• Tidak ada hasil yang ditemukan

RULE OF LAW DAN PERATURAN PERUNDANG UNDA

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "RULE OF LAW DAN PERATURAN PERUNDANG UNDA"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

RULE OF LAW DAN PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA

REYNANTA DWISATYA HANDAYA 8111416282

FAKULTAS HUKUM

(2)
(3)

KATA PENGANTAR

Rasa syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Pemurah, karena berkat kemurahannya saya dapat menyelesaikan makalah ini sesuai dengan apa yang saya inginkan. Dalam makalah ini saya membahas tentang RULE OF LAW DAN PERUNDANG UNDANGAN DI INDONESIA, suatu pembelajaran yang harus di ketahui oleh masyarakat banyak agar masyarakat bisa tahu cara kerja dari sebuah konstitusi tersebut.

Makalah ini dibuat dalam rangka memperdalam tentang apa itu rule of law dan perundang undangan di Indonesia agar dapat dimengerti oleh masyarakat banyak. Terutama untuk mahasiswa yang sedang belajar dalam pelajaran Hukum Tata Negara sangat penting untuk mempelajari pembelajaran ini.

Semarang, 16 April 2017

(4)

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Hukum merupakan sumber dari segala peraturan yang semestinya harus di taati oleh semua orang di dalam suatu masyarakat, dengan ancaman akan mendapatkan celaan, harus mengganti kerugian, atau mendapat hukuman bagi pelaku pelanggaran dan kejahatan, sehingga akan membuat tentram, adil dan makmur dibawah naungan tertib hukum. Dalam prakteknya sendiri,

hukum tidak pernah terlepas dari setiap aspek kehidupan sehari-hari kita, mulai dari nilai, tata krama, norma hingga hukum perundang-undangan dalam peradilan. Sayangnya hukum di Indonesia masih kurang dalam hal penegakannya, terutama dikalangan penjabat bila dibandingkan dengan yang ada pada golongan menengah ke bawah. Fenomena sosial ini terjadi karena di negara kita segala sesuatu dapat di beli dengan uang, tak terkecuali dengan hukum sekalipun. Terdapat sebuah selogan bahwa “yang kuat pasti akan menindas yang lemah”, artinya siapa yang memiliki kekuasaan, harta berlimpah dia yang akan memenangkan peradilan.

Dengan melihat kenyataan seperti itu, pembenahan peradilan dapat di mulai dari diri sendiri dengan mempelajari norma atau hukum sekaligus memahami dan menegakkannya sesuai dengan keadilan yang benar. Dalam bahasan ini dibahas supaya keadilan dapat ditegakkan, maka akan terkait semua aspek yang ada didalamnya yang mempengaruhi dan menjadi penentu apakah keadilan dapat ditegakkan.

(5)

ini penegakan hukum di Mahkamah Konstitusi dapat dikategorikan sebagai bentuk penegakan hukum yang progresif.

1.2. Rumusan Masalah

Adapun yang akan dibahas serta menjadi rumusan masalah dalam makalah ini sebagai berikut:

1. Apakah yang dimaksud dengan Rule OF Law?

2. Apakah undang-undang di Indonesia sudah berjalan sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku?

3. Bagaimana kesadaran hukum yang terjadi pada masyarakat Indonesia?

1.3. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini adalah sebagai berikut: 1. Menjelaskan maksud dari Rule Of Law.

2. Menjelaskan Pengundangan peraturan perundang-undangan.

3. Menjelaskan Jenis dan hierarki peraturan peraturan perundang-undangan. 4. Menjelaskan cara agar rule of law dapat berjalan dengan efektif.

1.4. Manfaat Penulisan

Manfaat yang diperoleh dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut:

1. Menambah pengetahuan kita tentang Rule of Law dan peraturan perundang undangan di Indonesia.

2. Menambah wawasan kita tentang pengertian Rule Of Law.

(6)

BAB II PEMBAHASAN 2.1 Definisi Rule Of Law

Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom. Misalnya gerakan revolusi Perancis serta gerakan melawan absolutisme di Eropa lainnya, baik dalam melawan kekuasaan raja, bangsawan maupun golongan teologis. Berdasarkan bentuknya, rule of law adalah kekuasaan publik yang di atur secara legal. Setiap organisasi atau persekutuan hidup dalam masyarakat termasuk Negara mendasarkan pada rule of law. Dalam hubungan ini pengertian rule of law berdasarkan substansi atau isinya sangat berkaitan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dalam suatu negara. Negara hukum merupakan terjemahan dari istilah

Rechsstaat atau rule of law itu sendiri dapat dikatakan sebagai bentuk perumusan yuridis dari gagasan konstitusionalisme. Oleh karena itu, konstusi dan negara hukum merupakan dua lembaga yang tidak terpisahkan.

Negara Indonesia pada hakikatnya menganut prinsip “Rule of Law, and not of Man”, yang sejalan dengan pengertian nomocratie, yaitu kekuasaan yang dijalankan oleh hukum atau nomos. Dalam negara hukum yang demikian ini, harus diadakan jaminan bahwa hukum itu sendiri dibangun dan ditegakkan menurut prinsip-prinsip demokrasi. Karena prinsip

(7)

constitutional democracy yang diimbangi dengan penegasan bahwa negara Indonesia adalah negara hukum yang berkedaulatan rakyat atau demokratis.

Berdasarkan definisi diatas, Friedman (1959) membedakan rule of law menjadi dua, yaitu pengertian secara formal dan hakiki/materiil.

a) Secara formal, rule of law diartikan sebagai kekuasaan umum yang terorganisasi, misalnya negara

b) Secara hakiki, rule of law terkait dengan penegakan rule of law karena menyangkut ukuran hukum yang baik dan buruk

2.2. Pengertian Perundang undangan

Perundang-undangan adalah peraturan tertulis yang dibentuk oleh lembaga negara atau pejabat berwenang dan mengikat secara umum. Peraturan perundang-undangan memuat aturan dan mekanisme hubungan antarwarga negara, antara warga negara dan negara, serta antara warga negara dengan pemerintah (pusat dan daerah), dan antarlembaga negara.

Peraturan perundang-undangan nasional adalah suatu peraturan perundang-undangan yang berlaku di wilayah suatu negara, seperti negara Indonesia. Jadi, peraturan perundang-undangan nasional adalah aturan-aturan yang dibuat oleh lembaga-lembaga negara yang berwenang untuk dipatuhi oleh seluruh warga negara dalam lingkup nasional. Oleh karena itu, peraturan perundang-undangan berlaku bagi semua warga negara Indonesia tanpa terkecuali.

2.3. Jenis Dan Hierarki

Hierarki maksudnya peraturan perundang-undangan yang lebih rendah tidak boleh bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang lebih tinggi. Berikut adalah hierarki Peraturan Perundang-undangan di Indonesia menurut UU No. 12/2011 (yang menggantikan UU No. 10/2004) tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan:

UUD 1945, merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. UUD 1945 ditempatkan dalam Lembaran Negara Republik Indonesia.

1. Ketetapan MPR

(8)

3. Peraturan Pemerintah (PP) 4. Peraturan Presiden (Perpres)

5. Peraturan Daerah (Perda), termasuk pula Qanun yang berlaku di Aceh, serta Perdasus dan Perdasi yang berlaku di Provinsi Papua dan Papua Barat.

Dari Peraturan Perundang-undangan tersebut, aturan yang mengenai ketentuan pidana hanya dapat dimuat dalam Undang-Undang dan Peraturan Daerah.

Sedangkan peraturan perundang-undangan selain yang tercantum di atas, mencakup peraturan yang ditetapkan oleh Majelis Permusyawaratan Rakyat, Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Mahkamah Agung, Mahkamah Konstitusi, Badan Pemeriksa Keuangan, Komisi Yudisial, Bank Indonesia, Menteri, badan, lembaga, atau komisi yang setingkat yang dibentuk dengan Undang-Undang atau Pemerintah atas perintah Undang-Undang, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Provinsi, Gubernur, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten/Kota, Bupati/Walikota, Kepala Desa atau yang setingkat diakui keberadaannya dan mempunyai kekuatan hukum mengikat sepanjang diperintahkan oleh Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi atau dibentuk berdasarkan kewenangan.

A. UNDANG – UNDANG DASAR 1945

UUD 1945 merupakan hukum dasar dalam Peraturan Perundang-undangan. Naskah resmi UUD 1945 adalah:

 Naskah UUD 1945 yang ditetapkan pada tanggal 18 Agustus 1945 dan diberlakukan kembali dengan Dekrit Presiden pada tanggal 5 Juli 1959 serta dikukuhkan secara aklamasi

 Naskah Perubahan Pertama, Perubahan Kedua, Perubahan Ketiga, dan Perubahan Keempat UUD 1945 (masing-masing hasil Sidang Umum MPR Tahun 1999, 2000, 2001, 2002).

 Undang-Undang Dasar 1945 Dalam Satu Naskah dinyatakan dalam Risalah Rapat Paripurna ke-5 Sidang Tahunan MPR Tahun 2002 sebagai Naskah Perbantuan dan Kompilasi Tanpa Ada Opini.

(9)

Perubahan (Amandemen) Undang-Undang Dasar 1945 membawa implikasi terhadap kedudukan, tugas, dan wewenang MPR. MPR yang dahulu berkedudukan sebagai lembaga tertinggi negara, kini berkedudukan sebagai lembaga negara yang setara dengan lembaga negara lainnya (seperti Kepresidenan, DPR, DPD, BPK, MA, dan MK).

Dengan demikian MPR kini hanya dapat menetapkan ketetapan yang bersifat penetapan, yaitu menetapkan Wapres menjadi Presiden, memilih Wapres apabila terjadi kekosongan jabatan Wapres, serta memilih Presiden dan Wapres apabila Presiden dan Wapres mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersama-sama.

C. UNDANG-UNDANG/PERATURAN PEMERINTAH PENGGANTI UNDANG UNDANG Undang-Undang adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan

Rakyat dengan persetujuan bersama Presiden. Materi muatan Undang-Undang adalah:

· Mengatur lebih lanjut ketentuan UUD 1945 yang meliputi: hak-hak asasi manusia, hak dan kewajiban warga negara, pelaksanaan dan penegakan kedaulatan negara serta pembagian kekuasaan negara, wilayah dan pembagian daerah, kewarganegaraan dan kependudukan, serta keuangan negara.

· Diperintahkan oleh suatu Undang-Undang Dasar 1945 untuk diatur dengan Undang-Undang. · Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perpu) adalah Peraturan

Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ikhwal kegentingan yang memaksa. Materi muatan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang adalah sama dengan materi muatan Undang-Undang.

Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden dalam hal ihwal kegentingan yang memaksa (negara dalam keadaan darurat), dengan ketentuan sebagai berikut:

· Perpu dibuat oleh presiden saja, tanpa adanya keterlibatan DPR · Perpu harus diajukan ke DPR dalam persidangan yang berikut.

(10)

D. PERATURAN PEMERINTAH

Peraturan Pemerintah (PP) adalah Peraturan Perundang-undangan yang ditetapkan oleh Presiden untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya. Materi muatan Peraturan Pemerintah adalah materi untuk menjalankan Undang-Undang sebagaimana mestinya.

E. PERATURAN PRESIDEN

Peraturan Presiden (Perpres) adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibuat oleh Presiden. Materi muatan Peraturan Presiden adalah materi yang diperintahkan oleh Undang-Undang atau materi untuk melaksanakan Peraturan Pemerintah.

F. PERATURAN DAERAH

Peraturan Daerah adalah Peraturan Perundang-undangan yang dibentuk oleh Dewan Perwakilan Rakyat Daerah dengan persetujuan bersama kepala daerah (gubernur atau bupati/walikota).

Materi muatan Peraturan Daerah adalah seluruh materi muatan dalam rangka penyelenggaraan otonomi daerah dan tugas pembantuan, dan menampung kondisi khusus daerah serta penjabaran lebih lanjut Peraturan Perundang-undangan yang lebih tinggi.

C. PENGUNDANGAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Agar setiap orang mengetahuinya, Peraturan Perundang-undangan harus diundangkan dengan menempatkannya dalam Lembaran Negara Republik Indonesia, Berita Negara Republik Indonesia, Lembaran Daerah, atau Berita Daerah.

D. BAHASA DALAM PERATURAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

Bahasa peraturan perundang-undangan pada dasarnya tunduk kepada kaidah tata Bahasa Indonesia, baik yang menyangkut pembentukan kata, penyusunan kalimat, teknik penulisan, maupun pengejaannya. Namun bahasa Peraturan Perundang-undangan mempunyai corak tersendiri yang bercirikan kejernihan atau kejelasan pengertian, kelugasan, kebakuan, keserasian, dan ketaatan azas sesuai dengan kebutuhan hukum.

(11)

mempunyai corak internasional, lebih mempermudah tercapainya kesepakatan, atau lebih mudah dipahami daripada terjemahannya dalam Bahasa Indonesia.

2.4. Prinsip – Prinsip Rule Of Law Di Indonesia

Dalam pembahasannya terdapat dua prinsip-prinsip yang digunakan dalam penegakan rule of law di Indonesia sebagai berikut.

Dengan demikian inti rule of law adalah jaminan adanya keadilan bagi masyarakat terutama keadilan sosial.

Penjabaran prinsip-prinsip rule of law secara formal termuat didalam pasal-pasal UUD 1945, yaitu:

i. Negara Indonesia adalah negara hukum (pasal 1 ayat 3)

ii. Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasaan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan (pasal 24 ayat 1)

iii. Segala warga negara bersamaan kedudukannya di dalam hukum dan pemerintahan, serta wajib menjunjung hukum dan pemerintahan itu dengan tidak terkecuali (pasal 27 ayat 1) iv. Dalam bab X A mengenai HAM yang memuat 10 pasal, antara lain bahwa setiap orang

berhak atas pengakuan, jaminan, perlindungan dan kepastian hukum yang adil, serta perlakuan yang sama di hadapan hukum (pasal 28 ayat 1)

(12)

1. Prinsip-prinsip rule of law secara hakiki (materiil) sangat erat kaitannya dengan “the enforcement of the rides of law” (penyelenggaraan menyangkut ketentuan-ketentuan hukum) dalam penyelenggaraan pemerintahan, terutama dalam hal penegakan hukum dan implementasi prinsip-prinsip rule of law. Berdasarkan pengalaman berbagai negara dan hasil kajian, menunjukkan bahwa keberhasilan “the enforcement of the rules of law” bergantung pada kepribadian nasional setiap bangsa (Sunarjati Hartono: 1982). Hal ini didukung oleh kenyataan bahwa rule of law merupakan institusi sosial yang memiliki struktur sosiologis yang khas dan mempunyai akar budayanya yang khas pula.

Karena bersifat legalisme, maka mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani dengan pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang sengaja bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal dan otonom. Legalisme itu sendiri dapat diartikan dengan suatu aliran pemikiran hukum yang didalamnya terkandung wawasan sosial. Rule of law juga merupakan gagasan tentang hubungan antar manusia, masyarakat, dan negara yang dengan demikian memuat nilai-nilai tertentu yang memiliki struktur sosiologisnya sendiri. Secara kuantitatif, peraturan perundang-undangan yang terkait dengan rule of taw telah banyak dihasilkan di Indonesia, tetapi implementasinya belum mencapai hasil yang optimal sehingga rasa keadilan sebagai perwujudan pelaksanaan rule of law belum dirasakan oleh sebagian besar masyarakat.

Beberapa paparan di atas memperlihatkan bahwa rule of law mengandung beberapa elemen penting yaitu:

1. Ditaatinya prinsip berkuasanya hukum (supremacy of law) 2. Persamaan di depan hukum (equality before the law) 3. Pertanggungjawaban hukum (accountability to the law)

4. Keadilan dalam penerapan hukum (fairness in the application of the law) 5. Adanya pemisahan kekuasaan (separation of power)

6. Adanya partisipasi dalam pembuatan keputusan (participation in the decision making). 7. Dihindarinya kesewenang-wenangan (avoidance of arbitrariness)

(13)

2.5 PERATURAN PERUNDANG UNDANGAN MEMUAT HAK HAK DAN KEWAJIBAN WARGA NEGARA

Setiap undang-undang memuat hak-hak dan kewajiban warga negara. Misalnya UU No. Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 5 dan 6 memuat hak-hak kewajiban warga negara.

Menurut Dr. Martitah M.Hum (Mahkamah Konstitusi 2013 Hal 129) “Nilai keadilan yang ingin dicapai tidak semata-mata keadilan prosedural, yakni keadilan yang dicapai melalui pembacaan rumusan teks UU semata. Keadilan yang ingin ditegakkan MK adalah sebagai keadilan yang sesungguhnya, keadilan yang substansial, hakiki, serta diakui, dirasakan, dan hidup dalam masyarakat.”

BAB III KESIMPULAN

Pengertian hukum itu sendiri merupakan sumber dari segala peraturan yang

semestinya harus di taati oleh semua orang di dalam suatu masyarakat, dengan ancaman akan mendapatkan celaan, harus mengganti kerugian, atau mendapat hukuman bagi para pelaku pelanggaran dan kejahatan, sehingga akan membuat tentram, adil dan makmur dibawah naungan tertib hukum.

Sedangkan Rule of Law merupakan suatu legalisme sehingga mengandung gagasan bahwa keadilan dapat dilayani melalui pembuatan sistem peraturan dan prosedur yang bersifat objektif, tidak memihak, tidak personal, dan otonom.

Dan untuk Tata urutan peraturam perundangan Indonesia terdiri atas : a. Undang Undang Dasar 1945

(14)

f. Undang-Undang / Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

DAFTAR PUSAKA

Martitah, 2013. Mahkamah Konstitusi: Dari Negative Legislature Ke Positive Legislature?. Jakarta: Konstitusi Press.

http://ujangwahid.blogspot.co.id/2015/01/makalah-tentang-peraturan-perundang.html

http://130910202009.blogspot.co.id/2014/12/makalah-rule-of-law.html

Referensi

Dokumen terkait

Langkah pertama yang dilakukan dalam siklus I yaitu menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) tema 7 subtema 2 pembelajaran 3 yang terdiri dari muatan

Pria Idaman Tidak Peduli Dengan Pembuktian Cinta Saya tau, anda pasti sedikit prostes dengan judul di atas, karna menurut anda mana mungkin sang wanita bisa jatuh cinta atau

Dengan adanya prinsip utmost good faith dalam asuransi ini adalah mencegah terjadinya penipuan di antara para pihak maka prinsip ini dapat diterima oleh hukum Islam dengan

Untuk membuktikan pengaruh induksi kalsium terhadap densitas matriks enamel dilakukan analisis jarak atau kerapatan antar sel ameloblas gigi insisivus tikus seperti tampak

Hasil dari penelitian ini, yaitu bahwa surat kabar JawaPos lebih menekankan frame aset-aset milik Djoko Susilo yang telah disita KPK, dan memberitakan tentang sikap negative

@@ STIE Widya Wiwaha Jangan

Pengertian dari pembentukan karakter yaitu pembentukan yakni membentuk, atau membangun, sedangkan karakter kata lain dari tabiat (sifat dalam diri yang dibentuk oleh individu

Penelitian ini diangkat sebagai pengalaman penulis pribadi di bidang penelitian Media cetak atau Majalah pada pesan dakwah yang terdapat didalamnya, dan diharapkan