• Tidak ada hasil yang ditemukan

Pengetahuan pendidikan indonesiaa ekstrak indonesimb jdekngec mef xzvcy

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2018

Membagikan "Pengetahuan pendidikan indonesiaa ekstrak indonesimb jdekngec mef xzvcy"

Copied!
29
0
0

Teks penuh

(1)

KARYA TULIS ILMIAH

PENGENDALIAN LOGISTIK OBAT DI PEDAGANG BESAR FARMASI PT. KEBAYORAN PHARMA CABANG JAMBI TAHUN 2017

Diajukan Sebagai Salah Satu Persyaratan Untuk Memperoleh Derajat Ahli Madya Farmasi

DISUSUN OLEH :

1. TESSI SELVIAVITARI

2. SISKA HERLINA

3. FADILAH

4. FIESKA SAHARA

5. WINDA RISKA PEBRIANI

6. ARIP SUGIARTA

7. PITMAWATI

PROGRAM DIPLOMA III

(2)

HALAMAN PERSETUJUAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGENDALIAN LOGISTIK OBAT DI PEDAGANG BESAR FARMASI PT. KEBAYORAN PHARMA CABANG JAMBI TAHUN 2017

DISUSUN OLEH : 1. Tessi Selviavitari

2. Siska Herlina 3. Fadillah 4. Fieska sahara

5. Winda Riska 6. Arip Sugiarta

7. Pitmawati

Telah Diperiksa Dan Disetujui Untuk Dapat Diseminarkan Pada Tanggal, 1 Agustus 2017

Akademi Farmasi Provinsi Jambi

DOSEN PEMBIMBING

(3)

HALAMAN PENGESAHAN KARYA TULIS ILMIAH

PENGENDALIAN LOGISTIK OBAT DI PEDAGANG BESAR FARMASI PT. KEBAYORAN PHARMA

CABANG JAMBI TAHUN 2017 DI SUSUN OLEH :

1. Tessi selviavitari 2. Siska Herlina

3. Fadillah 4. Xxx 5. Xxx 6. Xxx

Telah diujikan di depan penguji Karya Tulis Ilmiah AKADEMI FARMASI PROVINSI JAMBI Pada tanggal, 1 Agustus 2017 dan dinyatakan

LULUS

Penguji 1 Penguji II Penguji III

Drs.H Haflin.M.Kes,Apt Dra.Hj Armini M,Kes,Apt Drs.Hisran.H.ME,Apt

Karya Tulis Ilmiah Ini Telah Memenuhi Salah Satu Persyaratan Untuk Mencapai Derajat Ahli Madya Farmasi

Mengetahui

Kepala Akademi Farmasi Jambi Provinsi Jambi

(4)

PERNYATAAN

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah yang saya susun sebagai syarat untuk memperoleh gelar Ahli Madya Farmasi Pemerintah Provinsi Jambi seluruhnya merupakan hasil karya saya sendiri.

Adapun bagian-bagian tertentu dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah yang saya kutip dari hasil karya orang lain telah di tulis sumbernya secara jelas sesuai dengan norma, kaidah dan etika ilmiah.

Apabila di kemudian hari ditemukan seluruh atau sebagian karya tulis ini bukan hasil karya saya sendiri atau plagiat dalam bagian-bagian tertentu, saya bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademi yang saya sandang dan sanksi-sanksilain yang sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Jambi, 1 Agustus 2017

(5)

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan judul “Pengendalian Logistik Obat di Pedagang Besar farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2017”

Dalam penyelesian Karya Tulis Ilmiah ini penulis banyak dapat bantuan baik materil maupun moril dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terimah kasih kepada :

1. Ibu Dra. Kusumawati M,M.Kes,Apt selaku direktur Akademi Farmasi Jambi

2. Bapak Drs.Hisran,ME,Apt selaku pembimbing proposal Karya Tulis Yang memberikan bimbingan,saran dan juga nasehat kepada penulis.

3. Bapaka dan inu dosen dan seluruh karyawan Akademi Farmasi Jambi Yang telah memberikan bekal pengetahuan kepada penulis selama pendidikan.

4. Kedua orang tua yang telah memberikan doa dan semangat kepada penulis.

5. Buat teman-teman angkatan tahun 2015 yang telah memberikan semangat dalam menyelesaikan proposal ini.

6. Dan hal-hal lain yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa penulisan karya tulis ilmiah ini sangat jauh dari sempurna. Oleh karna itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dalam bentuk apapun yang bersifat membangun. Mudah-mudahan karya tulis imiah dapat bermanfaat bagi pembaca.

Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Jambi, 1 Agustus 2017

(6)

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENEGSAHAN ... iii

BIODATA ... iv

PERNYATAAN ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... viii

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR LAMPIRAN ... xii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 2

1.3 Tujuan Penelitian ... 3

1.3.1 Tujuan Umum ... 3

1.3.2 Tujuan Khusus... 3

1.4 Manfaat Penelitian ... 3

1.4.1 Bagi Kepentingan Pedagang Besar... 3

1.4.2 Bagi Kepentingan Akademik ... 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi... 4

2.1.1 Fungsi Pedagang Besar Farmasi ... 4

2.1.2 Pemberian Izin Pedagang Farmasi ... 4

2.1 Pengendalian Logistik ... 5

2.2.1 Pengertian Pengendalian ... 5

2.2.2 Fungsi Pengendalian... 6

2.2.3 Pengertian Logistik ... 6

2.2.4 Fungsi Logistik... 6

2.2.5 Tujuan Logistik ... 7

2.3 Pengertian Obat ... 7

(7)

2.5 Kerangka Teori ... 8

BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Desain Penelitian ... 9

3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 9

3.3 Kerangka Konsep ... 9

3.3.1 Alur pikir ... 9

3.4 Defenisi Operasional ... 10

3.5 Populasi dan Sampel... 11

3.5.1 Subjek ... 11

3.5.2 Objek... 11

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 11

3.6.1 Data Primer ... 11

3.6.2 Data Sekunder ... 12

3.7 Cara Kerja ... 12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 13

4.1.1 Karakteristik Responden ... 13

4.1.2 Analisis Bivariat ... 15

4.1.3 Kerangka Pikir ... 15

4.1.4 Analisis Bivariat... 17

4.2 Pembahasan ... 18

4.2.1 Analisis Univariat... 18

4.2.2 Analisis Bivariat ... 20

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan ... 22

(8)

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur ... 13

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 14

Tabel 4.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir ... 14

Tabel 4.4 Pengendalian Logistik obat di Pedagang Besar Farmasi PT Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2017... 15

Tabel 4.5 Analisis Bivariat ... 15

Tabel 4.6 Karakteristik Kerangka Pikir Waktu Tunggu ... 16

(9)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Struktur Organisasi Pedagang Besar Farmasi PT.Kebayoran Pharma Cabang

Jambi ... 25

Lampiran 2 Data Pengendalian Logistik ... 29

Lampiran 3 Daftar Wawancara Waktu tunggu ... 30

Lampiran 4 Karakteristik Responden ... 31

Lampiran 5 Karakteristik Waktu Tunggu ... 33

Lampiran 6 Data Tingkat Persediaan ... 37

Lampiran 7 Hubungan antara waktu dengan logistik ... 38

Lampiran 8 Data Pertanyaan Responden ... 40

Lampiran 9 Surat Izin Penelitian ... 41

Lampiran 10 Jadwal Kegiatan ... 43

(10)

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Untuk mencapai tujuan nasional diselenggarakan upaya pembangunan yang berkesinambungan yang merupakan suatu rangkaian pembangunan yang menyeluruh terarah dan terpadu, termasuk diantaranya adalah pembangunan kesehatan (Depkes.RI 2009).

Upaya untuk meningkatkan kesehatan derajat kesehatan yang setinggi-tingginya pada mulanya berupa upaya penyembuhan penyakit, kemudian secara berangsur-angsur berkembang ke arah keterpaduan upaya kesehatan untuk seluruh masyarakat dengan mengikutsertakan masyarakat secara luas mencakup upaya promotif, preventif, kuratif, rehabilitative yang bersifat menyeluruh terpadu dan berkesinambungan (Depkes,2009).

(11)

Dari uraian latar belakang dan data order apotek, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian tentang “Penngendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan permasalahan yang telah di uraikan di atas maka di susun rumusan masalah sebagai berikut :

Belum diketahuinnya pengendalian logistik obat yang tepat di PBF PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui bagaimana pengendalian logistik obat untuk mengatasi terjadinya kekosongan persediaan di PBF PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui bagaimana penggunaan tingkat persediaan

2. Untuk mengetahui bagaimana peranan dan fungsi lead time (waktu tunggu) terhadap pengendalian persediaan obat di PBF PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Bagi Kepentingan Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi

1. hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi PBF PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi

2. sebagai tambahan informasi bagi PBF PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi dalan upaya pengendalian persediaan.

1.4.2 Bagi kepentingan akademik

(12)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Pedagang Besar Farmasi

Berdasarkan pasal satu, pedagang besar farmasi adalah perusahaan berbentuk berdasakan hukum yang memiliki izin untuk pengadaan,penyimpanan,penyaluran obat dalam jumlah besar sesuai ketentuan peraturan undangan.( PERMENKES RI 2014 )

2.1.1 Fungsi Perdagangan Besar Farmasi

Perdagangan besar farmasi dan setiap cabangnya berfungsi mengadakan,menyimpan dan menyalurkan perbekalan farmasi yang memenuhi persyaratan mutu kesehatan dari sumber yang berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku ( PERMENKES,RI 2014 )

2.1.2 Pemberian Izin Perdagangan Besar Farmasi Berdasarkan pasal empat,menerangkan bahwa:

a. Berbadan hukum berupa perseroan terbatas atau koperasi. b. Memiliki nomor pokok wajib pajak ( NPWP )

c. Memiliki secara tetap apoteker warga negara indonesia sebagai penanggung jawab. d. Komisaris/dewan pengawas dan direksi/pengurus tidak pernah terlibat baik

langsungatau tidak langsung dalam pelanggaran peraturan perundang-undangan di bidang farmasi dalam kurun waktu 2 (dua) tahun terakhir.

e. Menguasai bangunan dan sarana yang memadai untuk dapat melaksanakan pengadaan,penyimpanan dan penyaluran obat serta dapat menjamin kelancaran pelaksanan tugas dan fumgsi PBF.

f. Menguasai gudang sebagai tempat penyimpanan dengan perlengkapan yang dapat menjamin mutu serta keaamanan obat yang di simpan;dan

g. Memiliki ruang penyimpanan obat yang terpisah dari ruangan lain sesuai CDOB. (PERMENKES RI 2014).

2.2 Pengendalian Logistik 2.2.1 Pengrtian Pengendalian

(13)

kriteria atau pun prosedur yang melalui tindakan untuk memungkinkan optimasi dalam penyelenggaraan suatu program dalam unsur terkait.

Fungsi pengendalian mengandung:

1. Inventarisasi, menyangkut kegiatan dalam perolehan data logistik

2. Pengawasan, meyangkut untuk menentukan ada tidaknya deviasi-deviasi penyelenggaraan dari rencana-rencana logistik.

3. Evaluasi, menyangkut kegiatan-kegiatan memonitor, menilai dan membentuk data-data logistik yang diperlukan hingga merupakan informasi bagi fungsi logistik lainnya. (subagya dalam nurillahidayati,2009)

2.2.2 Fungsi pengendalian

Merupakan fumgsi dari pengolahan perlengkapan yang meliputi usaha untuk memonitor dan mengamankan keseluruhan pengelola logistik.

2.2.3 Pengertia logistik

Logistik adalah beberapa proses yang dilakukan untuk memastikan bahwa materil yang digunakan telah tersediadengan kualitas dan kuantitas sesuai dengan standar yang telah di tentukan (pramono dalam pancaningrum 2008)

2.2.4 Fungsi logistik

1. Fungsi perencanaan adalah segala kegiatan untuk menetapkan sasaran dan pedoman 2. Fungsi penganggaran adalah kegiatan untuk merumuskan perincian penentuan kebutuhan

dalam segala standar mata uang

3. Fungsi pengadaan merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan operasional sesuai dengan planning, request, dan budgeting.

4. Fungsi penyimpanan dan distribusi adalah kegiatan penerimaan, penyimpanan, perlengkapan yang telah di adakan.

5. Fungsi pemeliharaan adalah kegiatan untuk mempertahankan kondisi teknis daya guna, daya hasil barang investaris.

6. Fungsi penghapusan kegiatan pembebasan barang dari pertanggumg jawaban yang berlaku.

7. Fungsi pengendalian yaitu kegiatan untuk memonitoring dan mengamankan keseluruhan pengolahan logistik.(subagya dalam pancaningrum, 2008)

2.2.5 Tujuan logistik

Tujuan logistik menyampaikan barang jadi dan bermacam-macam material dalam jumlah yang tepat pada waktu di butuhkan,dalam keadan tepat pakai,kelokasi dimana di butuhkan,dan dengan total biaya terendah (Aditama dalam nurlillahidayati,2009)

2.3 Pengertian Obat

(14)

penetapan diagnosis,pencegahan,penyembuhan,pemulihan,peningkatan,kesehatan,dan kontrasepsi untuk manusia.(Depkes,2014).

2.4 pengertian CDOB

Cara distribusi obat yang baik,yang disingkat CDOB,adalah cara distribusi/penyalur obat dan/atau bahan obat yang bertujuan memastikan mutu sepanjang jalur distribusi/penyaluran sesuai persyaratan dan tujuan penggunaannya.

2.5 Kerangka Teori

Gambar 1 Kerangka Teori

Sumber : (Nurillahidayati,FKM UI, 2008)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Desain Penelitian

Desain atau rancangan penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kuantitatif deskriptif yaitu mendeskripsikan atau menguraikan fenomena atau situasi masalah di suatu tempat (buchari Lapau 2012)

3.2 Lokasi dan waktu penelitian

- Perencanaan Kebutuhan - Penganggaran

Keuangan

- Pengadaan Logistik

- Jenis Obat

- Harga Satuan Obat - Jumlah Pemakaian

Obat

(15)

3.2.1 Lokasi pada penelitian ini adalah PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

3.2.2 Waktu penelitian ini di laksanakan pada bulan juni 2015.

3.3 Rancangan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan tinjauan pustaka yang telah dikemukakan diatas maka dapat dibuat rancangan penelitian sebagai berikut:

3.3.1 Alur Pikir

Gambar 2 Alur Pikir Penelitian

3.4 Defenisi Operasional

3.4.1 Pengendalian Logistik obat di PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Defenisi : Kegiatan Yang dilakukan perusahaan bertujuan untuk

menghindari terjadinya kekosongan stok dengan permintaan yang meningkat.

3.4.2 Tingkat Persediaan

Defenisi : Jumlah obat dalam persediaan yang digunakan untuk mencegah terjadinya flaktuasi kenaikan permintaan.

Cara ukur : Jumlah obat

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Cheklist

2. Tingkat Persediaan

1. Waktu tunggu

Pengendalian logistik obat di PBF PT.

(16)

Hasil ukur : Baik jika >75% jawaban adalah “ya” cukup baik jika antara 60-75% jawaban adalah “ya” kurang baik < 60% jawaban adalah “ya” (Arikunto,2013)

3.4.3 Waktu tunggu

Defenisis : Waktu yang diperlukan mulai dari pemasaran sampai barang tiba.

Cara ukur : Wawancara

Skala ukur : Ordinal

Alat ukur : Cheklist

Hasil ukur : Baik jika >75% jawaban adalah “ya” cukup baik jika antara 60-75% jawaban adalah “ya” kurang baik <60% jawaban adalah “ya” (Arikunto, 2013)

3.5 Populasi dan sampel 3.5.1 Subyek

Subyek yang di gunakan dalam penelitian ini, adalah keseluruhan produk yang ada di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

3.5.2 Obyek

Jumlah obyek pada penelitian ini di ambil berdasarkan system random sampling yang diambil sebanyak lima belas buah produk sebagai contoh pengendalian persediaan.

Jumlah obyek pada penelitian ini telah dianggap mewakili keseluruhan produk yang ada di PBF PT. Kebayoran Cabang Jambi, dan telah memenuhi prinsip pengambilan obyek yaitu kesesuaian (Appropiateness) dan kecukupan (Adeguacy). Kesesuaian artinya obyek di pilih berdasarkan kategori produk barang dengan aliran yang sangat cepat, berkaitan dengan topic penelitian. Sedangkan kecukupan berarti data yang di peroleh dari sampel dapat mewakili keseluruhan produk yang ada di PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

(17)

Data primer di peroleh dari wawancara langsung kepada pimpinan PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi tentang pengendalian logistic di PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

3.6.2. Data Skunder

Data skunder di peroleh dari hasil pengambilan data produk untuk kategori produk barang dengan aliran yang sangat cepat, tentang pengendalia logistik di PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

3.7 Cara kerja

Peneliti melakukan wawancara secara umum tentang pengendalian logistik obat kepada pimpinan PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi, kemudian dilanjutkan dengan pengambilan data produk untuk kategori produk barang dengan aliran yang sangat cepat kebagian pengendalian logistic, dan dilanjutkan dengan wawancara ke sejumlah apotek. Peneliti menyusun suatu dugaan sementara untuk di konsultasikan kepada pimpinan sebagai penanggung jawab PBF PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi.

Hasil wawancara dengan pimpinan PBF Kebayoran Pharma Cabang Jambi disusun untuk di bandingkan dengan teori yang mendasari kegiatan operasional Padagang Besar Farmasi (PBF) pengendalian logistik obat.

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil penelitian

Berdasarkan penyebaran kuisioner terhadap 15 responden yang merupakan sampel dari beberapa apotik dapat diketahui tentang gambaran usia, jenis kelamin, pendidikan terakhir yang dijadikan sanpel penelitian.

4.1.1 Karakteristik responden

Tabel 4.1

(18)

N

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka di peroleh data tentang umur responden, seperti yang disajikan pada tabel 4.1 diatas, menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden yang merupakan sampel penelitian ini pada kelompok umur 21-25 berjumlah 11 orang (73,3%), kelompok umur 26-30 berjumlah 3 orang (30%), dan kelompok umur 31-35 berjumlah 1 orang (6,6%).

Tabel 4.2

Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

No JENIS KELAMIN JUMLAH PERSENTASE

1 LAKI-LAKI 5 33,3%

2 PEREMPUAN 10 66,7%

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka diperoleh data tentang jenis kelamin responden seperti yang disajikan pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian responden yang menjadi sampel peneliti, ternyata berjenis kelamin perempuan sebanyak 10 (66,7%) dan laki-laki sebanyak 5 (33,3%). Hal tersebut menunjukkan bahwa responden meneliti yang berjenis kelamin wanita dua kali lebih banyak dibandingkan responden laki-laki.

Tabel 4.3

Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir

No PENDIDIKAN

TERAKHIR

JUMLAH PERSENTASE

1 SMA 2 13,3%

2 AA 13 86,7%

Berdasarkan data penelitian yang diperoleh dari penyebaran kuisioner maka dipeoleh data tentang pendidikan terakhir seperti yang disajikan pada tabel 4.1 diatas menunjukkan bahwa sebagian responden yang menjadi sampel peneliti, ternyata pendidikan terakhir SMA berjumlah 2 orang (12,3%), pendidikan terakhir farmasi berjumlah 13 orang (86,7%).

(19)

4.1.2.1 Karakteristik Kerangka Pikir Pengendalian Logistik Tabel 4.4

Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015

No PENGENDALIAN JUMLAH PERSENTASE

1 TERPENUHI 10 66,6%

2 TIDAK TERPENUHI 5 33,4%

3 JUMLAH 15 100%

Berdasarkan Tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dari 15 item obat, ada 10 item (66,6%) yang terpenuhi permintaan oleh PBF, sedangkan 5 item obat (33,4%) tidak terpenuhi permintaan oleh PBF.

4.1.3 Kerangka Pikir

4.1.3.1 Karakteristik Kerangka Pikir Tingkat Persediaan

Pada variabel tingkat persediaan, penelitian dilakukan dengan melihat indikator stok pengaman di PBF. Berikut adalah tabel deskriptif tingkat persediaan

Tabel 4.5

Karakteristik Kerangka Pikir Tingkat Persediaan N

Berdasarkan tabel 4.5 di atas dapat diketahui dari 15 item obat dengan kategori tingkat kecukupan persediaannya kurang dari datu bulan 10 item (66,7%), dan tingkat kecukupan persediaannya lebih dari satu bulan 5 item (33,3%).

4.1.3.2 Karakteristik Kerangka Pikir Waktu Tunggu

Pada variabel waktu tunggu, penelitian dilakukan melalui wawancara dengan 15 responden dan 15 Apotek. Berikut tabel deskriptif waktu tunggu.

Tabel 4.6

(20)

N O

PERTANYAAN YA PERSENTASE TIDAK PERSENTASE

1 Pertanyaan 1 15 100% 0 0

2 Pertanyaan 2 4 31,2 11 68,8

3 Pertanyaan 3 14 87,5 1 6,3

4 Pertanyaan 4 1 6,3 14 87,5

5 Pertanyaan 5 14 87,5 1 6,3

6 Pertanyaan 6 14 87,5 1 6,3

7 Pertanyaan 7 13 81,3 2 12,5

8 Pertanyaan 8 5 31,3 10 62,5

9 Pertanyaan 9 15 93,8 0 0

10 Pertanyaan 10 13 81,3 2 12,5

11 Pertanyaan 11 6 37,5 9 56,3

12 Pertanyaan 12 0 0 15 100%

13 Pertanyaan 13 14 87,5 1 6,3

14 Pertanyaan 14 14 87,5 1 6,3

15 Pertanyaan 15 5 31,3 10 62,5

Tabel 4.6 menunjukkan dari 15 apotek dan 15 responden menjawab pertanyaan 1 sampai 15 menjawab ya (100%), Pertanyaan 2 sampai 15 ya 4 (31,2%), tidak 11 (68,8%), pertanyaan 3 sampai 15 ya 14 (87,5%), tidak 1 (6,3%), pertanyaan 4 sampai 15 ya 1 (6,35%), tidak 14 (87,5%) pertanyaan 5 sampai 15 ya 14 (87,5%), tidak 1 (6,3%), pertanyaan 6 sampai 15 ya 14 (87,5%) tidak 1 (6,3%) pertanyaan 7 ya 13 (81,5%) tidak 2 (12,5), pertanyaan 8 sampai 15 ya 5 (31,5%) tidak 10 (62,5%), pertanyaan 9 dari 15 (100%), pertanyaan 10 sampai 15 ya 13 (81,35%) tidak 2 (12,5%), pertanyaan 11 dari 15 ya 6 (37,5%) tidak 9 (56,3%), pertanyaan 12 dari 15 tidak 15 (100%), pertanyaan 13 dari 15 ya 14 (87,5%) tidak 1 (6,3%), pertanyaan 14 dari 15 ya 14 (87,5%) tidak 1 (6,3%),pertanyaan 15 dari 15 ya 5 (31,3%) tidak 10 (62,5%).

4.1.4 Analisis Bivariat

4.1.4.1 Hubungan Antara Tingkat Persediaan Dengan Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015

Tabel 4.7

Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015

Kurang Terpenuhi 0 0% 5 100% 5 100%

(21)

Total 9 60% 6 40% 15 100%

(22)

4.1.4.2. Hubungan Antara Waktu Tunggu Dengan Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015

Tabel 4.8

Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi PT. Kebayoran Pharma Cabang Jambi Tahun 2015 pengendalian logistik obat diperoleh bahwa sebanyak 2 dari 7 (28%) apotek yang menempuh waktu tunggu lebih dari satu minggu. Sedangkan 7 dari 8 (87,5%) apotik yang menempuh waktu tunggu kurang dari satu minggu. Hasil uji yang didapatkan nilai p=0,035 (p<0,05) maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara waktu tunggu dengan pengendalian logistik obat di PBF.

4.2 Pembahasan

4.2.1 Analisis Univariat

4.2.1.1 Pengendalian Logistik Obat Di Pedagang Besar Farmasi

Berdasarkan hasil pengambilan data real yang dilakukan peneliti dengan 15 item obat dengan menggunakan angka 1 dari order yang dipenuhi dan angka 0 kurang dipenuhi untuk 15 item obat di PBF. Dapat dilihat bahwa pengendalian logistik di PBF sedikit kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari data obat yang mengenai pengendalian logistik.

Persentase rata-rata dengan kategori “terpenuhi” adalah 66,6% berarti pengendalian logistik obat baik. Sedangkan persentase “kurang terpenuhi” adalah 33,4% berarti pengendalian logistik kurang baik.

4.2.1.2 Tingkat Persediaan

(23)

bahwa tingkat persediaan di PBF sedikit kurang baik. Hal ini dapat dilihat dari data obat yang mengenai tingkat ketersediaan.

Dari 15 item obat dengan kategori tingkat kecukupan persediaannya kurang dari satu bulan ada 10 item (66,7%), dan tingkat kecukupan persediaannya lebih dari satu bulan ada 5 item (33,3%).

4.2.1.3 Waktu Tunggu

Berdasarkan hasil wawancara mengenai waktu tunggu order apotik yang peneliti lakukan dengan 15 responden menggunakan ceklist didapatlah 15 (100%) apotek mengorder obat ke PBF, dan semua order tidak selalu terpenuhi oleh PBF dari 15 responden didapatlah 4 (31,2%) apotek yang terpenuhi, dan 11 (68,8%) tidak terpenuhi, pada saat PBF terjadi kekosongan stok maka order apotek ditolak oleh PBF didapatlah bahwa dari 15 apotek menjawab ya 14 (87,5%) dan jawaban tidak 1 (6,3%), pada saat apotik order obat ke PBF tidak semua dapat dipenuhi oleh PBF berdasarkan 15 responden dengan jawaban ya 1 (63%) dan jawaban tidak 14 (87,5%), pada saat order dipenuhi sebagian maka apotik merevisi dengan kebutuhan yang diperlukan berdasarkan 15 responden dengan jawaban ya 14 (87,5%) dan jawaban tidak 1 (6,3%), pada saat PBF kekosongan stok, maka PBF memberikan penjelasan tentang waktu tunggu pemesanandari 15 responden dengan menjawab ya 13 (81,3%) dengan jawaban tidak 2 (12,5%), dan tidak semua item obat yang ditetapkan sama waktu tunggu, dari 15 responden dengan jawaban ya 5 (31,3%) dengan jawaban tidak 10 (62,5%), pada saat order ada obat yang sangat berpengaruh dalam penundaan tersebut dari 15 responden yang menjawab ya 14 (87,5%) dan jawaban tidak 1 (6,3%).

4.2.2 Analisis Bivariat

4.2.2.1 Hubungan Antara Tingkat Persediaan Dengan Pengendalian Logistik Obat di PBF

Berdasarkan tabel 4.7 hasil analisis hubungan antara tingkat persediaan dengan pengendalian logistik obat di PBF diperoleh bahwa ada sebanyak 0 dari 5 (100%) item obat tingkat ketersediaannya kurang terpenuhi oleh PBF. Ada 9 dari 10 (90%) item obat tingkat persediaannya kurang terpenuhi oleh PBF. Ada perbedaan antara tingkat persediaan dengan pengendalian logistik obat di PBF. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,002 (p<0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara tingkat persediaan dengan pengendalian logistik obat di PBF.

(24)

Berdasarkan tabel 4.8 hasil analisis hubungan antara waktu tunggu dengan pengendalian logistik obat di PBF diperoleh bahwa ada sebanyak 2 dari 7 (28%) apotek yang menempuh waktu berkisar lebih dari satu minggu. Ada 7 dari 8 (887,5%) apotek yang menempuh waktu tunggu kurang dari satu minggu. Ada perbedaan antara waktu tunggu dengan pengendalian logistik obat di PBF. Dari hasil uji statistik didapatkan nilai p=0,035 (p<0,05) maka dapat disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara waktu tunggu dengan pengendalian logistik obat di PBF.

(25)

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang hubungan antara tingkat persediaan dan waktu tunggu terhadap pengendalian logistik obat di pedagang besar farmasi PT.Kebayoran Pharma Cabang Jambi tahun 2015.

1. Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti bahwa responden dalam penelitian ini diaktegorikan berumur 21 sampai 25 berjumlah 11 orang (73,3%) dan berumur 26 sampai 35 berjumlah 4 orang (26,7%) dan berdasarkan jenis kelamin laki-laki

berjumlah 5 orang (33,3%) dan perempuan berjumlah 10 orang (66,7%), kemudian berdasarkan pendidikan terakhir SMA berjumlah 2 orang (13,3%) dan pendidikan terakhir farmasi atau sederajat berjumlah 13 orang (86,7%)

2. Ada hubungan yang bermakna antara tingkat persediaan dan pengendalian logistik obat di pedagangan besar farmasi PT. kebayoran Pharma cabang Jambi tahun 2015 (p < 0,05)

3. Ada hubungan yang bermakna antara waktu tunggu dengan pengendalian logistik obat dipedagang besar farmasi di PT. Kebayoran pharma cabang ja,bi tahun 2015 (p < 0,05)

5.2 Saran

Setelah melakukan penelitian hubungan antara tingkat persediaan dan pengendalian logistik obat di pedagangan besar farmasi PT. kebayoran Pharma cabang Jambi tahun 2015, maka penulis memberikan saran sebagai berikut

5.2.1 Kepada PBF

Untuk dapat memperhatikan pada bagian perencanaan dan pengawasan persediaan agar tidak terjadi kekosongan obat dan memperkecil waktu unggu order apotik.

5.2.2 Kepada Peneliti Selanjutnya

Hendaknya dapat melakukan penelitian lebih detail tentang tingkat persediaan di PBF

(26)

AKFAR, 2015. Panduan Penulisan Karya Ilmiah, Jambi.

Arikunto, Suharsimi.2013.prosedur penelitian, Jakarta : Rineka Cipta.

BPOM,2012.pedoman Teknis Cara Distribusi Obat Yang Baik, Jakarta

Depkes RI,2009.peraturan Menteri Kesehatan No.36 tahun Tentang Kesehatan

Depkes RI,2011. Peraturan Menteri Kesehatan RI No.1148/Menkes/PER/VI/2011 Tentang Obat

Depkes RI,2014 .peraturan Menteri Kesehatan No.34 tahun 2014 Tentang Pedagang Besar Farmasi

Drs. H. A Syamsuni, Apt, 2007 . Ilmu Resep, Jakarta

Nurillahidayati, 2009. Jurnal. Pengendalian Persediaan Obat, Jakarta : Universitas Indonesia.

Pancaningrum A.Dyah,2008 . Jurnal. Manajemen Logistik, Jakarta : Universitas Indonesia

Prof.Dr. Buchari lapau, dr.MPH,2012. Metode Penelitian Kesehatan, Yayasan Pustaka Obor Indonesia

LAMPIRAN 1

(27)

Pharma Cabang Jambi

Keterangan

1. Pemimpin Cabang

Wewenang dan tanggunng jawab :

(28)

 Mengambil keputusan sepenuhnya  Mengambil kebijakan

 Bertanggung jawab atas operasional perusahaan  Menjaga kerahasiaan perusahaan

 Membina hubungan yang baik dengan karyawan

2. Apoteker

Tugas dan tanggung jawab apoteker :  Menandatangani faktur penjualan

 Membuat surat pesanan psikotropika yang dilampirkan kepusat

 Membuat laporan psikotropika ke Dinas Kesehatan Provinsi Sumbar Tembusan Ke Badan Pengawasan Obat Dan Makanan, tebusan ke Balai POM jambi  Membuat laporan Dinamika obat

 Menyusun, memastikan dan mempertahankan  Memastikan pemenuh persyaratan obat

3. Kepala Gudang

Tugas dan tanggung jawab:

 Bertanggung jawab atas persediaan barang digudang sesuai sistem dan

prosedur yang berlaku

 Menata kerapian barang digudang dan tata letaknya

 Memeriksa kadaluarsa produk dan melakukan penyisihan barang yang expire date nya dekat, dan barang yang rusak

 Menjaga keamanan barang farmasi, baik stabilitas maupun keamanan dari pencurian dan bahaya lainnya

 Bertanggunng jawab terhadap operasional gudang mulai dari barang masuk, barang keluar, penerimaan barang, penyimpanan barang, dan penyusunan barang di gudang

Dibawah kepala gudang ada anggota-anggota yang ikut dalam operasional gudang, yaitu :

1) Staff Gudang

 Bertanggung jawab atas operasional gudang

 Mengambil alih tanggunng jawab kepala gudang jika tidak berada di tempat

2) Admin

 Mengentri picklist untuk dijadikan faktur  Membuat laporan selisih kanvas

 Membuatt laporan barang masuk

 Membuat laporan tanda terima retur barang rusak

3) Loper

Yaitu tim expedisi yang mengantarkan barang menggunakan motor. Produk yang diantar dalam jumlah yang sedikit, biasanya produk ethical, untuk outlet dalam kota

(29)

Yaitu tim expedisi yang mengantarkan barang menggunakan mobil biasanya keluar kota, barang yang diantarkan dalam jumlah yang banyak, biasanya barang produk ethical, consumer, dan CHB

5) Kasir

 Menerima setoran dari hasil tagihan oleh kolektor tunai atau giro  Menerima setoran dari sales secara tunai

 Menerima pembayaran tunai dari tim expedisi yaitu driver dan loper  Mencek pembayaran dan daftar tagihan kredit atau lunas

 Membuat rekonsilasi BANK

 Memasukkan atau mencek mutasi BANK ( Bank Danamon Dan Negeri) yang telah menyetor uang tunai dan rektorat

 Menyimpan uang tunai dan cek giro membayar

 Pengeluaran-pengeluaran sesuai payment voucher yang sudah di approve oleh pimpinan cabang, direktorat sales, dan akutansi

6) Admin Piutang

Gambar

Gambar 1 Kerangka Teori
Gambar  2 Alur Pikir Penelitian
Tabel 4.3
Tabel 4.5
+3

Referensi

Dokumen terkait

Fungsi representasional dipakai untuk membuat suatu pernyataan berdasarkan suatu informasi dan fakta-fakta yang belum diketahui oleh orang lain, seperti “Aku telah mencarinya di

jawaban berupa uraian. Dalam penelitian ini, tes yang digunakan adalah tes essai.. Sebelum soal tes diberikan kepada kelas eksperimen dan kelas. kontrol, tes perlu

yang ada pada Learning Cycle siswa menjadi lebih aktif dalam. mengungkapkan pendapat mereka baik di dalam kelompok maupun

Suatu pengendalian diperlukan untuk dapat mengendalikan persediaan, baik dalam hal perputarannya, metode yang digunakan dan hal lainnya yang menyangkut manajemen

2014, maka bersama ini kami mengundang Saudara untuk hadir pada acara Pembuktian Kualifikasi yang bertempat di Unit Layanan Pengadaan (ULP) Kota Medan, Bagian Perlengkapan dan

Dalam membicarakan masalah konsepsi Tuhan menurut Auguste Comte, sudah barang tentu tidak terlepas dari pada pengungkapan dari pada filosof-filosof yang

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI

Logaritma merupakan invers (kebalikan)