (the primary row-material industri) yaitu industri yang

aktifitas produksinya mengolah sumberdaya alam untuk menghasilkan bahan baku

ataupun tambahan lainnya yang dibutuhkan oleh industri penghasil produk atau jasa,

dan lebih dikenal dengan “ekstrative/primary industry”. Contohnya industri perminyakan, pengolahan bijih besi, dsb.

b. Industri manufaktur adalah industri yang memroses bahan baku guna dijadikan

produk setengah jadi maupun produk jadi. Contohnya industri permesinan, industri

mobil, tekstil, dsb.

c. Industri elnyalur (distribution industries) adalah industri yang memiliki fungsi

melaksanakan proses distribusi baik untuk row-material maupun finished goods

product. Kegiatan yang dilakukan meliuti buying and selling, storing, sorting,

packaging, and moving goods (transportasi)

d. Industri pelayanan jasa (service industries) adalah industri yang bergerak di bidang

(8)

maupun langsung memberikan pelayanan/jasa keada konsumen (as cited in

Sutanta,2010).

2.2 Definisi Teori Lokasi

Penentuan Lokasi Industri sangatlah penting karena dengan adanya teori industri maka

akan bisa menentukan lokasi atau letak suatu industri. Dan industri tersebut akan

berkembang, karena teori-teori tersebut memberikan gambaran mengenai masa depan.

Beberapa tinjauan teori terkait dengan penentuan lokasi perindustrian adalah sebagai

berikut:

a. Teori Lokasi Industri dari Alfred Weber (1909)

Teori Weber didasarkan pada prinsi minimalisasi biaya. Weber menyatakan bahwa

lokasi setiap industri tergantung pada total biaya transportasi dan tenaga kerja

dimana penjumlahan keduanya harus minimum. Tempat dengan total biaya

transportasi dan tenaga kerja yang minimum akan identik dengan tingkat keuntungan

yang maksimum. Menurut Weber ada tiga faktor utama yang memengaruhi lokasi

industri yakni faktor tenaga kerja dan biaya transortasi yang merupakan faktor

regional yang bersifat umum serta faktor deglomerasi/aglomerasi yang bersifat lokal

dan khusus.

Beberapa asumsi yang dikemukakan oleh Weber antara lain adalah sebagai berikut:

1. Unit studi terisolasi, homogen, konsumen terpusat di titik-titik tertentu. Semua

unit perusahaan dapat memasuki asar yang tidak terbatas (persaingan

sempurna)

2. Sumber daya alam; air, pasir, lempung tersedia dimana-mana (ubiquitous)

3. Bahan lainnya seperti mineral dan bijih besi tersedia terbatas pada sejumlah

tempat (sporadis)

4. Tenaga kerja tidak tersedia secara luas, mengelompok ada beberapa lokasi dan

mobilitasnya terbatas.

Konsep segitiga pembobotan Weber atau locational triangle adalah penentuan titik

lokasi industri dengan memperhatikan substitusi biaya transportasi dengan bahan

baku.

b. Teori Lokasi August Losch

Teori lokasi dari August Losch melihat persoalan dari sisi permintaan (pasar),

berbeda dengan Weber yang melihat dari sisi penawaran (produksi). Losch

cenderung menyarankan agar lokasi produksi berada di pasar atau di dekat pasar,

karena menurutnya lokasi penjual sangat berpengaruh terhadap jumlah konsumen

yang daat digarapnya. Semakin jauh dari tempat penjual maka konsumen akan

(9)

c. Tidak ada teori tunggal yang bisa menetapkan dimana lokasi suatu kegiatan produksi

(industri) itu sebaiknya dipilih. Untuk menetapkan lokasi suatu industri (skala besar)

secara komprehensif diperlukan gabungan dari berbagai disiplin ilmu. Berbagai

faktor juga ikut dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.

2.3 Teori Pengambilan Keputusan

Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik dari beberapa

alternatif secara sistematis untuk digunakan sebagai suatu cara pemecahan masalah.

Menurut Jane Smith (1996), proses pemecahan masalah terdiri dari tujuah tahappan

sistematis yang meliputi pengenalan masalah (recognizing problems), pemilihan tujuan

(setting objectives), identifikasi alternatif solusi (identifying alternative solutions), evaluasi

alternatif (evaluating options), pemilihan alternatif (selecting option), imlementasi alternatif

(10)

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Review Jurnal

Permasalahan yang diangkat dalam jurnal yang berjudul “Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia

adalah faktor-faktor yang memengaruhi industri manufaktur di daerah penelitian.

(Glasson, 1978) Kemauan perusahaan pindah atau memulai bisnis baru sangat

tergantung pada beberapa faktor utama pada lokasi baru yang dipilih, yaitu buruh baik dari

segi kualitas atau kuantitas, transportasi dan perhubungan, situs bangunan, bantuan

pemerintah dan faktor lingkungan semama membuat keputusan pemilihan lokasi (as cited in

Thara Wong Woharn dkk, 2010)

Faktor kerajaan menjadi salah satu pemicu perkembangan lokasi industri dalam

sebuah negara, seperti yang terjadi di Korea Selatan yang dapat dilihat dalam

Pembangunan Kawasan Perindustriannya.

Dengan adanya peningkatan PDB dan jumlah ekspor negara, Pemerintah Malaysia

telah menetapkan beberapa landasan baru untuk membangun dan memajukan industri

manufaktur, misalnya adalah kebijakan fiskal dan berbagai insentif dorongan investasi

industri seperti upgrade perintis yang melakukan pengecualian ajak dan tarif antara 5-10

tahun, kelengkapan infrastruktur, tingkat upah buruh yang masih rendah dan lingkungan

sosial dan politik yang stabil. Meskipun menurut kacamata pihak investor langkah-langkah

tersebut belum mencukupi kebutuhan mereka. Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah

perlu meningkatkan sumber daya manusia dengan cepat untuk memperkuat daya kompetisi

negara pada masa depan.

METODOLOGI KAJIAN

Kajian menggunakan beberapa kaedah untuk mendapatkan data yang berkaitan

dengan obyek kajian yaitu dengan teknik pengumpulan data primer dan data sekunder.

Pengumpulan data primer dilakukan melalui tiga sumber yakni tinjauan awal, wawancara

dan kuisioner lapangan pada 2006-2007. Tinjauan awal berfungsi untuk megidentifikasi

tingkat operasi industri, membentuk sampling dan mendapatkan kerjasama ada penyerahan

kuisioner. Teknik wawancara dilakukan pada pegawai perencanaan ekonomi di UPENS,

dialkukan secara formal untuk mendapatkan informasi terkait pengembangan industri,

kebijakan industri, sedangakan yang informal untuk mendapatkan informasi tambahan

mengenai latar belakang berdirinya perusahaan, perekrutan tenaga kerja,dll.

Data-data primer yang sudah dikumpulkan melalui set kuisioner kemudian dianalisis

dengan metode frekuensi dan deskriptif. Teknik diskriptif dilakukan untuk menganalisis hasil

(11)

dilakukan untuk mendapatkan kepentingan angkubah secara kuantitatif misalnya dalam

mengidentifikasi faktor-faktor utama mempengaruhi pemilihan lokasi industri.

Sedangkan untuk data-data sekunder merupakan sumber informasi yang didaatkan

dari hasil penulisan yang berhubungan dengan penelitian. Data-data sekunder didapatkan

dari studi literatur.

3.2 Alasan Pemilihan Lokasi

Setelah melalui metode analisis, lokasi yang ditetapkan untuk pengembangan

kawasan perindustrian adalah kawasan Nilai, Negeri Sembilan. Hal ini dikarenakan

Kawasan Nilai dianggap strategis karena berdekatan dengan Lembah Kelang yang dapat

menerima efek limpahan dari pengembangan industri terutama di Petaling Jaya, Kuala

Lumpur dan Shah Alam. Fasilitas dan infrastruktur yang ada di Nilai juga menjadi salah satu

alasan dan utamanya menarik investor untuk berinvestasi.

Kawasan Nilai sendiri terletak di sebelah barat laut Bandar Seremban yakni 15

kilometer dari Pekan Mantin. Kawasan Nilai ini merupakan pusat permukiman yang sedang

berkembang dari segi pengembangan industri, perumahan dan sebagainya.

3.3 Faktor Yang Mempengaruhi Pemilihan Lokasi Industri

Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan lokasi perindustrian di kawasan Nilai adalah

sebagai berikut:

1. Faktor buruh atau tenaga kerja, dimana mencari tenaga kerja dengan upah yang

minimum untuk mengurangi labour cost.

2. Faktor pasar, dengan adanya liberalisasi ekonomi mengakibatkan adanya

persaingan yang ketat dalam pasar

3. Faktor kemudahan infrastruktur perhubungan baik udara, darat maupun laut, hal ini

bertujuan untuk mempermudah dalam melakukan import barang mentah dan eksport

barang jadi.

4. Faktor transport, dimana bertujuan mengurangi transport cost terkait input maupun

output.

5. Faktor aglomerasi,

6. Faktor modal dan kemudahan komunikasi,

7. Faktor sewa lahan, dimana bertujuan untuk mendapatkan rent cost yang murah

dengan lokasi yang strategis.

8. Faktor sumber tenaga dan air, sumber tenaga yang dimaksudkan adalah listrik, air

dan gas yang berperan dalam kegiatan perindustrian.

9. Faktor kerajaan, dimana meliputi kebijakan yang dijalankan oleh kerajaan Malaysia,

(12)

10. Faktor lainnya, yang meliputi kedekatan dengan perumahan, dengan tempat

rekreasi, dan sebagainya.

3.4 Implikasi Teori

Jurnal ini tidak mencantumkan teori lokasi yang dipakai atau dijadikan acuan. Akan tetapi

dapat disimpulkan bahwa teori lokasi yang digunakan adalah gabungan dari beberapa teori.

Penerapan teori lokasi pada pemilihan lokasi industri ini sudah sesuai. Berikut adalah

penjabarannya.

1. Teori Weber

Jurnal ini tidak memuat teori penentuan lokasi industri, akan tetapi dapat disimpulkan bahwa

mengacu kepada teori Weber. Beberapa faktor lokasi yang masuk kedalam teori Weber

adalah faktor aglomerasi/deglomerasi, faktor buruh atau tenaga kerja, faktor biaya

transportasi, sewa lahan dsb.

2. Teori Losch

Asumsi mengenai teori Losch yang daat ditemukan dalam jurnal adalah terkait kemudahan

masyarakat dalam mengakses, dalam hal ini kedekatan masyarakat dengan ppenjual,

sehingga mempermudah aksesibilitas hasil produksi.

Teori-teori yang digunakan dalam penentuan lokasi industri di Kawasan Nilai berimplikasi

ada munculnya faktor-faktor penentu lokasi. Faktor-faktor yang menjadi penentu lokasi

utama diantaranya adalah faktor buruh mahir atau tenaga kerja ahli, pasar luar negeri,

kemudahan mencapai pelabuhan (darat,udara,laut), kemudahan dalam transport,

kemudahan telekomunikasi dan faktor sewa lahan dalam kaitan lokasi yang strategis.

3.5 Kelebihan Dan Kekurangan

Jurnal yang berjudul “Factors Determining the Location of Manufacturing Industries in the Nilai Industrial Area, Negeri Sembilan, Malaysia” sudah memaparkan secara detail tentang

faktor-faktor penentu lokasi perindustrian baru di kawasan Nilai. Landasan teori yang

digunakan dalam jurnal kurang mendetail, dimana tidak dijelaskan secara rinci teori-teori

lokasi apa saja yang digunakan, kemudian pemaparan mengenai metode pengambilan

keputusan dan juga metode-metode yang digunakan dalam analisisnya. Jika pada abstrak

mencakup keseluruhan isi jurnal, sebaliknya jurnal belum menjelaskan dan memaparkan

informasi keseluruhan isi secara lengakap, dan hanya generalnya saja. Dalam jurnal sudah

memaparkan mengenai faktor-faktor penentu baik dengan hasil analisis, tetapi tidak

memaparkan mengenai proses analisis dan tahapan yang dilakukan dalam menyeleksi

(13)

BAB IV PENUTUP

4.1 Lesson Learned

Lesson learned yang didapat dari resensi dan analisis jurnal antara lain sebagai berikut:

1. Mengetahui faktor-faktor penentu lokasi perindustrian yang berpengaruh terhadap

penentuan lokasi perindustrian di Kawasan Nilai, Negeri Sembilan yang diantaranya

adalah faktor buruh atau tenaga kerja, pasar luar negeri, kemudahan mencapai

pelabuhan (darat,udara,laut), kemudahan dalam transport, kemudahan

telekomunikasi dan faktor sewa lahan dalam kaitan lokasi yang strategis.

2. Kebijakan yang diberlakukan oleh Pemerintah Kerajaan Malaysia terkait

pemberlakuan insentif Elaun Cukai Pelaburan (ECP) menyebabkan pertumbuhan

industri manufaktur di Kawasan Nilai semakin berkembang.

3. Dalam konteks pembuat keputusan ditemukan kecenderungan bahwa pemilihan

lokasi mengandalkan keragaman proses. Informasi yang lengkap dan sempurna

akan membantu pembuat keputusan untuk memutuskan lokasi yang sesuai.

4. Dalam imlementasinya, tidak ada teori tunggal yang bisa digunakan untuk

menetapkan lokasi kegiatan industri. Untuk menetapkannya secara komprehensif

diperlukan gabungan dari berbagai disilin ilmu dan berbagai faktor juga ikut

dipertimbangkan dalam menentukan lokasi.

4.2 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan yang telah dilakukan dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam

kawasan yang dikaji yakni Kawasan perindustrian Nilai, dengan faktor penentu lokasi yang

berupa faktor buruh atau tenaga kerja, faktor pasar, faktor kemudahan infrastruktur

perhubungan baik udara, darat maupun laut, faktor transport, faktor aglomerasi, faktor modal

dan kemudahan komunikasi, faktor sewa lahan, faktor sumber tenaga dan air, faktor

kerajaan, dan faktor lainnya, yang meliputi kedekatan dengan perumahan, dengan tempat

rekreasi, dan sebagainya. Hanya beberapa saja yang diutamakan, yakni faktor buruh mahir

atau tenaga kerja ahli, pasar luar negeri, kemudahan mencapai pelabuhan

(darat,udara,laut), kemudahan dalam transport, kemudahan telekomunikasi dan faktor sewa

lahan dalam kaitan lokasi yang strategis. Selain itu dengan diberlakukannya insentif oleh

Pemerintah Kerajaan Malaysia ECP (Elaun Cukai Pelaburan) menyebabkan pertumbuhan

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Undang-Undang Nomor 03 Tahun 2014 tentang Perindustrian Lembaran Negara Republik

Indonesia Tahun 2014 Nomor 2

Surat Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor

257/MPP/Kep/7/1997

Peraturan Menteri Perindustrian Republik Indonesia Nomor 35/M-IND/PER/3/2010 tentang

Pedoman Teknis Kawasan Industri

Sutanta,MT. (2010). Faktor-Faktor Penyebab Tidak Berkembangnya Kawasan Industri

Nguter Kabupaten Sukoharjo. Magister Teknik pada Program Pascasarjana

Pembangunan Wilayah dan Kota Universitas Diponegoro Semarang.

Santoso, Eko Budi, dkk. 2012. Diktat Analisis Lokasi dan Keruangan. Surabaya. Jurusan

Perencanaan Wilayah dan Kota Institut Teknologi Sepuluh Nopember.

Maria C,Gloria. (2009). Penentuan Lokasi Baru untuk Gudang Distribusi Genteng Kebumen

di Wilayah Kota Surakarta dan Sekitarnya dengan Menggunakan Pendekatan Fuzzy

Simple Additive Weighting. Jurusan Teknik Industri Fakultas Teknik Universitas

Referensi

Dokumen terkait

Bagi Guru Matematika, diharapkan dari kegiatan penelitian ini dapat membantu guru dalam mengetahui tingkat berpikir kritis siswa dalam menyelesaikan soal

Dapat disimpulkan, market value adalah harga saham yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham perusahaan pada pasar yang sedang berlangsung atau

c) Actuating. Pada bagian ini melaksanakan dari planing dan organising, maka adri itu sangat dibutuhkan sekali bentuk nyata dari kerja keras, kerjasama dan kerja nyata

Menurut Notoadmodjo (2010;35) metode penelitian deskriptif yaitu suatu metode penelitian yang dilakukan dengan bertujuan untuk melihat gambaran fenomena yang terjadi dalam

Coming to be the member to constantly see just what up-to-date from this publication Think Well, Live Well Now By Benay Behnke website will certainly make you feel appropriate to

HEGEMONI Imperium Budaya “Kelas Penguasa” TERHEGEMO NI Budaya Subordinat/ Budaya Marjinal Alat-alat resistensi budaya Ungkapa n Tradision al Ungkapa n Tradision al Permaina

Gender pun memiliki pengaruh dalam hal ini, sesuai dengan pendapat Sherman (1973) yang menyatakan bahwa anak perempuan pada usia middle childhood