• Tidak ada hasil yang ditemukan

Formulasi dan Efektivitas Minyak Bekatul Sebagai Pelembab pada Sediaan Krim Tangan

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Formulasi dan Efektivitas Minyak Bekatul Sebagai Pelembab pada Sediaan Krim Tangan"

Copied!
4
0
0

Teks penuh

(1)

1 BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kebudayaan kuno telah lama menggunakan minyak esensial sebagai

kosmetik dari bahan yang berasal dari tanaman. Minyak esensial memiliki

sejumlah kegunaan yaitu, dapat dioleskan di kulit saat pemijatan. Beberapa tahun

terakhir minyak bekatul telah di produksi dan dimanfaatkan sebagai minyak

goreng, minyak salad, bahan baku kosmetik, bahkan dikonsumsi langsung sebagai

suplemen kesehatan (Nursalim dan Yetti, 2013).

Minyak bekatul atau dikenal dengan Rice Bran Oil merupakan minyak

hasil ekstraksi bekatul padi. Bekatul yang dikenal sebagian besar masyarakat

hanya sebagai pakan ternak ternyata memiliki banyak khasiat untuk kesehatan.

Penelitian terbaru menyebutkan bahwa beberapa senyawa bioaktif yang

terkandung di dalam bekatul diketahui sebagai bahan untuk perawatan kulit. Di

beberapa negara maju, khususnya di Jepang dan Amerika Serikat, komponen

bioaktif yang terdapat pada bekatul telah disuplementasi ke dalam produk-produk

kecantikan seperti sabun mandi, pelembab dan pembersih kulit. Kandungan asam

amino yang terdapat pada bekatul diketahui sangat sesuai untuk memberikan efek

perlindungan kulit (Michwan, 2008). Sama halnya dengan minyak nabati lainnya,

minyak bekatul tersusun atas sejumlah besar asam lemak, terutama oleat dan

linoleat. Asam linoleat merupakan asam lemak penting yang tidak dapat

diproduksi tubuh manusia. Tambahan pula, minyak bekatul mengandung berbagai

vitamin, khususnya B dan E (Arifan,dkk., 2011).

(2)

2

Penampilan kulit yang sehat, lembut, dan kenyal sangat dipengaruhi oleh

kelembaban kulit. Kelembaban kulit di bawah 10% dapat menyebabkan kulit

menjadi kering, sehingga kulit terlihat kusam dan kasar (Muliyawan dan Suriana,

2013). Kulit yang kering dan pecah-pecah akan membentuk retak-retak yang

mendalam, sehingga mikroorganisme, kotoran, sisa sabun dan lain-lain dapat

masuk dan menumpuk pada celah-celah tersebut, akibatnya akan menimbulkan

berbagai gangguan kebersihan dan kesehatan serta menjadi sumber infeksi

(Tranggono dan Latifah, 2007).

Berbagai faktor dapat menyebabkan berkurangnya kelembaban kulit,

seperti umur, ras, iklim, sinar matahari, dan lain-lain. Oleh pengaruh faktor-faktor

tersebut kulit dapat menjadi lebih kering akibat dari kehilangan air oleh

penguapan yang tidak kita rasakan (Wasitaatmadja, 1997). Problema kulit yang

terlalu kering cukup sering terjadi. Oleh karena itu, kosmetik pelembab menjadi

salah satu jenis kosmetik yang dapat digunakan. Menggunakan kosmetik

pelembab akan mengembalikan kelembaban kulit yang berkurang serta dapat

mencegah dehidrasi kulit yang menyebabkan kekeringan dan retak-retak pada

kulit serta akibat-akibat buruknya (Muliyawan dan Suriana, 2013).

Umumnya kosmetika pelembab terdiri dari bahan pelembab yang dapat

membentuk lemak permukaan kulit buatan untuk melenturkan lapisan kulit yang

kering dan kasar, dan mengurangi penguapan air dari sel kulit (Wasitaatmadja,

1997).

Dalam sediaan kosmetik, bahan pelembab dimaksudkan untuk

mempertahankan kelembaban, baik pada kulit maupun pada penyimpanan dalam

wadah. Bahan emolien digunakan sebagai pelembab kulit, dimana yang termasuk

(3)

3

bahan tersebut antara lain fosfolipid dan asam lemak, seperti asam stearat

(Balsam, 1972).

Bahan pelembab yang biasa digunakan terdiri dari berbagai minyak nabati,

hewani maupun sintetis. Minyak tumbuhan lebih baik dari pada minyak mineral

karena lebih mudah bercampur dengan lemak kulit, lebih mampu menembus

sel-sel stratum korneum dan memiliki daya adhesi yang lebih kuat (Tranggono dan

Latifah, 2007).

Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI, sediaan krim tangan termasuk

penggolongan kosmetika bagian preparat perawatan kulit. Krim adalah sediaan

setengah padat, berupa emulsi yang mengandung air tidak kurang dari 60% dan

dimaksudkan untuk pemakaian luar (Ditjen POM, 1985). Sediaan krim tangan

harus mengandung suatu bahan pelembab untuk tangan yang secara konstan

terpapar dengan sabun air, dan detergen. Sediaan ini seharusnya juga mengandung

minyak dan meninggalkan rasa lembut di kulit, tetapi tidak boleh terlalu

berminyak (Young, 1972).

Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk memformulasikan

minyak bekatul (Rice bran oil) sebagai bahan pelembab dalam sediaan krim

tangan.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka rumusan masalah

penelitian ini adalah :

a. Apakah minyak bekatul dapat diformulasikan dalam sediaan krim tangan?

b. Apakah minyak bekatul mampu melembabkan kulit dalam bentuk sediaan

krim tangan?

(4)

4 1.3 Hipotesis

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka hipotesis pada penelitian

ini adalah:

a. Minyak bekatul dapat diformulasikan dalam sediaan krim tangan.

b. Minyak bekatul mampu melembabkan kulit dalam bentuk sediaan krim

tangan.

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah :

a. Untuk membuat sediaan krim tangan dengan menggunakan minyak bekatul

sebagai pelembab.

b. Untuk mengetahui kemampuan minyak bekatul melembabkan kulit dalam

bentuk sediaan krim tangan.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini adalah untuk meningkatkan manfaat

minyak bekatul yang berasal dari limbah padi yang berlimpah di Indonesia.

Selanjutnya agar dapat diolah menjadi bahan baku kosmetik yang bernilai,

sehingga dapat meningkatkan perekonomian petani padi di Indonesia.

Referensi

Dokumen terkait

a) Jumlah calon penyedia barang/jasa yang telah mendaftar untuk mengikuti lelang Pekerjaan Pengadaan Tenaga Outsourcing Satpam Kantor LAN Jakarta melalui

15 Based on these fi ndings, one might argue that, among a group of peers, the children of smoking parents are more likely to introduce smoking as they are at a higher risk for

Saya/Kami dengan ini memberi ijin kepada PT ASTRA AVIVA LIFE untuk menggunakan atau memberikan informasi atau keterangan mengenai Saya/Kami yang tersedia diperoleh atau disimpan

Motion of a loose rock is calculated as difference between two transformation matrices: the matrix � �� which transforms the target rock part of the reference point

4.1 Mengamati, mengolah, dan menyajikan teks laporan hasil pengamatan tentang gaya, gerak, energi panas, bunyi, dan cahaya dalam bahasa Indonesia lisan dan tulis dengan

The registration performance and time consumption of the proposed approach are compared with using the ICP algorithm alone without initialization in different scenarios such

Scans were taken every 5 m along the lock, which provided 9 point clouds. As shown on Fig. We note that placing the sonar deeper would limit these angles and distances, leading to

For the volume of concrete estimation and thickness calculation, the signed distances from the initial to the successive point cloud were obtained using Cloud Compare.. In this