• Tidak ada hasil yang ditemukan

LAPORAN PKL Praktek Kuliah Lapangan I GE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "LAPORAN PKL Praktek Kuliah Lapangan I GE"

Copied!
50
0
0

Teks penuh

(1)

LAPORAN PKL (Praktek Kuliah Lapangan) I GEOGRAFI

SEMESTER I

Laporan ini disusun untuk memenuhi tugas nilai Mata Kuliah Geomorfoogi, Geologi, dan Kartografi Tahun 2016 Semester I

Dosen Pembimbing:

Drs. Sriyono, M.Si

Andi Irwan Benardi, S.Pd,. M.Pd

Disusun Oleh:

Kelompok : 8

Nama Anggota :

1. Ainun Nafi’ah (3201416009) 2. Niken Saraswati (3201416017) 3. Irfan Nur Syarif (3201416041)

4. Vitho Anugrah Pratomo (3201416025) 5. Selamet Dwi Prasetyo (3201416033)

Prodi: Pendidikan Geografi

Rombel : I

JURUSAN GEOGRAFI

FAKULTAS ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

(2)

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang, kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini yaitu Laporan PKL (Praktek Kuliah Lapangan) Geografi Semester I Tahun 2016. Laporan ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan laporan ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan laporan ini. Kami ucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. Sriyono, M.Si selaku dosen pengampu Mata Kuliah Geologi Dasar. Yang telah banyak memberi wawasan materi pembelajaran dalam kegiatan PKL.

2. Bapak Andi Irwan Bernadi, S.Pd, S.Si selaku dosen pengampu Mata Kuliah Geomorfologi Dasar. Yang telah banyak memberi wawasan materi materi pembelajaran dalam kegiatan PKL.

3. Para panitia PKL Geografi tahun 2016 yang telah memberi kesempatan dan penyediaan sarana maupun prasarana bagi seluruh peserta PKl Geografi semester I dengan berjalan dengan baik dan lancar.

4. Teman-teman yang telah membantu dalam mendapat informasi dalam membuat laporan PKL ini.

Tak ada gading yang tak retak. Pepatah itu memang benar adanya untuk menggambarkan laporan kami ini. Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih banyak kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasa dalam laporan ini. Oleh karena itu kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperberbaiki laporan kami ini. Akhir kata kami berharap semoga laporan ini yaitu Laporan PKL Geografi Semester I Tahun 2016 dapat memberikan manfaat bagi para pembaca dan teman-teman dalam menambah wawasan mengenai kajian geomorfologi, geologi dan kartografi dalam kegiatan PKL.

(3)

Penyusun,

DAFTAR ISI

(4)
(5)

E.2 Deskripsi secara Geomorfologi

...34 E.3 Deskripsi secara Geologi

...34

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ... ...36

B. Saran ... ...36

DAFTAR PUSTAKA

...38

BAB I

(6)

A. Latar Belakang

Geografi adalah proses pembelajaran diselenggarakan dalam ruang kelas dapat dikembangakan daa akan lebih dikembangkan dan dihidupkan melalui Kuliah Kerja Lapangan . Proses-proses geografi sangat perlu menghubungkan antara teori-teori atau konsep-konsep di kelas dan praktek di lapangan.

Kegiatan Praktek Pembelajaran Geografi Lapangan merupakan kegiatan yang selalu dilakukan oleh mahasiswa geografi pada setiap semester. Kegiatan tersebut dilakukan untuk memenuhi tujuan proses belajar-mengajar geogarfi yaitu menanamkan cara berpikir geografi yaitu meliputi berfikir secara kritis mengenai faktor, proses, dan relasi terhadap fenomena-fenomena geosfer secara komprehensif dan integral melalui pendekatan kelingkungan, kewilayahan dalam konteks keruangan dalam segala aspek geografi. Fenomena geosfer tidak akan dapat dipahami jika hanya dipelajari dalam kelas dan hanya berupa teori. Tetapi fenomena geosfer tersebut harus dipelajari pula dengan pembelajaran di luar kelas yang berupa praktek nyata di lapangan. Agar mahasiswa dapat mengetahui sebenarnya fenomena-fenomena geosfer itu dapat terjadi, akibat yang ditimbulkan dari adanya fenomena geosfer tersebut, dan mengaitkan fenomena-fenomena geosfer yang ada di lapangan dengan pembelajaran di kelas sebagai bahan pembelajaran yang tidak terpacu hanya pada konsep atau teori saja tetapi mengkaitkan dengan fakta atau duni nyatanya di lapangan. Seperti yang kita ketahui bahwa ilmu itu harus dikembangkan tidak hanya melalui materi atau teori tetapi pastinya di dukung dengan praktik yang sesuai denga keadaan yang sebenarnya.

Pada Kegiatan Praktek Pembelajaran Geografi Lapangan semester 1 ini mahasiswa diminta untuk dapat mengkaitkan bagaimana fenomena geosfer yang terdapat di 5 obyek yang berada di Kota Semarang. Semarang merupakan salah satu kota yang terletak di wilayah Pantai Utara Pulau Jawa. Kota Semaranag terletak pada garis 6o50’ – 7o10’ LS dan garis 109o35’ –

110o50’ BT. Kota Semarang memiliki beberapa macam bentuk lahan yang

(7)

lain terdapat bentuk lahan fluvial, bentuk lahan marine, bentuk lahan struktural, bentuk lahan denudasional, maupun bentuk lahan vulkanis. Mengenai bentuk lahan Semarang yang bermacam-macam Kegiatan PKL ditujukan untuk meneliti dan memepelajari proses terbentuknya, jenis-jenis bentuk lahan dan karakteristinya, contoh bentuk lahan dan berbagai material yang ada di sekitar bentuk lahan tersebut. Untuk itu pada kegiatan PKL tersebut mengunjungi lima obyek untuk diteliti, dipelajari dan dikaikan dengan ilmu-ilmu geografi yang telah di pelajari di kelas dengan di lapangan, obyek-obyek tersebut antara lain Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina dan Rawa Pening.

(8)

Pantai Marina adalah bentuk lahan marine yang ada di Kota Semarang. Selain sebagai bentuk lahan marine, Pantai Marina dapat dikatakan pula sebagai bentuk lahan antropogenik karena pantai marina merupakan pantai yang terbentuk dari hasil kegiatan reklamasi atau buatan manusia. Wilayah Pesisir Semarang memiliki topografi yang landai dengan sebagian besar wilayahnya yang sebagian besar hampir sama dengan tingginya permukaan laut. Pantai Marina bersifat landai dan juga merupkan bentuk dataran alluvial. Materialnya anatara lain yaitu endapan lumpur. Rawa Pening merupakan geosinklinal yang terbentuk sebagai akibat dari garivitasi tektonik, berupa runtuhnya sebagian dari lereng vulkan purba Suropati. Rawa Pening sering mengalami pendangkalan kaarena adanya proses sedimentasi karena pertumbuhan pesat gulma yang berupa eceng gondok.

(9)

2. Bagaimana analisis fenomena geosfer yang terdapat di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening baik dari segi geomorfologi, geologi maupun kartografi?

3. Bagaimana keterkaitan fenomena geosfer yang terdapat di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening antara segi geomorfologi dengan geologi maupun dengan kartografi serta pada konsep atau teori yang dipelajari di kelas?

4. Bagaimana karakteristik bentuk lahan yang ada pada Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening ?

5. Material apa sajakah yang terbentuk akibat adanya bentuk lahan di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening ?

6. Bagaimana Hasil pengukuran dalam menemukan fakta dan data fenomena geosfer dilapangan yang berkaitan dengan dari segi geomorfologi, geologi maupun kartografi?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui beberapa fenomena geosfer yang terdapat di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening baik dari segi geomorfologi, geologi maupun kartografi.

2. Untuk mengetahui analisis fenomena geosfer yang terdapat di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening baik dari segi geomorfologi, geologi maupun kartografi.

(10)

4. Untuk mengetahui karakteristik bentuk lahan yang ada pada Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening.

5. Untuk mengetahui material yang terbentuk akibat adanya bentuk lahan di Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina, dan Rawa Pening.

6. Untuk mengetahui hasil pengukuran dalam menemukan fakta dan data fenomena geosfer dilapangan yang berkaitan dengan dari segi geomorfologi, geologi maupun kartografi.

D. Manfaat

1. Mahasiswa dapat mengidentifikasi fenomena geosfer yang ada dilapangan dan dikaitkan dengan konsep atau teori.

2. Mahasiswa dapat termapil dalam menggunakan alat dalam pengukuran untuk mencari data mengenai fenomena geosfer, baik alat dalam praktikum geomorfologi, geologi maupun kartografi.

3. Mahasiswa dapat terampil menggambarkan kenampakan bnetuk lahan yang ada dilapangan dalam bentuk sketsa yang mengandung unsur arah, jarak, luas, dan lokasi.

4. Mahasiswa dapat mengetahui keukurangan maupun kelebihan dari fenomena-fenomena geosfer yang ada di lapangan.

5. Mahasiswa dapat berpikir kritis mengenai fenomena geosfer di lapangan yang ditunagkan dalam bentuk laporan tertulis.

E. Landasan Teori

(11)
(12)

mencakup litologi, muka airtanah, kemiringan lereng, curah hujan, jarak terhadap aliran sungai, jarak terhadap patahan, potensi gerakantanah, letusan gunungapi, banjir berkala, jarak dari garis pantai, mataair, dan permeabilitas serta aspek pendukung yang mencakup daerah lindung, pemukiman, jarak terhadap jalan raya, dan jarak terhadap bandara.

(13)

Akibatnya, tanah yang sebenarnya sudah labil menjadi longsor.Tanah warga di dusun tersebut retak-retak, bangunan dan sarana lingkungan rusak. Kedua dusun tersebut sekarang tidak layak untuk tempat tinggal. Pengeprasan di Kelurahan Ngaliyan berada di atas tebing dengan ketinggian sekitar 80 meter dan kemiringan hampir 90 derajat. alat berat yang mengepras sabuk hijau di batas permukiman mereka dengan Kawasan Industri Candi.

3. Teori patahan Jati Barang menurut Dwiyanto patahan Jati Barang merupakan salaha satu patahan sebagai lempeng patahan tak aktif dan batuan cukup kuat, Dwiyanto menyarankan agar teknik grouting tetap dilakukan agar patahan tidak bergeser. Pada lokasi-lokasi patahan dapat dilakukan grouting dengan kerapatan tinggi. Jika pada daerah normal, cara itu hanya dilakukan dengan satu atau dua jalur, pada zona sesar bisa dilakukan tiga jalur. Struktur batuan di sekitar Kali Kreo dekat Patahan Jati Barang, terdiri atas batuan breksi dan tuva. Pada kedalaman lebih di bawah 20 meter, ditemukan lapisan lempung.

4. Berdasarkan Pedoman Pengembangan Reklamasi Pantai dan

Perencanaan Bangunan Pengamanannya (2004), reklamasi pantai adalah meningkatkan sumberdaya lahan dari yang kurang bermanfaat menjadi lebih bermanfaat ditinjau dari sudut lingkungan, kebutuhan masyarakat dan nilai ekonomis. Menurut Perencanaan Kota (2013), reklamasi sendiri mempunyai pengertian yaitu usaha pengembangan daerah yang tidak atau kurang produktif (seperti rawa, baik rawa pasang surut maupun rawa pasang surut gambut maupun pantai) menjadi daerah produktif (perkebunan, pertanian, permukiman, perluasan pelabuhan) dengan jalan menurunkan muka air genangan dengan membuat kanal-kanal, membuat tanggul/ polder dan memompa air keluar.

(14)

berumur kuarter. Material aluvium delta yang berupa batulempung merupakan litologi yang belum terkompaksi secara utuh apalagi

ditambah adanya intrusi air laut yang diakibatkan penggunaan air tanah secara berlebihan sehingga akuifer dangkal yang ada menjadi rusak dan terintrusi oleh air laut. Hal ini karena dipesisir pantai marina digunakan sebagai kawasan pariwisata dan perkantoran serta kawasan huni mewah yang sangat banyak membutuhkan air bersih sehingga banyak yang melakukan pengeburan sumur artesis yang mencari lapisan akuifer dalam sehingga terjadi proses kerusakan akuifer dan berdampak pada proses land subsidence didaerah pesisir utara dan secara morfogenesa kawasan pantai marina merupakan daerah pantai genetic yang

endapannya tersusun oleh endapan material laut dan sedimentasi sungai. Namun penyalahgunaan fungsi sungai sebagai bahan pembuangan limbah menjadikan daerah kawasan pantai marina menjadi daerah yang kotor. Pantai Marina Semarang merupakan pantai yang terbentuk karena aktivitas reklamasi. Kawasan yang direklamasi tersebut memanjang sesuai dengan bibir atau garis pantai. Dengan pola reklamasi yang demikian, maka ini akan melewati daerah tambak yang dimiliki oleh petambak pada daerah tepi pantai. Lebih lanjut reklamasi ini mengarah ke laut. Hal ini melihat daerah yang direklamasi cukup luas yaitu sekitar 200 hektar. Padahal daerah yang sebagian merupakan area tambak kurang produktif yaitu hanya 80 hektar.

5. Rawapening sudah terjadi sejak tahun 1967, perairan kaya akan bahan

(15)

Sumber utama pencemaran air Danau Rawapening, khususnya nitrogen dan fosfor berasal dari limbah penduduk, limbah ternak, limbah pertanian dan limbah pakan ikan. Limbah ternak merupakan sumber potensi beban pencemaran air yang terbesar. Limbah ternak berkontribusi 20.000 kg total nitrogen/hari. Sumber utama pencemaran air Danau Rawapening, khususnya nitrogen dan fosfor berasal dari limbah penduduk, limbah ternak, limbah pertanian dan limbah pakan ikan.

Pulau Jawa pada dasarnya adalah ge-antiklin Jawa pada jaman dahulu. Kemudian patah di bagian utara pada saat memasuki jaman tersier. Terjadilah komposisi graben dan horst. Fase pencairan dan pendinginan pada jaman es memiliki suhu sangat ekstrim, kadang gelap, dan kadang panas. Akibatnya es mencair, lalu air laut naik. Saat inilah formasi batu gamping terbentuk di pegunungan selatan. Terbentulah vulkan baru.

(16)

astronomis 0700’10,8”LS 110023’46,7”BT UTM 433323 MT 9225875 MU. Induk

Kaligarang berasal dari hutan di pegunungan Ungaran mengalir ke arah utara, bergabung dengan beberapa anak sungai menuju ke muara yaitu di laut Jawa. Kaligarang memiliki pola aliran sungai dendritik,itu artinya kali garang berbentuk mirip rating pohon . Anak sungai tersebut antara lain adalah Sungai Blimbing, Sungai Kreo, Sungai Kripik dan Sungai Kranji. Kali garang memiliki panjang total 34 km dengan luas daerah pengaliran (catchment area) 204 km2 . Dalam kaligarang ini tentunya terdapat dataran banjir. letak dataran banjir ini tepatnya berada di kelurahan simongan dataran banjir ini bentuk lahan asalnya merupakan bentuk lahan fluvial.Dulunya daerah dataran banjir ini dijadikan pemukiman untuk warga dieskitarnya,akan tetapi pada tahun 1990 terjadi banjir yang luar biasa hingga menyebabkan kerugian baik materi maupun korban jiwa.Akibat peristiwa tersebut pemerintah membuat tanggul untuk membatasi daratan dan melindungi dataran disekitar kaligarang tersebut agar terlindung dari erosi,selain tanggul pemerintah juga membuat kanal agar aliran sungai dapat teratur menuju laut dan mengatur tata sungai didaerah perkotaan karena ciri-ciri perkotaan yang baik adalah terdapat sugai yang mengaliri daerah tersebut,serta kanal ini diharapkan dapat mengatasi banjir yang ada.Dulunya di kaligarang ini terdapat break of slope sehingga diprekdisikan didaerah ini pernah terbentuk alluvial fan atau biasa disebut dengan kipas alluvial Material yang dibawa kaligarang pada daerah dataran banjir adalah lempung,lumpur bercampur pasir dan batu kerikil,dan batuan penyusunnya adalah kuarter aluvium. Daerah kaligarang ini juga dikelilingi oleh perbukitan struktural dengan formasi damar.

b. Analisis kaligarang

No Pengukuran Hasil

(17)

3. Ketinggian Tempat 4 mdpl

Soil Teskid : a. ααβ Cepat meresap (drainase baik)

b. HCL Berbuih sedang (terdapat

Berdasarkan hasil pengamatan Instrumen pada saat pkl 1,Dataran banjir kaligarang secara administratif terletak di kelurahan simongan Kec. Gajah mungkur kota Semarang Jawa tengah dan secara astronomis kaligarang mempunyai letak astronomis 0700’10,8”LS 110023’46,7”BT UTM 433323 MT

(18)

untuk wilayah pemukiman,akan tetapi secara geomorfologi daerah ini tidak cocok untuk dijadikan sebagai wilayah pemukiman karena rawan banjir oleh sebab itu disekitar wilayah pemukiman tersebut sudah diberi tanggul dan kanal untuk memberi perlindungan dataran disekitar dari erosi dan banjir selain dijadikan pemukiman daerah ini juga sangat cocok digunakan untuk daerah prtanian sebab daerah ini tersusun atau terbentuk dari tanah alluvial yang kaya akan kandungan organik,hal tersebut sesuai kenyataan dilapangan sebab tim kami melihat tegalan yang ditanami jagung saat berada disekitar daerah tersebut karena dataran ini memiliki kandungan material organik yang baik dan terdapat endapan alluvial. Dataran banjir pada saat diukur suhu tanahnya,rata-rata suhu tanahnya sebesar 320C/900F dan memiliki daya dukung tanah sebesar 39kg/cm2. Dataran banjir ini

memiliki drainase tanah yang baik itu dapat dilihat saat tanah disekitar dataran banjir ditetesi cairan ααβ ,cairan tersebut cepat meresap ke tanah jadi artinya tanah tersebut mempunyai tingkat drainase yang baik. Dataran banjir ini juga memiliki kandungan kapur yang lumayan banyak ini dapat dilihat saat tanah disekitar dataran banjir ditetesi HCL tanah tersebut berbuih sedang,jadi artinya tanah tersebut terdapat kandungan kapur didalamnya walaupun tidak banyak.Dataran ini juga memiliki kandungan organik yang lumayan banyak ini dapat dilihat saat tanah disekitar dataran banjir ditetesi cairan H2O2 tanah tersebut langsung berubah warnanya menjadi agak pekat . dataran banjir ini memiliki PH tanah 6 dan memiliki kelembaban 3,5%.Kedalaman air tanah di daerah ini cenderung dangkal.Dan yang terakhir pengukuran strike dan dip Disekitar dataran banjir ini dapat diketahui perlapisan batuannya memiliki perlapisan batuan yaitu konglomerat dan batu pasir,saat perlapisan batuan ini diukur strike dan dipnya menggunakan kompas geologi dapat diketahui hasilnya yaitu N 165 0 E /870

(19)

CITRA SATELIT FLOOD PLAIN KALI GARANG

(20)

Gambar 1 Sumber Google Maps

A. LETAK GEOGRAFIS DAN ASTRONOMIS

Secara geografis terletak pada Desa Candidukuh Kelurahan Bambankerep Kecamatan Ngaliyan Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah . dengan dengan ketinggian tempat 71 mdpl.Letak astronomis 7 0’38” LS dan 110 22’0.7” BT.⁰ ⁰

Jarak dari UNNES hingga daerah ini sekitar 10 km atau dapat ditempuh sekitar 27 menit menggunakan kendaraan pribadi .

(21)

Daerah perbukitan candi terbentuk sebagai akibat gaya tangensial yang membentuk struktur lipatan karena adanya grafitasi tektonik ( Collape ) pada bagian sisi antara dari Vulkan Ungaran Tua pada akhir masa pleistocene. hasil pengangkatan ( tenaga endogen ) dasar laut dari beberapa juta tahun yang lalu. Secara geomorfologi bentuk lahan ini merupakan bentuk lahan struktural karena terdapat lipatan. Lipatan ini memiliki panjang 12 km hingga ke daerah mangkang .Menurut klasifikasi ITC,1986 satuan sturuktural ditandai dengan warna ungu . Berdasarkan klasifikasi van zuidam ,1983 satuan relief bergelombang memiliki sudut lereng 3-7% . jenis tanah ini adalah tanah grumusol dari batuan induk kapur dan tuff vulkanik yang pada umumnya bersifat basa ( Hasil Pengamatan denagn pH 5,8 ) sehingga kandungan organiknya rendah( hasil pengamatan ditetesi dengan larutan H2O2T,tanah berubah menjadi warna terang ) yang terbentuk hasil dari batuan induk . kelembapan 3,9% ini menandakan bahwa

Berdasarkan Hasil pengamatan ,tanah disini memiliki kerentanan menengah ,pada zona ini dapat terjadi gerakan tanah terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai ,gawir tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan gerakan tanah akan aktif kembali ketika curah hujan tinggi. jika ingin membangun pemukiman tanah harus di datarkan terlebih dahulu menggunakan paku bumi agar tidak bergeser karena tanah ini memiliki plastisitas tinggi dengan tingkat mengkerut tinggi selain pemukiman tanah disini juga dimanfaatkan untuk tegalan dominasi pohon jati . Suhu tanahnya 32 C atau 91 F sedangkan daya⁰ ⁰

dukung tanahnya 45 kg/m³ .

Diuji dengan larutan ααβ larutannya cepat meresap berarti tanah disini drainasenya cukup baik jika drainasenya cukup baik maka aliran permukaannya baik ,dengan larutan HCL tidak berbuih jadi tanah disini tidak mengandung kapur.tanah didaerah ini dimanfaatkan untuk tegalan dengan jenis tanaman pohon jati . tidak terdapat sungai didaerah ini sehingga jenis kedalaman air tanahnya( sumur ) merupakan air tanah dangkal .

(22)

Perlapisan daerah ini disusun oleh batuan konglomerat .diukur dengan kompas geologi dapat simpulkan bahwa arah lereng 165 dari arah utara dengan⁰

sudut 87 .⁰

saat dilapangan ditemukan batuan sedimen klastik yaitu batu konglomerat dengan tekstur greeded bedding warna batuannya coklat kehitaman . komposisi mineralnya berupa fragmen bongkah yang umumnya agak membulat, matrik pasir dan semennya berupa karbonat ,ukuran butir 2-256 milimeter . karena terdapat fragmen lain pada batuan ini secara otomatis sortasi pada batuan ini buruk dan kemasnya terbuka .

Daerah ini formasi batuannya adalah formasi damar berumur kuarter yang terdiri dari batu pasir tuffan ,konglomerat dan breksi vulkanik . batu pasir tuffan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus-kasar komposisinya terdiri dari mineral mafik ,feldspar,dan kuarsa dengan masa dasar tuffan ,porositas sedang,keras. Batu konglomerat berwarna kuning kecoklatan hingga kehitaman komponennya terdiri dari andesit,batu apung,basalt berukuran 0,5-5 cm ,memundar tanggung hingga membundar baik . breksi vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar berwarna abu-abu kehitaman komponenna terdiri dari

(23)

andesit dan basalt berukuran 1-20 cm ,menyudut-memundar tanggung ,agak keras . untuk formasi Kaligetas berumur miosen akhir hingga pliosen batuannya terdiri dari napal,batu pasir tuffan dan gamping.

TPA Jatibarang

Gambar 2 Sumber Google Maps

(24)

Letak Geografis TPA Jatibarang berada di kelurahan Bambankerep kecamatan Ngaliyan Kota semarang Provinsi Jawa tengah . lokasinya dekat SMA N 7 semarang dan kompleks perumahan bukit candi .Letak Astronomis 7 1’5,5’⁰

LS 110 21’19,9” BT dengan ketinggian tempat 171 mdpl diukur menggunakan⁰

GPS ( Global Position System ) . jarak dari UNNES ke Jatibarang sekitar 17 km dengan waktu tempuh 34 menit menggunakan kendaraan pribadi .

2. KONDISI FISIK SECARA GEOMORFOLOGI DAN GEOLOGI

Perbukitan Candi adalah termasuk pegunungan lipatan yang terletak di sebelah utara plato breksi notopuro. Perbukitan ini meliputi daerah selebar antara 4 - 8 km, dengan bukit-bukit yang tidak teratur letaknya pada ketinggian rata-rata 100 mdpl.

Lipatan-lipatan pada Bukit Candi terjadi akibat peluncuran ke bawah kerucut volkan Ungaran Tua pada waktu peruntuhan, sehingga dataran di sebelah utaranya terdesak dan terlipat.

Batuan dasar Bukit Candi terdiri dari lapisan Notopuro dan lapisan Seri Damar. lapisan Semi Damar adalah lapisan sedimen klastika dari Ungaran tua. Batuan seri damar dikelompokkan menjadi tiga bagian yaitu: (1) Seri Damar Bawah, terdiri dari konglomerat bercampur dengan komponen batu kapur, pasir dan tanah liat; (2) Seri Damar Tengah, terdiri dari breksi bercampur dengan komponen batu kapur, batu pasir dan tanah liat; (3) Seri Damar Atas, terdiri dari batu pasir, tuff, dan berselingan dengan lapisan endapan marine yang berupa tanah liat napalan yang mengandung pasir.

(25)

pemindahan bahan –bahan terlepas meninggalkan lereng semakin besar dan aliran permukaan sedang sedangkan tingkat erosinya cukup besar ,panjang lerengnya 10 meter menghadap ke arah barat . vegetasi penutupnya adalah semak dan tanaman liar . lahan ini cocok dijadikan tempat pembuangan akhir karena daerah ini patahan berbahaya jika dibangun pemukiman atau pabrik namun pengelolaan TPA harus lebih baik dan terstruktur.

Suhu tanah daerah ini adalah 34 c atau 94 F ,sedangkan jika diukur⁰ ⁰

dengan larutan H202, warna tanah berubah terang ini berarti tanah tersebut mengandung sedikit bahan organik karena daerah ini TPA sehingga tanahnya terkontaminasi tumukan sampah yang sulit teruraikan ,sedangkan jika ditetesi larutan HCL tidak berbuih artinya tidaak mengandung kapur .jika ditetesi larutan ααβ larutanna meresapnya lama ini tandanya drainasenya lambat jika drainase tanahnya lambat ketika diguyur hujan airnya akan mengenang dan dapat menimbulkan potensi banjir .

Kelembapan daerah ini 3% dengan pH 6,2 tanah ini tapat disebut basa karena pHnya kurang dari 7 .

(26)

Daerah jatibarang formasi batuannya adalah formasi damar berumur kuarter yang terdiri dari batu pasir tuffan ,konglomerat dan breksi vulkanik . batu pasir tuffan berwarna kuning kecoklatan berbutir halus-kasar komposisinya terdiri dari mineral mafik ,feldspar,dan kuarsa dengan masa dasar tuffan ,porositas sedang,keras. Batu konglomerat berwarna kuning kecoklatan hingga kehitaman komponennya terdiri dari andesit,batu apung,basalt berukuran 0,5-5 cm ,memundar tanggung hingga membundar baik . breksi vulkanik mungkin diendapkan sebagai lahar berwarna abu-abu kehitaman komponenna terdiri dari andesit dan basalt berukuran 1-20 cm ,menyudut-memundar tanggung ,agak keras . untuk formasi Kaligetas berumur miosen akhir hingga pliosen batuannya terdiri dari napal,batu pasir tuffan dan gamping.

terdapat gawir sesar atau disebut pula bidang patahan .pada bagian atas diebut hanging wall dn bagian bawah disebut footwall .untuk mengetahui daerah tersebut patahan atau tidak dapat dilihat dari adanya sumber mata air / spring . daerah ini rawan longsor karena daya dukungnya rendah yaitu 25 kg/cm³ .daerah jatibarang ini terdapat Kali Kreo .air tanah bebas merupakan air yang terdapat pada lapisan pembawa air ( akuifer ) dan tidak tertutup lapisan kedap air hal ini menjadikan masyarakat sekitar daerah jatibarang kedalaman air tanahnya termasuk air tanah dalam .

(27)

Gambar Batu Andesit

Ditemukan pula batuan beku yaitu batuan andesit yang merupakan batuan beku luar . batuan beku ini hasil dari sisa-sisa letusan gunung ungaran . struktur batu andesit ini adalah xenolitis dilihat dari batuannya terdapat suatu fragmen yang tertanam dalam batuan ini .batuan andesit termasuk dalam holokristalin karena terdiri dari massa kristal dengan teksturnya afanitik karena buturnya halus < 1 mm tidak dapat dilihat menggunakan mata sehingga memerlukan komparator bentuk kristal euhedral dan relasinya inequigranular .komposisi pada batu andesit ini ada mineral felsik terdiri dari ( 75 % plagioklas sebesar 45% dan ortoklas 30% ) dan mineral mafik terdiri dari ( hornblende 25% ) .batu andesit ini banyak ditemukan didaerah perbukitan . Dalam teknik sipil batu andesit dapat dimanfaatkan menjadi bahan bangunan

3.

PANTAI MARINA

(28)

Pantai tentu akan berbeda dengan pesisir, namun orang awam sering menyalah artikan pantai dengan pesisir. Pesisir merupakan daerah yang masih terkena efek dari kegiatan air laut mulai dari bibir pantai sampai batas daerah yang terkena efek kegiatan air laut tersebut (Sriyono, PKL 1 Geografi 2016). Sedangkan pantai adalah bagian dari muka bumi dari muka air laut rata-rata terendah sampai permukaan air laut rata-rata tertinggi (Sandy,1996). Di Kota Semarang terdapat tempat wisata berupa pantai yang terkenal yakni Pantai Marina.

Pantai Marina merupakan salah satu pantai yang ada di Kota Semarang Provinsi Jawa Tengah. Secara letak administrasi, pantai ini terletak di Kelurahan Tawangsari Semarang Barat, tepatnya di Jalan Yos Sudarso sekitar komplek PRPP (Pekan Raya Promosi dan Pembangunan). Dan secara astronomis, pantai ini terletak pada 6,95°LS dan 110,38°BT dengan koordinat UTM 49M 431512 MT 9231734 MU. Pantai ini merupakan pantai yang digunakan sebagai objek wisata dan objek wisata pantai ini merupakan salah satu pantai wisata primadona bagi masyarakat Semarang khususnya. Pantai Marina biasanya selain untuk berekreasi oleh masyarakat sekitar, juga digunakan untuk memancing ikan.

Pantai Marina ini dulunya adalah sebuah pantai berpasir yang indah, Yang dimana Pantai Marina ini semulanya adalah tempat tambak ikan dan pohon bakau atau mangrove. Namun seiring berjalannya waktu kawasan ini direklamasi oleh pemerintah. Pantai ini direklamasi untuk kepentingan perumahan dan gedung-gedung pendukung kegiatan yang ada di Kota Semarang. Reklamasi yang dilakukan oleh pemerintah terhadap Pantai Marina Semarang telah diatur dalam SK Wali Kota Semarang No. 590/04310 tanggal 31 Agustus 2004 dan mengacu pada Perda Kota Semarang No. 5 Tahun 2004 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kota Semarang Tahun 2000-2010 dan Perda Kota Semarang No. 8 Tahun 2004 tentang Rencana Detail Tata Ruang Kota (RDTRK). Namun walaupun demikian Pantai Marina tetap menjadi andalan untuk berwisata bagi warga Kota Semarang.

(29)

-Bentuk Lahan dan Penggunaan Lahan

HCl Tidak Berbuih Tidak ada zat kapur

H202 Terang Organik Sedikit

3. Keadaan Fisik Pantai Marina

(30)

mempunyai keadaan fisik yang berbeda dengan pantai-pantai lain yang ada di Jawa Tengah. Keadaan fisik yang ada pada penjelasan berikut ini merupakan jabaran dari tabel hasil penelitian yang sudah ditulis dan disusun berdasarkan hasil kegiatan PKL 1 pada tanggal 5 November 2016. Keadaan fisik yang terdapat ada Pantai Marina adalah sebagai berikut :

a. Bentuk Lahan

Bentuk lahan pantai biasanya dikenal dengan daerah dengan pasir yang terhampar luas dan memanjang. Namun beda hal nya dengan Pantai Marina yang dimana pantai ini tidak ada pasirnya. Hal ini dikarenakan pantai tersebut direklamasi oleh pemerintah. Asal mula lahan pada pantai ini pada awalnya adalah bentuk lahan asal marine. Jelas sudah pantai ini dulunya mempunyai hamparan pasir. Namun seiring berjalan nya waktu daerah tersebut direklamasi oleh pemerintah, hal ini dikarenakan untuk kepentingan perumahan serta pembangunan sarana dan prasarana pendukung Kota Semarang. Contohnya adalah pada kompleks tersebut terdapat gedung gedung seperti PRPP, Marina Convention Centre, Wisma Atlet Wushu, Perumahan, dan lain sebagainya. Jadi, setelah direklamasi maka bentuk lahan akan berubah yang awalnya berupa bentuk lahan marine menjadi bentuk lahan antropogenik. Bentuk lahan antropogenik adalah bentuk lahan yang tercipta akibat proses kegiatan manusia (Versstappen, 1983). Bentuk lahan antropogenik ini salah satunya adalah reklamasi.

b. Penggunaan Lahan

(31)

bahwa Semarang salah satu kota yang padat di Indonesia, maka dari itu kebutuhan akan lahan semakin meningkat seiring berkembangnya waktu.

c. Topografi dan Keadaan Tanah

Pantai Marina berada pada ketinggian 0 mdpl dan mempunyai topografi yang datar lantai. Hal ini dikarenakan Pantai Marina merupakan wilayah muara dari sungai-sungai yang melalui Kota Semarang yang bermuara di Laut Jawa.

Berdasarkan kegiatan PKL 1 bagian keadaan tanah di Pantai Marina, dapat disimpulkan yakni tanah yang berada di pantai tersebut mempunyai suhu sebesar 34oC atau 930F. Daya dukung tanah yang ada

pada daerah tersebut adalah sebesar 40 Kg/m2 dengan demikian gerak

massa pada daerah tersebut adalah cukup stabil. Untuk penelitian dengan menggunakan soil teskid, keadaan tanah pada daerah tersebut adalah drainase nya buruk, hal ini dibuktikan dengan lambatnya cairan Alva-Alva Biviridil meresap ke tanah. Selanjutnya pada daerah tersebut tidak terdapat kapur, hal ini dibuktikan dengan tidak berbuihnya tanah ketika ditetesi cairan HCl. Dan yang terakhir pada daerah tersebut juga mempunyai kadar organik yang sedikit, hal ini ditandai dengan ketika ditetesi oleh H2O2 tanah tersebut terang. Dan juga tanah di daerah ini mempunyai Ph 5,1 dan kelembapan 4,5%. Serta pada daerah ini karena daerah pantai yang dekat dengan laut maka kedalaman air sumur atau air tanah adalah dangkal.

Dapat disimpulkan bahwa daerah tersebut memang tidak cocok ditanam untuk tanaman pangan karena daerah tersebut tidak terlalu subur. Daerah tersebut hanya dijumpai tanaman liar berupa semak dan pohon-pohon liar serta beberapa pohon yang sengaja ditanam seperti cemara laut.

(32)
(33)

4. RAWA PENING

33

PETA RUTE PERJALANAN

UNNES-RAWA PENING

SKALA 1:500.000

LEGENDA

:

JALAN RAYA

: JALAN

BESAR/TOL

: RUTE

PERJALANAN

:

GUNUNG

: RAWA

(34)

1. LETAK GEOGRAFIS RAWA PENING

Danau Rawapening berada di Kabupaten Semarang, dan daerah tangkapannya sebagian besar berada di Kabupaten Semarang serta hanya sebagian kecil berada di Kota Salatiga tepatnya wilayah Kecamatan Sidomukti dan Kecamatan Argomulyo. Areal danau Rawapening secara administratif masuk 4 Kecamatan di Kabupaten Semarang yakni :

- Sebelah Utara : Kecamatan Bawen

(35)
(36)

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Geografi adalah proses pembelajaran diselenggarakan dalam ruang kelas dapat dikembangakan daa akan lebih dikembangkan dan dihidupkan melalui Kuliah Kerja Lapangan . Proses-proses geografi sangat perlu menghubungkan antara teori-teori atau konsep-konsep di kelas dan praktek di lapangan. Semarang merupakan kota yang memiliki berbgai macam bentuk lahan antaralain bentuk lahan marine, bentuk lahan fluvial, bentuk lahan struktural, denudasional, dan bentuk lahan vulkanis. Mengenai bentuk lahan Semarang yang bermacam-macam Kegiatan PKL ditujukan untuk meneliti dan memepelajari proses terbentuknya, jenis-jenis bentuk lahan dan karakteristinya, contoh bentuk lahan dan berbagai material yang ada di sekitar bentuk lahan tersebut. Untuk itu pada kegiatan PKL tersebut mengunjungi lima obyek untuk diteliti, dipelajari dan dikaikan dengan ilmu-ilmu geografi yang telah di pelajari di kelas dengan di lapangan, obyek-obyek tersebut antara lain Dataran Banjir Kali Garang, Perbukitan Candi, Patahan Jati Barang, Pantai Marina dan Rawa Pening.

B. Saran

(37)

sekarang, jadikan pengalaman tahun ini menjadi tolak ukur kegiatan PKL berikutnya.

DAFTAR PUSTAKA

Noor, Djauhari.2012.Pengantar Geologi.Yogyakarta.Graha Ilmu

Suharini, Erni dan Abraham Palangan.2008.Geomorfologi Gaya, Proses, dan Bentuk Lahan.Yogyakarta:Yrama Widya

Ayuningtyas, Ranum.2008.”Karakteristik Fisik

http://lib.ui.ac.id/file?file=digital/122841-GEO.004-08-Karakteristik %20Fisik-Literatur.pdf

(38)

Rosmiati, Vita.2014.”Reklamasi Pantai Marina Semarang

https://www.academia.edu/11715371/REKLAMASI_PANTAI_MARINA

_SEMARANG

(diakses pada 10 November 2016)

(39)

LAMPIRAN

*Geomorfologi

(40)
(41)
(42)
(43)
(44)
(45)
(46)
(47)
(48)
(49)
(50)

PEMBAGIAN TUGAS PKL 1 KELOMPOK 8

1. Ainun Nafi’ah (3201416009) bagian TPA Jati Barang dan Bukit Candi 2. Niken Saraswati (3201416017) bagian Pembuatan BAB 1 dan

Kesimpulan

3. Irfan Nur Syarif (3201416041) bagian Rawapening

4. Vitho Anugrah Pratomo (3201416025) bagian Pantai Marina dan Penyusun Laporan

Gambar

Tabel Hasil Pengamatan Di Lapangan
Gambar Batu Andesit

Referensi

Dokumen terkait