• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu"

Copied!
73
0
0

Teks penuh

(1)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap

Efek Samping Pengunaan Obat Rematik/Pegal

linu

Oleh :

Citra Anggreini Sembiring

070100188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek

Samping Pengunaan Obat Rematik/Pegal linu

KARYA TULIS ILMIAH

Diajukan sebagai salah satu syarat

untuk memperoleh kelulusan Sarjana Kedokteran

OLEH:

CITRA ANGGREINI S

070100188

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu

Nama : Citra Anggreini Sembiring NIM : 070100188

Pembimbing Penguji I

(Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK) (Prof. dr. Haris Hasan, SpPD, SpJP) NIP 19511202 197902 1 001 NIP 19560405 198303 1 004

Penguji II

(Prof. dr. Gontar A Siregar, SpPD-KGEH) NIP 19540220 198011 1 001

Medan, 29 November 2010 Dekan

Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

(4)

ABSTRAK

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari penyakit degeneratif. Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ), yang sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

Metode Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan desain studi

Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang merupakan jumlah

keseluruhan dari populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis dengan program SPSS (statistical product and

service solutions).

Dari 100 responden, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian responden mengenai efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu, mayoritas responden tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%), dan responden yang peduli sebanyak 36 orang (36%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian para pekerja di pabrik batu kapur CV. Kasih Kabanjahe berada dalam kategori tidak peduli.

(5)

ABSTRACT

Rheumatism, stiff, sore muscles and joints, are diseases that are familiar in our daily lives. And mostly in elderly people (elderly) who are close to rheumatic disorder that is one of the degenerative disease. Drugs are the main therapy to reduce the effects of arthritis or stiff. Rheumatic drug / stiff a painkiller that is generally categorized as anti-inflammatory drugs non-steroidal (NSAID), which is very easy to get, even we can easily get it by buying at stalls, shops, or pharmacy without having to consult your doctor first. Very practical, but most people do not consider and do not care about side effects if the drug was purchased was not correct or even cause behind the effect (contra indications).

The purpose of this study was to determine the level of community care for side effects of drug use rheumatism/stiff. Methods The study was a descriptive study with cross sectional study design. The samples were 100 people which is the sum total of the population. The data was collected using a questionnaire and then analyzed using SPSS (statistical product and service solutions). Of the 100 respondents, obtained results which indicate that the level of awareness of respondents about the side effects of rheumatic drug use / stiff, the majority of respondents did not care that as many as 64 people (64%), and respondents who cares as much as 36 people (36%).

From this research we can conclude that the level of concern for workers at the factory limestone CV. Kasih Kabanjahe is in the category do not care.

Keywords: rheumatic drug / stiff, side effects, the level of awareness

(6)

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya yang begitu besar sehingga penulis dapat

menyelesaikan karya tulis ilmiah ini tepat pada waktunya. Sebagai salah satu area

kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh seorang dokter umum, laporan hasil

penelitian ini disusun sebagai rangkaian tugas akhir dalam menyelesaikan pendidikan

di program studi Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

Utara.

Selama penyusunan dan penulisan karya tulis ilmiah ini penulis menyadari

bahwa karya tulis ilmiah ini masih sangat sederhana dan masih banyak

kekurangannya, oleh sebab itu penulis akan menerima segala kritik maupun

tanggapan dari berbagai pihak guna memperbaiki kesalahan dan kekurangan tersebut

pada masa yang akan datang.

Dalam kesempatan ini dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan

ucapan terima kasih dan rasa hormat yang setinggi-tingginya kepada:

1. Rektor Universitas Sumatera Utara dan Dekan Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara, yang telah memberikan kesempatan kepada saya untuk

mengikuti Program Pendidikan Dokter di Fakultas Kedokteran USU Medan.

2. Bapak Prof. dr. Aznan Lelo, PhD, SpFK selaku dosen pembimbing penulis yang

telah banyak membantu dan memberikan saran-saran selama penulisan Karya

Tulis Ilmiah, sehingga karya tulis ilmiah ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Bapak Prof. dr. Gontar Alamsyah Siregar, SpPD-KGEH dan Bapak Prof. Haris

Hasan, Sp. JP selaku penguji dalam seminar proposal dan penguji di seminar

hasil.

4. Seluruh staf pengajar dan civitas akademika Fakultas Kedokteran Universitas

Sumatera Utara.

(7)

6. Terima kasih sebesar-besarnya kepada kedua orang tua saya, Nawari Sembiring

dan Helmina Sinaga, yang telah memberikan dukungan dan motivasi dalam

menyelesaikan studi saya termasuk dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini.

7. Terima kasih juga saya sampaikan kepada abang saya, Yoseph Sembiring, dan

ketiga adik saya Handika Sembiring, Moses Sembiring, dan Hogla Sembiring.

8. Teman-teman angkatan 2007 Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

yang telah mendukung dalam penyelesaian karya tulis ilmiah ini, saya ucapkan

terima kasih atas kerja samanya.

Sebagai akhir kata dari penulis, semoga Karya Tulis Ilmiah ini memiliki

manfaat dan nilai bagi kita semua dimasa yang akan datang dan kiranya dapat

menjadikan rujukan untuk penulisan yang lebih baik lagi.

Medan, November 2010

Penulis

Citra Anggreini Sembiring

(8)

DAFTAR ISI

(9)

3.2. Definisi Operasional ... 18

BAB 4 METODE PENELITIAN ... 21

4.1. Jenis Penelitian ... 21

4.2. Waktu dan Tempat Penelitian ... 21

4.3. Populasi dan Sampel Penelitian ... 21

4.4. Teknik Pengumpulan Data ... 21

4.5. Pengolahan dan Analisa Data ... 22

BAB 5 HASIL PENELITIAN dan PEMBAHASAN ... 23

5.1. Hasil Penelitian ... 23

5.1.1. Deskripsi Lokasi Penelitian ... 23

5.1.2. Deskripsi Karakteristik Responden... 23

5.2. Hasil Analisa Data ... 27

5.2.1. Tingkat Kepedulian ... 27

5.3. Pembahasan ... 29

BAB 6 KESIMPULAN dan SARAN ... 32

6.1. Kesimpulan ... 32

6.2. Saran ... 32

(10)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Kriteria American Rheumtism Association (ARA) ... 10

5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Umur ... 24

5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Kelamin ... 24

5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Jenis Pekerjaan ... 25

5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Tingkat Pendidikan ... 26

5.5 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan

Status Perkawinan ... 26

5.6 Distribusi Frekuensi Tingkst Kepedulian

Responden ... 27

5.7 Distribusi Frekuensi Jawaban Atas Pertanyaan

(11)

DAFTAR SINGKATAN

APC : antigen presenting cells

ARA : American Rheumtism Association

COX : cyclooxygenase

GM-CSF : granulocyte/macrophage colony stimulating factor

HLA-DR : histokompatibilitas utama kelas II

IL-1 : interleukin 1

IL-2 : interleukin 2

IL-4 : interleukin 4

Lansia : lanjut usia

LED : laju endap darah

OAINS : obat anti inflamasi non-steroid

PG : prostaglandin

RSCM : Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo

SPSS : Statistical Product and Service Solution

(12)

DAFTAR LAMPIRAN

1. Daftar Riwayat Hidup Penulis

2. Lembar Penjelasan Kepada Subjek Penelitian

3. Informed Consent (Lembar Persetujuan setelah Penjelasan)

4. Kuesioner Penelitian

5. Data Induk (Master Data)

7. Hasil Analisa Data Distribusi Frekuensi dengan SPSS

8. Surat Ethical Clearance (Persetujuan Komisi Etik)

(13)

ABSTRAK

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia (lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah satu dari penyakit degeneratif. Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ), yang sangat mudah didapatkan, bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu dengan dokter.

Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

Metode Penelitian ini adalah penelitian deskritif dengan desain studi

Cross Sectional. Jumlah sampel sebanyak 100 orang yang merupakan jumlah

keseluruhan dari populasi. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuisioner dan kemudian dianalisis dengan program SPSS (statistical product and

service solutions).

Dari 100 responden, diperoleh hasil penelitian yang menunjukkan bahwa tingkat kepedulian responden mengenai efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu, mayoritas responden tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%), dan responden yang peduli sebanyak 36 orang (36%).

Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tingkat kepedulian para pekerja di pabrik batu kapur CV. Kasih Kabanjahe berada dalam kategori tidak peduli.

(14)

ABSTRACT

Rheumatism, stiff, sore muscles and joints, are diseases that are familiar in our daily lives. And mostly in elderly people (elderly) who are close to rheumatic disorder that is one of the degenerative disease. Drugs are the main therapy to reduce the effects of arthritis or stiff. Rheumatic drug / stiff a painkiller that is generally categorized as anti-inflammatory drugs non-steroidal (NSAID), which is very easy to get, even we can easily get it by buying at stalls, shops, or pharmacy without having to consult your doctor first. Very practical, but most people do not consider and do not care about side effects if the drug was purchased was not correct or even cause behind the effect (contra indications).

The purpose of this study was to determine the level of community care for side effects of drug use rheumatism/stiff. Methods The study was a descriptive study with cross sectional study design. The samples were 100 people which is the sum total of the population. The data was collected using a questionnaire and then analyzed using SPSS (statistical product and service solutions). Of the 100 respondents, obtained results which indicate that the level of awareness of respondents about the side effects of rheumatic drug use / stiff, the majority of respondents did not care that as many as 64 people (64%), and respondents who cares as much as 36 people (36%).

From this research we can conclude that the level of concern for workers at the factory limestone CV. Kasih Kabanjahe is in the category do not care.

Keywords: rheumatic drug / stiff, side effects, the level of awareness

(15)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Rematik, pegal linu, nyeri otot dan sendi, merupakan penyakit-penyakit yang

tidak asing dalam kehidupan kita sehari-hari. Dan kebanyakan pada masyarakat lansia

(lanjut usia) yang memang dekat dengan gangguan rematik yang merupakan salah

satu dari penyakit degeneratif ( FKUI/RSCM, 2009 ).

Obat merupakan terapi utama untuk mengurangi efek dari rematik ataupun pegal

linu. Obat rematik/pegal linu merupakan penghilang rasa sakit yang secara umum

dikategorikan sebagai obat anti-inflamasi non- steroid ( OAINS ).

Dalam kehidupan sehari-hari obat rematik/pegal linu sangat mudah didapatkan,

bahkan kita dapat dengan mudah mendapatkannya dengan membeli di

warung-warung, toko-toko, ataupun apotek-apotek tanpa harus berkonsultasi terlebih dahulu

dengan dokter. Sangat praktis, namun kebanyakan masyarakat tidak

mempertimbangkan dan tidak mempedulikan efek sampingnya jika ternyata obat

yang dibeli tersebut salah atau malah menimbulkan efek balik (kontra indikasi).

Banyak pasien yang mungkin karena merasa cocok dengan obat yang pernah

diresepkan oleh dokternya kemudian, ketika sakit lagi, mengulang resep tadi dengan

membeli di toko obat. Padahal, tanpa disadari penggunaan obat rematik yang tidak

tepat bisa menyebabkan efek samping kerusakan lambung atau saluran cerna (

Makmun, 2009 ).

Gejala yang sering timbul akibat efek samping dari obat-obat ini, antara lain

gangguan maag berupa rasa sakit atau tidak nyaman di uluhati, mual, muntah,

perlukaan bahkan tukak di lambung dan usus duabelas jari. Dan bisa mengakibatkan

erosi klinis dilambung sehingga terjadi perdarahan saluran cerna bagian atas yang

(16)

Pada penelitian yang dilakukan RSCM (2005) pada 1.192 pasien dengan keluhan

buang air besar hitam, muntah darah, atau keduanya, lebih dari 90 % disebabkan oleh

penggunaan obat rematik.

Dan pada penelitian berikutnya ( 2009 ) resiko terjadinya tukak lambung 1 dari 5

pasien pemakai obat rematik/pegal linu, tukak yang bergejala terjadi pada 1 dari 70

pasien pemakai obat rematik/pegal linu, dan yang mengakibatkan perdarahan saluran

cerna atas pada 1 dari 150 pasien pemakai obat rematik/pegal linu.

Menurut Graham ( 2008 ) dari komite penasihat Food and Drug Administration, “

ketika kita sebagai dokter meresepkan obat pada pasien, kita bukan hanya harus

menjelaskan jenis obat yang kita berikan, tetapi kita juga perlu membahas efek

samping obat dengan baik dan apa yang harus dilakukan untuk mencegah terjadinya

efek samping tersebut”. Karena menurut Simon ( 2003 ) berdasarkan penelitian yang

dilakukannya menunjukkan bahwa pasien yang memperhatikan efek samping dari

obat hanya sekitar 25 %.

Berdasarkan data diatas, maka penulis merasa perlu dilakukan penelitian tentang

tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal

linu. Karena kemajemukan masyarakat kita maka penulis membatasi penelitian

dengan membandingkan pada masyarakat buruh bangunan ( pekerja kasar ) dan

pegawai dan staf di fakultas kedokteran Universitas Sumatera Utara yang memiliki

(17)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah diatas, maka dapat dirumuskan

masalah penelitian dari pertanyaan berikut :

Bagaimana perbandingan tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping

penggunaan obat rematik/pegal linu?

1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping

penggunaan obat rematik/pegal linu.

1.3.2 Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan umur.

b. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan status

perkawinan

c. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan pekerjaan.

d. Untuk mengetahui tingkat kepedulian masyarakat berdasarkan tingkat

pendidikan.

1.4 Manfaat Penelitian

1. Bagi penulis

Sebagai wadah untuk mengaplikasikan ilmu pengetahuan yang diperoleh

penulis selama pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera

(18)

2. Bagi Fakultas Kedokteran Universitas Sumatera Utara

Sebagai bahan referensi kepada peneliti selanjutnya, khususnya mengenai

kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal

linu.

3. Bagi masyarakat

Sebagai masukan dan informasi untuk membantu masyarakat tersebut peduli

dan memahami efek samping penggunaan obat rematik/ pegal linu.

4. Bagi petugas kesehatan

Sebagai bahan masukan dan informasi guna perbaikan pelayanan kesehatan

dalam penyampaian/kepedulian terhadap pasien pengguna obat rematik/pegal

(19)

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Rematik/pegal linu 2.1.1. Definisi

Menurut Isbagio (2004), cakupan pengertian gejala rematik ataupun pegal linu

cukup luas. Nyeri, pembengkakan, kemerahan, gangguan fungsi sendi dan jaringan

sekitarnya termasuk gejala rematik. Semua gangguan pada daerah tulang, sendi, dan

otot disebut rematik yang sebagian besar masyarakat juga menyebutnya pegal linu.

Rematik atau pegal linu juga merupakan penyakit degeneratif yang

menyebabkan kerusakan tulang rawan (kartilago) sendi dan tulang didekatnya,

disertai proliferasi dari tulang dan jaringan lunak di dalam dan sekitar daerah yang

terkena (Priyanto, 2009).

2.1.2. Etiologi

Faktor penyebab dari penyakit ini belumdiketahui dengan pasti. Namun,

faktor genetik seperti produk kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-DR)

dan beberapa faktor lingkungan diduga berperan dalam timbulnya penyakit ini

(Sudoyo, dkk, 2007).

Faktor genetik seperti kompleks histokompatibilitas utama kelas II (HLA-DR), dari

beberapa data penelitian menunjukkan bahwa pasien yang mengemban HLA-DR4

memiliki resiko relatif 4:1 untuk menderita penyakit ini. Rematik/pegal linu pada

pasien kembar lebih sering dijumpai pada kembar monozygotic dibandingkan kembar

dizygotic (Sudoyo, dkk, 2007).

Dari berbagai observasi menunjukkan dugaan bahwa hormon seks merupakan salah

satu faktor predisposisi penyakit ini. Hubungan hormon seks dengan rematik/pegal

linu sebagai penyebabnya dapat dilihat dari prevalensi penderitanya yaitu 3 kali lebih

(20)

Faktor infeksi sebagai penyebab rematik/pegal linu timbul karena umumnya onset

penyakit ini terjadi secara mendadak dan timbul dengan disertai oleh gambaran

inflamasi yang mencolok. Dengan demikian timbul dugaan kuat bahwa penyakit ini

sangat mungkin disebabkan oleh tercetusnya suatu proses autoimun oleh suatu

antigen tunggal atau beberapa antigen tertentu saja. Agen infeksius yang diduga

sebagai penyebabnya adalah bakteri, mycoplasma, atau virus (Sudoyo, dkk, 2007).

2.1.3. Faktor resiko

Menurut Priyatno (2009) beberapa faktor resiko yang diketahui berhubungan

dengan rematik ataupun pegal linu, antara lain;

 Usia di atas 40 tahun dan prevalensi pada wanita lebih tinggi

 Genetik

 Kegemukan dan penyakit metabolik

 Cedera sendi yang berulang

 Kepadatan tulang berkurang (osteoporosis)

 Beban sendi yang terlalu berat (olah raga atau kerja tertentu)

 Kelainan pertumbuhan (kelainan sel-sel yang membentuk tulang rawan, seperti kolagen dan proteoglikan).

2.1.4. Patogenesis

Dimulai dengan terdapatnya suatu antigen yang berada pada membran

sinovial. Pada membran sinovial tersebut, antigen tersebut akan diproses oleh antigen

presenting cells (APC) yang terdiri dari beberapa jenis sel seperti synoviocyte A, sel

dendrit atau makrofag dan semuanya mengekspresikan determinan HLA-DR pada

membran selnya. Antigen yang telah diproses oleh APC selanjutnya dilekatkan pada

CD4+, suatu subset sel T sehingga terjadi aktivasi sel tersebut. Untuk memungkinkan

terjadinya aktivasi CD4+, sel tersebut harus mengenali antigen dan determinan

(21)

dibantu pleh interleukin-1 (IL-1) yang disekresi oleh monosit atau makrofag. Pada

tahap selanjutnya, antigen, determinan HLA-DR yang terdapat pada permukaan

membran APC dan CD4+ akan membentuk suatu kompleks antigen trimolekular.

Kompleks antigen trimolekular tersebut akan mengekspresi reseptor interleukin-2

(IL-2) pada permukaan CD4+. IL-2 yang disekresi oleh CD4+ akan mengikatkan diri

pada reseptornya dan menyebabkan terjadinya mitosis dan proliferasi sel tersebut.

Proliferasi CD4+ ini akan berlangsung terus selama antigen tetap berada dalam

lingkungan tersebut.

Selain IL-2, CD4+ yang telah teraktivasi juga mensekresi berbagai limfokin

lain seperti A-interferon, tumor necrosis factor ß (TNF- ß), IL-3, IL-4 (B-cell

differentiating factor), granulocyte/macrophage colony stimulating factor (GM-CSF)

serta beberapa mediator lain yang bekerja merangsang makrofag untuk meningkatkan

aktifitas fagositosisnya dan merangsang terjadinya proliferasi serta aktivasi sel B

untuk memproduksi antibodi. Produksi antibodi oleh sel B ini juga dibantu oleh IL-1,

IL-2, IL-4, yang disekresi oleh sel CD4+ yang telah teraktivasi. Setelah berikatan

dengan antigen yang sesuai, antibodi yang dihasilkan akan membentuk kompleks

imun yang akan berdifusi secara bebas kedalam ruang sendi. Pengendapan kompleks

imun pada membran sinovial akan menyebabkan aktivasi sistem komplemen dan

membebaskan komplemen C5a. Komplemen C5a merupakan faktor kemotaktik yang

selain meningkatkan permeabilitas vaskular juga menarik lebih banyak sel PMN yang

memfagositir kompleks imun tersebut sehingga mengakibatkan degranulasi mast cells

dan pembebasan radikal oksigen, leukotriene, enzim lisosomal, prostaglandin,

collagenase, dan stromelysin yang bertanggungjawab atas semua terjadinya inflamasi

(22)

2.1.5. Patofisiologi

Akibat peningkatan aktivitas enzim-enzim yang merusak makromolekul

matriks tulang rawan sendi (proteoglikan dan kolagen) maka terjadi kerusakan

setempat secara progresif dan memicu terbentuknya tulang baru pada dasar lesi

sehingga terbentuk benjolan yang disebut osteolit. Proteoglikan adalah suatu zat yang

membentuk daya lentur tulang rawan, sedangkan kolagen adalah serabut protein

jaringan ikat. Osteolit yang terbentuk akan mempengaruhi fungsi sendi atau tulang

dan menyebabkan nyeri jika sendi atau tulang tersebut digerakkan (Priyatno, 2009).

2.1.6. Manifestasi klinis

Gejala klinis utama adalah poliartritis yang mengakibatkan terjadinya

kerusakan pada rawan sendi dan tulang disekitarnya. Kerusakan ini terutama

mengenai sendi perifer pada tangan dan kaki yang umumnya bersifat simetris

(Sudoyo, dkk, 2007).

Menurut Priyatno (2009) secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat, antara

lain;

 Nyeri sendi, terutama pada saat bergerak

 Pada umumnya terjadi pada sendi penopang beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang, dan lutut.

 Terjadi kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan bentuk)

 Yang tidak progresif dapat menyebabkan perubahan cara berjalan

 Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari

(23)

2.1.7. Diagnosis

Diagnosis ditegakkan berdasarkan manifestasi klinis, pemeriksaan fisik,

pemeriksaan radiologis, dan hasil laboratorium, antara lain;

 Nyeri pada sendi yang tempatnya tidak jelas, nyerinya bertambah saat digerakkan dan berkurang saat diistirahatkan.

Terjadi kekakuan sendi pada pagi hari (morning stiffness) atau setelah tidak ada aktivitas.

 Sendi mengalami pembengkakan karena hipertropi tulang, kulit, di persendian yang bengkak dan kemerahan, nyeri, dan dapat terjadi deformitas.

 Pada pemeriksaan laboratorium umumnya tidak terjadi kelainan, hanya laju endap darah (LED) yang nilainya sedikit meningkat dan terjadi leukositosis

(sel darah putih < 2000/ml)

 Pada pemeriksaan radiologis dengan foto rontgen, pada sendi memperlihatkan adanya penyempitan tidak beraturan pada ruang sendi, sklerosis tulang

subkondral dengan atau tanpa pembentukan osteolit.

(Priyatno, 2009).

Diagnosis juga dapat ditegakkan dengan menggunakan Kriteria American

Rheumtism Association (ARA) yaitu pasien dikatakan menderita penyakit ini, jika

(24)

Tabel 2.1 Kriteria American Rheumtism Association (ARA)

No. Kriteria Defenisi

1 Kaku pada pagi hari Kekauan pada pagi hari pada persendian dan

sekitarnya, sekurangnya selama 1 jam

sebelum perbaikan maksimal.

2 Artritis pada 3 daerah

persendian atau lebih

Pembengkakan pada jaringan lunak atau

persendian atau lebih efusi (bukan

pertumbuhan tulang) pada

sekurang-kurangnya 3 sendi secara bersamaan yang

diobservasi oleh seorang dokter.

3 Artritis pada persendian tangan Sekurang-kurangnya terjadi pembengkakan

satu persendian tangan sperti yang tertera

diatas

4 Artritis simetris Keterlibatan sendi yang sama (seperti tertera

pada kriteria kedua diatas) pada kedua belah

sisi.

5 Nodul reumatoid Nodul subkutan pada penonjolan tulang atau

permukaan ekstensor atau daerah juksta

artikuler yang diobservasi oleh seorang

dokter.

6 Faktor reumatoid serum positif Terdapatnya titer abnormal faktor reumatoid

serum yang diperiksa dengan cara

memberikan hasil positif kurang dari 5%

kelompok kontrol yang diperiksa.

7 Perubahan gambaran

radiologis

Adanya erosi atau dekalsifikasi tulang yang

berlokasi pada sendi atau daerah yang

berdekatan dengan sendi .

(25)

2.1.8. Penatalaksanaan

2.1.8.1.

Menurut Priyatno (2009) konsep pengobatan ditujukan untuk : Konsep pengobatan

 Menghilangkan gejala inflamasi aktif baik lokal maupun sistemik

 Mencegah terjadinya destruksi jaringan

 Mencegah terjadinya deformitas dan memelihara fungsi persendian agar tetap dalam keadaan baik

 Mengembalikan keadaan fungsi organ dan persendian yang terlibat agar sedapat mungkin menjadi normal kembali.

2.1.8.2.

Terapi non-farmakologi yang dapat dilakukan agar terapi pada rematik/pegal linu

efektif, yaitu;

Terapi non-farmakologi

a. Menganjurkan pasien untuk mengurangi berat badan jika kegemukan.

b. Istirahat yang cukup dan menghindari trauma pada sendi yang berulang.

c. Penggunaan alat bantu sendi dan alat bantu berjalan.

d. Fisioterapi dan olah raga yang tepat (peregangan dan penguatan) untuk

membantu mempertahankan kesehatan tulang rawan, meningkatkan daya

gerak sendi, dan kekuatan otot.

e. Kompres panas/dingin dan latihan untuk memelihara sendi, mengurangi nyeri,

dan kekakuan.

f. Pemberian suplemen makanan yang mengandung glukosamin, kondrotin yang

berdasarkan uji klinik dapat mengurangi gangguan sendi.

(26)

2.1.8.3.

Terapi menggunakan obat umumnya bersifat simtomatik, yaitu menggunakan

analgetika dan antiinflamasi. Terapi farmakologi

A. Analgetika

Beberapa obat yang efektif untuk rematik/pegal linu adalah;

1. Asetaminofen (parasetamol)

Merupakan obat yang penting untuk analgetik pada nyeri yang ringan sampai

sedang yang tidak disertai inflamasi. Obat ini bekerja menghambat sintesis

prostaglandin (PG) di sistem saraf pusat melalui penghambatan COX, tetapi tidak

menghambat PG di perifer (Priyatno, 2009).

2. Aspirin

Aspirin mempunyai 3 efek, analgetik, antipiretik, dan antiinflamasi, bahkan

pada dosis rendah juga bermanfaat sebagai antitrombosis. Efek analgetik dan

antiinflamasinya karena dapat menghambat prostaglandin dan juga menghambat

simulasi nyeri pada bagian subkortikal. Dapat menyebabkan iritasi lambung dari

derajat ringan hingga berat. Untuk meminimalisirnya obat ini harus diminum bersama

makan atau minum susu (Priyatno, 2009).

3. Capsaisin

Merupakan ekstrak etanol dari cabe merah yang dapat mengurangi nyeri ketika

dioleskan pada permukaan sendi yang terkena. Obat ini dapat dipakai sendirian atau

dikombinasikan dengan OAINS (Priyatno, 2009).

B. Antiinflamasi

Ada dua jenis antiinflamasi yang dapat dugunakan, yaitu;

1. Obat antiinflamasi non-steroid (OAINS)

OAINS mempunyai efek analgetika pada dosis rendah dan antiinflamasi pada

dosis yang lebih tinggi. Efek analgetik timbul 1-2 jam setelah pemakaian dan efek

antiinflamasinya timbul pada waktu yang lebih lama. Efek antiinflamasinya timbul

(27)

dalam mengkonversi asam arakidonat menjadi prostaglandin, tromboksan, dan

prostasiklin. Mekanisme lain kemungkinan mempengaruhi mediator inflamasi lain

seperti bradikinin, histamin, dan serotonin, serta memodulasi sel T, stabilisasi

membran lisosom, dan menghambat kemotaksis.

Efek antipiretinya dikaitkan dengan menghambat pirogen (IL-1) yang menginduksi

PG di hipotalamus dan resetting pada sistem termoregulator, menyebabkan

vasodilatasi dan peningkatan hilangnya panas (Priyatno, 2009).

2. Glukokortikoid

Glukokortikoid bekerja menghambat konversi fosfolipid menjadi asam

arakidonat dan asam arakidonat menjadi leukotrien melalui kemampuannya mengikat

enzim lipogenase. Leukotrien adalah zat kemotaktik yang akan menyebabkan

fagositosis berlebihan. Namun, penggunaannya tidak dianjurkan karena terbukti tidak

efektif dan pada pemakaian jangka panjang berbahaya(Priyatno, 2009).

2.1.8.4.

OAINS umunya diberikan secara dini dimaksudkan untuk mengatasi

rematik/pegal linu akibat inflamasi yang seringkali dijumpai walaupun belum terjadi

proliferasi sinovial yang bermakna. Selain itu, OAINS juga memberikan efek

analgesik yang sangat baik.

OAINS terutama bekerja dengan menghambat enzim siklooksigenasi

sehingga menekan sintesis prostaglandin. OAINS bekerja dengan cara; Penggunaan OAINS dalam pengobatan

 Memungkinkan stabilisasi membran lisosomal

 Menghambat pembebasan dan aktivasi mediator inflamasi (histamin, serotonin, enzim lisosomal, dan enzim lainnya)

 Menghambat migrasi sel ke tempat peradangan

 Menghambat proliferasi selular

 Menetralisasi radikal oksigen

(28)

Yang perlu diperhatikan dalam penggunaan OAINS adalah :

 Dapat menyebabkan iritasi lambung dengan gejala mual, dispepsia, anoreksia, dan nyeri

 Obat ini tidak menyembuhkan penyakit tetapi hanya bersifat simtomatik

 Kombinasi penggunaan OAINS akan meningkatkan toksisitasnya tanpa diikuti peningkatan manfaat

 Semua OAINS berpotensi menimbulkan ulcer dan perdarahan saluran cerna karena efek langsung maupun efek sistemiknya dan dapat dikurangi jika

diminum pada perut dalam kondisi terisi (setelah makan)

 Efek toksik OAINS akan meningkat pada penderita lanjut usia atau penderita penyakit kardiovaskuler, menggunakan kortikosteroid, antikoagulan, dan

punya riwayat ulcer

 Bagi yang rentan terkena efek samping OAINS dapat memilih OAINS yang spesifik, yaitu yang hanya menghambat enzim COX2, yaitu celekosib dan

refecosib

 Interaksi serius dapat terjadi jika diberikan bersamaan dengan lithium, warfarin, oral antiglikemik (tolbutamid), methotreksak, ACE-inhibitor,

ß-bloker, dan diuretik.

(Priyatno, 2009).

2.1.8.5.

Semua OAINS secara potensial umumnya bersifat toksik. Toksisitas OAINS

yang umum dijumpai adalah efek sampingnya pada traktus gastrointestinalis,

terutama jika OAINS digunakan bersama obat-obatan lain, alkohol, kebiasaan

merokok, atau dalam keadaan stress. Usia juga merupakan suatu faktor risiko untuk

mendapatkan efek samping gastrointestinal akibat OAINS. Pada pasien sensitif dapat

digunakan preparat OAINS yang berupa suppositoria, pro drugs, enteric coated, slow

release atau non-acidic (Sudoyo, dkk, 2007)

(29)

Efek samping lain yang mungkin dijumpai pada pengobatan OAINS antara

lain adalah reaksi hipersensitivitas, gangguan fungsi hati dan ginjal, serta penekanan

system hematopoetik (Sudoyo, dkk, 2007).

Menurut Katzung (1998), efek samping yang dapat terjadi pada penggunaan

OAINS antara lain;

1. Efek terhadap saluran cerna

Pada dosis yang biasa, efek samping utama adalah gangguan pada lambung

(intoleransi). Efek ini dapat diperkecil dengan penyangga yang cocok (bersama

makanan yang diikuti oleh segelas air atau antasid). Gastritis yang timbul pada

aspirin mungkin disebabkan oleh iritasi mukosa lambung oleh tablet yang tidak larut

atau karena penghambatan prostaglandin pelindung.

Perdarahan saluran cerna bagian atas yang berhubungan dengan penggunaan

OAINS biasanya berkaitan dengan erosi lambung. Peningkatan kehilangan darah

yang sedikit melalui tinja secara rutinPeningkatan kehilangan darah yang sedikit

melalui tinja secara rutin berhubungan dengan konsumsi OAINS; kira-kira 1 mL

darah normal yang hilang dari tinja per hari meningkat sampai kira-kira 4 mL per hari

pada penderita yang minum OAINS dosis biasa dan pada dosis lebih tinggi. Di lain

pihak, dengan terapi yang tepat, ulkusnya sembuh, meskipun OAINS diberikan

bersamaan.

Muntah juga dapat terjadi sebagai akibat rangsangan susunan saraf pusat setelah

absorbsi dosis besar OAINS.

2. Efek susunan saraf pusat

Dengan dosis yang lebih tinggi, penderita bisa mengalami ”salisilisme”-tinitus,

penurunan pendengaran, dan vertigo-yang reversibel dengan pengurangan dosis.

Dosis salisilat yang lebih besar lain dapat menyebabkan hiperpnea melalui efek

langsung terhadap medula oblongata. Pada kadar salisilat toksik yang rendah, bisa

timbul respirasi alkalosis sebagai akibat peningkatan ventilasi. Kemudian asidosis

akibat pengumpulan turunan asam salisilat dan depresi pusat pernapasan.

(30)

Dalam dosis harian 2 g atau lebih kecil, biasanya meningkatkan kadar asam urat

serum.

Dapat menimbulkan hepatitis ringan yang biasanya asimtomatik, terutama pada

penderita dengan kelainan yang mendasarinya seperti lupus eritematosus sistemik

serta artritis rematoid juvenilis dan dewasa.

Dapat menyebabkan penurunan laju filtrasi glomerulus yang reversibel pada

penderita dengan dasar penyakit ginjal, tetapi dapat pula (meskipun jarang) tejadi

pada ginjal normal.

Pada dosis biasa mempunyai efek yang dapat diabaikan terhadap toleransi

glukosa. Sejumlah dosis toksik akan mempengaruhi sistem kardiovaskular secara

langsung serta dapat menekan fungsi jantung dan melebarkan pembuluh darah

perifer. Dosis besar akan mempengaruhi otot polos secara langsung.

Reaksi hipersensitifitas bisa timbul setelah konsumsi pada penderita asma dan polip

hidung serta bisa disertai dengan bronkokonstruksi dan syok.

Dikontrainsikasikan pada penderita hemofilia. Juga tidak dianjurkan bagi wanita

hamil dan anak-anak.

Selama 20 tahun terakhir ini, berbagai jenis OAINS baru dari berbagai

golongan dan cara penggunaan telah dapat diperoleh dipasaran. Dalam memilih suatu

OAINS untuk digunakan pada seorang pasien, seorang dokter umunya harus

mempertimbangkan beberapa hal seperti :

 Khasiat antiinflamasi

 Efek samping obat

 Kenyamanan/kepatuhan pasien

 Biaya

Karena faktor seperti khasiat inflamasi, efek analgesik, beratnya efek samping atau

biaya dari berbagai jenis OAINS saat ini umumnya tidak jauh berbeda, sejak

beberapa tahun terakhir ini pilihan OAINS lebih banyak bergantung pada faktor

(31)

BAB 3

KERANGKA KONSEP DAN DEFENISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Konsep Penelitian

Gambar 3. 1. Kerangka Konsep Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek

Samping Obat Rematik/Pegal Linu. Rematik/pegal linu

Obat

Dengan resep dokter

Dibeli bebas

Efek samping Buruh/pegawai pabrik batu

(32)

3.2. Definisi operasional

Dari penelitian perlu dijabarkan untuk menghindari perbedaan persepsi dalam

menginterpretasi masing-masing variabel penelitian. Adapun defenisi operasional

dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Para Pekerja/Buruh

Para pekerja/Buruh adalah semua pekerja yang jenis aktifitas utama atau

pekerjaannya berada di lingkungan pabrik batu kapur, yang dikategorikan dengan

skala nominal, yaitu :

Umur adalah usia responden (para pekerja/buruh) yang dihitung berdasarkan ulang

tahun terakhir saat dilakukan penelitian, yang dikategorikan dengan skala ratio,yaitu :

1. 20-29 tahun

2. 30-39 tahun

3. 40-49 tahun

4. > 50 tahun

c. Jenis kelamin

Jenis kelamin adalah identitas responden (para pekerja/buruh) yang dikategorikan

dengan skala nominal, yaitu :

1. Pria

(33)

d. Tingkat Pendidikan

Tingkat Pendidikan adalah jenjang studi atau sekolah yang telah dilalui oleh

responden ( para pekerja/buruh) yang dikategorikan dengan skala nominal, yaitu :

1.Tidak Sekolah

e. Tingkat kepedulian terhadap efek samping

Tingkat kepedulian merupakan sikap, atau keinginan untuk tahu, ataupun rasa

peduli seseorang terhadap efek samping yang mungkin dialami pada penggunaan

obat rematik/pegal linu. Tingkat kepedulian dinilai melalui jawaban responden atas

pertanyaan dalam kuisioner yang diajukan. Dalam kuisioner tersebut diajukan 13

pertanyaan.

Pengukuran tingkat kepedulian dilakukan dengan cara ukur berupa

wawancara. Sedangkan alat ukur yang digunakan berupa kuesioner yang dibuat

dalam pertanyaan tertutup dengan jumlah sebanyak 15 pertanyaan. Sistem bobot nilai

sikap dapat dilihat di tabel 3.1.

Hasil ukur didapat berdasarkan total nilai yang diperoleh dari 15 pertanyaan,

masing-masing pertanyaan diberi bobot jawaban, yaitu bobot 2 untuk jawaban iya,

bobot 0 untuk jawaban tidak, bobot 1 untuk jika responden memberikan jawaban

(alasan), maka jumlah total nilai maksimal adalah 18 nilai. Sedangkan untuk tingkat

kepedulian responden terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu

menurut Pratomo (1986), maka data dikategorikan menjadi dua kategori berdasarkan

jumlah nilai yang diperoleh, yaitu peduli dan tidak peduli dengan perincian nilai

(34)

 Kategori peduli : apabila nilai yang diperoleh responden > 75 % sampai 100 % atau total nilai 14 – 18.

 Kategori tidak peduli : apabila nilai yang diperoleh responden

≤ 25 % atau total nilai ≤ 14.

Skala pengukuran dengan menggunakan skala kategorikal berupa skala ordinal.

Tabel 3.1. Tabel Bobot Nilai Kuesioner tingkat kepedulian pada responden :

No. Pertanyaan Nilai Jawaban Ya

Nilai Jawaban Tidak

1. 2 0

2. 0 1

3. 2 0

4. 0 1

5. 2 0

6. 0 1

7. 0 2

8. 0 1

9. 2 0

10. 0 2

11. 0 1

12. 0 2

13. 0 1

14. 2 0

(35)

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1. Jenis penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian deskritif dengan desain studi Cross

Sectional. Karena penelitian ini merupakan penelitian yang bertujuan melakukan

deskripsi mengenai fenomena yang ditemukan, yang berupa tingkat kepedulian dan

peneliti melakukan observasi atau pengukuran variabel pada satu saat tertentu (Alatas

dikutip dalam Sastroamoro, 2008). Penelitian ini dilakukan untuk menilai tingkat

kepedulian para pekerja/buruh di pabrik batu kapur terhadap efek samping

penggunaa obat rematik/pegal linun. Penelitian ini dilakukan dengan metode

observasi kuantitatif yang menggunakan kuesioner.

4.2. Waktu dan tempat penelitian

Penelitian ini dilakukan pada pabrik batu kapur CV. Kasih di kabanjahe.

Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2010 s/d Agustus 2010.

4.3. Populasi dan Sampel

Populasi penelitian ini adalah seluruh buruk pabrik batu kapur CV. Sample

yang dimasukkan kedalam penelitian adalah total sampling yang berarti sampel atau

responden merupakan keseluruhan dari populasi yang ada di tempat dilakukannya

penelitian (Sastroamoro, 2008).

4.4. Teknik pengumpulan data

Data yang dikumpulkan merupakan data primer dengan pemberian kuisioner

kepada responden. Responden pada penelitian ini adalah buruh pabrik. Buruh pabrik

(36)

mengumpulkan informasi yang berhubungan dengan tingkat kepedulian terhadap efek

samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

4.5. Pengolahan dan analisa data

Dalam penelitian ini, data penelitian yang diperoleh dari hasil kuesioner berupa

jawaban dari responden diubah menjadi data kuantitatif dalam bentuk skor nilai.

Kemudian data yang telah terkumpul tersebut dilakukan pengolahan.

Langkah-langkah dalam pengolahan data tersebut adalah sebagai berikut :

a. Editing

Editing adalah langkah untuk meneliti apakah isian kuisioner sudah lengkap atau

belum sehingga apabila ada kekurangan dapat segera dilengkapi.

b. Coding

Coding adalah suatu usaha memeberikan kode/menandai jawaban-jawaban

responden atas pertanyaan yang ada pada kuisioner yang nantinya akan memudahkan

proses dengan komputer.

c. Entry data

Memasukkan data melalui pengolahan komputer dengan menggunakan program

SPSS (Statistic Package for Social Science) versi 17.0.

d. Cleaning

Adalah pembersihan data. Kegiatan meneliti kembali data yang sudah ada, apakah

ada kesalahan atau tidak.

e. Saving

Penyimpanan data untuk siap di analisis. (Wahyuni, 2007)

Setelah data diolah kemudian data tersebut dianalisa secara deskriptif untuk

mengetahui tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat

remati/pegal linu. Hasil dari analisa data tersebut akan disajikan dalam bentuk narasi

(37)

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Hasil Penelitian

5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian Pabrik Batu Kapur CV. Kasih Kabanjahe

Pabrik Batu kapur CV. Kasih merupakan pabrik penggilingan batu kapur yang

terletak di pinggir kota Kabanjahe Kabupaten Tanah Karo. Pabrik batu kapur CV.

Kasih terletak di atas tanah seluas 18 340 m², dengan luas bangunan 2300 m², yang

terdiri dari bangunan pabrik dan pemukiman pekerja serta dua buah gudang

penyimpanan.

Pabrik batu kapur merupakan pabrik pengolahan batu kapur menjadi tepung

kalsium karbonat sebagai bahan pengental cat, sabun colek, dan PVC (polovinil

kloroda untuk pipa keramik), dan juga bisa digunakan sebagai bahan dasar pembuat

semen. Pabrik ini mempekerjakan kurang lebih 70 pekerja yang tinggal di

pemukiman sekitar pabrik. Yang terdiri atas berbagai orang dengan suku, umur,

pekerjaan, tingkat pendidikan, dan status yang berbeda.

5.1.2 Karakteristik Para Pekerja/Buruh

Penelitian ini dilakukan pada 100 orang responden yang merupakan para

pekerja/buruh di pabrik batu kapur CV. Kasih kabanjahe pada tahun 2010.

Karakteristik yang diamati terhadap responden adalah umur, jenis kelamin, pekerjaan,

dan tingkat pendidikan.

a. Umur

Berdasarkan karakteristik kelompok umur, hasil penelitian ini memperoleh kelompok

responden paling banyak berada pada kelompok umur 20-30 tahun yaitu sebanyak 35

orang (35%). Sedangkan kelompok responden paling sedikit berada pada kelompok

(38)

Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur : Umur (tahun) Frekuensi Persentase

20-30 35 35%

30-40 30 30%

40-50 16 16%

>50 19 19

Total 100 100%

b. Jenis Kelamin

Jenis kelamin responden dikategorikan menjadi dua jenis yaitu pria dan wanita. Hasil

penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut jenis kelamin adalah

pria yaitu sebanyak 76 orang (76 %) seperti yang terlihat pada tabel 5.2. Sedangkan

kelompok responden paling sedikit berdasarkan jenis kelamin yaitu wanita hanya 24

orang (24 %).

Tabel 5.2. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin :

Jenis Kelamin Frekuensi Persentase

Pria 76 76%

Wanita 24 24%

Total 100 100%

c. Jenis Pekerjaan

Pekerjaan responden terdistribusi menjadi enam kelompok yaitu pegawai,

wiraswasta, ibu rumah tangga, buruh, supir, satpam. Hasil penelitian memperoleh

kelompok responden terbanyak menurut pekerjaan adalah buruh yaitu 27 orang

(27%) seperti yang terlihat pada tabel 5.3. Sedangkan kelompok responden paling

(39)

Tabel 5.3. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan :

Pekerjaan Frekuensi

(orang)

Persentase (%)

Pegawai 4 4

Wiraswasta 21 21

Ibu rumah tangga 22 22

Buruh 27 27

Supir 18 18

Satpam 8 8

Jumlah 100 100

d. Tingkat Pendidikan

Pendidikan responden terdistribusi menjadi enam kelompok yaitu tidak sekolah, SD,

SLTP, SMA, diploma, dan Perguruan Tinggi. Hasil penelitian memperoleh kelompok

responden terbanyak menurut tingkat pendidikan adalah SMA yaitu sebanyak 53

orang (53%) seperti yang terlihat pada tabel 5.4. Sedangkan kelompok responden

(40)

Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan :

Tingkat Pendidikan Frekuensi (orang)

Persentase (%)

Tidak sekolah 0 0%

SD 14 14%

SLTP 31 31%

SMA 53 53%

Diploma 0 0%

Universitas 2 2%

Jumlah 100 100

e. Status Perkawinan

Jenis kelamin responden dikategorikan menjadi dua jenis yaitu menikah dan belum

menikah. Hasil penelitian memperoleh kelompok responden terbanyak menurut status

perkawinan adalah menikah yaitu sebanyak 79 orang (79 %) seperti yang terlihat

pada tabel 5.5. Sedangkan kelompok responden paling sedikit berdasarkan jenis

kelamin yaitu wanita hanya 21 orang (21 %).

Tabel 5.5. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Status Perkawinan :

Status Perkawinan Frekuensi Persentase

Menikah 79 79%

Belum menikah 21 21%

(41)

5.2 Hasil Analisa Data

5.2.1 Gambaran Tingkat Kepedulian Responden

Tingkat kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat

rematik/pegal linu diukur dengan menggunakan kuesioner yang berisi sepuluh (15)

pertanyaan. Selanjutnya, gambaran pengetahuan diklasifikasikan menjadi dua

kategori yaitu peduli dan tidak peduli.

Dari hasil penelitian ini diperoleh kelompok responden tertinggi memiliki

tingkat kepedulian dengan kategori tidak peduli yaitu sebanyak 64 orang (64%) dan

kelompok responden terendah memiliki tingkat kepedulian dengan kategori peduli

yaitu 36 orang (36%). Hal ini dapat dilihat pada tabel 5.6.

Tabel 5.6. Distribusi Frekuensi Tingkat Kepedulian Responden : Gambaran Pengetahuan Jumlah (orang) Persentase %

Peduli 36 36%

Tidak peduli 64 64%

Jumlah 100 100

Distribusi jawaban responden untuk setiap pertanyaan mengenai tingkat

kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu

dapat dilihat pada tabel 5.7. Sebagian besar responden mengetahui dan menjawab

dengan bobot jawaban 2 yaitu pertanyaan pertama mengenai apabila mengalami

keluhan rematik/pegal linu dan berobat kedokter yaitu sebanyak 47 orang (47%).

Begitu juga dengan pertanyaan ketiga mengenai apakah membeli obat rematik/pegal

linu sesuai dengan yang diresepkan, jumlah responden yang menjawab benar dengan

bobot 2 sebanyak 52 orang (52%). Dan ada juga jumlah responden yang menjawab

benar dengan bobot 2 yaitu pertanyaan kesembilan mengenai mengenai jenis obat

(42)

Responden paling banyak menjawab salah dengan bobot jawaban 0 mengenai

pertanyaan ketigabelas tentang mengapa tetap melanjutkan konsumsi obat setelah

mengalami efek samping yaitu sebanyak 69 orang (69%)

Tabel 5.7. Distribusi Frekuensi Jawaban atas Pertanyaan Tingkat Kepedulian Responden :

Pertanyaan

Pengetahuan

Bobot Jawaban

Peduli Tidak peduli

n % n %

1. 47 47 53 53

2. 48 48 52 52

3. 52 52 48 48

4. 41 41 59 59

5. 47 47 53 53

6. 46 46 54 54

7. 45 45 55 55

8. 38 38 42 42

9. 35 35 65 65

10. 55 55 45 45

11. 36 36 64 64

12. 37 37 63 63

13. 31 31 69 69

14. 74 74 26 26

(43)

5.3 Pembahasan

Distribusi jawaban responden untuk setiap pernyataan mengenai tingkat

kepedulian masyarakat terhadap efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu

dapat dilihat pada tabel 5.7.

Responden yang memberikan pernyataan ya dengan bobot jawaban 2 yaitu

pernyataan pertama tentang apabila mengalami keluhan rematik/pegal linu yang

berobat kedokter yaitu sebanyak 47 orang (47%) dan yang mengalami keluhan

rematik/pegal linu yang tidak berobat kedokter yaitu sebanyak 53 orang (53%).

Pada pertanyaan kedua merupakan lanjutan dari pertanyaan pertama, yang

mengalami keluhan rematik/pegal linu yang tidak berobat kedokter dan melakukan

pengobatan lainnya antara lain dipijat atau menggunakan pengobatan tradisional,

mengkonsumsi obat berdasarkan saran keluarga, berdasarkan inisiatif sendiri, dll

yang memilih jawaban diatas yaitu sebanyak 52 orang (52%).

Pada pertanyaan ketiga responden yang membeli obat rematik/pegal linu

sesuai dengan resep dokter yaitu sebanyak 52 orang (52 %), sedangkan responden

yang tidak membeli obat rematik/pegal linu sesuai resep dokter sebanyak 48 orang

(48%).

Pertanyaan keempat merupakan lanjutan dari pertanyaan ketiga, yang tidak

membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan resep dokter dengan alasan yang

berbeda-beda antara lain mahal, dicoba terlebih dahulu, dicicil jumlah pembeliannya,

dll. Yang memilih jawaban diatas yaitu sebanyak 59 orang (59%).

Pada pertanyaan kelima responden yang mengkonsumsi obat rematik/pegal

linu sesuai dengan aturan pakai pada resep yaitu sebanyak 47 orang (47%),

sedangkan responden yang tidak mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai

dengan aturan pakai pada resep yaitu sebanyak 53 orang (53 %).

Pertanyaan keenam merupakan lanjutan dari pertanyaan kelima, yang tidak

mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai pada resep dengan

(44)

enak atau susah untuk ditelan, ataupun timbulnya efek samping. Yang memilih

jawaban diatas sebanyak yaitu 54 orang (54 %).

Pada pertanyaan ketujuh responden yang pernah mengkonsumsi obat

rematik/pegal linu tanpa resep dokter yaitu sebanyak 55 (55%) orang. Sedangkan

responden yang tidak pernah mengkonsumsi obat rematik/pegal linu tanpa resep

dokter yaitu sebanyak 45 orang (45%).

Pertanyaan kedelapan merupakan lanjutan dari pertanyaan ketujuh, yang

pernah mengkonsumsi obat rematik/pegal linu tanpa resep dokter dan mengkonsumsi

obat atas saran keluarga, teman, apoteker, iklan televisi atau radio, ataupun

berdasarkan pengalaman sendiri yaitu sebanyak 62 orang (62%).

Pada pertanyaan kesembilan, responden yang mengetahui dan bias

menyebutkan nama obat rematik/pegal linu yang dikonsumsinya yaitu sebanyak 35

orang (35%). Sedangkan responden yang tidak mengetahui dan bias menyebutkan

nama obat rematik/pegal linu yang dikonsumsinya yaitu sebanyak 65 orang (65%).

Pada pertanyaan kesepuluh, responden yang menyatakan obat rematik/pegal

linu bebas dari efek samping yaitu sebanyak 45 orang (45%). Sedangkan responden

yang menyatakan bahwa obat rematik/pegal linu tidak bebas dari efek samping

(memiliki efek samping) yaitu sebanyak 55 orang (55 %).

Pertanyaan kesebelas merupakan lanjutan dari pertanyaan kesepuluh,

responden yang menyatakan bahwa obat rematik/pegal linu tidak bebas dari efek

samping (memiliki efek samping), antara lain nyeri ulu hati, mual, muntah, dll yaitu

sebanyak 64 orang (64%).

Pada pertanyaan keduabelas, responden yang tetap melanjutkan penggunaan

obat rematik/pegal linu jika mengalami efek samping yaitu sebanyak 63 orang (63%).

Sedangkan responden yang menghentikan penggunaan obat rematik/pegal linu jika

mengalami efek samping yaitu sebanyak 37 orang (37%).

Pertanyaan tigabelas merupakan lanjutan dari pertanyaan keduabelas,

responden yang tetap melanjutkan penggunaan obat rematik/pegal linu jika

(45)

Pada pertanyaan empatbelas, responden yang pada saat berobat kedokter

mendapat penjelasan mengenai efek samping dari obat rematik/pegal linu yang

diresepkan dokter yaitu sebanyak 74 orang (74%). Sedangkan responden yang pada

saat berobat kedokter tidak mendapat penjelasan mengenai efek samping dari obat

rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 26 orang (26%).

Pertanyaan limabelas merupakan lanjutan dari pertanyaan empatbelas,

responden yang mengerti akan penjelasan mengenai efek samping dari obat

rematik/pegal linu yang diresepkan dokter yaitu sebanyak 76 orang (76%).

Sedangkan responden yang tidak mengerti akan penjelasan mengenai efek samping

(46)

BAB 6

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 Kesimpulan

Dari analisa data deskriptif frekuensi dengan mengolah 100 sampel dalam SPSS,

diperoleh bahwa tingkat kepedulian para pekerja di CV. Kasih tentang efek samping

penggunaan obat rematik/pegal linu sebagai berikut yaitu :

Tingkat kepedulian dengan hasil:

• Peduli : 36%

• Tidak Peduli : 64%

Selain itu, dari penelitian ini juga dapat digambarkan karakteristik para pekerja di

pabrik batu kapur CV. Kasih yaitu :

1. umur para pekerja yang paling banyak adalah umur 20-30 tahun.

2. jenis kelamin yang terbanyak yaitu laki-laki.

3. jenis pekerjaan yang terbanyak yaitu buruh.

4. tingkat pendidikan yang paling terbanyak yaitu SMA.

6.2 Saran

1. Diharapkan ini dapat menjadi masukkan bagi instansi pemerintah dalam

membuat kebijakan mengenai penyuluhan tentang efek samping dari

penggunaan obat rematik/pegal linu.

2. Diharapkan kepada para pekerja pabrik batu kapur agar bisa memanfaatkan

hasil penelitian ini dan makin menambah wawasan dan pengetahuan tentang

efek samping penggunaan obat rematik/pegal linu.

3. Bagi peneliti selanjutnya diharapakan agar lebih baik dalam menyusun

parameter penilaian terhadap pengetahuan, sikap dan tindakan responden serta

(47)

lebih dijadikan penelitian analitik sehingga dapat memberikan hasil yang

lebih bermakna untuk dijadikan acuan dalam penyuluhan tentang efek

(48)

DAFTAR PUSTAKA

Fahrial, 2008. Informasi Obat Rematik atau Obat Encok. Diunduh dari:

[Diakses 7 Maret 2010].

Gunawan, Sulistia. 2007. Analgesik-Antipiretik Analgesik Anti-Inflamasi Nonsteroid.

Dalam: Gunawan, Sulistia, Editor. Farmakologi dan Terapi Fakultas Kedokteran

Universitas Indonesia. Edisi 5. Jakarta. Gaya Baru, 230-246.

Graham, 2008. Mengenal Efek Samping Obat Rematik. Diunduh dari: http: //cetak.

infobanknews.com/artikel/artikel_cetak.php?aid=10873. [Diakses 14 Maret 2010].

Info gizi, 2001. Melawan Rematik dengan Jalan Kaki. Diunduh dari:

http://www.gizi.net/cgi-bin/berita/fullnews.cgi?newsid1081314811,29214

Makmun, 2009. Obat Rematik Merusak Lambung. Diunduh dari:

. [Diakses 7

Maret 2010].

Katzung, B.G., 2002. Obat-Obat Antiinflamasi Nonsteroid, Obat-Obat Reumatik

Pemodifikasi-Penyakit, Analgesik Nonopioid dan Obat-obat untuk Pirai. Dalam:

Katzung, B.G., Editor. Farmakologi Dasar dan Klinik. Buku 2. Edisi 8. Jakarta:

Salemba Medika, 451-486.

(49)

Notoadmodjo, Soekidjo. 2003. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Notoadmodjo, Soekidjo. 2007. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Penerbit

Rineka Cipta.

Priyatno. 2009. Farmakoterapi dan Terminologi Medis. Jabar: LESKONFI.

Sastroasmoro, Sudigdo., dan Ismael, Sofyan., 2008. Dasar-dasar Metodologi

Penelitian Klinis. Edisi 3. Jakarta: Sagung Seto.

Simon, 2003. Obat Rematik Berlebihan Merusak Lambung. Diunduh dari:

Sudoyo, Aru. 2007. Rheumatologi. Dalam: Sudoyo, Aru, Editor. Buku Ajar Ilmu

Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Indonesia. Buku 2. Edisi 4. Jakarta: FKUI,

1073-1331

(50)

Lampiran 1

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Citra Anggreini Sembiring

Tempat/Tgl. Lahir : Sibolga, 31 Maret 1988

Agama : Kristen

Alamat : Jalan Bunga Cempaka No. 39 psr 3 pdg bulan

Jumlah Bersaudara : 2 orang

Nomor Telepon : 081263372900

Orang Tua : Nawari Sembiring

Riwayat Pendidikan :

1. TK Swasta Tri Ratna Sibolga 1992-1994

2. SD Swasta Tri Ratna Sibolga 1994-1999

3. SD Swasta RK No. 1 Sibolga 1999-2000

4. SMP Swasta Fatima Sibolga 2000-2002

5. SMP Swasta Methodist Kabanjahe 2002-2003

6. SMA Negeri 1 Kabanjahe 2003-2006

(51)

Lampiran 2

Lembar Penjelasan Penelitian

”Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu”

Saya, Citra Anggreini Sembiring, mahasiswi tingkat III Fakultas Kedokteran

Universitas Sumatera Utara sedang melakukan penelitian dengan judul Tingkat

Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Penggunaan Obat Rematik/Pegal

Linu pada buruh pabrik batu kapur CV. Kasih.

Untuk kepentingan pengumpulan data penelitian ini, saya mohon kesediaan Anda

menjawab pertanyaan kuisioner ini dengan benar dan sejujur-jujurnya, tanpa

bekerjasama dengan orang lain. Setiap data yang terdapat dalam kuisioner ini bersifat

rahasia dan hanya akan digunakan untuk tujuan penelitian ini saja. Seandainya anda

menolak untuk barpartisipasi dalam penelitian ini, maka tidak mendapat sanksi

apapun.

Setelah memahami hal-hal yang berkaitan dengan penelitian ini, saya mengharapkan

Anda dapat mengisi lembar persetujuaj berpartisipasi dalam penelitian ini.

Medan,...2010

(52)

(Citra Anggreini Sembiring)

Lampiran 3

SURAT PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN DALAM PENELITIAN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :

Tempat/tanggal lahir :

Alamat :

Pekerjaan :

Saya telah mendapat penjelasan dengan baik mengenai tujuan dan manfaat

penelitian yang berjudul ”Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping

Penggunaan Obat Rematik/Pegal Linu”.

Saya mengerti bahwa akan diminta untuk menjawab kuisioner melalui wawancara

yang memerlukan waktu sekitar 10-15 menit dan saya bersedia berpartisipasi menjadi

responden dalam penelitian tersebut.

Medan,...2010

Responden,

(...)

(53)

KUISIONER

TINGKAT KEPEDULIAN MASYARAKAT TERHADAP EFEK SAMPING PENGGUNAAN OBAT REMATIK/PEGAL LINU

Nama :

Umur :

Jenis kelamin :

Status :

Pendidikan terakhir :

Pekerjaan :

Alamat :

No. Telp :

1. Jika anda mengalami keluhan rematik/pegal linu apakah anda berobat kedokter?

฀ Ya ( ke pertanyaan nomor 3)

฀ Tidak

2. Jika tidak, apa yang anda lakukan?

฀ Dipijat ataupun menggunakan pengobatan tradisional

฀ Mengkonsumsi obat berdasarkan saran keluarga,teman

฀ Mengkonsumsi obat atas inisiatif sendiri

฀ Lain-lain...

3. Apakah anda membeli obat rematik/pegal linu sesuai dengan jumlah yang

diresepkan oleh dokter?

฀ Ya ( ke pertanyaan nomor 5)

(54)

4. Jika tidak, mengapa anda tidak membelinya sesuai dengan jumlah yang diresepkan

oleh dokter?

฀ Mahal

฀ Untuk dicoba dahulu

฀ Dicicil jumlah pembeliannya

฀ Lain-lain...

5. Apakah anda mengkonsumsi obat rematik/pegal linu sesuai dengan aturan pakai

pada resep yang diberikan dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

6. Jika tidak, mengapa anda tidak mengkonsumsi obat sesuai dengan aturan pakai

pada resep?

฀ Sudah mulai merasa sembuh

฀ Rasanya tidak enak, susah ditelan

฀ Timbul efek samping

฀ Lain-lain...

7. Apakah anda pernah membeli dan mengkonsumsi obat rematik tanpa resep dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

8. Jika Ya, darimana anda mengetahui obat tersebut berkhasiat sebagai obat

rematik/pegal linu?

฀ Keluarga,teman,apoteker.

฀ Iklan televisi, radio, dll

฀ Berdasarkan pengalaman sendiri

9. Apakah nama obat rematik yang pernah anda konsumsi?

฀ Ya (jika Ya, sebutkan nama obatnya)

(55)

10. Apakah menurut anda obat rematik/pegal linu bebas dari efek samping?

฀ Ya

฀ tidak

11. Jika tidak, sebutkan efek samping yang mungkin terjadi dari penggunaan obat

rematik/pegal linu yang anda ketahui?

฀ Nyeri ulu hati

฀ Mual

฀ Muntah

฀ Lain-lain...

12. Jika anda mengalami efek samping obat rematik/pegal linu tersebut, apakah anda

tetap melanjutkan penggunaan obat tersebut?

฀ Ya

฀ Tidak

13. Jika Ya, mengapa anda tetap melanjutkan penggunaan obat rematik/pegal linu

tersebut?

฀ ...

14. Pada saat anda berobat kedokter apakah anda diberi penjelasan mengenai efek

samping dari obat rematik/pegal linu yang diresepkan dokter?

฀ Ya

฀ Tidak

15. Apakah anda mengerti akan penjelasan yang diberikan dokter tersebut?

฀ Ya

฀ Tidak

(56)
(57)
(58)
(59)
(60)
(61)
(62)

Lampiran 6

Hasil Analisa Data Distribusi Frekuensi dengan SPSS

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Umur Responden

N Valid 100

Missing 0

Umur Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 20-30 35 35.0 35.0 35.0

30-40 30 30.0 30.0 65.0

40-50 16 16.0 16.0 81.0

>50 19 19.0 19.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Jenis Kelamin Responden

N Valid 100

(63)

Jenis Kelamin Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

(64)

Pendidikan Terakhir Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid SD 14 14.0 14.0 14.0

SMP 31 31.0 31.0 45.0

SMA 53 53.0 53.0 98.0

Universitas 2 2.0 2.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pekerjaan Responden

N Valid 100

(65)

Pekerjaan Responden

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Pegawai Swasta 4 4.0 4.0 4.0

wiraswasta 21 21.0 21.0 25.0

IRT 22 22.0 22.0 47.0

buruh 27 27.0 27.0 74.0

Supir 18 18.0 18.0 92.0

satpam 8 8.0 8.0 100.0

Total 100 100.0 100.0

Frequencies

[DataSet1] F:\spsscitra.sav

Statistics

Pertanyaan 1

N Valid 100

Missing 0

Pertanyaan 1

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid Tidak 53 53.0 53.0 53.0

Ya 47 47.0 47.0 100.0

(66)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 48 48.0 48.0 48.0

2 52 52.0 52.0 100.0

(67)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 53 53.0 53.0 53.0

2 47 47.0 47.0 100.0

(68)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 55 55.0 55.0 55.0

2 45 45.0 45.0 100.0

(69)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 65 65.0 65.0 65.0

2 35 35.0 35.0 100.0

(70)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Percent

Valid 0 36 36.0 36.0 36.0

1 64 64.0 64.0 100.0

(71)

Frequencies

Frequency Percent Valid Percent

Cumulative

Frequency Percent Valid Percent

Gambar

Gambar 3. 1. Kerangka Konsep Tingkat Kepedulian Masyarakat Terhadap Efek Samping Obat Rematik/Pegal Linu
Tabel 3.1. Tabel Bobot Nilai Kuesioner tingkat kepedulian pada responden :
Tabel 5.1. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur :
Tabel 5.4. Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Tingkat
+2

Referensi

Dokumen terkait

kegiatan di lingkungan Instansi Pemerintah termasuk di lingkungan Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Barat, juga sekaligus dapat menuangkan analisis efisiensi dan

Dari sistem informasi konferensi, guest mendapatkan arus data berupa informasi yang berhubungan dengan seminar yang akan diadakan tersebut, dan konfirmasi

Kesimpulan : Tidak terdapat hubungan bermakna antara kebiasaan mencuci tangan, kebersihan kuku, konsumsi obat cacing dalam 6 bulan terakhir, dan sanitasi lingkungan sekolah

Hasil survey kesehatan Mental Rumah Tangga di Indonesia menyatakan 185 orang per 1000 penduduk Indonesia mengalami skizofrenia (ringan sampai berat). Berdasarkan

Oleh sebab itu, apa yang dilakukan Pemerintah Kota Surabaya dengan penyediaan KORIDOR Co-Working Space, sebagai penopang industri kreatif berbasis digital di

[r]

mempunyai kinerja pemasaran yang tinggi untuk itu diharapkan UMKM batik. membuat produk yang

Pencari suaka adalah istilah yang biasanya digunakan untuk orang yang ingin didaftarkan diri sebagai pengungsi di Kantor UNHCR, dengan menyatakan bahwa mereka membutuhkan