PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MODEL KOOPERATIFSTUDENT TEAMS-ACHIEVEMENT DEVISIONS(STAD) PADA PEMBELAJARAN
BERNEGOSIASI SISWA KELAS XI SMK
Mohamad Anas Afandi
Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Unisma [email protected]
ABSTRAK: Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan pembelajaran yang mengacu pada Model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions(STAD). Adapun bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa buku yang digunakan untuk siswa pada pembelajaran negosiasi.Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian pengembangan tersebut adalah (1) mendeskripsikan pengembangan bahan ajar model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)pada pembelajaran bernegosiasi di kelas XI SMK, (2) mendeskripsikan ketepatan pengembagan bahan ajar model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)pada pembelajaran bernegosiasi di kelas XI SMK.Model pengembangan ini diadaptasi dari pengembangan model Dick dan Carey. Adaptasi tersebut menghasilkan langkah-langkah: (1) tahap awal, (2) tahap perancangan, (3) tahap pengembangan, (4) tahap validitas, (5) tahap evaluasi. Berdasarkan hasil pengembangan bahan ajar model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) di kelas XI jurusan Keperawatan SMK Al Khozini Gondanglegi Malang diperoleh kesimpulan bahwa pengembangan model bahan ajar ini sangat layak untuk digunakan sebagai model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions(STAD) pada pembelajaran bernegoisasi siswa kelas XI SMK. Kata-kata Kunci: pengembangan, bahan ajar, model kooperatif STAD, negosiasi
PENDAHULUAN
Pada pelaksanaan pembelajaran bernegosiasi, seringkali peserta didik kurang mampu melakukannya dengan baik. Peserta didik cenderung malu dan tidak percaya diri ketika melakukan kegiatan negosiasi, serta kurang kreatif dalam mengolah kata untuk meyakinkan kepada mitra bicara, hal tersebut juga diakibatkan karena tidak ada motivasi belajar.
Dari permasalahan di atas, diper-lukan media maupun model pembelajar-an ypembelajar-ang tepat untuk meningkatkpembelajar-an kemampuan negosiasi siswa. Dalam
menentukan media dan model pembelajaran yang tepat diperlukan pemahaman mendalam pada materi pembelajaran. Media maupun model yang digunakan harus tepat, yaitu pemilihan media dan model dipilih seuai dengan tujuan pembelajaran. Model pembelajaran juga dipilih berdasarkan situasi dan kondisi peserta didik. Oleh karena itu, seorang guru dituntut untuk dapat memilih dan menerapkan model pembelajaran serta tersampaikan dengan optimal.
XI SMK dalam pembelajaran bernegosiasi adalah belum pernah menggunakan model pembelajaran kooperatif, sehingga pembelajaran bernegosiasi belum berhasil secara optimal. Oleh karena itu, peneliti mencoba mengembangkan bahan ajar model kooperatifStudent Teams-Achievement Divisions (STAD)dalam pembelajaran bernegosiasi.
Negosiasi itu sendiri adalah keterampilan yang memang membu-tuhkan latihan serta keterampilan dalam mengolah kata untuk menyakinkan seseorang. Dengan persiapan dan latihan siswa mampu menguasai lawan tutur dan dapat mempengaruhi. Dasar negosiasi yang kreatif adalah tergantung pada penciptaan suatu iklim kerja sama dan seterusnya memulai negosiasi sedemikian rupa yang mengarahkan kedua belah pihak untuk bekerjasama secara harmonis dan kreatif. Setelah itu barulah negosiasinya sendiri mulai. Hal ini bisa diperoleh dengan mempelajari berlatih bernegosiasi yang baik dengan memahami berbagai unsur yang terdapat pada kegiatan negosiasi. Oleh karena itu, peserta didik perlu mendapatkan pengetahuan mengenai pembelajaran negosiasi di sekolah.
Sebagai pengembangan bahan ajar, peneliti disini ingin mengembangkan media pembelajaran berupa buku negosiasi untuk SMK kelas XI. Buku tersebutbermanfaat untuk memudahkan peserta dalam memahami prosedur pembelajaran dan kegiatan pembelajaran. Barang produk ini diharapkan dapat memudahkan peserta didik dalam kegiatan negosiasi.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti berasumsi bahwa dengan mengembangkan bahan ajar dapat meningkatkan kemampuan negosiasi peserta didik kelas XI SMK dengan memanfaatkan potensi-potensi yang
dimiliki oleh masing-masing peserta didik tersebut.
Dalam pengembangan ini peneliti memilih pengembangan produk dengan model kooperatifStudent Teams-Achievement Divisions (STAD) karena model ini merupakan salah satu model pembelajaran yang paling sederhana, dan merupakan model yang paling baik untuk permulaan bagi guru yang baru menggunakan pendekatan kooperatif (Slavin, 2015:143).
Model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Divisions (STAD) mengupayakan siswa mampu mengajarkan kepada peserta didik lainnya, siswa menjadi nara sumber bagi siswa yang lain, memacu siswa berfikir kritis, dan memotivasi siswa untuk membuat kata-kata yang tepat agar dapat menjelaskan kepada teman yang lain serta memicu terjadinya diskusi yang tidak didominasi siswa tertentu, tetapi semua siswa dituntut menjadi aktif.
Penggunaan model pembelajar-an kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat mendorong siswa bekerjasama secara gotong royong. Penggunaan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) menghasilkan prestasi belajar yang lebih tinggi, hubungan yang lebih positif dan penyesuaian psikologis yang lebih baik dari pada suasana belajar yang penuh persaingan.
Langkah-langkah teknik belajar mengajar model kooperatif Student Teams-Achievement Devisions (STAD) pada pembelajaran negosiasi sebagai berikut.
kelamin, ras, etnik, maupun kemampuan (tinggi, sedang, rendah).
b) Tiap anggota tim menggunakan lembar kerja akademik dan kemudian saling membantu untuk menguasai bahan ajar melalui tanya jawab atau diskusi antar sesama anggota tim.
c) Secara individual atau tim, tiap minggu atau dua minggu guru menge-valuasi untuk menguasai penguasaan mereka terhadap bahan akademik yang telah dipelajari.
d) Tiap siswa dan tiap tim diberi skor atas penguasaannya terhadap bahan ajar, dan kepada siswa secara individu atau tim yang meraih prestasi tinggi atau memperoleh skor sempurna diberi penghargaan. Kadang-kadang beberapa atau semua tim memperoleh penghargaan jika mampu meraih suatu kriteria atau standar tertentu.
METODE
Model pengembangan ini dia-daptasi dari pengembangan model Dick dan Carey. Adaptasi tersebut menghasilkan langkah-langkah sebagai berikut: (1) tahap awal, (2) tahap perancangan, (3)tahap pengembangan, (4) tahap validasi, (5) tahap evaluasi(Setyosari, 2013: 234).
Dalam penelitian ini dilakukan pengembangan pembelajaran yang mengacu pada Model kooperatifStudent Teams-Achievement Divisions (STAD). Adapun bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa buku yang digunakan untuk siswa pada pembelajaran nego-siasi.
Pengembangan produk dilaku-kan dengan menyusun buku ajar yang akan diuji ahli dan praktisi bahan ajar. Untuk uji ahli isi materi oleh Dr. H. Nur Fajar Arif, M.Pd selaku dosen pendidikan bahasa Indonesia UNISMA, dan uji ahli bahasa dan penyajian oleh Dr. Hj. Dyah Werdiningsih, M.Pd selaku
dosen pendidikan bahasa Indonesia UNISMA.
Dalam penelitian ini, produk Model Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berupa buku yang sudah dirancang oleh peneliti diuji cobakan pada kelas XI jurusan Keperawatan SMK ALKHOZINI Gondanglegi Malang, dan diuji coba melalui dua tahap yaitu pretes dan postes yang nantinya digunakan sebagai hasil belajar peserta didik.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Produk yang dihasilkan dalam penelitian pengembangan ini adalah bahan ajar cetak (printed) yang berupa buku. Spesifikasi pembuatan bahan ajar ini menggunakan kertas yang berukuran 16,5 x 21,5 cm dan ditulisdengantipe hurufCalibriukuran 12.
Bahan ajar ini membahas tentang negosiasi untuk siswa kelas XI SMK yang berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2006. Bahan ajar ini memuat satu Kompetensi Dasar (KD 2.10) yaitu bernegosiasi yang menghasilkan dalam konteks bekerja. Dalam bahan ajar tersebut berisi pengertian negosiasi, perlunya bernegosiasi, cara bernego-siasi yang berhasil, mencermati dialog yang mencerminkan negosiasi, dan evaluasi dalam pembelajarannya.
Berdasarkan prosedur pengem-bangan yang sudah dikemukakan, dalam pengembangan bahan ajar ini menggunakan model pengembangan yang diadaptasi dari pengembangan model Dick dan Carey. Adaptasi tersebut menghasilkan langkah-langkah sebagai berikut :
kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran bernegosiasi. Analisis kebutuhan ini meliputi: guru dan siswa.
Analisis kebutuhan guru tersebut meliputi pembelajaran bernegoisasi dengan menggunakan model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)yang diintegrasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Analisis ini dilakukan dengan cara menyebar angket kebutuhan guru bahasa Indonesia. Angket ini diberikan kepada Bapak Agus Supriono, S.Pd selakuguru mata pelajaran bahasa Indonesia di SMK AL-KHOZINI Gondanglegi Malang.
Berdasarkan hasil analisis kebutuhan guru tersebut maka dapat disimpulkan bahwa masih perlu adanya buku penunjang sebagai bahan ajar pembelajaran bernegosiasi di kelas XI SMK.
Adapun Analisis siswa dilakukan untuk mengetahui karakteristik siswa dan kebutuhan siswa terhadap pengembangan bahan ajar model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)pada pembelajaran bernegosiasi di kelas XI SMK. Data ini diperoleh dengan cara pengisian angket oleh siswa.
Berdasarkan data hasil identifikasi kebutuhan siswa tersebut dapat dianalisis yang ditunjukkan oleh tabel berikut.
1) Siswa tertarikdengan pelajaran bahasa Indonesia sebesar 92%.
2) Penting bagi siswa terhadappembelajarannegosiasi sebesar 88%.
3) Cara guru menjelaskan pembelajaran negosiasi sebesar 66%.
4) Siswa senang dengan cara guru tersebutdalammenjelaskan
pembelajaran negosiasi sebesar 93%.
5) Menurut siswa melaluipembelajaranyang
diajarkanoleh guru tersebutdapatmengembangkanketram pilanberbahasa sebesar 96%.
6) Selamaini, darisumber LKS dan buku paket siswa belajarnegosiasi sebesar 91%.
7) Siswa tertarikterhadapsumberbelajar yang
digunakandalampembelajarannegosia si sebesar 88%.
8) Menggunakanbukupaket/LKS, mem-permudahsiswadalammemahamipem belajarnnegosiasi sebesar 85%.
9) Siswa setujujikadikembangkanbahan ajar/modul (bukupegangan) dalampembelajaranbernegosiasis ebesar 92%.
10) Harapan siswa terhadap bahan ajar negosiasi yang dikemas dalam bentuk buku sebesar 86%.
Berdasarkan hasil di atas, rata-rata persentase hasil identifikasi kebutuhan siswa sebesar 77,4%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa siswa suka pelajaran bahasa Indonesia. Mereka menyetujui atau membutuhkan pengembangan bahan ajar. Mereka mengharapkan adanya pengembangan bahan ajar bernegosiasi.
sampai dengan tidak layak, dan memberikan saran perbaikan.
Berdasarkan hasil validitas pada aspek isi materi memeroleh rata-rata persentase sebesar 91%. Rata-rata persentase pada aspek materi tersebut termasuk dalam kategori sangat valid. Dengan demikian, materi dalam pengembangan bahan ajar ini sangat layak untuk digunakan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia menggunakan model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran bernegosiasi.
Validitas kelayakan penyajian pengembangan model bahan ajar oleh ahli penyajian dilakukan oleh Ibu Dr. Hj. Dyah Werdiningsih, M.Pd yang merupakan dosen program pascasarjana bahasa Indonesia Universitas Islam Malang. Hasil review ahli penyajian dan bahasa merupakan proses validasi dari pengembangan bahan ajar bahasa Indonesia kelas XI SMK yang menggunakan model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran bernegosiasi.
Aspek yang dinilai adalah aspek kelayakan penyajian. Penilaian dilakukan dengan mengisi angket dengan memberikan penilaian mulai dari layak sampai dengan tidak layak, dan memberikan saran perbaikan. Hasil validasi oleh ahli penyajian selengkapnya sebagai berikut.
Berdasarkan hasil tersebut, rata-rata persentase pada aspek kelayakan penyajian dan bahasa sebesar 77,5%. Rata-rata persentase pada aspek kelayakan penyajian tersebut adalah 77,5%, masuk dalam kategori cukup valid.
Dengan demikian, kelayakan penyajian dalam pengembangan bahan ajar ini cukup layak dan revisi untuk digunakan sebagai bahan ajar bahasa Indonesia menggunakan model
koo-peratif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran bernegosiasi.
Beberapa saran atau komentar dari validator untuk perbaikan kelayakan penyajian dan bahasa disajikan sebagai berikut.
1)Baiknya tiap topik A, B, C, D disajikan dengan font lebih besar supaya tampak menonjol dan menarik perhatian siswa.
2)Judul buku ditulis lebih besar dan menarik. Misal: “Sukses Bernego-siasi”
Berdasarkan hasil uji ahli penyajian dan bahasa tersebut rata-rata persentase pada aspek kelayakan penyajian tersebut adalah 77,5%, masuk dalam kategori valid.
Sebagai uji coba kelayakan dari penerapan model pembelajaran koope-ratif Student Teams-Achievement Divi-sions (STAD) terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatanpretest.
Kegiatan pretest dilakukan un-tuk mengetahui kemapuan peserta didik dan hasil belajar sebelum memperoleh perlakuan, pada pretest peserta didik melakukan kegiatan negosiasi tanpa menggunakan model pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD)dalam pemebelajaran negosiasi. Padapretest tersebut didapatkan hasil pembelejaran sebagai berikut.
Hasil dari kegitan pretestmenunjukkan banyak peserta didik yang mengalami ketidaktuntasan dalam belajar, dan secara klaksikal rata-rata 70,40 tersebut belum memenuhi standart ketuntasan belajar.
dihitung dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai ≥ 75 sebanyak 2 peserta didik.
Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti banyak peserta didik yang mengalami ketidaktuntasan dalam pembelajaran negosiasi. Hal tersebut terdapat banyak faktor yang memengaruhi diantaranya adalahadanya peserta yang masih banyak malu untuk melakukan kegiatan negosiasi di depan kelas.
Faktor lainya yaitu, walaupun peserta didik sudah dibantu dengan adanya teks yang sudah dibuat oleh peserta didik sebelumnya, akan tetapi peserta didik masih cenderung melihat teks negosiasi ketika melakukan kegiatan negosiasi. Butuh waktu yang lebih banyak untuk peserta didik menghafal skrip atau teks yang sudah dibuat walaupun oleh mereka sendiri, hal tersebut akan membuat peserta didik tidak fokus dalam kegiatan negosiasi itu sendiri, maka kegiatan negosiasipun tidak bisa tercapai sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dari hasil pretes diatas langkah yang dilakukan oleh peneliti selanjutnya mengimplementasikan bahan ajar model pembelajarn kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Pada kegiatan ini peserta didik secara berpasangan menyusun teks negosisasi berdasarkan barang produk yang telah dipersiapkan sebelumnya dibantu dengan bahan ajar yang lain. Kegiatan selanjutnya salah satu pasangan kelompok mempraktikkan negosiasi di depan kelas dengan bantuan barang produk yang telah dibawa masing-masing peserta didik. Pada kegiatan inilah peneliti melakukan postes berupa kegiatan negosiasi.
Penilaian yang dilakukan oleh guru dengan peneliana sejawat, hal ini dilakukan untuk menghemat waktu
sehingga pembelajaran menjadi efektif. Pertimbangan yang dilakukan oleh peneliti menggunakan penilaian sejawat salah satunya sebesar tingkat usia dan kematengan berpikir peserta didik, dengan usia berata-rata 17 tahun peserta didik sudah dapat melakukan penilaian terhadap teman sejawat mereka.untuk mempermudah penilaian guru telah menjelaskan aturan penilain berserta rubrik penilaiannya. Kegiatan penutup diakhiri dengan kegiatan refleksi terhadap pembelajaran dari awal hingga akhir, serta pemberian hadiah kepada negosiator terbaik berdahsarkan hasil penilaian.
Berikut hasil belajar pada kegiat-anpostespembelajaran negosiasi.
Peserta didik banyak yang tuntas dalam belajar. Secara klasikal rata-rata 79,31 telah memenuhi standar ketun-tasan belajar.
Berdasarkan hasil pengamatan pada kegiatan postest dimana peserta didik melakukan pemblejaran negosiasi dengan model kooperatifStudent Teams-Achievement Divisions (STAD), peserta didik mengalami kemajuan dalam hasil belajar, hal tersebut terjadi adanaya motivasi lebih yang dilakukan oleh guru sehingga peserta didik bergairah dalam mengikuti setiap langkah-langkah kegiatan yang sudah diatur oleh guru.
Peserta didik yang tuntas belajar sebanyak 95,4% dihitung dari jumlah siswa yang mendapatkan nilai ≥ 75 sebanyak 21 peserta didik, sedangkan yang belum tuntas sebesar 4,6% dihitung dari jumlah peserta didik yang mendapatkan nilai < 75 sebanyak 1 peserta didik.
SIMPULANDAN SARAN
Produk yang dihasilkan dalam pengembangan ini berupa bahan ajar cetak (printed) yang berupa buku.Bahan ajar ini adalah buku bahasa Indonesia kelas XI SMK yang membahas tentang bernegosiasi yang mengasilkan dalam konteks bekerja.Buku ini mengacu pada kurikulum KTSP tahun 2006. Buku ini berukuran 16,5 x 21,5 cm menggunakan tipe huruf calibri ukuran font12.
Bahan ajar ini dikembangkan dengan mengadaptasi model pengem-bangan Dick dan Carey. Adaptasi tersebut menghasilkan langkah-langkah sebagai berikut: (1) tahap awal, (2) tahap perancangan, (3)tahap pengembangan, (4) tahap validasi, (5) tahap evaluasi.
Dalam penelitian pengembangan ini dilakukan pengembangan pembelajaran yang mengacu pada model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD). Adapun bahan ajar yang dikembangkan dalam penelitian ini adalah berupa buku yang digunakan pada pembelajaran negosiasi untuk siswa SMK Al Khozini kelas XI putri jurusan Keperawatan.
Berdasarkan hasil pengembangan model bahan ajar bahasa Indonesia kelas XI SMK yang membahas tentang bernegosiasi yang mengasilkan dalam konteks bekerja diperoleh beberapa kesimpulan sebagai berikut.
1) Penelitian ini menghasilkan model bahan ajar bahasa Indonesia kelas XI SMK yang membahas tentang bernegosiasi yang mengasilkan dalam konteks bekerja. Model bahan ajar ini untuk siswa kelas XI SMK mengacu kurikulum KTSP tahun 2006.
2) Validititas oleh ahli isi materi mata pelajaran menghasilkan persentase sebesar 91%, masuk dalam kategori
sangat valid. Hasil validitas tersebut dapat disimpulkan bahwa pengem-bangan model bahan ajar ini sangat layak untuk digunakan sebagai model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions(STAD) pada pembelajaran bernegoisasi siswa kelas XI SMK.
3) Validitas oleh ahli penyajian dan bahasa menghasilkan persentase sebesar 77,5%, masuk dalam kategori valid. Hasil validasi tersebut dapat disimpulkan bahwa pengem-bangan model bahan ajar ini sangat layak untuk digunakan sebagai model kooperatif Student Teams-Achieve-ment Divisions(STAD) pada pembelajaran bernegoisasi siswa kelas XI SMK.
4) Uji coba kelompok kecil terhadap siswa SMK AL KHOZINI Gondang-legi Malang kelas XI putri jurusan Keperawatan menghasilkan persenta-se persenta-sebesar 95,1%, masuk dalam kategori sangat valid. Hasil validitas tersebut dapat disimpulkan bahwa pengembangan model bahan ajar ini sangat layak untuk digunakan sebagai model kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada pembelajaran bernegoisasi siswa kelas XI SMK.
Pengoptimalan pemanfaatan model bahan ajar ini dalam pembel-ajaran bahasa Indonesia disarankan hal-hal sebagai berikut.
1) Untuk sekolah
Dengan adanya hasil pengem-bangan ini akan dapat menambah kekayaan kepustakaan sekolah dan variasi bahan ajar, sehingga dapat meningkatkan mutu pembelajaran, khu-susnya pembelajaran bahasa Indonesia pada materi negosiasi.
Guru bahasa Indonesia SMK dalam proses pembelajaran bernegosiasi, diharapkan mampu memahami konsep negosiasi, serta mampu mengimplementasikan kegiatan negosiasi tersebut. Dengan disusunnya perangkat pembelajaran yang kreatif, inovatif dan ditunjang dengan buku siswa, pembelajaran bahasa Indonesia menjadi suatu pembelajaran yang lebih menarik, memudahkan siswa, lebih mengembangkan potensi yang dimiliki siswa, agar tidak bosan dan mempunyai motivasi untuk belajar.
3) Untuk siswa
Model bahan ajar ini digunakan sebagai sarana belajar siswa secara kelompok/mandiri dan sarana penunjang bagi guru. Kegiatan pembelajaran di kelas, siswa tetap memerlukan bimbingan dan pengarahan dari guru untuk memermudah memahami materi yang diajarkan.
4) Untuk peneliti/pengembang lain Produk akhir yang berupa buku cetak model bahan ajar bahasa Indonesia ini diharapkan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian-penelitian pengembangan sejenis.
DAFTAR RUJUKAN
Alwi, Hasan dkk. 2012. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Brodow, Ad. 2008. Negosiasion Boot Camp: Latihan Singkat BernegosiasiJitu Disegala Situasi. Jakarta: Serambi Ilmu Semesta Anggota IKAPI.
Huda, Miftahul. 2014. Model-model Pengajaran dan Pembelajaran: Isu-isu Metodis dan Pragmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Lestari, Ika. 2013. Pengembangan Bahan Ajar Berbasis Kompetensi. Padang: Akademia.
Lumumba, Pratice. 2013. Negosiasi dalam Hubungan Internasional. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Majid, Abdul. 2013.Perencanaam Pembelajaran (Mengembangkan Kompetensi Guru). Bandung: Remaja Rosdakarya.
Majid, Abdul. 2014.Strategi Pembel-ajaran.. Bandung: Remaja Rosda-karya.
Muyasa, E. 2007. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Mulyatingsih, Endang. 2011. Metode Penelitian Terapan Bidang Pendi-dikan. Bandung: Alfabeta.
Mistar, Junaidi. 2010. Pedoman Penulisan Tesis. Malang: Program Pascasarjana Universitas Islam Malang.
Prastowo, Andi. 2014. Panduan Kreatif Membuat Bahan Ajar Inovatif. Jogjakarta: Diva Press.
Sanjaya, Wina 2014. Strategi Pem-belajaran: Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kenca-na PreKenca-nadamedia Group.
Setyosari, Punaji. 2013. Metode Penelitian Pendidikan dan Pengem-bangan. Jakarta:Kencana Prenada Media.
Slavin, Robert E. 2009. Cooperative Learning Teori, Model dan Riset. Bandung: Nusa Media.
Sudrajat, A.2015.Pengembangan Bahan Ajar,
press.com/2014/28/05/konsep-pengembanganbahan-ajar-2/), diakses tanggal 27 Juli 2015.
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Berbicara (sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.
Trianto. 2011. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.