BAB I PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG
Stroke merupakan penyebab utama disabilitas fisik yang berat pada usia tua, penyebab demensia dan juga kematian setelah penyakit jantung dan kanker di negara- negara industri. Insidensi gangguan kognitif akan meningkat tiga kali lipat setelah stroke dan sekitar 25% pasien stroke akan mengalami demensia. Beberapa pasien dapat sembuh sempurna dari cacat fisik setelah terkena stroke, tetapi seringkali kesulitan mengatasi aktivitas kehidupan sehari- hari karena gangguan kognitif (Danovska dkk, 2012).
Pasien stroke mempunyai risiko yang lebih tinggi untuk mengalami gangguan kognitif. Frekuensi demensia setelah stroke sekitar 4-6 kali lebih tinggi dibandingkan frekuensi demensia pada pasien dengan usia yang sama tanpa riwayat stroke. Demensia vaskular terhitung 15-25% dari semua tipe demensia, dan merupakan insiden paling tinggi di Asia (Danovska dkk, 2012).
dimana akan menyebabkan demensia vaskular ketika volume infark berada lebih tinggi dari 100 mL.
Aterosklerosis serebral dengan pembentukan ateroma adalah mekanisme patofisiologis yang mendasari stroke iskemik. Hiperkolesterolemia secara bermakna lebih terkait dengan stroke iskemik. Tidak ada mekanisme biologis yang menjelaskan hal ini, tapi kolesterol dikenal memiliki efek pada pembuluh darah dan sangat penting untuk fluiditas membran normal. Pada uji eksperimen, didapati kelinci yang diberi diet kolesterol tinggi memiliki infark lebih besar terkait dengan peningkatan deposisi platelet didalam trombus (Chaudhury dkk, 2014).
Fraksi lipid yang utama adalah kolesterol total (K-total), kolesterol-
low density lipoprotein (K-LDL), trigliserida (TG), serta kolesterol-high
density lipoprotein (K-HDL). Kadar lipid ini dapat mempengaruhi fungsi
kognitif, namun data yang ditemukan masih jarang dan kontroversial. Pada orang dewasa yang relatif muda, kadar K-total dan K-LDL yang lebih tinggi berhubungan dengan kinerja yang baik pada beberapa fungsi kognitif. Mekanisme peningkatan kolesterol yang menyebabkan demensia tidak jelas. Peningkatan kolesterol merupakan faktor risiko yang diketahui untuk pembentukan plak aterosklerosis. Bukti terbaru menunjukkan bahwa kadar kolesterol yang tinggi juga dapat berdampak langsung pada metabolisme Amyloid Precursor Protein (APP). Penurunan kadar kolesterol telah terbukti menghambat aktivitas beta-secretase tetapi meningkatkan aktivitas alpha-secretase, enzim proteolitik utama yang terlibat dalam metabolisme APP. Menurunnya kadar kolesterol intraneuronal juga telah terbukti dapat menghambat produksi amiloid β
(Aβ) in vitro dan in vivo (Arsana dkk, 2015; Henderson dkk, 2003;
Sahathevan dkk, 2012).
Beberapa studi kohort prospektif telah mencari hubungan antara kadar lipid dan insidensi demensia dengan stroke. Pada suatu studi kohort yang mencari hubungan antara kadar lipid dengan risiko kejadian demensia vaskular, didapati bahwa kadar K-HDL yang tinggi dapat menurunkan prevalensi demensia vaskular (odds ratio (OR) 0,47; 95%
berhubungan dengan peningkatan risiko terjadinya demensia vaskular (hazad ratio (HR) 2,45; 95% CI 1,05–5,70, p=.0,04) (Reitz dkk, 2004).
Pada penelitian Zuliani dkk (2011) yang menghubungkan profil lipoprotein pasien usia tua dengan demensia vaskular dan Alzheimer’s
disease, disimpulkan bahwa kadar K-HDL yang rendah (˂45mg/dL)
berhubungan dengan demensia vaskular dibandingkan kontrol (OR 6,52; 95% CI 1,42-30,70).
Pada penelitian prospektif yang dilakukan selama 2 tahun, ditemukan bahwa kadar K-total, TG dan K-LDL menunjukkan tidak adanya hubungan dengan gangguan kognitif atau demensia. Namun ditemukan kadar K-HDL yang rendah yang berhubungan bermakna dengan skor
mini-mental state examination (MMSE) yang lebih rendah pada pasien
dengan dan tanpa stroke (p˂0,001). Hubungan ini juga masih bermakna
setelah mengeksklusikan pasien dengan penyakit kardiovaskular atau stroke. Subjek dengan K-HDL yang rendah memiliki odds ratio untuk terjadinya demensia adalah 2,3 (95% CI 1,2-4,3) dan pada subjek tanpa penyakit kardiovaskular atau stroke adalah 3,3 (95% CI 1,1-10,3) dibandingkan dengan subjek dengan kadar K-HDL yang tinggi (Exel dkk, 2002).
very low- density lipoprotein (VLDL), dan rasio low- density terhadap high-
density lipoprotein (LDL/HDL) berhubungan dengan menurunnya skor
MMSE, dan meningkatnya kadar K-HDL berhubungan dengan peningkatan fungsi kognitif.
Elias dkk (2005) mencari hubungan antara kadar kolesterol total dengan fungsi kognitif pada subjek yang bebas stroke ataupun demensia, dimana ditemukan bahwa subjek yang kadar K-total ˂ 200mg/dL memiliki
fungsi kognitif yang lebih buruk dibandingkan subjek dengan kadar K-total 200-239 mg/dL maupun subjek dengan kadar K-total > 240mg/dL.
Berdasarkan hal-hal tersebut maka peneliti tertarik untuk meneliti hubungan dan besar risiko kadar lipid serum terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke.
I.2. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang penelitian-penelitian terdahulu seperti yang telah dirumuskan di atas dirumuskan masalah sebagai berikut :
I.3. TUJUAN PENELITIAN Penelitian ini bertujuan : I.3.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dan besar risiko kadar lipid serum terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke.
I.3.2. Tujuan Khusus
1. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
2. Untuk mengetahui besar risiko kadar kolesterol total terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
3. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol total terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
4. Untuk mengetahui besar risiko kadar kolesterol total terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
6. Untuk mengetahui besar risiko kadar trigliserida terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
7. Untuk mengetahui hubungan kadar trigliserida terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
8. Untuk mengetahui besar risiko kadar trigliserida terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
9. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol HDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
10. Untuk mengetahui besar risiko kadar kolesterol HDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
11. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol HDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
13. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol LDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
14. Untuk mengetahui besar risiko kadar kolesterol LDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
15. Untuk mengetahui hubungan kadar kolesterol LDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
16. Untuk mengetahui besar risiko kadar kolesterol LDL terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
17. Untuk mengetahui karakteristik demografi penderita stroke iskemik dan non stroke di RSUP H. Adam Malik Medan dan RS Jejaring.
I.4. HIPOTESIS
Terdapat hubungan dan besar risiko kadar lipid serum terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke.
I.5. MANFAAT PENELITIAN I.5.1. Manfaat untuk Penelitian
stroke dapat dijadikan sebagai dasar untuk penelitian selanjutnya tentang pengobatan kadar lipid serum dalam menjaga fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke.
I.5.2. Manfaat untuk Ilmu Pengetahuan
Dengan mengetahui hubungan dan besar risiko kadar lipid serum terhadap gangguan fungsi kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke, maka diharapkan dapat memprediksi gangguan kognitif pada pasien stroke iskemik dan non stroke berdasarkan kadar lipid serum.
I.5.3. Manfaat untuk Masyarakat