• Tidak ada hasil yang ditemukan

PROFESI KEPENDIDIKAN TENTANG KUALIFIKASI (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "PROFESI KEPENDIDIKAN TENTANG KUALIFIKASI (1)"

Copied!
23
0
0

Teks penuh

(1)

PROFESI KEPENDIDIKAN

TENTANG

KUALIFIKASI AKADEMIK DAN KOMPETENSI GURU

Disusun Oleh :

KELOMPOK 1

Sari wahyuni

12101156110216

Septia marlini

12101156110217

Silvia yunisa

12101156110218

SUCI AGUS DEWANTARI

12101156110219

SYAFRIYONA MARDELA

12101156110220

DOSEN PEMBIMBING:

MENRISAL, S.Pd

PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER

FAKULTAS KEGURUAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS PUTRA INDONESIA “YPTK” PADANG

(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami Ucapkan kehadirat ALLAH SWT , yang atas rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “ Kualifikasi akademik dan Kompetensi Guru ” .

Penulisan makalah merupakan salah satu tugas dan persyratan untuk menyelesaikan tugas mata kuliah profesi Kependidikan bangan peserta didik di perguruan tinggi .

Dalam penulisan makalah ini kami mengucapakan terima kasih kepada pihak-pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini , terutama kepada :

1. Bapak Menrisal, S.Pd selaku dosen pembimbing 2. Orang tua yang telah membantu dalam materi

3. Teman-teman yang membantu penyelesaian makalah ini

Kami harap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang setimpal pada beliau yang telah memberikan bantuan , dan dapat menjadikan semua bantuan ini sebagai ibadah , Amin Yaa Robbal ‘Alamin .

Dalam penulisan makalah ini mungkin masih ada yang kekurangan , baik pada teknis penulisan maupun materi yang disampaikan , mengingat akan kemampuan yang kami miliki.

Untuk itu kritik dan saran yang bersifat membangun.

Padang , September 2014

Penulis

(3)

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Dalam rangka mencapai tujuan Pendidikan Nasional yakni mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia seutuhnya maka sangat dibutuhkan peran pendidik yang profesional. Sesuai dengan Undang-undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatanprofesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing baik di forum regional, nasional maupun internasional.

Tuntutan tersebut dapat teratasi dengan cara seorang guru memiliki dan menguasai empat standar kompetensi guru, yakni kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial.(a) kompetensi pedagogik adalah kemampuan penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan, (b) kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang didmilikinya, (c) kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,dan berakhlak mulia, (d) Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan,orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar

(4)

2. Rumusan Masalah

Agar rumusan masalah ini tidak meluas maka penulis perlu membatasi ruang lingkup masalah pembahasan ini :

a. Mengkaji pengertian kualifikasi akademik dan kompetensi guru

b. Mengkaji empat jenis kompetensi dan kompetensi intinya masing – masing

c. Mengkaji dan mempraktikkan 10 kompetensi inti pada kompetensi pedagogic dan 38 unsurnya.

3. Tujuan dan Manfaat penulisan

Setiap penulisan suatu masalah atau setiap kegiatan dilakukan tentunya harus memiliki suatu tujuan dan manfaat. Dalam penulisan makalah ini penulis memberikan beberapa tujuan dan manfaat dari makalah ini, antara lain sebagai berikut :

a. Sebagai salah satu tugas dalam mata kuliah “profesi kependidikan ” Universitas Putra Indonesia YPTK Padang.

b. Menambah wawasan tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru .

4. Manfaat

Untuk memberikan pemahaman kepada pembaca maupun pendengar tentang kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

BAB II

(5)

1. Pengertian Kualifikasi dan Kompetensi Guru

Secara etimologis kata kualifikasi diadopsi dari bahasa inggris qualification yang berarti training, test, diploma, etc. that qualifies a person (Manser, 1995: 337). Kualifikasi berarti latihan, tes, ijazah dan lain-lain yang menjadikan seseorang memenuhi syarat. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, kualifikasi adalah “pendidikan khusus untuk memperoleh suatu keahlian yang diperlukan untuk melakukan sesuatu atau menduduki jabatan tertentu” (Depdikbud, 1996: 533).

Undang-undang nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen pasal 1 ayat 9 menggunakan istilah kualifikasi akademik, yang didefinisikan sebagai ijazah jenjang pendidikan akademik yang harus dimiliki oleh guru atau dosen sesuai dengan jenis, jenjang, dan satuan pendidikan formal di tempat penugasan. Adapun menurut Masnur Muslich (2007: 13), kualifikasi akademik yaitu tingkat pendidikan formal yang telah dicapai guru baik pendidikan gelar seperti S1, S2 atau S3 maupun nongelar seperti D4 atau Post Graduate diploma.

Guru sebagai tenaga pendidik yang berhubungan langsung dengan peserta didik harus memiliki keahlian khusus atau kualifikasi khusus di bidang akademik. Dengan kompetensi yang dimilikinya guru dapat menjalankan tugas dengan baik untuk mencerdaskan peserta didik.

Pada Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sisdiknas Pasal 42 ayat (1) “Pendidik harus memiliki kualifikasi minimum dan sertifikasi sesuai dengan jenjang kewenangan mengajar, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Dalam pasal ini sangat jelas dikatakan bahwa guru di Indonesia harus memiliki kualifikasi minimum serta harus mengikuti sertifikasi untuk meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi guru.

(6)

sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.” Pasal 9 berbunyi “Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat.” Sedangkan pada pasal 10 tertulis “Kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional yang diperoleh melalui pendidikan profesi.” Standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru lebih lanjut diatur dalam Peraturaan Menteri Pendidikan Nasonal Nomor 16 Tahun 2007 Pasal 1 ayat (1) “Setiap guru wajib memenuhi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru yang berlaku secara nasional.”.

Ada dua kualifikasi akademik guru yaitu kualifikasi guru melalui pendidikan formal dan kualifikasi guru melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Dimana hal tersebut dijelaskan dengan kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dapat dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya.

1. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Pendidikan Formal

(7)

a. Kualifikasi Akademik Guru PAUD/TK/RA

Guru pada PAUD/TK/RA harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan anak usia dini atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi. b. Kualifikasi Akademik Guru SD/MI

Guru pada SD/MI, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) dalam bidang pendidikan SD/MI (D-IV/S1 PGSD/PGMI) atau psikologi yang diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

c. Kualifikasi Akademik Guru SMP/MTs

Guru pada SMP/MTs, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

d. Kualifikasi Akademik Guru SMA/MA

Guru pada SMA/MA, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program studi yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

e. Kualifikasi Akademik Guru SDLB/SMPLB/SMALB

Guru pada SDLB/SMPLB/SMALB, atau bentuk lain yang sederajat, harus memiliki kualifikasi akademik pendidikan minimum diploma empat (D-IV) atau sarjana (S1) program pendidikan khusus atau sarjana yang sesuai dengan mata pelajaran yang diajarkan/diampu, dan diperoleh dari program studi yang terakreditasi.

f. Kualifikasi Akademik Guru SMK/MAK*

(8)

2. Kualifikasi Akademik Guru Melalui Uji Kelayakan dan Kesetaraan Kualifikasi akademik yang dipersyaratkan untuk dapat diangkat sebagai guru dalam bidang-bidang khusus yang sangat diperlukan tetapi belum dikembangkan di perguruan tinggi dapat diperoleh melalui uji kelayakan dan kesetaraan. Uji kelayakan dan kesetaraan bagi seseorang yang memiliki keahlian tanpa ijazah dilakukan oleh perguruan tinggi yang diberi wewenang untuk melaksanakannya (PP Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru).

2. STANDAR KOMPETENSI GURU

Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dan pendidikan anak usia dini, jalur pendidikan formal, dasar, dan menengah. Lalu , apa saja yang dibutuhkan guru untuk dapat dikatakan profesional? Seorang guru dikatakan profesional jika memiliki keahlian, kemahiran, atau kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. Oleh karena itu, guru disyaratkan memenuhi kualifikasi akademik minimal sarjana S1 atau D4 yang relevan dan menguasai kompetensi sebagai agen pembelajaran.

Kompetensi itu sendiri merupakan seperangkat pengetahuan keterampilan dan perilaku tugas yang harus dimiliki. Setelah dimiliki, tentu harus dihayati, dikuasai, dan diwujudkan oleh guru dalam melaksanakan tugas keprofesionalan di dalam kelas yang disebut sebagai pengajaran. Sekarang pertanyannya, kompetensi apa saja yang harus dimiliki dan dikuasai Guru sebagai agen pembelajar? Menurut PP No. 19 Tahun 2005 Pasal 28, ayat 3 dan UU No. 14 Tahun 2005 Pasal 10, ayat 1, kompetensi Guru atau pendidik meliputi: kompetensi profesional, pedagogik, kepribadian, dan sosial (Gorky, 2008).

1. Kompetensi Profesional

(9)

penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan dalam Standar Nasional Pendidikan (Mulyasa, 2007).

M. Surya menyatakan dalam bukunya yang berjudul “Bunga Rampai Guru dan Pendidik“, kompetensi profesional adalah berbagai kemampuan guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai tenaga kependidikan yang meliputi penguasaan pengetahuan, penguasaan metodologi, manajemen, dan sebagainya yang tercermin dalam kinerja di lingkungan pendidikan (Gorky, 2008).

a. Ruang lingkup kompetensi profesional

Dari berbagai sumber yang membahas tentang kompetensi guru, secara umum dapat diidentifikasikan dan disarikan tentang ruang lingkup kompetensi professional guru sebagai berikut:

1) Mengerti dan dapat menerapkan landasan kependidikan baik filosofi,

psikologis, sosiologis, dan sebagainya.

2) Mengerti dan dapat menerapkan teori belajar sesuai taraf

perkembangan peserta didik.

3) Mampu menangani dan mengembangkan bidang studi yang menjadi

tanggung jawabnya.

4) Mengerti dan dapat menerapkan metode pembelajaran yang

bervariasi.

5) Mampu mengembangkan dan menggunakan berbagai alat, media dan

sumber belajar yang relevan.

6) Mampu mengorganisasikan dan melaksanakan program

pembelajaran.

7) Mampu melaksanakan evaluasi hasil belajar peserta didik.

8) Mampu menumbuhkan kepribadian peserta didik(Mulyasa, 2007).

b. Memahami jenis – jenis materi pembelajaran

(10)

menentukan secara tepat materi yang relevan dengan kebutuhan dan kemampuan peserta didik. Beberapa kriteria yang harus diperhatikan dalam memilih dan menentukan materi standar yang akan diajarkan kepada peserta didik, menurut Hasan (2004), sedikitnya mencakup:

1) Validitas atau tingkat ketepatan materi. Guru harus menghindari

memberikan materi (data, dalil, teori, konsep, dan sebagainya) yang sebenarnya masih dipertanyakan atau masih diperdebatkan.

2) Keberartian atau tingkat kepentingan materi tersebut dikaitkan dengan

kebutuhan dan kemampuan peserta didik.

3) Relevansi dengan tingkat kemampuan peserta didik, artinya tidak terlalu

sulit, tidak terlalu mudah dan disesuaikan dengan variasi lingkungan setempat dan kebutuhan di lapangan pekerjaan.

4) Kemenarikan, maksudnya disini adalah materi yang diberikan hendaknya

mampu memotivasi peserta didik.

5) Kepuasan, maksudnya adalah hasil pembelajaran yang diperoleh peserta

didik benar – benar bermanfaat bagi kehidupannya (Mulyasa, 2007). c. Mengurutkan materi pembelajaran

Agar pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan menyenangkan, materi pembelajaran harus diurutkan sedemikian rupa serta dijelaskan mengenai batasan dan ruang lingkupnya. Hal ini dapat dilakukan dengan langkah – langkah sebagai berikut:

1) Menyusun standar kompetensi dan kompetensi dasar (SKKD)

2) Menjabarkan SKKD ke dalam indikator.

3) Mengembangkan ruang lingkup dan urutan setiap kompetensi. Materi

pembelajaran tersebut disusun dalam tema dan sub tema. Ruang lingkup adalah batasan-batasan keluasan setiap tema dan sub tema, sedangkan urutan adalah urutan logis dari setiap tema dan sub tema (Mulyasa, 2007).

(11)

tersebut, dapat dipastikan bahwa guru tersebut akan menghadapi berbagai kesulitan dalam membentuk kompetensi peserta didik, bahkan akan gagal dalam melaksanakan pembelajaran.

2. Kompetensi Pedagogik

Dalam Standar Nasional Pendidikan, penjelasan Pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa kompetensi pedagogik adalah kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang didmilikinya (Mulyasa, 2007).

Lebih lanjut, dalam RPP tentang Guru dikemukakan bahwa: Kompetensi pedagogik merupakan kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik yang sekurang-kurangnya meliputi hal-hal sebagai berikut:

a. Pemahaman wawasan atau landasan kependidikan (kemampuan

mengelola pembelajaran)

Secara pedagogis, kompetensi guru-guru dalam mengelola pembelajaran perlu mendapat perhatian yang serius. Hal ini penting karena Guru merupakan seorang manajer dalam pembelajaran, yang bertanggung jawab terhadap perencanaan, pelaksanaan, dan penilaian perubahan atau perbaikan program pembelajaran. Untuk kepentinagn tersebut, sedikitnya terdapat empat langkah yang harus dilakukan, yakni menilai kesesuaian program yang ada dengan tuntunan kebudayaan dan kebutuhan peserta didik, meningkatkan perencanaan program, memilih dan melaksanakan program, serta menilai perubahan program.

b. Pemahaman terhadap peserta didik

Sedikitnya terdapat empat hal yang harus dipahami Guru dari peserta didik, yaitu tingkat kecerdasan, kreativitas, cacat fisik, dan perkembangan kognitif.

(12)

Perancangan pembelajaran merupakan salah satu kompetensi pedagogik yang akan bermuara pada pelaksanaan pembelajaran. Perancangan pembelajaran sedikitnya mencakup tiga kegiatan, yaitu identifikasi kebutuhan, perumusan kompetensi dasar, dan penyusunan program pembelajaran.

d. Pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan dialogis

Pembelajaran pada hakikatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya, sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Dalam pembelajaran, tugas guru yang paling utama adalah mengkondisikan lingkungan agar menunjang terjadinya perubahan perilaku ke arah yang lebih baik dan pembentukan kompetensi peserta didik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal, yaitu pre tes, proses, dan post test.

e. Pemanfaatan teknologi pembelajaran

Penggunaan teknologi dalam pendidikan dan pembelajaran dimaksudkan untuk memudahkan atau mengefektifkan kegiatan pembelajaran. Dalam hal ini, Guru dituntut untuk memiliki kemampuan menggunakan dan mempersiapkan materi pembelajran dalam suatu sistem jaringan komputer yang dapat diakses oleh peserta didik.

f. Evaluasi hasil belajar

Evaluasi hasil belajar dilakukan untuk mengetahui perubahan perilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik, yang dapat dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penilaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, benchmarking, serta penilaian program.

g. Pengembangan peserta didik

Pengembangan peserta didik merupaka bagian dari kompetensi pedagogik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilki oleh setiap peserta didik. Pengembangan peserta didik dapat dilakukan oleh guru melalui berbagai cara, antara lain melalui kegiatan ekstra kulikuler (ekskul), pengayaan dan remedial, serta bimbingan dan konseling (BK).

(13)

Jadi, harapannya Guru dapat memiliki kompetensi pedagogik yang baik, sehingga dapat menyusun rancangan pembelajaran dan melaksanakannya. Guru diharapkan dapat memahami landasan pendidikan, mampu menerapkan teori belajar, dapat menentukan strategi pembelajaran berdasarkan karakteristik peserta didik, dan mampu menyusun rancangan pembelajaran berdasarkan staregi yang tepat.

3. Kompetensi Kepribadian

Menurut Standar Nasional Pendidikan, kompetensi kepribadian merupakan kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik,dan berakhlak mulia.

Berikut merupakan penjelasan dari poin-poin pengertian kompetensi kepribadia di atas:

a. Memiliki kepribadian mantap dan stabil

Dalam hal ini, guru dituntut untuk bertindak sesuai dengan norma hukum dan norma sosial. Jangan sampai seorang pendidik melakukan tindakan-tindakan yang kurang terpuji, kurang profesional, atau bahkan bertindak seronoh. Misalnya : adanya oknum guru yang menghamili peserta didiknya, minum-minuman keras, narkoba, penipuan, pencurian, dan aktivitas lain yang merusak citra sebagai pendidik.

b. Memiliki kepribadian yang dewasa

(14)

c. Memiliki kepribadian yang arif

Kepribadian yang arif ditunjukkan melalui tindakan yang bermanfaat bagi peserta didik, sekolah dan masyarakat serta menunjukkan keterbukaan dalam berpikir dan bertindak.

d. Memiliki kepribadian yang berwibawa

Kepribadian yang berwibawa ditunjukkan oleh perilaku yang berpengaruh positif terhadap peserta didik dan disegani.

e. Menjadi teladan bagi peserta didik

Dalam istilah Bahasa Jawa, guru artinya “digugu lan ditiru”. Kata ditiru berarti dicontoh atau dalam arti lain diteladani. Sebagai teladan, guru menjadi sorotan peserta didik dalam gerak-geriknya. Untuk itu, guru harus memperhatikan beberapa hal berikut:

1) Sikap dasar: postur psikologis. Contoh: keberhasilan, kegagalan, pekerjaan,

hubungan antar manusia, agama, dan lain sebagainya.

2) Bicara dan gaya bicara: penggunaan bahasa sebagai alat berfikir.

3) Kebiasaan bekerja; gaya yang dipakai dalam bekerja yang ikut mewarnai

kehidupannya.

4) Sikap melalui pengalaman dan kesalahan.

5) Pakaian sebagai perlengkapan pribadi yang penting dan menampakkan ekspresi

seluruh kepribadian. 6) Hubungan kemanusiaan

7) Proses berpikir

8) Perilaku neurotis atau suatu pertahanan yang dipergunakan untuk melindungi diri dan

bisa juga untuk menyakiti orang lain.

9) Selera yang merefleksikan nilai-nilai yang dimiliki oleh pribadi yang bersangkutan.

10) Kepetusan sebagai cermin keterampilan rasional dan intuitif.

11) Kesehatan yang mencerminkan kealitas tubuh.

(15)

f. Memiliki akhlak mulia

Guru harus berakhlak mulia karena perannya sebagai penasehat. Niat pertama dan utama seorang guru bukanlah berorientasi pada dunia, tetapi akhirat. Yaitu niat untuk beribadah kepada Allah. Dengan niat yang ikhlas, maka guru akan bertindak sesuai dengan norma agama dan menghadapi segala permasalahan dengan sabar karena mengharap ridho Allah SWT.

4. Kompetensi Sosial

Kompetensi sosial adalah kemampuan pendidik sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orangtua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.

Guru merupakan makhluk sosial. Kehidupan kesehariannya tidak dapat dipisahkan dari kehidupan bersosial, baik di sekolah ataupun di masyarakat. Maka dari itu, guru dituntuk memiliki kompetensi sosial yang memadai.

Berikut adalah hal-hal yang perlu dimiliki guru sebagai makhluk sosial: a. Berkomunikasi dan bergaul secara efektif

Agar guru dapat berkomunikasi secara efektif, terdapat tujuh kompetensi sosial yang harus dimiliki:

1) Memiliki pengetahuan tentang adat dan istiadat sosial dan agama

2) Memiliki pengetahuan tentang budaya dan tradisi

3) Memiliki pengetahuan tentang inti demokrasi

4) Memiliki pengetahuan tentang estetika

5) Memiliki apresiasi dan kesadaran sosial

6) Memiliki sikap yang benar terhadap pengetahuan dan pekerjaan

7) Setia terhadap harkat dan martabat manusia

b. Manajemen hubungan antara sekolah dan masyarakat

(16)

pengorganisasian, pelaksanaan, dan evaluasi. Sedangkan untuk kegiatannya dapat dilakukan dengan berbagai teknik, yaitu teknik langsung misalnya tatap muka, kunjungan pribadi, melalui surat, atau media massa dan teknik tidak langsung. yang dimaksud teknik tidak langsung adalah kegiatan-kegiatan yang secara tidak sengaja dilakukan oleh pelaku, tetapi mempunyai nilai positif untuk kepentingan Husemas sekolah. Contoh: cerita dari mulut ke mulut yang dilakukan oleh anggota masyarakat akan membentuk opini tertentu terhadap suatu sekolah.

c. Ikut berperan aktif di masyarakat

Selain sebagai pendidik, guru juga berperan sebagai wakil masyarakat yang representatif. Sehingga jabatan guru sekaligus sebagai jabatan kemasyarakatan. Oleh karena itu, guru mengemban tugas untuk membina masyarakat agar berpartisipasi dalam pembangunan. Dalam menjalankan tugasnya, guru perlu meng-up grade diri dengan kompetensi-kompetensi yang berupa: aspek normatif kependidikan (beriktikad baik), pertimbangan sebelum memilih jabatan guru, dan mempunyai program meningkatkan kemajuan masyarakat dan pendidikan.

Di mata masyarakat, guru bukan hanya orang yang terbatas pada dinding-dinding kelas, tetapi dia harus menembus batas halaman sekolah dan berada langsung di tengah-tengah masyarakat.

d. Menjadi agen perubahan sosial

(17)

3. Mengkaji dan mempraktikan 10 kompetensi pedagogik dan 38 unsurnya Dalam Undang-undang No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dikemukakan kompetensipedagogik adalah “kemampuan mengelola pembelajaran peserta didik”. Depdiknas (2004:9) menyebut kompetensi ini dengan “kompetensi pengelolaan pembelajaran. Kompetensi ini dapat dilihat dari kemampuan merencanakan program belajar mengajar, kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar, dan kemampuan melakukan penilaian.

a. Kompetensi Menyusun Rencana Pembelajaran

Menurut Joni (1984:12), kemampuan merencanakan program belajar mengajar mencakup kemampuan:

(1) merencanakan pengorganisasian bahan-bahan pengajaran, (2) merencanakan pengelolaan kegiatan belajar mengajar, (3) merencanakan pengelolaan kelas,

(4) merencanakan penggunaan media dan sumber pengajaran; dan (5) merencanakan penilaian prestasi siswa untuk kepentingan pengajaran.

Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penyusunan rencana pembelajaran meliputi

(1) mampu mendeskripsikan tujuan, (2) mampu memilih materi,

(3)mampu mengorganisir materi,

(4) mampu menentukan metode/strategi pembelajaran,

(5) mampu menentukan sumber belajar/media/alat peraga pembelajaran, (6) mampu menyusun perangkatpenilaian,

(7) mampu menentukan teknik penilaian, dan (8) mampu mengalokasikanwaktu

(18)

b. Kompetensi Melaksanakan Proses Belajar Mengajar

Melaksanakan proses belajar mengajar merupakan tahap pelaksanaan program yang telah disusun. Dalam kegiatan ini kemampuan yang di tuntut adalah keaktifan guru menciptakan dan menumbuhkan kegiatan siswa belajar sesuai dengan rencana yang telah disusun. Guru harus dapat mengambil keputusan atas dasar penilaian yang tepat, apakah kegiatan belajar mengajar dicukupkan, apakah metodenya diubah, apakah kegiatan yang lalu perlu diulang, manakala siswa belum dapat mencapai tujuan-tujuan pembelajaran. Pada tahap ini disamping pengetahuan teori belajar mengajar, pengetahuan tentang siswa, diperlukan pula kemahiran dan keterampilan teknik belajar, misalnya: prinsip-prinsip mengajar, penggunaan alat bantu pengajaran, penggunaan metode mengajar, dan keterampilan menilai hasil belajar siswa.Yutmini (1992:13) mengemukakan, persyaratan kemampuan yang harus di miliki guru dalam melaksanakan proses belajar mengajar meliputi kemampuan:

(1) menggunakan metode belajar, media pelajaran, dan bahan latihan yang sesuai dengan tujuan pelajaran,

(2) mendemonstrasikan penguasaan mata pelajaran dan perlengkapan pengajaran, (3) berkomunikasi dengan siswa,

(4) mendemonstrasikan berbagai metode mengajar, dan (5) melaksanakan evaluasi proses belajar mengajar.

Hal serupa dikemukakan oleh Harahap (1982:32) yang menyatakan, kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan program mengajar adalah mencakup kemampuan:

(1) memotivasi siswa belajar sejak saat membuka sampai menutup pelajaran, (2) mengarahkan tujuan pengajaran,

(3) menyajikan bahan pelajaran dengan metode yang relevan dengan tujuan pengajaran,

(4) melakukan pemantapan belajar,

(5) menggunakan alat-alat bantu pengajaran dengan baik dan benar, (6) melaksanakan layananbimbingan penyuluhan,

(19)

(8) melaksanakan hasil penilaian belajar.

Dalam pelaksanaan proses belajar mengajar menyangkut pengelolaan pembelajaran, dalam menyampaikan materi pelajaran harus dilakukan secara terencana dan sistematis, sehingga tujuan pengajaran dapat dikuasai oleh siswa secara efektif dan efisien. Kemampuan-kemampuan yang harus dimiliki guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar terlihat dalam mengidentifikasi karakteristik dan kemampuan awal siswa, kemudian mendiagnosis, menilai dan merespon setiap perubahan perilaku siswa.Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi melaksanakan proses belajar mengajar meliputi

(1) membuka pelajaran, (2) menyajikan materi,

(3) menggunakan media dan metode, (4) menggunakan alat peraga,

(5) menggunakan bahasa yang komunikatif, (6) memotivasi siswa,

(7) mengorganisasi kegiatan,

(8) berinteraksi dengan siswa secara komunikatif, (9) menyimpulkan pelajaran,

(10)memberikan umpan balik, (11) melaksanakan penilaian, dan (12) menggunakan waktu

Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa melaksanakan proses belajar mengajar merupakan sesuatu kegiatan dimana berlangsung hubungan antara manusia, dengan tujuan membantu perkembangan dan menolong keterlibatan siswa dalam pembelajaran. Pada dasarnya melaksanakan proses belajar mengajar adalah menciptakan lingkungan dan suasana yang dapat menimbulkan perubahan struktur kognitif para siswa.

(20)

Menurut Sutisna (1993:212), penilaian proses belajar mengajar dilaksanakan untuk mengetahui keberhasilan perencanaan kegiatan belajar mengajar yang telah disusun dan dilaksanakan. Penilaian diartikan sebagai proses yang menentukan betapa baik organisasi program atau kegiatan yang dilaksanakan untuk mencapai maksud-maksud yang telah ditetapkan. Commite dalam Wirawan (2002:22) menjelaskan, evaluasi merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari setiap upaya manusia, evaluasi yang baik akan menyebarkan pemahaman dan perbaikan pendidikan, sedangkan evaluasi yang salah akan merugikan pendidikan.Tujuan utamamelaksanakan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa, sehingga tindak lanjut hasil belajar akan dapat diupayakan dan dilaksanakan. Dengan demikian, melaksanakan penilaian proses belajar mengajar merupakan bagian tugas guru yang harus dilaksanakan setelah kegiatan pembelajaran berlangsung dengan tujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan siswa mencapai tujuan pembelajaran, sehingga dapat diupayakan tindak lanjut hasil belajar siswa.Depdiknas (2004:9) mengemukakan kompetensi penilaian belajar peserta didik, meliputi

(1) mampu memilih soal berdasarkan tingkat kesukaran, (2) mampu memilih soal berdasarkan tingkat pembeda, (3) mampu memperbaiki soal yang tidak valid,

(4) mampu memeriksa jawab,

(5) mampu mengklasifikasi hasil-hasil penilaian, (6) mampu mengolah dan menganalisis hasil penilaian,

(7) mampu membuat interpretasi kecenderungan hasil penilaian, (8) mampu menentukan korelasi soal berdasarkan hasil penilaian, (9) mampu mengidentifikasi tingkat variasi hasil penilaian,

(10) mampu menyimpulkan dari hasil penilaian secara jelas dan logis, (11) mampu menyusun program tindak lanjut hasil penilaian,

(12) mengklasifikasi kemampuan siswa,

(21)

(15) mampu mengevaluasi hasil tindak lanjut, dan

(16) mampu menganalisis hasil evaluasi program tindak lanjut hasil penilaian. Berdasarkan uraian di atas kompetensi pedagogik tercermin dari indikator (1) kemampuan merencanakan program belajar mengajar,

(2) kemampuan melaksanakan interaksi atau mengelola proses belajar mengajar (3) kemampuan melakukan penilaian.

BAB III

PENUTUP

(22)

Guru adalah seorang pendidik profesional. Seorang guru atau pendidik profesional harus memiliki kualifikasi akademik dan menguasai standar kompetensi Guru berupa kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian.

Kualifikasi akademik adalah tingkat pendidikan minimal yang harus dipenuhi oleh seorang pendidik yang dibuktikan dengan ijazah dan/atau sertifikat keahlian yang relevan sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku, kualifikasi akademik yang harus dimilki guru adalah minimum sarjana (S1) atau diploma empat (D4).

B. SARAN

Dengan mengkaji kualifikasi dan kompetensi guru diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan kita sebagai calon guru nantinya.

DAFTAR PUSTAKA

PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan

Sembiring, M.Gorky. 2008. Mengungkap Rahasia dan Tips Manjur Menjadi Guru Sejati. Yogyakarta : Best Publisher.

(23)

Referensi

Dokumen terkait

Komunikasi merupakan cara terbaik bagi komunikator (da’i) untuk dapat menyampaikan pesan-pesan dakwah kepada mad’u (komunikan), sehingga pesan dakwah yang mengajak kepada

Serangkaian percobaan dilakukan dalam penelitian ini meliputi: (1) rekayasa pembuatan suplemen protein berupa kompleks ubi kayu-urea (selanjutnya disebut CASREA) yang

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk Mikoriza meningkatkan pertumbuhan tanaman cabai Paprika yaitu meningkatnya tinggi tanaman, jumlah daun pertanaman dan

Pariwisata  merupakan  suatu    kegiatan;  gerakan  untuk  menemukan  suatu  tempat dan masyarakat yang baru serta afiliasinya. Kegiatan multifaset yang melekat 

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat perilaku agresif pada anak- anak usia pertengahan dan akhir di Perkampungan Sosial Pingit.. Bentuk-bentuk perilaku agresif

Ada perbedaan yang signifikan terapi musik religi dan murottal al qur’an terhadap penurunan kecemasan karena kematian ( p =

Dari hasil kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan selama tiga siklus, dan berdasarkan seluruh pembahasan serta analisis yang telah dilakukan dapat disimpulkan

Tahapan selanjutnya atau Brain stimulation adalah upaya peningkatan kesehatan otak melalui pemberian rangsangan dengan tujuan mengoptimalkan potensi kecerdasan yang meliputi