BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Desain kausal adalah penelitian
yang bertujuan menganalisis hubungan sebab akibat antara variabel independen
(variabel yang mempengaruhi) dan variabel dependen (variabel yang dipengaruhi)
(Sugiyono, 2007:30). Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan
manajerial, komite audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan. Variabel dependen
yang digunakan dalam penelitian ini adalah pengungkapan tanggung jawab sosial.
3.2 Populasi dan Sampel Penelitian
Menurut Sugiyono (2007:72), populasi adalah wilayah generalisasi yang
terdiri dari objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia ada 141 perusahaan dan penulis mengambil 15 perusahaan untuk
diteliti.
Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
purposive sampling, yaitu dengan mangambil sampel yang telah ditentukan
sebelumnya berdasarkan maksud dan tujuan penelitian.
Pertimbangan-pertimbangan yang digunakan dalam menentukan sampel
adalah sebagai berikut:
1. Perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia
selama periode 2009-2011,
2. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut tidak di-delisting pada periode
tersebut,
3. Perusahaan-perusahaan manufaktur tersebut mengeluarkan laporan keuangan
yang telah diaudit selama 3 (tiga) tahun, yaitu 2009-2011.
Berdasarkan kriteria-kriteria diatas, maka penulis mengambil sampel
sebanyak 15 (lima belas) perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
3.3 Sumber dan Metode Pengumpulan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Menurut
Umar (2003:69), data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut
untuk disajikan baik oleh pihak pengumpul data primer atau oleh pihak lain. Data
yang diperoleh adalah kombinasi antara data time series dengan data cross section
(pooled data).
Menurut Umar (2003:70), data time series merupakan sekumpulan data dari
section merupakan sekumpulan data untuk meneliti suatu fenomena tertentu dalam
satu kurun waktu.
Data yang digunakan adalah data eksternal. Data eksternal adalah data yang
dicari secara manual dengan cara mendapatkannya dari luar perusahaan (Umar,
2003:70). Data penelitian ini didapat dengan cara men-download data dari website
Bursa Efek Indonesia, www.idx.co.id yang berupa laporan keuangan yang telah
dipublikasikan dan data dari ICMD (Indonesia Capital Market Directory).
3.4 Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel Independen (X)
Menurut Umar (2003:50), variabel independen adalah variabel yang
menjelaskan atau mempengaruhi variabel yang lain. Variabel independen yang
digunakan dalam penelitian ini adalah kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas, ukuran perusahaan,
dan variabel dependen adalah pengungkapan tanggung jawab sosial. Adapun
rumus-rumus dari variabel independen adalah:
a. Kepemilikan Institusional
Kepemilikan institusional adalah jumlah persentase hak suara yang dimiliki
oleh institusi bahwa investor institusional merupakan pihak yang dapat
memonitor agen dengan kepemilikannya yang besar, sehingga motivasi
manajer untuk mengatur laba menjadi berkurang. Kepemilikan institusional
institusi (perusahaan asuransi, bank, dana pensiun, dan sebagainya) dari
seluruh modal saham yang beredar.
Jumlah saham yang dimiliki oleh institusi
KI
=Jumlah total saham biasa
b. Dewan Komisaris Independen
Variabel dewan komisaris independen diukur dengan jumlah anggota dewan
komisaris yang berasal dari internal perusahaan
DKI
= Jumlah anggota dewan komisaris independen
c. Kepemilikan Manajerial
Kepemilikan manajerial diukur berdasarkan presentase kepemilikan saham
yang dimiliki pihak manajemen (dewan komisaris dan dewan direktur) dari
seluruh modal saham perusahaan yang beredar.
Jumlah saham yang dimiliki oleh direksi dan komisaris
KM
=Jumlah total saham biasa
d. Komite Audit
Variabel komite audit diukur dengan jumlah anggota komite audit yang
berasal dari perusahaan.
e. Profitabilitas
Profitabilitas merupakan kemampuan perusahaan memperoleh laba atau
menghasilkan keuntungan. Profitabilitas perusahaan pada penelitian ini diukur
dengan menggunakan Net Profit Margin (NPM). NPM merupakan ukuran
efektivitas perusahaan dalam menghasilkan keuntungan dengan melihat
pendapatan yang diterima.
Laba Bersih
Net Profit Margin
=Pendapatan
f. Ukuran Perusahaan
Pada penelitian ini ukuran perusahaan diukur berdasarkan total aktiva yang
dimiliki perusahaan, karena nilai aktiva relatif lebih stabil dan dapat
menggambarkan ukuran perusahaan. Total aktiva tersebut adalah dalam jutaan
rupiah, hingga perlu disederhanakan untuk mendapatkan data yang lebih
mudah untuk dihitung. Total aktiva akan ditransformasik dalam bentuk
logaritma natural.
Ukuran Perusahaan = Logaritma Natural (Total Aktiva)
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau terikat oleh variabel
independen. Variabel dependen yang digunakan dalam penelitian ini adalah
merupakan data yang diungkap oleh perusahaan berkaitan dengan aktivitas sosialnya
yang meliputi tema lingkungan, sumber daya manusia, produksi, kemasyarakatan.
Pengukuran variabel ini dengan mengukur pengungkapan sosial laporan
tahunan yang dilakukan dengan pengamatan mengenai ada tidaknya suatu item
informasi yang ditentukan dalam laporan tahunan, apabila item informasi tidak ada
dalam laporan keuangan maka diberi skor 0, dan jika item informasi yang ditentukan
ada dalam laporan tahunan maka diberi skor 1.
Jumlah skor pengungkapan sosial
Indeks Pengungkapan Sosial
=Jumlah skor maksimal
3.5 Metode Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik dengan menggunakan software statistik, yaitu SPSS 18. Peneliti
melakukan uji asumsi klasik terlebih dahulu sebelum melakukan pengujian hipotesis.
3.5.1 Pengujian Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam suatu model regresi
linier variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Model regresi yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati
normal. Cara untuk melihat normalitas adalah dengan melihat histogram yang
membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati distribusi
khususnya untuk sampel yang kecil jumlahnya. Metode yang lebih handal adalah
dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif
dari data sesungguhnya dengan distribusi kumulatif dari distribusi normal.
Distribusi normal akan membentuk satu garis lurus diagonal, dan plooting
data akan dibandingkan dengan garis diagonal. Jika distribusi data adalah normal,
maka garis yang menggambarkan data sesungguhnya akan mengikuti garis
diagonalnya (Ghozali, 2005:110). Cara lain untuk mendeteksi apakah residual
berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan uji statistik. Uji statistik yang digunakan
dalam penelitian ini adalah uji Kolmogorovk-Smirnov (1 sample K-S) dengan
signifikansi 5%. Data yang normal adalah data yang memiliki nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 (Ghozali, 2005:114).
2. Uji Multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi di antara variabel independen. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali, 2005:91).
Deteksi multikolinieritas pada suatu model dapat dilihat jika nilai variance inflation
factor (VIF) tidak lebih dari 10 dan nilai tolerance tidak kurang dari 0,1 maka model
dapat dikatakan terbebas dari multikolinieritas.
3. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya.
homokedastisitas dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang homokedastisitas atau tidak terjadi heterokedastisitas.
Untuk menguji adanya heterokedastisitas, menurut Ghozali (2005:105) dapat
dilihat dari grafik Scatterplot antara nilai prediksi variabel independen yaitu ZPRED
dengan residualnya SRESID. Jika ada pola tertentu seperti titik-titik yang ada
membentuk pola tertentu yang teratur, maka telah terjadi heterokedastisitas.
Sebaliknya, jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik yang menyebar maka tidak
terjadi heterokedastisitas.
4. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi bertujuan untuk melihat apakah dalam suatu model regresi
linier ada korelasi atau kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada
periode t-1. Autokorelasi muncul karena observasi yang berurutan sepanjang tahun
yang berkaitan satu dengan yang lainnya, hal ini sering ditemukan pada time series.
Pada data cross section, masalah autokorelasi relatif tidak terjadi.
Tabel 3.1
3.5.2 Pengujian Hipotesis
Pengujian hipotesis dilakukan dengan uji signifikansi regresi secara parsial
(Uji-t), uji signifikansi seluruh koefisien regresi simultan (Uji-F), dan koefisien
determinasi.
1. Uji t (uji secara parsial)
Uji t dilakukan untuk menguji setiap variabel independen (kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit,
profitabilitas, dan ukuran perusahaan) apakah mempunyai pengaruh atau tidak
terhadap variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial).
Dengan tingkat signifikansi 5% dan derajat kebebasan df = (N-k) dimana N
adalah jumlah observasi dan k adalah jumlah variabel termasuk intersep dengan
kriteria uji adalah :
Jika t hitung > t tabel (α, N-k), maka Ho ditolak.
Jika t hitung < t tabel (α, N-k), maka Ho diterima.
2. Uji F (uji secara simultan)
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah semua variabel independen
(kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial,
komite audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan) mempunyai pengaruh yang sama
terhadap variabel dependen (pengungkapan tanggung jawab sosial).
Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5% dengan derajat kebebasan
(degree of freedom) df = (N-k) dan (k-1) dimana N adalah jumlah observasi, k adalah
Kriteria uji yang digunakan adalah :
Jika F hitung > F tabel (α, k-1, N-k), maka Ho ditolak.
Jika F hitung < F tabel (α, k-1, N-k), maka Ho diterima.
3. Koefisien determinasi (R2)
Menurut Situmorang et al. (2010:144) koefisien determinasi dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel independent atau predictornya. Range nilai dari R2 adalah 0-1. 0 ≤ R2 ≤ 1.Semakin mendekati nol berarti model tidak baik atau variasi model dalam menjelaskan amat terbatas, sebaliknya semakin mendekati satu model semakin baik.
Kelemahan mendasar dalam penggunaan koefisien determinasi adalah bias
terhadap jumlah variabel independen. Semakin banyak variabel independent
ditambah ke dalam model maka R2 akan meningkat walaupun variabel tersebut tidak
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Data PenelitianMetode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis statistik yang menggunakan persamaan regresi berganda. Analisis data
dimulai dengan mengolah data dengan menggunakan Microsoft excel, selanjutnya
dilakukan pengujian asumsi klasik dan pengujian menggunakan regresi berganda.
Pengujian asumsi klasik dan regresi berganda dilakukan dengan menggunakan
software SPSS. Prosedur dimulai dengan memasukkan variabel-variabel penelitian ke
program SPSS tersebut dan menghasilkan output-output sesuai metode analisis data
yang telah ditentukan.
Berdasarkan kriteria yang telah ditetapkan sebelumnya pada populasi dan
sampel penelitian, didapat 15 perusahaan manufaktur yang memenuhi kriteria dan
dijadikan sampel dalam penelitian ini dan diamati selama periode 2009-2011
(lampiran 1).
4.2 Analisis Hasil Penelitian
4.2.1 Analisis Statistik Deskriptif
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode statistik
deskriptif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk memperoleh gambaran yang
Statistik deskriptif memberikan penjelasan mengenai nilai minimum, nilai
maximum, dan nilai rata-rata (mean), dan nilai standar deviasi dari variabel-variabel
independen dan variabel dependen. Informasi yang dibutuhkan dalam penelitian ini
merupakan data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id dan berupa data
keuangan sampel perusahaan manufaktur dari tahun 2009 sampai tahun 2011 yang
dijabarkan dalam bentuk statistik.
Variabel penelitian ini terdiri dari Kepemilikan Institusional (KI), Dewan
Komisaris Independen (DKI), Kepemilikan Manajerial (KM), Komite Audit (KA),
Profitabilitas (Prof), Ukuran Perusahaan (UP) sebagai variabel bebas (independent
variable) dan tanggung jawab social sebagai variabel terikat (dependent variable),
Tabel 4.1
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan data dari table 4.1 dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Jumlah sampel (N) dalam penelitian ini sebanyak 45.
2. Variabel Kepemilikan Institusional memiliki nilai minimum .01, nilai
3. Variabel Dewan Komisaris Independen memiliki nilai minimum .00, nilai
maximum 1.79, rata-rata .8271, standar deviasi .52945.
4. Variabel Kepemilikan Manajerial memiliki nilai minimum 4.25, nilai
maximum 4.61, rata-rata 4.4573, standar deviasi .13738.
5. Variabel Komite Audit memiliki nilai minimum 3.00, nilai maximum 4.00,
rata-rata 3.0667, standar deviasi .25226.
6. Variabel Profitabilitas memiliki nilai minimum .00, nilai maximum .28,
rata-rata .1136, standar deviasi .07271.
7. Variabel Ukuran Perusahaan memiliki nilai minimum 1.31, nilai maximum
8.21, rata-rata 2.6128, standar deviasi 1.22472.
8. Variabel Tanggung Jawab Sosial memiliki nilai minimum .50, nilai maximum
1.00, rata-rata .8833, standar deviasi .20366.
4.2.2 Pengujian Asumsi Klasik
Salah satu syarat yang mendasari penggunaan model regresi berganda adalah
dipenuhinya semua asumsi klasik agar hasil pengujian bersifat efisien dan tidak bias.
Menurut Ghozali (2005:123), asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah berdistribusi
normal, non-multikolinearitas, non-autokorelasi dan non-heterokedastisitas.
4.2.2.1 Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam model regresi,
variabel penggangu atau residual memiliki distribusi normal. Pengujian ini diperlukan
karena untuk melakukan uji t dan uji F perlu mengasumsikan bahwa nilai residual
Pengujian normalitas dalam penelitian ini menggunakan dua metode yang
secara umum digunakan oleh penelitian lainnya, yaitu analisis statistik dengan
menggunakan uji non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dan analisis grafik
yang terdiri dari histogram dan normal probability plot.
Pengujian normalitas data dalam penelitian ini menggunakan uji statistik
non-parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan membuat hipotesis:
1. Jika Zhitung (Kolmogrov Smirnov) < Ztabel
2. Jika Z
(1,96) atau angka signifikan >
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan normal.
hitung (Kolmogrov Smirnov) > Zhitung
Tabel 4.2
(1,96) atau angka signifikansi <
signifikansi (α) 0,05 maka distribusi data dikatakan tidak normal.
Hasil Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized Residual
N 45
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .16823920
Most Extreme Differences
Absolute .186
Positive .106
Negative -.186
Kolmogorov-Smirnov Z 1.247
Asymp. Sig. (2-tailed) 0.89
a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data.
Sumber : Output SPSS
Dari table di atas dapat dilihat bahwa nilai signifikansi (Asymp. Sig. (2-tailed))
sebesar 0.89 > nilai signifikan 0,05 dan Zhitung (Kolmogrov Smirnov) 1.247 < Ztabel
probability plot juga menunjukan bahwa data terdistribusi normal. Hal tersebut
dilihat melalui grafik histogram dan normal probability plot dibawah ini.
Gambar 4.1 Uji Normalitas (Histogram)
Sumber : Output SPSS
Pada grafik histogram terlihat bahwa variabel tanggung jawab sosial
berdistribusi normal hal ini ditunjukkan oleh distribusi data tersebut tidak menceng
ke kiri atau menceng ke kanan.
Hasil yang sama juga dapat dilihat dari grafik normal probability plot pada
Gambar 4.2 Uji Normalitas (Normal Probability Plot)
Sumber : Output SPSS
Pola titik-titik pada normal probability plot (gambar 4.2) mengikuti data di
sepanjang garis diagonal. Hal ini berarti data berdistribusi normal. Namun seringkali
data kelihatan normal karena mengikuti garis diagonal. Padahal belum tentu data
tersebut berdistribusi normal.
4.2.2.2 Uji Multikolinieritas
Multikolinearitas menunjukkan ada tidaknya variabel independen yang
agar pengambilan keputusan pengaruh pada uji parsial masing-masing variabel
independen tidak bias.
Untuk mengetahui ada tidaknya multikolinearitas dapat dilihat dari nilai
Variance Inflation Factor (VIF) dan korelasi diantara variabel independen. Jika nilai
VIF < 10 atau nilai tolerance > 0,10, maka tidak terjadi multikolonearitas.
Tabel 4.3
Hasil Uji Multikolonearitas
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF a. dependent variable: Tanggung Jawab Sosial
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan pada tabel diatas, dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi gejala
multikolonieritas antara variabel independen yang diindikasikan dari nilai tolerance
setiap variabel > 0,1. nilai VIF kelima variabel independen < 10 maka dapat
disimpulkan bahwa analisis lebih lanjut dapat dilakukan.
4.2.2.3 Uji Heteroskedastisitas
Dalam penelitian ini, untuk mendeteksi ada tidaknya gejala heteroskedastisitas
adalah dengan melihat plot grafik yang dihasilkan dari pengolahan data dengan
1. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu
yang terartur (bergelombang, melebar kemudian menyempit), maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas
2. Jika tidak ada pola yang jelas, seperti titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas atau terjadi
homoskedastisitas.
Berikut ini dilampirkan grafik scatterplot untuk menganalisis apakah terjadi
heteroskedastisitas atau terjadi homoskedastisitas dengan mengamati penyebaran
titik-titik pada gambar.
Dari grafik scatterplot terlihat bahwa titik-titik menyebar secara acak dan
tidak membentuk suatu pola tertentu serta tersebar baik di atas maupun di bawah
angka 0 pada sumbu Y dan berada disekitar angka 0, sehingga dapat disimpulkan
bahwa tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi, sehingga model regresi
layak dipakai untuk memprediksi tanggung jawab sosial berdasarkan masukan
variabel independennya.
4.2.2.4 Uji Autokorelasi
Pengujian autokorelasi bertujuan untuk menguji apakah terdapat korelasi
antara kesalahan pengganggu pada suatu periode dengan kesalahan pengganggu
periode sebelumnya dalam model regresi. Jika terjadi autokorelasi dalam model
regresi berarti koefisien korelasi yang diperoleh menjadi tidak akurat. Pengambilan
keputusan ada tidaknya autokorelasi dapat dilihat dibawah ini:
Tabel 4.4
Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Durbin Watson
Hipotesis Nol Keputusan Jika
Tidak ada autokorelasi positif Tolak 0 < d < dl Tidak ada autokorelasi positif No decision dl ≤ d ≤ du Tidk ada korelasi negatif Tolak 4-dl < d < 4 Tidak ada korelasi negatif No decision 4-du ≤ d ≤ 4-dl Tidak ada korelasi, positif atau negatif Tidak ditolak Du < d < 4-du
Tabel 4.5
Hasil Uji Statistik Durbin-Watson
Model Summaryb
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Dewan komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: Tanggung Jawab Sosial
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan 4.5 hasil uji Durbin-Watson sebesar 1.446. Nilai DW dalam
perhitungan tersebut akan dibandingkan dengan nilai kritis table Durbin-Watson
Untuk variabel bebas (k) = 6 dan jumlah sampel (N) = 45 besar DW tabel dl (bata
luar) = 1.378 dan du (batas dalam) = 1.350; 4 – du = 2.650. Berdasarkan table 4
dapat dilihat perbandingan nilai DW berada diantara du dan 4 – du (1.350 < 1.446
2.650). Menurut tabel 4.5, nilai ini menunjukan suatu kesimpulan bahwa mode
regresi linier dalam penelitian menunjukan tidak terjadinya autokorelasi, sehingg
model regresi penelitian ini masih layak digunakan.
4.2.3 Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan tiga tahap, yakni uji t, uji F, dan koefisien
determinasi. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial akan
diketahui dengan menggunakan uji t. Pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat secara simultan akan dilihat dengan menggunakan uji F. Berdasarkan hasil
4.2.3.1Uji Signifikan Parsial (t-test)
Uji t dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel-variabel
independen terhadap variabel dependen secara parsial. Pengujian statistik t dilakukan
dengan tujuan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh setiap variabel independen
terhadap variabel dependen secara parsial. Cara melakukan uji t adalah dengan
membandingkan signifikansi t hitung dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka
variabel independen secara parsial memiliki pengaruh terhadap variabel dependen.
Jika signifikansinya > 0,05 maka variabel independen secara parsial tidak memiliki
pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.6 berikut menunjukkan hasil uji t:
Tabel 4.6
Hasil Uji Parsial (t-test)
Model Unstandardized a. Dependent Variable : Tanggung Jawab Sosial
Sumber : Output SPSS
Berdasarkan hasil diatas dapat dilihat bahwa variabel kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, dan
sosial karena kelima variabel tersebut masing-masing memiliki signifikansi sebesar
0.359, 0.054, dan 0.601, 0.419, 0.761 yang lebih besar dari 0,05. Sedangkan variabel
profitabilitas memiliki signifikansi sebesar 0.025 dimana signifikansi variabel
tersebut lebih kecil dari 0,05. hal ini menunjukkan bahwa secara parsial variabel
profitabilitas berpengaruh signifikan terhadap tanggung jawab sosial.
4.2.3.2Uji Signifikansi Simultan (F-test)
Uji F ini dilakukan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
independen terhadap variabel dependen secara simultan. Untuk mengetahui pengaruh
variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan dilakukan uji
statistik F dengan tingkat keyakinan 95%. Uji ini dilakukan dengan membandingkan
nilai signifikansi signifikansi F hitung dengan ketentuan jika signifikansi < 0,05 maka
variabel independen secara simultan (bersama-sama) memiliki pengaruh signifikan
terhadap variabel dependen. Jika signifikansinya > 0,05 maka variabel independen
secara parsial tidak memiliki pengaruh terhadap variabel dependen. Tabel 4.7 berikut
Tabel 4.7
Hasil Uji Simultan (F-test) ANOVA
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: IPS Sumber : Output SPSS
Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa semua variabel independen
(Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial,
Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan) secara bersama-sama berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen (tanggung jawab sosial). Hal ini ditunjukkan
dari nilai signifikansinya yang sebesar 0,018 yang lebih kecil dari 0,05.
4.2.3.3Koefisien Determinasi (R2
Koefisien determinasi (R Square) menunjukkan seberapa besar variabel
independen menjelaskan variabel dependennya. Nilai R Square (R
)
2
) dikatakan baik
jika di atas 0,5 karena nilai R Square (R2) berkisar antara 0 sampai 1. Apabila nilai R
Square (R2) semakin mendekati 1, maka variabel-variabel independen mendekati
semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel dependen.
Sebaliknya, semakin kecil nilai R Square maka kemampuan variabel-variabel
Pada umumnya sampel dengan data deret waktu (time series) memiliki R
Square maupun Adjusted R Square cukup tinggi (diatas 0,5). R square memiliki
kelemahan yaitu nilai R Square (R2
Tabel 4.8
) akan meningkat setiap ada penambahan satu
variabel dependen meskipun variabel independen tersebut tidak berpengaruh
signifikan terhadap variabel dependen. Dalam kenyataannya nilai adjusted R Square
dapat bernilai negatif, walaupun yang dikehendaki harus bernilai positif. Jika dalam
uji empiris didapat nilai adjusted R Square negatif, maka nilai adjusted R Square
dianggap Nol.
the Estimate Durbin-Watson
.564a .318 .210 .18103 1.446
a. Predictors: (Constant), Kepemilikan Institusional, Dewan Komisaris Independen, Kepemilikan Manajerial, Komite Audit, Profitabilitas, Ukuran Perusahaan
b. Dependent Variable: IPS
Sumber : Output SPSS
Pada tabel 4.8, Output SPSS memiliki nilai koefisien determinasi yang sudah
disesuaikan (Adjusted R Square) sebesar 0,210. Artinya 21.0% variabel dependen
tanggung jawab sosial dijelaskan oleh variabel independen kepemilikan institusional,
dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas,
ukuran perusahaan, dan sisanya 79.0% dijelaskan oleh variabel lain di luar variabel
semakin besar SEE akan membuat model regresi kurang tepat dalam memprediksi
variabel dependen.
4.3 Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian variabel bebas kepemilikan institusional, dewan
komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas, dan
ukuran perusahaan terhadap variabel terikat tanggung jawab social yang telah
diuraikan secara statistic dengan menggunakan program SPSS, maka hipotesis dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel kepemilikan institusional secara parsial berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0,359
yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel kepemilikan institusional bukan merupakan faktor relevan yang dapat
mempengaruhi tanggung jawab sosial.
2. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel dewan komisaris independen secara parsial berpengaruh negatif dan
tidak signifikan terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0,054
yang lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
variabel dewan komisaris independen bukan merupakan faktor relevan yang dapat
3. Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel kepemilikan manajerial secara parsial berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0,601 yang
lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
kepemilikan manajerial bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi
tanggung jawab sosial.
4. Pengaruh Komite Audit terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel komite audit secara parsial berpengaruh negatif dan tidak signifikan
terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0,419 yang lebih besar
dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel komite
audit bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi tanggung jawab
sosial.
5. Pengaruh Profitabilitas terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel profitabilitas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0.025 yang lebih kecil
dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
profitabilitas merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi informasi sosial.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Sitepu (2009) yang
menemukan adanya hubungan yang signifikan antara tingkat profitabilitas perusahaan
6. Pengaruh Ukuran Perusahaan terhadap Tanggung Jawab Sosial
Variabel ukuran perusahaan secara parsial berpengaruh negatif dan tidak
signifikan terhadap tanggung jawab sosial dengan signifikansi sebesar 0,419 yang
lebih besar dari 0,05 berdasarkan uji t. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel
ukuran perusahaan bukan merupakan faktor relevan yang dapat mempengaruhi
tanggung jawab sosial.
Berdasarkan hasil pengujian diatas terlihat bahwa hanya variabel persentase
profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan dalam
mengungkapkan tanggung jawab sosial dengan arah sesuai dengan yang diprediksi .
semakin besar profitabilitas perusahaan maka semakin luas mengungkapkan
BAB V
KESIMPULAN, KETERBATASAN DAN SARAN
5.1 KesimpulanPenelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kepemilikan institusional,
dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite audit, profitabilitas,
dan ukuran perusahaan terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial untuk
perusahaan-perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia dari tahun
2009 sampai 2011, dengan sampel sebanyak 15 perusahaan manufaktur.
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab 4, maka kesimpulan
yang dapat diambil adalah:
1. Secara simultan faktor pengungkapan tanggung jawab sosial (kepemilikan
institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan manajerial, komite
audit, profitabilitas, dan ukuran perusahaan), secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen (tanggung jawab sosial).
Hal ini ditunjukkan dari nilai signifikannya yang sebesar 0.018 yang lebih
kecil dari dari 0.05 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dalam tahun
penelitian.
2. Secara parsial, hasil penelitian menunjukkan bahwa hanya variabel
profitabilitas yang berpengaruh signifikan terhadap kebijakan perusahaan
dalam mengungkapkan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur
3. Secara parsial, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penelitian ini tidak
berhasil membuktikkan pengaruh kepemilikan institusional, dewan komisaris
independen, kepemilikan manajerial, komite audit, ukuran perusahaan
terhadap pengungkapan tanggung jawab sosial pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.
5.2 Keterbatasan
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Penelitian ini hanya menggunakan sampel perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia, sehingga perusahaan yang dijadikan
sampel tidak dapat mewakili semua perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek
Indonesia.
2. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini hanya
kepemilikan institusional, dewan komisaris independen, kepemilikan
manajerial, komite audit, profitabilitas, ukuran perusahaan sehingga
mengabaikan faktor-faktor lain yang mungkin mempengaruhi kelengkapan
pengungkapan tanggng jawab sosial.
3. Dalam penelitian ini, kelengkapan pengungkapan tanggung jawab sosial
perusahaan ditentukan oleh interpretasi peneliti sehingga memungkinkan
terjadinya perbedaan penilaian antar perusahaan karena subjektifitas
5.3 Saran
Peneliti memberikan beberapa saran berdasarkan keterbatasan yang telah
diungkapkan, yaitu:
1. Bagi peneliti selanjutnya disarankan untuk memperpanjang periode penelitian
serta memperluas sampel perusahaan dengan mencakup industri-industri lain
yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selain perusahaan-perusahaan
manufaktur.
2. Peneliti selanjutnya juga disarankan ntuk menambah variabel independen
lainnya sehingga dapat diperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kelengkapan pengungkapan tanggung jawab
sosial.
3. Bagi peneliti selanjutnya, item-item pengungkapan sosial hendaknya