• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PEMISAHA (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I PEMISAHA (1)"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR I

PEMISAHAN CAMPURAN ( KRISTALISASI DAN

KROMATOGRAFI )

Dosen Pengampu : Dr. Kartimi, M.Pd

Oleh :

Nama : SITI AZIZAH

Nim : 1413162042

Kelas : Biologi A

Kelompok : 6

Asisten Praktikum : Diana Yulianti,

Rina Rahmawati

LABORATORIUM BIOLOGI

JURUSAN BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)

SYEKH NURJATI CIREBON

(2)

Pemisahan Campuran (Kristalisasi dan Kromatografi)

A. Tujuan

1. Melakukan pemurnian air garam

2. Memisahkan zat warna dalam serbuk fanta grape dari zat-zat penyusunnya

B. Dasar Teori

Materi yang tersusun dari beberapa zat yang berbeda dan setiap zat penyusun masih tetap mempunyai jati diri sendiri. Umpamanya seperti garam kotor, sirop, dan masih banyak lagi. Oleh karena sifat-sifat setiap zat asal dalam campuran tidak berubah maka campuran dapat dipisahkan dengan mudah. Kita kenal beberapa cara pemisahan campuran antara lain penyaringan (filtrasi), penguapan, pelarutan, pengembunan, penyumbliman, destilasi, pembekuan, kristalisasi, dan kromatografi. (Hadi, 1997 : 10-11)

1. Kristalisasi

Zat padat tidak dapat dipisahkan dari larutan dengan cara disaring. Zat padat seperti garam yang terlarut dalam air dapat dipisahkan dari larutannya dengan cara penguapan dan terjadi kristalisasi. Petani garam mendapatkan garam dengan cara menguapkan air laut. Proses penguapan terjadi dengan bantuan sinar matahari. Air yang terkandung dalam air laut akan menguap sehingga terbentuklah kristal garam.(teguh dan eny, 2008:136)

Pada proses penguapan, larutan dipanaskan sehingga zat pelarutnya menguap dan meninggalkan zat terlarut. Pemisahan terjadi karena zat terlarut mempunyai titik didih yang lebih tinggi dari pelarutnya. Contohnya pembuatan garam dari air laut. Dengan cara kristalisasi dapat diperoleh zat padat yang lebih murni karena komponen larutan lainnya yang kadarnya lebih kecil tidak ikut mengkristal.(michael,2006:94)

2. Kromatografi

(3)

Kromatografi adalah cara pemisahan dimana komponen-komponen yang akan dipisahkan didistribusikan antara dua fase. Salah satu fase disebut fase stasioner (fase tetap) dan fase yang lainnya disebut fase mobil (fase bergerak). Fase stasioner cenderung menahan komponen campuran, sedangkan fase mobil cenderung menghanyutkannya. Berdasarkan perbedaan terikatnya suatu komponen campuran pada fase stasioner dan perbedaan kelarutannya dalam fase mobil, komponen-komponen campuran dapat dipisahkan. Komponen yang kurang larut dalam fase mobil atau yang lebih kuat terjerap (teradsorpsi) pada fase stasioner akan tertinggal, sedangkan komponen yang lebih larut dalam fase mobil atau kurang terjerap pada fase stasioner akan bergerak lebih cepat. (michael,2006: 102)

Kromatografi cair merupakan teknik yang tepat untuk memisahkan ion atau molekul yang terlarut dalam suatu larutan. Jika larutan sampel berinteraksi dengan fase stasioner, maka molekul-molekul didalamnya berinteraksi dengan fase stasioner; namun interaksinya berbeda dikarenakan adanya perbedaan daya serap (adsorption), pertukaran ion (ion exchange), partisi (partitioning), atau ukuran. Perbedaan ini membuat komponen terpisah satu dengan yang lain dan dapat dilihat perbedaannya dari lamanya waktu transit komponen tersebut melewati kolom. (anonim,2013. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi)

Jarak antara jalannya pelarut bersifat relatif. Oleh karena itu, diperlukan suatu perhitungan tertentu untuk memastikan spot yang terbentuk memiliki jarak yang sama walaupun ukuran jarak plat nya berbeda. Nilai perhitungan tersebut adalah nilai Rf, nilai ini digunakan sebagai nilai perbandingan relatif antar sampel. Nilai Rf juga menyatakan derajat retensi suatu komponen dalam fase diam sehingga nilai Rf sering juga disebut faktor retensi. Nilai Rf dapat dihitung dengan rumus berikut :

(4)

Semakin besar nilai Rf dari sampel maka semakin besar pula jarak bergeraknya senyawa tersebut pada plat kromatografi lapis tipis. Nilai Rf dapat dijadikan bukti dalam mengidentifikasikan senyawa. Bila identifikasi nilai Rf memiliki nilai yang sama maka senyawa tersebut dapat dikatakan memiliki karakteristik yang sama atau mirip. Sedangkan, bila nilai Rfnya berbeda, senyawa tersebut dapat dikatakan merupakan

senyawa yang berbeda. (anonim, 2013.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapis_tipis)

a. Gelas kimia diisi air sebanyak 50 mL, kemudian NaCl dimasukkan ke dalam gelas kimia tersebut

b. Gelas kimia dipanaskan diatas pemanas spirtus sampai airnya habis c. Diamati yang terjadi pada dasar gelas

2. Kromatografi

a. Fanta grape dilarutkan dengan air dengan perbandingan fanta grape : air = 2 : 1

b. Kertas saring diukur 2 cm kemudian diberi garis horisontal menggunakan pensil

c. Fanta grape yang sudah dilarutkan diteteskan pada bagian tengah garis pada kertas saring

d. Kertas saring digantungkan ke dalam gelas kimia berisi air 30 mL, garis pensil jangan sampai terendam air

(5)

E. Hasil Pengamatan Kristalisasi

Sebelum Pemanasan Setelah Pemanasan

Warna Larutan Bentuk Larutan Warna Kristal Bentuk Kristal

Bening Cair Putih Butiran serbuk sangat halus

Kromatografi

No. Komponen Warna Ke Warna yang Timbul

1. Merah Tidak ada

2. Spidol hijau Kuning, hijau, biru

3. Spidol hitam Ungu, merah, orange, hitam, biru Pertanyaan

1. Apakah warna fanta grape merambat naik ke atas? Mengapa?

- Merambat, tetapi tidak menimbulkan warna baru karena fanta grape merupakan minuman terstandar jadi warnanya sudah terstandar dan terpisah dari pabriknya maka tidak bisa terpisah lagi warnanya

2. Terbentuk dari berapa warnakah serbuk fanta grape yang anda uji? Sebutkan!

- Terdiri dari warna aslinya yaitu merah

Perhitungan

(6)

Rf biru = 6 = 1 6

F. Pembahasan 1. Kristalisasi

Berdasarkan percobaan praktikum kali ini membahas tentang “Pemisahan Campuran (kristalisasi)” seperti yang telah dijelaskan dalam teori bahwa kristalisasi adalah memisahkan zat padat dengan cara pemanasan. Jika dilihat dari hasil pengamatan, maka yang diamati adalah perubahan warna dan bentuk dari larutan sebelum pemanasan kemudian warna dan bentuk kristal setelah pemanasan. Warna larutan sebelum pemanasan adalah bening dan bentuk larutan sebelum pemanasan adalah cair. Setelah pemanasan terjadi perubahan pada larutan garam tersebut yaitu bentuknya menjadi kristal yang berwarna putih.

Hasil pengamatan ini terjadi disebabkan karena ketika pemanasan terjadi penguapan dari air garam tersebut yang mengakibatkan air semakin lama semakin habis. Ketika air larutan tersebut habis maka yang tersisa adalah garam murni yang lebih bersih, lebih halus dan lebih putih dari garam sebelum dilakukan pemanasan. Fungsi pemanasan larutan garam disini untuk menguapkan air sehingga didapatkan garam murni.

Hal ini sama seperti yang dilakukan oleh petani garam. Air laut yang didapatkan ditampung kemudian didiamkan. Dengan bantuan panas matahari, air laut ini akan menguap kemudian dengan sendirinya akan didapatkan garam murni dari laut.

2. Kromatografi

(7)

fanta grape tidak muncul warna baru, yang muncul adalah warna asli fanta grape itu sendiri yaitu merah. Hal ini terjadi karena minuman fanta grape merupakan minuman terstandar dan warnanya sudah terstandar dan terpisah dari pabriknya maka tidak bisa lagi warnanya.

Percobaan selanjutnya yaitu pada spidol warna hijau. Pada spidol warna hijau terpisah menjadi 3 warna yaitu kuning, hijau, dan biru. Pada dasarnya warna hijau adalah warna sekunder yang tersusun dari warna primer kuning dan biru, kemudian warna hijau pada kromatografi kali ini adalah pencampuran dari warna kuning dan biru. Maka, timbullah warna kuning, hijau dan biru dengan harga Rf yang berbeda-beda. Warna kuning mempunyai nilai Rf 0,6. Warna hijau mempunyai nilai Rf 0,8. Warna biru mempunyai nilai Rf 1. Perembesan warna ini tergantung pada berat jenis setiap warna. Semakin ringan berat jenis warna maka akan semakin tinggi merambat ke atasnya.

Percobaan selanjutnya yaitu pada spidol warna hitam. Pada spidol warna hitam terpisah menjadi 5 warna yaitu ungu, merah, orange, hitam, biru. Pada dasarnya warna hitam dianggap sebagai ketidakhadiran seluruh jenis warna, sementara putih dianggap sebagai representasi kehadiran seluruh warna dengan proporsi seimbang. Akan tetapi, warna-warna yang muncul dalam spidol hitam disini mungkin adalah pencampuran warna yang dilakukan oleh pabrik pembuat spidol tersebut. Warna-warna yang timbul memiliki nilai Rf yang berbeda-beda. Warna ungu mempunyai nilai Rf 0,5. Warna merah mempunyai nilai Rf 0,6. Warna orange mempunyai nilai Rf 0,7. Warna biru mempunyai niali Rf 1.

(8)

Sebenarnya hal itu terjadi karena perbedaan kelarutan masing-masing zat warna tersebut dalam air. Ketika air merembes naik melewati spidol, maka zat warna yang paling mudah larut air akan terhanyutkan lebih cepat, sedangkan zat warna yang lebih sukar larut air akan tertinggal.

G. Kesimpulan

Setelah melakukan percobaan, dapat disimpulkan :

1. Pemurnian air garam dilakukan dengan cara kristalisasi yaitu pemanasan pada larutan air garam. Akan dihasilkan garam murni. Ini yang dilakukan para petani garam untuk mendapatkan garam murni dari air laut.

(9)

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2009. Kromatografi.

http://dnabio71kromatografi.blogspot.com/2009/08/pemisahan-warna-secara-kromatografi.html?m=1, diakses pada 26 November 2013 pukul 15.00 WIB

Anonim. 2013. Kromatografi - Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi, diakses pada 26 November 2013 pukul 14.25 WIB

Anonim. 2013. Kromatografi lapis tipis - Wikipedia bahasa Indonesia. http://id.m.wikipedia.org/wiki/Kromatografi_lapis_tipis, diakses pada 26 November 2013 pukul 14.00 WIB

Prabawa, Hadi. 1997. Ilmu Kimia. Jakarta : Erlangga Purba, Michael. 2006. IPA Kimia. Jakarta : Erlangga

Sugiyarto, Teguh dan Eny Ismawati. 2008. IPA Kimia. Jakarta : Prisma Esta Utama

(10)
(11)
(12)

Di atas ini adalah proses kristalisasi yaitu keadaan awal larutan garam, larutan garam ketika dipanaskan, dan kristal garam murni yang terbentuk.

(13)

Di atas ini adalah proses kromatografi spidol hijau pada keadaan awal dan akhir.

Referensi

Dokumen terkait

menentukan rumus senyawa berdasarkan hasil perhitungan data percobaan, menentukan rumus empirik senyawa. 80

Kegiatan inti Mahasiswa melakukan praktikum percobaan kromatografi penukar kation dengan bimbingan pengampu dan asisten praktikum. 6 0’

Pada percobaan ini, dilakukan pemisahan dan identifikasi asam amino pada suatu larutan sampel dengan menggunakan metode kromatografi lapis tipis.. Dari percobaan yang

Pada praktikum modul 6 tentang Rangkaian Resonansi, akan dilakukan 5 percobaan utama yaitu percobaan untuk melihat gejala resonansi saat rangkaian RLC disususn secara

Pada praktikum osilasi ini, data yang diperoleh dari percobaan adalah waktu yang diperlukan untuk melakukan 10 kali osilasi (t) setiap perubahan panjang tali (L)

Didalam praktikum ini, praktikan melakukan percobaan yang bertujuan untuk menentukan besar nilai koefisien viskositas suatu zat dan pada praktikum ini fluida yang digunakan ada

Pada Percobaan campuran Biner kali ini digunakan air dan etanol yang nantinya akan dicampur dan dianalisis pengaruh fraksi tau komposisi zat tersebut

Pembahasan Pada percobaan ini dilakukan praktikum analisis metilen blue menggunakan instrument spektrofotometer UV-Vis Single beam dengan menggunakan metode kurva standar Percobaan