• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kadar Karbon Organik Tanah Gambut Berdasarkan Kedan Tanah Secara Continous Flow Analyzer

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Kadar Karbon Organik Tanah Gambut Berdasarkan Kedan Tanah Secara Continous Flow Analyzer"

Copied!
15
0
0

Teks penuh

(1)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Tanah

Tanah itu adalah tubuh alam (natural body) yang terbentuk dan

berkembang sebagai akibat bekerjanya gaya-gaya alam (natural forces) terhadap

bahan-bahan alam (natural material) dipermukaan bumi. Tubuh alam ini dapat

berdifferisiansi membentuk horizon-horizon mineral maupun organik yang

kedalamannya beragam dan berbeda-beda sifat-sifatnya dengan bahan induk yang

terletak dibawahnya dalam hal morfologi, komposisi kimia, sifat-sifat fisis

maupun kehidupan biologisnya. Tanah itu merupakan medium alam untuk

pertumbuhan tanaman. Tanah menyediakan unsur-unsur hara sebagai makanan

tanaman dan pertumbuhannya. Selanjutnya unsur hara diserap oleh akar tanaman

dan melalui daun dirubah menjadi persenyawaan organik seperti karbohidrat,

protein, lemak dan lain-lain yang amat berguna bagi kehidupan manusia dan

hewan. (Hakim,dkk, 1986)

Tanah pada masa kini sebagai media tumbuh tanaman didefinisikan

sebagai lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai tempat

tumbuh-berkembangnya perakaran penopang tegak-tumbuhnyat anaman dan

penyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi sebagai gudang dan

penyuplai hara dan nutrisi (senyawa organic dan anorganik sederhana dan

unsur-unsur esensial seperti N, P, K, Ca, S, Cu, Zn, Fe, Mn, B, Cl, dan lain-lain); dan

(2)

dalam penyediaan hara tersebut dan zat-zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi

tanaman, yang ketiganya secara integral mampu menunjang produktivitas tanah

untuk menghasilkan biomass dan produksi baik tanaman pangan, obat-obatan,

industri perkebunan, maupun kehutanan. (Hanafiah, 2001)

Tanah merupakan campuran bahan padat (organik dan anorganik), dan

udara, fase ini saling mempengaruhi satu sama lain. Misalnya, reaksi-reaksi bahan

padat berpengaruh terhadap kualitas udara dan air, berpengaruh terhadap

pelapukan (hancuran iklim) bahan padat, dan reaksi-reaksi (bersifat katalisator)

dari jasad renik. Kimia tanah terlibat dalam semua reaksi ini, tetapi lebih

ditekankan pada larutan tanah yang merupakan suatu lapisan air yang tipis (the tin

aqueous film) sekeliling butiran tanah. (Wiralaga,dkk, 1988)

2.2 Unsur Hara Dalam Tanah

Untuk pertumbuhan dan perkembangan suatu tanaman dipengaruhi oleh

faktor-faktor tanah, iklim dan tanamannya sendiri, yang semuanya saling

berkaitan erat satu sama lain. Sebagai contoh yaitu faktor cahaya, temperatur dan

udara yang hanya dapat sedikit saja yang dapat dikontrol oleh manusia.

Sedangkan faktor unsur hara dapat ditingkatkan kesediaannya dalam tanah dengan

jalan memperbaiki kondisi tanah sedemikian rupa.

Tanaman akan mengadsorbsi unsur hara dalam bentuk ion yang terdapat

disekitar daerah perakaran. Unsur-unsur ini harus berada dalam bentuk tersedia

dan dalam konsentrasi optimum bagi pertumbuhan. Selanjutnya unsur-unsur

(3)

Dengan menggunakan hara, tanaman dapat memenuhi siklus hidupnya.

Fungsi hara tanaman tidak dapat digantikan oleh unsur lain dan apabila tidak

terdapat suatu hara tanaman, maka kegiatan metabolisme akan terganggu atau

berhenti sama sekali. Disamping itu, umumnya tanaman yang kekurangan atau

ketiadaan suatu hara akan menampakkan gejala pada satu organ tertentu yang

spesifik yang biasa disebut gejala kekahatan. (Rosmarkam dan Yuwono, 2002)

Hingga sekarang telah dikenal 16 macam unsur hara esensial bagi

tanaman. Berdasarkan kebutuhannya bagi tanaman maka keenam belas unsur hara

esensial tersebut dapat dibagi dalam dua kelompok, yaitu kelompok unsur hara

makro dan kelompok unsur hara mikro. Unsur hara makro relatif lebih banyak

digunakan/dibutuhkan bahkan dapat mencapai 100 kg ataupun lebih untuk setiap

hektar. Sedangkan unsur hara mikro dibutuhkan dalam jumlah yang sangat

sedikit. Keenam belas unsur hara tersebut adalah bersumber dari udara, air, dan

tanah.

Tabel 2.2.1 Unsur Hara Esensial dan Sumbernya

Unsur Makro Unsur Mikro

Dari Udara dan Air Dari Tanah Dari Tanah

(4)

Mg

S

B

Cl

Fe

Karbon, oksigen dan hidrogen bersumber dari udara dan larutan tanah/air.

Sedangkan unsur-unsur lain bersumber dari tanah. Tumbuhan tingkat tinggi

memperoleh C dan O langsung dari udara berupa CO2 melalui fotosintesa.

Hidrogen diperoleh baik langsung atau tidak, dari air dalam tanah. Suatu

kenyataan bahwa 94-99,5 % jaringan tanaman segar tersusun oleh C, H dan O dan

hanya 0,5 mungkin 5 atau 6 % berasal dari tanah. (Hakim,dkk, 1986)

1. Nitrogen

Peranan utama nitrogen bagi tanaman adalah untuk merangsang

pertumbuhan secara keseluruhan, khususnya batang, cabang, dan daun.

Selain itu, nitrogen pun berperan penting dalam pembentukan hijau daun

yang sangat berguna untuk fotosintesis. Fungsi lainnya ialah membentuk

protein, lemak dan berbagai persenyawaan organik lainnya.

2. Fosfor

Unsur fosfor bagi tanaman berguna untuk merangsang

pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain itu,

fosfor berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah

protein tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat

pembuangan, pemasakan biji dan buah.

(5)

Fungsi utama kalium ialah membantu pembentukan protein dan

karbohidrat. Kalium pun berperan dalam memperkuat tubuh tanaman agar

daun, bunga dan buah tidak mudah gugur.

4. Kalsium

Bagi tanaman, kalsium bertugas untuk merangsang pembentukan

bulu-bulu akar, mengeraskan batang tanaman, dan merangsang

pertumbuhan biji.

5. Magnesium

Agar tercipta hijau daun yang sempurna dan terbentuknya

karbohidrat, lemak dan minyak-minyak, magnesiumlah biangnya.

Magnesium pun memegang peranan penting dalam transformasi fosfat

dalam tanaman.

6. Belerang

Belerang berperan dalam pembentukan bintil-bintil akar. Sulfur ini

merupakan unsur yang penting dalam beberapa jenis protein seperti asam

amino. Unsur ini pun membantu pertumbuhan anakan.

7. Klor

Memperbaiki dan meninggikan hasil kering tanaman seperti

tembakau, kapas, kentang dan tanaman sayuran umumnya adalah peran

(6)

8. Besi

Untuk pernapasan dan pembentukan hijau daun merupakan peran

dari besi. Sekali tidak ada, terutama pada tanah yang mengandung banyak

kapur, tanaman akan langsung merana.

9. Mangan

Peran mangan tak jauh beda dengan unsur besi. Selain sebagai

komponen untuk memperlancar proses asimilasi, unsur ini pun merupakan

komponen penting dalam berbagai enzim.

10.Tembaga

Fungsi utama tembaga ini pun baru sedikit diketahui.

Kehadirannya dapat mendorong terbentuknya hijau daun dan dapat

menjadi bahan utama dalam berbagai enzim.

11.Boron

Boron berfungsi mengangkut karbohidrat kedalam tubuh tanaman

dan mengisap kalsium. Pada tanaman penghasil biji, unsur ini berpengaruh

terhadap pembagian sel. Dan yang paling nyata ialah perannya dalam

menaikkan mutu tanaman sayuran dan buah.

12.Molibdeum

Sama halnya dengan tembaga, hingga kini diketahui masih sedikit

peranan molibdeum bagi tanaman. Unsur ini sangat berguna bagi tanaman

jeruk dan sayuran.

(7)

Seng memberikan dorongan terhadap pertumbuhan tanaman karena

diduga dapat berfungsi membentuk hormon tumbuh. (Lingga dan

Marsono, 2001)

2.3 Unsur Hara Karbon dan Bahan Organik Dalam Tanah

Senyawa karbon atau biasa dikenal dengan senyawa organik adalah suatu

senyawa yang unsur-unsur penyusunnya terdiri dari atom karbon dan atom-atom

hydrogen, oksigen, nitrogen, sulfur, halogen atau fosfor. (Riswiyanto, 2009)

Bahan organik dihasilkan oleh tumbuhan melalui proses fotosintesis

sehingga unsur karbon merupakan penyusun utama dari bahan organik tersebut.

Unsur karbon ini berada dalam bentuk senyawa-senyawa polisakarida, seperti

selulosa, hemiselulosa, pati dan bahan-bahan lignin dan pektin.

(https://www.facebook.com/permalink.php?story_fbid=530863013607781&id=12

6005314093555)

Tanaman mengambil unsur karbon berupa CO2 dari udara bebas

(atmosfir). Kegiatan ini dilakukan oleh organ tanaman yang memiliki klorofil,

umumnya bagian tanaman yang berwarna hijau dan terdapat diatas tanah. Klorofil

mampu menyerap energi cahaya (terutama sinar matahari) dan mengubahnya

menjadi energi kimia. Energi tersebut digunakan untuk mengubah CO2 menjadi

senyawa organik termasuk karbohidrat.

Kadar CO2 dalam atmosfir relatif stabil, yakni 0,03 % volume atau 0,57 mg/liter

udara. Tanpa adanya CO2 di udara, maka kehidupan tanaman akan berhenti. Kalau

kehidupan tanaman terhenti, maka kehidupan makhluk lain termasuk manusia dan

(8)

dekomposisi bahan organik berupa sisa-sisa tanaman ataupun hewan dan dari

respirasi invertebrata, bakteri, serta fungi. Keperluan seluruh tanaman yang hidup

diperkirakan sekitar 80 x 109 per tahun, dengan persediaan CO2 dalam udara

sebesar 0,03 % volume, maka CO2 tersebut akan habis diserap tanaman dalam

waktu beberapa dekade saja. Berkat adanya daur (siklus) yang menghasilkan CO2,

maka kadar gas tersebut relatif stabil.(Rosmarkam dan Yuwono, 2002)

Karbon merupakan bahan organik yang utama. Karbon ditangkap tanaman

berasal dari CO2 udara. Kemudian bahan organik didekomposisikan kembali

membebaskan sejumlah karbon. Perubahan karbon di dalam, di atas atau di luar

tanah disebut peredaran karbon. Dekomposisi bahan organik membebaskan

sejumlah CO2, demikian pula akar tanaman juga melepaskan CO2 . Sejumlah kecil

CO2 bereaksi dalam tanah membentuk asam karbonat, Ca, Mg, K Karbonat, atau

Bikarbonat. Garam-garam ini mudah larut dan hilang atau diserap kedalam

tanaman. Sebagian besar CO2 yang dihasilkan tanaman kembali lagi keudara.

Kemudian diambil lagi oleh tanaman melalui fotosintesa. Selanjutnya tanaman

dimakan oleh binatang dan manusia, menjadi bahan organik, dan

didekomposisikan kembali. (Hakim,dkk, 1986)

Dekomposisi bahan organik adalah proses transformasi karbon oleh

mikroorganisme tanah. Bahan organik tanah adalah materi yang digunakan

mikroorganisme sebagai sumber energi untuk pertumbuhannya dan sumber

karbon untuk penyusun sel penyusun organ tubuhnya. Karbondioksida, metana,

asam organik, alkohol adalah hasil akhir dari proses dekomposisi oleh

mikroorganisme tanah, sedangkan sebagian karbon dari substrat tersusun dalam

(9)

Bahan organik tanah adalah kumpulan beragam (continuum)

senyawa-senyawa organik kompleks yang sedang atau telah mengalami proses

dekomposisi, baik berupa humus hasil humifikasi maupun senyawa-senyawa

anorganik hasil mineralisasi (disebut biontik), termasuk mikrobia heterotrofik atau

ototrofik yang terlibat (biotik). Sumber primer bahan organik tanah maupun

seluruh fauna dan mikroflora adalah jaringan organik tanaman, baik berupa daun,

batang/cabang, ranting, buah maupun akar, sedangkan sumber sekunder berupa

jaringan organik fauna termasuk kotorannya serta mikroflora. Dalam pengelolaan

bahan organik tanah, sumbernya juga berasal dari pemberian pupuk organik

berupa pupuk kandang (kotoran ternak yang telah mengalami dekomposisi),

pupuk hijau dan kompos, serta pupuk hayati (inokulan). (Hanafiah, 2005)

Bahan organik tanah adalah semua bahan organik didalam tanah baik yang

mati maupun yang hidup, walaupun organisme hidup (biomassa tanah) hanya

menyumbang kurang dari 5 % dari total bahan organik. Pada terminologi tertentu,

biomassa tidak dimasukkan sebagai bahan organik tanah, sehingga sering

menimbulkan kerancuan. Secara praktek, analisis bahan organik dilakukan pada

bahan tanah kering udara yang lolos dari ayakan 2 mm dan termasuk semua

materi hidup maupun mati yang ada di dalam tanah.

Jumlah dan sifat bahan organik sangat menentukan sifat biokimia, fisika,

kesuburan tanah dan membantu menetapkan arah proses pembentukan tanah.

Bahan organik menentukan komposisi dan mobilitas kation yang terjerap, warna

tanah, keseimbangan panas, konsistensi, partikel densiti, bilk densiti, sumber

(10)

Karbon adalah komponen utama dari bahan organik. Pengukuran

C-Organik secara tidak langsung dapat menentukan bahan organik melalui

penggunaan faktor koreksi tertentu. Faktor yang selama beberapa tahun ini

digunakan adalah faktor van bemmelen yaitu 1,724 dan didasarkan pada asumsi

bahwa bahan organik mengandung 58 % karbon.(Mukhlis, 2014)

2.4 Sifat-sifat Tanah

2.4.1 Sifat Fisik Tanah

Sifat fisik tanah merujuk kepada tabiat dan perilaku mekanik, termal,

optik, koloidal, dan hidrogen tanah. Tabiat dan perilaku menghadirkan sejumlah

parameter yang dapat diamati dan/atau diukur.

Susunan mekanik tanah merujuk kepada ukuran, bentuk, kerapatan, dan

kimiawi zarah tunggal komponen padat mineral. Ukuran secara kasaran, zarah

mineral tanah dipilahkan menjadi tiga kategori. Yang berdiameter lebih besar

daripada 2 cm disebut batu, berdiameter antara 2 cm dan 2 mm disebut kerikil,

dan berdiameter lebih kecil daripada 2 mm disebut bahan tanah halus. Tekstur

tanah adalah kehalusan atau kekasaran bahan tanah pada peradaban berkenaan

dengan perbandingan berat antarfraksi tanah. Jadi, tekstur adalah ungkapan

agihan besar zarah tanah atau proporsi nisbih fraksi tanah.(Notohadiprawiro,

1998)

Sifat-sifat fisis tanah diketahui, sangat mempengaruhi pertumbuhan dan

produksi tanaman. Kondisi fisik tanah menentukan penetrasi akar didalam tanah,

retensi, air, drainase, aerasi dan nutrisi tanaman. Sifat fisika tanah juga

(11)

pada jumlah, ukuran, bentuk, susunan dan komposisi mineral dari partikel tanah ;

macam dan jumlah bahan organik, volume dan bentuk pori-pori pada waktu

tertentu. Beberapa sifat fisika tanah yang terpenting adalah tektur, struktur,

kerapatan (density) porositas, konsistensi, warna dan suhu. (Hakim,dkk, 1986)

2.4.2 Sifat Kimia Tanah

Perilaku kimiawi tanah dapat ditakrifkan sebagai keseluruhan reaksi

fisikokimia dan kimia yang berlangsung antarpenyusun tanah dan antara

penyusun tanah dan bahan yang ditambahkan kepada tanah in situ. Faktor

kelajuan semua reaksi kimia yang berlangsung dalam tanah berentangan sangat

lebar, antara yang sangat singkat berhitungan menit (reaksi jerapan tertentu) dan

yang luar biasa lama berhitungan abad (reaksi yang berkaitan dengan

pembentukan tanah). Reaksi-reaksi tanah diimbas oleh tindakan faktor lingkungan

tertentu.(Notohadiprawiro, 1998)

Sifat kimia tanah berhubungan erat dengan kegiatan pemupukan.

Berbicara tentang sifat kimia tanah, tidak terlepas dari persoalan unsur-unsur

kimia dan reaksi kimia yang pembahasannya agak rumit. Namun, pembahasan

akan lebih ditekankan pada aspek praktisnya sehingga akan sangat membantu

dalam mencapai efektivitas pemupukan. Dengan mengetahui sifat kimia tanah

akan didapan gambaran jenis dan jumlah pupuk yang dibutuhkan. Pengetahuan

tentang sifat kimia tanah juga dapat membantu memberikan gambaran reaksi

(12)

2.4.3 Sifat Hayati Tanah

Ada kehidupan dalam tanah berupa akar tumbuhan dan flora serta fauna

tanah. Sehubungan dengan produksi enzim, CO2, dan beraneka ragam zat organik,

kehidupan dalam tanah bertanggungjawab atas terjadinya banyak alihragam fisik

dan kimia. Sifat dan tampakan tanah yang mengimplikasikan kegiatan hayati

adalah nisbah C/N, kadar bahan organik atau kandungan biomassa tiap satuan

luas/volum tanah, tingkat perombakan bahan organik, pembentukan krotovina,

dan permintaan oksigen hayati (biogical oxygen demand, BOD).

(Notohadiprawiro, 1998)

2.5 Peranan Bahan Organik

Peranan bahan organik ada yang bersifat langsung terhadap tanaman,

tetapi sebagian besar mempengaruhi tanaman melalui perubahan dan ciri tanah.

Pengaruh langsung senyawa organik sebetulnya dapat diabaikan sekiranya

kemudian tidak ditemukan bahwa beberapa zat tumbuh dan vitamin dapat diserap

langsung dan dapat merangsang pertumbuhan tanaman. Dulu dianggap orang

bahwa hanya asam amino, alanin dan glisin yang diserap tanaman. Serapan

senyawa N tersebut ternyata relatif lebih rendah daripada bentuk N lainnya.

Sehubungan dengan hasil-hasil dekomposisi bahan organik dan sifat-sifat

humus maka dapat dikatakan bahwa bahan organik akan sangat mempengaruhi

sifat dan ciri tanah. Pengaruh itu sebagai berikut.

Pengaruh bahan organik pada ciri fisika tanah

(13)

b. Warna tanah menjadi coklat hingga hitam

c. Merangsang granulasi agregat dan memantapkannya

d. Menurunkan plastisitas, kohesi dan sifat buruk lainnya dari liat.

Pengaruh bahan organik pada kimia tanah

a. Meningkatkan daya jerap dan kapasitas tukar kation

b. Kation yang mudah dipertukarkan meningkat

c. Unsur N, P, S diikat dalam bentuk organik atau dalam tubuh mikro

organisme, sehingga terhindar dari pencucian, kemudian tersedia kembali

d. Pelarutan sejumlah unsur hara dari mineral oleh asam humus.

Pengaruh bahan organik pada biologi tanah

a. Jumlah dan aktivitas metabolik organisme tanah meningkat

b. Kegiatan jasad mikro dalam membantu dekomposisi bahan organik juga

meningkat. (Hakim, dkk. 1986)

2.6 Analisa Karbon Organik

Untuk mengetahui hara tanaman di dalam tanah perlu dilakukan analisis

tanah dan tanaman. Masing-masing analisis dapat berupa uji cepat (qiuck test)

ataupun analisis laboratorium. Quick test merupakan analisis untuk mengetahui

ada tidaknya hara tanaman dan harkatnya. Sedangkan analisis dilaboratorium

hasilnya secara kuantitatif dinyatakan dalam % (persen), ppm (part per million),

miliequivalent, dan sebagainya secara pasti sehingga jumlah hara yang tersedia

(14)

Ketiga unsur yaitu karbon, oksigen, dan hidrogen merupakan unsur yang

sangat dibutuhkan tanaman dalam jumlah banyak. Unsur ini diperlukan sebagai

penyusun karbohidrat, lemak dan persenyawaan-persenyawaan penting lainnya

dalam tanaman. (Hakim, dkk. 1986)

Dengan berkembangnya ilmu pengetahuan diadakan penelitian tentang

unsur-unsur yang hilang sehingga dapat diketahui unsur yang hilang tersebut dan

berapa yang dibutuhkan. Dalam satu agregat tanah hanya sedikit terkandung

bahan organik. Bahan organik sangat penting bagi tumbuhan karena bahan

organik sebagian syarat tanah yang subur. Sehingga tanah yang kehilangan bahan

organik dapat merugikan bagi tumbuhan.

C-Organik penting untuk mikroorganisme tidak hanya sebagai unsur hara,

tetapi juga sebagai pengkondisi sifat fisik tanah yang mempengaruhi

karakteristik agregat dan air tanah. Seringkali ada hubungan langsung antara

persentase C-organik total dan karbon dari biomassa mikroba yang ditemukan

dalam tanah pada zona iklim yang sama. C-organik juga berhubungan dengan

aktivitas enzim tanah. Di perkebunan teh Gambung, C-organik tanah juga

digunakan untuk menentukan dosis asam-asam organik dan apabila ditambahkan

ke dalam tanah akan meningkatkan kandungan senyawa organik dalam tanah

yang dicirikan dengan meningkatnya kadar C-organik

tanah.(http://dodishinta.blogspot.co.id/2012/11/bahan-organik-organic-matter.html)

Ada beberapa metode yang biasa dilakukan dalam analisis bahan organik

(15)

manual hingga yang otomatis menduga kadar C-Organik melalui oksidasi seluruh

atau sebagian karbon dan menentukan perkembangan CO2 yang terbentuk.

Penetapan bahan organik tanah metode pembakaran menggunakan prinsip

dimana tanah yang dibakar pada 460oC pada temperatur ini C-Organik terbakar

menjadi CO2. Kadar C-Organik ditetapkan sebagai persentase berat yang hilang.

Sedangkan penetapan bahan organik metode colorimetri (walkey dan Black

modifikasi) yaitu C-Organik dihancurkan oleh oksidasi kalium bikromat akibat

penambahan asam sulfat. Perubahan reduksi kromat oleh C-Organik menjadi

Gambar

Tabel 2.2.1 Unsur Hara Esensial dan Sumbernya

Referensi

Dokumen terkait

Key words: economic zone, electronic industry, export processing zone, multinational, Philippine export zones, wages & working

Ibu guru tersebut sudah memikirkan sebelumnya keadaan nanti di kelas, sehingga dia telah menyusun pendekatan pembelajaran yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis validitas isi instrumen penilaian Computerized Two-Tier Multiple Choice (CTTMC) untuk mengukur literasi sains siswa pada materi

Familiar atau kelumrahan memang tidak bisa mengkristal hanya oleh satu dua teks yang berideologi sama.. Ia merupakan bentukan

Pasal 8 (3): (3) Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya secara bersamaan, pelaksana

Kesimpulan dari penelitian ini bahwa tidak terdapat keragaman pollen pada panjang aksis polar, diameter ekuatorial, dan indeks P/E, dengan ukuran pollen yang hampir seragam yaitu

Pada bagian ini penulis melakukan pengujian dengan menggunakan metode yang pertama yaitu completing a transaction, disini penulis akan memberikan beberapa skenario

Telah dilakukan evaluasi yang menganalisis kesesuaian struktur organisasi dengan kinerja yang akan dihasilkan kepada seluruh unit kerja bb. Telah dilakukan evaluasi yang