commit to user TUGAS AKHIR
PRARANCANGAN PABRIK ETANOL
DARI MOLASE DENGAN PROSES FERMENTASI KONTINYU
KAPASITAS 5.000 KILOLITER/TAHUN
Oleh :
1. Firman Asto Putro ( I 0508044 )
2. Yohanes Sigit Kurniawan ( I 0508070 )
JURUSAN TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
commit to user KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah, segala puji hanya bagi Tuhan Yang Maha Esa,
karena limpahan rahmat dan hidayah-Nya, penulis akhirnya dapat menyelesaikan
y s L g s A hi g j “P c g P b i E i
Molase dengan Proses Fermentasi Kontinyu Kapasitas 5.000 kL h ”.
Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis memperoleh banyak bantuan
dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih
kepada :
1. Dr. Sunu H. Pranolo selaku Ketua Jurusan Teknik Kimia atas bimbingannya.
2. Ir. Endah Retno D., M.T. dan Ir. Paryanto, M.S. selaku dosen pembimbing atas
bimbingan dan arahannya dalam penyelesaian tugas akhir ini.
3. Dr. Sunu H. Pranolo dan Wirawan Cipto Nugroho S.T.,M.S. selaku dosen
penguji tugas akhir ini.
4. Seluruh dosen, laboran, dan administrasi Jurusan Teknik Kimia atas ilmu,
arahan, dan bantuannya selama ini.
5. Teman – i ’ 8 UNS untuk semangatnya, we are the best!!
6. Seluruh pihak yang telah membantu, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Penulis menyadari bahwa laporan tugas akhir ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu, penulis membuka diri terhadap segala saran dan kritik.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi penulis dan pembaca
sekalian.
Surakarta, Juli 2012
commit to user
commit to user DAFTAR ISI
Halaman Judul ... i
Lembar Pengesahan ... ii
Kata Pengantar ... iii
Daftar Isi... iv
Daftar Tabel ... viii
Daftar Gambar ... x
Intisari ... xi
BAB I PENDAHULUAN ...1
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik ... 1
1.2. Kapasitas Perancangan ... 2
1.3. Penentuan Lokasi Pabrik ... 4
1.4. Tinjauan Pustaka ... 6
1.4.1 Macam-Macam Proses Pembuatan Etanol ... 6
1.4.2 Alasan Pemilihan Proses ... 11
1.4.3 Kegunan Produk ... 12
1.4.4 Sifat – sifat Fisis dan Kimia ... 12
1.4.4.1 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Bahan Baku ... 12
1.4.4.2 Sifat-sifat Fisis dan Kimia Produk ... 14
1.4.5 Konsep Proses ... 15
BAB II DESKRIPSI PROSES ...16
2.1. Spesifikasi Bahan baku dan Produk ... 16
commit to user
2.1.2 Spesifikasi Produk ... 17
2.2. Konsep Proses ... 17
2.2.1 Dasar Reaksi... 17
2.2.2 Tinjauan Termodinamika ... 18
2.2.3 Tinjauan Kinetika ... 20
2.2.4 Kondisi Operasi ... 21
2.3. Diagram Alir Proses dan Tahapan Proses ... 22
2.3.1 Diagram Alir Proses ... 22
2.3.2 Tahapan Proses... 25
2.3.2.1 Tahap Penyiapan Bahan Baku ... 25
2.3.2.2 Tahap Proses Reaksi ... 26
2.3.2.3 Tahap Pemurnian Produk ... 26
2.4. Neraca Massa dan Neraca Panas ... 28
2.4.1 Neraca Massa ... 28
2.4.2 Neraca Panas ... 32
2.5. Lay Out Pabrik dan Peralatan ... 37
2.5.1 Lay Out Pabrik ... 37
2.5.2 Lay Out Peralatan ... 39
BAB III SPESIFIKASI PERALATAN PROSES ...41
BAB IV UNIT PENDUKUNG PROSES DAN LABORATORIUM...57
4.1. Unit Pendukung Proses ... 57
4.1.1 Unit Pengadaan Air ... 58
4.1.2 Unit Pengadaan Steam... 66
commit to user
4.1.4 Unit Pengadaan Listrik ... 69
4.1.5 Unit Pengadaan Bahan Bakar... 74
4.1.6 Unit Pembuatan Biokatalis ... 75
4.2. Unit Pengolahan Limbah... 76
4.2.1 Pengolahan Limbah Padat ... 76
4.2.2 Pengolahan Limbah Cair ... 76
4.2.3 Pengolahan Limbah Gas ... 77
4.3. Laboratorium ... 77
4.3.1 Laboratorium Analisa... 79
BAB V MANAJEMEN PERUSAHAAN...84
5.1 Bentuk Perusahaan ... 84
5.2 Struktur Organisasi ... 85
5.3 Tugas dan Wewenang ... 88
5.3.1 Pemegang Saham ... 88
5.3.2 Dewan Komisaris ... 88
5.3.3 Dewan Direksi ... 88
5.3.4 Kepala Bagian ... 90
5.3.5 Kepala Seksi ... 92
5.4 Pembagian Jam Kerja Karyawan ... 92
5.4.1 Karyawan non shift ... 92
5.4.2 Karyawan Shift ... 92
5.5 Status Karyawan dan Sistem Upah ... 94
5.6 Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji ... 95
commit to user
BAB VI ANALISA EKONOMI...99
6.1 Penaksiran Harga Peralatan... 100
6.2 Dasar Perhitungan ... 102
6.3 Penentuan (Total Capital Investment) ... 102
6.4 Hasil Perhitungan ... 104
Daftar Pustaka ... xiii
commit to user DAFTAR TABEL
Tabel 1.1. Produksi Tetes Pabrik Gula di Jawa Tengah dan Sekitarnya... 3
Tabel 1.2. Produksi Etanol di Indonesia ... 4
Tabel 1.3. Kelebihan dan Kelemahan Proses Pembuatan Etanol... 10
Tabel 1.4. Perbandingan Proses Batch dan Proses Kontinyu... 11
Tabel 1.5. Dasar Pemilihan Bahan Baku ... 12
Tabel 2.1. Neraca Massa Overall Arus Input ... 29
Tabel 2.2. Neraca Massa Overall Arus Output ... 30
Tabel 2.3. Neraca Massa Mixer ... 30
Tabel 2.4. Neraca Massa Reaktor Fermentasi ... 31
Tabel 2.5. Neraca Massa Filter ... 32
Tabel 2.6. Neraca Massa Menara Destilasi I... 32
Tabel 2.7. Neraca Massa Menara Distilasi 1I ... 33
Tabel 2.8. Neraca Panas Mixer ... 33
Tabel 2.9. Neraca Panas Reaktor Fermentasi... 34
Tabel 2.10. Neraca Panas Filter ... 35
Tabel 2.11. Neraca Panas Menara Destilasi I ... 36
Tabel 2.12. Neraca Panas Menara Destilasi II ... 37
Tabel 3.1. Spesifikasi Menara Destilasi ... 44
Tabel 3.2. Spesifikasi Condensor ... 45
Tabel 3.3. Spesifikasi Reboiler... 47
Tabel 3.4. Spesifikasi Accumulator ... 49
commit to user
Tabel 3.6. Spesifikasi Heat Exchanger ... 53
Tabel 3.7. SpesifikasiPompa ... 55
Tabel 4.1. Kebutuhan Air Proses... 59
Tabel 4.2. Kebutuhan Air Pendingin ... 60
Tabel 4.3. Kebutuhan Air Umpan Boiler ... 62
Tabel 4.4. Kebutuhan Air Konsumsi Umum dan Sanitasi ... 63
Tabel 4.5. Kebutuhan Air Sungai ... 63
Tabel 4.6. Kebutuhan Listrik untuk Keperluan Proses dan Utilitas ... 70
Tabel 4.7. Jumlah Lumen ... 71
Tabel 4.8. Total Kebutuhan Listrik Pabrik Disuplai Generator ... 72
Tabel 4.9. Total Kebutuhan Listrik Pabrik Disuplai PLN ... 73
Tabel 4.10. Total Kebutuhan Bahan Bakar Pabrik ... 74
Tabel 5.1. Jadwal Pembagian Kelompok Shift ... 94
Tabel 5.2. Penggolongan Jabatan, Jumlah Karyawan, dan Gaji ... 95
Tabel 6.1. Indeks Harga Alat... 101
Tabel 6.2. Fixed Capital Investment ... 104
Tabel 6.3. Working Capital Investment ... 105
Tabel 6.4. Direct Manufacturing Cost ... 106
Tabel 6.5. Indirect Manufacturing Cost ... 106
Tabel 6.6. Fixed Manufacturing Cost ... 107
Tabel 6.7. General Expense ... 107
commit to user DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1. Lokasi Pabrik Etanol ... 6
Gambar 2.1. Diagram Alir Kualitatif ... 23
Gambar 2.2. Diagram Alir Kuantitatif ... 24
Gambar 2.3. Lay Out Pabrik Etanol ... 39
Gambar 2.4. Lay Out Peralatan Proses... 40
Gambar 4.1. Skema Pengolahan Air Sungai ... 59
Gambar 4.2. Skema Pembuatan Biokatalis ... 75
Gambar 5.1. Struktur Organisasi Pabrik Etanol ... 87
Gambar 6.1. Grafik Linierisasi Indeks Harga ... 102
commit to user INTISARI
Firman Asto Putro, Yohanes Sigit Kurniawan, 2012, Prarancangan Pabrik Etanol dari Molase dengan Proses Fermentasi Kontinyu Kapasitas 5.000 kL/tahun, Jurusan Teknik Kimia, Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Etanol (C2H5OH) adalah bahan kimia yang digunakan untuk berbagai
industri (kosmetik, cat, farmasi, minuman berkarbonasi, pelarut, desinfektan dan sebagai bahan bakar alternatif). Industri etanol saat ini menggunakan fermentasi
batch, untuk mengefisiensikan proses fermentasi maka dipertimbangkan pabrik
etanol menggunakan sistem fermentasi kontinyu. Pabrik etanol dari molase
dengan proses fermentasi kontinyu akan didirikan di Pati, Jawa Tengah pada tahun 2016 dengan kapasitas 5.000 kL/tahun.
Pembuatan etanol ini melalui 3 tahap yaitu tahap persiapan bahan baku dan biokatalis, fermentasi, serta pemurnian produk. Pada tahap persiapan bahan baku, molase dilewatkan filter untuk menghilangkan pengotor padat seperti serat. Setelah itu molase diencerkan menjadi larutan glukosa 15% berat. Pada persiapan
biokatalis, yeast Saccharomyces cereviseae diimobilisasi dengan menggunakan
kalsium alginat. Tahap fermentasi dilakukan dalam reaktor single bed yang berisi
dengan tumpukan biokatalis dengan kondisi operasi suhu 300C, tekanan 1 atm,
dan pH 5. Tahap pemurnian produk, larutan etanol yang terbentuk dimurnikan dengan menara distilasi untuk memperoleh larutan etanol 95%.
Unit pendukung proses meliputi unit pengadaan air (proses, pendingin, umpan boiler, konsumsi umum & sanitasi) yang bersumber dari sungai Juwana
dengan kebutuhan sebesar 34.140 kg/jam, unit pengadaan steam dengan
kebutuhan 6.945 kg/jam, unit pengadaan listrik sebesar 371,02 kW dari PLN dan generator, unit pengadaan bahan bakar batubara 592 kg/jam dan IDO 0,25 L/kWh,
unit pengadaan udara tekan sebesar 160 m3/jam, unit pembuatan biokatalis untuk
membuat yeast Saccharomyces cereviseae terimobilisasi dan unit pengolahan
limbah. Limbah cair diolah secara aerob dan anaerob untuk menghasilkan biogas. Limbah padat diolah menjadi pupuk dan limbah gas dibuang ke udara bebas. Pabrik juga didukung dengan laboratorium yang berfungsi untuk mengontrol
kualitas bahan baku (spektrofotometer, hidrometer, viskometer tube), produk (karl
fischer titrator, GC) dan proses produksi (karl fischer titrator, pH meter, GCMS). Bentuk perusahaan yang dipilih adalah Perseroan Terbatas dengan struktur
line and staff. Jumlah kebutuhan tenaga kerja sebanyak 202 orang.
Hasil analisis ekonomi didapatkan Rate of Return (ROI) sebesar 24,12%
sebelum pajak dan 18,09% sesudah pajak. Pay Out Time (POT) didapatkan
sebesar 3,11 tahun sebelum pajak dan 3,83 tahun sesudah pajak. Break Even Point
(BEP) sebesar 51,90%, Shut Down Point (SDP) sebesar 31,96%, dan Discounted
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Pendirian Pabrik
Sektor industri kimia banyak memegang peranan dalam memajukan
perindustrian di Indonesia. Di Indonesia kebutuhan akan etanol sangat tinggi,
karena etanol memiliki banyak manfaat, salah satunya adalah untuk industri
kosmetik, industri cat, industri farmasi, industri minuman berkarbonasi,
kebutuhan rumah sakit. Etanol juga memiliki sifat yang tidak beracun sehingga
dapat digunakan sebagai pelarut dalam industri makanan dan minuman. Etanol
dapat digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti bensin (Gasohol).
Pembuatan etanol secara sintetis kebanyakan dilakukan melalui reaksi
hidrasi ethylene, namun cara tersebut membutuhkan bahan baku yang sulit
didapat dan kondisi operasi cukup tinggi. Sebagai alternative, bioetanol dapat
memecahkan permasalahan bahan baku dan kondisi operasi. Produksi bioetanol di
Indonesia sangat mungkin dilakukan, karena bahan baku bioetanol yang berasal
dari bahan nabati seperti molase, sorghum, nira aren, jagung, ubi-ubian, bahan
berserat yang berupa limbah pertanian mudah diperoleh dan selain itu kondisi
operasi produksi bioetanol dapat dilakukan pada tekanan dan suhu lingkungan.
Bioetanol yang diproduksi di Indonesia pada saat ini dilakukan dengan
cara fermentasi konvensional batch, cara ini memiliki kelemahan yaitu biaya
itu, banyak negara – negara yang berinovasi mengembangkan produksi bioetanol
menggunakan fermentasi kontinyu. Dengan proses kontinyu diharapkan kapasitas
produksi bioetanol dapat meningkat, waktu proses fermentasi dapat berkurang
secara signifikan sehingga biaya produksi bioetanol tidak terlalu mahal.
1.2. Penentuan Kapasitas Pabrik
Ada beberapa pertimbangan dalam pemilihan kapasitas pabrik etanol
dari molase. Penentuan kapasitas pabrik dengan pertimbangan–pertimbangan
sebagai berikut :
1. Ketersediaan bahan baku
Produksi tetes atau molase di Jawa Tengah dan sekitarnya dapat dilihat pada
Tabel 1.1.
Tabel 1.1 Produksi Tetes Pabrik Gula di Jawa Tengah dan Sekitarnya
Pabrik Produksi Tetes (ton/tahun)
Rajawali I 149.064
Rajawali II 89.881
PTPN IX 100.581
PT IGN 6.767
PG Trangkil 40.845
PG Madubaru 20.937
PG Pakis Baru 15.762
Dari tabel 1.1 tentang produksi tetes atau molase di Jawa Tengah
diketahui produksi tetes di Jawa Tengah dan sekitarnya rata – rata 60.548
ton/tahun. Kebutuhan tetes / molase untuk pabrik bioetanol / spiritus di Jawa
Tengah dan sekitarnya rata – rata 44.415 ton/tahun. Sehingga masih ada rata
– rata 16.133 ton/tahun tetes yang tidak digunakan.
2. Data pabrik etanol yang sudah didirikan di Indonesia beserta kapasitas
produksi etanol dapat dilihat pada Tabel 1.2.
Tabel 1.2 Produksi Etanol di Indonesia
Nama Pabrik
Production Capacity
(Kiloliter/tahun)
Feedstock
PT Aneka Kimia Nusantara 5.000 Molasses
PT Basis Indah 1.600 Molasses
PT Bukitmanikam Subur Persada 51.282 Molasses
PT Indo Acidama Chemical 42.000 Molasses
PT Madu Baru 6.720 Molasses
PT Molindo Raya Industrial 10.000 Molasses
PT Perkebunan Nusantara XI 6.000 Molasses
(Yudiarto dan Panaka, 2007)
Dari tabel 1.2 dapat dilihat bahwa kapasitas produk minimum
bioetanol agar dapat menghasilkan keuntungan adalah 1.600 kiloliter/tahun,
sedangkan kapasitas pabrik terbesar yang masih beroperasi adalah 51.282
Dengan mempertimbangkan faktor - faktor diatas maka dipilih
kapasitas pabrik etanol sebesar 5.000 kiloliter/tahun dengan kebutuhan bahan
baku tetes yang diharapkan dapat dipenuhi oleh produksi produksi tetes di
Jawa Tengah dan memberikan keuntungan secara komersial.
1.3. Penentuan Lokasi Pabrik
Letak geografis suatu pabrik sangat berpengaruh terhadap
kelangsungan pabrik tersebut. Beberapa faktor yang harus dipertimbangkan
untuk menentukan lokasi pabrik agar secara teknis dan ekonomis pabrik yang
didirikan akan menguntungkan antara lain: sumber bahan baku, pemasaran,
penyediaan tenaga listrik, penyediaan air, jenis transportasi, kebutuhan tenaga
kerja, perluasan areal pabrik, keadaan masyarakat, karakteristik lokasi,
kebijaksanaan pemerintah dan buangan pabrik.
Dengan mempertimbangkan beberapa faktor tersebut, maka pabrik
etanol akan didirikan di Kabupaten Pati, Jawa Tengah. Dengan pertimbangan
adalah sebagai berikut :
a. Penyediaan Bahan Baku
Dari tabel 1.1 dapat dilihat salah satu penghasil tetes terbesar adalah PG
Trangkil Pati yaitu sebesar 40.845 ton/tahun. Kebutuhan tetes untuk pabrik ini
sebesar 12.680 ton/tahun sehingga dapat tercukupi. Dengan pertimbangan
biaya transport untuk bahan baku yang lebih murah, bahan baku tetes
b. Pemasaran Produk
Etanol banyak digunakan untuk industri jamu,industri kosmetik, industri
makanan minuman, industri obat – obatan, dan industri yang lain, maupun
rumah sakit yang ada di sekitar Jawa Tengah.
c. Sarana Transportasi
Sarana dan prasarana transportasi sangat diperlukan untuk proses penyediaan
bahan baku dan pemasaran produk. Pengangkutan bahan baku dan produk
menggunakan jalur darat, dimana memberi kemudahan dalam pengoperasian
melalui fasilitas jalan raya.
d. Utilitas
Sarana pendukung seperti tersedianya air dari air tanah dan Sungai Juwana,
listrik diperoleh dari pasokan listrik Jawa - Bali dan lainnya diperlukan agar
proses produksi dapat berjalan dengan baik. Kebutuhan air dapat diambil dari
air sungai. Sedangkan listrik dari PLN UPJ Pati dan generator sebagai
cadangan. Kebutuhan bahan bakar Industrial Diesel Oil berasal dari Pertamina
dan batu bara berasal dari Kaltim Prima Coal.
e. Tenaga Kerja
Tersedianya tenaga kerja yang terampil diperlukan untuk menjalankan mesin
produksi. Tenaga kerja dapat direkrut dari Pati dan sekitarnya.
f. Buangan pabrik/limbah
Limbah cair berupa vinase yang berasal dari proses diolah terlebih dahulu di
Berikut adalah lokasi pendirian pabrik :
Gambar 1.1 Lokasi Pabrik Etanol
1.4. Tinjauan Pustaka
1.4.1. Macam – macam proses pembuatan etanol
Dalam industri dikenal 2 (dua) cara pembuatan etanol, yaitu:
Adalah suatu proses pembuatan alkohol yang sama sekali tidak
menggunakan aktivitas enzim atau jasad renik.
Cara ini ada 2 macam, antara lain :
a. Catalytic hydration of ethylene process
Cara ini dilakukan dengan membuat ethylene lebih dahulu dengan
craking minyak bumi, kemudian gas hasil ethylene dihirolisa dengan
katalis asam menjadi etanol.
Reaksi :
CH2 = CH2 + H2O
→ C2H5OH
b. Sulfuric acid hydration of ethylene process
Ethylene ditambah H2SO4 (pekat) menghasilkan ethylhidro sulfonat.
Kemudian hasil ini ditambahkan diethyl dan dihidrolisis sehingga
terjadi etanol dan asam encer.
Reaksi :
CH2 = CH2 + H2SO4→ C2H5OSO2OH
2 CH2 = CH2 + H2SO4→ C2H5OSO2C2H5
C2H5OS2OH5 + C2H5OSO2C2H5 → 3C2H5OH + H2SO4
2. Cara Fermentasi
Fermentasi dapat juga didefinisikan sebagai suatu proses biokimia yang
menghasilkan energi, dimana komponen organik sebagai penerima energi.
kimia dalam substrat/bahan organik karena aktivitas enzim yang
dihasilkan jasad renik. Sebagai substrat adalah glukosa dan jasad reniknya
adalah Saccharomyces cereviseae. Bila bahan dasarnya karbohidrat maka
perlu dilakukan hidrolisis terlebih dulu sehingga menjadi gula (glukosa)
untuk kemudian difermentasi.
Reaksi :
C6H12O6
→ 2C2H5OH + 2CO2
Glukosa Etanol Karbondioksida
Tabel 1.3 Kelebihan dan Kelemahan Proses Pembuatan Etanol
Proses Kondisi Operasi Kelebihan Kelemahan
Catalytic
Yield etanol yang
dihasilkan tinggi
yakni 95%
- Bahan baku
minyak bumi
terbatas
- Kondisi operasi
cukup tinggi
Yield etanol yang
dihasilkan tinggi
yakni 95%
- Bahan baku
minyak bumi
terbatas
- Kondisi operasi
cukup tinggi
Fermentasi
P : 1 atm
T : 30 o C
- Yield etanol cukup
tinggi yakni 90%
- Bahan baku dari
bahan nabati yang
mudah diperoleh
- Konstruksi murah
- Perlu pemisahan
produk
- Kondisi operasi
harus sangat
dijaga.
Dari tabel 1.3 proses pembuatan etanol yang dipilih adalah proses pembuatan
Tabel 1.4 Perbandingan Proses Batch dan Proses Kontinyu
Batch Kontinyu
Terdapat beberapa unit yang didesign
untuk memulai dan berhenti secara
berkala (siklus batch)
Terdapat beberapa unit yang beroperasi
24 jam/hari, 7 hari/minggu, plant shut
down hanya untuk maintenance
Kapasitas produksi lebih kecil dari 10 x
106 lb/tahun
Kapasitas produksi lebih besar dari 10
x 106 lb/tahun
Produk biasanya disesuaikan dengan
musim (seasonal), dalam satu plant
dapat menghasilkan lebih dari 1 produk
utama
Produk yang dihasilkan hanya 1
produk utama dan tidak terpengaruh
oleh musim
Waktu reaksi yang sangat lama Waktu reaksi singkat
Pada satu vessel dapat digunakan lebih
dari satu macam operasi
Satu vessel hanya untuk satu macam
operasi
Membutuhkan lebih banyak alat
pengendalian proses
Alat pengendalian proses yang
dibutuhkan tidak terlalu banyak
(Douglas, 1988)
Dari tabel 1.4 produksi bioetanol dengan proses fermentasi kontinyu lebih dipilih
Tabel 1.5 Dasar Pemilihan Bahan Baku
Dasar Pemilihan Molase Pati Ethylene
Pretreatment Tidak perlu
Perlu (diubah
menjadi glukosa)
Tidak perlu
Ketersediaan
Mudah (tebu,
sorghum, molasses)
Mudah (jagung,
singkong, kentang)
Sulit
Sifat Terbarukan Terbarukan Tidak Terbarukan
Nilai guna Rendah (limbah)
Tinggi (bahan
baku)
Tinggi (bahan
baku)
Yield
250 liter etanol/1000
kg
200 liter
etanol/1000 kg
166 liter
etanol/1000 kg
Dari tabel 1.5 bahan baku yang dipilih untuk produksi bioetanol adalah bahan
baku berbasis gula, yaitu tetes atau molase.
1.4.2. Alasan Pemilihan Proses
Dari tabel 1.3, 1.4 dan 1.5 maka dipilih pembuatan bioetanol dengan cara
fermentasi proses kontinyu dan bahan baku tetes/molase. Pertimbangan
pemilihan proses ini adalah :
1. Konversi etanol dengan proses kontinyu yang relatif tinggi yaitu 93%
3. Kondisi operasi sangat menguntungkan jika ditinjau dari segi keamanan
dan perancangan alat. Hal ini dapat berpengaruh pada biaya perancangan
alat yang lebih murah.
4. Harga bahan baku yang murah, karena bahan baku merupakan limbah.
5. Bahan baku mudah diperoleh.
1.4.3. Kegunaan Produk
Kegunaan etanol adalah sebagai berikut :
1. Sebagai bahan pelarut, misalnya pelarut cat, pelarut minyak, dan lain –
lain.
2. Sebagai campuran minuman dan campuran.
3. Sebagai obat antiseptic dengan kadar 70% dan kepentingan farmasi.
4. Sebagai desinfektan peralatan medis/laboratorium
5. Sebagai bahan baku industri, misalnya industri etil asetat, etil eter, glycol,
etil klorida dan lain – lain.
6. Sebagai biofuel/bahan bakar pada konsentrasi > 99%.
1.4.4. Sifat Fisis dan Kimia Bahan
a. Molase
Sifat Fisika Molase (PG Trangkil,2010) :
Komposisi molase adalah
- Air : 25%
- Abu : 8%
- Organic nonsugar : 5%
Wujud : cair
Warna : coklat
Sifat Kimia Molase (Olbrich, 1963) :.
Molase dapat terdekomposisi membentuk buih dan CO2 jika
disimpan pada kondisi penyimpanan yang tidak sesuai, kondisi
penyimpanan yang sesuai yaitu pada temperatur rendah dan tekanan
atmosferik.
b. Air
Sifat Fisika (Perry, 1999)
Rumus Molekul : H2O
Berat molekul : 18,01 kg/kmol
Wujud : Cairan
Warna : Tidak berwarna
Titik didih : 100oC
Titik beku : 0oC
Tekanan kritis : 218 atm
Temperatur kritis : 374,2oC
Sifat Kimia (Hart, 2003) :
Dalam bentuk ion, air terbentuk dari ion hidrogen (H+) dan ion
hidroksida (OH-)
H+ + OH- → H2O
Reaksi adisi air (hidrasi) alkena (ethylene) akan membentuk alkohol
(etanol)
CH2 = CH2 + H2O → C2H5OH
c. Etanol
Sifat fisika Etanol (Perry, 1999) :
Rumus Molekul : C2H5OH
Berat molekul : 46,07 g/mol
Titik didih : 78,32oC
Titik lebur : -112 oC
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
Spesifik Gravity : 0,786 pada 20oC
Sifat Kimia Etanol :
Reaksi adisi air (hidrasi) alkena (ethylene) akan membentuk alkohol
(etanol)
CH2 = CH2 + H2O → C2H5OH
Fermentasi glukosa dengan bantuan Saccharomyces cereviceae akan membentuk etanol (bioetanol).
C6H12O6 → 2C2H5OH + 2CO2
(Faith Keyes, 1950)
1.4.5. Konsep Proses
Proses pembuatan bioetanol dari molase meliputi 4 tahap utama yaitu
persiapan bahan baku, pembuatan biokatalis, proses fermentasi dan pemurnian
etanol (distilasi). Pada tahap persiapan bahan baku, molase diencerkan
terlebih dahulu dengan menambahkan air sampai menghasilkan larutan
glukosa 15% (w/w). Sedangkan tahap persiapan biokalis dilakukan dengan
mengimmobilisasi cell Saccharomyces cereviseae dengan Ca alginat. Cell
yang telah terimmobilisasi tersebut disusun membentuk tumpukan (bed)
dalam reaktor. Fermentasi dilakukan dalam reaktor yang telah berisi
tumpukan biokatalis dan dilakukan secara kontinyu. Etanol hasil fermentasi
dengan kadar 8-10% dipisahkan dari pengotor dan inert dengan proses filtrasi,
BAB II
DESKRIPSI PROSES
2.1. Spesifikasi Bahan Baku dan Produk
2.1.1 Spesifikasi Bahan Baku
1. Molase
Komposisi molasses :
- Gula : 62%
- Air : 25%
- Abu : 8%
- Organic nonsugar : 5%
Kapasitas panas : 0,5 cal/kg.oC
Specific gravity : 1,42
Viskositas (18o C) : 40 - 600 poise (pada 75 – 82 Brix)
(PG Trangkil, Pati)
2. Air
Rumus molekul : H2O
Berat molekul : 18,015 g/mol
Wujud : cair
Warna : tidak berwarna
Specific gravity : 1
Kemurnian : 100 % berat
2.1.2 Spesifikasi Produk
1. Etanol
Rumus Molekul : C2H5OH
Densitas : 0,788 kg/liter
Titik didih : 78,32oC
Titik beku : -112 oC
Wujud : Cair
Warna : Tidak berwarna
Kemurnian : 95 % volume
Impuritas ( air ) : 5 % volume
2.2 Konsep Proses
2.2.1 Dasar Reaksi
Pembuatan etanol dari molase dengan proses fermentasi secara
kontinyu dilakukan dalam reaktor yang berisi tumpukan biokatalis.
Biokatalis dipersiapkan dengan mengimobilisasi Saccharomyces
untuk menjaga agar proses produksi etanol terus berjalan maka dibuat
lebih dari satu reaktor dan saat biokatalis diganti aliran umpan masuk
reaktor diswitch ke reaktor yang lain. Reaksi yang terjadi sebagai
berikut :
2 C6H12O6
→ 2 C2H5OH + 2 CO2 ...(II-1)
(Hart, 2003)
2.2.2 Tinjauan Termodinamika
1. Panas reaksi
→ △H = -118 kJ/mol ..(II-2)
Dari data di atas dapat terlihat bahwa harga H < 0 sehingga reaksi
merupakan reaksi eksotermis.
2. Energi bebas Gibbs dan konstanta kesetimbangan
- ...(II-3)
- ...(II-4)
...(II-5)
(Perry, 1999)
- ...(II-6)
[ (- ) ⁄ - ⁄ ]— - ⁄
3. Konstanta kesetimbangan reaksi pada 298 K
Dari persamaan (15.14) Smith Van Ness edisi 5
- ...(II-7)
⁄
⁄
4. Konstanta kesetimbangan reaksi pada suhu operasi 303 K (30oC)
Dari nilai konstanta kesetimbangan pada keadaan standar 298 K,
dihitung nilai konstanta kesetimbangan reaksi pada 303 K.
Karena harga konstanta kesetimbangan yang cukup besar, maka reaksi
pembentukan etanol merupakan reaksi irreversible.
2.2.3 Tinjauan Kinetika
Reaksi Fermentasi
2 C6H12O6
→ 2 C2H5OH + 2 CO2
Pembentukan produk pada proses fermentasi mengikuti metode
persamaan Monod untuk memudahkan proses perhitungan. Laju pengubahan
glukosa oleh yeast cell menjadi etanol dapat ditulis melalui persamaan umum
laju reaksi sebagai berikut :
Persamaan kecepatan reaksi (Monod’s Equation)
Km S S / )(1 P/Kp
Nilai parameter yang telah diketahui untuk persamaan kinetik (2-1) antara
Dengan :
-rA = kecepatan reaksi pengurangan C6H12O6, kg/m3.jam
KZ = konstanta kecepatan reaksi
Ym = fermentation power
Km = konstanta kecepatan reaksi
Ks = konstanta kecepatan reaksi
Kp = konstanta kecepatan reaksi
S = konsentrasi substrat (C6H12O6), kg/m3
P = konsentrasi produk (C2H5OH), kg/m3
(Wei Youh Kuu, 1982)
2.2.4 Kondisi Operasi
Kondisi operasi sangat menentukan jalannya proses untuk
menghasilkan produk. Pada perancangan ini dipilih kondisi operasi reaksi
fermentasi sebagai berikut :
Suhu : 30o C
Tekanan : 1 atm
Fase reaksi : cair
Waktu tinggal :2708,46 detik
Biokatalis : Cell : Saccharomyces cereviseae
Diameter : 0,004 m
Bulk density : 6,667 kg/m3
Umur : 20 hari - 60 hari
(Wei Youh Kuu, 1982)
2.3 Diagram Alir Proses dan Tahapan Proses
2.3.1 Diagram Alir Proses
Diagram alir ada tiga macam, yaitu :
a. Diagram alir proses (Terlampir)
b. Diagram alir kualitatif (Gambar 2.1)
Bab II Deskripsi Proses | 23 Molase 62 % berat glukosa
-Glukosa 10% volum + pengotor -Etanol
Bab II Deskripsi Proses | 24 Molase 62 % berat glukosa
1600,95 kg 10% volum + pengotor
6165,97 kg
Larutan Etanol 10% volum 5888,37 kg
commit to user
2.3.2 Tahapan Proses
Proses pembuatan Etanol dapat dibagi dalam tiga tahap yaitu :
1. Tahap penyiapan bahan baku
2. Tahap proses reaksi
3. Tahap pemurnian produk
2.3.2.1Tahap Persiapan Tetes / Molase dan Biokatalis
a. Persiapan Tetes / Molase
Bahan baku molase dengan komposisi glukosa (62%), air
(25%), abu (8%), dan senyawa nonsugar (5%) dari tangki
penyimpanan T-01 disaring untuk menghilangkan pengotor padat,
seperti serat dan lain -lain.
b. Pembuatan Biokatalis, Saccharomyces Cerevisiae teramobil Ca
Alginat
Dry yeast dikembangbiakkan dalam tangki seeding dengan
penambahan nutrien (KH2PO4 dan Na2PO4). Dari tangki seeding
dialirkan ke mixer dan dicampur dengan 2% support Na Alginat.
Keluaran mixer dimasukkan ke spray / atomizer dengan tujuan
mengubah larutan hasil mixer menjadi droplet. Droplet campuran
yeast dan sodium aginat ditampung dalam tangki yang berisi larutan
CaCl2 sehingga sodium alginate bereaksi dengan larutan CaCl2
membentuk Ca alginate. Beads yang terbentuk kemudian dilewatkan
commit to user
2.3.2.2Tahap Proses Reaksi
Molase dari tangki penyimpanan molase (T-01) dipompa ke mixer
M-01. Air pada suhu 30oC ditambahkan untuk mengencerkan molase
menjadi larutan glukosa (15% w). Dari mixer (M-01) larutan glukosa
(15% w) dipompa menuju reaktor R-01 A/B/C (paralel). Reaktor R-01
A/B/C merupakan reaktor packed bed dimana pada bagian shell berisi
tumpukan bed biokatalis (saccharomyces cereviciae yang di immobilisasi
pada Ca alginate). Reaksi yang terjadi di dalam fermentor :
2 C6H12O6
→ 2 C2H5OH + 2 CO2
Glukosa Etanol Karbondioksida
Reaksi fermentasi terjadi pada suhu 30 – 35oC, tekanan 1 atm dan
pH sebesar 5. Laju alir larutan glukosa (15% w) dari Mixer-01 sebesar
6617,27 kg/jamdan waktu tinggal dalam reaktor selama 2708,46 detik.
Larutan etanol yang terbentuk dan glukosa yang tidak bereaksi
dipompa menuju filter F-01 untuk memisahkan pengotor yang tercampur
dalam larutan etanol. Gas karbondioksida yang merupakan hasil samping
reaksi dilepaskan ke atmosfer.
2.3.2.3Tahap Pemurnian Produk
Campuran etanol dan air hasil proses fermentasi dilewatkan filter
F-01 A/B. Dari F-01 A/B, larutan etanol dipanaskan suhunya sampai
98,9oC dalam heat exchanger E-01. Dari E-01 dipompa menuju menara
commit to user
Umpan masuk menara distilasi MD-01 pada tekanan 1 atm dan
suhu 98,9oC. Jenis menara distilasi MD-01 adalah tray tipe sieve dan
umpan masuk pada plate ke – 6. Hasil atas MD-01 adalah larutan etanol
45% volum, yang akan dikondensasikan di condenser I (CD-01) pada
suhu 94,18o C. Dari CD-01 di pompa ke accumulator I (Acc-01),
kemudian dipompa untuk sebagian dijadikan refluks. Sebesar 19,08% w
dari CD-01 akan diumpankan ke menara destilasi II (MD-02). Sedangkan
hasil bawah akan dipompa ke unit pengolahan limbah.
Larutan etanol (45% v) hasil menara distilasi MD-01 dipompa ke
MD-02 pada tekanan 1 atm dan suhu 94,18o C. Jenis menara distilasi
MD-02 adalah tray tipe sieve dan umpan masuk pada plate ke – 7. Hasil atas
menara destilasi II (MD-02) adalah larutan etanol 95% volum yang akan
dikondensasikan di condenser II (CD-02) pada suhu 80,72o C. Dari CD-02
di pompa ke accumulator II (Acc-02), kemudian dipompa untuk sebagian
dijadikan refluks MD-02. Sebesar 19,08% w dari CD-02 diambil sebagai
larutan etanol produk. Sedangkan hasil bawahnya MD-02 dipompa ke unit
commit to user
2.4 Neraca Massa dan Neraca Panas
2.4.1 Neraca Massa
Produk : Etanol 95%
Kapasitas : 5000 kL/tahun
Satu tahun produksi : 330 hari
Waktu operasi selama 1 hari : 24 jam
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : Kg/jam
2.4.1.1 Neraca Massa Overall
Tabel 2.1 Jumlah Arus Input
Komponen
Nomor Arus Input (kg/jam)
1 2
Glukosa 992,59 -
Air 400,24 5016,32
Nonsugar 80,05 -
Abu 128,08 -
CO2 - -
Etanol - -
commit to user
Tabel 2.2 Jumlah Arus Output
Komponen
Nomor Arus Output (kg/jam)
5 7 9 10 11
Glukosa - - 69,84 - -
Air - 69,48 4578,64 32,63 735,81
Nonsugar - 80,05 - - -
Abu - 128,08 - - -
CO2 451,30 - - - -
Etanol - - 5,94 464,93 0,94
Total 6617,27
2.4.1.2Neraca Massa Tiap Alat
a. Neraca Massa Di sekitar Mixer (M-01)
Tabel 2.3 Neraca Massa di Sekitar Mixer (M-01)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
F1 F2 F3
Glukosa 992,59 - 992,59
Air 400,24 5016,32 5416,56
Abu 128,08 - 128,08
Nonsugar 80,05 - 80,05
Total
1600,95 5016,32
commit to user
b. Neraca Massa di Sekitar Reaktor Fermentasi (R-01 A/B/C)
Tabel 2.4 Neraca Massa di Sekitar Reaktor Fermentasi (R-01 A/B/C)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
F3 F4 F5
Etanol - 471,81 -
Glukosa 992,59 69,48 -
Air 5416,56 5416,56 -
Abu 128,08 128,08 -
Nonsugar 80,05 80,05 -
CO2 - - 451,30
Total 6617,27
6165,97 451,30
commit to user
c. Neraca Massa di sekitar Filter (F-01)
Tabel 2.5 Neraca Massa di Sekitar Filter (F-01)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
F4 F6 F7
Etanol 471,81 471,81 -
Glukosa 69,48 69,48 -
Air 5416,56 5347,08 69,48
Abu 128,08 - 128,08
Nonsugar 80,05 - 80,05
Total 6165,97
5888,37 277,61
6165,97
d. Neraca Massa di sekitar Menara Destilasi I (MD-01)
Tabel 2.6 Neraca Massa di Sekitar Menara Destilasi I (MD-01)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
F6 F8 F9
Etanol 471,81 465,87 5,94
Air 5347,08 768,44 4578,64
Glukosa 69,48 69,48
Total 5888,37
1234,31 4654,06
commit to user
e. Neraca Massa di sekitar Menara Destilasi II (MD-02)
Tabel 2.7 Neraca Massa di Sekitar Menara Destilasi II (MD-02)
Komponen
Input (kg/jam) Output (kg/jam)
F8 F10 F11
2.4.2 Neraca Panas
Basis perhitungan : 1 jam operasi
Satuan : kJ
c. Neraca Panas di Sekitar Mixer (M-01)
Tabel 2.8 Neraca Panas di Sekitar Mixer (M-01)
Komponen Qin (kJ) Qout (kJ)
Arus F1 F2 F3
Air 8384,55 105085,97 113470,53
Glukosa 6522,97 0,00 6522,97
Total panas 199584,16 105085,97 304670,13
commit to user
d. Neraca Panas di Sekitar Reaktor Fermentasi (R-01 A/B/C)
Tabel 2.9 Neraca Panas di Sekitar Reaktor Fermentasi (R-01 A/B/C)
Komponen
Qin (kJ) Qout (kJ)
F3 F4 F5
Etanol - 4644,82 -
Air 37823,51 94911,16 -
Glukosa 2174,30 382.32 -
Abu 31148,12 78242,20 -
Nonsugar 30404,53 76374,35 -
CO2 - - 48710,04
Total 101550,46 254554,86 48710,04
Jumlah 303264,90
Reaksi 201714,44 -
commit to user
e. Neraca Panas di Sekitar Filter (F-01)
Tabel 2.10 Neraca Panas di Sekitar Filter (F-01)
Komponen
Qin (kJ) Qout (kJ)
F4 F6 F7
Etanol 13934,47 13934,47 -
Glukosa 1146,95 1146,95 -
Air 284733,48 281081,11 3652,37
Abu 234726,61 - 234726,61
Nonsugar 229123,05 - 229123,05
Total 763664,57
296162,54 467502,03
commit to user
f. Neraca Panas di sekitar Menara Destilasi I (MD-01)
Tabel 2.11 Neraca Panas di Sekitar Menara Destilasi I (MD-01)
Komponen
Qin (kJ) Qout (kJ)
F6 F8 F9
Etanol 53636,94 49139,26 686,76
Air 2007371,21 266958,93 1747189,14
Jumlah 2061008,15
316098,19 1747875,91
2063974,10
Reboiler 11089163,53 -
Kondender - 11086197,58
commit to user
g. Neraca Panas di sekitar Menara Destilasi II (MD-02)
Tabel 2.12 Neraca Panas di Sekitar Menara Destilasi II (MD-02)
Komponen
Qin (kJ) Qout (kJ)
F8 F10 F11
Etanol 49137,66 38456,83 108,72
Air 266951,38 9166,64 276593,09
Jumlah 316089,03
47623,48 276701,81
324325,28
Reboiler 2293254,77 -
Kondender - 2285018,52
commit to user
2.5 Lay Out Pabrik dan Peralatan
2.5.1 Lay out pabrik
Tata letak pabrik merupakan suatu pengaturan yang optimal dari
seperangkat fasilitas-fasilitas dalam pabrik. Tata letak yang tepat sangat penting
untuk mendapatkan efisiensi, keselamatan, dan kelancaran kerja para pekerja
serta keselamatan proses. Tata letak pabrik etanol dapat dilihat pada gambar 2.3.
Secara garis besar lay out dibagi menjadi beberapa bagian, yaitu :
a. Daerah administrasi / perkantoran, laboratorium dan ruang kontrol
Merupakan pusat kegiatan administrasi pabrik yang mengatur kelancaran
operasi. Laboratorium dan ruang kontrol sebagai pusat pengendalian proses,
kualitas dan kuantitas bahan yang akan diproses serta produk yang dijual
b. Daerah proses
Merupakan daerah dimana alat proses diletakkan dan proses berlangsung.
c. Daerah penyimpanan bahan baku dan produk.
Merupakan daerah untuk tangki bahan baku dan produk.
d. Daerah gudang, bengkel dan garasi.
Merupakan daerah untuk menampung bahan-bahan yang diperlukan oleh
pabrik dan untuk keperluan perawatan peralatan proses.
e. Daerah utilitas
Merupakan daerah dimana kegiatan penyediaan bahan pendukung proses
berlangsung dipusatkan.
commit to user
Keterangan gambar :
1. Area perluasan
2. Utilitas
3. Unit pengolahan limbah
4. Area proses
10.Laboratorium
11.Gudang
12.Parkir karyawan
13.Pos keamanan
14.Garasi
15.Pemadam kebakaran
commit to user
17.Pos keamanan
18.Bengkel
19.Parkir
20.Pos keamanan
Gambar 2.3 Lay Out Pabrik Etanol
2.5.2 Lay out peralatan
Lay out peralatan pada pabrik etanol dapat dilihat pada gambar 2.4.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menentukan lay out peralatan proses
pada pabrik etanol, antara lain :
1. Aliran bahan baku dan produk
2. Aliran udara
3. Pencahayaan
4. Lalu lintas manusia
5. Pertimbangan ekonomi
6. Jarak antar alat proses
commit to user
Keterangan :
1. T-01 : Tangki Molase 2. M-01 : Mixer
3. R-01/02/03 : Reaktor 4. F-01 : Filter
BAB III
SPESIFIKASI ALAT
3.1Mixer
3.1.1 Dimensi Mixer
Fungsi : Mencampur umpan molase 62% berat dengan fresh feed
water menjadi larutan glukosa 15% berat
Kode Alat : M-01
Tipe : Silinder tegak dengan torispherical head and bottom
Jumlah : 1 buah
Kondisi operasi : T = 300C
P = 1 atm
t = 10 menit
Material : Carbon steels SA-283 grade C
Volume : 1,1878 m3
Diameter : 1,0786 m
Tinggi shell : 1,0786 m
Tebal shell : 0,0048 m
Tinggi head : 0,2410 m
Tebal head : 0,0048 m
3.1.2 Dimensi Pengaduk
Jenis : Marine Propeller dengan 3 blade dan 4 baffle
Jumlah : 1 buah
Diameter : 0,3595 m
Kecepatan : 208,3373 rpm
Daya : 3 Hp
3.2 Reaktor
Kode : R-01 A/B/C
Fungsi : sebagai tempat berlangsungnya reaksi glukosa menjadi etanol
dan CO2 dengan biokatalis Immobilized Cells
Tipe : Single Bed Catalytic Reactor
Jumlah : 6 buah
Kondisi operasi : T = 300C
P = 1 atm
t = 2708,46 detik
Non isotermal dan adiabatis
Bahan biokatalis : Cell = Saccharomyces cereviseae
Support = Ca Alginat
Material : Carbon steels SA-283 grade C
Volume : 6,7605 m3
Tinggi shell : 7,6190 m
Tebal shell : 0,0476 m
Jenis head : Torispherical Dished Head
Tinggi head : 0,2202 m
Tebal head : 0,0476 m
Tinggi total : 8,0593 m
3.3Filter
Kode : F-01 A/B
Fungsi : Memisahkan padatan terlarut keluaran Reaktor
Tipe : Plate and Frame Filter
Jumlah : 2 buah
Kondisi Operasi : P = 1 atm
T = 37,5560C
Material : Carbon steels SA-283 grade C
Luas Frame : 4,921 m2
Lebar Frame : 2,22 m
Tinggi Frame : 2,22 m
Tebal Frame : 0,01 m
Jumlah Frame : 140 buah
3.4Menara Destilasi
Tabel 3.1 Spesifikasi Menara Destilasi
Spesifikasi Menara Destilasi 1 Menara Destilasi 2
Kode MD-01 MD-02
Fungsi
Memisahkan produk
etanol dan air dengan top
product larutan etanol
45% volum
Memisahkan produk
etanol dan air dengan top
product larutan etanol 95% volum
Jenis Tray column Tray column
Jumlah 1 buah 1 buah
Material Carbon steel SA 285 C Carbon steel SA 285 C
Tekanan operasi 1 atm 1 atm
Suhu top 96,92o C 82,969o C
Suhu bottom 99,99oC 99,99oC
Diameter 1,143 m 1,346 m
Tebal shell atas 0,0048 m (0,1875 in) 0,0048 m (0,1875 in)
Tebal shell bawah 0,0159 m (0,625 in) 0,0048 m (0,1875 in)
Jenis head Torispherical head Torispherical head
Tinggi head atas 0,0058 m 0,00676 m
Tinggi head bawah 0,00584 m 0,00676 m
Tabel 3.1 Spesifikasi Menara Destilasi (Lanjutan)
Spesifikasi Menara Destilasi 1 Menara Destilasi 2
Tebal head bawah 0,0635 m (0,25 in) 0,0635 m (0,25 in)
Jenis plate Sieve tray Sieve tray
Jumlah plate 47 52
Plate spacing 0,5 m 0,5 m
Feed plate Plate ke-6 dari atas Plate ke-7 dari atas
Tinggi total 30,22 m 33,47 m
3.5Condenser
Tabel 3.2 Spesifikasi Condenser
Spesifikasi Condenser 1 Condenser 2
Kode alat CD – 01 CD – 02
Fungsi Mengkondensasikan uap
hasil atas menara
destilasi 1
Mengkondensasikan uap
hasil atas menara
destilasi 2
Tipe Shell and Tube Shell and tube
Jumlah 1 buah 1 buah
Beban panas 11.086.197,58 kJ/jam 2.285.018,52 kJ/jam
Luas transfer panas 1138,36 ft2 343,26 ft2
Tabel 3.2 Spesifikasi Condenser (Lanjutan)
Spesifikasi Condenser 1 Condenser 2
Shell side
Fluida Vapor top product
MD-01
Vapor top product MD-02
Laju alir 6466,35 kg/jam 2588,93 kg/jam
Material Stainless steel SA 283 grade C
Suhu masuk 96,92 oC 82,969 oC
Suhu keluar 94,188 oC 80,717 oC
ID shell 39 in 23,25 in
Baffle 29,25 in 17,44 in
Pass 1 1
Presssure drop 1,97 psi 1,95 psi
Tube side
Fluida Air pendingin Air pendingin
Laju alir 216.326,37 kg/jam 44.587,855 kg/jam
Material Cast steel
Suhu masuk 30o C 30o C
Suhu keluar 40o C 40o C
OD tube 0,75 in 0,75 in
Tabel 3.2 Spesifikasi Condenser (Lanjutan)
Spesifikasi Condenser 1 Condenser 2
Susunan Triangular Triangular
BWG 18 18
Jumlah tube 965 219
Pitch 1 in 1 in
Pass 2 2
Presssure drop 1,72 psi 1,93 psi
Rd required 0,003 hr.ft2F/BTU 0,003 hr.ft2F/BTU Rd calculated 0,0032 hr.ft2F/BTU 0,0035 hr.ft2F/BT
3.6Reboiler
Tabel 3.3 Spesifikasi Reboiler
Spesifikasi Reboiler 1 Reboiler 2
Kode alat RB – 01 RB – 02
Fungsi Menguapkan sebagian
liquid hasil bawah
menara destilasi 1
Menguapkan sebagian
liquid hasil bawah
menara destilasi 2
Tipe Kettle Kettle
Tabel 3.3 Spesifikasi Reboiler (Lanjutan)
Spesifikasi Reboiler 1 Reboiler 2
Beban panas 11.089.163,53 kJ/jam 2.293.254,77 kJ/jam
Panjang pipa 1,8288 m 1,8288 m
Shell side
Fluida Hasil bawahMD-01 Hasil bawahMD-02
Laju alir 9638,69 kg/jam 1854,05 kg/jam
Material Stainless steel SA 283 grade C
Suhu masuk 99,9967 oC 99,9967 oC
Suhu keluar 99,9994 oC 99,9994 oC
ID shell 29 in 15,25 in
Baffle 21,75 in 11,44 in
Pass 1 1
Presssure drop Diabaikan Diabaikan
Tube side
Fluida Steam Steam
Laju alir 5196,166 kg/jam 1074,574 kg/jam
Material Cast steel
Suhu masuk 143,33o C 143,33o C
Tabel 3.3 Spesifikasi Reboiler (Lanjutan)
Spesifikasi Reboiler 1 Reboiler 2
OD tube 0,75 in 0,75 in
ID tube 0,652 in 0,652 in
BWG 18 18
Jumlah tube 573 119
Susunan Triangular Triangular
Pitch 1 in 1 in
Pass 2 2
Presssure drop 0,0081 psi 0,0081 psi
Rd required 0,001 hr.ft2F/BTU 0,001 hr.ft2F/BTU Rd calculated 0,0013 hr.ft2F/BTU 0,0013 hr.ft2F/BT
3.7Accumulator
Tabel 3.4 Spesifikasi Accumulator
Spesifikasi Accumulator 1 Accumulator 2
Kode alat ACC – 01 ACC – 02
Fungsi Menyimpan kondensat
larutan etanol dari CD-01
Menyimpan kondensat
larutan etanol dari CD-02
Tabel 3.4 Spesifikasi Accumulator (Lanjutan)
Spesifikasi Accumulator 1 Accumulator 2
Jumlah 1 buah 1 buah
Suhu operasi 94,19 oC 80,717 oC
Tekanan operasi 1 atm 1 atm
Material Carbon steel SA 283 C Carbon steel SA 283 C
Volume 1,41 m3 0,6736 m3
Shell
Diameter 0,824 m 0,6438 m
Panjang shell 2,473 m 1,9314 m
Tebal shell 0,004763 m (0,1875 in) 0,004763 m (0,1875 in)
Head
Tebal head 0,004763 m (0,1875 in) 0,004763 m (0,1875 in)
Panjang head 0,193 m 0,166 m
3.8 Tangki Penyimpanan
Tabel 3.5 Spesifikasi Tangki
Spesifikasi Tangki Bahan Baku Tangki Produk
Kode alat T-01 A/B/C T-02
Fungsi Menyimpan molase
selama 30 hari
Menyimpan produk etanol
95% selama 30 hari
Tipe Tangki silinder tegak
dasar rata dan atap
conical
Tangki silinder tegak dasar
rata dan atap conical
Jumlah 3 buah 1 buah
Volume 2620 bbl (110.040
gallon)
3670 bbl (154.140
gallon)
Suhu operasi 30 oC 35 ºC
Tekanan operasi 1 atm 1 atm
Material Carbon steel SA 283 C Carbon steel SA 283 C
Tabel 3.5 Spesifikasi Tangki (Lanjutan)
Spesifikasi Tangki Bahan Baku Tangki Produk
Course 3 0,5625 in (0,0143 m) 0,5625 in (0,0143 m)
Course 4 0,5 in (0,0127 m) 0,5625 in (0,0143 m)
Course 5 0,4375 in (0,0111 m) 0,5 in (0,0127 m)
Course 6 0,5 in (0,0127 m)
Course 7 0,4375 in (0,0111 m)
Tebal head 0,4375 in (0,0111 m) 0,4375 in (0,0111 m)
Tinggi head 1,3867 m 1,3867 m
Sudut θ 20o 20o
3.9Heat Exchanger
Tabel 3.6 Spesifikasi Heat Exchanger
Spesifikasi Heat Exchanger 1 Heat Exchanger 2
Kode alat HE – 01 HE - 02
Fungsi Memanaskan larutan
etanol sebagai umpan
menara distilasi I
Menurunkan suhu
larutan etanol 95%
keluaran ACC-02
untuk disimpan dalam
storage tank.
Tipe Double pipe Double pipe
Jumlah 1 buah 1 buah
Beban panas 1.439.967,228 kJ/jam 51.739,261 kJ/jam
Annulus
Fluida Steam Larutan etanol 95%
Laju alir 674,74 kg/jam 497,56 kg/jam
Material Carbon Steel SA 283 grade C
Suhu masuk 143,33 oC 80,717 oC
Suhu keluar 143,33 oC 40 oC
OD 2,38 in (0,06045 m) 2,38 in (0,06045 m)
ID 2,067 in (0,0525 m) 2,067 in (0,0525 m)
Tabel 3.6 Spesifikasi Heat Exchanger (Lanjutan)
Spesifikasi Heat Exchanger 1 Heat Exchanger 2
Inner pipe
Fluida Larutan etanol Pendingin air
Laju alir 5888,37 kg/jam 1237,40 kg/jam
Material Cast steel
Suhu masuk 37,5597 oC 30 oC
Suhu keluar 98,918 oC 40 oC
OD 1,66 in (0,042 m) 1,66 in (0,042 m)
ID 1,38 in (0,035 m) 1,38 in (0,035 m)
Pressure drop 8,61 psi 0,0619 psi
3.10 Pompa
Tabel 3.7 Spesifikasi Pompa
Spesifikasi Pompa 1 Pompa 2 Pompa 3
Kode alat P – 01 P – 02A/B/C P – 03
Fungsi Mengalirkan molase
dari T-01 ke mixer
M-01
Mengalirkan larutan
glukosa dari mixer
M-01ke reaktor
R-01 A/B/C
Mengalirkan larutan
etanol dari reaktor
R-01 ke filter F-R-01
Jenis Centrifugal Centrifugal Centrifugal
Kapasitas 6,042 gpm 10,651 gpm 31,972 gpm
Power pompa 0,0833 HP 0,3333 HP 3 HP
Power motor 0,125 HP 0,5 HP 5 HP
NPSHrequired 0,9417 ft 1,3742 ft 2,859 ft
NPSHavailable 5, 3376 ft 36,1845 ft 28,549 ft
Pipa
Nominal 1 in 1,25 in 2 in
SN 40 40 40
Tabel 3.7 Spesifikasi Pompa (Lanjutan)
Spesifikasi Pompa 4 Pompa 5 Pompa 6
Kode alat P – 04 P – 05 P – 06
Fungsi Mengalirkan
larutan etanol
dari filter F-01
ke MD-01
Mengalirkan hasil
atas MD-01 sebagi
reflux dan menuju MD-02
Mengalirkan hasil
atas MD-02 sebagi
reflux dan menuju T-02
Jenis Centrifugal Centrifugal Centrifugal
Kapasitas 31,367 gpm 40,112 gpm 18,359 gpm
Power pompa 2 HP 2 HP 1,5 HP
Power motor 3 HP 3 HP 2 HP
NPSHrequired 2,8232 ft 3,3262 ft 1,977 ft
NPSHavailable 97,4847 ft 62,3460 ft 62,3494 ft
Pipa
Nominal 2 in 2,5 in 1,5 in
SN 40 40 40