1 BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Aktivitas adalah suatu energi atau keadaan untuk bergerak untuk memenuhi kebutuhan hidup. Salah satu ciri induvindu yang sehat adanya kemampuan melakukan aktivitas untuk memenuhi kebutuhan misalnya berdiri,berjalan,dan bekerja.Kebutuhan aktivitas atau pergerakan,istrahat dan tidur merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan saling memengaruhi.Tubuh membutuhkan aktivitas untuk kegiatan fisiologis dan membutuhkan istrahat dan tidur untuk pemulihan (Wartonah,2010).
Kebanyakan orang menilai tingkat kesehatannya berdasarkan kemampuannya untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Kemampuan beraktivitas merupakan kebutuhan dasar yang mutlak diharapkan oleh setiap manusia.Kebutuhan Dasar menurut Abraham Maslow yg terdiri dari 14 kebutuhan dasar, (Potter & Partricia, 1997).
Salah satu diantaranya Kebutuhan dasar gerak dan ketahanan tubuh. Pada pasien yg intoleransi aktivitas mengalami keterbatasan gerak.keterbatasan gerak ini menyebabkan gangguan untuk melakukan aktivitas sehari-hari. Oleh manusia dalam mempertahankan keseimbangan fisiologis maupun psikologis, yang bertujuan untuk mepertahankan kehidupan dan kesehatan. Dengan beraktivitas tubuh akan menjadi sehat,sistem pernapasan dan sirkulasi tubuh akan berfungsi dengan baik,dan metobolisme tubuh dapat berfungsi dengan baik,dan metobolisme tubuh dapat optimal.Disamping itu,kemampuan bergerak juga akan mepengaruhi harga diri dan citra tubuh seseorang. Dalam hal ini,kemampuan beraktivitas tidak lepas dari sistem persarafan dan muskuloskeletal yang adekuat (Wartonah ,2010).
2
penyakit rematik. Dimana biasanya rasa nyeri timbul dan kaku pada persendian, otot dan tulang sehingga gerak tubuh terhambat/lamban (Kushariyadi, 2009).
Rematik merupakan salah satu penyebab nyeri sendi,khususnya sendi-sendi kecil di daerah penggelangan tangan dan jari-jari, keluhan kaku,nyeri dan bengkak akibat penyakit rematik dapat berlangsung terus-menerus dan semakin lama semakin berat,tetapi ada kalanya hanya berlangsung selama beberapa hari dan kemudian sembuh dengan pengobatan.Namun demekian,kebanyakan penyakit rematik berlangsung kronis,yaitu sembuh dan kambuh kembali secara berulang-ulang sehingga menyebabkan kerusakan sendi secara menetap. Keluhan kaku dan nyeri sendi pada penyakit penyakit rematik adakalanya disertai oleh perasaan mudah lelah (Fitri,2014).
Intoleransi aktivitas berada dengan keletihan,yang dapat berkurang dengan istrahat.Pada intoleransi aktivitas,lebih dari itu,tujuannya adalah meningkatkan toleransi aktivitas,yang bertolak belakang dengan tujuan Kelitahan,yaitu membantu seseorang untuk beradaptasi.
Menurut Arthritis Foundation(2006),jumlah penderita rematik atau gangguan sendi kronis lain terus meningkat.Pada tahun 1990 terdapat 38 juta penderita dari sebelumnya 35 juta pada tahun 1985.Data tahun 1998 memperlihatkan hampir 43 juta atau 1 dari 6 orang di Amerika menderita menderita gangguan sendi,dan pada tahun 2005 jumlah menderita rematik sudah mencapai 66 juta atau hampir 1 dari 3 orang menderita gangguan sendi. Sebanyak 42,7 juta di antaranya telah terdiagnosis sebagai rematik dan 23,2 juta sisanya adalah penderita dengan keluhan nyeri kronis.sedangkan prevalensi rematik di Indonesia menurut hasil penelitian yang dilakukan mencapai 23,6% sampai 31,3%.
3
penyakit rematoid artritis (RA) di Indonesia hanya 0,1% (1 diantara 1orang),sedangkan dinegara-negara barat sekitar 3% ( Potter & Partricia 1997).
BerdasarkanHasilpenelitian yang dilakukan di Kel.Harjosari II dari 75 keluarga terdapat 50 anggota keluarga menderita penyakit rematik oleh Sebabitu tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk memberkan informasi mengenai penyakit rematik pada keluarga Ny.L .
B. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum
Adapun tujuan penulisan Karya Tulis Ilmiah ini adalah memberikan asuhan keperawatan pada Ny. L dengan masalah prioritas intoleransi aktivitas di Kelurahan Harjosari II Kecamatan Medan Amplas.
2. TujuanKhusus
Setelah dilakukan asuhan keperawatan pada Ny.L dengan Prioritas masalah Intoleransi Aktivitas, maka penulis mampu:
1. Melakukan Pengkajian pada Ny.L dengan masalah Intoleransi Aktivitas. 2. Melakukan Perencanaan pada Ny.L dengan gangguan Intoleransi
Aktivitas.
3. Melaksanakan Implementasi sesuai rencana yang telah ditetapkan pada Ny.L dengan gangguan Intoleransi Aktivitas.
4. Merumuskan diagnosa Keperawatan berdasarkan analisa masalah Intoleransi Aktivitas.
5. Mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah dilakukan. C.Manfaat
1. Bagi Mahasiswa
4 2. Bagi Pendidikan
Agar dapat memberikan penjelasan yang lebih luas tentang asuhan keperawatan pada lansiadengan gangguan aktivitas dan dapat lebih banyak menyediakan refrensi-refrensi buku tentang keperawatan gerontik.
3. Bagi masyarakat