• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tinjauan Yuridis Mengenai Tugas dan Kewajiban Pelayanan Publik Tentang Kewajiban Pajak Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Tinjauan Yuridis Mengenai Tugas dan Kewajiban Pelayanan Publik Tentang Kewajiban Pajak Ditinjau Dari Hukum Administrasi Negara Menurut Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tuntutan masyarakat terhadap perbaikan sistem pelayanan publik masih

menjadi wacana hingga saat ini. Telah diketahui bersama bahwa Indonesia

merupakan sebuah negara berkembang yang memiliki kekayaan sumber daya

alam yang berlimpah. Sehingga potensi untuk menjadi negara maju dinilai cukup

baik. Namun, Indonesia pada saat ini belum mampu memberikan kesejahteraan

terhadap masyarakatnya. Masyarakat menilai bahwa pelayanan publik merupakan

salah satu indikator yang belum sesuai dengan semestinya. Sehingga dapat kita

lihat masih banyak tuntutan-tuntutan masyarakat kepada pemerintah terkait

dengan kinerja birokrasi pelayanan publik.

Berlakunya Keputusan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 63

Tahun 2004 tentang Pelayanan Publik diharapkan memberikan dampak yang

nyata bagi pelaksanaan pelayanan publik di Indonesia. Aparatur negara sebagai

pelaksana pelayanan publik diharapkan melakukan inovasi dalam pemberian dan

peningkatan kualitas pelayanan publik. Untuk meningkatkan kualitas pelayanan

publik, pelaksanan pelayanan publik dituntut untuk peka (responsiveness) terkait

dengan harapan, aspirasi dan kebutuhan pengguna pelayanan publik tersebut.

1

1

Delfi, Maya Oktasari. 2015. Implementasi Kepmen Pan No. 63 Tahun 2003 Tentang Pedoman Umum Penyelenggaraan Publik Di Kantor Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam Paser Utara. Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Mulawarman.

Menurut Inu Kencana, pelayanan publik adalah setiap kegiatan yang

dilakukan oleh pemerintah terhadap sejumlah manusia yang memiliki setiap

(2)

memiliki setiap kegiatan yang menguntungkan dalam suatu kumpulan atau

kesatuan, dan menawarkan kepuasan meskipun hasilnya tidak terikat pada suatu

produk secara fisik. Kepmenpan Nomor 63/KEPMEN/PAN/17/2003 merumuskan

bahwa : ”Pelayanan publik adalah segala kegiatan pelayanan yang dilaksanankan

oleh penyelenggara pelayanan publik sebagai upaya pemenuhan kebutuhan

penerima pelayanan maupun pelaksana ketentuan perundang-undangan”.

Pelayanan publik pada dasarnya memiliki tujuan untuk memajukan

kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana yang

tercantum di dalam pembukaan Undang-undang Dasar 1945. Amanat tersebut

mengandung makna negara berkewajiban memenuhi kebutuhan setiap warga

negara melalui suatu sistem pemerintahan yang mendukung terciptanya

penyelenggaraan pelayanan publik yang prima dalam rangka memenuhi

kebutuhan dasar dan hak sipil setiap warga negara atas barang publik, jasa publik,

dan pelayanan administratif2

Aparat pemerintah selaku abdi masyarakat mempunyai kewajiban untuk

memeberikan pelayanan yang terbaik kepada masyarakat.Oleh karena itu,untuk

terciptanya hubungan yang baik antara aparat pemerintahan dan masyarakat,maka

dibutuhkan kerjasama yang baik pula diantara keduanya. Dengan demikian

apabila pelayanan dapat berjalan dengan baik dan lancar,maka masyarakat akan

berpandangan dan puas terhadap tugas dari para aparat pemerintahan.Sebab

dengan pelayanan yang efektif dan efisien maka akan berdampak kepada

kepuasan dari pelanggan yang menggunakan jasa instansi tersebut,sehingga

kinerja dari aparat atau pegawai dapat dinilai positif oleh masyarakat,dan .

2

(3)

selanjutnya masyarakat akan merasa senang apabila berurusan dengan instansi

tersebut,baik dalam pelayanan apapun,karena mereka merasa puas atas pelayanan

yang diberikan oleh pihak instansi pelayanan publik tersebut.

Oliver mendefinisikan kepuasan sebagai tingkat perasaan seseorang setelah

membandingkan kinerja atau hasil yang dirasakannya dengan harapannya.

Tingkat kepuasan merupakan fungsi dari perbedaan antara kinerja yang dirasakan

dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan, maka pelanggan akan sangat

kecewa. Bila kinerja sesuai harapan, maka pelanggan akan sangat puas.

Sedangkan bila kinerja melebihi harapan pelanggan akan sangat puas harapan

pelanggan dapat dibentuk oleh pengalaman masa lampau, komentar dari

kerabatnya serta janji dan informasi dari berbagai media.

Permasalahan terkait dengan pelayanan publik pada dasarnya dapat dibagi

ke dalam 3 aspek, yaitu aspek penyelenggara, aspek sumber daya manusia dan

aspek kelembagaan. 3

a. Kurang responsive. Kondisi ini terjadi pada hampir semua tingkatan unsure

pelayanan, mulai pada tingkatan petugas pelayanan sampai dengan tingkatan

penanggungjawab instansi, respon terhadap berbagai keluhan, aspirasi, maupun

harapan masyarakat sering kali lambat atau bahkan diabaikan sama sekali. Ditinjau dari aspek penyelenggara, kelemahan dari

pelayanan publik di Indonesia diantaranya adalah:

b. Kurang informatif. Berbagai informasi yang seharusnya di sampaikan kepada

masyarakat, lambat penyampaiannya, atau bahkan tidak sampai sama sekali

kepada masyarakat.

3

(4)

c. Kurang accessible. Berbagai unit pelaksana pelayanan tertelak jauh dari jangkauan masyarakat, sehingga menyulitkan bagi mereka yang memerlukan

pelayanan.

d. Kurang koordinasi. Berbagai unit pelayanan yang terkait satu dengan lainnya

kurang berkoordinasi. Akibatnya, sering terjadi tumpang tindih ataupun

pertentangan tumpang kebijakan antara satu instansi pelayanan dengan instansi

pelayanan lain yang terkait.

e. Terlalu birokratis. Pelayanan, khususnya pelayanan perijinan, pada umumnya

di lakukan dengan melalui proses yang terdiri dari beberapa meja yang harus di

lalui, sehingga menyebabkan penyelesaian pelayanan yang terlalu lama.

f. Kurang mau mendengar keluhan/saran/aspirasi masyarakat. Pada umumnya

aparat pelayanan kurang peduli terhadap keluhan/saran/aspirasi dari

masyarakat. Akibatnya, pelayanan diberikan apa adanya, tanpa ada perbaikan

dari waktu kewaktu.

g. Inefisien. Berbagai persyaratan yang diperlukan, khususnya dalam pelayanan

perijinan, sering kali tidak relevan dengan pelayanan yang diberikan.

Dilihat dari sisi sumber daya manusianya, kelemahan utama pelayanan

publik oleh pemerintah adalah tentang kurangnya profesionalisme, kompetensi,

empati dan etika. Dan salah satu unsur utama yang sangat perlu dipertimbangkan

untuk perbaikan/peningkatan mutu pelayanan publik adalah masalah sistem

remunersi (penggajian) yang sesuai bagi birokrat dapat dikurangi, atau

dibersihkan. Disamping itu, motivasi dalam pelaksanaan tugas dinilai masih

kurang, sehingga hal tersebut memerlukan perbaikan demi menciptakan sumber

(5)

Kelemahan utama kelembagaan birokrasi pemerintah terletak pada desain

organisasi yang tidak dirancang khusus dalam rangka pemberian pelayanan

kepada masyarakat yang efisien dan optimal, tetapi justru hirarkis, sehingga

membuat pelayanan menjadi berbeli-belit (birokratis) dan tidak terkoordinasi

dengan baik. Kecenderungan untuk melaksanakan dua fungsi sekaligus, yaitu

fungsi pengaturan dan fungsi penyelenggaraan, masih sangat dominan dilakukan

oleh pemerintah, sehingga pelayanan publik menjadi tidak efisien. Sebaiknya,

kedua fungi tersebut dibagi secara seimbang antara pemerintah dan masyarakat,

yaitu pemeritah sebagai pemegang fungsi pengaturan, sedangkan dalam hal-hal

tertentu yang memungkinkan, masyarakat dilibatkan dalam fungsi

penyelenggaraan, misalnya perencanaan dan pembangunan.

Salah satu bentuk pelayanan publik adalah mengenai pelaksanaan pajak oleh

wajib pajak. 4

Berdasarkan pengertian diatas, pajak memiliki peranan yang sangat penting

untuk menunjang kelancaran pelayanan publik di Indonesia. Dapat dikatakan

bahwa pajak menjadi salah satu sumber pendanaan dalam pelaksanaan pelayanan Pajak merupakan iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan

Undang-undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal

(kontra Prestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

membayar pengeluaran umum. Undang-undang Nomor 28 Tahun 2007 Pasal 1

ayat 2 mendefinisikan Wajib Pajak adalah Orang Pribadi atau Badan, meliputi

pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak yang mempunyai hak dan

kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-undangan

perpajakan.

4

(6)

publik. Rendahnya kualitas pelayanan publik dapat menyebabkan wajib pajak

merasa enggan dan tidak berkeinginan untuk membayar pajak. Oleh karena itu,

pelayanan wajib pajak harus dilakukan dengan baik dan sesuai Undang-undang

yang berlaku. Efektivitas dan efisiensi dalam pelaksanaan pelayanan pajak dapat

memberikan semangat bagi wajib pajak untuk melakukan pembayaran pajak.

Pajak merupakan sumber penerimaan Negara yang mempunyai dua fungsi,

yaitu :

1. Fungsi anggaran (budgetair) sebagai sumber dana bagipemerintah, untuk

membiayai pengeluaran-pengeluarannya.

2. Fungsi mengatur (regulerend) sebagai alat pengatur atau melaksanakan

pemerintah dalam bidang sosial ekonomi.

Disamping kualitas pelayanan, kesuksesan pelaksanaan pajak dipengaruhi

oleh kesadaran dari pihak wajib pajak yang bersangkutan. Berdasarkan hasil

penelitian yang telah dilakukan oleh Tryana A.M, menunjukkan bahwa kesadaran

perpajakan dan sanksi pajak memberikan pengaruh yang signifikan terhadap

kapatuhan wajib pajak orang pribadi. Pajak sangat penting bagi pembangunan

negara Indonesia karena pajak memberikan kontribusi terbesar bagi pemasukan

negara. Di dalam negeri rasio kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan

pemenuhan kewajiban perpajakannya dari tahun ke tahun masih menunjukan

persentase yang tidak mengalami peningkatan secara berarti karena masih

kurangnya pemahaman masyarakat akan pentingnya pajak5

5

Tryana, A.M. 2013. Kesadaran Perpajakan, Sanksi Pajak, Sikap Fiskus Terhadap Kepatuhan Wpop Di Kabupaten Minahasa Selatan. Fakultasn Ekonomi dan Bisnis Universitas Sam Ratulangi Manado.

(7)

Salah satu alternatif perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan

efektivitas pelaksanaan perpajakan dalah dengan memperbaiki sistem pelayanan

pajak. Sistem pelayanan pajak yang dilakukan harus dilakukan sesuai dengan

ketentuan pemerintah yang berlaku tentang pelayanan publik. Penelitian yang

dilakukan oleh Sitti Miespa, menunjukkan bahwa sistem pelayanan pajak sangat

berpengaruh terhadap penerapan kebijakan perpajakan self assesment system.

Semakin tinggi kualitas pelayanan pajak yang diberikan, maka respon masyarakat

terhadap kewajiban pajak semakin tinggi. Dengan melakukan perbaikan secara

terus menerus sistem pelayanan perpajakan, masyarakat dapat menilai keseriusan

pemerintah dalam memberikan kualitas pelayanan yang lebih baik. Hal ini sangat

perlu untuk dilakukan mengingat fungsi pajak merupakan sumber pendanaan

kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah. Lemahnya sistem

pelayanan pajak dapat menghambat kinerja pemerintah dikarenakan kekurangan

dana dalam pelaksanaan kebijakannya.

Kerumitan birokrasi pelayanan pajak akhir-akhir ini menjadi salah satu

penyebab wajib pajak untuk tidak membayar pajak. Pelayanan dengan

memerlukan waktu yang banyak, pelaksanaan pelayanan yang rumit dan

pelaksana pelayanan yang kurang profesional menjadi hambatan bagi wajib pajak

untuk membayar pajak. Untuk itu diperlukan perbaikan sedemikian rupa untuk

meningkatkan kualitas pelayanan pajak sehingga masyarakat merasa nyaman

dalam melaksanakan pembayaran pajak.

Berdasarkan uraian diatas peneliti merasa tertarik untuk melakukan

penelitian pelayanan publik tentang kewajiban pajak dan mengkhususkan judul

(8)

Pelayanan Publik Tentang Kewajiban Pajak Ditinjau dari Hukum

Administrasi Negara Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009”.

B. Perumusan Masalah

Beracuan pada uraian latar belakan diatas, dapat dilihat bahwa pelayanan

publik tentang kewajiban pajak harus sesuai dengan ketentuan standarisasi

pelayanan publik sebagaimana yang tercantum dalam Undang-undang Nomor 25

Tahun 2009. Peningkatan kualitas pelayanan pajak bertujuan untuk meningkatkan

kepatuhan masyarakan dalam melaksanakan pembayaran pajak sehingga

pendanaan terhadap kebijakan-kebijakan pemerintah dapat dilaksanakan dengan

lancar. Rumusan permasalahan yang menjadi pokok pembahasan dalam penelitian

ini adalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kriteria dan standarisasi tugas dan kewajiban pelayanan publik

terhadap wajib pajak menurut Undang-undang Nomor 25 tahun 2009.

2. Bagaimana peran seta pegawai pajak dalam meningkatkan kualitas pelayanan

publik.

3. Bagaimana kendala dan upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan

kualitas pelayanan pubik terhadap wajib pajak.

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui kriteria dan standarisasi tugas dan kewajiban pelayanan

(9)

2. Untuk mengetahui peran seta pegawai pajak dalam meningkatkan kualitas

pelayanan publik.

3. Untuk mengetahui kendala dan upaya yang dapat dilakukan untuk peningkatan

kualitas pelayanan pubik terhadap wajib pajak.

Disamping tujuan diatas peneliti juga berharap melalui penelitian ini dapat

memberikan manfaat bagi penulis, lembaga terkait, masyarakat ataupun peneliti

selanjutnya dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan publik. Melalui

penelitian dan pembahasan ini punulis ingin menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan dibidang pelayanan publik terhadap kewajiban pajak. Melalui

penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi lembaga terkait

dalam menetapkan kebijakan peningkatan kualitas pelayanan publik. Bagi

penelitian selanjutnya, penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan

dan masukan terhadap penelitian yang hendak dilakukan.

D. Keaslian Penelitian

Berdasarkan penelusuran penulis di perpustakaan universitas sumatera utara

dan di perpustakaan fakultas hukum universitas sumatera utara, penulis tidak

menemukan adanya judul skripsi mengenai ” Tinjauan Yuridis Mengenai Tugas

dan Kewajiban Pelayanan Publik Tentang Kewajiban Pajak Ditinjau dari Hukum

Administrasi Negara Menurut Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009”. Sehingga

(10)

E. Tinjauan Pustaka

Sebelum penulis melanjutkan pembahasan, terlebih dahulu penulis mencoba

untuk memberikan beberapa penjelasan singkat terkait dengan pengertian secara

umum dari judul skripsi ini, sekaligus memberikan penegasan demi mencegah

kesimpangsiuran atau kekeliruan dalam memahami tulisan ini.

Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara (Meneg PAN)

Nomor 63/KEP/M.PAN/7/2003, memberikan pengertian pelayanan publik yaitu

segala kegiatan pelayanan yang dilaksanakan oleh penyelenggara pelayanan

publik. Kualitas pelayanan pajak merupakan salah satu hal yang meningkatkan

minat wajib pajak dalam memenuhi kewajiban

perpajakannya dan diharapkan petugas pelayanan pajak harus memiliki

kompetensi yang baik terkait segala hal yang berhubungan dengan perpajakan di

Indonesia.

Definisi pelayanan pajak menurut Boediono sebagaimana dikutip dalam

penelitian Bayu Caroko adalah suatu proses bantuan kepada wajib pajak dengan

cara-cara tertentu yang memerlukan kepekaan dan hubungan interpersonal agar

terciptanya kepuasan dan keberhasilan. Menurut Undang-undang Nomor 28

Tahun 2008 wajib pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar

pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak dan kewajiban

perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.

Pajak adalah kontribusi wajib kepada negara yang terutang oleh orang pribadi

atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan negara

(11)

F. Metode Penulisan

1. Jenis, Sifat dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah yuridis

normatif, artinya permasalahan yang ada diteliti berdasarkan perundang-undangan

yang ada dan literatur-literatur yang ada kaitannya dengan permasalahan.

Penelitian hukum normatif ini mencakup:

a. Penelitian terhadap asas-asas hukum

b. Penelitian terhadap sistematikan hukum

c. Penelitian terhadap sinkronisasi hukum

d. Penelitian sejarah hukum

e. Penelitian perbandingan hukum

Penelitian hukum normatif sendiri mengacu pada berbagai data sekunder,

yaitu inventarisasi berbagai peraturan hukum, jurnal-jurnal dan karya tulis

lainnya, serta artikel-artikel berita terkait. Penelitian hukum normatif adalah

penelitian yang ditujukan untuk mendapatkan hukum objektif dengan

mengadakan penelitian terhadap masalah hukum.

Sifat penelitian yang melekat pada penulisan skiripsi ini adalah penelitian

deskriptif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk memberikan data yang seteliti

mungkin tentang manusia, keadaan dan gejala-gejala lainnya. Penelitian tersebut

maksudnya untuk mempertegas hipotesa-hipotesa, agar dapat membantu dalam

(12)

2. Data Penelitian

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder, yang

diperoleh dari penelitian kepustakaan sebagai berikut:

a. Bahan hukum primer

Dokumen berupa peraturan mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang

berwenang, diantaranya Undang-undang Nomor 25 Tahun 2009.

b. Bahan hukum sekunder

Dokumen yang merupakan bacaan yang relevan seperti buku-buku,

seminar-seminar, jurnal, majalah dan referensi lainnya.

Data sekunder yang dimaksudkan diatas diperoleh berdasarkan

dokumentasi dan studi pustaka. Dokumentasi yang dapat diasumsikan sebagai

sumber data yang tertulis terbagi ke dalam dua kategori, yaitu sumber resmi dan

sumber tidak resmi. Sedangkan studi pustaka dilakukan dari hasil pencarian

terhadap buku, jurnal, dokumen, makalah dan sumber lainnya.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu dengan menginventarisir peraturan

perundang-undangan untuk dipelajari sebagai suatu kesatuan yang utuh dan

dengan studi kepustakaan, internet browsing, telaah artikel ilmiah dan dokumen

lainnya. Metode pengumpulan data menggunakan studi kepustakaan, yaitu teknik

mengumpulkan data dengan membaca dan mempelajari buku-buku kepustakaan

(13)

4. Analisis Data

Metode analisis data dilakukan dengan pendekatan kualitatif dengan

penarikan kesimpulan secara deduktif. Deduktif adalah suatu proporsi umum yang

kebenarannya telah diketahui dan dan berakhir pada suatu kesimpulan yang

bersifat lebih khusus. Metode deduktif dilakukan dengan membaca, menafsirkan

dan membandingkan hubungan-hubungan konsep, asas dan kaidah yang terkait

sehingga memperoleh kesimpulan yang sesuai dengan tujuan penulisan yang

dirumuskan.

G. Sistematika Penulisan

Penulisan skripsi ini disusun atas 5 bab, dimana bab-bab tersebut

disesuaikan dengan isi dan maksud dari tulisan skripsi ini, secara garis besar

pembahasannya dibagi lagi dalam sub bab sesuai dengan penulisan skripsi.

Adapun kelima bab tersebut dapat dilihat pada uraian berikut ini.

Bab I. Pendahuluan.

Dalam bab ini merupakan materi dasar mengenai maslah dan uraian

pembahasannya yang berisikan tentang latar belakang permaslahan, alasan

pemilihan judul, tujuan penelitian, metode penulisan, metode penelitian

sistematika penulisan.

Bab II. Tinjauan Umum Mengenai Pelayanan Publik

Pada bagian ini penulis menjelaskan tentang sejarah perkembangan pelayanan

publik, pengertian pelayanan publik dan hukum pajak, tugas, kewajiban dan

fungsi pelayanan publik dan pengaturan hukum mengenai pelayanan publik di

(14)

studi literatur yang berguna untuk mendukung analisa dan pembahasan sehingga

tujuan penelitian dapat dicapai.

Bab III. Pelaksanaan Pelayanan Publik Dalam Bidang Perpajakan

Bab ini terdiri dari pelaksanaan pelayanan publik menurut Undang-undang Nomor

25 Tahun 2009, pelayanan publik perpajakan kepada wajib pajak, akibat hukum

terhadap pelaksana pelayanan pubik yang tidak melaksanakan tugas dan

kewajibannya terhadap wajib pajak sesuai dengan Undang-undang Nomor 25

Tahun 2009. Melalui bagian ini diharapkan dapat memberikan gambaran tentang

sistem pelayanan publik terhadap wajib pajak yang diterapkan di Indonesia.

Bab IV. Analisis Tugas dan Kewajiban Pelayanan Publik Tentang Kewajiban

Pajak Ditinjau dari Hukum Administrasi Negara

Dalam bab ini diuraikan tentang kriteria standarisasi tugas dan kewajiban

pelayanan publik terhadap wajib pajak, peran serta pegawai pajak dalam

meningkatkan mutu kualitas pelayanan publik, kendala yang ditemukan dalam

pelaksanaan pelayanan publik dan upaya yang dapat dilakukan dalam mengatasi

kedala pelayanan publik.

Bab V. Kesimpulan dan Saran

Sebagai bab terakhir, penulis akan menguraikan tentang kesimpulan dan saran

kemudian diakhiri dengan daftar pustaka dan lampiran yang dipergunakan sebagai

Referensi

Dokumen terkait

Kepala sekolah atau tim evaluator akan mengamati guru dan tenaga kependidikan dalam pelaksanaan tugas untuk mengamati apakah proses kegiatan berjalan sesuai dengan standar

Dari beberapa penjelasan para ahli tentang olahraga dan ekonomi di atas, maka memberikan gambaran kepada kita, bahwa ekonomi tidak hanya sekedar sekelompok individu atau

Simpulan pada penelitian ini adalah penerapan model pembelajaran Numbered Heads Together Berbantuan Metode Eksperimen untuk Siswa Kelas V SD 4 Hadipolo dapat meningkatkan

Sebagaimana diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik, baik yang memberikan pelayanan

Berdasarkan ketentuan yang telah diamanatkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik, bahwa setiap penyelenggara pelayanan publik, baik yang

Perhitungan potensi sumur minyak dengan water cut tinggi menggunakan Metode Vogel didasarkan pada temuan bahwa hasil dari Metode Vogel sesuai dengan data tes

Kedua belah pihak telah menyepakati untuk melakukan kerjasama pemasangan Hotspot PT.. Telkom (lndonesia Wifi), dengan kesepakatan sebagai

Rendahnya populasi dan intensitas serangan kutu kebul pada tanaman kedelai, mengakibatkan kombinasi sistem pengairan dan teknik budidaya tidak memberikan pengaruh yang