BAB 145.
I S I
I. Kata Pengantar.
II. Tugas A.P.
III. Penjelenggaraan Keamanan Dalam Negeri dan keadaan
Angkatan Perang sekarang.
IV. Pembangunan
V. Angkatan Perang sebagai alat Revolusi.
VI. Lainlain.
VII. PENUTUP
URAIAN J.M. MENTERI INTI KEAMANAN/PERTAHANAN PADA SIDANG PLENO DEPERNAS, PADA TGL. 13160.
§ 1719. PENGANTAR.
J.M. Ketua Dewan Perantjang Nasional, Sidang jang terhormat,
Permintaan Sdr. Ketua Depernas kepada saja untuk berbitjara di depan Sidang Pleno Depernas saja terima dengan segala kesenangan hati. Mudah2an uraian saja ini akan merupakan suatu bahan jang berfae
dah bagi saudara2 sekalian dalam menjusun suatu Pola Pembangunan
Nasional Semesta dan Berentjana, sebab soal keamanan/pertahanan adalah djuga merupakan salah satu bidang dari pola pembangunan tsb. jang sedang saudara2 siapkan.
§ 1720. Dan seperti pula pada rentjana pembangunan harus didahului oleh dan harus berdasarkan atas garis2 kebidjaksanaan jang tingkatnja
lebih tinggi, begitulah pula pada soal keamanan/pertahanan. Untuk pem Indonesia, jang merdeka, bersatu, berdaulat, adil dan makmur. Pelak sanaan keamanan/pertahanan harus bersumber kepada politik keamanan/ pertahanan, jang tentunja djuga harus merupakan suatu bagian dari kebi djaksanaan2 negara jang tsb. diatas. Dalam lapangan politik keamanan/
pertahanan masih ada beberapa soal jang masih harus ditambah, ditegas kan dan disempurnakan. Karenanja maka Perumusan2 jang ada seka
rang barulah merupakan perumusan2 sementara jang belum di
formalisir proseduril dan karena itu masih harus disempurnakan diwaktu jad.
§ 1721. P.J.M. Presiden didalam pendjelasannja mengenai tingkatan2
revolusi mengatakan, bahwa revolusi kita dapat dibagi2 sbb:
a. 1945 — 1950 Tingkatan physical Revolution. b. 1950 — 1955 Tingkatan „survival”.
c. 1956 Mulai tahun ini kita ingin memasuki periode Re volusi sosial — ekonomis.
§ 1722. Pembagian tingkatan2 ini kami kenal pula dalam lapangan kemi
literan. Dalam menudju ke sesuatu sasaran, sesuatu serangan seringkali di bagi2 dalam beberapa taraf (phase). Setelah meninggalkan garis awal, maka
seringkali harus direbut dulu sasaran antara, sebelum dapat merebut sa saran jang sesungguhnja. Kemudian setelah dapat sampai ke dan dapat merebut sasaran jang dimaksud, maka diadakanlah suatu konsolidasi. Maksud dari konsolidasi ini adalah untuk mengamankan apa jang telah dapat direbut dan untuk mengadakan penjusunan kembali (hergroepering) guna melandjutkan lagi serangan baru ke sasaran (2) berikutnja.
Persamaan kita lihat disini, bahwa baik didalam lapangan politik, maupun didalam lapangan milker diadakan pertarafan2. Apakah artinja
pembagian tingkatan2 menurut P.J.M. Presiden dari Revolusi Nasional
Keadaan telah merobah rentjana Angkatan Perang tsb. Marilah kita menindjau perkembangan lebih landjut, dengan memulai dulu dengan mernbahas tugas Angkatan Perang.
§ 1724. TUGAS ANGKATAN PERANG.
Tugas Angkatan Perang Republik Indonesia dimasa sekarang adalah: a. Menjelenggarakan keamanan dalam negeri.
b. Menjelenggarakan pertahanan keluar, terutama supaja senantiasa bersedia2:
1. Menghadapi serangan terbatas terhadap kita, dalam rangka pe rang dingin.
2. Menghadapi perang umum, jang mungkin dapat menjeret kita kedalam kantjahpeperangan. jaitu untuk menghadapi lawan jang. hendak menjerang negara kita dari luar.
§ 1726. Sesungguhnja kalau kita mengambil arti jang luas dari kedua per kataan tsb., maka tidaklah ada perbedaan jang fundamenteel. Keamanan dalam arti luas tentunja bukan sadja meliputi ketenteraman, ketertiban dalam negeri sadja, melainkan djuga harus dapat mengamankan diri ter hadap serangan2 dari Iuar. Keamanan dalam arti luas berarti keamanan
nasional. Sebaliknja pertahanan itu tidak dapat ditudjukan keluar sadja, akan tetapi djuga menjangkut banjak coal dalam negeri. Serangan musuh luar bahkan dapat pula dilantjarkan dari dalam.
Akan tetapi untuk mudahnja, maka perkataan2 keamanan dan perta
hanan dalam uraian ini dipakai menurut pengertian sehari2.
Djadi keamanan untuk dalam negeri, sedangkan pertahanan untuk. menghadapi musuh dari luar.
§ 1727. Apakah alasan jang menimbulkan gangguan2 keamanan di
negara kita?
a. Pertentangan2 politik.
b. Belum stabilnja keadaan sosial ekonomis.
c. Pengaruh belum kembalinja Irian Barat kedalam pangkuan Ibu Pertiwi Indonesia.
d. Pengaruh perang dingin antara blok Barat dan blok Timur. e. Belum stabilnja keadaan militer kita.
Alasan2 tsb. diatas menimbulkan gangguan2 keamanan dalam rupa2
bentuk, dan jang terberat adalah timbulnja pemberontakan2 dengan ge
rombolan2nja jang bersendjata, jang membahajakan tegaknja negara kita.
Sedjak tahun 1950 telah kita kenal gerakan2: RMS, APRA, DI/TII di
Djawa, Sumatera, Kalimantan, Sulawesi dan PRRI/Permesta di Sumatera dan Sulawesi.
§ 1728. Nampak dari alasan2 tsb. diatas bahwa dalam penjelesaian ke
amanan ini jang tersulit bukanlah soal2 militertechnis, melainkan soal²
politikpsychologis dan soa12 sosialekonomis. Dilihat dari sudut militer
sadja persoalannja adalah agak mudah, karena kita menghadapi suatu la wan jang kesatuannja lebih ketjil dan peralatannja lebih sederhana dari pada jang kita miliki.
Maka disini kita menghadapi suatu lawan jaug bukan melakukan pe perangan frontal (berh.adaphadapan), melainkan jang melakukan suatu gerakan territorial.
Apakah suatu gerakan. (peperangan) territorial dan apakah persja
ratannja?
Setjara populair maka peperangan konvensionil dilakukan oleh dua kekuatan jang tjukup seimbang berhadaphadapan, dan achirnja dengan kekuatan persendjataan, peralatan, dsbnja dengan sumber2 jang ada di
belakangnja jang satu akan mendapat kemenangan. Lain halnja bila dua lawan berhadapan, dimana satu dua organisasi, perlengkapan dan pera latan djauh lebih kuat.
§ 1729. Maka, lawan jang djauh lebih lemah ini kemudian akan me lakukan perang territorial. Sjarat mutlak untuk dapat melakukan ini ada lah dukungan daerah beserta pelajanan segenap rakjat/penduduk dari. daerah jang bersangkutan. Dan banjak dari gerombolah2 ini sedikit banjak
masih dapat dukungan dari daerah, oleh karena misalnja sadja ada ikatan kekeluargaan, hubungan historis, dsb. Kita ketahui, bahwa gerombolan2
kita bawa sedjak tahun 45. Adapun taktik militer jang mereka lalukan ada lah taktik gerilja, disertai dengan tindakan2 illegal seperlunja.
Djelas pula kiranja bagi kita, bahwa hanja pasukan2 jang mempunjai
grip terhadap masjarakat, jang mempunjai tjukup penguasaan dan pe ngendalian terhadap wilajah sadjalah, jang dapat melakukan taktik gerilja dengan berhasil.
di Sumatera dan Sulawesi. Mula2 dengan menggunakan ketiga Angkatan,
Angkatan DaratLaut dan Udara dilakukan operasi2 gabungan, terutama
agar dapat mendaratkan pasukan2 darat didaerah operasi jang bersangkutan
untuk memperoleh suatu tumpuan. Kemudian disusul dengan pengedja ran2 oleh pasukan2 darat terhadap induk kekuatan dan pasukan2 jang ma
sih kompak dari lawan dengan bantuan2 taktis, terutama dari Angkatan
Udara. Lambat laun, bila lawan sudah mulai memetjah dan telah menju sup kedalam masjarakat, maka mulailah kita dengan melakukan gerakan territorial dan perang antigerilja untuk menghadapi gerilja lawan.
Dalam taraf ini maka jang terpenting adalah untuk merebut dukung an territorial ini dari lawan. Usaha2 ini harus dilakukan baik setjara negatif
maupun setjara positif. Setjara negatif berarti, bahwa aparat negara kita, baik sipil maupun militer, harus mendjaga, agar masing2 tidak melakukan
tindakan2 jang dapat mentjemarkan nama baik kita dan karenanja dapat
mengurangi nilai kemenangan2 jang telah kita peroleh dan dapat menam
bah moril kepada lawan. Setjara positif usaha kita adalah selekas mungkin membangun aparatur negara sampai kebawah, agar dapat „hanteren”
keadaan. Jang penting pula adalah agar setjepattjepatnja dapat membe rikan isi, sekedar untuk rehabilitasi dibidang kemakmuran dan kesedjah teraan kepada masjarakat disitu, hingga setjara berangsur2 keadaan
dapat dinormalkan kembali.
Dengan djalan demikian dukungan daripada masjarakat kepada la wan dapat kita putuskan dan dalam daerah jang demikian tidak ada ruang lagi untuk melakukan gerilja, karena persjaratannja telah hilang. Tjara sematjam ini adalah seringkali merupakan djalan jang pandjang dan me rnerlukan pengertian disemua lapisan dan penertiban dibanjak bidang.
§ 1731. Usaha2 penjelesaian keamanan ini dimana2 mendapat prioritet
jang pertama. Keamanan merupakan sjaratmutlak ketenangan dan ke langsungan bekerdja. Karena itu, maka didalam pelaksanaan penjelesai an keamanan senantiasa ditekankan, agar bukan sadja untuk mematahkan kekuatan musuh, melainkan djuga meletakkan dasar2 untuk usaha2 pem
bangunan dimasa2 jad. Politik ini adalah sesuai dengan apa jang diurai
kan oleh P.J.M. Presiden dalam Politik Manifest, bahwa Angkatan Pe rang diluar usaha keamanan dan pertahanan djuga dapat digunakan mem bantu dibidang produksi, distribusi, kesedjahteraan rakjat.
§ 1732. Dilihat dari sudut waktu, usaha penjelesaian keamanan ini menurut Manifesto Politik dirantjangkan dapat diselesaikan dalam tempo kurang lebih 3 tahun. Di beberapa daerah ini memang dapat dikerdjakan dalam djangka waktu tsb. dengan suatu persjaratan, bahwa didaerah2
jang bersangkutan itu tidak timbul kesulitan2 jang baru dan tidak diada
kan pengurangan2 kepada pembiajaan tenaga kita.
a. PRRI/Permesta kira2 dapat diselesaikan dalam djangka wak
tu tsb. Kepada PRRI/Permesta ini perlu diberikan prioritet pe njelesaiannja. Selain dari faktor2 luar negeri jang berhubungan dengan
PRRI/Permesta, maka ada faktor lain jang sangat penting, jang perlu kita perhitungkan. Kita djangan memberikan tjukup ruang dan waktu kepada PRRI/Permesta.
Djika seandainja mereka dapat berlarut2 sampai misalnja 5 ta
hun, maka mereka akan memperoleh pengalaman dan kemahiran dalam perang gerilja, seperti DI di Djawa Barat, dan akan lebih
sehingga untuk keamanannja kita tetap pertahankan dalam djang ka 3 tahun.
e. Di Sulawesi Utara, idem Sulawesi Selatan. f. Di Djawa Barat kira2 5 tahun lagi.
g. Diperbatasan Irian Barat hal ini kita anggap suatu soal jang per manen, selama masalah Irian Barat belum diselesaikan.
§ 1733. Sekarang hendak saja berikan tjontoh mengenai djumlah pasu kan jang dipakai dalam beberapa daerah.
Di Djawa Barat: 30 bataljon,.
Di Sumatera Tengah: 8 bataljon. Di Sumatera Utara: 7 bataljon.
Djadi walaupun penjelesaian PRRI diberi prioritet, namun djumlah pasukan di Djawa Barat lebih besar. Alasannja adalah, karena lawan jang dihadapi di Djawa Barat djauh lebih kuat (kemampuan territorial, penga laman, kemahiran moril, dsb).
§ 1734. a. Salah satu segi lain jang perlu mendapat pengertian jang se dalam2nja adalah tentang anggaran belandja (budget). Angkatan Perang
mendapat sepertiga dari budget negara. Masjarakat pada umumnja ber pendapat, kalau mendengar 1/3 ini, bahwa djumlah ini adalah besar sekali, terlalu banjak, hingga mengurangi misalnja usaha2 pembangunan. Ka
lau melihat sepertiganja mungkin dapat dianggap banjak. Akan tetapi ka lau djumlah sepertiga ini dinilai, maka akan nampak, bahwa djumlah ini adalah tidak banjak. Apa artinja 18 (delapan belas) miljard, jang kami per oleh dalam tahun 1960 ini? Apa jang dapat kami perbuat dengan 18 mil jard ini tidaklah banjak.
Hal ini terasa sekali dalam pelaksanaan.
b. Kemudian dari 18 miljard ini jang dipakai untuk penjelesaian buat masa jad. menghadapi pembangunan, perbandingan tsb. ini perlu dipertahankan atau mungkin perlu ditambah. Hal ini tergantung dari penghasilan nasional dimasa jad. Djumlah jang dihasilkan oleh sepertiga itu, kalau nilai riilnja tidak besar, akan membawa kesulitan2, karena ke
butuhankebutuhan jang kami perlukan adalah Kalau penghasilan nasional menurun, maka mungkin sepertiga itu harus djadi setengah, tapi kalau penghasilan nasional setjara riil mendjadi lebih baik dan jang ia perlukan untuk memelihara dan memperkembangkan materiil jang ada padanja sekarang.
d. Kita ketahui, bahwa ketiga Angkatan, terutama Angkatan Laut dan Udara jang lebih tehnis, telah memperoleh materiil jang modern, jang memerlukan pemeliharaan, pembentukan personil untuk melajani nja dan usaha2 lain, baik didalam maupun diluar. negeri. Ini semuanja
tentunja meminta biaja tambahan, lebih dari masa2 jl. karena dulu mate
riil tadi belum ada. Alat2 ini tentunja kita beli bukan kita suruh untuk
riongkrong didalam gudang2, tapi untuk kita pakai dan untuk kita per
kembangkan guna pembentukan inti daripada pembangunan Angkatan Perang dimasa jad.
e. Kenjataan menundjukkan, bahwa dengan biaja jang sekarang ini. Angkatan Laut dan Angkatan Udara bekerdja djauh dibawah batas selesainja persoalan keamanan tidak automatis budget untuk Angkatan Perang dapat dikurangi.
Saja sebagai orang dari fihak militer, dapat menegaskan, bahwa kami memerlukan tambahan untuk melandjutkan usaha2 kami. Jang sangat
panting adalah memang mempertinggi pendapatan dari seluruh negara, jang memberkan tjukup persjaratan, tjukup ruang bagi perkembangan dari Angkatan Perang kita. Kalau kita bandingkan hal ini dengan negara2
tetangga kita, maka akan nampak dengan djelas; bahwa mereka setjara rill „spenderen” lebih banjak bagi Angkatan Perangnja.
§ 1735. PEMBANGUNAN.
luas2nja. Bagi Angkatan Darat jang terutama dibebani dengan soal kon
solidasi dan stabilisasi keamanan dalam negeri, boleh dikatakan 95% ber fikir dalam rangka keamanan dalam negeri. Djadi tidak banjak jang ter luang untuk soa12 pembangunan. Bagi Angkatan Laut dan Udara, dengan
fungsinja dalam menjelesaikan keamanan seperti jang saja utarakan dia tas, terdapat kesempatan jang lebih besar untuk memikirkan soa12 pem
bangunan.
§ 1736. Marilah terlebih dahulu saja utarakan pemikiran tentang kon sep pertahanan. Dalam pemikiran ini kita harus selalu mempertimbang kan keinginan kita dengan kemampuan jang ada pada kita.
Berhubung dengan politik luar negeri kita jang bebas dan aktif, maka kita setjara theoretisch harus mampu mengalahkan lawan siapapun djuga dan dari manapun djuga datangnja. Tjara berfikir sematjam ini sekarang tidak dapat kita pakai dalam perentjanaan kita. Selain dari itu, kalau kita memperhatikan letak geografis dan geostrategis negara kita, ditambah dengan memperhatikan bentuk NUSANTARA dari Tanah Air kita, ma ka djelas, bahwa untuk pertahanan negara kita, kita memerlukan suatu Angkatan Perang jang harmonis, dengan komponen2nja Angkatan Darat,
Laut dan Udara jang masing2 harus tjukup besar. Tapi mengingat ke
mampuankemampuan kita maka sebutlah dalam djangka waktu 15 20 tahun, kita tidak akan bisa mengadakan suatu kekuatan jang demikian itu. Djadi kita dalam hal ini harus mengadakan pembatasan2 seperlunja
dan mengadakan suatu tjara pendekatan (approach) jang praktis.
§ 1737. Kita mempunjai politik jang defenitif, artinja tidak agressif, dan tidak akan memulai menjerang.
a. Kalau ada sesuatu negara A menjerang kita, maka sebaiknja kalau kita menghindari dia masuk ke negara kita. Lebih baik lagi, kalau kita dapat mendatanginja di negaranja sendiri dan menghantamnja, bahkan mengalahkannja di negaranja sendiri pula. Untuk sementara ini tidak mungkin.
b. Kalau ia sudah bergerak menudju ke negara kita, maka sebaik nja kalau lawan ditengah djalan kita hantjurkan, hingga tidak sampai mendarat di Tanah Air kita. Mungkin inipun u.s.w. be lum dapat kita lakukan,
c. Djadi kalau musuhtoch dapat mendarat djuga di Tanah Air kita,
maka melihat luasnja Tanah Air kita ini, maka mustahil kita dapat mempertahankan setiap tempat diseluruh Indonesia.
e. Djadi ingin saja kemukakan disini, bahwa ada dua pertarapan dalam rentjana pembangunan pertahunan kita.
1. Dalam djangka waktu 1020 tahun kita hendak membangun suatu Angkatan Perang jang sesuai dengan sifat dari Nusantara dari Indonesia ini, harus kita dilaut dan udara, dan Angkatan Daraat seimbang tersebar menurut keperluan disemua kepu lauan.
2. Sebelum kita dapat membangun Angkatan Perang seperti jang dimaksud dalam 1. itu maka kita akan melakukan pepe rangan tidak covensionil, jaitu melalukan apa jang dinamakan Perang Wilajah.
3. Akan tetapi walaupun kalau sesudah 10 20 tahun kita dapat mentjapai suatu organisasi jang kita inginkan itu gagal pula dalam pertahanan kita setjara convensionil, maka kita akan selalu „terugvallen” kepada faham Perang Wilajah.
§ 1738. Sebelum meningkat ke pembahasan pembangunan dari angka tan demi angkatan, maka baiklah disini saja berikan gambaran lebih lan djut tentang Perang Wilajah jang telah saja sebut.
a. Mengenai peristilahan saja disini tidak mengadakan perbedaan antara Perang Territorial dan Perang Wilajah. Untuk mengadakan Perang Territorial kita memerlukan suatu wilajah. Mungkin setjara tehnis kalau diperintji, maka antara kedua istilah itu ada perbedaan. Tapi baiklah dalam uraian ini kita anggap antara Perang Territorial dan. Perang Wilajah tidak ada perbedaan.
b. Dalam uraian diatas telah saja kemukakan, bahwa Perang Wilajah kita lakukan, setelah terbukti, bahwa kita menghadapi suatu lawan jang dilihat dari sudut perang covensionil lebih kuat dari kita. Kalau saja ambil perbandingan jang dipakai oleh. Mao Tse Tung, maka dengan Perang Wilajah harus mampu untuk menghadapi lawan de ngan perbandingan 1 lawan 10.
c. Telah saja kemukakan djuga, bahwa adalah sjarat mutlak, bahwa dalam Perang Wilajah ini adanja dukungan territorial.
Perlu saja tandaskan disini, bahwa dukungan territorial adalah hanja mungkin!
1. Kalau setjara strukturil didukung oleh sesuatu filsafah negara
2. Sjarat mutlak djuga adalah didukung oleh semangat daripada bangsa jang dalam keadaan bagaimanapun tidak mau kalah, tidak mau menjerah kepada siapapun djuga.
Oleh karena itu sendi daripada Perang Wilajah itu selalu kita dasar kan kepada amanat Panglima Besar pada tahun 1945 jang me ngatakan:
TJONTOH2: semangat rakjatnja tidak dapat dipatahkan dan perdjoangannja didukung oleh suatu ideologi jang kuat, maka dengan melakukan Perang Wilajahmereka telah dapat keluar dari Perang Dunia II
rus sudah mengandung unsur2 jang sewaktu2 dapat dikembangkan
untuk peperangan convensionil. tjontoh jang djelas dari Djepang. Djepang melihat temannja di Eropah sudah kalah, kemudian ia mendapat pemboman atom satu kali sadja, maka ia mengachiri perlawanannja. Padahal kekuatan militer dari Djepang belum hantjur.
Tjontoh jang lebih dekat dan lebih aktuil adalah di negara kita sendiri. Didalam clash II melawan Belanda, maka oleh karena tekanan2 politilc, ekonomi dan lain2nja, Belanda tiba pada suatu
pendirian, bahwa tidak ada gunanja untuk meneruskan peperang an melawan Indonesia dan kemudian pergi.
FENSIF DENGAN MENJUSUN KEKUATAN SEPERLU NJA.
2. Selain dari itu turut menentukan pula:
Berdasarkan pendapat tsb. diatas ini, maka dalam pembangunan Angkatan Darat harus selalu terdapat dua unsur jang satu sama lain dja
linmendjalin, jaitu:
a. unsur territoir (wilajah). b. unsur kesatuan (pasukan).
Djadi diwaktu Angkatan Laut dan Angkatan Udara masih mempu njai kedjajaan dilaut dan udara, maka pasukan2 Angkatan Darat harus
mampu untuk setjara seaborne atau airborne diangkut ke seluruh wila jah Indonesia, dimana sadja dibutuhkannja. Dalam keadaan demikian ki ta masih melakukan operasi2 gabungan (joint operations), misalnja dari
jawa ke Maluku, Sumatera, Sulawesi atau kemana sadja diperlukan.
Negara Indonesia telah dibagibagi dalam Kodam2, dengan organi
sasi seterusnja sampai ke desa2.
Tugas dari Kodam2 ini adalah membina wilajahnja masing2, sehingga
setiap saat mampu untuk menghadapi segala kemungkinan dalam bentuk apapun (pemberontakan, serangan dari luar, dsb.).
b. Unsur kesatuan (pasukan).
Menurut keadaan dan kebutuhan;. maka sedang diperkembangkan
idee tentang team' pertempuran. Ada team2 perterpuran jang ber
intikan bataljon, dan disebut bataljon team pertempuran. Ada pula team2 pertempuran jang berintikan suatu resimen (resimen team per
tempuran), dan lebih tinggi Kesatuan2 Angkatan Darat jang berben
tjadangan mobil. Pada pusat sendiri perlu pasukan pemukul mobil
sun kesatuan2 jang anggota2nja dapat dimobilisir menurut kebutuh
an.
Apa jang tsb diatas, unsur wilajah, pasukan, pimpinan dan pelajanan walaupun masih dalam perkembangan permulaan, sedikit banjak te lah memperoleh pengalaman2 dalam operasi2 jbl. Pengalaman2 ini
merupakan bahan2 penting untuk perkembangan selandjutnja.
e. Angkatan Darat harus mempunjai tjadangan jang sebesar2nja ditiap
wilajah, jang tersedia oleh sistim milisi dan wadjib latih. § 1740. ANGKATAN LAUT.
Baiklah saja sampaikan sekarang pengertian2 jang sampai sekarang
berlaku di Angkatan Laut kita.
Bagaimanakah Angkatan Laut hendak menjusun diri chususnja; me ngembangkan kekuatan laut pada umumnja? Kita mulailah dengan menggambarkan dulu sifat2 Nusantara dari negara kita.
1. Negara kita adalah merupakan suatu Nusantara, jang terdiri atas kira2 10.000. pulau2 dan meliputi suatu daerah jang luas sekali.
2. Letaknja mempunjai arti strategis jang sangat penting sebagai penghubung antara benua dengan benua dan sebagai penghubung antara samudera dengan samudera.
Selama keadaan ini belum tertjapai, maka keselamatan negara kita selalu dapat terantjam, karena dengan demikian maka djustru lawan lah jang akan mempergunakan kemanfaatan2 keadaan fisik daripada
Nusantara kita.
tentunja harus mentjoba melindunginja sambil berusaha untuk meng
1. Dalam bidang materiil akan terlampau banjak kita tergantung dari luar negeri, kalau industri kita didalam negeri masih sebe gitu rendahnja, hingga tidak memadai kebutuhan Angkatan Laut akan misalnja sadja pergalangan, reparasi daripada kapal2, fasi
litet2 pelabuhan, dn. lagi jang diperlukan.
2. Dalam rangka perekonomian nasional jang lebih luas lagi maka kiranja masih djauh sebelum kita dapat membangun kapal2 kita
sendiri.
3. Dalam bidang personil Angkatan Laut menghadapi kesulitan2
jang lebih besar lagi, karena memerlukan tenaga2 jang begitu the
nis dan jang belum kita miliki sekarang. Sebagai tjontoh dapat saja kemukakan disini, bahwa personil jang ada sekarang barulah separo dari kebutuhan untuk melajani material jang sudah ada pada kita.
4. Dalam bidang mental kita djuga masih ketinggalan, karena se mangat kelaut masih belum memadai kebutuhan.
d. Meskipun banjak pembatasan2 jang ada bagi Angkatan Laut, akan
tetapi adalah merupakan suatu keharusan, bahwa Angkatan Laut kita mampu untuk menghadapi serangan jang setiap waktu dapat dilantjarkan terhadap kita setjara terbatas dalam rangka perang di ngin. Dalam pembangunan jang terbatas ini, maka minimal harus pu Ia dimasukkan unsur2 guna pembangunan jang lebih luas dimasa jad.
Djadi konkritnja, maka Angkatan Laut kita sekarang harus mem punjai unsur2 jang berikut:
1. kekuatan pokok untuk inti daripada kekuatan pemukul (striking forces, slagkracht)
nempur sudah digunakan kapal induk dengan pesawat2 terbangnja.
Kalau mau kekuatan jang lebih ketjil lagi, maka harus berintikan kapal2 pendjeladjah. Sebagai pemukul dilaut dapat djuga digunakan
kapal2 selam, seperti jang diutamakan oleh Sovjet Rusia.
Sekedar sebagai bahan pelengkap saja kemukakan disini type2
kapal:
1. kapal penggempur. 2. kapal induk.
3. kapal pendjeladjah. 4. kapal pemburu.
5. kapal excort (fregat, korvet).
6. kapal2 pertahanan. pantai/pelabuhan (kapal torpedo, penabur/
penjapu randjau, kapal meriam).
7. kapala pembantu/pelajanan (tanker, repairships, kapal transport,
dan lainlain). 8. kapala selam
dan pesawat2 terbang jang masuk kepada Penerbangan Angkatan
Laut.
f. Jang sudah kita miliki, diantaranja adalah sbb:
Kapal pemburu, destroyer. Kapal ini adalah jang paling besar pada kita, kapal sclam. Di Asia Tenggara kita termasuk kepada negara jang sudah memiliki kapal selam. Misalnja India, Pakistan dan Filipina belum mempunjai.
Pesawat2 terbang dari Penerbangan Angkatan Laut untuk pembas
mian kapal2 selam, dalam waktu singkat akan tiba.
Djika kita menghendaki kapala jang. lebih besar dimasa sekarang,
misalnja sadja bahwa oleh politik luar negeri kita berhasil mendapat kan pendjeladjah atau jang lebih besar, umpamanja penggempur atau kapal induk, maka masih perlu waktu persiapan untuk melajani (per sonil) dan memeliharanja.
Tapi bagaimanapun djuga, Angkatan Laut jang kita perlukan, seperti jang telah saja utarakan tadi harus berisikan unsur2: tenaga pemukul
dilaut, tenaga pelindung armada niaga kita, buat pertahanan lokal, dsb. Djangan dilupakan, bahwa kita memerlukan pangkalan2.
g. Dalam djangka pendek (10 a 20 tahun), mengingat perkiraan perse imbangan kebutuhan dan kemampuan., kita harus dapat membangun suatu Angkatan Laut jang mampu menangkis serangan. dari luar da lam suatu perang terbatas, suatu „fleet in being” jang mengandung
unsur2 minimal daripada jang disebut dalam pasal d diatas.
Perkiraan Angkatan Laut sekarang kekuatan itu berisikan keku atan untuk memukul musuh sebelum masuk keperairan Nusantara dan kekuatan untuk pertahanan territorial/lokal. (2. striking force dan 1 counter attack force dengan kapala selam untuk melaksanakan
pertahanan kita setjara offensif, dan armada geraktjepat guna perta hanan selat2 dan pelabuhana, sajap Angkatan I,aut untuk antiSub
3. Perindustrian penerbangan (pesawat,. alat2 elektronik, sendjata,
dll.)
Jang tersebut dalaai ad 3. dapat dipisahkan djadi pertambangan mi njak dan atom.
Dalam hal industri penerbangan, misalnja pabrik? pesawat, me perkembangan lain industri, misalnja pabrik2 aluminium
(bahan bauxit kita miliki tjukup), pabrik2 untuk instrumenten, industri
motor, jang mana semua masih harus kita teliti untuk memenuhinja. Dalam hal pembelian diluar negeri politis kita terpaksa ber pidjak pada 2 pasaran, Barat dan Timur dengan segala kesulitan technis jang diakibatkannja.
Kesulitan dibidang kader (personil) adalah seperti jang dihadapi oleh Angkatan Laut dll. lembaga jang bersifat technis. Masalah pen didikan technis merupakan satu tugas jang amat penting dalam pem bangunan.
Dalam hal peralatan dan pendidikan kita masih perlu mengirim tenaga2 keluar negeri selama tahun2 jang akan datang, seperti djuga
bagi Angkatan Laut dan sekedarnja bagi Angkatan Darat.
b. Bagi Angkatan Udara kita persoalan2 jang dihadapinja umumnja ada lah sama dengan jang dihadapi oleh Angkatan Laut kita. Pembangunan nja sangat tergantung kepada perkembangan dari industri2 kita, pada
perkembangan kader technis, dll. jang tak terlepas dari perkembangan semesta kita dan memerlukan waktu.
c. Angkatan Udara memerlukan kemampuan:
1. menggempur lawan di negerinja eq sedjauh mungkin. Inti dari kekuatan untuk ini adalah bomber. Angkutan udara strategis.
2. pertahanan udara dengan unsur2 pesawat2 diudara, installasi2
didarat jang luas a.l. radar dan susunan2 dari Angkatan Darat/
Angkatan Laut dan sipil, jang seluruhnja merupakan pertahanan udara, jang lazimnja dikoordinir seluruhnja dibawah pimpinan Angkatan Udara.
3. bantuan taktis kepada Angkatan Darat/Angkatan Laut. Ang katan .Udara taktis.
4. logistik oleh suatu Angkatan Udara logistik (dimana, terhimpun kekuatan milker maupun sipil).
A. Kalau melihat unsur2 tersebut diatas maka dalam waktu singkat tsb.
ad 2.1. masih bersifat akademis. Tsb. ad 2.2. sedang dimulai oleh Ang katan Udara kita. Tsb. ad 2.3. dan 2.4. sudah djadi kenjataan. Dalam perkembangan jet, roket dan elektronik dewasa ini kita harus mulai melangkah, walaupun bagaimana ketinggalan kita, apalagi kalau di ingat timbulnja sendjata2 atom. Untuk perkembangan Angkatan U
dara jang sungguh2, hal2 tadi bersifat pokok.
Sambil melaksanakan program djangka pendek guna kebutuhan minimal bagi pertahanan nasional dalam suatu perang terba tas dengan alat2 modern jang sekedarnja, kita harus memulai rese
arch dll untuk perkembangan djangka djauh.
an, kemungkinan persjatatan. personil/materiil dan berdasarkan per timbangan2 strategis seperti tsb diatas, maka sekarang sedang diha
dapi rentjana 5 tahun (57 — 62) dengan djumlah Squadron jang amat terbatas jang berisikan unsur c. 2. C. 3. dan c. 4. sambil unsur jang statis dalam tsb. terutama ad c. 3. dapat djuga dipergunakan strategis, jang ini semua dengan installasi2 didarat, berbagai lapangan terbang
jang seperlunja. Sementara itu persiapan2 metereologis dan installasi2
udara dalam taraf jet ini sedang dikerdjakan. Pula tidak boleh dilupa kan research dihidang technik, kesehatan dll. persiapan technis untuk pembangunan djangka djauh berikutnja.
Peralatan untuk rentjana djangka pendek ini sudah lumajan, tinggal hal pendidikan tenaga jang harus diselesaikan dalam djangka waktu rentjana tersebut.
f. Seperti Angkatan Laut, djuga Angkatan Udara dalam rangka tugas keamanan sekarang, sudah bisa menitikberatkan usahanja kepada pembangunan djangka pendek.
§ 1742. KESIMPULAN2 DARI KETIGA ANGKATAN.
a. Dari pendjelasan2 diatas djelas, bahwa pembangunan Angkatan Pe
rang tidak berdiri sendiri, melainkan sangat tergantung dari perkem hangan dalam bidang2 lain dalam rangka pembangunan nasional se
mesta dan berentjana.
b. Dengan demikian maka dalam pembangunan Angkatan Perang kita masih banjak memerlukan bantuan luar negeri. Selain dari bantuan berupa materiil dan kesempatan untuk pendidikan dari personil kita, maka dalam memperoleh pengalaman dan kemahiran, terutama bagi Angkatan Udara dan Laut jang bersifat sangat technis, maka se waktu2 kita harus „terugvallen” kepada negara2 tetangga, karena dikita
belum ada kesempatan. Kebidjaksanaan ini tentu dilaksanakan de ngan tidak melanggar politik luar negeri kita jang bebas dan aktif.
2. untuk mernbantu kembalinja Irian Barat. Dalam menghadapi persoalan Irian Barat ini Angkatan Perang bukan sadja harus bersiap2 pada perbatasan buat segala kemungkinan, tetapi djuga
agar didalam negeri djangan timbul gangguan2 keamanan sehagai
„perang umum” dimana kita tersangkut, pada hakekatnja bagi kita toch dapat dianggap dalam ukuranukuran perang terbatas).
1. dalam waktu djangka pendek kita harus memiliki satu tenaga pemukul mobil jang minimal dari ke 3 angkatan jang dapat digerakkan ke setiap bagian Nusantara dan Angkatan Laut/Ang katan Udara djuga keluar, jang termasuk „readyforce” tsb. di atas dengan tjadangan jang lajak dibelakangnja.
2. harus ada pertahanan regional/lokal (territorial) dari tiap ang katan jang lajak.
3. djika kita diserang sebelum tertjipta kekuatan jang lajak untuk tsb. ad c.1. atau djika tsb. ad c.1. tidak berhasil, maka kita selalu harus tersedia untuk melaksanakan perang wilajah, dimana elemen2 Angkatan Laut/Angkatan Udara sebagian dapat diguna
kan, dan sebagian lain diusahakan untuk menjingkir ke negara sahabat (djika iklim politik mengizinkan) guna tetap berperanan seterusnja
siden didepan Konstituante April 1959, jang mempunjai komponen2
golongan karja. Angkatan Bersendjata itu masuk sebagai salah satu go longan karja dalam rangka usaha penjelesaian revolusi Piasional. Dalam hal ini saja perlu memberikan pengetahuan2 untuk dapat lebih menertib
kan batas2 ruang gerak kita jang sebenarnja dalam ikut sertanja angkatan
bersendjata ini sebagai alat karja atau alat perdjoangan
b. Baiklah kita sekedar mengadakan perbandingan dengan negara2
lain.
1. di Eropa Barat teittara itu semata2 adalah alat dari pemerintah.
2. di Amerika Selatan Angkatan Perang itu djustru memonopoli sebagai jang memimpin dalam penjelesaian daripada revolusi atau jang lebih luas dalam penjelesaian daripada program nasio nal daripada negara itu.
3. di negara2 Komunis Angkatan Perang diintegrasikan sepenuh
nja dalam kekuatan revolusi.
Perbedaan tsb2. tentunja adalah sebagai akibat dari perkembangan
sedjarah dari negara rnasing2 jang satu sama lain berlainan.
c. Kalau diadakan suatu pemisahan jang tegas antara bidang dari pemerintah dan dari Angkatan Perang, maka mungkin timbul matjam2
pertentangan, terutama dalam masa perang. Pada satu pihak pemerintah dapat merasa, bahwa Angkatan Perang terlalu djauh mentjampuri per soalan negara, sebaliknja Angkatan Perang dapat berpendirian, bahwa pemerintah terlalu mentjampuri urusan2 Angkatan Perang
d. Buat kita rumusannja adalah rumusan dalam rangka demokrasi terpimpin dari pada Presiden kita, jang telah beliau utjapkan dalam pida tonja dalam ruangan ini dimuka Konstituante.
Dapat disini saja kemukakan kalimat jang terkenal dari Djenderal Van Clausewits jang berkata: „Perang adalah landjutan pertarungan po litik dengan tjara2 lain”. Pengertian ini kita lihat dilaksanakan di negara2.
Komunis, hahkan didalam negeri kita pengertian ini dipraktekkan oleh DI, entah setjara sadar atau tidak. Djadi disini diutamakan sifat keselu ruhannja, tidak menegaskan setjara tadjam pemisahan antara dua bidang tsb. diatas. Diutamakan kebulatan kesatuan, jang pada suatu waktu ber tekan kepada segi politiknja, sedangkan lain kali tekanannja adalah pada segi militernja.
Sebaliknja di negara2 Barat ditekankan kepada pemisahan jang prin
sipiil antara politik dan militer, jang tidak botch sating mentjampuri. Per kembangan dalam negara kita. sedjak 45 mengikuti tjontoh di negara2 Ti
mur tsb. dan setjara chusus dirumuskan dalam demokrasi terpimpin jang telah diaman.atkan djuga dalam amanat Panglima Tertinggi 45 „ten tara sebagai pendukung dan pembela ideologi dan politik negara”.
e. Rumusan jang berlaku di negara kita tentunja setjara sistimatis masih harus diperintji, masih harus didjelaskan dan dipertegas. Kemudi an tentunja harus diindoktrinasikan. sebagai idee jang kita anut untuk Ang katan Perang kita. Disini perlu saja tandaskan lagi, bahwa achirnja factor manusialah jang lebih menentukan dari pada faktor2 technis.
Dalam rangka ini tugas penjelesaian revolusi mendjadilah sangat utama. Sebagai persiapan rentjana pembangunan semesta perlu memba ngun manusia Indonesia, jang mempunjai sifat2nja sendiri. Dan berdasar
kan manusia Indonesia itu kita membangun pradjurit Indonesia, jang akan mampu melakukan konsep jang saja adjukan tadi.
Untuk ini kiranja perlu pendidikan2 kita tindjau kembali, jang harus
mampu memberikan vorming jang lebih sesuai dengan jang kita harapkan dari seorang pradjurit Indonesia.
Nantinja filsafah Negara Pantja Sila, harus mendjadi darah daging dari pradjurit Indonesia. Selain daripada itu Undang2 Dasar kita, Demo
krasi Terpimpin, Bhineka Tunggal Ika, Manifesto Politik, Amanat Pang lima Tertinggi tahun 45 sebagai pedoman dalam kenegaraan dan amanat Panglima Besar tahun 45 sebagai pedoman dalam ketentaraan, dll. harus setjara sistimatis dipeladjarkan dalam pembangunan pradjurit kita.
§ 1744. LAINLAIN.
Untuk lengkapnja disini akan saja singgung sedikit tentang soal ve teran, coal Polisi Negara dan soal Kedjaksaan.
VETERAN.
Dalam bidang ini kita ketahui, bahwa telah diusahakan, untuk penje lesaian dalam tahun2 ini dengan mengadakan suatu undang2 Veteran,
dalam mana djelas ditegaskan siapa jang dimaksud dengan veteran.
Dengan demikian diharapkan dapat diselesaikannja registrasi dari pada veteran dalam waktu jang singkat.
Selandjutnja dapat disusun suatu Legiun Veteran buat seluruh Indonesia, buat menggantikan 1001 matjam jang ada sekarang. Dengan setjara ini dapat diharapkan, bahwa mereka itu dapat diintegrasikan kembali dalam sistim pertahanan kita sebagai tenaga tjadangan, jang mempunjai pula pangkat2 tertentu dalam organisasi tjadangan itu.
Selain daripada itu harus pula diadakan usaha2 jang dapat memberi
kan basis jang baik buat pelajanan sosialekonomis dari pada para veteran. Selajaknja mereka mendapat pelajanan jang baik ini, karena mereka telah berdjuang untuk kemerdekaan negara kita. Sekarang kita hanja meng hadapi veteran kemerdekaan sadja. Sebentar lagi kita akan mempunjai veteran2 dalam segala operasi keamanan dalam negeri, kemudian akan
muntjul veteran2 dari peperangan jang akan datang.
§ 1745. KEPOLISIAN NEGARA + KEDJAKSAAN.
Dalam Kepolisian Negara perumusan2 kita belum begitu djauh,
hingga telah merupakan suatu Undang2 Kepolisian. Kepolisian memang
telah mempunjai konsepsinja. Akan tetapi perlu saja kemukakan, disini,
bahwa banjak segi2 jang menjinggung bidang2 lain, misalnja:
a. Dengan Departemen Dalam Negeri dan Otonomi Daerah, karena menurut Peraturan Pemerintah no. 6 kepada Kepala Daerah diberikan wewenang dan tanggung djawab tentang ketertiban dalam wilajahnja. b. Sebelum Keputusan Perdana Menteri 1946 posisinja adalah dibawah
Kedjaksaan Agung. Sekarang tidak lagi, djadi jang pada suatu waktu masih harus ditertibkan.
c. Dengan Angkatan Perang.
Anggota2 Kepolisian merupakan Angkatan Bersendjata, jang bukan militer.
Djadi dalam hubungannja dengan Angkatan Perang tentunja ha rus ditertibkan. Teristimewa halnja Mobrig jang lebih merupakan infanteri.
Demikian pula dibidang Kedjaksaan masih banjak soal2 jang harus
didjelaskan dan dipertegas.
Kalau dibidang Angkatan Perang diadakan vorming peradjurit In donesia, jang mempunjai sifat2nja sendiri, maka hale inipun tentunja ber
laku bagi Kepolisian dan Kedjaksaan kita karena sama pentingnja, sebagai unsur2 didalam keseluruhan daripada Manusia Indonesia. Djuga dilapang
an ini perlu diadakan indoktrinasi untuk menghasilkan petugas2 jang
sungguh2 mengerti dan mampu dalam turut menjelesaikan Revolusi.
§ 1746. PENUTUP.
J.M., Sdr. Ketua dan Sidang jang terhormat, dengan kelengkapan jang sekedarnja Veteran, Kepolisian dan Kedjaksaan, maka selesailah u raian saja ini mengenai Pembangunan Angkatan Perang. Kalau disanasini masih terdapat kekurangan2 maka saja bersedia dalam taraf berikutnja