BAB 1
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Ketepatan pengiriman dan ketepatan mutu material merupakan faktor yang
menentukan kelancaran produksi dan penjualan karena apabila hal tersebut tidak tercapai maka akan menyebabkan keluhan dari pelanggan dan biaya produksi juga
akan meningkat, oleh sebab itu dalam pemilihan supplier harus ditentukan secara tepat. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menentukan kepada supplier mana material harus dipesan, sehingga di satu sisi kontinuitas produksi dapat terjaga dan
pada sisi lain perusahaan dapat memperoleh keuntungan, karena perusahaan dapat memenuhi setiap pesanan yang datang.
PT. Wijaya Karya Beton adalah sebuah perusahaan yang bergerak di bidang industri beton pracetak yang berproduksi berdasarkan pesanan (job order). Bahan baku utama terdiri dari bahan baku beton yang terdiri dari semen, pasir, batu split,
admixture dan baku tulangan yang terdiri dari pc bar, pc wire, pc strand, kawat spiral, besi beton dan plat sambung. Bahan baku tersebut akan diolah untuk menghasilkan
berbagai jenis produk yang siap dipasarkan. Plat sambung merupakan salah satu bahan baku yang pemakaiannya terus meningkat setiap tahun, volume pemakaian material plat sambung pada periode 5 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel 1.1 dan
Tabel 1.1. Jumlah Pemakaian Material Plat Sambung
No Material Tahun
2008 2009 2010 2011 2012 1 Plat Sambung
(Unit) 51,851 53,763 28,168 62,557 70,601
Gambar 1.1. Jumlah Pemakaian Material Plat Sambung
PT. Wijaya Karya Beton Pabrik Produk Beton Sumatera Utara (PPB Sumut) merupakan salah satu dari 7 pabrik PT Wijaya Karya Beton di Indonesia, terletak di
Jalan Raya Medan-Binjai km 15,5 Diski, Deliserdang, menghasilkan beraneka macam produk beton pracetak mutu tinggi mulai dari produk beton sentrifugal dan
macamkebutuhan produk beton untuk wilayah Nanggroe Aceh Darussalam (NAD), Sumatera Utara, Riau, Kepualauan Riau dan Sumatera Barat.
Kenyataan bahwa untuk material plat sambung pendatanganannya sering mengalami keterlambatan serta tidak tepat mutu. Pada periode bulan Juli s.d.
Desember 2011 dari 26 pemesanan plat sambung kesalah satu bengkel, terjadi 13 kali keterlambatan pengiriman. Hal ini mengakibatkan terganggunya proses operasional perusahaan dilantai produksi. Berikut tabel 1.2 dan gambar 1.2 menunjukkan jumlah
keterlambatan kedatangan material plat sambung pada periode Juli 2011 s.d. Desember 2011.
Tabel 1.2. Jumlah Keterlambatan Pendatangan Material Plat Sambung (Kali) No Nama
Bengkel
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
1 BL 8 10 20 2 6 6
2 BT 15 8 18 10 9 3
3 MT 11 6 10 3 4 6
4 MW 11 11 4 10 10 5
5 SMP 11 1 5 6 7 3
Berikut tabel 1.3 dan gambar 1.3 menunjukkan volume plat sambung dari
supplier yang mutunya tidak sesuai pada periode Juli 2011 s.d. Desember 2011. Tabel 1.3. Volume Plat Sambung yang Mutunya Tidak Sesuai (Unit) Nama
Bengkel
Bulan
Juli Agustus September Oktober November Desember
BL 7 38 23 37 17 21
BT 29 27 42 42 15 20
MT 35 35 18 27 11 15
MW 4 29 5 14 16 5
SMP 12 15 13 12 12 6
Gambar 1.3. Volume Plat Sambung yang Mutunya Tidak Sesuai
Keadaan yang menunjukkan bahwa keterlambatan dan mutu yang tidak sesuai
diakibatkan tidak adanya sistem baku penilaian kinerja supplier yang baku di PT. Wika Beton. Hal ini mengakibatkan tidak adanya jaminan kualitas yang baik serta sesuai dengan standard kepada PT. Wika Beton terhadap plat sambung yang dikirim
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang seperti diuraikan di atas, permasalahan yang
akan dicari pemecahannya melalui penelitian ini adalah penilaian kinerja supplier
yang tepat sesuai dengan standard yang telah ditetapkan oleh PT. Wika Beton
sehingga dapat mengurangi terjadinya keterlambatan kedatangan material serta mutu yang tidak sesuai dari supplier berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh perusahaan dengan melihat kriteria dari quality¸ cost, delivery, responsiveness, flexibility, dan
commitment. Selain itu bagaimana mencari solusi alternatif yang harus dilakukan untuk menyelesaikan masalah keterlambatan dengan membuat sistem baku penilaian
kinerja supplier yang baku di PT. Wika Beton.
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan rancangan sistem penilaian kinerja supplier yang baik dan dapat distandardkan dengan menggunakan pendekatan metode SMART (Strategic Management Analysis and Reporting Technique) System
untuk mengurangi keterlambatan dan kecacatan plat sambung. Sedangkan Analityc Hierarchy Process (AHP) digunakan sebagai alat pembuat keputusan bagi manajemen dalam pengadaan material dan dapat diimplementasikan dan menjadi sistem yang baku pada perusahaan. Penelitian ini juga bertujuan untuk
1.4. Manfaat Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, ada beberapa manfaat yang diperoleh
antara lain:
1. Bagi Perusahaan
Manfaat penelitian bagi perusahaan adalah sebagai bahan pertimbangan dan masukan serta sebagai bahan informasi dan rekomendasi untuk selanjutnya menjadi referensi bagi perusahaan dalam mengambil
keputusan yang berkaitan dengan sistem penilaian kinerja dan penentuan supplier serta rencana pembentukan divisi produksi plat sambung.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Manfaat penelitian bagi institusi pendidikan sebagai bahan kajian penelitian selanjutnya dan memberikan referensi serta saran, khususnya masalah sistem penilaian kinerja supplier serta langkah-langkah pendirian unit produksi baru pada suatu perusahaan.
3. Bagi Mahasiswa
Manfaat penelitian bagi mahasiswa sebagai pengalaman dibidang akademis dalam pemecahan masalah sistem penilaian kinerja supplier
dan rencana pendirian unit divisi produksi. Selain itu sebagai bahan
wacana keilmuan dalam penerapan teori yang diterima pada saat kuliah sejauh mana dapat diimplementasikan dalam masalah sistem penilaian
1.5. Batasan Masalah
Untuk dapat melihat keakuratan sistem yang akan dirancang maka penulis
membuat batasan-batasan sebagai berikut:
1. Data yang digunakan adalah data pembelian bulan Juli s.d. Desember
2011 berdasarkan keputusan pihak manajemen perusahaan. 2. Material yang diteliti adalah plat sambung.
1.6. Asumsi-asumsi
Agar penyelesaian masalah dapat dilakukan sesuai dengan teori yang
dilakukan maka perlu diadakan asumsi yang digunakan antara lain:
1. Tidak ada penambahan supplier plat sambung pada saat penelitian sedang berlangsung.