• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti penting komunikasi dalam organisasi (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Arti penting komunikasi dalam organisasi (1)"

Copied!
39
0
0

Teks penuh

(1)

Arti penting komunikasi dalam organisasi ( softskill )

KATA PENGANTAR

komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan .

Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Dari apa yang di kerjakan , tugas ini dikerjakan secara berkelompok dengan maksut dan tujuan agar setiap mahasiswa dapat mengerti dan memahami secara langsung apa yang dimaksud dan di pelajari dalam arti penting komunikasi dalam organisasi yang dibahas secara diskusi antara mahasiswa .

Tim penyusun

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ... 1

DAFTAR ISI ... 2

PENDAHULUAN... 3

ISI MATERI... 4

A. Pengertian komunikasi ...5

• Menjelaskan komunikasi dalam organisasi • Pengertian komunikasi menurut para ahli B. Unsur-unsur Komunikasi ...6 • Menyebutkan unsur - unsur komunikasi

C . menyalurkan ide-ide melalui komunikasi ... 7 - 10 • Menyebutkan macam-macam atau jenis- jenis

komunikasi dalam organisasi D . hambatan – hambatan komunikasi ... 11 - 12 • Menjelaskan tahap yang dilalui dalam proses komunikasi

E . klasifikasi komunikasi dalam organisasi ... 13 - 15 • Menjelaskan klasifikasi komunikasi

(2)

PENUTUP ... 18 A . KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA …... 19

PENDAHULUAN I . LATAR BELAKANG

Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi

perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam

pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu

hierarki/jenjang dan pembagian kerja, berupaya mencapai tujuan yang ditetapkan. Manusia di dalam kehidupannya harus berkomunikasi artinya memerlukan orang lain dan membutuhkan kelompok atau masyarakat untuk saling berinteraksi. Hal ini merupakan suatu hakekat bahwa sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

II . Rumusan Masalah

1 . Menjelaskan dan menyebutkan pengertian komunikasi dalam organisasi! 2 . Menyebutkan apa saja unsur – unsur komunikasi!

3 . Bagaimana menyalurkan ide – ide melalaui komunikasi! 4 . Apa saja hambatan-hambatan komunikasi ?

5 . Menjelaskan Klasifikasi komunikasi dalam organisasi!

ISI MATERI

Arti penting komunikasi dalam organisasi

A . Penjelasan komunikasi dalam sebuah organisasi

Organisasi merupakan suatu kumpulan atau sistem individual yang melalui suatu

(3)

sebagian besar pribadi manusia terbentuk dari hasil integrasi sosial dengan sesama dalam kelompok dan masyarakat.

Di dalam kelompok/organisasi terdapat bentuk kepemimpinan yang merupakan masalah penting untuk kelangsungan hidup kelompok, yang terdiri dari pemimpin dan

bawahan/karyawan. Di antara kedua belah pihak harus ada two-way-communications atau komunikasi timbal balik, untuk mencapai cita-cita, baik cita-cita pribadi, maupun kelompok, untuk mencapai tujuan suatu organisasi.

Hubungan yang terjadi merupakan suatu proses dari suatu keinginan masing-masing individu untuk memperoleh suatu hasil yang nyata dan dapat memberikan manfaat untuk kehidupan yang berkelanjutan. Kehidupan organisasi tidak mungkin dipisahkan dari komunikasi efektif. Komunikasi efektif tergantung pada kemampuannya menjawab dan mengantisipasi

perubahan lingkungan luar organisasi sesuai dengan perkembangan internal organisasi itu sendiri. Di samping itu dalam komunikasi didasari beberapa perspektif dalam

pengembangannya sehingga berperanan penting dalam organisasi.

Pengertian komunikasi

komunikasi adalah sutu proses di dalam upaya membangun saling pengertian. Dalam suatu organisasi biasanya selalu menekankan bagaimana pentingnya sebuah komunikasi antar anggota organisasi untuk menekan segala kemungkinan kesalahpahaman yang bisa saja terjadi.

Berikut ini adalah beberapa definisi serta penjelasan mengenai komunikasi menurut beberapa ahli:

# PALO ALTO

Ketika dua orang sedang bersama, mereka berkomunikasi secara terus menerus karena mereka tidak dapat berperilaku. PALO ALTO sangat percaya bahwa seseorang tidak dapat tidak berkomunikasi

# HIMSTREET & BATY

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui suatu sistem yang biasa (lazim), baik dengan simbol-simbol, sinyak-sinyal, maupun perilaku atau tindakan # LASWELL

Komunikasi adalah proses yang menggambarkan siapa mengatakn apa dengan cara apa, kepada siapa dengan efek apa

# THEODORSON & THEDORSON

Komunikasi adalah penyebaran informasi, ide-ide sebagai sikap atau emosi dari seseorang kepada orang lain terutama melalui simbol-simbol

# WILLIAM ALBIG

(4)

# CHARLES H. COOLEY

Komuniksi berarti suatu mekanisme hubungan antar manusia dilakukan dengan mengartikan simbol secara lisan dan membacanya melalui ruang dan menyimpan dalam waktu

B . Unsur-unsur Komunikasi ada 5, yaitu : 1.Komunikator

- Memberikan komando, instruksi, memimpin, dan mempengaruhi inovasi - Mendapatkan informasi baru

- Cara mengkomunikasikan susuatu yang baru dalam sosialisasi dan perbaikan - Harga diri anggota

Komunikasi dalam sebuah organisasi

Komunikasi Organisasi dapat didefinisikan sebagai pertunjukkan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian suatu organisasi tertentu. Suatu organisasi terdiri dari dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarkis antara yang satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan.

Tujuan komunikasi dalam proses organisasi tidak lain dalam rangka membentuk saling pengertian (mutual undestanding) . Pendek kata agar terjadi penyetaraan dalam kerangka referensi, maupun dalam pengalaman.

Bagaimana menyalurkan ide dalam komunikasi 1 . ide gagasan si sender

2 . perumusan disini ide si sender disampaikan dalam kata kata 3 . penyauran transmiting ( bisa lisan , tertulis atau bahasa isyarat ) 4 . tindakan misalnya perintah dilaksanakan

5 . pengertian misalnya disini kata kata si sender menjadi ide receiver 6 . penerimaan misalnya oleh si penerima berita atau penangkap berita 1. Pengirim pesan (sender) dan isi pesan/materi

(5)

Materi pesan dapat berupa :

Pada tahap ini pengirim pesan membuat kode atau simbol sehingga pesannya dapat dipahami oleh orang lain. Biasanya seorang manajer menyampaikan pesan dalam bentuk kata-kata, gerakan anggota badan, (tangan, kepala, mata dan bagian muka lainnya). Tujuan

penyampaian pesan adalah untuk mengajak, membujuk, mengubah sikap, perilaku atau menunjukkan arah tertentu.

3. Media/penghubung

Adalah alat untuk penyampaian pesan seperti ; TV, radio surat kabar, papan pengumuman, telepon dan lainnya. Pemilihan media ini dapat dipengaruhi oleh isi pesan yang akan disampaikan, jumlah penerima pesan, situasi dsb.

4. Mengartikan kode/isyarat

Setelah pesan diterima melalui indera (telinga, mata dan seterusnya) maka si penerima pesan harus dapat mengartikan simbul/kode dari pesan tersebut, sehingga dapat dimengerti

/dipahaminya. 5. Penerima pesan

Penerima pesan adalah orang yang dapat memahami pesan dari sipengirim meskipun dalam bentuk code/isyarat tanpa mengurangi arti pesan yang dimaksud oleh pengirim

6. Balikan (feedback)

Balikan adalah isyarat atau tanggapan yang berisi kesan dari penerima pesan dalam bentuk verbal maupun nonverbal. Tanpa balikan seorang pengirim pesan tidak akan tahu dampak pesannya terhadap sipenerima pesan Hal ini penting bagi manajer atau pengirim pesan untuk mengetahui apakah pesan sudah diterima dengan pemahaman yang benar dan tepat. Balikan dapat disampaikan oleh penerima pesan atau orang lain yang bukan penerima pesan. Balikan yang disampaikan oleh penerima pesan pada umumnya merupakan balikan langsung yang mengandung pemahaman atas pesan tersebut dan sekaligus merupakan apakah pesan itu akan dilaksanakan atau tidak Balikan yang diberikan oleh orang lain didapat dari pengamatan pemberi balikan terhadap perilaku maupun ucapan penerima pesan. Pemberi balikan menggambarkan perilaku penerima pesan sebagai reaksi dari pesan yang diterimanya. Balikan bermanfaat untuk memberikan informasi, saran yang dapat menjadi bahan

pertimbangan dan membantu untuk menumbuhkan kepercayaan serta keterbukaan diantara komunikan, juga balikan dapat memperjelas persepsi.

7. Gangguan

Gangguan bukan merupakan bagian dari proses komunikasi akan tetapi mempunyai pengaruh dalam proses komunikasi, karena pada setiap situasi hampir selalu ada hal yang mengganggu kita. Gangguan adalah hal yang merintangi atau menghambat komunikasi sehingga penerima salah menafsirkan pesan yang diterimanya.

JENIS KOMUNIKASI ORGANISASI KOMUNIKASI INTERNAL

Adalah komunikasi yang terjadi dalam organisasi itu sendiri. Misalnya, Pertukaran gagasan di antara para administrator dan karyawan dalam suatu perusahaan, dalam struktur lengkap yang khas disertai pertukaran gagasan secara horisontal dan vertikal di dalam perusahaan, sehingga pekerjaan berjalan [operasi dan manajemen].

Dua dimensi komunikasi internal : 1. KOMUNIKASI VERTIKAL

(6)

way traffic communication].

” Downward Communication “ komunikasi atas ke bawah. Contoh pimpinan memberikan instruksi, petunjuk, informasi, penjelasan, perintah, pengumuman, rapat, majalah intern. ” Upward communication ”dari bawah ke atas. Contoh staf memberikan laporan, saran-saran, pengaduan, kritikan, kotak saran, dsb kepada pimpinan

2 . KOMUNIKASI HORISONTAL

komunikasi mendatar, antara anggota staf dengan anggota staf. Berlangsung tidak formal, lain dengan komunikasi vertikal yang formal. Komunikasi terjadi tidak dalam suasana kerja ! employee relation dan sering timbul rumours, grapevine, gossip.

3. KOMUNIKASI DIAGONAL [CROSS COMMUNICATION]

Komunikasi antara pimpinan seksi/bagian dengan pegawai seksi/bagian lain. 4 . KOMUNIKASI EKSTERNAL

Komunikasi antara pimpinan organisasi [perusahaan] dengan khalayak audience di luar organisasi.

> BENTUK KOMUNIKASI ORGANISASI Komunikasi sebagai proses memiliki bentuk : 1. Bentuk Komunikasi berdasarkan

a. Komunikasi langsung

Komunikasi langsung tanpa mengguanakan alat.

Komunikasi berbentuk kata-kata, gerakan-gerakan yang berarti khusus dan penggunaan isyarat,misalnya kita berbicara langsung kepada seseorang dihadapan kita.

A——–àß———–B

b. Komunikasi tidak langsung

Biasanya menggunakan alat dan mekanisme untuk melipat gandakan jumlah penerima penerima pesan (sasaran) ataupun untuk menghadapi hambatan geografis, waktu misalnya menggunakan radio, buku, dll.

2. Bentuk komunikasi berdasarkan besarnya sasaran :

a. Komunikasi massa, yaitu komunikasi dengan sasarannya kelompok orang dalam jumlah yang besar, umumnya tidak dikenal.

Komunikasi masa yang baik harus :

Pesan disusun dengan jelas, tidak rumit dan tidak bertele-tele Bahasa yang mudah dimengerti/dipahami

Bentuk gambar yang baik

Membentuk kelompok khusus, misalnya kelompok pendengar (radio)

b. Komunikasi kelompok adalah komunikasi yang sasarannya sekelompok orang yang umumnya dapat dihitung dan dikenal dan merupakan komunikasi langsung dan timbal balik. Perawat—– ® ¬ ——Pengunjung puskesmas

c. Komunikasi perorangan adalah komunikasi dengan tatap muka dapat juga melalui telepon. Perawat—– ® ¬ ——Pasien

3. Bentuk komunikasi berdasarkan arah pesan : 1. Komunikasi satu arah

Pesan disampaikan oleh sumber kepada sasaran dan sasaran tidak dapat atau tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan umpan balik atau bertanya, misalnya radio. A ——————® B

b. Komunikasi timbal balik.

(7)

HAMBATAN KOMUNIKASI 1. Hambatan dari Proses Komunikasi

• Hambatan dari pengirim pesan, misalnya pesan yang akan disampaikan belum jelas bagi dirinya atau pengirim pesan, hal ini dipengaruhi oleh perasaan atau situasi emosional. • Hambatan dalam penyandian/simbol

Hal ini dapat terjadi karena bahasa yang dipergunakan tidak jelas sehingga mempunyai arti lebih dari satu, simbol yang dipergunakan antara si pengirim dan penerima tidak sama atau bahasa yang dipergunakan terlalu sulit.

• Hambatan media, adalah hambatan yang terjadi dalam penggunaan media komunikasi, misalnya gangguan suara radio dan aliran listrik sehingga tidak dapat mendengarkan pesan. • Hambatan dalam bahasa sandi. Hambatan terjadi dalam menafsirkan sandi oleh si penerima • Hambatan dari penerima pesan, misalnya kurangnya perhatian pada saat menerima

/mendengarkan pesan, sikap prasangka tanggapan yang keliru dan tidak mencari informasi lebih lanjut.

• Hambatan dalam memberikan balikan. Balikan yang diberikan tidak menggambarkan apa adanya akan tetapi memberikan interpretatif, tidak tepat waktu atau tidak jelas dan

sebagainya. 2. Hambatan Fisik

Hambatan fisik dapat mengganggu komunikasi yang efektif, cuaca gangguan alat

komunikasi, dan lain lain, misalnya: gangguan kesehatan (cacat tubuh misalnya orang yang tuna wicara), gangguan alat komunikasi dan sebagainya.

3. Hambatan Semantik.

Faktor pemahaman bahasa dan penggunaan istilah tertentu. Kata-kata yang dipergunakan dalam komunikasi kadang-kadang mempunyai arti mendua yang berbeda, tidak jelas atau berbelit-belit antara pemberi pesan dan penerima pesan. Misalnya : adanya perbedaan bahasa ( bahasa daerah, nasional, maupun internasional), adanya istilah – istilah yang hanya berlaku pada bidang-bidang tertentu saja, misalnya bidang bisnis, industri, kedokteran, dll.

4. Hambatan Psikologis

Hambatan psikologis dan sosial kadang-kadang mengganggu komunikasi, misalnya; perbedaan nilai-nilai serta harapan yang berbeda antara pengirim dan penerima pesan, sehingga menimbulkan emosi diatas pemikiran-pemikiran dari sipengirim maupun si penerima pesan yang hendak disampaikan.

5. Hambatan Manusiawi

Terjadi karena adanya faktor, emosi dan prasangka pribadi, persepsi,

kecakapan atau ketidakcakapan, kemampuan atau ketidakmampuan alat-alat pancaindera seseorang, dll.

CARA MENGATASI HAMBATAN KOMUNIKASI 1. Gunakan umpan-balik

Beri kesempatan pada orang orang lain untuk menyampaikan ide atau gagasannya, sehingga tercipta dua iklim komunikasi dua arah.

2. Kenali si penerima berita

- bagaimana latar belakang pendidikannya,

- bagaimana pengetahuan tentang subyek pembicaraan, - sejauh mana minat dan perasaanya

(8)

5. KLASIFIKASI KOMUNIKASI DALAM ORGANISASI 1.Dari segi sifatnya :

a. Komunikasi Lisan

Komunikasi jenis ini tergolong kepada komunikasi aktif, dimana komunika dapat memberikan timbal balik secara langsung apabila terjadi ketidakpahaman.

b. Komunukasi Tertulis

Komunikasi secara tertulis memang memberikan suatu dampak dimana komunikan akan merasa kesulitan dalam memahami maksud dan tujan dari informasi itu, namun komunikasi ini mempunyai dampak yang lama. Dan apabila komunikan lupa dengan apa yang telah dipelajarai sebelumnya, maka ia dapat mengulangi membaca informasi tersebut. Komunikasi ini tergolong komunikasi tidak lagsung, artinya apabila komunikan tidak paham terhadap materi tertulis tersebut, maka komunikan tidak dapat memberikan suatu umpan balik secara langsung. namun dengan berkembangnya teknologi saat ini, maka meskipun komunikasi berjalan secara tidak langsung, namun unpan balik dapat diberikan secara cepat baik melalui telepon, e-mail, dll.

c. Komunikasi Verbal

1. Komunikasi Verbal mencakup aspek-aspek berupa ;

a. Vocabulary (perbendaharaan kata-kata). Komunikasi tidak akan efektif bila pesan disampaikan dengan kata-kata yang tidak dimengerti, karena itu olah kata menjadi penting dalam berkomunikasi.

b. Racing (kecepatan). Komunikasi akan lebih efektif dan sukses bila kecepatan bicara dapat diatur dengan baik, tidak terlalu cepat atau terlalu lambat.

c. Intonasi suara: akan mempengaruhi arti pesan secara dramatik sehingga pesan akan menjadi lain artinya bila diucapkan dengan intonasi suara yang berbeda. Intonasi suara yang tidak proposional merupakan hambatan dalam berkomunikasi.

d. Humor: dapat meningkatkan kehidupan yang bahagia. Dugan (1989), memberikan catatan bahwa dengan tertawa dapat membantu menghilangkan stress dan nyeri. Tertawa mempunyai hubungan fisik dan psikis dan harus diingat bahwa humor adalah merupakan satu-satunya selingan dalam berkomunikasi.

e. Singkat dan jelas. Komunikasi akan efektif bila disampaikan secara singkat dan jelas, langsung pada pokok permasalahannya sehingga lebih mudah dimengerti.

f. Timing (waktu yang tepat) adalah hal kritis yang perlu diperhatikan karena berkomunikasi akan berarti bila seseorang bersedia untuk berkomunikasi, artinya dapat menyediakan waktu untuk mendengar atau memperhatikan apa yang disampaikan.

d. Komunikasi Non Verbal 2. Komunikasi Non Verbal

Komunikasi non verbal adalah penyampaian pesan tanpa kata-kata dan komunikasi non verbal memberikan arti pada komunikasi verbal.

Yang termasuk komunikasi non verbal : a. Ekspresi wajah

Wajah merupakan sumber yang kaya dengan komunikasi, karena ekspresi wajah cerminan suasana emosi seseorang.

(9)

c. Sentuhan adalah bentuk komunikasi personal mengingat sentuhan lebih bersifat spontan dari pada komunikasi verbal. Beberapa pesan seperti perhatian yang sungguh-sungguh, dukungan emosional, kasih sayang atau simpati dapat dilakukan melalui sentuhan. d. Postur tubuh dan gaya berjalan. Cara seseorang berjalan, duduk, berdiri dan bergerak memperlihatkan ekspresi dirinya. Postur tubuh dan gaya berjalan merefleksikan emosi, konsep diri, dan tingkat kesehatannya.

e. Sound (Suara). Rintihan, menarik nafas panjang, tangisan juga salah satu ungkapan perasaan dan pikiran seseorang yang dapat dijadikan komunikasi. Bila dikombinasikan dengan semua bentuk komunikasi non verbal lainnya sampai desis atau suara dapat menjadi pesan yang sangat jelas.

f. Gerak isyarat, adalah yang dapat mempertegas pembicaraan . Menggunakan isyarat sebagai bagian total dari komunikasi seperti mengetuk-ngetukan kaki atau mengerakkan tangan selama berbicara menunjukkan seseorang dalam keadaan stress bingung atau sebagai upaya untuk menghilangkan stress.

2. . Menurut Keresmiannya : a. Komunikasi Formal b. Komunikasi Informal Komunikasi Informal

•Komunikasi Informal yang terjadi karena adanya komunikasi antara sesama karyawan dalam suatu organisasi.

•Komunikasi informal (the grapevine) biasanya disebarluaskan melalui desas-desus atau kabar angin dari mulut ke mulut dari satu orang ke orang yang lainnya dalam suatu organisasi dimana kebenarannya tidak bisa dijamin karena kadang-kadang bertentangan dengan

perusahaan.

•Jadi agar komunikasi informal bisa bermanfaat maka seseorang pemimpin harus bisa memakai jalur ini untuk memperlancar berjalannya komunikasi formal perusahaan (komunikasi formal ini jangan sampai mengakibatkan timbulnya desas-desus yang meresahkan karyawan)

STUDI KASUS

Pengaruh Komunikasi dalam Organisasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan bagian Produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung).

Komunikasi dalam Organisasi, Kepuasan Kerja, Kinerja. Dewasa ini telah banyak organisasi yang berdiri dan berkembang sukses baik dalam skala kecil maupun besar. Organisasi sendiri merupakan suatu alat dimana orang-orang mempersatukan kecakapan dan usaha mereka untuk

(10)

melaksanakan tugasnya karena informasi mengenai prosedur kerjayang disampaikan

pimpinan kurang dapat dipahami. Sehingga karyawan cenderung merasa khawatir, segan, dan takut dalam melaksanakan tugasnya.

Dengan adanya perasaan-perasaan tersebut dalam melaksanakan tugas mengakibatkan kinerja karyawan menjadi menurun. Salah satu jalan untuk mengatasi semua ini adalah dengan saluran komunikasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji lebih mendalam tentang

komunikasi dalam organisasi yang ada di Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung guna meningkatkan kinerja

karyawan melalui kepuasan kerja.

Penelitian ini menggunakan analisis data berupa analisis jalur (path analysis), yang

merupakan suatu bentuk terapan dari analisis regresi berganda (multiple regression analysis. Tujuan dari analisis jalur ini adalah menentukan pengaruh langsung dan tidak langsung diantara sejumlah variabel. Lokasi penelitian ini berada pada Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung dan

dilaksanakan sejak bulan Mei 2006. Subjek dan informan dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi (sebagai responden) dan karyawan bagian HRM. Penelitian ini mempunyai variabel bebas yaitu komunikasi dalam organisasi (X), variabel interfening yaitu kepuasan kerja (Y), dan variabel terikatyaitu kinerja (Z).

Dalam penelitian ini data yang diperoleh menggunakan beberapa cara, antara lain: angket atau kuesioner, wawancara atau interview, dokumentasi, dan observasi. Instrumen penelitian ini menggunakan item-item dari penelitian terdahulu yang telah teruji, sehingga uji coba kuesioner untuk menguji instrument tidak dilakukan. Sedangkan untuk uji validitas dan reliabilitas tetap dilakukan untuk menguji validitas dan relibilitas data yang diperoleh. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan bagian produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung yang berjumlah 245 orang. Sedangkan sampelnya diambil sebanyak 71 orang dan tehnik pengambilan sampel menggunakan purposive sampling.

Hasil penelitian menyimpulkan bahwa keempat hipotesis alternatif yang diajukan adalah diterima. Ini terdiri dari pengaruh langsung dan pengaruh tidak langsung. Hasil pengaruh langsung diperoleh β = 0,371 untuk komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja, β = 0,465 untuk kepuasan kerja terhadap kinerja, untuk komunikasi dalam organisasi memiliki β = 0,708 terhadap kepuasan kerja.

Sedangkan untuk pengaruh tidak langsung dihasilkan sebesar 0,329 yaitu hasil dari pengaruh tidak langsung komunikasi dalam organisasi terhadap kinerja melalui kepuasan kerja. Selain itu hasil dari total pengaruh dan total pengaruh tidak langsung sebesar 0,7.

Penelitian ini memiliki keterbatasan-keterbatasan yang penting untuk diketahui terutama untuk digunakan sebagai pertimbangan penelitian yang selanjutnya.

Keterbatasan-keterbatasan itu antara lain: meskipun ukuran perusahaan jika dilihat dari luar cukup besar tetapi karena tempatnya yang terpencil menjadikan masyarakat luas belum mengenalnya, karyawan bagian produksi yang digunakan sebagai sampel memiliki pendidikan yang berbeda-beda sehingga mempengaruhi dalam penjelasan dan pengisian kuesioner.

(11)

mulai dari masalah pekerjaan ,rekan sekerja, sampai masalah kesesuian upah, secara periodik para atasan

(direktur, manager, kapala bagian) lebih sering terjun langsung ke lapangan sehingga dapat meningkatkan kepuasan dan kinerja, pimpinan memperhatikan keluhan-keluhan dari para karyawan. Selain itu peneliti menyarankan agar penelitian selanjutnya diutamakan

mengambil obyek penelitian pada organisasi yang besar dan sudah dikenal oleh masyarakat luas, selanjutnya yang digunakan untuk sampel disarankan karyawan-karyawan yang memiliki pendidikan

setingkat.

PENUTUP

I . KESIMPULAN

Pada dasarnya komunikasi sangat diperlukan didalam kehidupan sehari-hari dalam aspek apapun , mau itu dalam kegiatan berorganisasi atau dalam kehidupan sehari-hari , dalam kegiatan berorganisasi , komunikasi sangat diperlukan dengan tujuan agar sebuah system yang ada bisa terjalin dengan sempurna dan lebih baik .

Komunikasi dirumuskan sebagai suatu proses penyampaian pesan/informasi diantara beberapa orang. Karenanya komunikasi melibatkan seorang pengirim, pesan/informasi saluran dan penerima pesan yang mungkin juga memberikan umpan balik kepada pengirim untuk menyatakan bahwa pesan telah diterima.

Komunikasi sangat penting dalam kehidupan manusia karena manusia adalah makhluk sosial yang saling membutuhkan satu sama lain. Dalam berkomunikasi seseorang harus memiliki dasar yang akan menjadi patokan seseorang tersebut dalam berkomunikasi. Dalam proses komunikasi kita juga harus ingat bahwa terdapat banyak hambatan-hambatan dalam berkomunikasi.

Tujuan komunikasi adalah berhubungan dan mengajak dengan orang lain untuk mengerti apa yang kita sampaikan dalam mencapai tujuan. Keterampilan berkomunikasi diperlukan dalam bekerja sama dengan orang lain. Ada dua jenis komunikasi, yaitu verbal dan non verbal, komunikasi verbal atau tertulis dan komunikasi non verbal atau bahasa(gerak)

tubuh.Komunikasi dua arah terjadi bila pengiriman pesan dilakukan dan mendapatkan umpan balik. Seseorang dalam berkomunikasi pasti dapat merasakan timbal balik antara pemberi informasi serta penerima informasi sehingga terciptanya suatu hubungan yg mutualisme antara keduanya.

II . SARAN

Dengan disusunnya makalah ini , maka pembaca atau mahasiswa dapat mengerti dan

memahami pentingnya arti komunikasi dalama organisasi , didalam kehidupan berorganisasi atau di kehidupan sehari – hari yang membutuhkan komunikasi .

(12)

mahasiswa , kami juga meminta maaf jika tulisan kami atau makalah kami kurang berkenan dengan demikian kami mengharapkan kritik dan saran atas tulisan kami agar bisa

membangun dan memotivasi kami agar membuat tulisan jauh lebih baik lagi .

DAFTAR PUSTAKA

Sumber :

1 . http://dhogerz.wordpress.com/2010/10/21/komunikasi-dalam-organisasi/contoh 2 . Neny Ayu Permatasari

Abstrak ABSTRAK

Permatasari, Neny Ayu. 2006. Pengaruh Komunikasi dalam Organisasi terhadap Kinerja Karyawan melalui Kepuasan Kerja (Studi Kasus pada Karyawan

bagian Produksi Pabrik Kertas CV Setia Kawan Tulungagung). Skripsi, Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Malang. Pembimbing: (I) Drs. H. Sutrisno, M.M., (II) Drs. Agus Hermawan, M.Si, M.Bus.

http://cakra01.blogspot.com/2012/10/arti-penting-komunikasi-

PERANAN KOMUNIKASI NONVERBAL MANAJER TERHADAP

MOTIVASI KERJA KARYAWAN

ABSTRACT

The objective of this research is in order to reveal whether or not there is a correlation between the Manager Non-verbal Communication Behaviour as the independent variable along with the

Leadership Style as the intervening variable and the Working Motivation of the Bank’s Employees in Jember Regency as the dependent variable. The analysis methods employed in this research were Kendall Rank Correlation and Kendall Partial Ranking Correlation as well as the Determination of Correlation Coefficient in order to reveal the correlation effectiveness among the variables.

Meanwhile, the data utilized were the primary and the secondary data. The primary data was achieved by the closed questionnaire distributed to the respondents. While, the later was gained from many references.

(13)

there were 40 sample in all. The sample was taken by employing purposive sampling method, namely by choosing some particular people due to the representation on the statistics, significancy level, and hypothesis test procedure.

The analysis on the two variables by Kendall Rank Correlation calculation shows that there was a very significant correlation between the Manager Non-verbal Communication Behaviour variable and the Working Motivation of the Bank’s Employees in Jember Regency K (XY). The correlation effectiveness was 9.1 %. Furthermore, the Manager Non-verbal Communication Behaviour variable and the Leadership Style variable K (XZ) correlated significantly. The correlation effectivity was 10.9 %. Nevertheless, the Leadership Style and the Bank’s Employee Working Motivation in Jember Regency K (ZY) did not correlate significantly. The correlation effectivity was only 0.4 %.

The result of the analysis on the three variables by applying Kendall Partial Ranking Correlation calculation shows that the correlation between the Manager Non-verbal Communication Behaviour and the Working Motivation of the Bank’s Employees of Jember Regency was relatively independent to the Leadership Style variable. In other words, the result of K (XY/Z) = 0.296 calculation was less than the calculation of K (XY) = 0.301. The theory to determine the significance, up to now, has not been found yet. However, by using the Determination of the Correlation Coefficient formula, it was revealed that the Manager Non-verbal Communication, supported by the Leadership Style, still had got 8.8 % correlation effectiveness to the Working Motivation of the Bank’s Employees in Jember Regency.

“Kita ingin belajar bagaimana membaca seseorang seperti sebuah buku”.

Setiap orang ingin melihat apa yang ada di balik pesan-pesan verbal yang “jelas”

(DeVito, 1997:177).

Latar Belakang

Setiap organisasi tidak akan lepas dari faktor budaya. Ketika seseorang berada di dalam sebuah organisasi, ia akan menjumpai berbagai nilai (values), kepercayaan (beliefs), dan berbagai perilaku yang diharapkan (expected behaviors) organisasi/ perusahaan tersebut. Ketiga-tiganya ini biasa dikenal dengan istilah budaya organisasi atau budaya perusahaan.

(14)

membuktikan bahwa aturan-aturan nonverbal tersebut ternyata ikut memberikan kontribusi yang kuat terhadap hubungan antar manusia (human relationship).

Thomas Kuhn dalam Polanyi (1996:vii-viii), penulis buku “The Structure of Scientific Revolutions”, pernah mengatakan bahwa perkembangan ilmu yang paling positivistis, empiris, dan pragmatis sekalipun sebenarnya masih tersertakan faktor-faktor lain yang mendukungnya. Dalam pemilihan sebuah teori baru misalnya, yang terlibat bukan sekadar rasio yang analitis, verbal dan matematis, melainkan juga cita rasa estetis, nilai moral yang tak disadari secara langsung, dan juga ikatan-ikatan sosial kelompok. Semua dimensi ini memang tidak verbal, tidak eksplisit, dan tidak dapat diukur secara matematis dan empiris; dimensi-dimensi itu bersifat nonverbal atau simbolis, implisit, serta tak terukur secara matematis, tapi menjadi faktor yang bekerja dalam proses penemuan teori atau paradigma baru dan sekaligus mengakhiri krisis dan revolusi ilmiah.

Sebagai bukti nyata dari pikiran Kuhn, dapat dilihat dari hasil penelitian Ray L. Birdwhistell dan Albert Mehrabian tentang komunikasi nonverbal (non-verbal communication). Birdwhistell dalam Rakhmat (1994:288) & Sears et.al (1992:70) menyebutkan bahwa barangkali tidak lebih dari 30% sampai 35% makna sosial percakapan atau interaksi dilakukan dengan kata-kata, sedangkan sisanya dilakukan dengan pesan nonverbal. Bahkan Mehrabian, dalam catatan Rakhmat (1994:288), penulis The Silent Message, memperkirakan 93 % dampak pesan diakibatkan oleh pesan nonverbal.

Banyak dikotomi sejarah (the historical dichotomy) melibatkan faktor nonverbal didalamnya. Sebut saja Fidel Castro, tokoh pendiri Sosialisme Kuba, keunikannya bukan hanya terletak pada gaya dan kepandaiannya berbicara, namun ada sesuatu yang khas saat ia berpidato di forum PBB. Ia akan memukul micknya setiapkali mengucapkan kata-kata Amerika Serikat. Tindakan khas Castro tersebut merupakan sebuah bentuk pesan nonverbal yang menggambarkan betapa bencinya ia terhadap Amerika Serikat. Juga bagaimana ketika seorang Greek, bernama Archimedes (287-212 SM) berteriak kegirangan sambil berlari dalam keadaan telanjang bulat, lupa mengenakan pakaiannya. Keunikan pesan kinesiknya tersebut turut melahirkan Hukum Archimedes. Dan ada pula Aristokles (427-347 SM), seorang murid Sokrates dan guru Aristoteles, bapak pendiri Akademi (387 SM), hanya karena memiliki bentuk dahi dan bahu lebar, lantas dinamakan Plato. Dengan nama itulah ia lebih dikenal dan dikenang.

(15)

Begitupun di dalam kehidupan organisasi atau perusahaan, perilaku komunikasi nonverbal seorang pemimpin atau manajer dapat pula menjadi faktor yang berpengaruh terhadap keberdayagunaan manajemen perusahaan itu sendiri. Ini dapat kita lihat bagaimana seorang Giovanni Agnelli seperti ditulis oleh Lomax (1989:48-49), boss perusahaan mobil Fiat, menjadi begitu populer dan berhasil dalam bisnis otomotifnya, juga berkat daya tariknya, sikap wajahnya, dan gaya hidupnya sehingga sering dijuluki “Raja yang Tidak Bermahkota dari Italia”.

Seorang manajer memang tidak saja dituntut harus memiliki kemampuan konseptual dan kemampuan operasional, namun lebih daripada itu, seorang manajer harus pula mampu

membawakan pesan-pesan nonverbal sebaik mungkin kepada karyawan. Dengan kata lain, ia harus memiliki daya tarik (attractiveness) atau lebih jelasnya daya tarik fisik (physical attractiveness), disamping kredibilitas (credibility) dan kekuasaan (power).

Berkaitan dengan bagaimana seorang manajer harus bersikap dan berperilaku, Lewis (1997:3) mengatakan bahwa manajer abad ke-21 yang sukses adalah mereka yang memang peka secara budaya. Mereka akan memperoleh keuntungan besar bila mereka memiliki strategi untuk mengatasi perbedaan budaya (persepsi, nilai, norma, bahasa verbal dan nonverbal serta perilaku). Juga seperti dikatakan oleh Drucker (1997:63) dalam bukunya Managing in Time of Great Change, bahwa masyarakat dewasa ini sebenarnya telah bergerak menuju sebuah masyarakat jaringan. Manajemen pada masyarakat semacam ini memang memerlukan perilaku yang berbeda, kecakapan yang berbeda, dan sikap yang berbeda pula.

Di lain sisi, Harahap (1996:246) yang mengutip pendapat Walter P. von Wartburg menulis bahwa kepemimpinan hanya dapat diajarkan melalui pemberian contoh (leadership can only be tought by example). Memberi contoh berarti tidak hanya melalui ucapan (verbal), melainkan juga melalui tindakan-tindakan nyata dan bahkan yang tersembunyi seperti ramah, rendah hati, dermawan, keteguhan sikap, dan sebagainya, yang semua itu tercakup dalam pengertian nonverbal. Hal ini diakui pula oleh Denny (1994:93) dan Locke (1997:99) bahwa kepemimpinan yang paling efektif adalah kepemimpinan melalui teladan dan bukan melalui perintah. Ini artinya, setiap manajer seperti dikatakan oleh Freemantle (Soetrisno, hal. 36), penulis “80 Pedoman Menjadi Bos Yang Hebat”, harus menyadari bahwa mereka dengan seperangkat nilai yang dimilikinya akan menjadi pusat perhatian para karyawan.

Dalam hal ini, studi Michigan dan studi Ohio tentang perilaku pemimpin, yakni employee centered behavior dan consideration behavior yang mengupas bahwa manajer hanya akan memperhatikan kepuasan karyawan dan kerjasama tim memang seharusnya dapat pula dipandang sebaliknya, yakni manager centered behavior, dengan pengertian bahwa karyawan dapat pula menentukan sikap terhadap segala perilaku manajer. Jika manajer berperilaku baik, maka karyawan akan memberikan respons yang baik pula. Sebaliknya, seorang manajer yang kurang rapi dalam berpakaian, rambut dikuncir, dan kurang senyum misalnya, tentu akan mendapatkan respons yang kurang baik pula dari karyawan.

(16)

Corp., dan sebagainya, masing-masing memiliki budaya organisasi berbeda yang turut menentukan perilaku komunikasi nonverbal seorang manajer. Mungkin saja ada beberapa perilaku komunikasi nonverbal manajer yang bisa ditolerir di suatu daerah, namun di tempat lain, kurang atau tidak bisa diterima sama sekali. Ini dapat kita lihat bagaimana misalnya pebisnis Jepang yang pendiam tidak menyukai orang Amerika yang terlalu argumentatif. Bersilang kaki ketika duduk, seperti yang

dilakukan pebisnis Amerika, dianggap tidak sopan oleh pebisnis Jepang. Sebaliknya, pebisnis Amerika akan keliru bila menafsirkan perasaan, motif atau maksud pebisnis Jepang dari isyarat wajah mereka. Orang Jepang berwajah pasif dan tanpa ekspresi, terlepas dari bagaimana perasaan mereka di balik wajah tersebut, apakah ramah, marah, bahagia, sedih, setuju atau menentang. Pandangan mata orang Jepang sulit ditafsirkan. Bagi mereka kontak mata tidak begitu penting seperti yang dipersepsikan orang Amerika.

Belakangan kajian mengenai komunikasi nonverbal memang mulai begitu semarak dan menjadi trend di kalangan profesional, meski sayang masih sedikit dijumpai buku yang membahas masalah komunikasi nonverbal ini secara lebih komprehensif. Merebaknya sekolah-sekolah atau kursus-kursus kepribadian semacam John Robert Powers misalnya, setidak-tidaknya cukup menjadi bukti nyata bahwa studi komunikasi nonverbal sudah dianggap penting bagi seorang manajer atau profesional untuk memasuki dunia global yang penuh bauran budaya (cross culture).

Rumusan Masalah

Dari latar belakang di atas akhirnya dapat kita tarik beberapa rumusan masalah sebagai berikut :

1. Apakah ada hubungan komunikasi nonverbal manajer dengan motivasi kerja karyawan ?

2. Sejauhmana pengaruh komunikasi nonverbal manajer terhadap motivasi kerja karyawan ?

Landasan Teori

a. Komunikasi Nonverbal

William Albig dalam Sunarjo (1991:16) pernah mendefinisikan komunikasi sebagai proses

pengoperan lambang-lambang yang berarti di antara individu-individu (communication is the process of transmitting meaningful symbols between individuals). Setiap orang memakai lambang dan simbol tanpa banyak berpikir. Dengan spontan disebar dalam hubungan dengan orang lain; dan arti dan maksudnya langsung ditangkap. Maka simbolisme itu boleh disebut ciri khas bagi manusia, yang dengan terang membedakannya dari hewan. Untuk menunjuk perbedaan itu, dan dengan sekaligus tidak lupa keserupaannya dengan hewan pula, manusia dapat dirumuskan sebagai “hewan yang bersimbol” [Ernst Cassirer dalam Bakker (1978:95)].

(17)

biasa digunakan oleh hewan dan manusia, sebagaimana tertuang dalam bukunya The Expression of Emotions in Man and Animals yang terbit pada tahun 1872, boleh dibilang merupakan cikal bakal telaah modern tentang ekspresi wajah dan bahasa tubuh. Sejak saat itu, para peneliti mencatat dan merekam sebanyak hampir satu juta isyarat dan tanda-tanda nonverbal. Kajian-kajian komunikasi simbolik ini, secara berangsung-angsur, kemudian bergeser ke arah kajian yang lebih luas dan

mendalam. Komunikasi simbolik oleh para peneliti, akhirnya dipelajari sebagai komunikasi verbal dan nonverbal. Bahkan lebih lanjut, Fast (1987) mempopulerkan pemahaman bahasa tubuh (body language), Robbins (1996:137-152), mengembangkan sebuah istilah fisiologi, dan Fast (1997) kembali mengeluarkan istilah yang dinamai subtext.

Dalam hal ini, Albert Mehrabian (Pease, 1993:1 & Sears et.al, 1992:70) menemukan bahwa dampak keseluruhan dari suatu pesan adalah sekitar 7 % verbal (hanya kata-kata) dan 38 % suara (termasuk nada suara, infleksi, dan bunyi-bunyi yang lain) serta 55 % nonverbal. Ray L. Birdwhistell dalam Pease (1993:2) membuat perkiraan yang serupa tentang jumlah komunikasi nonverbal yang terjadi di antara manusia. Ia meyakinkan bahwa rata-rata orang berbicara sekitar 10 atau sebelas menit perhari dan bahwa rata-rata kalimat hanya memakan waktu 2,5 detik. Seperti Mehrabian, ia

menemukan bahwa komponen verbal dari percakapan tatap muka kurang dari 35 % dan bahwa lebih dari 65 % komunikasi dilakukan secara nonverbal.

Seperti halnya komunikasi verbal, komunikasi nonverbal dalam tulisan DeVito (1997:178), juga memiliki ciri-ciri umum yang bersifat universal. Universalitas komunikasi nonverbal ini mencakup pada sifatnya yang komunikatif, kontekstual, paket, dapat dipercaya (believable), dikendalikan oleh aturan, dan seringkali bersifat metakomunikasi. Disini, Haviland (1988:370) menulis bahwa penelitian lintas budaya telah membuktikan bahwa terdapat banyak persamaan di seluruh dunia mengenai ekspresi-ekspresi pokok seperti tersenyum, tertawa, menangis, dan gerakan-gerakan muka yang menggambarkan kemarahan.

Dale G. Leathers dalam Rakhmat (1994:287-289), penulis Nonverbal Communication Systems, menyebutkan enam alasan mengapa pesan nonverbal sangat penting. Pertama, faktor-faktor nonverbal sangat menentukan makna dalam komunikasi interpersonal. Kedua, perasaan dan emosi lebih cermat disampaikan lewat pesan nonverbal ketimbang pesan verbal. Ketiga, pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relatif bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan. Keempat, pesan nonverbal mempunyai fungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi. Kelima, pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien dibandingkan dengan pesan verbal. Keenam, pesan nonverbal merupakan sarana sugesti yang paling tepat.

(18)

Sampai saat ini, para ahli komunikasi kewalahan untuk mengklasifikasikan komunikasi nonverbal. Ray L. Birdwhistell dalam Liliweri (1991:78) misalnya, mengemukakan masalah kinesik, gerakan tubuh. Edward T. Hall masih dalam catatan Liliweri (1991:81) mengangkat masalah proksemik atau penggunaan ruangan persona dan sosial. Trager juga dalam Liliweri (1991:85) mengeluarkan teori paralinguistik, yaitu penggunaan suara dan vokalisasi. Kemudian Duncan dalam tulisan Rakhmat (1994:289) tak ketinggalan menganalisis tentang faktor olfaksi (penciuman); sensitivitas kulit; dan artifaktual seperti pakaian (clothing) dan kosmetik (cosmetics). Sedangkan Scheflen dalam Rakhmat (1994:289) berpendapat lain, ia masih menyebutkan adanya istilah sentuhan (tactile); bau-bauan (odorific); dan teritorial. Juga beberapa pakar seperti DeVito (1997:215-216), Hodgetts dan Fred Luthans (1997:285) pernah menyinggung tentang masalah waktu (Chronemics; time symbolism). Bahkan ada masukan bahwa pesan nonverbal sebagai komunikasi bergambar (pictorial) (Effendi, 1990) dan rasa (taste) (Hodgetts dan Fred Luthans, 1997:285). Namun pada umumnya, komunikasi nonverbal terbagi menjadi tiga jenis saja, yakni : (1) kinesik, (2) proksemik, dan (3) paralinguistik sebagaimana dikemukakan oleh Goffman dan De Lozier, Little John, Eisenberg dan Smith dalam Liliweri (1991:32 & 77).

b. Motivasi

Setiap karyawan atau pegawai mempunyai keinginan-keinginan tertentu, pengharapan (expectancy), atau kebutuhan yang diharapkan akan dipenuhi oleh organisasi. Secara psikologis, faktor keinginan, pengharapan, atau kebutuhan karyawan ini merupakan sesuatu yang alami dan bersifat universal. Dengan kata lain, setiap manusia memiliki keinginan, pengharapan, atau kebutuhan. Dalam berbagai studi, keinginan, pengharapan, atau kebutuhan manusia ini sering disebut sebagai motivasi atau kadang-kadang disebut juga sebagai motif.

Menurut catatan Harahap (1996:255), motivasi berasal dari kata Latin molvere yang dalam bahasa Inggris disebut to move, artinya bergerak. Motivasi sebagaimana didefinisikan oleh Armstrong (1990:68) adalah sesuatu yang membuat orang bertindak atau berperilaku dalam cara-cara tertentu. Sedangkan motif (motive) adalah sesuatu yang yang memulai gerakan. Bagus (1996:679) menulis bahwa motif juga berasal dari kata Latin motivus – dari moveri, motum (menggerakkan,

memindahkan).

Ada banyak model motivasi, diantaranya model motivasi dari Maslow (Armstrong, 1990:72; Flippo, 1993:100; Harahap, 1996:263; Koswara, 1991:118; Mahmud, 1990:207; Rakhmat, 1994:37). Model motivasi ini sangat terkenal dan paling luas diterima. Maslow menyebutnya sebagai teori kebutuhan manusia bertingkat atau hierarki kebutuhan manusia atau juga piramida kebutuhan. Kemudian ada model motivasi dari McClelland (Harahap, 1996: 266; Rakhmat: 1994:37; Armstrong, 1990:73) yang lebih dikenal dengan McClelland Achievement Theory atau juga “N’Ach”. Ada lagi model motivasi Two-Factor View dari Frederick Herzberg (Feinberg et.al, 1996:138; Flippo, 1993:106; Harahap, 1996:263). Dan masih banyak lagi.

(19)

kuat terhadap Motivasi Kerja Karyawan. Hal ini mengingat bahwa faktor Perilaku Komunikasi

Nonverbal Manajer merupakan bagian integritas kepemimpinan itu sendiri yang tidak bisa dipandang remeh. Perilaku Komunikasi Nonverbal Manajer dalam suatu kondisi tertentu dapat memberikan motivasi kerja yang positif terhadap karyawan atau pegawai. Hal ini dapat dilihat misalnya dari pengakuan tersirat Kaouzes dan Posner dalam Locke (1997:83) tentang masalah kepemimpinan :

Para pemimpin tidak bisa mengobarkan api semangat kepada para pengikutnya kalau mereka sendiri tidak mengekspresikan antusiasmenya terhadap visi yang ditekankan pada kelompok itu. Daya tarik emosional mungkin juga membantu menginspirasikan para pengikut untuk menyakini visi tersebut dan membangkitkan antusiasme.

Metode Penelitian

Dalam penelitian yang dilakukan oleh penulis di Kabupaten Jember dengan menggunakan obyek penelitian (unit of analysis) karyawan perbankan dan teknik sampel bertujuan (purposive sampling) serta instrumen penelitian Koefisien Korelasi Rank Kendall atau Kendall’s Tau : Ƭ, dapat diketahui bahwa ternyata variabel Perilaku Komunikasi Nonverbal Manajer (independent variable)

berhubungan secara langsung dengan variabel Motivasi Kerja Karyawan Perbankan di Kabupaten Jember (dependent variable). Berdasarkan penghitungan Korelasi Rank Kendall telah diperoleh harga p sebesar 0,0031 dalam z table yang berarti hubungan dinyatakan sangat signifikan.

Kemudian berdasarkan hasil penghitungan Koefisien Korelasi Determinasi dapat diketahui variabel Perilaku Komunikasi Nonverbal Manajer ternyata memiliki efektifitas sebesar 9,1 % terhadap variabel Motivasi Kerja Karyawan Perbankan di Kabupaten Jember. Sedangkan 90,9 % sisanya pada variabel Motivasi Kerja Karyawan Perbankan di Kabupaten Jember menunjukkan adanya pengaruh lain di luar variabel Perilaku Komunikasi Nonverbal Manajer.

Kesimpulan dan Saran

Jelas bahwa bahasa badan adalah suatu komponen yang penting dari pergaulan antar pribadi. Mengetahui sesuatu tentang bahasa badan, berarti mempunyai teknik tertentu dalam memahami manusia dengan menemukan tanda-tanda mengenai apa yang mereka pikirkan pada suatu saat tertentu.

Apa yang diperoleh dari penelitian ini memang sebenarnya diharapkan dapat menjadi feedback bagi manajer untuk memahami secara lebih mendalam perilaku bawahan dan menyadari adanya

keinginan, kebutuhan, dan harapan mereka yang selama ini tersembunyi atau terselubung.

Memahami berarti disini manajer mampu beremphaty bahwa segala perilaku, baik itu fisik maupun nonfisik, turut menjadi faktor yang memacu motivasi, produktifitas, dan prestasi kerja bawahan.

(20)

Edwards Deming dalam Soetrisno (hal. 87) bahwa sebuah organisasi berkualitas total (total quality) adalah organisasi yang terdiri dari perseorangan yang berkualitas total. Tidak lebih. Ini memberikan implikasi bahwa manajer harus pula secara kontinyu mengembangkan pribadi dan profesionalisme jika ingin mencapai suatu organisasi yang berkualitas total.

Seorang manajer semestinya memang menguasai dua bahasa. Ia harus menguasai bahasa ibu dan bahasa badan. Mengetahui apa yang sesungguhnya dipikirkan orang lain, dapat merupakan suatu keuntungan yang besar, dan dengan sedikit pengamatan dan berpikir, keuntungan ini dapat menjadi kenyataan.

Disini, Feinberg et.al. (1996:157-158) mencoba membantu memberikan jalan kepada manajer tentang bagaimana cara mengembangkan kemampuan membaca bahasa badan sebagai berikut :

1. Tajamkan pengamatan Anda mengenai bahasa badan dari orang lain. Perhatikan mereka di kala berbicara dan mendengarkan, dalam pertemuan-pertemuan atau pembicaraan berdua. Mulailah menandai tanda-tanda khusus yang mengandung pikiran dan emosi.

2. Kembangkanlah suatu kamus yang bersifat pribadi tentang tanda-tanda bahasa badan, dari orang penting yang selalu Anda hadapi. “Kamus” ini tidak perlu ditulis dengan tepat sekali secara ilmiah. Ketika Anda mengamati tanda-tanda bahasa badan, Anda mulai membangun suatu “perasaan” atau pengetahuan yang dapat dipercaya mengenai apa yang sebenarnya terletak di balik kata-kata yang diucapkan orang lain.

3. Kembangkanlah keterampilan Anda untuk bereaksi terhadap tanda-tanda bahasa badan. Lihatlah gerak-gerik yang menunjukkan sifat mempertahankan diri, perhatian, keraguan. Sesuaikan

pendekatan Anda dengan pesan-pesan yang disampaikan tanda-tanda yang tidak disadari itu kepada Anda.

*) Staf Pengajar Ilmu Komunikasi FISIPOL Universitas Muhammadiyah Jember

Disarikan dari Tesis S-2 Penulis, Magister Manajemen Universitas Jember (2001)

(Studi Hubungan Perilaku Komunikasi Nonverbal Manajer dengan Motivasi Kerja

Karyawan Perbankan di Kabupaten Jember).

(21)

Armstrong, Michael. 1990. Manajemen Sumberdaya Manusia. Alih Bahasa: Sofyan Cikmat dan Haryanto. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo

Bagus, Lorens. 1996. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama

Bakker, A.H. “Manusia dan Simbol”. Dalam Soerjanto Poespowardojo dan K. Bertens (Ed). 1979. Sekitar Manusia (Bunga Rampai Tentang Filsafat Manusia). Jakarta: PT Gramedia

Denny, Richard. 1994. Sukses Memotivasi. Alih Bahasa: Pius M. Sumaktoyo. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Devito, Joseph A., 1997. Komunikasi Antarmanusia. Alih Bahasa: Agus Maulana. Jakarta: Professional Books

Drucker, Peter F., 1997. Managing in Time of Great Change. Alih Bahasa: Agus Teguh Handoyo. Jakarta: PT Elex Media Komputindo

Effendi, Onong Uchjana. 1990. Ilmu Komunikasi Teori dan Praktek. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya

Fast, Julius. 1987. Body Language. New York: MJF Books

---. 1997. Subtext (Manfaatnya dalam Dunia Politik, Bisnis dan Pergaulan). Penterjemah: Paula Juliawati. Solo: Dabara Publishers, a division of PT. Dabara Bengawan

Feinberg, Mortimer R., (et.al). 1996. Psikologi Manajemen. Alih Bahasa: R. Turman Sirait. Jakarta: Mitra Utama

Flippo, Edwin B., 1993. Manajemen Personalia. Jakarta: Erlangga

Harahap, Sofyan Syafri. 1996. Manajemen Kontemporer. Jakarta: PT RajaGrafindo Persada

Haviland, William A., 1988. Antropologi. Alih Bahasa: R.G. Soekadijo. Jakarta: Erlangga

Hodgetts, Richard M., dan Fred Luthans. 1997. International Management. Singapore: The McGraw-Hill Companies, Inc.

Indrapradja, Frans. 1991. Beberapa Catatan Mengenai Budaya Perusahaan. Bahan Kuliah yang digunakan dalam SESPIBI Angkatan XVI. Jakarta: Bank Artha Graha

Koswara, E. 1991. Teori-Teori Kepribadian. Bandung: PT. ERESCO

(22)

Lomax, David. 1989. Tokoh-Tokoh Pencetak Uang. Penterjemah: Sumardjo. Jakarta: Pustaka Jaya

Liliweri, Alo. 1991. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung: PT. Citra Aditya Bakti

Locke, Edwin A., and Associates. 1997. Esensi Kepemimpinan. Alih Bahasa: Aris Ananda. Jakarta: Mitra Utama

Mahmud, M. Dimyati. 1990. Psikologi Suatu Pengantar. Yogyakarta: BPFE

Pease, Allan. 1993. Bahasa Tubuh. Alih Bahasa: Arum Gayatri. Jakarta: Arcan

Polanyi, Michael. 1996. Segi Tak Terungkap Ilmu Pengetahuan. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama

Rakhmat, Jalaluddin. 1994. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Robbins, Anthony. 1996. Unlimited Power (Kekuasaan Tanpa Batas). Alih Bahasa: T. Zaini Dahlan. Jakarta: PT. Pustaka Delapratasa

Sears, David O., (et.al). 1992. Psikologi Sosial Jilid 1. Alih Bahasa: Michael Adryanto dan Savitri Soekrisno. Jakarta: Erlangga

Soetrisno, Edyy (Ed). Tanpa Tahun. Sepuluh Hukum Kepemimpinan. Penerjemah: Djafar. Jakarta: Taramedia

Sunarjo, Djoenaesih S. 1991. Pengantar Ilmu Komunikasi Jilid I. Yogyakarta: Liberty Yogyakarta

dalam_6826.html

Kamis, 14 Oktober 2010

Komunikasi Bisnis

(23)

kita menjadi mahluk hidup bukan benda lagi, komunikasi bisa menghidupkan nyawa sosial yang menjadi harapan kita untuk tetap berperan sebagai manusia

Berikut adalah beberapa pengertian komunikasi yang diambil dari beberapa sumber :

Komunikasi adalah suatu proses pertukaran informasi antar individu melalui sistem yang biasa (lazim) baik dengan simbol-simbol, sinyal-sinyal, maupun perilaku atau tindakan.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian dan penerimaan pesan atau informasi diantara dua orang atau lebih dengan harapan terjadinya pengaruh yang positif atau menimbulkan efek tertentu yang diharapkan. Komunikasi adalah persepsi dan apresiasi.

Selain komunikasi ada juga faktor penting yang harus kita lakukan, yaitu bisnis, yah bisnis, karena dengan bisnis kita bisa menghasilkan simbiosis mutualisme untuk memenuhi kebutuhan dan hasrat hidup kita sebagai manusia.Jika komunikasi adalah elemen yang membedakan kita sebagai makhluk hidup dengan benda, bisnis juga merupakan elemen penting yang tidak hanya membedakan kita dengan benda, tetapi juga membedakan kita sebagai manusia dengan hewan (walaupun saya tidak tau juga apakah hewan menjalankan roda bisnis, karena yang saya tau hewan sangat patuh pada hukum rimbanya ).

Kita gabungkan dua kekuatan elemen ini, Komunikasi dengan Bisnis, pasti akan menjadi sesuatu yang luar biasa, terlebih jika kita berhasil menguasai penyatuan

keduanya ini

namun, sebenarnya apakah komunikasi bisnis ini????

Komunikasi Bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam jenis dan bentuk komunikasi untuk mencapai tujuan bisnis.Karena Komunikasi bisnis ini merupakan komunikasi yang terjadi di dunia bisnis, kita tidak boleh melanggar norma-norma yang ditetapkan oleh dunia bisnis ketika melakukan komunikasi.

(24)

· Komunikasi bisnis adalah setiap komunikasi yang digunakan untuk membangun partnerships, sumber daya intelektual, untuk mempromosikan satu gagasan; suatu produk; servis; atau suatu organisasi, dengan sasaran untuk menciptakan nilai bagi bisnis yang dijalankan. Komunikasi Bisnis meliputi pengetahuan yang menyeluruh dari sisi internal dan eksternal bisnis tersebut. Komunikasi yang internal termasuk komunikasi visi (perseroan/perusahaan), strategi, rencana-rencana, kultur/budaya perusahaan, nilai-nilai dan prinsip dasar yang terdapat di perusahaan, motivasi karyawan, serta gagasan-gagasan, dll. Komunikasi eksternal termasuk merek, pemasaran, iklan, hubungan pelanggan, humas, hubungan-hubungan media, negosiasi-negosiasi bisnis, dll. Bagaimanapun bentuknya, semua hal tersebut memiliki tujuan yang sama, yaitu menciptakan suatu nilai bisnis (create business value).

· Komunikasi bisnis adalah komunikasi yang digunakan dalam dunia bisnis yang mencakup berbagai macam bentuk komunikasi baik komunikasi verbal maupun nonverbal.

· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

· Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur dan sistem organisasi. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

(25)

merupakan bentuk komunikasi yang dilakukan antara dua orang atau lebih, yang masing – masing memiliki budaya yang berbeda.

UNSUR-UNSUR DALAM BERKOMUNIKASI

Komunikasi meliputi 5 unsur, kemudian dikenal dengan formula 5 W + 1 H, yakni :

1. Komunikator = who [communicator, source, sender]

2. Pesan = says what [message]

3. Media = in which channel [channel, media]

4. Komunikan = to whom [communicant, communicatee, reciever, recipient]

5. Efek [effect, impact, influence]

Hal yang pertama dilakukan adalah memahami bentuk dasar komunikasi. Karena seorang komunikator yang baik harus memiliki beberapa alat komunikasi yang menunjang dalam menyampaikan suatu pesan. Seperti bagaimana cara menempatkan kata dalam suatu komunikasi sehingga memiliki arti dan bisa menarik minat dan simpati dari para pendengarnya dan mengajak peserta untuk ikut aktif dalam berkomunikasi seperti dalam kegiatan diskusi.

TEKNIK KOMUNIKASI

1. Komunikasi informatif [informative communication]

2. Komunikasi persuasif [persuasive communication]

3. Komunikasi instruktif/ koersif [instructive/ coersive communication]

4. Hubungan manusiawi [human relation]

TUJUAN KOMUNIKASI

1. Perubahan sikap [attitude change]

(26)

3. Perubahan perilaku [behaviour change]

4. Perubahan sosial [social change]

BENTUK KOMUNIKASI

Pada dasarnya ada dua bentuk komunikasi yang umum digunakan dalam dunia bisnis, yaitu, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal.

1. Komunikasi verbal

Komunikasi verbal (verbal communication) merupakan salah satu bentuk komunikasi yang disampaikan kepada pihak lain melalui tulisan (written) dan lisan (oral). Contohnya adalah membaca majalah, mambaca surat kabar, mempresentasikan makalah dalam suatu acara seminar dan lain-lain.

Sedangkan komunikasi verbal memilki tipe yang dibedakan menjadi dua yaitu, berdasarkan aktif atau pasifnya peserta komunikasi dalam proses komunikasi. Dimana komunikasi verbal dapat bertindak sebagai komunikator atau pengirim pesan dan dapat bertindak sebagai audience

Adapun dalam berkomunikasi secara verbal, dibutuhkan pengungkapan kata-kata yang disusun dalam suatu pola yang berarti, baik dalam bentuk tulisan maupun lisan, seperti :

· Berbicara dan Menulis

Suatu pesan yang sangat penting dan kompleks, sebaiknya disampaikan dengan menggunakan tulisan, seperti surat, memo dan laporan

· Mendengarkan dan Membaca

Untuk mencapai komunikasi yang efektif, maka diperlukan komunikasi dua arah, dimana orang-orang yang terlibat di dalamnya memerlukan ketrampilan mendengar (listening) dan membaca (reading).

2. Komunikasi Nonverbal

(27)

memiliki sifat kurang terstruktur sehingga sulit untuk dipelajari, seperti memahami dalam penggunaan bahasa isyarat, ekspresi wajah, gerakan tubuh, sandi, simbol-simbol, warna dan intonasi suara. Dalam penyampaiannya, komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal memilki arti yang berbeda-beda, seperti dalam komunikasi nonverbal. pesan yang disampaikan biasanya dilakukan secara spontan tanpa memiliki rencana dan dilakukan secara tidak sadar dan bersifat alami

Adapun Komunikasi Nonverbal memilki beberapa tujuan , yaitu:

· Menyediakan dan memberikan informasi

· Mangatur alur suatu percakapan

· Mengekspresikan emosi

· Memberi sifat dan melengkapi, menentang atau mengembangkan pesan-pesan verbal

· Mengendalikan atau mempengaruhi orang lain

· Mempermudah tugas-tugas khusus, misalnya dalam memberikan pengajaran pada saat kuliah

Kadang dalam prakteknya, di dalam suatu komunikasi bisnis terjadi penggabungan antar komunikasi verbal dan komunikasi nonverbal dalam suatu situasi. Karena biasanya kata-kata yang disampaikan dalam suatu komunikasi atau percakapan kadang hanya membawa sebagian dari pesan.

Dan relevansinya dalam komunikasi bisnis, tipe komunikasi nonverbal dapat menentukan kredibilitas dan kepemimpinan seseorang, yang dapat dilihat dari karateristik suara, penampilan, sentuhan, gerakan dan posisi tubuh juga melalui ekspresi wajah dan mata.

(28)

Menurut Courtland L Bovee dan Jhon V. Thilt dalam Business Communication Today, proses komunikasi ( Comunication Process ) terdiri atas enam tahap, yaitu :

1. Pengirim mempunyai suatu ide atau gagasan.

2. Pengirim mengubah ide menjadi suatu pesan.

3. Pengirim menyampaikan pesan.

4. Penerima menerima pesan

5. Penerima menafsirkan pesan

6. Penerima memberi tanggapan dan mengirim umpan balik kepada pengirim

EMPAT (4) KETERAMPILAN DASAR KOMUNIKASI

Untuk dapat mengembangkan kemampuan dalam berkomunikasi secara efektif, baik secara personal maupun professional paling tidak kita harus menguasai empat jenis keterampilan dasar dalam berkomunikasi, yaitu :

1. menulis,

2. membaca,

3. berbicara;

4. mendengar

Persentase penggunaan saluran komunikasi adalah sebagai berikut :

- Menulis (writing): 9%

- Mendengarkan (listening): 45%

- Membaca (reading) : 16%

(29)

Disadari ataupun tidak, setiap hari kita melakukan, paling tidak, satu dari keempat hal tersebut diatas dengan lingkungan kita. Seperti juga pernafasan, komunikasi sering dianggap sebagai suatu kejadian otomatis dan terjadi begitu saja, sehingga seringkali kita tidak memiliki kesadaran untuk melakukannya secara efektif.

Aktivitas komunikasi adalah aktivitas rutin serta otomatis dilakukan, sehingga kita tidak pernah mempelajarinya secara khusus, seperti bagaimana menulis ataupun membaca secara cepat dan efektif ataupun berbicara secara efektif serta menjadi pendengar yang baik.

Menurut Stephen Covey, komunikasi merupakan keterampilan yang penting dalam hidup manusia. Unsur yang paling penting dalam berkomunikasi adalah bukan sekedar apa yang kita tulis atau yang kita katakan, tetapi karakter kita dan bagaimana kita menyampaikan pesan kepada penerima pesan. Penerima pesan tidak hanya sekedar mendengar kalimat yang disampaikan tetapi juga membaca dan menilai sikap kita. Jadi syarat utama dalam komunikasi yang efektif adalah karakter kokoh yang dibangun dari fondasi etika serta integritas pribadi yang kuat.

Tidak peduli seberapa berbakatnya seseorang, betapapun unggulnya sebuah tim atau seberapapun kuatnya kasus hukum, keberhasilan tidak akan diperoleh tanpa penguasaan keterampilan komunikasi yang efektif. Keterampilan melakukan komunikasi yang efektif akan berperan besar dalam mendukung pencapaian tujuan dari seluruh aktivitas. Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif, maka kemampuan untuk mengirimkan pesan atau informasi yang baik, kemampuan untuk menjadi pendengar yang baik, serta keterampilan menggunakan berbagai media atau alat audio visual merupakan bagian yang sangat penting

HAMBATAN DALAM KOMUNIKASI

Faktor hambatan yang biasanya terjadi dalam proses komunikasi, dapat dibagi dalam 3 jenis sebagai berikut:

(30)

Hambatan jenis ini timbul karena lingkungan yang memberikan dampak pencegahan terhadap kelancaran pengiriman dan penerimaan pesan. Dari sisi teknologi, keterbatasan fasilitas dan peralatan komunikasi, akan semakin berkurang dengan adanya temuan baru di bidang teknologi komunikasi dan sistim informasi, sehingga saluran komunikasi dalam media komunikasi dapat diandalkan serta lebih efisien.

· Hambatan Semantik

Gangguan semantik menjadi hambatan dalam proses penyampaian pengertian atau idea secara efektif. Definisi semantik adalah studi atas pengertian, yang diungkapkan lewat bahasa. Suatu pesan yang kurang jelas, akan tetap menjadi tidak jelas bagaimanapun baiknya transmisi.

Untuk menghindari mis-komunikasi semacam ini, seorang komunikator harus memilih kata-kata yang tepat dan sesuai dengan karakteristik komunikannya, serta melihat dan mempertimbangkan kemungkinan penafsiran yang berbeda terhadap kata-kata yangdigunakannya.

· Hambatan Manusiawi

Hambatan jenis ini muncul dari masalah-masalah pribadi yang dihadapi oleh orang-orang yang terlibat dalam komunikasi, baik komunikator maupun komunikan.

Menurut Cruden dan Sherman, hambatan ini mencakup :

Hambatan yang berasal dari perbedaan individual manusia, seperti perbedaan persepsi, umur, keadaan emosi, status, keterampilan mendengarkan, pencarian informasi, penyaringan informasi.

(31)

Ditinjau dari aspek bisnis, organisasi adalah sarana manajemen (dilihat dari aspek kegiatannya). Korelasi antara Ilmu Komunikasi dengan Organisasi terletak pada peninjauannya yang berfokus kepada manusia-manusia yang terlibat dalam mencapai tujuan organisasi.

Dalam lingkup organisasi, tujuan utama komunikasi adalah memperbaiki organisasi, yang ditafsirkan sebagai upaya yang dilakukan untuk mencapai tujuan-tujuan manajemen. Komunikasi organisasi terjadi setiap saat. Dan dapat didefinisikan sebagai pertunjukan dan penafsiran pesan di antara unit-unit komunikasi yang merupakan bagian dari suatu organisasi. Suatu organisasi terdiri dari unit-unit komunikasi dalam hubungan hierarchies antara satu dengan lainnya dan berfungsi dalam suatu lingkungan. Komunikasi bisnis adalah proses pertukaran pesan atau informasi untuk mencapai efektivitas dan efisiensi produk kerja di dalam struktur (jenjang / level) dan sistem organisasi yang kondusif. Dalam kegiatan komunikasi bisnis, pesan hendaknya tidak hanya sekedar informatif, yaitu agar pihak lain mengerti dan tahu, tetapi juga haruslah Persuasif, agar pihak lain bersedia menerima suatu paham atau keyakinan atau melakukan suatu perbuatan atau kegiatan.

Dalam proses komunikasi semua pesan atau informasi yang dikirim akan diterima dengan berbagai perbedaan oleh penerima pesan/informasi, baik karena perbedaan latar belakang, persepsi, budaya maupun hal lainnya. Untuk itu, suatu pesan atau informasi yang disampaikan hendaknya memenuhi 7 syarat atau dikenal juga dengan 7 C, yaitu :

1. Completeness (Lengkap)

Suatu pesan atau informasi dapat dikatakan lengkap, bila berisi semua materi yang diperlukan agar penerima pesan dapat memberikan tanggapan yang sesuai dengan harapan pengirim pesan.

2. Conciseness (Singkat)

Suatu pesan dikatakan concise bila dapat mengutarakan gagasannya dalam jumlah kata sekecil mungkin (singkat, padat tetapi jelas) tanpa mengurangi makna, namun tetap menonjolkan gagasannya.

(32)

Penyampaian pesan, hendaknya menerapkan empati dengan mempertimbangkan dan mengutamakan penerima pesan.

4.Concreteness (konkrit)

Penyampaian pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang gambalang, pasti dan jelas.

5.Clarity (Kejelasan)

Pesan hendaknya disampaikan dengan bahasa yang mudah dimengerti dan mudah diinterpretasikan serta memilik makna yang jelas.

6.Courtessy (Kesopanan)

Pesan disampaikan dengan gaya bahasa dan nada yang sopan, akan memupuk hubungan baik dalam komunikas ibisnis.

7.Correctness (ketelitian)

Pesan hendaknya dibuat dengan teliti, dan menggunakan tata bahasa, tanda baca dan ejaan dengan benar (formal atau resmi).

Perbedaan latar belakang perbendaharaan bahasa, dan pernyataan emosional, juga dapat menimbulkan munculnya kesalahpahaman antara pengirim dan penerima pesan. Masalah-masalah tersebut antara lain :

1. Masalah dalam mengembangkan pesan

2. Masalah dalam menyampaikan pesan

(33)

MEMPERBAIKI KOMUNIKASI

Untuk dapat melakukan komunikasi yang efektif diperlukan beberapa persyaratan, atara lain : persepsi, ketetapan, kredibilitas, pengendalian, dan kecocokan / keserasian. Komunikasi yang efektif dapat mengatasi berbagai hambatan yang dihadapi dengan memperhatikan tiga hal sebagai berikut:

1. Membuat satu pesan secara lebih berhati-hati

2. Minimalkan gangguan dalam proses komunikasi

3. Mempermudah upaya umpan balik antara si Pengirim dan si penerima pesan

KEBERHASILAN KOMUNIKASI BISNIS

Keberhasilan komunikasi di dalam suatu organisasi akan ditentukan oleh kesamaan pemahaman antara-orang yang terlibat dalam kegiatan komunikasi. Kesamaan pemahaman ini dipengaruhi oleh kejelasan pesan, cara penyampaian pesan, perilaku komunikasi, dan situasi (tempat dan waktu) komunikasi. Komunikasi organisasi biasanya menggunakan kombinasi cara berkomunikasi (lisan, tertulis dan tayangan) yang memungkinkan terjadinya peyerapan informasi dengan lebih mudah dan jelas.

Secara empiris, pemahaman orang perihal sesuatu hal akan lebih mudah diserap dan dipahami jika sesuatu tersebut diperlihatkan dibanding hanya diperdengarkan atau dibacakan. Dan akan lebih baik lagi hasilnya jika sesuatu yang dikomunikasikan tersebut, selain diperlihatkan juga sekaligus dipraktikkan.

Hasil studi tentang perilaku bisnis di kalangan eksekutif menunjukkan fakta bahwa kemampuan berkomunikasi merupakan unsur pokok di antara berbagai faktor personal yang diperlukan untuk mempromosikan menejemen organisasi atau mengatasi konflik menejemen (Boove and Thill, 2002). Dengan kata lain, kemampuan berkomunikasi efektif sekaligus juga merupakan salah satu ciri mutu SDM karyawan. Istilahnya, komunikasi efektif dalam suatu organisasi dapat diumpamakan seperti darah dalam tubuh dan kunci kesuksesan.

Keberhasilan komunikasi bisnis juga sangat ditentukan oleh adanya efektivitas dalam komunikasi bisnis. Efektivitas komunikasi bisnis, seperti halnya jenis komunikasi lainnya ditentukan beberapa hal :

(34)

1. Persepsi

Komunikator harus dapat memprediksi apakah pesan yang disampaikan dapat diterima komunikan.

2. Keberhasilan Teknologi Informasi dan Komunikasi

Salah satu faktor keberhasilan komunikasi bisnis dalam penggunaan teknologi informasi dan komunikasi yaitu adanya proses integrasi informasi menyangkut ketersediaan komunikasi data yang tepat guna. Ini mencakup beberapa faktor antara lain, pertama, cakupan (range) produk jasa komunikasi data yang dimiliki. Dengan adanya hirarki, jenis, dan besar kecilnya manufaktur mempunyai perbedaan karakteristik sistem informasi yang dibutuhkan sehingga diperlukan jenis layanan komunikasi yang berbeda pula. Kedua, Coverage. Diperlukan provider yang dapat menyediakan layanan di lokasi manapun mengingat lokasi manufaktur yang menyebar dan terkadang di daerah yang terpencil (rural area). Ketiga, unjuk kerja (performansi). Performansi yang tinggi merupakan syarat utama agar komunikasi selalu dapat dilakukan. Keempat, Biaya. Faktor biaya menjadi salah satu faktor yang perlu dipertimbangkan agar efisiensi tetap dapat ditingkatkan.

Komunikasi berbasis internet

Internet menjadi suatu media komunikasi yang memegang peranan sangat penting dalam perkembangan bisnis, secara garis besar terdapat tiga aktivitas bisnis utama yang dapat dikomunikasikan lewat internet :

 Membangun Produk.

Aktivitas opersional

 Pelayanan Jasa,

(35)

 Berbagi data internal.

 Rekruitmen calon pegawai.

 Memperolah partner bisnis, dan pelanggan.

 Menemukan informasi eksternal (pihak luar).

 Pembelian material dan peralatan.

 Promosi produk dan jasa.

 Fasilitas penunjang bagi pelanggan.

 Media kolaborasi dengan partner bisnis.

 Publikasi perkembangan bisnis.

Komunikasi bisnis berbasis internet, dapat dilakukan dengan berbagai macam cara, yaitu :

 Menggunakan e-mail

 Diskusi melalui Milist (mailing list)

 Membuat suatu group/komunitas

 Melalui video konferensi

 Pesan singkat

 Telepon berbasis internet, dan

 Transfer data/dokumen

3. Ketepatan

Komunikan atau audience memiliki kerangka pikir. Agar komunikasi yang dilakukan tepat sasaran, komunikator perlu mengekspresikan hal yang ingin disampaikan sesuai dengan kerangka pikir komunikan.

4. Kredibilitas

Dalam berkomunikasi komunikator perlu memiliki suatu keyakinan bahwa komunikan dapat dipercaya. Sebaliknya dia juga harus bisa mendapatkan kepercayaan dari komunikan.

Referensi

Dokumen terkait

Perusahaan secara tersendiri, dan bukan untuk laporan konsolidasi. Auditing berhubungan paralel dengan jenis sistem hukum dan peranan serta tujuan

tersebut adalah batasan baru bagi masyarakat penolak, karena setelah mereka dianggap tidak. memiliki dasar hukum mereka harus menerima uang konsinyasi yang tidak

Berdasarkan hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa pengelolaan toilet umum di daya tarik wisata kuta lombok tengah belum berjalan maksimal, ini terbukti dari

dengan penggunaan tipe Cooperative Script dan kelas III B sebagai kelas kontrol yang diajar menggunakan pembelajaran konvensional. Penelitian yang dilakukan pada

Koreksi tulisan oleh teman atau balikan sesama teman ( peer feedback ) tergolong wujud pembelajaran dengan pendekatan proses ( process approach ).Tidak itu saja,

Dilihat secara teperinci bagi tiap-tiap pernyataan penerimaan Produk Bayt Al-Sadaqah/ Charity menunjukkan tiga item berada pada tahap tinggi iaitu Saya perlu tahu

Artinya, Provinsi Kalimantan Timur dianggap mampu menyelenggarakan pemerintahan cukup dengan pendanaan dari Dana Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak (SDA) sehingga

Temuan penelitian ini adalah; (1) Pariwara Corporate Social Responsibility dalam teks dan konteks adalah positif; (2) Pariwara Corporate Social Responsibility dalam produksi