• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborongborong Dalam Pengembangan Sub Sektor Peternakan Di Kabupaten Tapanuli Utara

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Analisis Lokasi Pasar Hewan Siborongborong Dalam Pengembangan Sub Sektor Peternakan Di Kabupaten Tapanuli Utara"

Copied!
5
0
0

Teks penuh

(1)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pembangunan subsektor peternakan merupakan bagian dari pembangunan

sektor pertanian yang memiliki nilai strategis, antara lain dalam memenuhi kebutuhan

pangan yang terus meningkat akibat bertambahnya jumlah penduduk, peningkatan

rata-rata pendapatan penduduk, dan penciptaan lapangan pekerjaan. Besarnya potensi

sumberdaya alam yang dimiliki Indonesia memungkinkan pengembangan subsektor

peternakan sehingga menjadi sumber pertumbuhan baru perekonomian Indonesia.

Sub sektor peternakan mempunyai peranan penting dalam perekonomian

Indonesia baik dalam pembentukan PDB dan penyerapan tenaga kerja maupun dalam

penyediaan bahan baku industri. Untuk meningkatkan kontribusi sub sector

peternakan dalam perekonomian Nasional, pemerintah telah berupaya untuk terus

mendorong pengembangan industri peternakan di Indonesia dengan menyediakan

berbagai fasilitas dan dukungan serta menciptakan iklim yang mendorong tumbuh

dan berkembangnya industri peternakan di Indonesia (Makka, 2007).

Salah satu jenis fasilitas yang disediakan oleh pemerintah adalah pasar hewan

yang secara khusus melakukan transaksi jual beli hewan. Pasar hewan berkembang di

beberapa daerah di Indonesia, karena di daerah-daerah tersebut memang terdapat

banyak hewan-hewan, baik hewan besar maupun kecil untuk diperjualbelikan sesuai

(2)

hewan, setidaknya untuk daerah-daerah yang merupakan sentra ternak, sangat banyak

manfaat, baik untuk pemerintah setempat ataupun para pelaku ternak di lokasi

tersebut. Paling tidak terdapat 10 (sepuluh) manfaat dari adanya pasar hewan, 1)

dapat meningkatkan kualitas dan produktivitas sumberdaya masyarakat peternakan,

2) dapat memfasilitasi dan memberikan kemudahan bagi masyarakat dan swasta

dalam pemasaran ternak dan hasil ternak, 3) sebagai wahana untuk mengembangkan

interaksi pelaku pembangunan (pemerintah, masyarakat dan swasta), 4) memudahkan

di dalam pengawasan dan pencegahan terhadap penyakit hewan menular, 5)

meningkatkan efisiensi pasar, 6) sarana untuk memperkuat posisi tawar petani/

peternak, 7) sebagai sumber informasi harga ternak dan hasil ternak, 8) dapat

meningkatkan nilai tambah produk peternakan, 9) sarana pengendalian pasokan

ternak dan hasil ternak di suatu daerah dan 10) sebagai wadah silaturahmi diantara

peternak.

Di Kabupaten Tapanuli Utara terdapat satu unit pasar hewan yang terdapat di

Siborongborong, dimana pasar ini aktif satu kali dalam satu minggu. Keberadaan

pasar hewan ini menjadi salah satu bentuk aktivitas perekonomian dan merupakan

potensi dalam pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara.

Tidak dipungkiri bahwa sektor peternakan memiliki peran strategis tidak saja sebagai

sumber pendapatan penduduk dan menjadi sumber devisa negara, akan tetapi juga

(3)

sumber makanan bergizi, sehingga dapat mewujudkan masyarakat yang sehat dan

produktif, seperti yang dicita-citakan sebagai visi dan misi pembangunan peternakan.

Menurut Sudardjat (1999) visi pembangunan peternakan adalah terwujudnya

masyarakat yang sehat dan produktif melalui pembangunan peternakan tangguh

berbasis sumberdaya lokal. Adapun misinya adalah (a) Menyediakan pangan asal

ternak yang cukup baik kualias maupun kuantitasnya, (b) Memberdayakan sdm

peternakan agar dapat menghasilkan produk yang berdaya saing tinggi di dalam

maupun luar negeri, (c) Menciptakan peluang ekonomi untuk meningkatkan

pendapatan peternakm (d) Menciptakan lapangan kerja di bidang agribisnis

peternakan dan (e) Melestarikan dan memanfaatkan sumberdaya alam pendukung

peternakan.

Perekonomian Kabupaten Tapanuli Utara didominasi oleh sektor pertanian,

dengan kontribusi terhadap PDRB pada tahun 2008 sebesar 55,59% dan pada tahun

2009 sebesar 54,74%. PDRB Kabupaten Tapanuli Utara berdasarkan harga konstan

tahun 2000 adalah sebesar Rp. 1.456.881,25 juta pada tahun 2008 dan sebesar Rp.

1.529.396,54 juta pada tahun 2009. Subsektor peternakan sebagai bagian dari sektor

pertanian menempati posisi ketiga dalam kontribusi terhadap PRDB sector pertanian

setelah tanaman pangan dan tanaman pekerbunan, dengan kontribusi sebesar 3,66%

pada tahun 2008 dan sebesar 3,52% pada tahun 2009.

Pada umumnya jenis ternak yang diperjualbelikan di pasar hewan

(4)

banyak dipelihara oleh masyarakat di Kabupaten Tapanuli Utara adalah kerbau.

Sebagai satu-satunya pasar ternak di Kabupaten Tapanuli Utara, maka pasar ini

merupakan salah satu sarana penting yang mendukung pengembangan sektor peternakan

dalam upaya meningkatkan pembangunan ekonomi di Kabupaten Tapanuli Utara,

khususnya di Siborongborong. Pasar hewan Siborongborong sudah lama berdiri, tetapi

secara ekonomi belum dapat ditelusuri manfaatnya terhadap perekonomian Kabupaten

Tapanuli Utara. Padahal diperkirakan jumlah ternak yang diperjualbelikan di pasar

hewan ini setiap minggu sebanyak 200-250 ekor, dimana ternak berasal dari berbagai

daerah di Kabupaten Tapanuli Utara, bahkan dari luar kabupaten.

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka rumusan permasalahan

penelitian adalah sebagai berikut :

1. Bagaimana posisi subsektor peternakan dalam basis ekonomi Kabupaten

Tapanuli Utara?

2. Bagaimana lokasi pasar hewan Siborongborong terhadap pengembangan

subsektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara ?

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah :

(5)

2. Untuk menganalisis lokasi pasar hewan Siborongborong terhadap

pengembangan subsektor peternakan di Kabupaten Tapanuli Utara.

1.4. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian adalah :

1. Sebagai bahan informasi dan pertimbangan bagi pemerintah Kabupaten

Tapanuli Utara dalam upaya pengembangan subsektor peternakan di

Kabupaten Tapanuli Utara.

2. Sebagai bahan informasi bagi masyarakat dan pelaku ekonomi dalam upaya

mendukung program pemerintah Kabupaten Tapanuli Utara dalam

pengembangan subsektor peternakan.

3. Sebagai bahan referensi dalam ilmu pengetahuan tentang pengembangan

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (a) Kepercayaan masyarakat Kabupaten Tapanuli Utara sebelum masuknya agama Katolik khususnya di Kecamatan Siborongborong

MH yang telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk mengikuti Program Pendidikan Dokter Spesialis di Departemen Telinga, Hidung,Tenggorok, Kepala dan Leher Fakultas

Allergic Rhinitis and it’s Impact on Asthma World Health Organization (ARIA-WHO) membuat klasifikasi RA berdasarkan lama gejala klinis yang dialami dan dampakya terhadap kualitas

latar belakang diatas perlu diteliti bagaimana Hubungan klasifikasi rinitis alergi dengan kadar interleukin-5 (IL-5) pada penderita rinitis alergi di RSUP. Adam

TCK merupakan alat diagnostik utama dan direkomendasikan sebagai alat diagnostik untuk mendeteksi reaksi alergi tipe cepat karena terdapat korelasi yang tinggi dengan tingkat

hubungan yang signifikan antara riwayat atopi dengan kadar IL-5..

Untuk keakuratan data dan informasi yang dikumpulkan maka saya sangat berharap agar Bapak/Ibu/Sdr./i bersedia memberikan keterangan yang sejelas- jelasnya sesuai dengan apa

Hasil penelitian menunjukkan bahwa harga jual kerbau di Kecamatan Siborongborong Kabupaten Tapanuli Utara jenis kelamin dan letak pusaran bulu memberikan pengaruh positif