• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pembuatan Arang Aktif Dengan Bahan Baku Limbah Teh Sebagai Peningkat Kualitas Fisik Air

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Pembuatan Arang Aktif Dengan Bahan Baku Limbah Teh Sebagai Peningkat Kualitas Fisik Air"

Copied!
13
0
0

Teks penuh

(1)

TINJAUAN PUSTAKA

Sejarah Teh

Tanaman teh pertama kali ditemukan di daratan China lebih tepatnya di

propinsi Szechwan. Menurut beberapa legenda, tanaman teh ditemukan oleh raja

yang sedang istirahat selepas perjalanan sekitar tahun 221-265 sesudah Masehi.

Ketika beristirahat, raja memasak air dan jatuhla sehelai daun dan itulah yang

kemudian dikenal sebagai tanaman teh. Pertama tanaman teh dikenal dengan

sebutan ch’a. Sejak tahun 589, minuman teh diperkenalkan ke masyarakat melalui

dinasti Sui (Soeharjo, 1996).

Botani Tanaman Teh

Klafisikasi tanaman adalah sebagai berikut

Kingdom : Plantea

Divisio : Spermatophyta

Subdivisio : Angiospermae

Classis : Dycotyledoneae

Ordo : Guttiferales

Familia : Theacheae

Genus : Camelia

Spesies : Camelia sinensis

(2)

Syarat Tumbuh

Dilihat dari berbagai faktor fisik lingkungan yang ada, faktor yang paling

berpengaruh terhadap tanaman teh adalah iklim, curah hujan dan juga tanah.

Iklim

Faktor iklim secara langsung sangatberpengaruh terhadap pertumbuhan

tanaman teh. Seperti cahaya matahari, suhu dan kelembaban udara, tingkat curah

hujan dan angin.

Cahaya Matahari

Sinar matahari juga sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman

teh. Makin banyak sinar matahari maka pertumbuhan tanaman teh akan semakin

cepat, sepanjang curah hujan mencukupi. Apabila suhu mencapai 30 oC, maka

pertumbuhan tanaman teh akan terhambat. Maka dari itu diperlukan pohon

pelindung di daerah dataran rendah yang berguna untuk mengurangi intesitas sinar

matahari, sehingga suhu tidakmeningkat terlalu tinggi.

Suhu dan Kelembaban Udara

Selama proses pertumbuhannya, tanaman teh membutuhkan udara yang

dikategorikan sejuk agar dapat tumbuh dengan optimal.Suhu udara yang optimal

untuk perkembangan tanaman teh adalah dibawah suhu 25oC, dan pada siang hari

(3)

Tingkat Curah Hujan

Curah hujan juga cukup berpengaruh dalam proses pertumbuhan tanaman

teh. Curah hujan tahunan yang bisa ditolerir tanaman teh maksimal adalah

sebesar 2500mm, dengan curah hujan tahunan minimal sebesar 2000 mm.

Angin

Angin merupakan salah satu faktor yang penting dalam proses tanam teh.

Angin yang berasal dari dataran rendah membawa udara panas dan kering.Angin

yang bertiup kencang dapat menurunkan tingkat kelembaban di udara, meskipun

hanya berpengaruh sedikit pada kelembaban tanah lapisan bawah.

Ketinggian Tempat

Ketinggian tempat untuk penanaman teh yang diaplikasikan di Indonesia

ada 3 jenis yaitu pada ketinggian 400m diatas permukaan laut (dpl), 800m dpl dan

juga 1200m dpl.

Tanah

Tanah yang baik dan sesuai dengan kebutuhan tanaman teh adalah tanah

yang cukup subur dengan kandungan bahan organik cukup,tidak bercadas,serta

mempunyai derajat keasamaan (pH) antara 4,5 sampai 6,0 (Soehardjodkk, 1996).

Tanaman teh dapat tumbuh tinggi sekitar 6 sampai 9 meter.Di perkebunan

tanaman teh dipertahankan tinggi hanya sekitar 1 meter dengan pemangkasan

yang dilakukan secara berkala. Tanaman teh umumnya dapat dipetik secara

(4)

selama 40 tahun, kemudian diadakan kegiatan peremajaan tanaman teh

(Spillane, 1992).

Produksi Teh

Tanaman teh produktif adalah tanaman teh yang pucuk-pucuknya dipetik.

Tanaman menghasilkanmengalami giliran daun petik yaitu jangka waktu antara

satu pemetikan berikutnya dihitung dalam hari. Panjang pendeknya giliran petik

tergantung pada kecepatan pertumbuhan pucuk. Pada kebun teh baik produktif

maupun non produktif terdapat pohon pelindung,pohon pelindung yang umumnya

terdapat pada kebun teh adalah Crotalaria sp dan Theprosia sp. Pohon pelindung

didasarkan pada pertimbangan kemiringan lereng,arah lereng terhadap sinar

matahari dan angin (Nasution, 2003).

Pemetikan adalah pekerjaan memungut sebagian dari tunas-tunas teh

beserta daunnya yang masih muda,untuk kemudian diolah menjadi produk teh

kering yang merupakan komoditi perdagangan. Penelitian harus dilakukan

berdasarkan ketentuan-ketentuan sistem petikan dan syarat-syarat pengolahan

yang berlaku pemetikan berfungsi sebagai usaha membentuk kondisi tanaman

agar mampu berproduksi tinggi secara berkesinambungan (Ghani, 2002).

Limbah Teh

Ampas teh mengandung protein kasar27.42% (persen dalam berat

kering),lemak3.26%, kobalt 1.14%, fosfor 0.25%, dan seratkasar 20.39% (Fiberti,

2002). Tingginya kadar2serat dalam ampas teh ini dimanfaatkansebagai pakan

(5)

Ampas teh juga dapat digunakan sebagaikompos.Adanya penambahan

ampas teh inimenyebabkan terbangunnya struktur tanah,sehingga mengurangi

erosi. Pengaruh positiflainnya terhadap tanaman, yaitu membantutanaman

mengambil zat -zat hara yangdibutuhkan, menekan penyakit, danmengurangi

hilangnya nutrisi yang terdapatdalam air yang akan diserap tanamantersebut

(Soilfoodweb, 2001).

Menurut Mahvi (2005) menggunakan ampas teh sebagai adsorben untuk

logam berat timah,kadmium, dan nikel. Efektivitas ampas tehuntuk ketiga logam

ini, baik dalam bentuktunggal maupun campuran, bervariasi dari77.2% hingga

mencapai 100%.Umumnya adsorben dari bahan alamdiaktivasi terlebih dahulu

untukmeningkatkan kinerjanya.

Dalam pembuatan karbon aktif, kandungan ampas teh yang diperhitungkan

yaitu ligonesulosa. Kandungan lignoselulosan pada ampas teh cukup tinggi yaitu

sebesar 50,65% dengan pembagian jumlah lignin sebesar 8,41%, selulosa sebesar

33,54% dan hemiselulosa sebesar 8,70%. Hasil tersebut diperoleh dari ampas teh

yang difermentasikan dengan Aspergillus niger (Nurcahyani dkk, 2006).

Arang Aktif

Arang aktif merupakan senyawa karbon amorph, yang dapat dihasilkan

daribahan-bahan yang mengandung karbon atau dari arang yang

diperlakukandengan cara khusus untuk mendapatkan permukaan yang lebih luas.

Aranng aktif sering juga digunakan sebagaiadsorben (penyerap). Daya serap

ditentukan oleh luas permukaan partikel dankemampuan ini dapat menjadi lebih

(6)

ataupun dengan pemanasan padatemperatur tinggi. Dengan demikian, arang akan

mengalami perubahan sifat-sifatfisika dan kimia (Sembiring dan Sinaga, 2003).

Arang aktif adalah suatu karbon yang mempunyai kemampuan daya serap

yang baik terhadap anion, kation, dan molekul dalam bentuk senyawa organik dan

anorganik, baik berupa larutan maupun gas. Beberapa bahan yang mengandung

banyak karbon dan terutama yang memiliki pori dapat digunakan untuk membuat

arang aktif. Pembuatan arang aktif dilakukan melalui proses aktivasi arang dengan

cara fisika atau kimia di dalam retort (Lempang, 2014).

Menurut Kirk (1992), arang aktif merupakan bahan yang banyak

digunakan di industri farmasi sebagai bahan absorben dan sebagai bahan pemucat

(bleaching), di depot-depot pengisian air mineral.Arang aktif dapat dibuat dari

arang hasil pembakaran biomassa dari tanaman seperti tempurung kelapa, kayu,

sekam padi, serbuk kayu gergaji dan tongkol jagung.Ditinjau dari sisi ekonomi

arang aktif dapat dijadikan menjadi suatu usuha menambah pendapatan ekonomi

keluarga.

Arang aktif termasuk ke dalam jenis adsorben, adapaun kategori adsorben

yang baik adalah sebagai berikut:

1. Mempunyai daya serap yang tinggi.

2. Berupa zat padat yang mempunyai luas permukaan yang besar.

3. Tidak boleh larut dalam zat yang akan diadsorpsi.

4. Tidak boleh mengadakan reaksi kimia dengan campuran yang akan

dimurnikan.

5. Tidak beracun.

(7)

7. Mudah didapat dan harganya murah

(Putro, 2010).

Dehidrasi

Dehidrasi berarti mengendalikan kondisi iklim yang terdapat dalam suatu

ruangan atau lingkungan berukuran mikro (Desrosier, 1988). Dehidrasi biasa

dikenal dengan proses pengurangan kadar air dengan dilakukan pemanasan hingga

mencapai suhu 1700C.

Dehidrasi merupakan proses penghilangan kandungan yang air yang ada

dalam bahan baku karbon aktif dengn tujuan untuk menyempurnakan proses

karbonisasi dan dilakukan dengan cara menjemur bahan baku di bawah sinar

matahari atau memanaskannya dalam oven (Shofa, 2012).

Karbonisasi

Proses karbonisasi pada arang aktif yaitu proses pemanasan dimana

bertujuan untuk menghilangkan unsur-unsur lain pada bahan dimana hanya

tertinggal arang dan karbonnya saja (Nurdiansah dan Susanti, 2013). Proses

karbonisasi sebisa mungkin dilakukan tanpa oksigen sehingga hasil yang

diperoleh maksimal. Seringkali proses karbonisasi dilakukan pada lingkungan yng

tidak terbatas oksigennya sehingga hasil yang diperoleh berupa abu saja.

Menurut Kurniawan dan Marsono (2008) yang dimaksud dengan

karbonisasi adalah proses mengubah bahan organik menjadi karbon yang

berwarna hitam dengan melakukan pembakaran dalam ruang tertutup dan oksigen

(8)

pembakaran berupa abu dan seluruh energi di dalam bahan organik dibebaskan ke

lingkungan secara perlahan.

Proses karbonisasi dapat dilakukan dengan cara tradisional maupun secara

modern. Unutk tahapan dari proses karbonisasi sendiri terdiri dari empat tahap

yaitu:

1. Pada suhu 100-1200C dimana akan terjadi penguapan dan akan terjadi

penguraian selulosa pada suhu 2700C.

2. Pada suhu 270-3100C terjadi reaksi ekstermik dimana selulosa terurai secara

intensif menjadi larutan piroligan gas kayu sedikit tar.

3. Pada suhu 310-5000C lignin akan terurai dan akan dihasilkan tar lebih banyak,

sedangkan larutan piroligan akan menurun, gas CO2 juga akan menurun

namun gas CO, CH4 dan H2 akan meningkat.

4. Pada suhu 500-10000C merupakan tahap pemurnian arang atau kadar karbon

(Sudrajat dan Soleh, 1994).

Aktivasi

Pada umumnya, karbon aktif dibuat dengan dekomposisi thermal dari

karbonisasi bahan yang dipanaskan pada suhu 700-11000C dengan menggunakan

uap ataupun karbon dioksida. Proses aktivasi ini bertujuan untuk menghilangkan

substansi pengarangan yang terbentuk selama proses pirolisis, dengan cara

membuka pori-pori dari bahan tersebut (Ruthven, 1984).

Aktivasi fisika adalah suatu perlakuan terhadap adsorben yang bertujuan

untuk memperbesar pori yaitu dengan cara memecahkan ikatan kimia atau

mengoksidasi molekul-molekul permukaan sehingga mengalami perubahan sifat

(9)

daya adsorpsi. Tujuan dari proses ini adalah mempertinggi volume, memperluas

diameter pori dan dapat menimbulkan beberapa pori yang baru (Maulana, 2008).

Aktivasi kimia pada pembuatan karbon aktif secara sederhana dibagi

menjadi 2 tahap. Tahapan yang pertama yaitu proses perendama dengan larutan

kimia dan tahapan yang kedua yaitu pemanasan untuk penyerapan zat-zat kimia.

Intinya, proses aktivasi kimia adalah untuk menyesuaikan proses penyerapan pada

karbon aktif (Nagakawa et.all, 2007).

Pengayakan

Pengayakan merupakanproses yang paling terkenal dan paling banyak

digunakan untuk memisahkan bahan partikel besar dengan bahan partikel

kecil.Sistem pemisahan didasarkan atas perbedaan ukuran dari bagian-bagian

yang akan dipisahkan. Ukuran besar lubang ayak untuk memisahkan bahan yang

kasar dengan bahan halussehingga bagian yang kasar tertinggal di atas ayakan

danbagian yang lebih halus jatuh melalui lubang(Bergeyk dan Liedekerken,

1981).

Ayakan biasanya berupa anyaman dengan mata jala (mesh) yang

berbentuk bujur sangkar atau empat persegi panjang, berupa pelat yang

berlubang-lubang bulat atau bulat panjang atau berupa kisi. Ayakan terbuat dari material

yang dapat berupa paduan baja, nikel, tembaga, kuningan, perunggu, sutera, dan

bahan-bahan sintetik.Material ini harus dipilih agar ayakan tidak lekas rusak baik

karena korosi maupun karena gesekan. Selain selama proses pengayakan ukuran

(10)

Berdasarkan struktur fisik, arang aktif tersusun dari kristalin yang sangat

kecil atau disebut mikrokristalin. Arang aktif memiliki bentuk amorf dimana

dimana atom-atom karbon tersusun dan terikat secara kovalen dan berbentuk

heksagonal (Sudibandriyo, 2003). Ilustrasi dari susunan atom karbon dapat dilihat

pada Gambar 1.

Gambar 1. Struktur Fisika Arang Aktif

Berdasarkan struktur kimianya, arang aktif terdidir dari sebagian kecil

hidrogen dan oksigen yang terikat pada suatu gugus fungsi. Jumlah oksigen dan

hidrogen dikatakan sedikit karena sebagian besar lagi struktur arang aktif adalah

atom karbon. Gugus fungsi yang terdapat pada arang aktif terbentuk selama

proses aktivasi akibat adanya interaksi radikal antara karbon dengan oksigen atau

nitrogen dari atmosfer yang menjadikan arang aktif reaktif secara kimia serta

dengan proses inilah penentuan sifat adsosbsi arang aktif berpengaruh

(Murti, 2008). Ilustrasi dari struktur kimia arang aktif ditampilkan pada Gambar 2.

Gambar 2. Struktur Kimia Arang Aktif

(11)

Selama ini arang hanya diketahui sebagai bahan bakar, namun masyarakat

tidak banyak mengetahui arang aktif dengan fungsinya di berbagai bidang

industri. Pemakaian arang aktif pada berbagai industri diantaranya adalah:

1. Industri makanan: penyaring warna, bau dan rasa tidak enak pada makanan.

2. Industri pengolahan air minum: penghilang bau, warna, rasa yang tidak enak,

gas-gas beracun, zat pencemar air dan sebagai pelindung resin

3. Industri minuman: penghilang warna, bau dan rasa yang tidak enak.

4. Industri obat: penyaring warna dan senyawa yang tidak diinginkan.

5. Industri pengolahan limbah cair: pembersih air buangan dari pencemar warna,

bau, zat beracun dan logam berat.

6. Industri plastik: sebagai katalisator, pengangkut vinil chlorida dan vinil acetat.

7. Industri perikanan: pemurnian, menghilangkan bau dan warna.

8. Industri Gula dan Glukosa: menyerap senyawa nitrogen dan lyophilic kolloids.

9. Industri Minyak Goreng: penghilang peroksida, zat warna, rasa dan bau yang

tidak enak akibat proses sponifikasi.

10.Industri Karet: bahan pembuat polimer karet alam menjadi karet yang kuat dan

ulet, seperti karet ban mobil dan karet untuk seal

(Alfathoni, 2002).

Untuk pembagian arang aktif berdasarkan penggunaannya ada 2 yaitu:

1. Karbon aktif untuk fasa cair. Karbon aktif ini berbentuk serbuk dan biasanya

memiliki massa jenis rendah serta bahan mengandung lignin jadi biasanya

dihasilkan dari limbah hasil pertanian. Arang aktif jenis ini banyak digunakan

sebgaia penyerap bau, penghilang rasa dan juga pemurni larutan.

(12)

Karbon aktif ini berbentuk butiran dan memiliki massa jenis yang lebih besar

seperti tempurung kelapa sehingga biasa digunakan sebagai adsorbsi gas dan

uap lainnya.

(Shofa, 2012)

Syarat Mutu Arang Aktif

Syarat mutu arang aktif tergantung pada jenis bahan baku, cara pengolahan

teknologi serta ketepatan pengolahannya. Ada beberapa versi yang digunakan

dalam menentukan syarat mutu arang aktif. Di Indonesia telah membuat standar

kualitas sendiri yaitu SII 0258-79 yang kemurdian direvisi menjadi SNI 06 – 3730

– 1995. Berikut tabel persyaratan kualitas arang aktif. (Tabel 1).

Tabel 1. Standar Kualitas Arang Aktif menurut SNI 1995

Uraian

Prasyarat Kualitas

Butiran Serbuk

Bagian yang hilang pada pemanasan 9500C

% Maks. 15 Maks. 25

Daya serap terhadap biru metilen, mg/g Min. 60 Min. 120

Berat jenis curah 0,45-0,55 0,3-0,35

Lolos mesh 325, % - Min. 90

Jarak mesh, % 90 -

Kekerasan, % 80 -

(BSN, 1995)

Syarat Mutu Air Bersih

Nilai standar kualitas air bersih ditentukan dari kualitas data percobaan

dan penentuan dari si penentu (judgemental) sehingga nilai standar kualitas akan

berbeda-beda pada tiap bahan kimia. Di Indonesia ada beberapa standar kualitas

(13)

tabel persyaratan kualitas fisik air berdasarkan Permenkes No. 416 tahun 1990

(Tabel 2).

Tabel 2. Standar Kualitas Fisik Air Minummenurut Permenkes Tahun 1990

(Menkes, 1990).

Tabel 3. Standar Kualitas Fisik Air Bersih menurut Permenkes Tahun 1990

(Menkes, 1990).

No Parameter Satuan Kadar

Maksimum Keterangan

1 2 3 4 5

Maksimum Keterangan

Gambar

Gambar 1. Struktur Fisika Arang Aktif
Tabel 1. Standar Kualitas Arang Aktif menurut SNI 1995 Prasyarat Kualitas
Tabel 3. Standar Kualitas Fisik Air Bersih menurut Permenkes Tahun 1990

Referensi

Dokumen terkait

Menurut hasil penelitian, arang aktif bambu dan tempurung kelapa yang dibuat dengan proses aktivasi pada suhu 600 o C dan 700 o C serta dialiri uap air selama 90 menit memenuhi

Penelitian ini diawali dengan pengumpulan bahan baku utama yaitu eceng gondok ( Eichornia Crassipes ), karbonisasi eceng gondok mengggunakan tanur pembakaran pada suhu 400 ᵒ

Saat ini terjadi reaksi lanjutan pemecahan atau peruraian sisa deposit tar dan senyawa hidrokarbon sisa karbonisasi keluar dari permukaan karbon sebagai akibat gas suhu

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi operasi yang paling baik pada suhu karbonisasi serta proses aktivasi pembuatan karbon aktif dari kulit singkong

karbonisasi karbon aktif dilakukan menggunakan alat furnace selama 1 jam dengan suhu 700 o C. Hasil karakterisasi yang didapat kadar air terendah dimiliki sampel 11 % sebesar 2,85

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi operasi yang paling baik pada suhu karbonisasi serta proses aktivasi pembuatan karbon aktif dari kulit singkong

Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui kondisi operasi yang paling baik pada suhu karbonisasi serta proses aktivasi pembuatan karbon aktif dari kulit singkong

Dengan meningkatnya suhu karbonisasi maka pori yang terbentuk semakin banyak dan menunjukkan semakin besar luas permukaan yang digunakan untuk berinteraksi dengan adsorbat