• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penerapan Metode CTL Contextual Teaching (1)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penerapan Metode CTL Contextual Teaching (1)"

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

Judul :

Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and

Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa

Pada Materi Alat Peredaran Darah Manusia Di Kelas V SD Negeri

3 Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon

Nama / NIM : SARTRIA NUGRAHA /

818153208

Email : ca2t_mesin@yahoo.co.id

Abstrak

Situasi belajar di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor selama ini masih belum menunjukkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya antusiasme siswa dalam proses pembelajaran di kelas, ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung siswa terkesan belum siap menerima pelajaran, konsentrasi siswa pun masih kurang karena siswa disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing. Matode yang penulis terapkan dalam pembelajaran pun masih belum bervariasi, terkadang penulis lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dan tanya jawab. Bahkan, penulis belum memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran yang diperoleh siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA karena kurang dari 50 % siswa yang mencapai nilai di atas 62.

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk :

1. Mengetahui apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah darah manusia.

2. Mengetahui bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.

3. Mengetahui apakah dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas dapat membangun keterampilan berpikir kritis awal pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA.

Penulis melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor. SD Negeri 3 Cileduglor terletak di desa Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon. Banyaknya siswa yang penulis teliti 26 anak. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 siswa. Perbaikan dilakukan pada mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dari tanggal 3 Oktober sampai dengan 17 Oktober 2013 Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.

(2)

I. Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah 1. Identifikasi Masalah

Pembelajaran secara klasikal merupakan pembelajaran yang berpusat pada guru (Teacher Centered). Dengan kata lain siswa hanya menerima apa yang disampaikan oleh guru, siswa dianggap sebagai kertas putih yang harus siap diberi tulisan atau warna apapun oleh guru. Siswa juga hanya sebagai pendengar yang baik ketika guru menyampaikan materi di kelas (passive learning). Hal ini menunjukkan bahwa siswa tidak dapat berkreasi, berinisiatif, dan mengemukkakan pendapatnya dalam proses pembelajaran di kelas.

Pada hakikatnya dalam proses belajar membutuhkan interaksi dan komunikasi antara guru dengan siswa, maupun siswa yang satu dengan siswa yang lain agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Pendidik juga harus menyadari bahwa setiap siswa sudah memiliki pengetahuan awal yang mereka peroleh dari lingkungannya. Pendidik harus dapat merencanakan suatu proses pembelajaran yang efektif namun tidak membuat jenuh peserta didik.

Situasi belajar di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor selama ini masih belum menunjukkan pembelajaran yang aktif, kreatif, dan komunikatif. Hal ini ditunjukkan dengan kurangnya antusiasme siswa dalam proses pembelajaran di kelas, ketika pelaksanaan proses belajar mengajar berlangsung siswa terkesan belum siap menerima pelajaran, konsentrasi siswa pun masih kurang karena siswa disibukkan dengan kegiatan mereka masing-masing.

Matode yang penulis terapkan dalam pembelajaran pun masih belum bervariasi, terkadang penulis lebih banyak menggunakan metode ceramah dan dan tanya jawab. Bahkan, penulis belum memanfaatkan media sebagai alat bantu dalam pembelajaran di kelas. Hal ini menyebabkan nilai rata-rata hasil evaluasi pada akhir proses pembelajaran yang diperoleh siswa masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) mata pelajaran IPA karena kurang dari 50 % siswa yang mencapai nilai di atas 62.

(3)

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penulis mencoba menganalisis masalah-masalah yang penulis hadapi di kelas. Masalah-masalah tersebut antara lain :

a. Pembelajaran di kelas kurang komunikatif. b. Siswa merasa jenuh di kelas.

c. Kurangnya konsentrasi siswa dalam proses pembelajaran. d. Prosentase ketuntasan belajar siswa masih belum memuaskan.

e. Dalam proses pembelajaran di kelas belum menggunakan media pembelajaran.

3. Alternatif dan Prioritas Pemecahan Masalah

Berdasarkan analisis masalah yang telah penulis laksanakan, terdapat lima masalah pembelajaran yang harus penulis pecahkan. Dari kelima masalah tersebut ada beberapa alternatif pemecahan masalah yang menurut penulis dapat mengatasi masalah-masalah di atas.

Alternatif yang pertama menggunakan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran di kelas. Penulis memilih metode ini karena dalam metode CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa akan lebih aktif dan lebih berkonsentrasi dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa juga akan terlibat langsung dalam memecahkan permasalahan yang berkaitan dengan materi, sehingga mereka dapat membangun pengetahuannya secara mandiri.

Alternatif kedua yaitu, menambahkan alat peraga yang relevan dengan materi. Seperti kita ketahui bersama fungsi dari alat peraga atau media pembelajaran adalah untuk mempermudah guru dalam menyampaikan materi kepada siswa, sehingga siswa pun akan lebih mudah memahami materi yang disampaikan oleh guru. Alat peraga atau media juga dapat membantu siswa untuk berkonsentrasi, karena biasanya dengan adanaya alat peraga dalam kegiatan belajar mengajar di kelas dapat menarik perhatian siswa. Dengan adanya alat peraga siswa tidak hanya mengetahui nama alat peredaran darah manusia, tetapi juga dapat langsung melihat letak dan bentuk alat-alat tersebut dari media gambar yang dipajang oleh guru.

(4)

Learning). Alasannya, dalam metode CTL (Contextual Teaching and Learning) siswa dapat membangun sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman mengamati gambar alat-alat peredarah manusia, jadi dengan menerapkan metode ini secara otomatis penulis juga harus menggunakan alat peraga dalam menyampaikan materi kepada siswa.

Maka, dalam penelitian ini penulis akan mengangkat judul “Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) Dalam Upaya Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Pada Materi Alat Peredaran Darah Manusia Di Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon”.

B. Rumusan Masalah

Dalam penelitian ini penulis merumuskan masalah sebagai berikut : 1. Apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat

meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah darah manusia ? 2. Bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di

kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor ?

3. Apakah dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas dapat membangun keterampilan berpikir kritis awal pada siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA ?

C. Tujuan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Penulis melaksanakan penelitian ini dengan tujuan untuk :

4. Mengetahui apakah penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dapat meningkatkan pemahaman siswa Kelas V SD Negeri 3 Cileduglor dalam pembelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredarah darah manusia.

5. Mengetahui bagaimana penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) di kelas dalam upaya memotivasi minat belajar siswa pada pembelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.

(5)

D. Manfaat Penelitian Perbaikan Pembelajaran

Mudah-mudahan penelitian ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi semua pembaca pada umumnya, adapun manfaat tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :

a. Dapat memecahkan masalah pembelajaran yang dihadapi oleh sekolah. b. Dapat menjadi nilai tambah dalam penilaian akreditasi sekolah.

Dapat membantu dalam upaya meningkatkan mutu sekolah.

II. Kajian Pustaka

Piaget dan Vigotsky berpendapat bahwa rancangan kegiatan pembelajaran di kelas harus dibagi dimana ada saat anak diberi kesempatan menemukan dan membangun pemahamannya (discovery learning), tetapi guru tetap harus berperan memperluas dan meningkatkan efektifitas belajarnya dengan bantuan arahan sehingga anak dapat meningkatkan pengetahuan untuk menjadi daerah kemampuan aktualnya. (website http://blog.tp.ac.id).

Selain itu Piaget juga menjelaskan bahwa perlunya menunggu kesiapan anak dan pemberian bantuan dari orang dewasa untuk meningkatkan kemampuan anak jangan dipandang sebagai sesuatu yang kontradiktif, tetapi dipahami sebagai batasan dalam menetapkan kriteria Developmentally Appropriate Practice. Pendidik perlu meneliti sejauh mana kompetensi dasar usia tertentu, sekaligus mencoba meningkatkan kemampuannya dengan tetap memperhatikan kondisi psikologi anak dan tanpa mematikan anak untuk mencintai belajar. (website http://blog.tp.ac.id).

Dengan demikian, pendidik harus memahami perkembangan anak pada usia sekolah dasar. Menurut Erickson dan Gardner tahapan perkembangan anak usia dini adalah sebagai berikut :

(6)

o Mampu merasakan kasih sayang, melalui rangkulan dan pelukan o Meniru sikap, nilai dan perilaku orang tua

o Menghargai memberi dan menerima

o Mencoba memahami arti orang dan lingkungan disekitarnya

b. Perkembangan Fisik

o Pertumbuhan fisik yang cukup pesat

o Mengalami perkembangan yang sangat pesat dalam prilaku

motorik .

o Energik dan aktif o Membedakan perabaan

o Masih memerlukan waktu yang banyak o Tertarik pada makanan

c. Perkembangan Bahasa

o Menyatakan maksud dalam kalimat yang terdiri dari 4 - 10 kata o Mengetahui dan meniru suara-suara

o Mengerti terhadap kalimat perintah o Mengajukan pertanyaan

o Menyebutkan nama-nama benda dan fungsi o Memecahkan masalah dengan berdialog

d. Perkembangan Kognitif

o Mengelompokkan benda- yang sejenis o Mengemlompokkan bentuk

o Membedakan rasa o Membedakan bau o Membedakan warna

o Menyebutkan dan mengenal bilangan (1 –10) o Rasa inign tahu yang tinggi

o Imajinatif

(7)

o Mengenal aturan o Orientasi bermain o Egosentris

o Belajar tentang kerja sama dan berbagi

o Belajar ke kamar mandi sendiri (Toilet training) o Selalu ingin mencoba sendiri

o Menunjukkan ekspresi emosi

o Responsif terhadap dorongan dan pujian o Mengembangkan konsep diri

o Belajar menerima tanggung jawab pribadi dan kemandirian

f. Perkembangan Seni

o Mendengarkan musik o Mengikuti irama o Bernyanyi

o Mencipatakan irama o Menggambar

(Artikel ini disalin dari : http://blog.tp.ac.id/teori-perkembangan-anak-erickson-dan-gardner#ixzz1p3orUsQM)

Selain teori-teori di atas penulis juga akan menjelaskan beberapa istilah yang berkaitan dengan penelitian yang penulis laksanakan. Istilah-istilah terebut antara lain :

1. Metode CTL (Contextual Teaching and Learning)

Metode atau Strategi merupakan usaha untuk memperoleh kesuksesan dan keberhasilan dalam mencapai tujuan. Dalam dunia pendidikan strategi dapat diartikan sebagai a plan, method, or series of activities designed to achieves a particular educational goal (J. R. David, 1976). Sedangkan menurut kamus Purwadarminta ( 1976 ), secara umum metode adalah cara yang telah teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai suatu maksud.

(8)

mencapai tujuan yang ditentukan. Metode berasal dari bahasa Inggris yaitu

Method artinya melalui, melewati, jalan atau cara untuk memperoleh sesuatu. Strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai perencanaan yang berisi tentang rangkaian kegiatan yang didesain untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Strategi pembelajaran merupakan rencana tindakan (rangkaian kegiatan) termasuk penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai sumber daya atau kekuatan dalam pembelajaran yang disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Dalam hal ini adalah tujuan pembelajaran.

Pada mulanya istilah strategi banyak digunakan dalam dunia militer yang diartikan sebagai cara penggunaan seluruh kekuatan militer untuk memenangkan suatu peperangan. Sekarang, istilah strategi banyak digunakan dalam berbagai bidang kegiatan yang bertujuan memperoleh kesuksesan atau keberhasilan dalam mencapai tujuan. Misalnya seorang manajer atau pimpinan perusahaan yang menginginkan keuntungan dan kesuksesan yang besar akan menerapkan suatu strategi dalam mencapai tujuannya itu, seorang pelatih tim sepakbola akan menentukan strategi yang dianggap tepat untuk dapat memenangkan suatu pertandingan. Begitu juga seorang guru yang mengharapkan hasil baik dalam proses pembelajaran juga akan menerapkan suatu strategi agar hasil belajar siswanya mendapat prestasi yang terbaik. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien. Kemp (1995).

Dick & Carey (1985) menyatakan bahwa strategi pembelajaran adalah suatu set materi dan prosedur pembelajaran yang digunakan secara bersama-sama untuk menimbulkan hasil belajar pada siswa. Strategi pembelajaran merupakan hal yang perlu di perhatikan oleh seorang instruktur, guru, widyaiswara dalam proses pembelajaran. Paling tidak ada 3 jenis strategi yang berkaitan dengan pembelajaran, yakni:

(9)

Metode Pembelajaran merupakan cara melakukan atau menyajikan, menguraikan, memberi contoh, dan memberi latihan isi pelajaran kepada siswa untuk mencapai tujuan tertentu. Dapat dikatakan metode pembelajaran merupakan bagian dari strategi instruksional. Tetapi tidak semua metode pembelajaran sesuai digunakan untuk mencapai tujuan pembelajaran tertentu. Penulisan mengenai metode di bawah ini tidak mengikuti suatu urutan tertentu, tetapi dilakukan secara acak. Diungkapkan pula kapan baiknya metode tersebut dilaksanakan serta keunggulan dan kekurangan metode tersebut.

Menurut Nurhadi dalam Sugiyanto (2007) CTL ( Contextual Teaching and Learning) adalah konsep belajar yang mendorong guru untuk menghubungkan antara materi yang diajarkan dan situasi dunia nyata siswa.

Menurut Jonhson dalam Sugiyanto (2007) CTL adalah sebuah proses pendidikan yang bertujuan untuk menolong para siswa melihat siswa melihat makna didalam materi akademik yang mereka pelajari dengan cara menghubungkan subjek-subjek akademik dengan konteks dalam kehidupan keseharian mereka.

Jadi pengertian CTL dari pendapat para tokoh-tokoh diatas dapat kita simpulkan bahwa CTL adalah konsep belajar yang membantu guru menghubungkan antara materi yang diajarkanya dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan dalam kehidupan sehari-hari.

Tujuan Metode CTL adalah :

1. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk memotivasi siswa untuk memahami makna materi pelajaran yang dipelajarinya dengan menghubungkan materi tersebut dengan konteks kehidupan mereka sehari-hari sehingga siswa memiliki pengetahuan atu ketrampilan yang secara refleksi dapat diterapkan dari permasalahan kepermasalahan lainya.

(10)

3. Model pembelajaran ini menekankan pada pengembangan minat pengalaman siswa.

4. Model pembelajaran CTL ini bertujuan untuk melatih siswa agar dapat berfikir kritis dan terampil dalam memproses pengetahuan agar dapat menemukan dan menciptakan sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya sendiri dan orang lain 5. Model pembelajaran CTL ini bertujun agar pembelajaran lebih produktif dan

bermakna

6. Model pembelajaran model CTL ini bertujuan untuk mengajak anak pada suatu aktivitas yang mengkaitkan materi akademik dengan konteks jehidupan sehari-hari

7. Tujuan pembelajaran model CTL ini bertujuan agar siswa secara indinidu dapat menemukan dan mentrasfer informasi-informasi komplek dan siswa dapat menjadikan informasi itu miliknya sendiri.

Berdasarkan Center for Occupational Research and Development (CORD) Penerapan strategi pembelajaran konstektual digambarkan sebagai berikut:

a. Relating

Belajar dikatakan dengan konteks dengan pengalaman nyata, konteks merupakan kerangka kerja yang dirancang guru untuk membantu peserta didik agar yang dipelajarinya bermakna.

b. Experiencing

Belajar adalah kegiatan “mengalami “peserta didik diproses secara aktif dengan hal yang dipelajarinya dan berupaya melakukan eksplorasi terhadap hal yang dikaji,berusaha menemukan dan menciptakan hal yang baru dari apa yang dipelajarinya.

c. Applying

Belajar menekankan pada proses mendemonstrasikan pengetahuan yang dimiliki dengan dalam konteks dan pemanfaatanya.

d.Cooperative

Belajar merupakan proses kolaboratif dan kooperatif melalui kegiatan kelompok, komunikasi interpersonal atau hubunngan intersubjektif.

e.Trasfering

Belajar menekankan pada terwujudnya kemampuan memanfaatkan pengetahuan dalam situasi atau konteks baru.

(11)

2. Alat Peredaran Darah Manusia

Sistem peredaran darah atau sistem kardiovaskular adalah suatu sistem alat yang berfungsi memindahkan zat ke dan dari sel. Sistem ini juga menolong stabilisasi suhu dan pH tubuh (bagian dari homeostasis).

(http://id.wikipedia.org/wiki/Sistem_peredaran_darah)

Ada dua jenis sistem peredaran darah: sistem peredaran darah terbuka, dan sistem peredaran darah tertutup. sistem peredaran darah, yang merupakan juga bagian dari kinerja jantung dan jaringan pembuluh darah (sistem kardiovaskuler) dibentuk. Sistem ini menjamin kelangsungan hidup alatisme, didukung oleh metabolisme setiap sel dalam tubuh dan mempertahankan sifat kimia dan fisiologis cairan tubuh.

Pertama, darah mengangkut oksigen dari paru-paru ke sel dan karbon dioksida dalam arah yang berlawanan. Kedua, yang diangkut dari nutrisi yang berasal pencernaan seperti lemak, gula dan protein dari saluran pencernaan dalam jaringan masing-masing untuk mengonsumsi, sesuai dengan kebutuhan mereka, diproses atau disimpan.

Metabolit yang dihasilkan atau produk limbah (seperti urea atau asam urat) yang kemudian diangkut ke jaringan lain atau alat-alat ekskresi (ginjal dan usus besar). Juga mendistribusikan darah seperti hormon, sel-sel kekebalan tubuh dan bagian-bagian dari sistem pembekuan dalam tubuh.

3. Penerapan Metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Pembelajaran IPA Mengenai Alat Peredaran Darah Manusia.

(12)

Dalam penerapannya pada proses pembelajaran IPA mengenai kompetensi alat peredaran darah manusia ada beberapa prinsip dasar yang harus diperhatikan oleh pendidik, adapun prinsip dasar tersebut adalah sebagai berikut :

a. Hal-hal yang berkaitan dengan proses belajar

 Siswa belajar dari mengalami, tidak hanya sekedar menghafal

 Pengetahuan yang dimiliki seseorang merupakan sesuatu yang teralatisasi.  Proses belajar dapat merubah struktur kognisi di otak

 Pengetahuan merupakan keterampilan yang dapat diterapkan  Siswa terbiasa menghadapi dan memecahkan masalah b. Hal-hal yang berkaitan dengan transfer belajar

 Hasil belajar siswa tidak diperoleh dari pemberian orang lain

 Keterampilan dan pengetahuan dapat ditingkatkan, sedikit demi sedikit  Penting dipahami oleh siswa “untuk apa” ia belajar, dan “bagaimana” ia

menggunakan pengetahuan dan keterampilannya. c. Siswa adalah manusia yang mampu belajar

 Manusia mempunyai kecenderungan untuk belajar dan menekuni bidang tertentu

 Untuk mempelajari hal-hal tertentu dibutuhkan strategi belajar

 Peran guru adalah membantu menghubungkan apa yang telah diketahui siswa dengan pengetahuan yang akan dipelajari

 Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menemukan sendiri d. Pentingnya lingkungan belajar

 Pembelajaran akan lebih bermakna jika berpusat pada siswa.  Siswa bekerja dan berkarya, guru mengarahkan

 Guru mengarahkan “bagaimana memperoleh pengetahuan” dan “bagaimana menerapkan pengetahuannya”

 Bekerja dalam kelompok kecil lebih efektif

(13)

Sehingga dalam proses pembelajaran di kelas, siswa diajak untuk membangun pengetahuannya sendiri baik berdasarkan pengalaman dari hasi; mengamati alat peredaran darah manusia atau pun dari hasil mempraktekkan cara mengetahui letak alat peredaran darah manusia.

III. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran A. Subjek, Tempat, dan Waktu Penelitian

Penulis melaksanakan penelitian di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor. SD Negeri 3 Cileduglor terletak di desa Cileduglor Kec. Ciledug Kab. Cirebon. Banyaknya siswa yang penulis teliti 26 anak. Jumlah siswa laki-laki sebanyak 15 siswa dan jumlah siswa perempuan sebanyak 11 siswa. Perbaikan dilakukan pada mata pelajaran IPA yang dilaksanakan dari tanggal 3 Oktober sampai dengan 17 Oktober 2013 Penelitian ini dilakukan pada mata pelajaran IPA di kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.

Karakteristik siswa SD Negeri 3 Cileduglor jika dilihat dari keadaan sosial ekonomi masyarakat sekitar tergolong pada masyarakat berekonomi menengah ke bawah dengan mata pencaharian yang bervariatif diantaranya yaitu buruh, wiraswasta, bertani, pegawai negeri sipil dan lain-lain

Walaupun keadaan ekonomi mereka demikian, namun bagi mereka pendidikan menjadi perioritas utama, sehingga hampir semua masyarakat pernah menempuh pendidikan meskipun hanya sampai pendidikan sekolah dasar, agama yang dianut adalah agama islam, bahasa yang digunakan sehari-hari adalah bahasa sunda. Meskipun demikian jika dilihat dari kemampuan akademik mereka termasuk siswa-siswi yang memiliki IQ sedang.

(14)

Penulis melaksanakan penelitian ini dari proses perencanaan sampai tahapan perbaikan pembelajaran kurang lebih membutuhkan waktu 30 hari, adapun penelitian perbaikan pembelajaran ini dalam terbagi dalam 2 siklus, adapun jadwal penelitian dapat dilihat dalam tabel berikut :

Tabel 1

Jadwal Pelaksanaan Penelitian Perbaikan Pembelajaran

No. Tahapan Waktu Pelaksanaan

1. Perencanaan, dan pengumpulan data awal 15 – 27 September 2013

2. Siklus I Kamis, 3 Oktober 2013

3. Siklus II Kamis, 17 Oktober 2013

B. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran 1. Siklus I

Berdasarkan Jurnal bimbingan dengan supervisor 2 pada pelaksanaan pembelajaran pra-siklus, pelaksanaan pembelajaran belum sempurna dan masih banyak kekurangan. Maka penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I. Dalam melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus I penulis akan mendeskripsikan langkah-langkah sebagai berikut :

a. Rencana Perbaikan Pembelajaran

Penulis akan melakukan perbaikan pembelajaran pada mata pelajaran IPA, khususnya pada materi alat peredaran darah manusia. Dalam perbaikan pembelajaran siklus I penulis akan menerapkan tanya jawab dan penugasan.

(15)

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran siklus I dilaksanakan pada hari Kamis, 3 Oktober Maret 2013. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada jam pelajaran ke-1, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dimana kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Perbaikan pembelajaran siklus I ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas V.

Pada kegiatan awal penulis mencoba menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pada kegiatan inti penulis memberikan rangsangan pengetahuan dengan bertanya jawab. Lalu penulis memberikan penguatan dengan tujuan untuk membantu siswa agar lebih memahami materi. Pada kegiatan akhir penulis memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian serta bersama siswa menyimpulkan materi.

2. Siklus II

Seperti langkah yang telah penulis laksanakan pada siklus I, pada siklus II yang dilaksanakan pada tanggal 17 Oktober 2013, penulis juga akan mendeskripsikan langkah-langkah dalam melakukan perbaikan pembelajaran. Langkah-langkah tersebut dapat dideskripsikan sebagai berikut :

a. Rencana Perbaikan Pembelajaran

Setelah melaksanakan perbaikan pembelajaran dan melakukan refleksi terhadap perbaikan pembelajaran siklus I, penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II. Berdasarkan Jurnal dan lembar observasi supervisor 2 pada pelaksanaan perbaikan pembelajaran siklus I, ada beberapa hal yang masih harus penulis perbaiki. Hal-hal yang masih kurang sempurna dalam perbaikan pembelajaran siklus I antara lain penulis harus dapat mengkondisikan siswa dalam proses pembelajaran, penggunaan metode yang belum tepat.

(16)

(Contextual Teaching and Learning) dan menggunakan media gambar. Dengan penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dan media gambar diharapkan siswa lebih mudah memahami materi yang disampaikan dalam proses pembelajaran.

b. Pelaksanaan Perbaikan Pembelajaran

Perbaikan pembelajaran siklus II dilaksanakan pada hari Kamis, 17 Oktober 2013. Penulis melaksanakan perbaikan pembelajaran pada jam pelajaran ke-3, dengan alokasi waktu 2 x 35 menit. Dimana kegiatan awal 10 menit, kegiatan inti 45 menit, dan kegiatan akhir 15 menit. Perbaikan pembelajaran siklus II ini dilaksanakan di dalam ruangan kelas V.

Pada kegiatan awal penulis mencoba menciptakan suasana belajar yang menyenangkan. Pada kegiatan inti penulis memberikan beberapa masalah dalam kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan alat peredaran darah manusia. Kemudian penulis memberikan kesempatan kepada siswa untuk mencoba menganalisis penyebab dan mencari solusi dari permasalahan tersebut, serta mengemukakan pemikirannya. Lalu penulis memberikan permasalahan lain dan meminta beberapa siswa untuk mengemukakan hasil analisisnya di depan kelas. Pada kegiatan akhir penulis memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian, serta memberikan penguatan dan menyimpulkan materi.

C. Teknik Analisis Data 1. Siklus I

a. Pengamatan/Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, data yang dikumpulkan merupakan jenis data kuantitatif yang diperoleh dari nilai hasil evaluasi siswa dan data kualitatif yang diperoleh dari hasil pengamatan supervisor 2.

b. Refleksi

(17)

didapat pada siklus I masih terdapat banyak kekurangan, maka penulis akan melaksanakan perbaikan pembelajaran siklus II.

c. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam siklus I pada penilitian ini adalah lembar soal evaluasi dalam bentuk soal isian. Adapun soal evaluasi tersebut adalah sebagai berikut :

Isilah titik-titik bawah ini !

1. Jantung terbagi menjadi empat ruang, yaitu ...

2. Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke paru-paru adalah bilik ...

3. Peredaran darah dari jantung ke suluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung disebut peredaran darah ...

4. Pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu ... dan ... 5. Denyut tidak terasa dan katupnya terdapat disepanjang pembuluh adalah

ciri-ciri dari pembuluh ... 6. Fungsi jantung adalah ...

7. Pembuluh balik terbesar yaitu ... dan ...

8. Darah yang keluar dari jantung dialirkan melalui pembuluh ... 9. Tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen pada proses peredaran

darah manusia terjadi pada ...

10. Otot dinding jantung bagian bilik lebih tebal karena harus memompa darah ke ...

2. Siklus II

a. Pengamatan/Pengumpulan Data

(18)

proses perbaikan pembelajaran siklus II dan memberikan lembar pengamatan atau observasi kepada supervisor 2.

b. Refleksi

Penelitian ini dibatasi sampai siklus II. Sehingga berhasil atau tidaknya penelitian ini harus ditentukan pada siklus ini. Oleh karena itu, dalam penelitian ini penulis hanya melaksanakan sampai dengan siklus II.

c. Instrumen

Instrumen penelitian yang digunakan penulis dalam siklus II pada penilitian ini adalah lembar soal evaluasi dalam bentuk soal isian. Jumlah soal ada 10 butir. Adapun soal tersebut adalah sebagai berikut :

Isilah titik-titik bawah ini !

1. Jantung terbagi menjadi empat ruang, yaitu ...

2. Bagian jantung yang berfungsi memompa darah ke paru-paru adalah bilik ...

3. Peredaran darah dari jantung ke suluruh tubuh dan kembali lagi ke jantung disebut peredaran darah ...

4. Pembuluh darah dibedakan menjadi dua macam, yaitu ... dan ... 5. Denyut tidak terasa dan katupnya terdapat disepanjang pembuluh adalah

ciri-ciri dari pembuluh ... 6. Fungsi jantung adalah ...

7. Pembuluh balik terbesar yaitu ... dan ...

8. Darah yang keluar dari jantung dialirkan melalui pembuluh ... 9. Tempat pertukaran karbon dioksida dan oksigen pada proses peredaran

darah manusia terjadi pada ...

10. Otot dinding jantung bagian bilik lebih tebal karena harus memompa darah ke ...

(19)

A. Deskripsi Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah penulis laksanakan dalam dua siklus, dan didukung oleh data awal pada kegiatan pra-siklus, maka penulis akan menampilkan data tersebut sebagai berikut :

Tabel 2

Data Hasil Pra-Siklus,Perbaikan Pembelajaran Siklus I, dan Siklus II

No Nama Siswa Pra-Siklus Siklus I Siklus II

1 MUHAMAD IQBAL 50 60 70

2 AKBAR FIRNANDO 40 60 70

3 ALFA RIYANI 60 70 80

4 ALYAA JAURA KHOIRUNISA 80 80 100

5 ASEP IWAN HERMAWAN 70 80 100

6 A L D I 50 60 70

7 ADI NUROHMAH 70 70 90

8 COKO IRAWAN 60 70 90

9 FADILAH HAMZAH 50 60 70

10 FIKY RAHMAN HAKIM 40 60 80

11 ILHAM MAULANA 60 70 90

12 IBNU FATUROHMAH 50 60 70

13 MUHAMAD ALFIN NU’MANA 40 50 70

14 MUHAMMAD NAHDI 60 80 100

15 MUHAMMAD NURFAUJI 70 80 90

16 MARSELA 50 70 80

17 MUHAMMAD FAUZAN 40 50 60

18 NURHAYATI 30 50 70

19 PIPIT BRILIANI 80 90 100

20 REVINA ROMANDIDI 50 70 80

21 RINADH SEPIA M. 50 50 60

22 SRI DEWI 60 70 90

23 SITI HABIBAH 70 80 100

24 TUTI ALIYAH 60 70 80

25 TRIYANA 40 70 80

26 WIDIA NENGSIH 30 50 70

Jumlah 1410 1730 2110

(20)

Setelah dianalisis, maka penulis akan menampilkan rekap nilai siswa pada pra-siklus. Rekap nilai tersebut adalah sebagai berikut :

Tabel 3

Rekap Nilai Siswa Pra-Siklus

Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah Siswa - - 2 5 7 6 4 2 -

-Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Diagram 1 Data Nilai Pra- Siklus

(21)

lagi data-data hasil perbaikan pembelajaran pada siklus I dan II, penulis akan menampilkannya baik dalam bentuk tabel nilai, tabel rekap, diagram, serta lembar obsevasi siswa dan guru.

1. Siklus I

Setelah menganalisis data hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus I penulis dapat menampilkan data dalam bentuk rekap sebagai berikut :

Tabel 4

Rekap Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran Siklus I

Nilai 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

Jumlah siswa - - - - 5 6 9 5 1

-Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Diagram 2

Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus I

2. Siklus II

Setelah menganalisis data hasil evaluasi pada perbaikan pembelajaran siklus II penulis dapat menampilkan data dalam bentuk rekap sebagai berikut :

Tabel 5

Rekap Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II

(22)

Jumlah siswa - - - 2 8 6 5 5

Jika data di atas ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Diagram 3

Data Hasil Nilai Perbaikan Pembelajaran IPA Siklus II

B. Pembahasan Hasil Penelitian dan Perbaikan Pembelajaran

(23)

mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 80, dan 1 siswa mendapat nilai 90. Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 11 anak atau 42 % dimana 5 siswa mendapat nilai 50 dan 6 siswa mendapat nilai 60.

Pada siklus II jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 24 siswa atau 92 % yaitu, 8 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80, 5 siswa mendapat nilai 90, dan 5 siswa mendapat nilai 100. Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 2 atau 8 % dari jumlah siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor, yaitu 2 siswa mendapat nilai 60.

Jika kita analisis dari hasil perbaikan pembelajaran siklus I dan siklus II terjadi peningkatan jumlah siswa yang mendapat nilai di atas KKM yaitu dari 15 siswa atau 58% menjadi 24 siswa atau 92%. Hal ini berarti telah terjadi peningkatan sebanyak 9 siswa atau 34%. Pada lembar pengamatan supervisor 2 terhadap perbaikan pembelajaran siklus II juga tidak lagi menunjukan adanya kekurangan dalam proses perbaikan pembelajaran. Maka penulis dapat menarik kesimpulan bahwa penerapan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi alat peredaran darah manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor. Adapun data peningkatan ketuntasan belajar dari pra-siklus, siklus 1, dan siklus II jika ditampilkan dalam bentuk diagram adalah sebagai berikut :

Diagram 4

(24)

V. Kesimpulan dan Saran Tindak Lanjut A. Kesimpulan

Penulis dalam penelitian ini menggunakan metode CTL (Contextual Teaching and Learning), adapun langkah-langkah yang penulis lakukan adalah sebagai berikut :

a. Menentukan permasalahan yang berkaitan baik dengan kehidupan sehari-hari siswa maupun dengan materi yang akan disampaikan pada proses pembelajaran.

b. Menentukan dan memilih media pembelajaran yang sesuai dengan materi, agar mempermudah dalam penyampaian materi dan juga dapat membantu siswa dalam memadukan pengetahuannya dengan pengetahuan baru yang akan mereka terima.

c. Menguji keterkaitan antara materi yang akan disampaikan dengan permasalahan yang sering dihadapi oleh siswa di lingkungannya.

d. Berlatih mengeksplorasi kemampuan menganalisis, mengidentifikasi, dan kemampuan berkomunikasi siswa, serta memecahkan suatu permasalahan dengan bertanya jawab.

(25)

(Contextual Teaching and Learning) berjalan lancar dan sesuai dengan harapan, serta tidak menyimpang dari konsep atau materi yang akan disampaikan.

f. Dalam proses pembelajaran diharapkan siswa ikut terlibat langsung dalam mengidentifikasi, menganalisis, mengkomunikasikan suatu pengetahuan, serta memecahkan permasalahan berdasarkan pengalaman mereka.

g. Memberikan penguatan agar tercipta kebermaknaan dalam proses pembelajaran, sehingga siswa dapat memadukan pengetahuan awal mereka dengan pengetahuan baru yang diperoleh dari proses pembelajaran.

Dengan demikian, setelah melaksanakan proses perbaikan pembelajaran siklus II, penulis melihat adanya peningkatan nilai siswa kelas V khususnya dalam materi alat peredaran darah manusia dibandingkan dengan hasil pada siklus I, dimana KKM untuk mata pelajaran IPA di kelas V adalah 60. Pada siklus I jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 15 siswa atau 58 % yaitu 9 siswa mendapat nilai 70, 5 siswa mendapat nilai 80, dan 1 siswa mendapat nilai 90. Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai di bawah KKM adalah 11 anak atau 42 % dimana 5 siswa mendapat nilai 50 dan 6 siswa mendapat nilai 60.

Pada siklus II jumlah anak yang memperoleh nilai diatas KKM adalah 24 siswa atau 92 % yaitu, 8 siswa mendapat nilai 70, 6 siswa mendapat nilai 80, 5 siswa mendapat nilai 90, dan 5 siswa mendapat nilai 100. Sedangkan jumlah anak yang memperoleh nilai dibawah KKM ada 2 atau 8 % dari jumlah siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor, yaitu 2 siswa mendapat nilai 60.

(26)

dalam pembelajaran IPA khususnya pada materi alat peredaran darah manusia dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas V SD Negeri 3 Cileduglor.

B. Saran Tindak Lanjut

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan yang telah dipaparkan, maka penulis memberikan saran sebagai berikut :

1. Kepada rekan-rekan guru diharapkan untuk mencoba metode CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam melaksanakan proses belajar mengajar IPA.

2. Kepada kepala sekolah diharapkan dapat mensosialisasikan metode CTL (Contextual Teaching and Learning) kepada rekan-rekan guru di sekolah lain.

3. Penelitian ini hanya mengambil konsep Relasi dan Fungsi dimana materinya terbatas, maka penulis menyarankan untuk dicoba pada pokok bahasan lain yang materinya cukup bervariasi.

DAFTAR PUSTAKA

(27)

Faresnawati, N. (2003). Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Siswa SMU Melalui Teknik Berpikir-Berpasangan-Berbagai Ide (PTK).

Skripsi FPMPA UPI Bandung: tidak diterbitkan.

Ruseffendi, E.T. (2001). Dasar-dasar Penelitian Dan Bidang Non Eksakta Lainnya. Semarang: IKIP Semarang Press.

Setya, I Wayan (2007). Pembelajaran Inovatif Model Kolaboratif, Basis Proyek, dan Orientasi NOS. Makalah FPMIPA UNDIKSHA : tidak diterbitkan. Subiyanto. (1990). Strategi Belajar Mengajar IPA. Malang: IKIP Malang.

Wardani, S. (2002). Pembelajaran Pemecahan Masalah IPA Melalui Model Kooperatif Tipe Jigsaw. Tesis UPI Bandung: Tidak Diterbitkan.

Yuhana, H. (2003). Model Pembelajaran Kooperatif. Modul pada pelatihan Metodologi Guru Mata Pelajaran IPA-Fisika SLTP Swasta, Bandung.

http://www.pendidikanekonomi.com/2012/03/pengertian-tujuan-dan strategi.htm l

Gambar

Tabel 2Data Hasil Pra-Siklus,Perbaikan Pembelajaran Siklus I, dan Siklus
Tabel 3Rekap Nilai Siswa Pra-Siklus
Tabel 4

Referensi

Dokumen terkait

News reader : Program kerja perpustakaan kota Yogyakarta Tahun 2010 Perpustakaan kota Yogyakarta Pada tahun 2010 ini mempunyai program kerja Pembinaan dan penggembangan

Telah dipertahankan di depan Tim Penguji Pada Tanggal 26 Februari 2013. yang dinyatakan telah memenuhi syarat

Dalam rangka penulisan skripsi tugas akhir mahasiswa Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Islam Indonesia, saya melakukan penelitian dengan judul Dalam rangka

Berdasar pada pengetahuan dan ilmu yang digunakan oleh penyidik dalam melakukan penyidikan kemudian dibuat sistem pakar (Expert System) dengan menggunakan Forward Chain

The International Archives of the Photogrammetry, Remote Sensing and Spatial Information Sciences, Volume XLI-B8, 2016 XXIII ISPRS Congress, 12–19 July 2016, Prague, Czech

Jumlah biaya tetap usaha ayam Broiler sangat bervariasi jika dilihat menurut periode pemeliharaan, semakin lama periode pemeliharaan maka semakin besar biaya

Adanya peningkatan keaktifan dan kemampuan siswa tersebut menunjukan bahwa hipotesis yang peneliti ajukan dalam penelitian ini dapat diterima dan dapat tercapai

1) Tahap ini peserta didik mulai senang, tidak gaduh dan antusias menyimak dan bertanya kepada kelompok penyaji. 2) Menganalisis kelemahan dan keberhasilan saat menerapkan