• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

N/A
N/A
Yolanda Naca Indria

Academic year: 2023

Membagikan "LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA DASAR

Judul Percobaan :

Reaksi-Reaksi Kimia

Nama :

Yolanda Naca Indria

NIM :

2008109010029

Kelompok :

02

Asisten :

Maya Atika

LABORATORIUM KIMIA DASAR

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS SYIAH KUALA DARUSSALAM – BANDA ACEH

2020

(2)

ABSTRAK

Telah dilakukan percobaan dengan judul “Reaksi-reaksi kimia” yang bertujuan untuk mengamati reaksi kimia berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan–perubahannya. Prinsip yang digunakan dalam percobaan ini adalah analisa kualitatif, dimana praktikan mengamati reaksi endapan yaitu campuran Pb(NO3)2 dengan K2CrO4, campuran Pb(NO3)2 dengan NaOH, mengamati reaksi perubahan suhu yaitu campuran NaOH dengan H2SO4, campuran NaOHdengan HCl, mengamati perubahan warna yaitu campuran K2CrO4 dengan HCl, campuran K2CrO4

dengan NaOH, mengamati reaksi menghasilkan gas yaitu campuran Zn dengan HCl, dan mengamati hasil percobaan mandiri yaitu campuran tepung, air dan betadine yang menunjukkan perubahan warna, dan cangkang telur dengan air cuka yang menghasilkan gas. Hasil yang diperoleh pada percobaan ini adalah praktikan mengetahui bahwa reaksi kimia adalah suatu proses reaksi antar senyawa kimia yang melibatkan perubahan struktur molekulnya. Dari praktikum yang telah dikerjakan dapat disimpulkan bahwa reaksi-reaksi kimia dapat mengalami perubahan-perubahan yaitu perubahan reaksi yang menghasilkan endapan, perubahan suhu, perubahan warna dan menghasilkan gas.

(3)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar belakang

Di kehidupan sehari-hari tentunya tidak bisa terlepas dari proses-proses kimia. Di dalam tubuh saja terjadi proses-proses kimia tanpa disadari, misalnya poses metabolisme, proses respirasi, dan proses-proses lainnya. Bahkan segala sesuatu di alam ini pun tersusun dari zat maupun proses-proses kimia itu sendiri. Untuk itu penting mengetahui apa dan bagaimana proses-proses maupun reaksi kimia itu sendiri. Untuk memahami proses kimia itu, tentunya harus mengetahui terlebih dahulu tentang reaksi kimia itu sendiri.

Reaksi kimia adalah suatu peristiwa alam yang paling dasar. Hal tersebut mendasari banyak peristiwa alam lainnya, mulai dari ledakan supernova di ruang angkasa hingga proses kimiawi di otak ketika laporan praktikum ini sedang ditulis.

Sebagaimana peristiwa-peristiwa alam yang lain, reaksi kimia, juga mempunyai unsur-unsur seperti sebab-musabab, ciri-ciri, dan efek yang menggambarkan suatu keadaan apakah reaksi kimia telah atau sedang terjadi atau tidak.

Percobaan ini dilakukan untuk meneliti apakah fakta-fakta yang ada mengenai reaksi kimia yang penulis pelajari secara teoritis adalah benar atau salah.

Dan berdasarkan berbagai informasi yang penulis dapatkan mengenai reaksi kimia, penulis menyimpulkan bahwa : Suatu reaksi kimia terjadi apabila terbentuk endapan, terbentuk gas, terjadi perubahan suhu, dan perubahan warna. Dengan demikian, setelah hipotesis diungkapkan maka tahap selanjutnya adalah menguji hipotesis dengan serangkaian percobaan.

1.2. Tujuan percobaan

Mengamati reaksi kimia berlangsung atau terjadi dengan melihat perubahan- perubahannya.

1.3. Manfaat Percobaan

Manfaat dari percobaan ini ialah agar para praktikan mengetahui ciri-ciri suatu reaksi kimia berlangsung. Dalam konteks pengembangan ilmu dan wawasan, percobaan ini sangat bermanfaat bagi praktikan agar mampu menerapkan ilmu-ilmu mengenai reaksi kimia untuk menciptakan inovasi-inovasi yang bermanfaat bagi kehidupan umat dan bangsa serta dapat bersaing dengan aktif di era industri 4.0 ini.

(4)

BAB II

TINJAUAN KEPUSTAKAAN

Reaksi kimia merupakan reaksi senyawa dalam larutan (air). Perubahan yang salah satu cara untuk mengetahui sifat-sifat kimia dari suatu atau berbagai zat.

Perubahan dalam reaksi kimia dapat berupa perubahan warna, timbulnya panas, timbulnya gas, terjadinya endapan dan sebagainya. Reaksi kimia secara umum dibagi 2, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi redoks. Pada reaksi redoks terjadi perubahan biloks (bilangan oksidasi), sedangkan pada reaksi asam-basa tidak ada perubahan biloks.

Cara teringkas untuk memberikan suatu reaksi kimia adalah dengan menulis suatu persamaan kimia berimbang yang merupakan pernyataan kualitatif maupun kuantitatif mengenai pereaksi yang terlibat. Tiap zat diwakili oleh rumus molekulnya. Menyatakan banyaknya atom-atom dari tiap macam dalam suatu satuan zat itu. Rumus molekulnya merupakan kelipatan bilangan bulat rumus emperis zat itu yang menyatakan jumlah minimal yang mungkin dalam perbandingan yang benar atom-atom dari tiap macamnya. Tiga kelas umum reaksi yang dijumpai dengan melaus dalam kimia ialah reaksi kombinasi langsung, reaksi penukargantian sederhana dan reaksi penukargantian rangkap.

Hubungan kuantitatif antara pereaksi dan hasil reaksi dalam suatu persamaan kimia berimbang memberikan dasar stoikiometri. Perhitungan stoikiomentri mengharuskan penggunaan bobot atom unsur dan bobot molekul senyawa.

Banyaknya suatu hasil reaksi tertentu yang menurut perhitungan akan diperoleh dalam suatu reaksi kimia rendemen teoritis untuk suatu reaksi kimia. Penting untuk mengetahui mana yang merupakan pereaksi pembatas yakni pereaksi yang secara teoritis dapat bereaksi sampai habis, sedangkan pereaksi-pereaksi lain berlebih (Keenan, 1984).

Reaksi pengendapan adalah suatu jenis reaksi yang dapat berlangsung dalam cairan, misalnya air. Suatu reaksi dapat dikatakan reaksi pengendapan apabila reaksi tersebut menghasilkan endapan. Endapan yaitu zat padat yang tidak larut dalam cairan tersebut. Senyawa-senyawa yang sering digunakan dalam reaksi pengendapan yaitu senyawa-senyawa ionik. Sebagai contoh reaksi antara larutan timbal nitrat [Pb(NO3)2] yang ditambahkan ke dalam larutan natrium iodida (NaI) dan terbentuk endapan timbal iodida (PbI2) yang berwarna kuning. Untuk lebih jelas reaksinya seperti ini.

Pb(NO3)2(aq) + 2NaI (aq) → PbI2(s) + 2NaNO3 (aq)

Reaksi pengendapan yang terjadi menghasilkan endapan timbal iodida.

(5)

Terbentuknya endapan atau tidak dalam suatu reaksi, itu tergantung kelarutan dari zat terlarut, yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu. Dalam hal ini zat dapat di bagi, yaitu dapat larut, sedikit larut atau takdapat larut. jika suatu zat dapat larut dalam air maka termasuk dapat larut, jika tidak dapat larut dalam air maka termasuk sedikit larut atau takdapat larut. Semua senyawa ionik merupakan elektrolit kuat, tetapi daya larutnya tidak sama (Chang. R, 2003).

Reaksi kimia dapat digolongkan menjadi dua, yaitu reaksi homogen dan reaksi heterogen. Reaksi homogen yaitu reaksi yang hanya melibatkan satu fase sedangkan reaksi heterogen adalah reaksi yang melibatkan lebih dari satu fase. Katalisator padat yang dikontakkan ke dalam larutan dianggap satu fase dengan reaktan, sehingga dapat disebut sebagai reaksi homogen semu. Hal ini didasari oleh NPMIDA dan katalis padat dengan pelarut air dicampur sehingga melarut dengan adanya pengadukan. Hidrogen peroksida yang ditambahkan berupa cairan sehingga reaksi yang terjadi berada di fase cair (Sinaga, 2009).

Reaksi kimia berlangsung atau terjadi dimana-mana. Pada mesin mobil, gasolin dibakar untuk menyuplai energi untuk menggerakan mobil, menyalakan air, menghidupkan radio. Reaksi-reaksi kimia didalam tubuh kita, menyediakan energi untuk menggerakkan otot-otot kita. Di dalam reaksi kimia terjadi pada daun tumbuhan untuk mengubah CO2 (karbon dioksida) dan air menjadi karbonhidrat. Sebagian reaksi kimia melibatkan proses kehilangan dan penangkapan energi. Laju reaksi di ukur dengan mengamati laju reaktan, dalam perubahan kimia zat yang di reaksikan menjadi zat baru yang memiliki komposisi yang berbeda dan sifat yang berbeda. Sifat-sifat yang baru meliputi perubahan warna, perubahan suhu, dan terbentuk nya gelembung atau suatu padatan (Timberlake, 2004).

Laju reaksi dapat dipergunakan untuk memprediksi kebutuhan bahan pereaksi dan produk reaksi tiap satuan waktu, dan dapat juga dipergunakan untuk menghitung kebutuhan energi untuk produksi hidrogen. Persamaan laju reaksi diperoleh melalui eksperimen, dan tidak bisa hanya dilihat dari persamaan reaksinya saja. Dengan pengukuran jumlah kosentrasi minyak jarak dan kosentrasi air pada perbandingan tertentu serta jumlah kosentrasi hasil reaksi, persamaan laju reaksi dapat diperoleh (Wibowo, 2010).

(6)

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

3.1. Alat dan Bahan

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah gelas kimia, tabung reaksi, rak tabung reaksi, pipet tetes.

Bahan yang digunakan adalah lempengan Zn, larutan K2CrO4 0,1 M, larutan Pb(NO3)2 0,1 M, larutan HCl 0,1M, larutan NaOH 0,1 M, larutan H2SO4 0,1 M, kertas saring, aquades, telur ayam, tepung terigu/tepung beras/tepung tapioka, betadine.

3.2. Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan

Tabel 3.1 Konstanta Fisik dan Tinjauan Keamanan

No Bahan

Berat Molekul

(g/mol)

Titik Didih (oC)

Titik Leleh (oC)

Tinjauan Keamanan

1. Lempengan Zn 65,39 419,58 907 Aman

2. K2CrO4 194,19 985 1000 Beracun

3. K2Cr2O7 294,19 398 >500 Beracun

4. Pb(NO3)2 331,2 459 1751 Beracun

5. HCL 36,46 -27,32 48-110 Mudah terbakar

6. NaOH 40,00 323 1390 Iritasi

7. H2SO4 98,08 -20 335 Mudah terbakar

8. Aquades 18 100 0 Aman

9. Betadine 364,95 217,6 300 Aman

10. CH3COOH 60,052 117,9 16,6 Bau menyengat

3.3. Cara kerja

3.3.1 Reaksi yang menghasilkan endapan

dimasukkan dalam tabung reaksi

ditambahkan 2 mL larutan K2CrO4 0,1M diamati endapan yang terbentuk

dimasukkan dalam tabung reaksi

ditambahkan 2 mL larutan NaOH 0,1M 2 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M

Hasil

2 mL larutan Pb(NO3)2 0,1 M

(7)

diamati endapan yang terbentuk

3.3.2. Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu

dimasukkan ke dalam tabung reaksi

ditambah dengan 2 mL larutan NaOH 0,1M

diamati perubahan suhu dengan tabung bagian bawah dipegang

dimasukkan dalam tabung reaksi

ditambahkan 2 mL larutan NaOH 0,1M

diamati perubahan suhu dengan tabung bagian bawah dipegang

3.3.3. Reaksi yang menghasilkan perubahan warna

dimasukkan dalam tabung reaksi ditambahkan 2 mL larutan HCl 0,1M diamati perubahan warna yang terjadi

dimasukkan dalam tabung reaksi

ditambahkan 2 mL larutan NaOH 0,1M diamati perubahan warna yang terjadi Hasil

2 mL larutan H2SO4 0,1 M

Hasil

2 mL larutan HCl 0,1 M

Hasil

2 mL larutan K2CrO4 0,1 M

Hasil

2 mL larutan K2CrO4 0,1 M

(8)

3.3.4. Reaksi yang menghasilkan gas

dimasukkan kedalam tabung reaksi ditambahkan 1 gram logam Zn.

diamati timbulnya gas.

3.3.5. Percobaan Mandiri

dimasukkan ke dalam gelas bening.

ditambahkan air hingga bercampur sempurna.

diteteskan betadin.

diamati perubahan yang terjadi.

dimasukkan ke dalam gelas bening.

ditambahkan asam cuka.

diamati perubahan yang terjadi.

Hasil

2 mL larutan HCl 0,1 M

Hasil

Setengah sendok tepung

Hasil

Telur ayam

Hasil

(9)

BAB IV

DATA HASIL PENGAMATAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Data Hasil Pengamatan

4.1.1. Data Hasil Pengamatan

No. Perlakuan Pengamatan Hasil Reaksi

1.

Reaksi yang

menghasilkan endapan Pb(NO3)2 + K2CrO4

Pb(NO3)2 + NaOH

Menghasilkan endapan kuning

Menghasilkan endapan putih

 PbCrO4 + KNO3

 Pb(OH)2 + NaNO3

2.

Reaksi yang menghasilkan perubahan suhu H2SO4 + NaOH HCl + NaOH

Suhu semakin hangat Suhu sedikit lebih dingin

 NA2SO4 + 2H2O

 NaCl + H2O

3.

Reaksi yang

menghasilkan warna K2CrO4 + HCl

K2CrO4 + NaOH

Warna berubah menjadi jingga

Tidak terjadi perubahan warna

 H2CrO4 + KCl

 Na2CrO4 + KOH

4.

Reaksi yang menghasilkan gas

Zn + 2HCl Terbentuknya gelembung gas pada larutan

 ZnCl2 + H2

5.

Percobaan mandiri Tepung + air + betadin

Telur + asam cuka

Warna berubah menjadi unggu

Terbentuk gelembung- gelembung gas

---

 Ca(CH3COO)2 + CO2 + H2O

4.2. Pembahasan

(10)

Reaksi kimia merupakan suatu proses melibatkan dua atau lebih pereaksi yang menghasilkan suatu produk yang memiliki sifat fisik/kimia yang berbeda dengan pereaksinya. Secara umum reaksi kimia dikelompokkan menjadi dua, yaitu reaksi asam-basa dan reaksi reduksi-oksidasi. Reaksi asam-basa merupakan reaksi kimia yang melibatkan netralisasi ion H+ dan OH (teori Arrhenius), akseptor-donor ion proton (H+, teori Bronsted-Lowry), akseptor-donor pasangan elektron (teori asam-basa Lewis), atau akseptor-donor ion oksida (O2). Reaksi reduksi-oksidasi adalah reaksi kimia yang melibatkan transfer elektron antara reduktor dan oksidator, serta adanya perubahan bilangan oksidasi.

Ciri-ciri reaksi kimia adalah terbentuknya endapan, terbentuknya gas, terjadinya perubahan warna, dan terjadinya perubahan suhu/temperatur. Pada persamaan kimia ada yang disebut reaktan ada juga yang disebut produk. Zat yang ada sebelum terjadinya perubahan kimia disebut reaktan. Reaktan hadir sebelum terjadi perubahan-perubahan kimia. Sedangkan produk adalah zat yang ada setelah reaksi, produk terbentuk selama perubahan kimia.

Faktor-faktor yang mempengaruhi laju reaksi antara lain : Konsentrasi, semakin tinggi konsentrasi maka tumbukan antar molekul akan semakin sering terjadi dan reaksi akan berlangsung semakin cepat. Luas Permukaan Bidang Sentuh, semakin luas permukaan partikel maka frekuensi tumbukan kemungkinan akan semakin tinggi sehingga reaksi dapat berlangsung lebih cepat. Temperatur, laju reaksi akan semakin cepat bila suhunya naik. Katalisator, merupakan zat yang dapat mempercepat laju reaksi dengan cara menurunkan energi aktivasi. Tekanan, faktor tekanan dapat mempengaruhi laju reaksi pada zat yang berwujud gas. Hal ini dikarenakan apabila tekanan dinaikkan, maka volume akan diperkecil sehingga menaikkan konsentrasi. Itu artinya, laju reaksi akan meningkat. Sifat Zat yang Bereaksi, reaktan yang memiliki sifat yang berbeda akan bereaksi dengan laju yang berbeda pula. Hal ini disebabkan karena masing-masing zat memiliki afinitas yang berbeda-beda. Umumnya, reaksi yang terjadi antara senyawa ion dapat berlangsung cepat. Penyebabnya adalah gaya tarik-menarik yang kuat antara ion-ion dengan muatan yang berlawanan.

Percobaan pertama dilakukan untuk membuktikan bahwa reaksi menghasilkan endapan. Untuk membuktikannya, percobaan dilakukan dengan memasukan 2 ml larutan Pb(NO3)2 ke dalam 2 tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 ml cairan K2CrO4 pada tabung reaksi pertama dan pada tabung reaksi kedua ditambahkan dengan larutan NaOH. Hasilnya kedua tabung tersebut menghasilkan endapan, pada tabung reaksi pertama dihasilkan endapan berwarna

(11)

kuning dan pada tabung reaksi kedua dihasilkan endapan berwarna putih. Hal ini terjadi karena adanya pengaruh hasil reaksi konstanta hasil kelarutan (Qsp) melebihi konstanta produk kelarutan (Ksp) yang menyebabkan larutan menjadi lewat jenuh dan membentuk endapan.

Percobaan kedua dilakukan untuk membuktikan bahwa reaksi menghasilkan perubahan suhu. Untuk membuktikannya, percobaan dilakukan dengan memasukan 2 ml larutan NaOH ke dalam 2 tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 ml cairan H2SO4 pada tabung reaksi pertama dan pada tabung reaksi kedua ditambahkan dengan larutan HCl. Hasilnya kedua tabung tersebut menghasikan perubahan suhu, ini ditandai dengan suhu tabung reaksi pertama menjadi lebih hangat. Hal ini terjadi karena reaksi endoterm yang disebabkan oleh perpindahan kalor dari lingkungan menuju ke sistem sehingga suhu lingkungan menjadi lebih dingin dan suhu larutan menjadi lebih panas. Dan pada tabung reaksi kedua suhunya menjadi sedikit lebih dingin. Hal ini terjadi karena reaksi eksoterm yang disebabkan oleh perpindahan kalor dari sistem menuju lingkungan sehingga suhu lingkungan menjadi lebih panas dan suhu larutan menjadi lebih dingin.

Percobaan ketiga dilakukan untuk membuktikan bahwa reaksi menghasilkan warna. Untuk membuktikannya, percobaan dilakukan dengan memasukan 2 ml larutan K2CrO4 ke dalam 2 tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan 2 ml larutan HCl pada tabung reaksi pertama dan pada tabung reaksi kedua tambahkan dengan larutan NaOH. Pada tabung reaksi pertama terjadi perubahan warna dari warna kuning menjadi warna oranye. Hal ini terjadi karena pengaruh eksitasi elektron yaitu perpindahan elektron dalam suatu atom, molekul maupun ion dari tingkat rendah ke lebih tinggi dengan disertai penyerapan energi atau cahaya. Dan pada tabung reaksi kedua tidak terjadi perubahan warna. Hal ini karena larutan sudah tidak murni lagi dan terkontaminasi dangan zat lain.

Percobaan keempat dilakukan untuk membuktikan bahwa reaksi menghasilkan gas. Untuk membuktikannya, percobaan dilakukan dengan memasukan 1 gram larutan Zn ke dalam tabung reaksi. Setelah itu ditambahkan HCl sebanyak 2 ml pada tabung reaksi. Pada tabung reaksi muncul gelembung-gelembung gas. Hal ini terjadi karena proses reaksi larutan yang terjadi tidak stabil, hasil akhirnya tidak larut dengan sempurna sehingga larutannya terurai dan membentuk gelembung gas.

Percobaan kelima dilakukan dengan mencampurkan tepung dengan air dalam sebuah wadah sehingga menjadi larutan tepung. Kemudian larutan tepung tersebut ditetesi betadin secukupnya lalu diaduk, larutan tepung tersebut kemudian berubah

(12)

warna dari semula putih menjadi warna biru kehitaman atau unggu. Hal ini terjadi karena larutan tersebut menghasilkan zat baru dan juga menunjukkan bahwa adanya amilum pada tepung. Percobaan satu lagi dilakukan dengan cara mencampurkan cangkang telur kedalam asam cuka, maka yang terjadi adalah terbentuknya gelembung gas yang keluar dari cangkang telur. Hal ini terjadi karena terbentuknya sedikit energi dari perlakuan sehingga terbentuklah gelembung gas yang keluar dari cangkang telur.

(13)

BAB V KESIMPULAN

Berdasarkan percobaan yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa :

1) Pencampuran antara Pb(NO3)2 + K2CrO4 dan Pb(NO3)2 + NaOH merupakan reaksi yang menghasilkan endapan.

2) Pencampuran antara H2SO4 + NaOH dan HCl + NaOH merupakan reaksi yang menghasilkan perubahan suhu.

3) Pencampuran antara K2CrO4 + HCl dan K2CrO4 + NaOH merupakan reaksi untuk percobaan reaksi yang menghasilkan perubahan warna.

4) Pencampuran antara Zn + HCl merupakan reaksi yang menghasilkan gas.

5) Pencampuran antara tepung + air + betadin menghasilkan perubahan warna ungu.

6) Pencampuran antara cangkang telur + asam cuka menghasilkan gelembung gas.

(14)

DAFTAR PUSTAKA

Keenan, Charles, W. 1984. Kimia Untuk Universitas, Jilid 1. Jakarta : Erlangga.

Chang. R . 2003. Kimia Dasar Jilid Satu Edisi Kelima. Jakarta : Erlangga.

Timberlake. 2004. Reaksi Reaksi Kimia. Bandung : Cintra Aditya Bakti.

Sinaga, I., Dkk. 2009. Pengaruh Konsentrasi Larutan HNO3 dan Waktu Kontak Terhadap Desorpsi Kadmium (II) yang Terikat Pada Biomassa Azolla Micropylla-Sitrat. Jurnal Rekayasa Proses. Vol. 3 (2) : 46.

Wibowo, A. 2010. Laju Reaksi Pencampuran Minyak Jarak dan Air pada Hydrogen Reformer Menggunakan Pemanas dan Katalis. Prosiding Seminar Nasional Sains Dan Teknologi 1. Vol. 1 (1) : B.7.

(15)

LAMPIRAN

1) Percobaan tepung + air + betadine

2) Percobaan telur + asam cuka

Referensi

Dokumen terkait

hal ini pun sama dengan teori pada percobaan pertama yang menyatakn bahwa reaksi eksoterm adalah reaksi kimia dengan sistem melepas kalor dalam arti

Tujuan percobaan Reaksi-Reaksi Kimia untuk mengetahui dan mempelajari jenis dan sifat (sifat kimia dan fisika) darizat yang direaksikan, serta untuk mencari rumus senyawa dan

Pada percobaan kesetimbangan fasa cair-cair dan cair-uap, praktikan melakukan pengukuran indeks bias terhadap pelarut murni dan campuran metanol dan etanol dengan

Dalam melakukan analisa kualitatif anion banyak reaksi yang terjadi. diantaranya reaksi antara MgSO 4 +BaCl 2 dihasilkan Mg(Cl) 2 +BaSO

1) Dalam percobaan digunakan metode reaksi setengah-reaksi oksidasi dan setengah-reaksi reduksi. 2) Reaksi redoks (reduksi – oksidasi) adalah reaksi kimia dimana

Dalam percobaan ini akan dilakukan pengukuran perubahan entalpi yang menyertai reaksi netralisasi antara NaOH kristal dengan larutan HCl yang terjadi secara bertahap dan

Pada reaksi antara NaOH dan HCl berdasarkan grafik hubungan volume dan perubahan suhu, titik optimum diperoleh dari grafik titik optimum diperoleh pada volume 3 mL NaOH 1,0 M dan 3

a Identi kasi zat kimia-converted Kimia 100% 6 15 III.34 METODOLOGI PERCOBAAN 3.1 Alat Alat-alat yang digunakan pada praktikum pengenalan alat dan bahan kimia adalah tabung