BAB II
GAMBARAN UMUM OBJEK LOKASI PKLM
A. Sejarah Singkat Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan berganti nama dari Kantor
Pelayanan Pajak Medan Utara berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan Republik
Indonesia No. 443/KMK.01/2001 tanggal 23 juli 2001 tentang Organisasi Dan Tata
Kerja Direktorat Jenderal Pajak Kantor Pelayanan Pajak (KPP) yang berada di
lingkungan Kantor Wilayah I Direktorat Jenderal Pajak Sumatera Bagian Utara dan
berkedudukan di jalan Yos Sudarso Km 8,2 Tanjung Mulia, Medan.
KPP Pratama Medan Belawan meliputi kecamatan :
1. Kecamatan Medan Belawan
2. Kecamatan Medan Marelan
3. Kecamatan Medan Labuhan
4. Kecamatan Medan Deli
Keempat kecamatan diatas berbatasan dengan :
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Laut Belawan
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Sungai Deli
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Medan Barat
Berdasarkan data dari Kantor Statistik Kotamadya Medan, wilayah kerja KPP
Medan Utara yang telah berganti nama menjadi Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Belawan mempunyai luas 107,58 KM2 (10.758 Ha) yang terdiri dari 4 (empat)
kecamatan yang meliputi 23 (dua puluh tiga) kelurahan.
Sebelum tahun 1967, Kantor Pelayanan Pajak bernama Kantor Inpeksi Pajak
Medan dan oleh pemerintah dipecah menjadi dua bagian, yaitu:
1. Kantor Inpeksi Pajak Medan Utara yang berlokasi di Jalan Suka Mulia Nomor
17 A
2. Kantor Inpeksi Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Nomor 30
Pada tahun 1978, Kantor Pelayanan Pajak masih disebut Kantor Inpeksi
Pajak. Pada saat itu ada dua Kantor Inpeksi Pajak, yaitu:
1. Kantor Inpeksi Pajak Medan Pajak Selatan
2. Kantor Inpeksi Pajak Medan Kisaran
Pada tanggal 1 April 1979, Kantor Inpeksi Pajak diseluruh Indonesia diubah
namanya menjadi Kantor Pelayanan Pajak (KPP). Untuk wilayah Medan, Kantor
Pelayanan Pajak dibagi menjadi dua bagian, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Utara yang berlokasi di Jalan Suka
Mulia Nomor 17 A
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Pada tahun 1989 tepatnya bulan April, Kantor Pelayanan Pajak dikembangkan
menjadi tiga, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan
Kemudian dengan SK No. 94/KMK.01/1994 tanggal 29 Maret 1994, terhitung
tanggal 1 April Kantor Pelayanan Pajak di Medan dibagi menjadi empat, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Utara
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Barat
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur
4. Kantor Pelayanan Pajak Binjai
Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No.
443/KMK.01/2001 tanggal 23 Juli 2001 tentang Organisasi Dan Tata Kerja Kantor
Wilayah Direktorat Jenderal Pajak, Kantor Pelayanan Pajak, Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan, Pemeriksaan dan Penyidikan Pajak dan Kantor Penyuluhan dan
Pengamalan Potensi Perpajakan, sehingga Kantor Pelayanan Pajak di Medan dibagi
menjadi enam Kantor Pelayanan Pajak, yaitu:
1. Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan yang berlokasi di Jalan Asrama
Nomor 7 Medan
2. Kantor Pelayanan Pajak Medan Selatan yang berlokasi di Jalan Suka Mulia
3. Kantor Pelayanan Pajak Medan Timur yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Nomor 30 A Medan
4. Kantor Pelayanan Pajak Medan Binjai yang berlokasi di Jalan Asrama Nomor
7 A Medan
5. Kantor Pelayanan Pajak Medan Kota yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Nomor 17 A Medan
6. Kantor Pelayanan Pajak Medan Polonia yang berlokasi di Jalan Diponegoro
Nomor 30 A Medan.
Adapun Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan adalah Kantor Pelayanan
Pajak Medan Utara yang telah berganti nama. Sedangkan mengenai hal lainnya tidak
ada yang berubah.
B. Visi Dan Misi Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan adalah instansi yang berada
dibawah naungan Direktorat Jenderal Pajak sehingga dapat dikatakan bahwa visi misi
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan sama dengan visi dan misi
Direktorat Jenderal Pajak.
Pada tahun 2013, DJP telah melakukan transformasi visi demi memenuhi
kriteria visi yang S.M.A.R.T (Specific, Measurable, Achievable, Relevan, and
Time-Based). DJP membutuhkan pedoman/visi baru yang lebih spesifik dan terukur
Visi baru Direktorat Jenderal Pajak tahun 2013 tersebut adalah:
VISI
“Menjadi institusi pemerintah penghimpun pajak negara yang terbaik di wilayah Asia Tenggara”
Frase lugas yang pada hakikatnya merupakan sebuah visi sekaligus tantangan
tersebut telah final dirumuskan. Tugas DJP sekarang adalah melaksanakan
eksekusinya dengan penuh komitmen, kesungguhan, dan tanggung jawab. Semoga
transformasi visi ini akan menjadi resolusi awal tahun 2013 yang mampu membakar
semangat kita selaku punggawa negeri untuk mewujudkan agar Direktorat Jenderal
Pajak mampu menjadi instansi yang terbaik di kancah internasional, khususnya di
kawasan Asia Tenggara.
MISI
“Menyelenggarakan fungsi administrasi perpajakan dengan menerapkan Undang-Undang Perpajakan secara adil dalam rangka membiayai penyelenggaraan negara
demi kemakmuran rakyat”
C. Struktur Organisasi Kantor Pelayanan Pajak Medan Belawan
Setiap perusahaan memiliki struktur organisasi untuk menggambarkan secara
jelas unsur-unsur yang membantu pimpinan dalam menjelaskan perusahaan. Dengan
adanya struktur organisasi yang jelas dapat diketahui posisi, tugas dan wewenang
berdasarkan pada pola hubungan kerja serta lalu lintas wewenang dan tanggung
jawab.
Jenis struktur organisasi yang digunakan oleh KPP Pratama Medan Belawan
adalah menggunakan jenis struktur “line and staff organization” atau gabungan dari
jenis struktur organisasi garis dan organisasi fungsional. Struktur organisasi KPP
Pratama Medan Belawan berdasarkan fungsi bukan jenis pajak.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor : 29/PMK.01/2012
Tentang Perubahan Atas Peraturan Menteri Keuangan Nom
Tentang Organisasi Dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak pada
lampiran II wilayah kerja Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan terdiri
dari 4 (empat) kecamatan, yaitu:
1. Kecamatan Medan Belawan
2. Kecamatan Medan Labuhan
3. Kecamatan Medan Marelan
4. Kecamatan Medan Deli
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan membawahi
seksi/sub.bagian umum, kelompok jabatan fungsional. KPP Pratama dipimpin oleh
seorang kepala kantor sedangkan setiap seksi dipimpin oleh kepala seksi/kepala
sub.bagian umum dan dibantu oleh Account Representative (AR) dan pelaksana.
Adapun seksi/sub.bagian umum dan kelompok fungsional tersebut sebagai
1. Sub Bagian Umum
2. Seksi Pengolahan Data dan Informasi Perpajakan
3. Seksi Pelayanan
4. Seksi Pemeriksaan
5. Seksi Penagihan
6. Seksi Ekstensifikasi
7. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 1
8. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 2
9. Seksi Pengawasan dan Konsultasi 3
10.Seksi Pengawasan dan Konsultasi 4
11.Kelompok Jabatan Fungsional
Berikut gambar Struktur Organisasi KPP Pratama Medan Belawan
KEPALA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MEDAN BELAWAN
SUBBAGIAN UMUM
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI I
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI II
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI III
SEKSI PENGAWASAN DAN
KONSULTASI IV KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKSI PELAYANAN SEKSI PENAGIHAN SEKSI RIKI SEKSI EKSTENSIFIKASI PERPAJAKAN
SEKSI PENGOLAHAN DATA DAN
D. Uraian Tugas Pokok Dan Fungsi KPP Pratama Medan Belawan
Uraian dan Fungsi KPP Pratama diatur didalam Peraturan Menteri Keuangan
Republik Indonesia Nomor 62/PMK.01/2009 Tentang Organisasi Dan Tata Kerja
Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak pada Paragraf 2 (dua) pasal 58 sampai
dengan 61.
Dalam melaksanakan tugasnya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan menyelenggarakan fungsi :
1. Pengumpulan, pencarian dan pengolahan data, pengamatan potensi
perpajakan, penyajian informasi perpajakan pendataan objek dan subjek
pajak, serta penilaian Pajak Bumi dan Bangunan sektor pertanian, perkebunan
dan perhutanan
2. Penetapan dan penerbitan produk hukum perpajakan
3. Pengadministrasian dokumen dan berkas perpajakan, penerimaan dan
pengolahan Surat Pemberitahuan, serta penerimaan surat lainnya
4. Penyuluhan perpajakan
5. Pelaksanaan registrasi Wajib Pajak
6. Pelaksanaan ekstensifikasi
7. Penatausahaan piutang pajak dan pelaksanaan penagihan pajak
8. Pelaksanaan pemeriksaan pajak
9. Pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan wajib pajak
10.Pelaksanaan konsultasi perpajakan
12.Pembetulan ketetapan pajak
13.Pelaksanaan administrasi kantor
Dalam melaksanakan fungsinya Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
Belawan menyelenggarakan tugas-tugas pokok sebagai berikut :
a. Kepala Kantor
KPP Pratama merupakan penggabungan dari KPP dan Karipka. Maka kepala
KPP Pratama mempunyai tugas mengkoordinasikan pelaksanaan penyuluhan,
pelayanan, pengawasan, wajib pajak dibidang PPh, PPN, PPnBM, Pajak Tidak
Langsung lainnya dalam wilayah wewenangnya berdasarkan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
b. Sub Bagian Umum
Sub bagian umum mempunyai tugas melakukan urusan kepegawaian,
keuangan, tata usaha dan rumah tangga kantor.
Tugas Kepala Sub Bagian Umum
1. Pelaksanaan tugas di bidang administrasi penerimaan pengiriman surat-surat
serta pelaksanaan tugas bendaharawan
2. Mendistribusikan surat-surat masuk kepada seksi yang bersangkutan dan
pengiriman surat-surat keluar kepada instansi yang terkait
3. Mengkoordinasikan dan mengawasi pelaksanaan tugas bendaharawan rutin
4. Memberi nasehat dan menegakkan kedisiplinan kepada pegawai
c. Seksi Pengolahan Data dan Informasi (PDI)
1. Melakukan pengumpulan, pencarian, dan pengolahan data perpajakan
2. Penyajian informasi perpajakan
3. Perekaman dokumen perpajakan
4. Urusan tata usaha penerimaan perpajakan
5. Pelayanan dukungan teknis komputer
6. Pemantauan aplikasi e-SPT dan e-Filling
7. Pelaksanaan SI DJP serta penyiapan laporan kinerja
d. Seksi Pelayanan
1. Menetapkan penerbitan produk hukum perpajakan
2. Mengadministrasikan dokumen dan berkas perpajakan
3. Menerima dan mengolah Surat Pemberitahuan (SPT) serta penerimaan surat
lainnya
4. Memberikan penyuluhan perpajakan
5. Melaksanakan registrasi Wajib Pajak
6. Memungut fiskal luar negeri di pelabuhan Belawan
e. Seksi Penagihan
1. Melakukan urusan penatausahaan piutang pajak, memproses permohonan
pengangsuran dan penundaan pembayaran pajak.
2. Melakukan penerbitan Surat Tagihan Pajak, Surat Paksa, Surat Perintah
3. Melakukan penyitaan, urusan lelang dan penyitaan lainnya
Di seksi penagihan terdapat beberapa Juru Sita Pajak (JSP) yang telah
mendapatkan pendidikan khusus berkaitan dengan penagihan dan penyitaan pajak.
Adapun tugas JSP adalah :
1. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus (SPPSS)
2. Memberitahukan Surat Paksa (SP)
3. Melaksanakan penyitaan barang Penanggung Pajak berdasarkan Surat
Perintah Melakukan Penyitaan (SPMP)
4. Melaksanakan penyanderaan berdasarkan surat perintah penyanderaan
Juru Sita Pajak dalam melaksanakan tugas harus dilengkapi kartu tanda
pengenal dan memperlihatkannya kepada Penanggung Pajak.
f. Seksi Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal
1. Melakukan penyusunan rencana pemeriksaan
2. Melakukan pengawasan pelaksanaan aturan pemeriksaan
3. Penerbitan dan penyaluran Surat Perintah Pemeriksaan Pajak serta
administrasi pemeriksaan perpajakan lainnya
Dalam melaksanakan tugas pemeriksaan pajak, pemeriksa pajak memiliki
kewenangan pemeriksaan pajak yang diatur dalam pasal 29 Undang-Undang
Ketentuan Umum Perpajakan.
g. Seksi Ekstensifikasi Perpajakan
2. Pendataan objek dan subjek pajak
3. Penilaian objek pajak dan kegiatan ekstensifikasi perpajakan
h. Seksi Pengawasan dan Konsultasi
1. Melakukan pengawasan kepatuhan kewajiban perpajakan dari wajib pajak
terdaftar
2. Memberikan bimbingan/himbauan kepada wajib pajak dan konsultasi teknis
perpajakan
3. Penyusunan profil wajib pajak
4. Menganalisis kinerja wajib pajak
5. Melakukan rekonsiliasi data wajib pajak dalam rangka melakukan
intensifikasi dan melakukan evaluasi hasil keputusan banding
6. Penyelesaian permohonan izin prinsip pembebasan PPh Pasal 22 Impor
7. Melaksanakan proses penyelesaian permohonan Surat Keterangan Bebas
Pemungutan Pajak Penghasilan Pasal 22 Impor
Pada pelaksanaannya, wilayah kerja keempat seksi pengawasan dan konsultasi
dibagi berdasarkan domisili /tempat tinggal/wilayah tempat wajib pajak terdaftar.
1. Seksi Pengawasan dan Konsultasi I (Waskon I)
a. Kelurahan Kampung Besar
b. Kelurahan Martubung
c. Kelurahan Sei Mati
e. Kelurahan Tangkahan
f. Kelurahan Nelayan Indah
2. Seksi Pengawasan Dan Konsultasi II (Waskon II)
a. Kelurahan Labuhan Deli
b. Kelurahan Rengas Pulau
c. Kelurahan Terjun
d. Kelurahan Tanah 600
e. Kelurahan Paya Pasir
3. Seksi Pengawasan Dan Konsultasi III (Waskon III)
a. Kelurahan Tanjung Mulia
b. Kelurahan Tanjung Mulia Hilir
c. Kelurahan Mabur
d. Kelurahan Kota Bangun
e. Kelurahan Titi Papan
f. Kelurahan Hilir
4. Seksi Pengawasan Dan Konsultasi IV (Waskon IV)
a. Kelurahan Sicanang
b. Kelurahan Belawan Bahari
c. Kelurahan Belawan Bahagia
d. Kelurahan Belawan I
e. Kelurahan Belawan II
i. Kelompok Jabatan Fungsional
Pejabat Fungsional terdiri atas Pejabat Fungsional Pemeriksa dan Pejabat
Fungsional Penilai yang bertanggung jawab secara langsung kepada Kepala Kantor.
Dalam melaksanakan tugasnya, Pejabat Fungsional Pemeriksa berkoordinasi dengan
seksi pemeriksaan, sedangkan Pejabat Fungsioanal Penilai berkoordinasi dengan
seksi ekstensifikasi.
Jumlah sumber daya manusia di lingkungan KPP Pratama Medan Belawan
berjumlah 78 orang yang terdiri dari pegawai 73 orang termasuk dengan kepala
kantor dan pegawai honorer (petugas security yang dibiayai dana DIPA) sebanyak 4
orang. Adapun perincian jumlah pegawai berdasarkan pegawai per
seksi/bagian/kelompok adalah sebagai berikut :
Tabel II.1 Jumlah Pegawai Per Seksi/Bagian/Kelompok Di KPP Medan Belawan Tahun 2012
No Seksi/Bagian Jumlah Pegawai
1 Sub Bagian Umum 8
2 Pengolahan Data dan Informasi (PDI) 9
3 Pelayanan 11
4 Penagihan 3
5 Pemeriksaan dan Kepatuhan Internal 4
7 Pengawasan dan Konsultasi I 6
8 Pengawasan dan Konsultasi II 6
9 Pengawasan dan Konsultasi III 6
10 Pengawasan dan Konsultasi IV 6
11 Fungsional 10
Jumlah 73
Sumber : Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan
C. Uraian Teoritis.
1. Ketentuan Umum
Dasar hukum yang mengatur mengenai Prosedur Penyitaan dapat
dilihat berdasarkan ketetapan atau aturan yang berlaku antara lain :
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 1997 sebagaimana
yang telah dirubah dengan undang-undang Nomor 19 Tahun 2000
Tentang Penagihan Pajak Dengan Surat Paksa.
b. Peraturan Pemerintah Nomor 3 Tahun 1998 Tentang Tata Cara Penyitaan
Dalam Rangka Penyitaan Dengan Surat Paksa.
c. Keputusan Menteri Keuangan Nomor 561/KMK.04/2000 Tentang Tata
d. Peraturan Menteri Keuangan - 24/PMK.03/2008 tentang Tata Cara
Pelaksanaan Penagihan Dengan Surat Paksa dan Pelaksanaan Penagihan
Seketikan Dan Sekaligus.
2. Pengertian Penyitaan Pajak
Menurut Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2000 pasal 1 sub 14
dinyatakan bahwa :
“Penyitaan adalah tindakan Juru Sita Pajak untuk menguasai barang
penanggung pajak guna dijadikan jaminan untuk melunasi hutang pajak
menurut peraturan per undang-undangan yang berlaku”.
Sedangkan menurut H.Moeldjo Hadi, SH menyatakan bahwa :
“Penyitaan adalah serangkaian tindakan Juru Sita Pajak yang dibantu oleh dua
orang saksi untuk menguasai barang-barang dari Wajib Pajak, guna dijadikan
sebagai jaminan untuk melunasi utang pajak sesuai dengan peraturan
perundang-undangan yang berlaku”.
Pada dasarnya tindakan penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak
tidak mengubah status hak milik barang Wajib Pajak, bahkan barang-barang
3. Subjek dan Objek Penyitaan
Subjek Penyitaan adalah Wajib Pajak atau Penanggung Pajak yang
tidak bertanggung jawab atas pelunasan pembayaran utang pajaknya dan
tidak menjalankan hak serta memenuhi kewajiban pajak menurut ketentuan
dan peraturan undang-undang yang berlaku.
Objek Penyitaan adalah barang yang bergerak maupun yang tidak
bergrak milik Penanggung Pajak, yaitu atas barang milik perusahaan,
pengurus, kepala perwakilan, kepala cabang, penanggung jawab, pemilik
modal, baik di tempat kedudukan yang bersangkutan, di tempat tinggal
mereka, ataupun di tempat lain.
Berdasarkan Undang - Undang Nomor 19 Tahun 2000 pasal 14 ayat 1,
2, dan 3dimana penyitaan dapat dilaksanakan terhadap Penanggung Pajak
yang berada di tempat tinggal, tempat usaha, tempat kedudukan, atau
tempat lain, termasuk yang penguasaannya berada ditangan pihak lain
dengan hak tanggungan sebagai jaminan pelunasan hutang tertentu, berupa
barang bergerak dan barang tidak bergerak, dimana :
a. Barang bergerak termasuk mobil, perhiasan, uang tunai, dan deposito
berjangka, tabungan, rekening koran, obligasi, saham, surat berharga,
b. Barang yang tidak bergerak termasuk tanah, bangunan, dan kapal
dengan isi kotor tertentu.
Penyitaan yang dilakukan sampai dengan nilai barang yang disita
diperkirakan telah mencukupi untuk melunasi utang pajak dan biaya
penagihan.
4. Definisi Juru Sita Pajak
Juru Sita Pajak adalah pelaksana tindakan penagihan yang meliputi
Penagihan Seketikadan Sekaligus, Pemberitahuan Surat Paksa, Penyitaan,
dan Penyanderaan.
Berdasarkan pasal 5 ayat 1 dan 2 Undang-undang Nomor 19 Tahun 2000,
Juru Sita Pajak mempunyai tugas, yaitu :
a. Melaksanakan Surat Perintah Penagihan Seketika dan Sekaligus
b. Memberitahukan Surat Paksa
c. Melaksanakan Penyitaan atas barang Penanggung Pajak yang hendak
disita
d. Melaksanakan Penyanderaan berdasarkan Surat Perintah Penyanderaan
Dalam melaksanakan tugasnya, Juru Sita Pajak harus dilengkapi
dengan Kartu Tanda Pengenal Juru Sita Pajak dan Surat Perintah
Melaksanakan Penyitaan yang harus diperlihatkan kepada Penanggung
5. Pelaksanaan Penyitaan
Didalam melaksanakan penyitaan, Juru Sita Pajak harus melakukan
penyitaan sesuai dengan prosedur-prosedur penyitaan yang sudah diatur
sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Adapun tata cara penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak yaitu
dengan melalui tahap-tahap sebagai beriut :
a. Menyampaikan Surat Pemberitahuan bahwa akan dilakukan penyitaan.
b. Menyampaikan Surat Perintah Melakukan Penyitaan.
c. Penyitaan dilakukan oleh Juru Sita Pajak dengan dua orang saksi.
d. Barang yang utama disita adalah barang bergerak.
e. Membuat Berita Acara Pelaksanaan Sita.
6. Wajib Pajak Badan
Wajib pajak Badan adalah orang pribadi atau badan, meliputi
pembayaran pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan
kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang –
undangan perpajakan.
Menurut Undang – Undang Nomor 28 Tahun 2007 Badan adalah
sekumpulan orang dan / atau modal yang merupakan kesatuan baik yang
melakukan usaha maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
milik negara atau badan usaha milik daerah dengan nama dan dalam bentuk
apapun, firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan, perkumpulan,
yayasan, organisasi massa, organisasi sosial politik, atau organisasi
lainnya,lembaga dan bentuk lainnya termasuk kontrak investasi kolektif dan
bentuk usaha tetap.
D. Ruang Lingkup Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
Melalui Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM), Penulis ingin mengetahui
beberapa masalah berikut :
1. Prosedur Penyitaan yang dilakukan oleh Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak
Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
2. Kendala-kendala yang dihadapi Juru Sita dalam melakukan penyitaan terhadap
Wajib Pajak Badan Di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
3. Cara penyelesaian terhadap permasalahan yang dihadapi Juru Sita Pajak pada saat
melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Belawan.
4. Wajib pajak Badan yang mengalami penyitaan oleh juru sita pajak selama 3 tahun
E. Metode Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
Untuk mendapatkan dan mengumpulkan data serta memperoleh informasi yang
sesuai dengan metode yang digunakan sebagai berikut :
1. Tahap Persiapan :
Pengajuan judul kepada Ketua Program Studi, penentuan judul oleh Ketua
Program Studi, pembuatan proposal, pelaksanaan seminar proposal,
perbaikan proposal, persetujuan proposal, penentuan dosen pembibing,
pembuatan surat izin PKLM ke instansi yang dituju.
2. Studi Literatur :
Dalam hal ini berkaitan dengan pengumpulan buku-buku yang berkaitan
dengan kegiatan yang akan dilakukan penulis dalam melaksanakan Praktik
Kerja Lapangan Mandiri
3. Observasi Lapangan :
Penulis melakukan pengamatan secara langsung pada objek Praktik Kerja
Lapangan Mandiri untuk mengetahui bagaimana prosedur pelaksanaan
penyitaan oleh Juru Sita Pajak terhadap wajib pajak badan di Kantor
4.Pengumpulan Data :
Mengumpulkan data mengenai “Prosedur Pelaksanaan Penyitaan Oleh
Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak
Pratama Medan Belawan”.
a. Data Primer :
Bersumber dari pihak yang memahami tentang Prosedur Pelaksanaan
Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
b. Data Sekunder :
Bersumber dari buku-buku yang memuat tentang Prosedur
Pelaksanaan Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak
Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
5. Analis dan Evaluasi :
Penulis menganalisa dan mengevaluasi data mengenai Prosedur
Pelaksanaan Penyitaan Oleh Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak Badan
di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan.
F. Metode Pengumpulan Data.
Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam Praktik
Lapangan Mandiri (PKLM) ini, maka penulis menggunakan metode pengumpulan
1. Wawancara (Interview) :
Yaitu dengan melakukan tanya jawab secara langsung dengan pihak yang
terkait mengenai hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
2. Daftar Observasi (Observation Guide ):
Melakukan kegiatan pengamatan langsung tentang objek PKLM yang
tujuannya adalah untuk mendapatkan gambaran dari sumber data yang perlu.
3. Dokumentasi :
Pengumpulan data dengan melakukan studi dokumentasi misalnya dengan
mengumpulkan daftar dokumentasi yang diperlukan seperti Peraturan
Pemerintah yang berlaku, Undang-Undang Perpajakan, data mengenai
kepegawaian dan dokumen-dokumen resmi lainnya mengenai prosedur
pelaksanaan terhadap wajib pajak badan pada kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Belawan.
G. Sistematika Penulisan Praktik Kerja Lapangan Mandiri.
Adapun yang menjadi sistematika dalam penyusunan Laporan Praktik Kerja
Lapangan Mandiri (PKLM) adalah :
BAB I : PENDAHULUAN
Pada bab ini penulis menjelaskan mengenai latar belakang yang
manfaat, ruang lingkup, metode praktik, metode pengumpulan
data serta sistematika penulisan laporan.
BAB II : GAMBARAN UMUM LOKASI PKLM
Pada bab ini penulis menguraikan sejarah singkat Kantor
Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan yang akan diteliti,
struktur organisasi, uraian tugas pokok dan fungsi gambaran
pegawai.
BAB III : GAMBARAN DATA DAN HASIL PKLM
Pada bab ini penulis menguraikan tentang Prosedur Pelaksanaan
Terhadap Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama
Medan Belawan, Kendala-kendala yang dihadapi oleh Juru Sita
Pajak dalam melakukan penyitaan terhadap Wajib Pajak Badan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, dan Untuk
mengetahui cara penyelesaian terhadap permasalahan yang
dihadapi Juru Sita Pajak pada saat melakukan penyitaan terhadap
Wajib Pajak Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan
BAB IV : ANALISA DAN EVALUASI
Pada bab ini penulis akan membahas dan menganalisa kemudian
mengadakan evaluasi serta interprestasi tentang Prosedur Penyitaan
Yang Dilakukan Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak, Badan di
Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan,
Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh Juru Sita Pajak terhadap Wajib Pajak
Badan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Medan Belawan, Dan
Cara Penyelesaian Terhadap Kendala-Kendala Yang Dihadapi Oleh
Juru Sita Pajak Terhadap Wajib Pajak Badan di antor Pelayanan
Pajak Pratama Medan Belawan.
BAB V : KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini penulis mengemukakan tentang kesimpulan dan saran
mengenai permasalahan yang penulis hadapi selama melaksanakan