• Tidak ada hasil yang ditemukan

HUBUNGAN KOMPETENSI MOTIVASI DAN BEBAN K

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "HUBUNGAN KOMPETENSI MOTIVASI DAN BEBAN K"

Copied!
108
0
0

Teks penuh

(1)

TESIS

HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN

KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI

I NENGAH BUDIAWAN

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

(2)

ii

HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN

KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI

I NENGAH BUDIAWAN NIM 1392161015

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(3)

iii

HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN

BEBAN KERJA PERAWAT PELAKSANA DENGAN

KINERJA PERAWAT DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA PROPINSI BALI

Tesis untuk Memperoleh Gelar Magister

pada Program Magister, Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat,

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

I NENGAH BUDIAWAN NIM 1392161015

PROGRAM MAGISTER

PROGRAM STUDI ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS UDAYANA

DENPASAR

(4)

iv

TESIS INI TELAH DISETUJUI TANGGAL 5 JUNI 2015

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, M.M NIP. 19681231 198803 1 057

dr. I Ketut Suarjana, MPH NIP.19791118 200604 1 002

Mengetahui,

Ketua Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat

Program Pasca Sarjana Universitas Udayana

Direktur Program Pascasarjana

Universitas Udayana

Prof. dr. D.N Wirawan, MPH NIP. 19481010 197702 1 001

(5)

v

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI TESIS

Tesis Ini Telah Diuji pada Tanggal 5 Juni 2015

Panitia Penguji Tesis Berdasarkan SK Rektor

Universitas Udayana, No.: 1530/UN 14.4/HK/2015, Tanggal 5 Juni 2015

Ketua : Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, MM

Anggota :

1. dr. I Ketut Suarjana, MPH

(6)

vi

NAMA : I Nengah Budiawan

NIM : 1392161015

PROGRAM STUDI : Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

JUDUL :

HUBUNGAN

KOMPETENSI,

MOTIVASI

DAN

BEBAN

KERJA

PERAWAT

PELAKSANA DENGAN KINERJA PERAWAT

DI RUANG RAWAT INAP RUMAH SAKIT

JIWA PROPINSI BALI

Dengan ini menyatakan bahwa karya ilmiah Tesis ini bebas plagiat. Apabila di kemudian hari terbukti terdapat plagiat dalam karya ilmiah ini, maka saya bersedia menerima sangsi sesuai peraturan Mendiknas RI No. 17 Tahun 2010 dan Peraturan Perundang-undangan yang berlaku.

Denpasar, 5 Juni 2015 Yang membuat pernyataan

(7)

vii

UCAPAN TERIMA KASIH

Puji syukur Penulis panjatkan kehadapan Ida Sang Hyang Widhi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa, karena hanya atas Asung Kerta Wara Nugraha-Nya, penelitian Tesis ini dapat diselesaikan.

Perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Dr. I Putu Ganda Wijaya, S.Sos, MM selaku dosen pembimbing I dan dr. I Ketut Suarjana, MPH selaku dosen pembimbing II sekaligus sebagai Koordinator Peminatan Manajemen Pelayanan Kesehatan (MPK) Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat Universitas Udayana, yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan dorongan, semangat, bimbingan dan saran kepada penulis sehingga penyusunan tesis ini dapat selesai.

(8)

viii

Bali.ungkapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada para penguji pada sidang tesis yaitu Prof. Dr. dr. Mangku Karmaya, M.Repro, PA(K), Dr. dr. Dyah Pradnyaparamita Duarsa, M.Si, dan Dr. Luh Seri Ani, SKM, M.Kes atas sanggahan, koreksi, saran, masukan dan dorongan semangat yang diberikan untuk perbaikan dan penyelesaian tesis ini.

Pada kesempatan ini juga penulis ucapkan rasa terima kasih yang tulus kepada Bapak/Ibu responden perawat dan Enumerator, yang telah meluangkan waktu dan kesediaan untuk berpartisipasi dalam penelitian ini, terima kasih juga kepada teman-teman ruang Darmawangsa RSJ Propinsi Bali dan teman-teman MIKM angkatan V Unud telah memberikan bantuan dan dorongan semangat untuk penyelesaian Tesis ini. Akhirnya penulis sampaikan terima kasih yang mendalam untuk Bapak, Ibu dan Istri tercinta Ketut Ayu Subeti Lastikasari, atas dukungan moril dan finansial serta anak-anak tersayang Putu Shanti Ayudiana Budi, Kadek Shaneta Padmasari Budi dan I Komang Firasghani Saguna Budi atas pengertiannya dan penghibur serta pemberi semangat dalam melanjutkan studi di Program Pascasarjana.

Demikian tesis ini penulis susun dengan harapan semoga dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu pengetahuan. Semoga Tuhan Yang Maha Esa/ Ida Sang Hyang

Widhi Wasa selalu melimpahkan rahmat-Nya kepada Kita semua.

(9)

ix ABSTRAK

HUBUNGAN KOMPETENSI, MOTIVASI DAN BEBAN KERJA DENGAN KINERJA PERAWAT PELAKSANA DI RUANG RAWAT INAP

RUMAH SAKIT JIWA PROVINSI BALI

Kinerja perawat di ruangan rawat inap rumah sakit jiwa (RSJ) Provinsi Bali dapat dilihat dari mutu asuhan keperawatan yang diberikan, berorientasi pada outcome pasien yang lebih baik. Kinerja tenaga perawat dipengaruhi oleh karakteristik perawat, kompetensi, motivasi dan beban kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSJ Provinsi Bali.

Penelitian menggunakan rancangan cross sectional analytic. Sampel berjumlah 111 perawat pelaksana di ruang rawat inap yang diambil dengan menggunakan teknik

total sampling. Data dikumpulkan dengan kuesioner dan lembar observasi, lalu

dianalisis bivariat dengan uji chi-square dan multivariat dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan bermakna antara kompetensi, motivasi dan status perkawinan dengan kinerja perawat, dengan nilai p untuk masing-masing variabel yaitu aspek kompetensi (p < 0,001), aspek motivasi (p <0,001) dan aspek status kawin (p = 0,095). Sedangkan beban kerja tidak ada hubungan bermakna dengan kinerja perawat pelaksana di ruang rawat inap (p = 0,94). Analisis multivariat menunjukkan aspek kompetensi merupakan variabel paling dominan mempengaruhi kinerja dengan nilai Adjusted Odds Ratio (AOR) 65,38 dan bermakna secara statistik (p < 0,001). Sedangkan status perkawinan (AOR = 4,5) dan hubungan ini tidak bermakna secara statistik (p = 0,095).

Kinerja perawat sangat berhubungan dengan kompetensi dan motivasi kerja perawat, sehingga aspek-aspek yang dapat meningkatkan kompetensi dan motivasi kerja perlu dikelola dengan baik untuk mendapatkan hasil kinerja perawat yang baik.

(10)

x

CORELATION OF COMPETENCE, MOTIVATION AND NERS WORKLOAD WITH NERS PERFORMANCE AT NURSING ROOM PATIENT IN MENTAL

HOSPITAL BALI PROVINCE

Nurses performance in ward of Mental Hospital in Bali Province can be seen by the quality of nursing care plan. Oriented to better outcomes of patient. The nurses performance are influenced by the characteristics of nurses, competence, motivation and workload. The purpose of this study was to determine the correlation of competency, motivation and nurses workload with the nurse performance in ward of Mental Hospital in Bali Province.

The study design is cross sectional, with observational analytic. Samples amounted to 111 nurses in the ward are taken by using total sampling technique. Collecting data by questionnaires and observation sheets, and then bivariate analyzed with chi-square test and multivariate logistic regression test.

The study showed that there is a significant correlation between competence, motivation and marital status with nurse performance, with p value for each variable is the aspect of competence (p < 0.001), aspects of motivation (p < 0.001) and aspects of marital status (p = 0.095). While the workload is no significant correlation with the performance of nurses in the inpatient unit (p = 0.94). Multivariate analysis demonstrated competence aspect is the most dominant variable affecting the performance of the value of Adjusted Odds Ratio (AOR) 65.38 and statistically significant (p < 0,001). While marital status (AOR = 4.5), and this correlation was not statistically significant (p = 0.095).

Performance is related to the nurses competence and nurses work motivation, so that aspects which can improve the competence and motivation need to be managed well to get a good nurse performance results.

(11)

xi DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN SAMPUL DALAM .………. I

LEMBAR PRASYARAT GELAR ………..………. Ii

LEMBAR PENGESAHAN …………..……… iii

LEMBAR PENETAPAN PANITIA PENGUJI ……… Iv SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT ……….. V UCAPAN TERIMA KASIH ………. Vi ABSTRAK ………. Viii DAFTAR ARTI LAMBANG ……… Xvi DAFTAR LAMPIRAN………... Xvii

1.4.1 Manfaat Praktis ……… 8

1.4.2 Manfaat Teoritis ………. 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA……… 11

2.1 Kompetensi ………... 11

2.1.1 Pengertian Kompetensi ………..……… 11

2.1.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi …… 12

2.2 Motivasi ………... 14

2.2.1 Pengertian Motivasi ………….………... 14

2.2.2 Pemberian Motivasi ………. 16

2.3 Beban Kerja ………..

2.3.1 Pengertian Beban Kerja ………. 2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja … 2.3.3 Penilaian Beban Kerja Perawat ………

17 2.4.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi Kinerja ... 2.4.3 Penilaian Kinerja Perawat ………

21 2.5.2 Tahapan-tahapan Asuhan Keperawatan ………….

(12)

xii

3.1 Kerangka Berpikir………... 33

3.2 Konsep Penelitian …………. .………... 34

3.3 Hipotesis Penelitian ……….. 36

BAB IV METODE PENELITIAN ……… 37

4.1 Rancangan Penelitian……….. 37

4.2 Lokasi dan Waktu Penelitian……….. 37

4.3 Populasi dan Sampel ..……….. 37

4.3.1 Populasi ……….. 37

4.3.2 Sampel ………... 38

4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ……….. 39

4.4.1 Variabel Penelitian ………... 4.4.2 Definisi Operasional ………... 39 40 4.5 Instrumen Penelitian………... 41

4.6 Prosedur Pengumpulan Data……….. 42

4.6.1 Jenis Data yang Dikumpulkan ………. 4.6.2 Cara Pengumpulan Data...……… 42 43 4.7 Tahap-Tahap Pengumpulan Data... 4.8 Pengolahan dan Teknik Analisis Data ..…….……… 43 44 4.8.1 Pengolahan Data ………..……… 44

4.8.2 Teknik Analisis Data ……….. 4.8.2.1Analisis Univariat ……….

5.1 Gambaran Lokasi Penelitian……….. 47

5.2 Karakteristik Responden Penelitian……… 48

5.3 Gambaran Kompetensi, Motivasi Beban Kerja dan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ Propinsi Bali …..…... 50

5.4 Gambaran Indikator dari Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RSJ Propinsi Bali …... 51

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …….. 53

5.6 Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ………..… 55

5.7 Hubungan Indikator Variabel dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali …..…. 56

5.8 Hasil Analisis Multivariat ……….. 58

BAB VI PEMBAHASAN ………. 61

(13)

xiii

6.3 Hubungan Motivasi dengan Kinerja Perawat di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ………..….. 65

6.4 Hubungan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ………. 67

6.5 Aspek Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Paling Dominan Berhubungan Dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali ………. 70

6.6 Keterbatasan Penelitian ……….. 71

BAB VII SIMPULAN DAN SARAN ………. 72

7.1 Simpulan ………... 72

(14)

xiv

Halaman

(15)

xv

DAFTAR TABEL

Halaman Tabel 3.1 Definisi Operasional Variabel Penelitian …... 39 Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin,

Pendidikan, Lama Kerja, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Pangkat Kepegawaian, Jarak tinggal dan Ruangan tempat kerja di Ruang

Rawat Inap RSJ Provinsi Bali Tahun 2015 ... 48 Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Kompetensi, Motivasi dan

Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali

Tahun 2015 ……… 49

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ………...

51

Tabel 5.4 Kinerja Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat Di Ruang Rawat

Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ………... 53

Tabel. 5.5 Hubungan Kompetensi, Motivasi, dan Beban Kerja dengan Kinerja

Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 .... 54 Tabel 5.6 Kinerja Perawat Berdasarkan Indikator Variabel Di Ruang Rawat

Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015 ………... 56

Tabel 5.7 Hubungan Kompetensi, Motivasi, dan Status Kawin dengan Kinerja

(16)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

1. BOR : Bed Ocupation Rate

2. BRSUD : Badan Rumah Sakit Umum Daerah

3. CI : Confident Interval

4. FGD : Focus Group Discusion

5. LRS : Likert Summated Ratings

6. MPKP : Model Praktek Keperawatan Profesional

7. NANDA : North American Nursing Diagnosis Association 8. NIC : Nursing Income Classification

9. OR : Odds Ratio

10. RP : Ruang Perawatan

11. RSJ : Rumah Sakit Jiwa

12. SAK : Standar Asuhan Keperawatan

13. SDM : Sumber Daya Manusia

14. SKPD : Satuan Kerja Perangkat Daerah 15. SOP : Standar Operasional Prosedur 16. SPK : Sekolah Perawat Kesehatan 17. SPR B : Sekolah Pembantu Rawat B

18. UKM : Usaha Kecil Menengah

(17)

xvii

ARTI LAMBANG

LAMBANG

% : Persentase

≤ : Kurang dari atausamadengan

≥ : Lebih dari atausamadengan

d2 : TingkatPresisi

F : Frekuensi

n : Jumlahsampel

N : Total Populasi

nk : JumlahSampelKoreksi

P : PerkiraanKejadian di Populasi

p : Probabilitas/Nilaikemaknaan

r : Nilaikoefesien

Z 1-α : Koefesienreliabelitas

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permintaan Menjadi Responden Lampiran 2. Lembar Persetujuan Menjadi Responden Lampiran 3. Pernyataan Peneliti Pendamping

Lampiran 4. Pedoman Kuesioner

Lampiran 5. Lembar Observasi Kinerja Keperawatan Lampiran 6. Surat Ethical Clearence

Lampiran 7. Surat Ijin Penelitian dari Kesbangpollinmas dan Badan Penanaman Modal

(19)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang

Sistem Kesehatan Nasional menyebutkan bahwa salah satu bentuk dari strata pelayanan kesehatan adalah Rumah Sakit. Rumah Sakit merupakan jalur rujukan medis, rujukan upaya kesehatan dan merupakan hierarki tertinggi dari upaya penyembuhan dan pemulihan penderita. Rumah Sakit itu sendiri merupakan institusi yang kompleks dan dinamis, padat karya, modal, serta dipengaruhi oleh lingkungan internal dan eksternal yang selalu berubah.

Rumah sakit merupakan suatu institusi atau organisasi pelayanan kesehatan dengan fungsi yang luas dan menyeluruh, padat pakar dan padat modal. Rumah Sakit melaksanakan fungsi yang luas sehingga harus memiliki sumber daya, baik itu modal dan manusia yang berpengalaman dan profesional. Perawat merupakan salah satu tenaga kesehatan di rumah sakit dengan pelayanan keperawatannya. Pelayanan keperawatan meliputi pelayanan profesional dari jenis layanan kesehatan yang tersedia selama 24 jam secara kontinyu selama masa perawatan klien. Profesi perawat memiliki peranan penting dalam memberikan kualitas pelayanan kesehatan di rumah sakit, karena jenis pelayanan yang diberikannya dengan pendekatan biologis, psikologis, sosial, spiritual dan dilakukan dengan berkelanjutan (Depkes RI, 2004).

(20)

dijadikan barometer oleh masyarakat, dalam menilai mutu rumah sakit, sehingga menuntut adanya profesionalisme perawat dalam bekerja yang ditunjukkan oleh hasil kinerja perawat, baik itu perawat pelaksana maupun pengelola dalam memberikan asuhan keperawatan kepada klien. Pelaksanaan kerja perawat yang maksimal dalam pelayanan kesehatan yang berkualitas terjadi bila sistem pelaksanaan asuhan keperawatan yang dilakukan mendukung praktik keperawatan profesional sesuai standar (Wahyuni, 2007).

Keperawatan sebagai bentuk pelayanan profesional adalah bagian integral yang tidak terpisahkan dari pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Hal ini ditekankan dalam Undang-Undang RI No.36 tahun 2009 tentang Kesehatan, yang dilakukan dengan pengobatan dan atau perawatan. Asuhan keperawatan merupakan upaya untuk menuju derajat kesehatan yang maksimal berdasarkan potensi yang dimiliki dalam menjalankan kegiatan dalam bidang promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif dengan menggunakan proses keperawatan (Keliat, 2009).

(21)

3

Menurut Wibowo (2007), kinerja atau performance adalah sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Yang pada kenyataannya kinerja mempunyai makna yang lebih luas, bukan hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, tetapi juga termasuk bagaimana proses pekerjaan berlangsung. Kinerja merupakan hasil pekerjaan yang mempunyai hubungan kuat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasaan konsumen, serta berpengaruh terhadap kontribusi pada ekonomi. Kinerja adalah tentang apa yang dikerjakan dan bagaimana cara mengerjakannya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja suatu organisasi diantaranya adalah kemampuan, kemauan, energy, teknologi, kompensasi, kejelasan tujuan dan keamanan (Pasolong, 2011). Kinerja merupakan hasil nyata yang ditampilkan perawat dan merupakan prestasi kerja sesuai perannya di rumah sakit. Gibson (1990) dalam Pasolong (2011), mengatakan bahwa kinerja seseorang ditentukan oleh kemampuan dan motivasinya untuk melaksanakan pekerjaan. Kinerja perawat merupakan hasil kombinasi antara kemampuan, usaha dan kesempatan, dengan demikian kinerja dalah hasil kerja yang dicapai seseorang dalam melaksanakan tugasnya sesuai kecakapan, pengalaman dan kesungguhannya melaksanakan tugas-tugas.

(22)

dalam 3 tahun terakhir, 47,4 persen perawat belum mempunyai daftar uraian tugas tertulis, 39,8 persen perawat masih melakukan tugas non keperawatan, dan belum dilaksanakannya sistem monitoring dan evaluasi (Monev) kinerja perawat (Hasanbasri, 2007). Pada tahun 2012, diketahui bahwa kinerja perawat di RS Jiwa Propinsi Bali dibandingkan dengan tingkat pengetahuannya, perawat yang kinerjanya baik 26 orang (51%), kinerja cukup 24 orang (47%) dan kinerja kurang 1 orang (2%) (Darma S, 2012).

Upaya untuk meningkatkan kinerja perawat melalui penerapan asuhan keperawatan yang maksimal, maka sumber daya manusia sangat berpengaruh khususnya dalam tingkat kompetensi perawat, motivasinya dalam bekerja dan juga beban pekerjaan yang dipikulnya. Kompetensi terdiri dari tiga komponen, yakni pengetahuan, sikap dan keterampilan. Motivasi adalah dorongan yang timbul dari penilaian perawat terhadap organisasi dalam pemenuhan kebutuhan. Indikator yang diukur dalam motivasi adalah afiliasi, reward, dan punishment. Berdasarkan Undang-Undang Kesehatan No 39 tahun 2009, disebutkan bahwa beban kerja merupakan besaran pekerjaan yang harus ditanggung dari jabatan atau unit organisasi dan merupakan hasil kali antara jumlah pekerjaan dengan waktu.

(23)

5

tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan karakteristik penderita yang dilayani yaitu klien di rumah sakit jiwa merupakan orang yang sedang mengalami gangguan jiwa. Proses pengobatannya memerlukan waktu yang lama, disamping itu asuhan keperawatan yang dilakukan sangat menentukan keberhasilan pengobatan (Keliat, 2009).

Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali adalah salah satu perangkat kerja daerah Pemerintah Propinsi Bali. Berdasarkan studi pendahuluan yang penulis lakukan tanggal 20 September 2014 mendapatkan data profil efesiensi Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali Tahun 2014, didapatkan data pemakaian rata-rata tempat tidur / Bed Occupation Rate (BOR) 85,3 % (idealnya 60 % - 80 %), rata-rata lama rawat (LOS) 50 hari (idealnya 14 - 21 hari), Turn Over Interval (TOI) 15 hari, jumlah klien rawat inap 5.073 orang, dan klien yang rawat jalan berjumlah 19.942 orang (RSJ Propinsi Bali, 2014).

Data tersebut menunjukkan bahwa rumah sakit jiwa dapat dimanfaatkan dengan baik oleh masyarakat dalam layanan kesehatan jiwa sesuai dengan visi RSJ Propinsi Bali yaitu menjadi pilihan utama masyarakat dalam pelayanan kesehatan jiwa. Data tersebut menunjukkan beban kerja perawat sangat besar dan tuntutan peningkatan kinerja perawat sangat dibutuhkan.

(24)

dimana jumlah tempat tidur pasien 340 tempat tidur (RSJ Propinsi Bali tahun 2014).

Hasil studi pendahuluan dengan metode wawancara dan observasi pada tanggal 10 September 2014 di RSJ Propinsi Bali, semua ruangan di RSJ Propinsi Bali sudah menerapkan asuhan keperawatan yaitu sebanyak 9 ruangan. Ruangan tersebut yaitu ruang Darmawangsa, Kunti, Drupadi, Abimanyu, Rsi Bisma, Nakula, Sahadewa, Arimbi dan Sri Kresna. Jumlah dari perawat di semua ruangan adalah 120 perawat dari total 201 perawat yang bertugas di RSJ. Berdasarkan hasil survey terhadap 10 perawat ditemukan bahwa 6 kompetensinya kurang, 5 motivasinya kurang, dan 6 beban kerjanya tinggi, serta 5 kinerjanya kurang. Perbandingan jumlah perawat dengan pasien yang dirawat di ruangan rawat inap adalah rata-rata 14 perawat berbanding 38 pasien, dengan rata-rata jumlah perawat jaga setiap shift jaga 3 perawat merawat 38 pasien yang mana hal tersebut menunjukkan beban kerja perawat yang tinggi.

Untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan pelayanan dari perawat dalam penerapan asuhan keperawatan, dari pihak RSJ telah mengirim beberapa perawat ke luar kota untuk mengikuti pelatihan ataupun study banding seperti pada tahun 2008 pelatihan dilaksanakan di RSJ Lawang, Malang, Jawa Timur dan pada tahun 2010 ke RSJ Bogor, Jawa Barat selama 1 minggu yang diikuti oleh perwakilan perawat dari masing-masing ruangan.

(25)

7

dilakukan, hal ini dapat dilihat dari banyaknya kegiatan yang belum terlaksana di semua ruangan rawat inap. Tidak efektifnya penerapan asuhan keperawatan di ruangan tentunya ada faktor-faktor penyebabnya, sehingga untuk dapat mengetahui belum berjalan baiknya kegiatan asuhan keperawatan di ruangan maka peneliti meneliti tentang “Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat Pelaksana dengan Kinerja Perawat di Ruangan Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali”.

1.2Rumusan Masalah

Rumusan masalah pada penelitian ini adalah bagaimanakah hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali?

1.3Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Tujuan dilakukan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja keperawatan dalam menerapkan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

1.3.2Tujuan Khusus

(26)

b. Kompetensi perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

c. Motivasi perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

d. Beban kerja perawat pelaksana dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

e. Hubungan kompetensi perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di RS Jiwa Propinsi Bali.

f. Hubungan motivasi perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali. g. Hubungan beban kerja perawat pelaksana dengan kinerja perawat dalam

menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali. h. Hubungan antara kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat

pelaksana dengan kinerja perawat dalam menerapkan Asuhan Keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

1.4Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Praktis

(27)

9

dan lebih memotivasi dalam meningkatkan kinerja perawat sehingga visi

RSJ “Menjadi Pusat Rujukan Masyarakat dalam Pelayanan Klien dengan

Gangguan Jiwa di Bali menuju Bali Mandara” dapat tercapai.

Bagi perawat, sebagai pemberi asuhan keperawatan dapat konsisten meningkatkan kompetensi dan memotivasi diri sendiri untuk menghasilkan kinerja perawat dalam pelaksanaan layanan Keperawatan.

1.4.2 Manfaat Teoritis

Sarana penerapan ilmu yang diperoleh selama mengikuti pendidikan / perkuliahan dengan keadaan di Instansi Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali khususnya dalam manajemen keperawatan, sehingga dapat diketahui permasalahan riil di lapangan dalam pelayanan Asuhan keperawatan dan faktor-faktor kompetensi, motivasi dan beban kerja yang berpengaruh terhadap kinerja perawat, sehingga dapat mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja perawat dan dapat menentukan rencana tidak lanjut dalam perencanaan, pengorganisasian, pengaplikasian dan pengontrolan dalam aktivitas kerja di RSJ Propinsi Bali.

(28)
(29)

11 BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Kompetensi

2.1.1 Pengertian Kompetensi

Menurut Wibowo (2012), pengertian Kompetensi merupakan kemampuan melaksanakan pekerjaan atau tugas yang didasari ketrampilan maupun pengetahuan dan didukung oleh sikap kerja yang ditetapkan oleh pekerjaan. Kompetensi menunjukan pengetahuan, ketrampilan dan sikap tertentu dari suatu profesi dalam ciri keahlian tertentu, yang menjadi ciri dari seorang profesional.

Kompetensi secara harfiah berasal dari kata competence, yang berarti kemampuan, wewenang dan kecakapan. Dari segi etimologi, kompetensi berarti segi keunggulan, keahlian dari perilaku seseorang pegawai atau pemimpin yang mana punya suatu pengetahuan, perilaku dan ketrampilan yang baik. Karakteristik dari kompetensi yaitu sesuatu yang menjadi bagian dari karakter pribadi dan menjadi bagian dari prilaku seseorang dalam melaksanakan suatu tugas pekerjaan (Mangkunegara, 2007).

(30)

2.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetensi

Kompetensi seseorang dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor (Michael Zwel, 2000 dalam Wibowo, 2012).

a. Keyakinan dan nilai-nilai

Perilaku seseorang sangat dipengaruhi oleh keyakinannya terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Bila orang percaya akan kemampuannya dalam melakukan sesuatu, maka hal tersebut akan bisa dikerjakan dengan lebih mudah.

b. Ketrampilan

Ketrampilan seseorang dalam mengerjakan sesuatu akan meningkatkan rasa percaya diri, dan akan menunjukkan bahwa orang tersebut mempunyai kompetensi dalam bidangnya.

c. Pengalaman

Pengalaman akan sangat membantu dalam melakukan suatu pekerjaan, karena pengalaman mengajarkan sesuatu dengan nyata dan akan sangat mudah untuk mengingatnya. Seseorang bisa ahli dalam bidangnya karena banyak belajar dari pengalaman, dan keahlian seseorang menunjukkan suatu kompetensi yang dimiliki oleh orang tersebut.

d. Karakteristik kepribadian

(31)

13

e. Motivasi

Motivasi adalah dorongan yang membuat seseorang mampu untuk melakukan sesuatu. Daya dorong yang lebih bersifat psikologis membuat bertambahnya kekuatan fisik, sehingga akan mempermudah dalam aktivitas kerja, yang menambah tingkat kompetensi seseorang. Dorongan atau motivasi yang diberikan atasan kepada bawahan juga berpengaruh baik terhadap kinerja staf.

f. Isu emosional

Kondisi emosional seseorang akan berpengaruh dalam setiap penampilannya, termasuk dalam penampilan kerjanya. Rasa percaya diri membuat orang akan dapat melakukan suatu pekerjaan dengan lebih baik, begitu juga sebaliknya, gangguan emosional seperti rasa takut dan malu juga bisa menurunkan

performance/penampilan kerja seseorang, sehingga kompetensinya akan menurun.

g. Kemampuan intelektual

Kompetensi dipengaruhi oleh pemikiran intelektual, kognitif, analitis dan kemampuan konseptual. Tingkat intelektual dipengaruhi oleh pengalaman, proses pembelajaran yang sudah tentu pula kemampuan intelektual seseorang akan meningkatkan kompetensinya.

h. Budaya organisasi

(32)

Berdasarkan hasil penelitian yang sudah pernah dilakukan yang berhubungan dengan kompetensi adalah penelitian Wahyuni, S. (2007) didapatkan hasil bahwa kinerja perawat dalam menerapkan model praktek keperawatan profesional dipengaruhi oleh kompetensi dari Kepala Ruang dalam melaksanakan standar manajemen pelayanan keperawatan di BRSUD Banjarnegara. Persamaan penelitian ini dengan penelitian yang peneliti buat adalah sama-sama meneliti tentang kompetensi yang dihubungkan dengan kinerja. Perbedaannya adalah penelitian ini meneliti kompetensi perawat pelaksana sedangkan penelitian Wahyuni meneliti kompetensi Kepala Ruang, dan juga pada penelitian ini, selain kompetensi, juga diteliti faktor yang lain seperti motivasi dan beban kerja perawat.

2.2 Motivasi

2.2.1 Pengertian Motivasi

Motivasi (motivation) dalam manajemen ditujukan untuk meningkatkan semangat bekerja pegawai, supaya kinerjanya meningkat dengan segala kemampuannya untuk mewujudkan tujuan organisasi. Motivasi mengupayakan cara mengoptimalkan potensi pegawai untuk dapat bekerja dengan baik, mau bekerjasama untuk mendorong peningkatan kinerja pegawai, sehingga berhasil mencapai dan mewujudkan tujuan yang telah ditentukan (Mangkunegara, 2007).

(33)

15

dikondisikan oleh kemampuan upaya itu untuk memenuhi kebutuhan individual (Mangkunegara, 2007).

Motivasi merupakan faktor pendorong dalam melaksanakan kegiatan dari seseorang untuk mencapai suatu tujuan. Motivasi juga dapat didefinisikan sebagai cara menuju tercapainya tujuan institusi dengan berusaha ketingkat yang lebih tinggi, dengan syarat tidak mengabaikan kemampuannya untuk memperoleh kepuasan didalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan pribadi. Jadi definisi motivasi tersebut mencakup tiga kunci pengertian penting, yaitu usaha, tujuan organisasi dan kebutuhan-kebutuhan pribadi (Robin, SP. 2006).

Menurut Swansburg (2000) dalam Mangkunegara (2007), motivasi adalah suatu konsep yang memuat suatu kondisi ekstrinsik yang merangsang prilaku tertentu dan respon intrinsik yang menampakkan prilaku manusia. Respon intrinsik ditopang oleh sumber energi, yang disebut “motif”. Motivasi dapat diukur dengan prilaku yang dapat

diobservasi dan dicatat. Kekurangan dalam pemenuhan kebutuhan dapat merangsang manusia untuk mencari dan mencapai tujuan guna memenuhi kebutuhan tersebut. Sedangkan menurut Nursalam (2008), mendefinisikan motivasi adalah suatu situasi/kondisi internal yang membangkitkan kita untuk bertindak, mendorong kita mencapai tujuan tertentu, dan membuat kita tetap tertarik dalam kegiatan tertentu.

(34)

menggerakkan, mengarahkan dan memelihara prilaku yang berhubungan dengan motivasi kerja.

2.2.2 Pemberian Motivasi

Tujuan pribadi sering berbeda dengan tujuan organisasi. Motivasi pegawai akan meningkat bila tujuan dari organisasi tersebut sejalan atau sama dengan tujuan setiap pribadi pegawai. Pemberian motivasi sejalan antara upaya mencapai tujuan sasaran organisasi dengan tujuan sasaran individu pegawai. Pemberian motivasi akan sangat efektif bila pada diri pegawai memiliki keyakinan bahwa bila tujuan organisasi dicapai maka tujuan sasaran pribadi juga bisa dicapai.

Motivasi adalah hubungan terkait upaya dengan terpuaskannya suatu kebutuhan. Upaya ini adalah bentuk intensitas keinginan pegawai, bila pegawai termotivasi, maka tujuan organisasi akan berusaha untuk dicapai dengan gigih.

Kebutuhan merupakan suatu kondisi internal pegawai yang menimbulkan suatu usaha menjadi menarik untuk mencapainya, ini berarti apabila belum terpuaskannya suatu kebutuhan akan menimbulkan ketegangan yang akan menciptakan suatu dorongan dalam diri individu tersebut.

(35)

17

Penelitian yang meneliti tentang variabel independen motivasi dan kompetensi adalah penelitian Jimat (2013), didapatkan hasil motivasi, kompetensi serta lingkungan kerja mempunyai pengaruh terhadap kinerja perawat di RSUD Bangli. Beda antara rancangan peneliti dengan penelitian Jimat (2013) adalah pada teknik pengumpulan data, yang mana Jimat menggunakan metode FGD sedangkan pada penelitian ini menggunakan metode kuesioner. Pada karakteristik tingkat motivasi juga Jimat menggunakan 3 tingkatan yakni tinggi, sedang dan rendah sedangkan pada penelitian ini hanya dua tingkat motivasi yakni motivasi baik dan motivasi kurang. Analisis data pada penelitian Jimat yaitu regresi linier berganda, sedangkan peneliti menggunakan Korelasi Chi Square, kemudian untuk analisis multivariat menggunakan Regresi logistic.

2.3Beban Kerja

2.3.1 Pengertian Beban Kerja

Beban kerja yaitu jumlah pekerjaan yang ditanggung/dibebankan oleh suatu unit organisasi atau jabatan yang merupakan hasil perkalian waktu dengan jumlah kerja. (UU Kesehatan No 39 tahun 2009). Beban kerja merupakan kondisi kerja dan uraian tugasnya yang dalam waktu tertentu mesti terselesaikan (Munandar, 2005).

Irwady (2007), menyatakan bahwa beban kerja merupakan jumlah rata-rata kegiatan kerja pada waktu tertentu, yang terdiri dari beban kerja fisik, beban kerja psikologis serta waktu kerja.

(36)

2) Aspek psikologis, berhubungan antara perawat dengan sesama perawat, atasan dan pasien.

3) Aspek waktu, mencakup jumlah waktu efektif melakukan pekerjaan setiap harinya.

2.3.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Beban Kerja

Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap beban kerja (Suyanto, 2008). 1) Faktor internal, yaitu pengaruh dari tubuh sendiri terdiri dari faktor biologis

seperti umur, jenis kelamin, berat dan tinggi badan, gizi, kesehatan diri, serta faktor psikologis, seperti persepsi, motivasi, kepercayaan, kepuasan serta keinginan.

2) Faktor eksternal yakni semua faktor diluar biologis pekerja/pegawai, yaitu: kegiatan di institusi tempat kerja, tugas pokok dan fungsi di kantor, serta kondisi lingkungan kantor.

2.3.3 Penilaian Beban Kerja Perawat

Penilaian beban kerja merupakan teknik memperoleh data efektivitas dan efesiensi pekerjaan dari suatu institusi atau suatu jabatan secara sistematis dengan teknik analisis jabatan atau analisis beban kerja. Analisis beban kerja yaitu suatu metode/cara menentukan banyaknya jam pekerjaan yang diperlukan dalam menyelesaikan kegiatan kerja pada suatu rentang waktu (Pasolong. 2011).

(37)

19

Perawat bertugas merawat pasien dalam waktu 24 jam, dengan menerapkan asuhan keperawatan, sejak pasien masuk rumah sakit sampai keluar rumah sakit. Perawat fungsional mempunyai tanggung jawab administrasi terhadap kepala ruangan dan terkait pelayanan tekhnis medis operasional melaksanakan tanggung jawab terhadap dokter ruangan atau dokter yang bertanggung jawab di ruangan (Depkes RI, 2004).

Beban kerja dapat dihitung berdasarkan beberapa aspek. 1. Aspek fisik

Beban kerja ditentukan berdasarkan jumlah pasien yang harus dirawat dan banyaknya perawat yang bertugas dalam suatu unit atau ruangan. Tingkatan tergantungnya pasien diklasifikan menjadi tiga tingkat yaitu tingkatan tergantung minimal/ringan, tingkatan tergantung parsial/sebagian, dan pasien dengan tingkatan tergantung penuh/total.

2. Aspek psikologis

Aspek mental/psikologis dihitung berdasarkan hubungan antar individu, dengan perawat serta dengan kepala ruangan dan juga berhubungan antara perawat dengan pasien, yang berpengaruh pada kinerja dan tingkat produktif perawat. Akibat yang sering timbul adalah stress kerja, yang akan menurunkan motivasi kerja dan menurunkan kinerja pegawai.

3. Aspek waktu kerja

(38)

berdasarkan uraian tugas dan waktu melaksanakan tugas tambahan yang tidak termasuk dalam tugas pokoknya.

Alokasi waktu bekerja menurut Depkes RI, 2006 yakni waktu bekerja nomal per-hari yaitu 8 jam/hari (5 hari bekerja), dengan waktu efektif kerja/hari 6,4 jam/hari. Sehingga kesimpulannya waktu efektif bekerja yaitu 80 % dari waktu bekerja 8 jam / hari.

Pengukuran beban kerja pada penelitian ini mengacu pada kuesioner dengan berdasarkan pada uraian tugas pokok perawat dalam melaksanakan asuhan keperawatan di ruangan, jumlah pasien yang dirawat, jumlah perawat yang bertugas di ruangan dan waktu bekerja tiap shift jaga perawat.

Buana (2013), menyebutkan bahwa beban kerja berhubungan dengan kinerja perawat di RSJ Propinsi Bali, dengan aspek fisik merupakan variabel paling mempengaruhi kinerja, mendapatkan nilai Odds Ratio (OR) terbesar, di RS Jiwa Propinsi Bali. Penelitian Buana berbeda dengan penelitian ini pada jumlah variabel independen yang mempengaruhi variabel Kinerja, yang mana Buana hanya meneliti satu variabel saja yakni beban kerja, sedangkan pada penelitian ini meneliti tiga variabel yang mempengaruhi kinerja perawat yakni beban kerja, kompetensi dan motivasi kerja perawat.

(39)

21

kinerja perawat dalam pelaksanaan asuhan keperawatan di ruang rawat inap Rumah Sakit Islam Faisal Makassar.

Penelitian Minarsih (2011) tentang hubungan beban kerja perawat dengan produktivitas kerja perawat di IRNA non bedah RSUP DR. M. Djamil Padang. Hasil penelitian tersebut didapatkan sebanyak 62,7% perawat menyatakan memiliki beban kerja tinggi, dan 37,3% menyatakan beban kerja sedang. Serta disimpulkan bahwa ada hubungan antara beban kerja perawat dengan produktivitas kerja perawat. Penelitian Irwady (2007) tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan beban kerja perawat di Unit Rawat Inap RSJ Dadi Makassar. Berdasarkan hasil penelitian diperoleh gambaran beban kerja perawat dari 68 Responden terdapat 22 orang (34,4%) yang merasa terbebani dengan tugas mereka dan 46 orang (67,6 %) yang tidak terbebani dengan tugas mereka.

2.4 Kinerja

2.4.1 Pengertian Kinerja

Kinerja adalah singkatan dari energi kerja, dalam bahasa Inggris adalah performance. Pengertian kinerja merupakan hasil atau keluaran yang dihasilkan oleh fungsi-fungsi atau indikator-indikator suatu pekerjaan atau suatu profesi dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi A, 2013).

(40)

Penampakan hasil kerja tidak terbatas pada pekerja yang duduk dalam posisi fungsional ataupun struktural, tetapi juga pada semua pekerja di dalam institusi tersebut.

Kinerja atau performance adalah sebagai hasil pekerjaan atau prestasi kerja. Pada kenyataannya kinerja tidak hanya sebagai hasil dari suatu pekerjaan, namun juga didalamnya terdapat uraian dari pelaksanaan pekerjaan. Kinerja adalah hasil karya yang berhubungan erat dengan tujuan strategis organisasi, kepuasan konsumen, serta berpengaruh kepada aspek keuangan. Kinerja tidak hanya menyangkut bagaimana cara melakukan pekerjaan tetapi juga menyangkut apa yang dikerjakannya (Nursalam, 2007).

Kinerja dapat juga berarti hasil suatu proses pelaksanaan kerja yang telah direncanakan, menyangkut waktu, tempat, pelaksana atau karyawan dari suatu institusi (Mangkunegara, 2007). Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer (organisasi, klien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda – tanda kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasan klien dan perawat tinggi, zero complain dari pelanggan (Kurniadi A, 2013).

2.4.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja.

(41)

23

a. Faktor Individu

Faktor individu adalah faktor internal dalam diri pekerja, termasuk dalam faktor ini adalah faktor yang dibawa sejak lahir dan faktor yang didapat saat tumbuh kembang. Faktor-faktor bawaan seperti sifat pribadi, bakat, juga kondisi jasmani dan faktor kejiwaan. Sementara itu, beberapa faktor yang didapat, seperti pengetahuan, etos kerja, ketrampilan dan pengalaman kerja. Faktor internal pegawai inilah yang nantinya besar pengaruhnya terhadap penentukan kinerja pegawai. Dimana dalam penelitian ini, faktor individu yang diteliti adalah kompetensi perawat dalam variabel kompetensi.

b. Faktor Psikologis

Faktor psikologis meliputi sikap, kepribadian, belajar motivasi dan persepsi pegawai terhadap pekerjaannya. Faktor ini merupakan peristiwa, situasi atau keadaan di lingkungan luar institusi yang berpengaruh kepada kinerja pegawai. Salah satu faktor tersebut adalah motivasi kerja, yang dalam penelitian ini peneliti jadikan variabel pengaruh kedua.

c. Faktor Organisasi

(42)

Faktor-faktor dalam dan luar organisasi ini bersinergi dalam mempengaruhi suasana dan perilaku pegawai dalam bekerja, kemudian memengaruhi kinerja pegawai, yang kemudian situasi ini sangat menentukan kinerja pegawai.

Teori kinerja menyatakan bahwa perilaku dan kinerja individu dipengaruhi oleh variabel individu, organisasi, serta psikologis. Variabel-variabel tersebut sangat berpengaruh terhadap kelompok pegawai, yang pada akhirnya berpengaruh pula terhadap kinerja pegawai. Tindakan yang berhubungan dengan kinerja pegawai berhubungan dengan kerja yang dilakukan untuk mencapai sasaran sesuai tugas kerja (Kurniadi A, 2013).

Variabel individu meliputi ketrampilan dan kemampuan kerja, letak demografis latar belakang keluarga, sosial ekonomi dan pengalaman. Variabel organisasi tidak berpengaruh langsung pada kinerja dan perilaku pegawai. Variabel ini meliputi sub variabel struktur organisasi, sumber daya, imbalan, kepemimpinan, dan rancangan kerja yang akan dilakukan.

Variabel psikologis mencakup sub variabel sikap, persepsi, belajar, motivasi dan kepribadian. Variabel ini sulit untuk di ukur karena menyeluruh menyangkut berbagai aspek, untuk menentukan dan menuju kesepahaman terkait definisi variabel tersebut, maka harus memahami alasan seorang pegawai masuk dalam oganisasi dengan memperhitungkan ketrampilan, latar belakang, usia, etnis dan budaya yang berbeda-beda.

(43)

25

2.4.3 Penilaian Kinerja Perawat

Penilaian kinerja merupakan kegiatan mengevaluasi hasil kerja pegawai dalam menyelesaikan tugas-tugasnya sesuai sasaran kerja dengan menggunakan suatu alat atau pedoman penilaian. Pelayanan keperawatan sangat ditentukan oleh kinerja para perawat itu sendiri. Oleh sebab itu, evaluasi terhadap kinerja perawat perlu dan harus dilaksanakan melalui suatu sistem yang terstandar sehingga hasil dari evaluasi dapat lebih objektif (Wijaya G, 2012).

Penilaian kinerja perawat adalah cara mengevaluasi kualitas dan kuantitas pekerjaan perawat dibandingkan pedoman standar kerja (SAK/SOP) yang ditetapkan dalam kurun waktu tertentu (Kurniadi A, 2013).

Standar penilaian kinerja yaitu standar minimal hasil kerja yang harus dicapai oleh pegawai, baik itu secara perseorangan maupun kelompok yang disesuaikan dengan indikator sasaran kerjanya. Artinya bila hasil kerja pegawai di bawah standar hasil pekerjaan minimal, maka hasil kinerjanya tidak baik, tidak dapat diterima, dan buruk. Bila hasil kerja pegawai ada pada ketentuan standar atau diatasnya, maka dapat disimpulkan bahwa hasil kerjanya sedang, hasil baik atau hasil kerja sangat baik. Standar kerja mencakup standar minimal untuk pelaksanaan semua indikator kerja.

2.4.3.1Metode Penilaian Kinerja

(44)

a. Result-based performance evaluation

Tipe penilaian ini adalah dalam menjabarkan pekerjaan berdasarkan pencapaian tujuan atau mengukur hasil akhir (end result). Sasarannya adalah pegawai mampu meningkatkan produktivitasnya dengan berkelanjutan untuk mencapai tujuan organisasi. Tipe penilaian ini dikenal dengan istilah management by objective (MBO), dengan sasaran motivasi karyawan yang terlibat dalam proses mencapai tujuan.

b. Behavior-based performance evaluation

Penilaian kinerja berdasarkan teknik ini adalah dengan mengukur sarana pencapaian sasaran (goals) dan bukan hasil akhir (end result). Dalam prakteknya, penilaian ini kebanyakan tidak mungkin dilakukan secara obyektif, karena ada beberapa aspek yang bersifat kualitatif.

c. Judgment-based performance evaluation

Tipe penilaian kinerja ini menilai kinerja pegawai berdasarkan deskripsi perilaku yang spesifik yaitu: kuantitas kerja, kualitas kerja, pengetahuan, kerja sama, inisiatif dan integritas pribadi.

(45)

27

a. Standar I : Pengkajian Keperawatan

Standar I ini merupakan tahapan awal dalam standar evaluasi praktek, mencakup kegiatan perawat dalam pengumpulan data terkait masalah kesehatan pasien, dengan lengkap, mengikuti sistematika, valid dan kontinyu. Data-data yang dikumpulkan mencakup data dari aspek fisik pasien, psikis pasien, sosial serta kepercayaan pasien.

b. Standar II : Diagnosa Keperawatan

Diagnosa ditetapkan berdasarkan hasil data pengkajian yang terdiri dari problem (masalah), etiologi (penyebab) dan Simpton/sign (tanda/gejala), setelah dianalisis meliputi data subyektif dan data obyektif. Pernyataan diagnosa dapat aktual, potensial ataupun risiko.

c. Standar III : Perencanaan Keperawatan

Rencana perawatan pasien dibuat untuk merencanakan tindakan yang akan dilakukan ke pasien, dalam usaha untuk mengatasi penyakit pasien dan mengembalikan kesehatan seoptimal mungkin dari pasien. Rencana keperawatan pasien meliputi tujuan, kriteria evaluasi dan intervensi tindakan ke pasien. Bentuk intervensi dapat berupa tindakan mandiri, kolaborasi dan tindakan delegatif dari petugas kesehatan lainnya.

d. Standar IV : Pelaksanaan Keperawatan

(46)

evaluasi tindakan, dapat berupa tindakan mandiri perawat, delegatif dan kolaborasi tindakan dengan petugas kesehatan lainnya.

e. Standar V : Evaluasi Keperawatan

Evaluasi tindakan perawatan pasien dengan mengacu pada kriteria evaluasi yang telah ditetapkan di rencana tindakan perawatan. Evaluasi dilakukan dengan mengumpulkan data subyektif dari pasien dan data obyektif. Data-data tersebut dianalisis untuk menentukan teratasi atau tidaknya masalah kesehatan pasien sesuai dengan standar. Kemudian dari hasil analisis data evaluasi tersebut ditentukan kesimpulan masalah pasien untuk ditetapkan tindak lanjutnya dalam bentuk rencana tindak lanjut atau teratasinya masalah pasien.

2.5 Asuhan Keperawatan

2.5.1 Pengertian Asuhan Keperawatan

Asuhan Keperawatan adalah tahapan dalam proses keperawatan meliputi pengkajian, perumusan diagnosis keperawatan, pengidentifikasian outcome, perencanaan, implementasi dan evaluasi (Stuart and Sundeen, 1995 dalam Keliat, 2009).

(47)

29

2.5.2 Tahapan-Tahapan Asuhan Keperawatan

1) Pengkajian

Pengkajian merupakan tahap awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data, analisis data, perumusan kebutuhan atau masalah klien dan memprioritaskan masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi data biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Pengelompokan data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat pula berupa faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki oleh klien (Stuart dan Sundeen, 1995 dalam Keliat, 2009).

2) Diagnosa

(48)

Ada 3 tipe diagnosa keperawatan menurut NANDA yaitu diagnosa keperawatan aktual, diagnosa keperawatan risiko dan diagnosa keperawatan kesejahteraan.

3) Perencanaan.

NIC (Nursing Income Classification) adalah standar intervensi yang komprehensif dan berdasarkan riset. NIC sangat berguna untuk dokumentasi, komunikasi banyak seting, integrasi pada system dan seting yang berbeda, riset yang efektif, pengukuran produktifitas dan evaluasi kompetensi, pembiayaan dan rancangan kurikulum. Klasifikasi NIC meliputi intervensi yang dilakukan perawat baik intervensi mandiri atau kolaborasi dan perawatan langsung maupun tidak langsung.

4) Pelaksanaan (Implementasi)

(49)

31

5) Evaluasi

Stuart dan Sundeen, 1995 (dalam Keliat, 2009), menyebutkan beberapa kondisi dan perilaku perawat yang diperlukan pada saat melakukan evaluasi dalam proses keperawatan.

Kondisi perawat: supervisi, analisis diri, peer review, partisipasi pasien dan keluarga Perilaku perawat; membandingkan respon pasien dan hasil yang diharapkan, mengevaluasi proses keperawatan, memodifikasi proses keperawatan sesuai yang dibutuhkan, berpartisipasi dalam peningkatan kualitas dari aktifitas yang dilakukan.

6) Dokumentasi

Pencatatan proses keperawatan ini harus dilaksanakan secara lengkap, ditulis dengan jelas, ringkas dengan istilah baku dan luas dilakukan selama pasien di rawat inap, rawat jalan dan kamar tindakan, dilakukan segera setelah melakukan tindakan, catatan menggunakan formulir yang baku, disimpan sesuai peraturan yang berlaku, dan setiap melakukan tindakan keperawatan mencantum paraf/nama jelas dan tanggal, jam, dan dilaksanakannya tindakan tersebut (Keliat, 2009).

(50)

manajemen kinerja klinik berbasis Tri Hita Karana pada kepuasan kerja, komitmen kerja dan Locus Of Control berpengaruh terhadap peningkatan kerja perawat dan bidan di unit rawat inap Rumah Sakit Umum Bangli.

(51)

33 BAB III

KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Berpikir

Rumah sakit merupakan organisasi pelayanan kesehatan yang kompleks, yang terdiri dari berbagai profesi, salah satunya profesi perawat. Kualitas pelayanan di RS sangat dipengaruhi oleh kinerja perawat, karena perawat selama 24 jam bersama pasien. Kinerja perawat dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti kompetensi, motivasi dan beban kerja. Beberapa penelitian sudah dilakukan yang melihat karakteristik individu seperti umur, pendidikan, pengalaman, motivasi dan lingkungan kerja. Untuk dapat meningkatkan kualitas pelayanan tidak terlepas dari peran sumber daya manusia.

Kinerja merupakan penampakan kinerja pegawai secara kualitas dan atau kuantitas institusi atau organisasi. Kinerja atau performance adalah sebagai hasil kerja atau prestasi kerja. Kinerja keperawatan adalah prestasi kerja yang ditunjukkan oleh perawat pelaksana dalam melaksanakan tugas-tugas asuhan keperawatan sehingga menghasilkan output yang baik kepada customer (organisasi, klien, perawat sendiri) dalam kurun waktu tertentu. Tanda – tanda kinerja perawat yang baik adalah tingkat kepuasan klien dan perawat tinggi, zero complain dari pelanggan.

(52)

dalam variabel Kompetensi. Faktor internal organisasi lainnya yang berpengaruh terhadap kinerja adalah strategi organisasi, dukungan sumber daya yang diperlukan untuk melaksanakan pekerjaan, serta sistem manajemen dan kompensasi. Dalam penelitian ini faktor organisasi peneliti rangkum dalam variabel beban kerja. Faktor Psikologis, salah satu faktor tersebut adalah motivasi kerja, yang dalam penelitian ini peneliti jadikan variabel pengaruh ketiga. Ketiga variabel ini akan diteliti untuk mengetahui hubungannya terhadap kinerja perawat.

Berdasarkan uraian tersebut pada penelitian ini mencoba mengembangkan penelitian-penelitian yang sudah ada dengan melihat pengaruh karakteristik individu yaitu kompetensi, motivasi dan beban kerja yang dihubungkan dengan kinerja keperawatan di RS Jiwa Propinsi Bali.

3.2 Konsep Penelitian

(53)

35

Dari uraian diatas maka penulis mengangkat konsep penelitian sebagai berikut.

Gambar 3.1. Konsep Penelitian Beban Kerja (X3)

1. Aspek fisik 2. Aspek Psikologis 3. Waktu Kerja

Kompetensi (X1)

1. Pengetahuan 2. Ketrampilan 3. Sikap Profesional

Motivasi (X2)

1. Afiliasi 2. Reward 3. Punishment

Kinerja (Y)

 Pengkajian  Diagnosis  Perencanaan  Pelaksanaan  Evaluasi

 Pendokumentasian

Karakteristik Responden

1. Umur 6. Jumlah anak

2. Jenis kelamin 7. Pangkat Kepegawaian 3. Pendidikan 8. Jarak tinggal

(54)

Gambar 3.1 menjelaskan penjabaran indikator variabel-variabel penelitan ini.

1. Variabel kompetensi meliputi: pengetahuan, ketrampilan dan sikap profesional. 2. Variabel motivasi meliputi: motivasi afiliasi, motivasi reward dan motivasi

punishment.

3. Variabel beban kerja meliputi: aspek fisik, aspek psikologis dan waktu kerja

4. Variabel kinerja meliputi: meliputi kegiatan kerja perawat dalam memberikan layanan asuhan keperawatan, meliputi pengkajian, perumusan diagnosa, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pendokumentasian asuhan keperawatan.

3.3 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep dapat dirumuskan hipotesis penelitian tentang adanya hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja terhadap kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

1. H0 1 = Ada hubungan antara kompetensi perawat pelaksana dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

2. H0 2 = Ada hubungan antara motivasi perawat pelaksana dengan kinerja perawat di Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali.

(55)

37 BAB IV

METODE PENELITIAN

4.1Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian observational analytic dengan pendekatan cross sectional, yang menjelaskan hubungan variabel dalam penelitian ini, yakni metode pengambilan data yang dilakukan dalam waktu bersamaan. Tujuan metode ini agar diperoleh data yang lengkap dalam waktu yang relatif singkat (Sugiyono, 2009).

4.2Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian

Penelitian ini dilakukan di semua ruangan rawat inap di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Propinsi Bali, yang berlokasi di Jalan Kusuma Yudha No.29 Kabupaten Bangli, Bali.

2. Waktu penelitian

Pelaksanaan pengumpulan data pada bulan Pebruari – April Tahun 2015.

4.3Populasi dan Sampel 4.3.1 Populasi

(56)

4.3.2 Sampel

4.3.2.1 Jumlah dan Besar Sampel Minimal

Besar sampel minimal digunakan rumus perhitungan sampel dengan besar sampel untuk proporsi tunggal karena N sudah diketahui, maka perhitungan besar sampelnya dihitung dengan rumus sebagai berikut (Lemeshow dan Hosmer, 2000).

Rumus : { }

Keterangan :

n = Jumlah Sampel

Z2 1-α /2 = Standar deviasi dengan confidence level 95 % adalah 1,96 P = Proporsi perawat yang memiliki kompetensi, motivasi dan beban kerja tinggi berhubungan dengan kinerja (0,60) Q = 1- P = Proporsi perawat yang dengan kinerja rendah (0,40) d = Degree of precision yaitu sebesar 8 %

N = Jumlah populasi perawat rawat inap di RSJ Propinsi Bali (120).

Berdasarkan rumus tersebut didapat perhitungan sampel :

n = { }

n = { }

n = 95,72

(57)

39

4.3.2.2 Teknik Pngambilan sampel

Penentuan sampel menggunakan teknik pemilihan sampel yaitu Total

sampling, dengan cara menggunakan populasi sebagai sampelnya. Sampel

ditentukan dengan melihat kriteria inklusi dan eksklusi. a. Kriteria Inklusi

Berikut kriteria- kriteria inklusi.

1) Semua perawat pelaksana yang bertugas di ruangan rawat inap. 2)Perawat pelaksana yang bersedia menjadi responden.

b. Kriteria Eksklusi

Berikut ini adalah kriteria-kriteria eksklusi. 1) Perawat yang tidak bisa hadir saat penelitian. 2) Perawat yang bertugas sebagai Kepala Ruangan. 4.4Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel yaitu karakter, ciri atau ukuran anggota dari suatu kelompok yang mana semuanya itu berbeda dengan anggota dari kelompok yang lainnya (Notoatmodjo, 2010).

4.4.1 Variabel Penelitian

a. Variabel Bebas (Independen Variable)

Variabel independen pada penelitian ini adalah kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat.

b. Variabel Tergantung (Dependen Variable)

(58)

4.4.2 Definisi Operasional

Definisi Operasional Parameter Alat Ukur manusia yang mendasari perawat di RSJ Propinsi terhadap organisasi RSJ Propinsi Bali dalam

(59)

41

4.5 Instrumen Penelitian

Alat pengumpul data dalam penelitian ini digunakan kuesioner dan lembar observasi. Kuesioner terdiri dari sederetan pertanyaan yang diajukan kepada

sampel. Kuesioner untuk mengidentifikasi semua variabel dalam penelitian ini.

Rancangan instrumen penelitian tergantung dari pada variabel penelitian yang akan diteliti. Untuk penelitian ini instrumen penelitian berupa kuesioner dan lembar observasi. Instrumen penelitian ini dibuat sesuai indikator variabel penelitian.

a. Kuesioner untuk mengukur kompetensi, motivasi dan beban kerja. b. Lembar Observasi untuk mengukur kinerja perawat.

Data tentang persepsi responden pada masing - masing variabel, didapatkan melalui kuesioner tersebut dalam pernyataan sesuai indikator yang telah ditetapkan pada masing-masing variabel. Dalam kuesioner penelitian ini terdapat sebanyak 74 item pernyataan. Semua pernyataan tersebut selanjutnya digunakan untuk memperoleh data tentang persepsi responden untuk masing-masing variabel. Dalam variabel kompetensi terdapat 19 pernyataan, motivasi 11 pernyataan, beban kerja 44 pernyataan dan lembar observasi kinerja sebanyak 23 pernyataan.

(60)

a. Skor 5 : Sangat setuju dengan jawaban, melalui pernyataan sangat setuju dengan pernyataan karena sangat sesuai dengan keadaan yang dirasakan oleh responden.

b. Nilai 4 : Setuju, artinya pernyataan sesuai keadaan yang dirasakan sampel. c. Nilai 3 : Ragu-ragu, bila sampel tidak bisa menentukan jawaban yang pasti,

karena tidak bisa dengan pasti menentukan apa yang dirasakan dari pernyataan yang ada.

d. Nilai 2 : Tidak setuju dengan pernyataan, karena tidak sesuai dengan yang dirasakan.

e. Nilai 1 : sangat tidak setuju, karena sangat tidak sesuai dengan yang dirasakan.

4.6Prosedur Pengumpulan Data

4.6.1 Jenis data yang dikumpulkan

a. Data primer yaitu data yang secara langsung diperoleh dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Data primer dalam penelitian ini dengan

penyebaran / pengisian kuesioner tentang karakteristik responden,

kompetensi, motivasi dan beban kerja perawat dalam penerapan asuhan

keperawatan, yang diberikan kepada semua perawat yang menjadi

sampel penelitian.

b. Data sekunder yaitu data yang ditemukan dengan tidak langsung dari obyek penelitian (Riwidikdo, 2013). Jenis data ini dikumpulkan melalui

(61)

43

atau peneliti sesuai panduan dalam pedoman observasi dan data tentang

karakteristik responden dari bagian kepegawaian RSJ Propinsi Bali.

4.6.2 Cara pengumpulan data

Pengumpulan data kuesioner tentang kompetensi, motivasi dan beban kerja diisi sendiri oleh responden dengan dipandu oleh peneliti atau

enumerator dan lembar observasi kinerja perawat diberikan kepada enumerator kepala ruangan untuk mengisinya atau peneliti sendiri, sesuai dengan kinerja perawat pelaksana, kemudian hasilnya dianalisis oleh peneliti.

4.7 Tahap-tahap Pengumpulan Data

(62)

4.8 Pengolahan dan Teknik Analisis Data

4.8.1 Pengolahan data

Pengolahan data merupakan upaya untuk memprediksi data dan menyiapkan data sedemikian rupa sehingga dapat dianalisis lebih lanjut dan mendapatkan data yang siap untuk disajikan. Tahap pengolahan data yaitu: Editing (koreksi hasil penelitian), Coding (pengkodean persiapan olah data), Tabulating (Tabulasi dan klasifikasi data), entry data (pemasukkan hasil penelitian), dan Cleaning (pengecekkan ulang untuk mencegah kesalahan pemasukan data hasil penelitian). Memeriksa kembali apakah data yang dimasukkan ada kesalahan atau tidak.

4.8.2 Teknik Analisis data 4.8.2.1Analisis Univariat

1) Analisis Karakteristik Responden Penelitian

Pengolahan data karakteristik responden penelitian, menyangkut umur, tingkat pendidikan, lama kerja, jenis kelamin, status perkawinan, jumlah anak, golongan kepegawaian, jarak tempat tinggal dengan Rumah Sakit Jiwa dan ruangan tempat bekerja. 2) Tingkat kompetensi perawat

Pengolahan data tingkat kompetensi perawat tentang asuhan keperawatan dilakukan dengan menggunakan persentase skor.

(63)

45

3) Tingkat motivasi perawat

Pengolahan data tingkat motivasi perawat dilakukan dengan menggunakan persentase skor sebagai berikut.

Baik : Hasil Persentase > 55 % Kurang : Hasil Persentase < 55% 4) Beban kerja perawat

Pengolahan data beban kerja dilakukan dengan menggunakan persentase skor sebagai berikut.

Berat : Hasil Persentase > 55 % Tidak berat : Hasil Persentase < 55%

5) Kinerja perawat dalam penerapan asuhan keperawatan

Pengolahan data kinerja perawat dalam penerapan asuhan keperawatan digunakan dengan menggunakan persentase skor berikut ini.

Baik : Hasil Persentase > 55 % Kurang : Hasil Persentase < 55%

4.8.2.2 Analisis Bivariat

(64)

variabel kompetensi, motivasi dan beban kerja dengan kinerja menggunakan uji chi-square.

4.8.2.3Analisis Multivariat

(65)

47 BAB V

HASIL PENELITIAN

5.1. Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali berada di Jalan Kusuma Yudha No. 29 Bangli, merupakan SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah) Pemerintah Daerah Propinsi Bali. Struktur Organisasi RS Jiwa Propinsi Bali di kepalai seorang Direktur, dibantu oleh dua orang wakil direktur, tiga orang kepala bidang dan tiga orang kepala bagian serta dibantu oleh enam orang kepala seksi dan enam orang kepala sub bagian. Kepala seksi rawat inap berada di bawah bidang keperawatan yang bertanggung jawab kepada wakil direktur pelayanan.

Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali, merupakan pusat rujukan dari puskesmas dan rumah sakit di Bali untuk pelayanan kesehatan jiwa. Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali memberikan layanan berbasis pada Hospital Base dan Community Base dengan fasilitas rawat jalan, rawat inap, penunjang medik, pelayanan rehabilitasi dan pelayanan terintegrasi ke puskesmas kabupaten/kota seluruh Bali dengan kapasitas 340 tempat tidur. Ketenagaan yang ada sebanyak 372 orang yang terdiri dari 191 perawat, 2 psikiater, 25 dokter umum, 2 dokter gigi, 44 tenaga kesehatan non keperawatan dan 108 orang non kesehatan.

(66)

5.2 Karakteristik Responden Penelitian

Responden penelitian ini adalah perawat yang bertugas di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali yang memenuhi kriteria inklusi berjumlah 111 orang. Adapun karakteristik sampel yang diperoleh berdasarkan Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Pangkat Kepegawaian, Jarak tinggal dan Ruangan tempat kerja.

(67)

49

Tabel 5.1

Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama Kerja, Status Perkawinan, Jumlah Anak, Pangkat Kepegawaian, Jarak tinggal dan

Ruangan tempat kerja di Ruang Rawat Inap RSJ Propinsi Bali Tahun 2015

Karakteristik Jumlah ( 111) Prosentase Jarak Tinggal, Median (IQR)

≤ 5 Km Ruangan tempat kerja

(68)

5.3 Gambaran Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja dan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali

Tabel 5.2

Distribusi Frekuensi Variabel Kompetensi, Motivasi, Beban Kerja dan Kinerja PerawatDi Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015

Tingkat Kompetensi F %

Kurang 29 26,1

Baik 82 73,9

Total 111 100,0

Tingkat Motivasi F %

Kurang 25 22,5

Baik 86 77,5

Total 111 100,0

Tingkat Beban Kerja F %

Tidak berat 38 34,2

Berat 73 73,9

Total 111 100,0

Tingkat Kinerja F %

Kurang 20 18,0

Baik 91 82,0

Total 111 100,0

(69)

51

(34,2%). Dari hasil penelitian dapat diketahui deskripsi responden untuk variabel kinerja yang terbanyak adalah baik sebesar 82 % (91 orang) dan katagori kurang sebanyak 20 orang (18,0 %). Secara lebih rinci hasil pengolahan data dengan software statistic Stata, deskripsi variabel kompetensi dapat dilihat pada tabel 5.2.

5.4 Gambaran Indikator dari Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali

(70)

Tabel 5.3

Distribusi Frekuensi Indikator Variabel Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015

(71)

53

5.5 Hubungan Karakteristik Responden dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

(72)

Tabel 5.4

Kinerja Perawat Berdasarkan Karakteristik Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015

Karakteristik Kinerja Nilai p

Kurang Baik

(73)

55

5.6 Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali

Analisis hubungan kompetensi, motivasi dan beban kerja dengan kinerja perawat di ruang rawat inap RSJ Propinsi Bali dapat dilihat pada tabel 5.5.

Tabel 5.5

Hubungan Kompetensi, Motivasi dan Beban Kerja dengan Kinerja Perawat Di Ruang Rawat Inap RS Jiwa Propinsi Bali Tahun 2015

Kinerja

(74)

yang baik. Dari nilai odds ratio (OR) didapatkan 24,3 artinya perawat yang memiliki motivasi baik, mempunyai peluang 24,3 kali untuk berkinerja lebih baik dibandingkan yang memiliki motivasi kurang. Secara statistik hubungan tersebut bermakna dengan 95% CI : 6,39 – 100,14 p < 0,001. Beban kerja tidak berat memberikan kinerja yang baik sebesar 81,58 %. Beban kerja berat terlihat memberikan kinerja yang baik sebesar 82,19 % namun secara statistik hubungan tersebut kurang bermakna dengan nilai 95% CI : 0,318 – 3,167 dan p = 0,9365).

5.7 Hubungan Indikator Variabel dengan Kinerja Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Propinsi Bali

Gambar

Gambar 3.1. Konsep Penelitian
Tabel 3. 1
Tabel 5.1 Distribusi Karakteristik Responden Menurut Umur, Jenis Kelamin, Pendidikan, Lama
Tabel 5.3
+5

Referensi

Dokumen terkait

Atas dasar paradigma bangsa Indonesia tentang negara dan hukum itu, rumusan secara materiil negara hukum Pancasila menurut Padmo Wahyono 13 adalah sebagai

Klasterisasi berdasarkan output riset (Jurnal internasional terindeks Scopus, Jurnal Internasional, Jurnal Nasional Akreditasi, Buku ajar, TTG, HKI, dan Prototype) dan indeks

Kami telah menyediakan untuk orang-orang yang kafir di antara mereka itu siksa yang pedih.(161) Tetapi orang- orang yang mendalam ilmunya di antara mereka dan orang-orang

Sejak tahun 2006 pemerintah daerah provinsi DKI Jakarta memberlakukan Peraturan Daerah Nomor 2 tahun 2005. Peraturan ini berisi tentang larangan merokok

Perbedaan dalam pemerolehan bahasa rnenunjukkan bahwa kelompok menengah lebih dapat mengeksplorasi dan menggunakan bahasa yang eksplisit dibandingkan dengan

Peningkatan pengetahuan tata cara berwudhu anak dalam penelitian ini dilakukan dengan menerapkan kegiatan tata cara berwudhu melalui media puzzle dalam tiga

Besarnya peranan pembuktian matematis dalam pembelajaran matematika menjadikan penelitian terkait faktor yang mempengaruhi kemampuan pemecahan masalah pembuktian

Sedangkan data yang digunakan oleh dinas perkebunan dan kehutanan kabupaten garut pada tahun 2002, luas kawasan hutan Garut 120.478,32 hektar atau 39,31% dari luas kabupaten