• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meni

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meni"

Copied!
112
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB MATERI PUISI PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI KELAS V MI MAMBAUL KHAIR NW BERTAIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Oleh:

SRI SUSANTINI NIM. 15.1.13.11.0.009

(3)

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PGMI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

TAHUN 2014

OPOSAL PROPOSAL PENELITIAN

PENGGUNAAN MEDIA AUDIO VISUAL DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA SUB MATERI PUISI PADA MATA

PELAJARAN BAHASA INDONESIA

DI KELAS V MI MAMBAUL KHAIR NW BERTAIS TAHUN PELAJARAN 2014/2015

Skripsi

Diajukan kepada Institut Agama Islam Negeri Mataram Untuk melengkapi persyaratan mencapai gelar Sarjana

Pendidikan Agama Islam

Oleh:

(4)

PROGRAM DUAL MODE SYSTEM

FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN PGMI INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

TAHUN 2014N

PERSETUJUAN

Skripsi Sri Susantini, NIM. 15.1.13.11.0.009. yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015” telah memenuhi syarat dan disetujui untuk

di -munaqasyah-kan. Disetujui pada

tanggal, ...2014

Di bawah bimbingan:

Pembimbing I

Maimun, M. Pd Nip. 196810051998031002

Pembimbing II

(5)

NOTA DINAS

Hal : munaqasyah

Mataram, 2014

Kepada Yth. Rektor IAIN Mataram

di-Mataram

Assalamu’alaykum Wr. Wb.

Setelah diperiksa dan diadakan perbaikan sesuai masukan pembimbing dan pedoman penilaian penulisan skripsi Sri Susantini, NIM.15.1.13.11.0.009. yang berjudul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015” telah memenuhi syarat untuk diajukan dalam sidang munaqasyah skripsi Fakultas Tarbiyah IAIN Mataram.

Demikian, atas perhatian Bapak Rektor Disampaikan terima kasih.

Wassalamu’alaykum, Wr. Wb.

Di bawah bimbingan:

(6)

Maimun, M. Pd Nip. 196810051998031002

(7)

PERNYATAAN KEASLIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini: Nama : Sri Susantini

NIM : NIM.15.1.13.11.0.009

Program Studi : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidakiyah Fakultas : Ilmu Tarbiyah

Institusi : IAIN Mataram

Dengan sungguh-sungguh menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015” ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya sendiri, kecuali pada bagian yang dirujuk sumbernya. Apabila dibelakang hari ternyata karya tulis ini tidak asli, saya siap dianulir gelar kesarjanaan saya sesuai dengan ketentuan yang berlaku di IAIN Mataram.

Mataram, 2014

Saya yang menyatakan

Sri Susantini

(8)

PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015” diajukan oleh Sri Susantini, NIM.15.1.13.11.0.009. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah IAIN Mataram, Telah di munaqasyahkan pada hari..., dan dinyatakan telah memenuhi syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan.

Dewan Munaqasyah

1. Pembimbing I Maimun, M. Pd Nip.

196810051998031002

( )

2. Pembimbing II Muammar, M. Pd Nip.

4. Penguji Kedua Safroni Isro Sosiawan, M.M Nip.

( )

Mengetahui,

(9)

Prof. Dr. H. M. Taufik, M. Ag

(10)
(11)

PERSEMBAHAN:

Skripsi ini kupersembahkan kepada:

 Ke 2 orang tuaku tercinta (H. Moh. Syahid (Alm.) & Hj. Subaedah) yang telah memberikan dukungan

sehingga dapat menyelesaikan studi (S1 Ke 2).

 Suamiku tercinta (H. Moh. Arip) yang selama ini memberikan bantuan Moril, Motivasi dan dengan

sadar saya berikan sebuah karya dalam bentuk

karya tulis ilmiah (Skripsi).

 Putra-Putraku tercinta (Afrianda Cahyapratama & Siarizky Cahyaharta Septawan) yang selalu

memotivasi perkuliahan dan penyusunan skripsi ini.

(12)

tanggung jawab selaku guru dan pengemban

amanah bangsa.

 Almamaterku tercinta program (S1 Ke 2) IAIN Matraram.

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat

Allah SWT, karena berkat rahmat, taufik serta inayah-Nya skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik guna memenuhi salah satu

syarat untuk memperoleh gelar sarjana (S1 Ke 2) Fakultas

Tarbiyah dan Keguruan PGMI di Institut Agama Islam Negeri

(IAIN) Mataram.

Shalawat dan salam senantiasa penulis peruntukkan

kepada Baginda Nabi Muhammad SAW, yang dengan penuh

semangat dan ikhlas berjuang dalam menumbuhkembangkan

ajaran islam sehingga dapat membimbing umat manusia menuju

keimanan dan keselamatan, baik di dunia maupun di akhirat

nanti.

Dengan selesainya penyusunan skripsi ini penulis ingin

mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-besarnya kepada

pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam memberikan

bimbingan, saran-saran dan informasi yang sangat berharga

(13)

1. Kepada Bapak Maimun, M. Pd. Selaku pembimbing I dan

Bapak Muammar, M. Pd. Selaku pembimbing II yang telah

banyak meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan

kepada peneliti.

2. Bapak Dr. H. Nashuddin, M. Pd. Selaku Rektor IAIN Mataram

serta seluruh stafnya yang telah memberikan kesempatan

dan kemudahan bagi peneliti dalam proses penyelesaian

skripsi ini.

3. Bapak Prof. Dr. H. M. Taufik, M. Ag. Selaku Dekan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan IAIN Mataram yang telah

memberikan kemudahan bagi peneliti dalam proses

penyelesaian skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu Dosen IAIN Mataram Khususya program Dual

Mode System (S1 Ke 2) yang telah banyak memberikan

bimbingan selama peneliti melaksanakan studi di IAIN

Mataram.

5. Bapak/Ibu Guru MI Mambaul Khair NW Bertais yang telah

banyak membantu dalam membimbing dan memberikan

informasi terkait hal-hal yang peneliti butuhkan dalam

penelititan skripsi ini.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari bahwa

(14)

itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang bersifat

membangun dari para pembaca.

Semoga segala amal dan jerih payah mereka dicatat

sebagai amal ibadah dan mendapatkan ganjaran yang setimpal

dari-Nya. Amin. Akhirnya, kepadamu Ilahi Rabbi kami mohon

Taufik, Hidayah serta Inayah.

Mataram,

2014

(15)

DAFTAR TABEL

Tabel 1 : Data jumlah siswa MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 41 Tabel 2 : Daftar Nama Guru dan Karyawan MI Mambaul

Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 42 Tabel 3 : Keadaan Sarana dan Prasarana MI Mambaul

Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 44 Tabel 4 : Data Awal Nilai Siswa Kelas V MI Mambaul

Khair NW Bertais pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesi Tahun Pelajaran 2014/2015

Tabel 6 : Peningkatan Data Awal dengan Siklus I kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais pada Mata

Tabel 8 : Peningkatan Siklus I dan Siklus II siswa kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2014/2015

55

Tabel 9 : Data Hasil Evaluasi Siswa Siklus III kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais pada Mata

: Peningkatan Siklus II dan Siklus III kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2014/2015

(16)

Tabel 11

: Analisis Hasil Belajar Siswa kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015. 61

DAFTAR GAMBAR Gambar

1

: Struktur Organisasi Madrasah Ibtidaiyah Mambaul Khair NW Bertais Mataram Tahun Pelajaran 2014/2015.

46 xiii

(17)
(18)

C. Rumusan

B. Tinjauan Tentang Media Audio

Visual...

(19)

.

E. Tinjauan Tentang SK dan KD pada Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia di Kelas V

SD/MI...

D. Jenis Instrumen dan Cara

Penggunaannya...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN

(20)

DAFTAR

PUSTAKA... ...

67

LAMPIRAN

(21)

ABSTRAK

Penggunaan Media Audio Visual Dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Tahun

Pelajaran 2014/2015

Kata Kunci : Media Audio Visual, Hasil Belajar, Puisi

Tujuan penelitian ini yaitu untuk meningkatkan hasil belajar siswa sub materi puisi pada mata pelajaran bahasa indonesia di Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais melalui penggunaan media audio visual tahun pelajaran 2014/2015.

Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Subjek penelitian ini siswa kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais Kota Mataram sebanyak 12 siswa. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi 4 tahapan, yaitu: perencanaan, pelaksanaan, pengamatan/observasi dan refleksi. Instrumen yang digunakan adalah lembar observasi dan tes. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah tehnik analisis deskriptif kualitatif.

Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah melalui beberapa tahapan atau siklus, gambaran nilai rata-rata siswa temasuk dalam kategori sedang dan persentase ketuntasan belajar klasikal bagi siswa sudah tercapai. Hal ini membuktikan bahwa penggunaan media audio visual dapat meningkatkan hasil belajar, maka disarankan kepada guru untuk memperbaiki kekurangan dalam kegiatan pembelajaran dan menambah pemahaman serta pengalaman dalam meningkatkan proses pembelajaran yang sesuai, aktif, inovatif, kreatif dan menggunakan berbagai metode belajar yang baik dan benar.

(22)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan

adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses

pembelajaran, anak kurang didorong untuk mengembangkan

kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan

kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi ; otak anak

dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi

tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingatnya itu

untuk menghubungkannya dengan kehidupan sehari-hari.

Akibatnya, ketika lulus sekolah, siswa pintar secara teoritis tetapi

memiliki sedikit aplikasi.

Proses pembelajaran merupakan suatu sistem. Dengan

demikian, pencapaian standar proses pembelajaran untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dapat dimulai dari

menganalisis setiap komponen yang dapat membentuk dan

mempengaruhi proses pembelajaran. Begitu banyak komponen

yang dapat mempengaruhi kualitas pendidikan, namun tidak

mungkin upaya meningkatkan kualitas dilakukan dengan

memperbaiki setiap komponen secara serempak.

Komponen yang selama ini dianggap sangat

mempengaruhi proses pendidikan adalah komponen guru. Hal ini

memang wajar, sebab guru merupakan ujung tombak yang

(23)

berhubungan langsung dengan siswa sebagai subjek dan objek

belajar. Bagaimanapun bagus dan idealnya kurikulum

pendidikan, bagaimanapun lengkapnya sarana dan prasarana

pendididkan, tanpa diimbangi dengan kemampuan guru dalam

mengimplementasikannya, semuanya akan kurang bermakna.

Oleh sebab itu, untuk mencapai standar proses pendidikan,

sebaiknya dimulai dengan menganalisis komponen guru.

Dalam pendidikan setiap siswa memiliki kemampuan yang

berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain

dalam diri siswa sendiri, faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor lingkungan masyarakat. Siswa yang berprestasi tinggi

tidak terlepas dari bimbingan dan bantuan dari orang tua, guru

dan masyarakat sekitar. Di sinilah guru dituntut memberikan

bimbingan, bantuan dan memberikan fasilitas seoptimal

mungkin agar siswa dapat mengembangkan ilmu pengetahuan,

sikap dan keterampilan.

Keberhasilan suatu proses belajar yang dilakukan di

sekolah dapat di tunjukkan oleh berbagai hal. Salah satunya

adalah dengan termotivasinya siswa untuk belajar yang baik

yang berujung pada perolehan hasil belajar yang baik.

Kondisi kelas V MI Mambaul Khair Tahun Pelajaran

2013/2014 kalau dilihat dari hasil belajar untuk mata pelajaran

(24)

ditunjukkan dengan perolehan nilai KKM KD rata-rata 6,0 dari

standar 7,0 yang telah ditetapkan.

Rendahnya kemampuan siswa dalam membaca puisi yang

benar, dapat disebabkan oleh keterbatasan kemampuan guru

dalam melafalkan puisi atau memberikan contoh bacaan puisi

kepada siswa (kemampuan guru yang kurang maksimal),

maupun penggunaan media yang belum tepat. Berdasarkan hal

tersebut perlu dilakukan beberapa inovasi maupun modifikasi

terutama dalam penggunaan media pembelajaran yang akan

dapat menarik minat siswa dalam melaksanakan kegiatan proses

pembelajaran sehingga diharapkan dapat meningkatkan

motivasi belajar dan hasil belajar siswa. Dalam hal ini

penggunaan media audio visual merupakan salah satu media

pembelajaran yang tepat untuk diterapkan di kelas karena

memiliki beberapa kelebihan dibandingkan dengan metode

pembelajaran yang lain.

Media audio-visual yaitu media yang mempunyai unsur

suara dan unsur gambar. Media ini merupakan penawaran

alternatif yang diharapkan bisa menjadi solusi untuk membantu

keterbatasan guru dalam mengajarkan materi puisi dengan

tepat. Disamping itu siswa yang mendengar langsung dari suara

orang yang sudah teruji ketepatan bacaannya memungkinkan

(25)

kepada peningkatan hasil belajar itu sendiri sehingga diharapkan

nantinya 80% dari siswa bisa mencapai nilai KKM.

Berdasarkan uraian di atas, hal tersebut perlu dan menarik

dilakukan Penelitian Tindakan Kelas dengan judul, “Penggunaan

Media Audio Visual dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Sub

Materi Puisi Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI

Mambaul Khair NW Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015”.

B. Sasaran Tindakan

Sasaran tindakan dalam penelitian ini adalah siswa kelas V MI Mambaul

Khair NW Bertais yang berjumlah 12 orang dengan perincian siswa perempuan

sebanyak 7 orang dan Siswa laki-laki sebanyak 5 orang.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, rumusan masalah

penelitian adalah bagaimanakah meningkatkan hasil belajar

siswa sub materi puisi pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di

Kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais melalui penggunaan

media audio visual Tahun Pelajaran 2014/2015?

D. Tujuan Penelitian

Tujupan penelitian ini adalah untuk mengetahui

peningkatkan hasil belajar siswa sub materi puisi pada Mata

Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V MI Mambaul Khair NW

Bertais melalui penggunaan media audio visual Tahun Pelajaran

(26)

E. Manfaat Penelitian dan Hasil Penelitian

Manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat teoritis dan

manfaat praktis. Untuk lebih jelasnya diuraikan sebagai berikut:

1. Manfaat Teoretis

Secara teoretis, penelitian ini dapat menambah khasanah

ilmu poengetahuan dan dapat dijadikan referensi untuk

penelitian berikutnya. 2. Manfaat Praktis

Secara praktis, manfaat penelitian ini terdiri atas manfaat

bagi siswa, guru dan madrasah. Untuk lebih jelasnya

diuraikan sebagai berikut: a. Manfaat bagi siswa

Penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan motivasi

belajar sehingga pada ahkhirya akan meningkatkan hasil

belajar siswa. b. Manfaat bagi guru

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan kreasi baru

dalam mengajar, sehingga tidak monoton pada satu

metode tertentu dan membantu mempermudah dalam

meningkatkan hasil belajar siswa

c. Manfaat bagi Madrasah

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumbangan

pemikiran yang bermanfaat untuk mengembangkan

(27)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.Tinjauan Tentang Media

1. Pengertian Media

Webster Dictionary dalam Sri Anitah mengatakan

media atau medium adalah segala sesuatu yang terletak di

(28)

digunakan sebagai perantara atau penghubung dua pihak

atau dua hal.1 Menurut Sadiman mengemukakan bahwa

media adalah perantara atau pengantar pesan dari

pengirim ke penerima pesan. 2

Berdasarkan kedua pendapat di atas maka media

adalah wadah dari pesan yang oleh sumbernya ingin

diteruskan kepada sasaran atau penerima pesan tersebut.

Materi yang diterima adalah pesan instruksional

sedangkan tujuan yang dicapai adalah tercapainya proses

belajar.

2. Fungsi Media

Levied dan Lentz dalam Cecep Kustandi dan

Bambang Sutjipto mengemukakan empat fungsi media

adalah sebagai berikut: 3 a. Fungsi atensi

Fungsi atensi yaitu menarik dan mengarahkan

perhatian siswa untuk berkonsentrasi pada isi pelajaran

yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan

atau menyertai teks materi pelajaran.

b. Fungsi afektif

Fungsi afektif yaitu menggungah emosi dan sikap siswa

c. Fungsi kognitif

1 Sri Anitah, Media Pembelajaran (Surakarta: Yuma Pustaka, 2012), h.5.

2 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran (Bogor: Galian Indonesia, 2013), h.7.

3 Ibid, h. 19.

(29)

Fungsi kognitif yaitu memperlancar pencapaian

tujuan untuk memahami dan mengingat informasi yang

terkandung dalam gambar.

pembelajaran, adalah sebagai berikut:4

a. Mempermudah proses pembelajaran di kelas b. Meningkatkan efisiensi proses pembelajaran

c. Menjaga relevansi antara materi pelajaran dengan

tujuan belajar

d. Membantu konsentrasi pembelajar dalam proses

pembelajaran. 4. .Jenis Media

Berikut ini beberapa jenis media pembelajaran yang

umumnya digunakan dalam menunjang proses

pembelajaran sebagai berikut. Sutjipto

mengemukakan empat fungsi media adalah sebagai

berikut: 5

4 Di ko Hartan, “Pengertian, Tujuan, Manfaat, dan Fungsi Media

Pembelajaran” dalam http://der-traumer.blogspot.

com/2012/09/pengertian-tujuan-manfaat-dan-fungsi . html. Diakses Jumat , 18 Juli 2014 pukul 00.10 WITA.

5 Cecep Kustandi dan Bambang Sutjipto, Media Pembelajaran

(30)

a.Gambar atau foto.

b.Sketsa

c.Diagram

d.Bagan (chart)

e.Grafik

f. Foster

g.Peta

h.Globe

i. Papan tulis

j. Papan planel

k.Flip Chart

l. Aquarium

m. Bangun Ruang

n.Diorama

o.Herbarium

B.Tinjauan tentang Media Audio Visual

1.Pengertian Media Audio Visual

Media Audia-visual yaitu media yang mempunyai

unsur suara dan unsur gambar. Jenis media ini mempunyai

kemampuan yang lebih baik karena meliputi kedua jenis

media ini.6

(31)

Menurut Wina Sanjaya dalam Makalah Hanniy’s Word

dikatakan bahwa, media audio visual yaitu jenis media gambar yang bisa dilihat, misalnya rekaman video, film,

slide suara,dan lain sebagainya. Kemampuan media dianggap lebih baik dan menarik. Sedangkan Azhar Arsyad

dalam Makalah Hanniy juga mengatakan film atau gambar

hidup merupakan gambar-gambar dalam frame dimana

frame demi frame diproyeksikan melalui lensa proyektor

secara mekanis sehingga pada layar terlihat gambar itu

hidup.7

Sesuai kedua pendapat tersebut di atas dapat

disimpulkan bahwa, media audio visual merupakan alat

bantu pembelajarn yang memiliki unsur suara dan unsur

gambar dan sangat menarik bagi siswa dalam pelaksanaan

proses belajar mengajar.

2. Jenis-jenis Media Audio Visual

Ada beberapa jenis media yang dapat dikelompokkan

dalam media audio-visual, antara lain:8

a. Televisi

Televisi sistem elektronik yang mengirimkan gambar

diam dan gambar hidup bersama suara melalui kabel atau

7 Hanniy’s Wold,”Media Pembelajaran Berbasis Audio-Visual (Makalah) dalam http//hanniyypurple.blogspot.com/2013/03,diakses tanggal 19 Juli 2014,pukul 23.00 WITA.

(32)

ruang. Sistem ini menggunakan peralatan yang mengubah

cahaya dan suara kedalam gelombang elektronik dan

mengkonversinya kembali kedalam cahaya yang dapat

(33)

b. Proyektor Transparasi (OHP)

Overhead Projektor adalah media visual proyeksi

yang dibuat di atas bahan transparan, sebagai prangkat

lunak.

d. Film dan Video

Film atau gambar merupakan kumpulan

gambar-gambar dalam frame. Dalam media ini, setiap frame

diproyeksikan melalui lensa proyektor secara mekanis

sehingga pada layar terlihat gambar itu hidup. Film

bergerak dengan cepat dan bergantian sehingga

memberikan visualisasi yang kontinu. Sama halnya

dengan film, video dapat menggambarkan suatu obyek

yang bergerak bersama-sama dengan suara alamiah atau

suara yang sesuai. Film dan video dapat menyajikan

informasi, memaparkan proses, menjelaskan

konsep-konsep yang rumit, mengajarkan ketrampilan,

menyingkat atau memperpanjang waktu, dan

mempengaruhi sikap.

d.Film bersuara

Film sebagai media audio visual adalah film yang

bersuara. Slide atau film strip yang ditambah dengan

suara bukan alat audio visual yang lengkap, karena suara

(34)

strip termasuk media audio visual saja atau media

audiovisual diam plus suara. Film yang dimaksudkan disini

adalah film sebagai alat audio visual untuk pelajaran,

penerangan atau penyuluhan.

e. Komputer

Komputer adalah mesin yang dirancang khusus

untuk memanipulasi informasi yang diberi kode, mesin

elektronik yang otomatis melakukan pekerjaan yang

diperhitungkan sederhana dan rumit. Satu unit komputer

terdiri atas empat kelompok komponen dasar, yaitu input

(misal keyboard dan writing pad), prosesor (CPU: unit

pemroses data yang diimput), penyimpanan data

(memori yang menyimpan data yang akan diproses oleh

CPU baik secara permanen (ROM) maupun untuk

sementara (RAM), dan ouput (misal layar monitor, printer

atau plotter).

f. Laptop dan LCD Proyektor

Laptop adalah komputer jinjing yang bisa di

pindahkan dengan mudah yang memiliki ukuran relatif

kecil dan ringan. Sedangkan LCD Proyektor yaitu

perangkat alat bantu yang sering digunakan untuk media

presentasi, karena mampu menampilkan gambar dengan

(35)

Berdasarkan jenis media audio visual di atas dalam

penelitian ini menggunakan jenis media audio visual yaitu

media laptop dan LCD proyektor.

3.Langkah-Langkah Penggunaan

Untuk menggunakan media, seharusnya dilakukan

perencanaan yang sistimatik. Media pembelajaran

digunakan apabila media itu dapat mendukung tercapainya

tujuan pembelajaran yang disampaikan.

Adapun langkah-langkah dalam penggunaan media audio

visual yaitu: 9

(36)

a. Persiapan sebelum menggunakan media

Langkah awal penggunaan media adalah membuat

persiapan sebaik baiknya, yang dilakukan dengan cara:

1) Mempelajari petunjuk penggunaan media, terutama

bila dibutuhkan perangkat keras seperti berbagai jenis

pesawat proyektor (media elektronik). Periksalah

voltase alat untuk disesuaikan dengan listrik setempat

sebelum menghidupkan alat. Setelah itu, ikuti

petunjuk-petunjuk khusus tiap alat. Misalnya LCD ada petunjuk-petunjuk

khusus penempatan layar, pemakaian layar, pemakaian

pesawat yang menghemat lampu LCD, cara meletakkan

alat, tempat berdiri guru dll.

2) Semua peralatan yang akan digunakan perlu disiapkan

sebelumnya, sehingga dalam pelaksanaan

pembelajaran tidak akan terganggu oleh hal-hal yang

bersifat tehnis.

b. Pelaksanaan penggunaan media

Pada saat kegiatan belajar dengan menggunakan

media berlangsung, hendaknya dijaga agar suasana tetap

tenang, keadaan tenang tidak berarti pembelajaran harus

duduk diam dan pasif yang penting pembelajaran tetap

(37)

Sebaiknya sewaktu mempergunakan multi media dengan

LCD proyektor, diusahakan untuk datang lebih awal dari

siswa, sehingga sewaktu melakukan kegiatan memasang

peralatan dan menyambung kabel-kabel yang tidak

sedikit jumlahnya itu termasuk setting sound systemnya

tidak disaksikan oleh siswa sehingga begitu proses

pembelajaran dimulai semuanya sudah siap dan langsung

mulai tanpa pengetesan lagi. Untuk presentasi dengan

media komputer dengan LCD proyektornya, sebaiknya

memanfaatkan komputer Note book atau Laptop, sebab

guru bisa tetap tatap pandang dengan siswa, meskipun

sambil melihat ke layar monitor komputernya. Kalau

harus memakai desktop komputer bisa saja asal ada layar

monitor yang bisa tampil simultan dengan yang

ditayangkan di layar melalui LCD proyektor.

c. Evaluasi

Tahap ini merupakan tahap penyajian apakah tujuan

pembelajaran telah tercapai, selain untuk memantapkan

pemahaman materi yang disampaikan melalui media.

Untuk itu perlu disediakan tes yang harus dilaksanakan

oleh siswa sebagai umpan balik. Kalau ternyata tujuan

belum tercapai, guru perlu mengulangi sajian program

(38)

d. Tindak lanjut

Berdasarkan umpan balik yang diperoleh, guru dapat

meminta siswa untuk memperdalam sajian dengan

berbagai cara, misalnya: diskusi tentang hasil tes,

melakukan suatu percobaan, observasi, dll.

4.Kelebihan dan Kekurangan Media Audio Visual

Menurut Nana Sudjana dan Sudirman N, dalam Titin Dwi

Jayanti menyimpulakan tentang beberapa

kelebihan-kelebihan media audio-visual, termasuk teks terprogam,

adalah: 10

a. Perpaduan teks dan gambar dalam halaman cetak sudah

merupakan hal lumrah, dan ini dapat menambah daya

tarik, serta dapat mempelancar pemahaman informasi

yang disajikan dalam dua format, verbal dan visual.

1) Khusus pada teks terprogram, siswa akan berpartisipasi

atau berinteraksi dengan aktif karena harus memberi

respon terhadap pertanyaan dan latihan yang disusun,

siswa dapat segera mengetahui apakah jawabannya

benar atau salah.

2) Menampilkan obyek yang selalu besar yang tidak

memungkinkan untuk dibawa kedalam kelas, misalnya:

(39)

gunung, sungai, masjid, ka’bah. Obyek-obyek tersebut

dapat ditampilkan melalui foto, gambar dan pdf.

3) Memberikan pengalaman yang nyata dan dapat

menumbuhkan kegiatan berusaha sendiri pada setiap

siswa.

4) Meletakkan dasar-dasar yang konkret dari konsep yang

abstrak sehingga dapat mengurangi kepahaman yang

bersifat verbalisme. Misalnya, untuk menjelaskan

bagaimana sistem peredaran darah pada manusia,

maka digunakanlah film.

Adapun kekurangan-kekurangan yang dapat ditampilkan

pada media audio-visual ini adalah:

1) Kecepatan merekam dan pengaturan trek yang

bermacam-macam menimbulkan kesulitan untuk

memainkan kembali rekaman yangdirekam pada suatu

mesin perekam yang berbeda dengannya.

2) Film dan video yang tersedia selalu sesuai dengan

kebutuhan dan tujuan belajar yang diinginkan kecuali

film dan video itu dirancang dan diproduksi khusus

untuk kebutuhan sendiri.

3) Pengadaan film atau video umumnya memerlukan

(40)

4) Kekhawatiran muncul bahwa siswa tidak memiliki

hubungan pribadi dengan guru, dan siswa bisa jadi

bersikap pasif selama penayangannya.

5) Program yang tersedia saat ini belum

memperhitungkan kreativitas siswa, sehingga hal

tersebut tentu tidak dapat mengembangkan kreativitas

siswa.

6) Media ini hanya Akan mampu melayani secara baik

bagi mereka yang sudah mempunyai kemampuan

dalam berfikir abstrak.

Penemuan macam-macam alat dan mesin

mempengaruhi dan mengubah cara hidup,

norma-norma, dan cara berfikir dan cara kerja manusia.

Alat-alat teknologi juga mempengaruhi pendidikan, antara

lain metode penyampaian dan juga cara penilaian.

Alat-alat pengajaran kebanyakan tidak diciptakan khusus

untuk keperluan pengajaran, kecuali mesin belajar.

Selain itu pengajaran memanfaatkan hasil teknologi

(41)

C.Tinjauan Tentang Hasil Belajar

1.Pengertian Hasil Belajar

Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua

kata yaitu ”hasil” dan ”belajar”. Pengertian hasil (product)

menunjukkan pada suatu perolehan akibat dilakukannya

suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkan

berubahnya input secara fungsional.

Belajar dilakukan untuk mengusahakan adanya perubahan

individu yang belajar. Perubahan perilaku itu merupakan

perolehan yang menjadi hasil belajar.

Hasil belajar adalah perubahan yang mengakibatkan

manusia berubah dalam sikap dan tingkah lakunya (Winkel).

Aspek perubahan itu mengacu pada taksonomi tujuan

pengajaran yang dikembangkan oleh Bloom, Simpson dan

Harrow mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik

(Winkel).11

Jadi hasil belajar merupakan perubahan perilaku yang

terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai

dengan tujuan pendidikan.

2.Karakteristik Hasil Belajar

Pada umumnya hasil belajar dapat dikelompokkan

menjadi tiga ranah yaitu ranah kognitif, ranah afektif, dan

(42)

psikomotor. Secara ekplesit ketiga ranah ini tidak dapat

dipisahkan satu sama lain. Setiap mata ajar selalu

mengandung ketiga ranah tersebut, namun penekanan

selalu berbeda. Mata ajar praktek lebih menekankan pada ranah psikomotor,sedangkan mata ajar pemahaman konsep

lebih menekankan pada ranah kognitif. Namun kedua ranah

tersebut mengandung ranah afektf.

Menurut Benyamin Bloom dalam Nana Sujana

dikatakan bahwa secara garis besar karakteristik hasil

belajar membaginya menjadi tiga ranah, yakni : Ranah

kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotoris.12

a. Domain kognitif (Cognitive domain)

Domain ini berorientasi kepada kemampuan

“berpikir”, mencakup kemampuan intelektual lebih

sederhana, yakni mengingat sampai kepada kemampuan

memecahkan masalah yang menurut siswa untuk

menghubungkan dan menggabungkan gagasan, metode

atau prosedur yang sebelumnya dipelajari. Aspek kognitif

terdiri dari enam tingkatan dengan aspek belajar yang

berbeda-beda. Keenam tingkatan tersebut yaitu:

1) Tingkat pengetahuan (knowledge), pada tahap ini

menuntut siswa untuk mampu mengingat (recall)

(43)

berbagai informasi yang telah diterima sebelumnya,

misalnya fakta, rumus, terminologi strategi problem

solving dan lain sebagainya.

2) Tingkat pemahaman (comprehension), pada tahap ini

kategori pemahaman dihubungkan dengan kemampuan

untuk menjelaskan pengetahuan, informasi yang telah

diketahui dengan kata-kata sendiri. Pada tahap ini peserta

didik diharapkan menerjemahkan atau menyebutkan

kembali yang telah di dengar dengan kata-kata sendiri. 3) Tingkat penerapan (application), penerapan ini

merupakan kemampuan untuk menggunakan atau

menerapkan informasi yang telah dipelajari kedalam

situasi yang baru, serta memecahkan berbagai masalah

yang timbul dalam kehidupan sehari-hari.

4) Tingkat analisis (analysis), analisis merupakan

kemampuan mengindifikasikan, memisahkan dan

membedakan komponen-komponen atau elemen suatu

fakta, konsep, pendapat, asumsi,hipotesa atau

kesimpulan, dan memeriksa setiap komponentersebut

untuk melihat ada atau tidaknya kontradiksi.

5) Tingkat sintesis (syntesis), sintesis merupakan

kemampuan seseorang dalam mengaitkan dan

menyatukan berbagai elemen dan unsur pengetahuan

yang ada sehingga terbentuk pola baru yang lebih

(44)

6) Tingkat evaluasi (evaluation), evaluasi merupakan level

tertinggi yang mengharapkan peserta didik mampu

membuat penilaian dan keputusan tentang nilai suatu

gagasan, metode, produk atau benda dengan

menggunakan kriteria tertentu. b.Domain afektif

Yaitu internalisasi sikap yang menunjuk kearah

pertumbuhan batiniah dan terjadi bila peserta didik menjadi

sadar tentang nilai yang diterima, kemudian menagmbil

sikap sehingga menjadi bagian dari dirinya dalam

membentuk nilai dan menentukan tingkah laku. Domain

afektif terdiri atas beberapa jenjang kemampuan yaitu : 1) Receiving/ attending, yakni semacam kepekaan dalam

menerima rangsangan (stimulasi) dari luar yang datang

kepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll.

Kata kerja operasioanl yang dapat digunakan

diantaranya : menanyakan, memilih, menggambarkan,

mengikuti, memberikan, berpegang teguh, menjawab,

menggunakan.

2) Responding atau jawaban, yaitu jenjang kemampuan

yang menurut siswa yang tidak hanya peka pada suatu

fenomena tetapi juga bereaksi. Penekanannya terletak

pada kemauan siswa untuk menjawab secara suka rela,

menjawab tanpa ditugaskan. Kata kerja operasional yang

(45)

memperbincangkan, memberi nama, menunjukkan,

mempraktekkan, melaporkan, menuliskan, memberitahu. 3) Valuing (penilaian) yaitu jenjang kemampuan yang

menuntut siswa untuk menilai suatu objek, fenomena

atau tingkah laku tertentu secara konsisten. Kata kerja

operasional yang digunakan diantaranya : melengkapi,

menerangkan, membentuk, mengusulkan, mengambil

bagian, memilih dan mengikuti.

4) Organisasi, yaitu jenjang kemampuan yang menuntut

siswa untuk menyatukan nilai-nilai yang berbeda,

memecahkan masalah dan membentuk suatu sistem nilai.

Kata kerja operasional yang digunakan diantaranya :

mengubah, mengatur, menggabungkan, membandingkan,

mempertahankan, menggeneralisasikan, memodifikasi. 5) Karakteristik nilai atau internalisasi nilai, yaitu

menggunakan nilai yang sudah diyakini sebagai

pandangan hidup (worldview) dan mempertahankan nilai yang sudah ada.

c. Domain psikomotoris

Yaitu kemampuan siswa yang berkaitan dengan

gerakan tubuh dan bagian-bagiannya, mulai dari gerakan

yang sederhana sampai dengan gerakan yang kompleks.

Kata kerja operasional yang digunakan harus sesuai dengan

(46)

1) Muscular or motor skill, yang meliputi : mempertontonkan gerak, menunjukkan hasil, melompat, menampilkan,

menggerakkan.

2) Manipulatioan of material or objects, yang meliputi : mereparasi, menyusun, membersihkan, menggeser,

memindahkan, membentuk.

3) Neuromuscular coordination, yang meliputi : mengamati, menerapkan, menghubungkan, menggandeng,

memasang, menarik, memotong dan menggunakan.

Martinis Yamin dalam Warni Djuwita

mengkalisfikasikan domain psikomotor menjadi empat

kelompok sebagai berikut : 13

Gerakan seluruh badan (gross body movement), yaitu

perilaku seseorang dalam suatu kegiatan yang

memerlukan gerakan fisik secara menyeluruh. Contoh :

senam mengikuti irama music.

a) Gerakan yang terkoordinasi (coordination movements), ialah gerakan yang dihasilkan dari perpaduan antara fungsi salah satu atau lebih indera

manusia dengan salah satu anggota badan. Contoh :

menyetir, berenang.

b) Komunikasi nonverbal (nonverbal communication), yaitu hal-hal yang berkenaan dengan komunikasi yang

menggunakan symbol-simbol atau isyarat (anggukan

(47)

kepala, ekspresi wajah). Contoh : mengirim kode-kode

dengan jari tangan.

c) Kebolehan dalam berbicara (speech behavior), ialah kemampuan berbicara yang berhubungan dengan

koordinasi gerakan tangan atau anggota badan

lainnya termasuk ekspresi muka. Misalnya : membaca

deklamasi atau sajak.

3.Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar

Untuk memahami kegiatan yang disebut ”belajar”,

perlu dilakukan analisis untuk menemukan

persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar itu.

Belajar merupakan suatu proses. Sebagai suatu proses

sudah barang tentu harus ada yang diproses (masukan atau

input), dan hasil dari pemrosesan (keluaran atau input), jadi

dalam hal ini kita dapat menganalisis kegiatan belajar itu

dengan pendekatan analisis sistem. Dengan pendekatan

sistem ini sekaligus kita dapat melihat adanya factor yang

dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar.14

Selanjutnya uraian berikut akan menguraikan

berbagai faktor yang mempengaruhi proses dan hasil

belajar sebagai berikut:

a. Faktor eksternal (faktor dari luar siswa).

14 Titin Dwi Jayanti, Penggunaan Media Audio Visual Dalam

(48)

Faktor eksternal terbagi menjadi dua macam yaitu

1) Lingkungan alami

Lingkungan hidup adalah lingkungan anak tempat

tinggal siswa, hidup dan berusaha di dalamnya. Udara

yang tercemar merupakan polusi yang dapat

mengganggu pernapasan. Udara yang terlalu dingin

menyebabkan siswa kedinginan. Suhu terlalu panas

menyebabkan siswa kepanasan, dan tidak betah

tinggal di dalamnya. Oleh karena itu, keadaan suhu

udara berpengaruh terhadap belajar siswa di sekolah. .

2) Lingkungan sosial budaya

Hidup dalam kebersamaan dan saling

membutukan akan melahirkan interaksi sosial. Saling

memberi dan saling menerima meupakan kegiatan

yang selalu ada dalam kehidupan sosial, misalnya

berbicara, bersenda gurau, memberi nasihat, dan

gotong royong merupakan interaksi sosial dalam

(49)

b. Faktor Internal (faktor dari diri siswa)

1) Faktor fisiologis

Kondisi fisiologis pada umumnya sangat berpengaruh

terhadap kemampuan belajar siswa. Orang yang dalam

keadaan segar jasmaninya akan berlainan belajarnya

dari orang yang dalam keadaan kelelahan. Anak-anak

yang kekurangan gizi ternyata kemampuan belajarnya

di bawah anak-anak yang tidak kekurangan gizi,

mereka lekas lelah, mudah mengantuk, dan sukar

menerima pelajaran.

2) Faktor psikologis

a) Kecerdasan atau Inteligensi siswa

Kecerdesan pada umumnya dapat diartikan

sebagai kemampuan psiko-fisik untuk mereaksi

rangsangan atau menyesuaikan diri dengan

lingkungan dengan cara yang tepat. Jadi, intelegensi

atau kecerdasan sebenarnya bukan persoalan

kualitas otak saja melainkan juga kualitas

organ-organ tubuh lainnya. Akan tetapi, memang harus

diakui bahwa peran otak dalam hubungan

kecerdesan manusia lebih menonjol dari pada peran

organ-organ tubuh lainnya.

(50)

Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan

suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di

luar diri. Suatu minat dapat diekpresikan melalui

suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa

(51)

c) Bakat

Bakat adalah kemampuan potensial yang dimilki

seseorang untuk mencapai keberhasilan pada masa

yang akan datang. Dengan demikian, setiap orang

pasti memiliki bakat dalam arti berpotensi untuk

mencapai prestasi sampai ke tingkat tertentu sesuai

dengan kapasitas masing-masing.

d) Motivasi

Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang melakukan sesuatu. Jadi motivasi untuk

belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong

seseorang untuk belajar. Penemuan-penemuan ini

menunjukkan bahwa hasil belajar pada umumnya

meningkat jika motivasi untuk belajar bertambah.

D. Tinjauan Tentang Puisi

1. Pengertian puisi

Menurut Wirjosoedarmo dalam Rahmat Djoko Pradopo

mengemukakan bahwa puisi itu adalah karangan yang terikat

oleh : (1) banyak baris dalam tiap bait (kuplet/strofa, suku

karangan); (2) banyak kata dalam tiap baris; (3) banyak suku

kata dalam tiap baris; (4) rima; (5) irama. Sedangkan

menurut Altenbernd puisi adalah pendramaan pengalaman

(52)

berirama (bermetrum) (as the interpretive dramatization of

experience in metrical language). 15

Dari pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa

puisi adalah sebuah karangan terikat oleh suku kata, baris

bait, dan irama serta mengekspresikan pemikiran yang

membangkitkan perasaan yang merangsang imajinasi panca

indra dalam susunan yang berirama.

2. Jenis-jenis Puisi

a. Jenis –jenis puisi berdasarkan bentuknya antara lain: 16

1) Puisi yang terkait aturan-aturan bait dan baris antara

lain: pantun, syair, soneta, distikon, terzina, kuatren,

kuint, sektet ,septin, dan oktaf.

2) Puisi bebas yaitu puisi yang tidak terikat oleh

aturan-aturan bait, baris,maupun rima contohnya adalah: puisi

karangan Chairil Anwar, Taufik Ismail, W.S. Rendra.

b. Jenis-jenis puisi berdasarkan zamannya antara lain:

1) Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang merupakan peninggalan

sastra melayu lama. Puisi lama terdiri dari puisi asli dan

puisi pengaruh asing. contoh puisi asli masyarakat

15 Rahmat Djoko Pradopo, Pengkajian Puisi (yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2012), h. 5.

(53)

melayu adalah pantun , sedangkan contoh puisi asing

bahasa Arab adalah syair. Puisi lama ciri-ciri adalah :

a). Merupakan puisi rakyat yang tak dikenal nama

pengarangnya

b). Disampaikan lewat mulut kemulut,jadi merupakan

sastra lisan

c). Sangat terikat oleh aturan-aturan seperti jumlah baris

tiap bait, jumlah suku kata maupun rima. Yang

(54)

a) Pantun

Pantun merupakan salah satu jenis karya

sastra lama yang berbentuk puisi.

Sebagaimana bentuk puisi lainnya, pantun

mementingkan keindahan bahasa,pemadatan

makna kata, serta bentuk penulisannya yang

berbait-bait.

b) Syair

Syair termasuk dalam jenis puisi lama. Hampir

sama dengan pantun,syair terikat oleh

aturan-aturan.Ciri-cirinya adalah:

(1)Setiap bait terdiri atas empat baris.

(2)Setiap baris terdiri atas delapan sampai dua

belas suku kata.

(3)Syair tidak memiliki sampiran,semua

barisnya merupakan isi.

(4)Rima akhir berpola a-a-a-a.

c) Mantra, yaitu puisi yang mengandung

kekuatan gaib.

d) Talibun, Yaitu pantun yang terdiri atas 6,8 atau

10 baris.

e) Karmina (pantun kilat), yaitu pantun yang

(55)

2). Puisi baru

Puisi baru adalah puisi yang lahir pada tahun dua

puluhan. Menurut bentuknya puisi baru terdiri dari:

a) Distikon, sajak dua seuntai.

b) Tersina, sajak tiga seuntai.

c) Kuatren, sajak empat seuntai.

d) Kuint, sajak lima seunta.

e) Sektet, sajak enam seuntai.

f) Septima, sajak tujuh seuntai.

g) Stanza, sajak delapan seuntai.

h) Soneta, sajak empat belas seuntai.

c. Jenis-jenis puisi berdasarkan isinya antara lain:

1) Balada adalah puisi berisi kisah/ cerita.

2) Himne adalah puisi pujangga untuk Tuhan.tanah

air,atau pahlawan.

3) Ode adalah puisi sanjungan untuk orang yang berjasa.

4) Epigram adalah pisi berisi tuntunan/ ajaran hidup.

5) Romance adalah puisi yang berisi luapan cinta kasih.

6) Elegi adalah puisi yang berisi ratap tangis/ kesedihan.

7) Satire adalah puisi yang berisi sindiran / kritik.

3.Unsur-unsur puisi

(56)

Tema, yaitu pokok persoalan yang diungkapkan oleh

penyair.

b. Rasa

Rasa, yaitu sikap penyair terhadap pokok persoalan

yang terkandung dalam puisi.

c. Nada

Nada, yaitu sikap penyair terhadap pembacanya. Nada

berkaitan erat dengan tema dan rasa. Hal ini ditunjukkan

dengan adanya sikap merayu,mengadu,mengkritik, dan

(57)

d. Amanat

Amanat, yaitu pesan moral yang ingin disampaikan

kepada penyair.

4.Petunjuk Cara Membaca Puisi

Untuk membaca sebuah puisi dengan benar diperlukan

beberapa petunjuk sehingga dapat mempercepat proses

pemahaman terhadap sebuah puisi. Beberapa petunjuk yang

digunakan antara lain: 17

a. Perhatikan judulnya. Judul adalah sebuah lubang kunci

untuk menengok keseluruhan makna puisi.

b. Lihat kata-kata yang dominan.Kata-kata yang sering diulang

di dalam sebuah puisi bisa menjadi kata-kata yang dominan.

c. Selami makna konotatif. Bahasa puisi adalah bahasa yang

melewati batas-batas maknanya yang lazim.

d. Mencari makna yang terungkap di dalam larik atau bait

puisi,makna-makna yang lebih benar adalah makna yang

sesuai dengan struktur bahasa.

e. Jika ingin menangkap pikiran (maksud) di dalam sebuah

puisi prosakanlah (parafrasekanlah) puisi itu terlebih dahulu.

f. Usut siapa yang dimaksud kata ganti yang ada dan siapa

yang mengucapkan

g. kalimat yang ada di dalam sebuah puisi.

(58)

h. Antara larik dengan larik yang lain,bait dengan yang lain di

dalam sebuah puisi,membentuk satu kesatuan (kesatuan

makna).

i. Cari makna yang tersembunyi dalam puisi tersebut

j. Perhatikan corak sebuah puisi (sajak).

k. Apa pun tafsiran terhadap sebuah puisi,maka tafsiran

tersebut harus berdasarkan teks.

E. Tinjauan tentang SK & KD Pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas V SD/MI

Berikut ini ditampilkan Standar Kompetensi & Kompetensi

Dasar mata pelajaran bahasa indonesia di SD/MI.18

N

O

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

1 1. Memahami teks

dengan membaca teks percakapan, membaca cepat 75 kata / menit, dan membaca puisi

1.3 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yang tepat

(59)

BAB III

METODE PENELITIAN

A.Setting Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di MI Mambaul Khair NW

Bertais, Kecamatan Sandubaya Kota Mataram. Penelitian ini

difokuskan di kelas V dengan jumlah siswa 12 orang,5 laki-laki

dan 7 perempuan. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan

kelas (PTK). Susilo mendifinisikan PTK sebagai sebuah proses

investigasi terkendali yang berdaur ulang dan bersifat reflektif

mandiri yang dilakukan oleh guru yang memiliki tujuan untuk

melakukan perbaikan-perbaikan terhadap system, cara kerja,

proses, isi,kompetensi atau situasi pembelajaran. Tim Pelatih

Proyek PGSM mengemukakan bahwa PTK sebagai suatu bentuk

kajian yang bersifat reflektuf oleh pelaku tindakan yang

dilakukan untuk meningkatkan kemantapan rasional dari

tindakan guru dalam melaksanakan tugas,memperdalam

pemahaman terhadap tindakan-tindakan yang dilakukan itu,

serta memperbaiki kondisi di mana praktek pembelajaran

tersebut berlangsung.19

B.Sasaran Penelitian

(60)

Sasaran penelitian adalah meningkatkan hasil belajar siswa

sub materi puisi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas

V MI Mambaul Khair NW Bertais melalui penggunaan media

audio visual Tahun Pelajaran 2014/2015.

(61)

Identifikasi

Rencana tindakan ini terdiri atas beberapa siklus. Siklus ini

terdiri atas beberapa tahapan pelaksanaan penelitian tindakan

kelas yaitu, perencanaan, pelaksanaan, observasi,dan refleksi.

Dalam penelitian ini rencananya menggunakan prosedur yang

digunakan oleh Kurt Lewin sebagaimana berikut ini.20

dst

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin

D. Jenis Instrumen dan cara Penggunaannya

Suharsimi menerangkan, bahwa instrumen penelitian

adalah alat/fasilitas yang digunakan oleh peneliti dalam

pengumpulan data agar pekerjaannya lebih mudah dan hasilnya

(62)

lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis

sehingga lebih mudah diolah.21

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari:

1.Lembar Observasi

Lembar observasi terdiri dari lembar observasi aktivitas

guru dan aktivitas siswa. Penilaian terhadap aktivitas

tersebut dilakukan secara klasikal dengan menggunakan

lembar observasi berupa activity chek list yaitu suatu daftar yang berisi butir–butir pernyataan tentang aktivitas guru dan

siswa selama pembelajaran berlangsung. (lembar observasi

terlampir)

2.Tes

Tes merupakan sebuah instrumen atau prosedur yang

sistematis untuk mengukur sutu sampel tingkah laku, misalnya

untuk menjawab pertanyaan “seberapa baik (tinggi) kinerja

seseorang” yang jawabannya berupa angka. 22

E. Pelaksanaan Tindakan

Adapun prosedur yang ditempuh dalam Pelaksanaan PTK

ini adalah:

1.Siklus I

21 Suharsini Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek (Jakarta: PT.Rineka Cipta,2002), h. 136.

(63)

a. Tahap Perencanaan I

1) Mengkomonikasikan hasil belajar siswa kelas V pada

mata pelajaran Bahasa Indonesia materi puisi.

2) Mendiskusikan dengan tim peneliti langkah-langkah

yang harus dilakukan pada kegiatan pembelajaran.

3) Merancang skenario pembelajaran (RPP) dengan

penggunaan media audio visual.

4) Mempersiapkan alat-alat/media pembelajaran dalam

rangka penelitian.

5) Menyepakati indicator-indikator keberhasilan guru

dalam penelitian.

b. Tahap Tindakan I

1) Menganalisa dan mengidentifikasikan kesulitan yang

dihadapi guru dalam pembelajaran puisi dalam

penggunaan media audio visual.

2) Melakukan scenario pembelajaran melalui penggunaan

media audio visual.

3) Menyiapkan media pembelajaran.

4) Mengklarifikasikan kesulitan dalam penggunaan media

audio visual pada siswa kelas V pada materi puisi.

c. Tahap Observasi I

(64)

2) Mengevaluasi pencapaian hasil belajar siswa dengan

tes lisan yang berkaitan dengan materi yang telah

diberikan.

d. Tahap Refleksi I

Anggota tim mengkaji atau menganalisa

temuan-temuan berupa hambatan dalam pelaksanaan tindakan

dan mencari solusi pemecahannya.

2.Siklus II

a. Tahap Perencanaan II

1) Membahas kelemahan pelaksanaan siklus I untuk

perbaikan siklus II

2) Membenahi siklus I dalam penggunaan media audio

visual

3) Mensosialisasikan penggunaan media audio visual pada

kepala sekolah.

4) Menyusun media pembelajaran yang terkait dengan

penggunaan media audio visual.

b. Tahap Tindakan.

1) Mengumpulkan data.

2) Melaksanakan scenario Pembalajaran.

3) Mengklarifikasikan kelemahan pada penggunaan media

audio visual pada materi puisi kelas V.

(65)

1) Observasi proses pembelajaran puisi dengan

penggunaan media audio visual.

2) Mengevaluasi pencapaian hasil belajar siswa kelas V

pada materi puisi.

c. Tahap Refleksi II

Mengkaji dan menganalisa kelemahan-kelemahan

dalam tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan solusi

pemecahannya serta mengambil kesimpulan bersama tim

tentang sejauh mana peningkatan hasil belajar siswa

kelas V melalui penggunaan media audio visual.

3. Siklus III

c. Tahap Perencanaan III

1) Membahas kelemahan pelaksanaan siklus II untuk

perbaikan siklus III

2) Membenahi siklus II dalam penggunaan media audio

visual

3) Mensosialisasikan penggunaan media audio visual pada

kepala sekolah.

4) Menyusun media pembelajaran yang terkait dengan

penggunaan media audio visual.

d. Tahap Tindakan.

1) Mengumpulkan data.

(66)

3) Mengklarifikasikan kelemahan pada penggunaan media

audio visual pada materi puisi kelas V.

d. Tahap Observasi III

1) Observasi proses pembelajaran puisi dengan

penggunaan media audio visual.

2) Mengevaluasi pencapaian hasil belajar siswa kelas V

pada materi puisi.

e. Tahap Refleksi III

Mengkaji dan menganalisa kelemahan-kelemahan

dalam tindakan yang dilakukan untuk mendapatkan

solusi pemecahannya serta mengambil kesimpulan

bersama tim tentang sejauh mana peningkatan hasil

belajar siswa kelas V melalui penggunaan media audio

visual.

F. Cara Pengamatan (Monitoring)

Penelitian ini dilakukan secara kolaboratif dengan teman

mengajar yang berjumlah 2 orang Dalam penelitian kolaborasi

ini, pihak yang melakukan tindakan adalah peneliti sedangkan

yang melakukan pengamatan terhadap berlangsungnya proses

tindakan adalah guru. Yang akan diobservasi oleh peneliti dalam

penelitian ini adalah bagaimana penggunaan lafal, intonasi dan

ekspresi dalam membaca puisi.

(67)

1.Analisis Data

Untuk mengetahui keefektifan suatu media atau metode

dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data.

Pada penelitian ini menggunakan tehnik analisis deskriptif

kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat

menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data

yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar

siswa setelah menggunakan media audio visual.

Kemampuan membaca puisi dengan lapal dan intonasi

yang tepat dinyatakan dengan nilai atau skor setelah

melaksanakan tes lisan oleh peneliti selanjutnya hasil tes

belajar dianalisais secara deskriptif yaitu dengan:

a. Ketuntasan Individu

Setiap siswa kelas V MI Mambaul Khair NW Bertais

dalam proses belajar mengajar dikatakan tuntas secara

individu, apabila setiap siswa memperoleh nilai mata

pelajaran Bahasa Indonesia minimal 7,00 sesuai standar KKM

kelas V yang telah ditetapkan oleh MI Mambaul Khair NW

Bertais.

(68)

Ketuntasan klasikal telah dicapai apabila target

pencapaian ideal ≥ 85% dari jumlah siswa kelas V yang

memperoleh nilai di atas KKM. 23

KK=n1 n x100

Keterangan:

KK = ketuntasan klasikal

n1 = jumlah siswa yang mendapat nilai berdasarkan KKM

n = jumlah siswa yang ikut tes

2.Refleksi

Refleksi adalah upaya evaluasi yang dilakukan oleh

peneliti atau kolaborasi yang terkait dengan suatu PTK tentang

perubahan yang dilakukan baik pada siswa, suasana kelas,

maupun guru. Dalam penelitian ini, refleksi yang dilakukan

oleh peneliti adalah bagaimana hasil belajar siswa pada

penggunaan media audio visual dengan melihat nilai tes

(analisis data) dan kekurangan yang terdapat dalam proses

belajar mengajar. Berdasarkan hal tersebut peneliti

mengadakan pengulasan atau perbaikan terhadap

pelaksanaan proses belajar mengajar.

(69)
(70)

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.Deskripsi Setting Penelitian

1.Sejarah Berdirinya MI Mambaul Khair Bertais Kota

Mataram

Nama Mambaul Khair adalah nama yang diberikan

kepada masjid Karang Anyar oleh seorang Tuan Guru yaitu

Tuan Guru Haji Muh. Mutawalli Jerowaru Lotim. Yayasan ini

mulai dirintis pada tahun 1966, atas gagasan seorang guru

(ustadz) dari utusan Madrasah Darul Qur’an dari Bengkel

yaitu Ustadz Gafar Rawi dibentuklah Madrasah Ibtidaiyah

dibawah naungan Organisasi Pendidikan LP Ma’arip

Nahdlatul Ulama.

Sebagai langkah pertama dikumpulkanlah masyarakat

untuk mendaftarkan anak-anaknya masuk pada Madrasah

dan saat itu belum mempunyai tempat ataupun peralatan

sekolah seperti bangku,papan tulis,meja/bangku dan lain

sebagainya. Untuk tempat sementara belajarnya di rumah

Almarhum bapak Muh. Sahadrun dengan jumlah pengajar 4

orang. Kemudian dari bulan ke bulan dari tahun ke tahun

perhatian masyarakat semakin pesat terhadap pendidikan,

maka pindahalah tempat belajar kemasjid nurul yakin

bertais yang saat itu sudah berkelas III, kemudian berpindah

(71)

lagi ketempat darurat yaitu sebuah gudang yang tidak

ditempatkan lagi oleh pemiliknya yaitu Ibu Sarah yang

berasal dari Bertais. Sementara perkembangan pendidikan

terus menerus sehingga tidak dapat ditampung lagi pada

tempat darurat tersebut. Maka, dipindahkan lagi kegedung

SDN 1 Bertais.

Akhirnya pada tahun 1967 atas desakan masyarakat

yang dipelopori oleh Bapak Haji Muh. Yusuf di bangunlah

sebuah gedung permanen diatas tanah seluas 798m2

sejumlah 5 lokal ruang belajar. Sekitar tahun 1971/1972

siswa-siswa yang berkelas VI dapat mengikuti ujian

persamaan negeri sebanyak 15 orang dan 100 % lulus. Pada

tahun 1977 madrasah ini tidak aktif terbentur masalah dana

sedangkan semangat belajar masih tinggi akibat

pembubaran panitia madrasah yang digantikan dengan

pembentukan BP-3, madrasah akhirnya tidak mempunyai

kelanjutan. Pada tahun 1979 dibuka kembali atas dasar

musyawarah dengan memilih kepala madrasah yang baru

Muh. Darwan Hadi, BA. dan suasana tetap memprihatinkan

karna masalah yang dihadapi terutama masalah siswa dan

guru. Akhirnya langkah terakhir yang diambil adalah

menentukan sikap kembali untuk bernaung pada sebuah

(72)

Madrasah ini diresmikan pada tanggal 14 April 1980

oleh Bapak Maulana Syeikh Tuan Guru Haji Muh. Zainudin

Abdul Majid Pancor-Lombok Timur menjadi madrasa

ibtidaiyah Mambaul Khair. Bangunan tersebut sekarang

masih berdiri dan masih digunakan sebagai sarana belajar

bagi para murid Mambaul Khair (Makha). Keberadaan Makha

sebagai lembaga edukatif khususnya dalam membina siswa

yang religius semula hanya memiliki jenjang pendidikan

madrasah ibtidakiyah (setingkat SD) atau madrasah dasar,

kemudian tahun 1992 Makha membuka jenjang pendidikan

yang lebih tinggi yakni jenjang pendidikan madrasah

tsanawiyah (setingkat SMP). Disamping itu guna

memudahkan pembinaan siswa, pada tahun 2004 telah

dibangun gedung bertingkat sebanyak 6 lokal,3 lokal untuk

siswa, 1 lokal perpustakaan, 1 lokal ruang kepala, 1 lokal

ruang guru.

Makha membawahi beberapa lembaga, yayasan ini

semula hanya memiliki 40 siswa dengan 4 tenaga pengajar,

namun keadaan tersebut tiap tahunnya mengalami

peningkatan sehingga sekitar tahun 2003 jumlah siswa 150

orang yang disertai dengan tenaga pengajar sebanyak 10

orang. Dalam menyelenggarakan pendidikan dan

(73)

yang digunakan sangat menunjang keberhasilan suatu

lembaga pendidikan formal. Selain menyelenggarakan

pendidikan Madrasah Ibtidaiyah dan Madrasah Tsanawiyah

MAKHA juga mengadakan pengajian umum (majlis ta’lim).

Khususnya Madrasah Ibtidaiyah (MI) Mambaul Khair Bertais

Kota Mataram sudah banyak meraih prestasi terutama

dalam peranan sebagai lembaga pendidikan yang siap

memperkaya khazanah bangsa Indonesia yang

menyumbangkan keberadaan untuk membangun dibidang

pendidikan.

Dengan demikian, sejak berdirinya sampai dengan

sekarang, MI Mambaul Khair NW Bertais Kota Mataram telah

melaksanakan dan mengatur rumah tangganya sendiri serta

telah mengalami beberapa mutasi pembinaan sebagai

konsekuensi, madrasah ini mempunyai potensi kearah

kemajuan dalam bidang pendidikan.

2.Letak Geografis MI Mambaul Khair NW Bertais Kota

Mataram

Sesuai dengan rancangan awal penelitian ini

dilaksanakan di MI Mambaul Khair yang ada di lingkungan

Bertais Kelurahan Bertais kecamatan Sandubaya Kota

(74)

wilayah MI Mambaul khair Bertais Kota mataram adalah

sebagai berikut:24

a. Sebelah utara : kantor Lurah bertais

b. Sebelah selatan : perkebunan penduduk

c. Sebelah timur : rumah penduduk dan perkebunan

d. Sebelah barat : jalan lingkungan

3.Keadaan siswa

Untuk mengetahui keadaan siswa-siswi MI Mambaul

Khair Bertais dapat dilihat pada table dibawah ini:

Tabel 1

Data Jumlah siswa MI Mambaul Khair Bertais Tahun Pelajaran 2014/2015 25

Kelas Laki-Laki Perempuan Jumlah

Berdasarkan daftar keadaan siswa MI Mambaul Khair

NW Bertais diatas, maka peneliti dapat pahami bahwa siswa

MI Mambaul Khair berjumlah 93 orang yang terbagi dalam

beberapa kelas seperti yang tertera pada tabel diatas.

24 MI Mambaul Khair NW Bertais Kota Mataram, Dokumentasi, 26 Agustus 2014. Jam 10.00 Wita.

(75)

4.Keadaan guru dan karyawan

Guru merupakan orang yang bertanggung jawab dalam

pelaksanaan proses belajar mengajar, guru berkewajiban

menyajikan dan menjelaskan materi pelajaran, membimbing

dan mengarahkan siswa kearah pencapaian tujuan

pembelajaran yang telah direncanakan.

Dalam hal ini, dibutuhkan kemampuan dan

profesionalisme guru dalam menjalankan tugasnya. Oleh

karna itu, kapasitas dan kualitas guru merupakan faktor

yang tidak dapat diabaikan. Sampai tahun 2014/2015

jumlah tenaga pengajar yang tercatat pada MI Mambaul

Khair NW Bertais adalah 12 orang termasuk di dalamnya 1

orang penjaga sekolah yang terdiri dari tenaga pengajar

profesional serta telah berpengalaman dalam bidang

pendidikan juga memiliki ijazah keguruan (pendidikan).

Adapun guru MI Mambaul Khair NW Bertais dapat dilihat

pada tabel di bawah ini.

Tabel 2

Daptar Nama Guru dan Karyawan MI Mambaul Khair NW Bertais

Tahun Ajaran 2014/2015 26

N

o Nama Jabatan PelajaranMata

1 2 3 4

1 Sri Susantini, Kepala Madrasah Bahasa

(76)

S. Ag Indonesia 3 Mantalli, A. Ma Guru + Wali Kelas II

+ Kesiswaan Team Teaching, MTK, IPS, Bahasa Indonesia, PKN,

Pdi Guru + Kesenian SBK, Muatan Sasak, Bahasa Inggris,

Calistung, Al-Quran Hadits 6 Fahruddin, S.

Pdi Wali Kelas III QH, Aqidah Ahlak, MTK, PKN, Fiqih, SKI,

Bahasa Arab, Bahasa Inggris, IPA

7 Justariah S.Pdi Guru + PHBI +

Humas Bhs. Arab, Fiqih, Al-Quran Hadits, SKI, PKN,

Maryam, S. Pdi Guru + Humas Bahasa Arab, Akidah Ahklak, Bahasa Inggris,

Pd Guru Bhs. Indonesia, Bhs. Inggris 1

1

Farida

Gambar

Gambar 3.1 Prosedur PTK Model Kurt Lewin
Tabel 1Data Jumlah siswa MI Mambaul Khair Bertais
Tabel 2Daptar Nama Guru dan Karyawan MI Mambaul Khair NW
Tabel 3Keadaan Sarana dan Prasarana MI Mambaul Khair
+7

Referensi

Dokumen terkait

Menindaklanjuti surat dari Pejabat Pembuat Komitmen Tanggal 13 Oktober 2014 Nomor: 003/PPK/APBD/X/RS/2014 Perihal : Pemberitahuan perubahan spesifikasi, maka Pokja I

Tidak seperti tahun 2013 yang penuh dengan kendaraan bermotor terutama sepeda motor, Unsoed kedepannya adalah kampus yang hijau dengan trek

Struktur yang telah mengalami penipisan diganti dengan material baru dengan penyambungan yang sesuai dengan welding procedure specification (WPS) seperti yang

Pengaruh Konsentrasi Inhibitor Terhadap Laju Korosi Terjadi penurunan laju korosi yang cukup tajam pada specimen baja yang direndam dalam media penambahan inhibitor

Ketentuan dalam Lampiran Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2013 tentang Harga Jual Eceran Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu Untuk Konsumen

Mengetahui seberapa besar nilai aliran daya pada motor induksi lima phasa. Mengetahui seberapa besar nilai effisiensi dan torsi pada motor

Penerapan Metode Inkuiri Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran Ipa Tentang Struktur Panca Indera.. Universitas Pendidikan Indonesia |

Fakta sosial ikut memperkaya novel ini dalam menggambarkan kehidupan nyata masyarakat Indonesia, yang diulas secara komprehensif. Misalnya, permasalahan susahnya akses kesehatan