1 PENGARUH DEBT TO EQUITY RATIO (DER), SIZE DAN NET PROFIT MARGIN (NPM) TERHADAP EARNING PER SHARE (EPS) PADA SUB SEKTOR MAKANAN
DAN MINUMAN YANG TERDAFTAR DI BEI PERIODE 2012-2014
Viska Ariza1, Yuhelmi2 , Rika Desiyanti2
1
Department of Management, Faculty of Economic, Bung Hatta University 2
Lecturer of Management Department, Faculty of Economic, Bung HattaUniversity E-mail : [email protected], [email protected],
ABSTRACT
This study aimed to determine the effect debt to equity ratio (DER), Size and the net profit
margin (NPM) on earning per share (EPS). In this study In this research is used by 19 companies located in the sub-sectors of food and beverages in the Indonesia Stock Exchange. The data used is secondary data obtained from yang of Indonesian Capital Market Directory from 2012 through 2014. In this study used two categories of variables. The first dependent variable is the earning per share. Both independent variables consist of debt to equity ratio (DER), size and net profit margin (NPM) hypothesis testing process is done by using a panel regression analysis, and testing of the t-statistic. Based on the results of hypothesis testing found that debt to equity ratio (DER) has no effect on the earning per share (EPS) of food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange, while size and net profit margin (NPM) significantly influence the earning per share food and beverage companies in the Indonesia Stock Exchange.
Keyword: Debt to Equity Ratio, Size, Net Profit Margin.
PENDAHLUAN Latar belakang
Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana dengan yang membutuhkan dana. Pasar modal menyediakan banyak pilihan sumber dana bagi investor serta menambah investasi. Investasi merupakan komitmen atas sejumlah dana atau sumber dana lainnya yang dilakukan pada saat ini dengan tujuan memperoleh sejumlah
keuntungan dimasa yang akan datang dalam (Tandelilin, 2010).
Setiap modal atau dana yang diinvestasikan selalu mengaitkan antara hasil dan risiko. Seorang investor yang berinvestasi akan menganalisis dengan cermat dan teliti perusahaan tempat berinvestasi. Kinerja perusahaan yang menurun tentu akan direspon investor di pasar modal. Hal tersebut dapat mempengaruhi investor dalam
2 menanamkan dananya di perusahaan
tersebut.Salah satu contoh pemilik saham dan calon investor akan melihat segi profitabilitas dan risiko, karena kestabilan harga saham sangat bergantung dengan tingkat keuntungan yang diperoleh dan dividen dimasa mendatang. Apabila
earning per share (EPS) suatu perusahaan mengalami peningkatan ini berarti laba perusahaan yang berarti juga peningkatan kekayaan bagi para pemegang saham.
Jika mengamati perkembangan
earning per share (EPS) perusahaan di dalam sektor barang dan konsumsi terlihat pada sub sektor makanan dan minuman memiliki komposisi earning per share
(EPS) yang relatife rendah seperti terlihat pada tabel 1 dibawah ini:
Tabel 1
Perkembangan EPS pada Sektor Industri Barang dan Konsumsi
periode 2012 – 2014 SUB SEKTOR Jumlah perusahaan EPS 2012 2013 2014 Makanan & minuman 12 192.77 110.78 13.672 Rokok 4 -1.4762 -19.07 74.545 Farmasi 7 50.549 45.247 153.73 Kosmetik 4 374.13 374.36 138.76 Peralatan rumah tangga 3 36.55 43.57 111.52
Sumber: data diolah
Pada Tabel 1 memperlihatkan bahwa earning per share (EPS) pada sub sektor makanan dan minuman selama tahun 2012 hingga tahun 2014 mengalami
penurunan. Pada dasarnya sub sektor makanan dan minuman tersebut adalah suatu kebutuhan yang sangat dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari dan yang seharusnya bisa menghasilkan laba yang tinggi bagi perusahaan, tetapi pada data tersebut earning per share (EPS) perusahaan makanan dan minuman pada tahun 2012 hingga tahun 2014 justru mengalami penurunan. Dengan terjadinya penurunan earning per share (EPS) tersebut akan berdampak buruk terhadap perusahaan dan investor pada sub sektor makanan dan minuman sebab, perusahaan tidak mampu menghasilkan laba dan membayarkan deviden kepada investor dan perusahaan juga akan mengalami kebangkrutan.
Menurut Brigham dan Houston (2012) Signaling theory adalah “suatu tindakan yang menunjukkan laporan keuangan perusahaan baik dari segi profitabilitas yang menutupi hutang maupun meningkatnya harga perlembar saham yang diambil manajemen perusahaan untuk memberi petunjuk kepada investor mengenai bagaimana cara pandang manajemen perusahaan terhadap prospek perusahaan”.
Debt to Equity Ratio(DER) menggambarkan hutang dengan ekuitas
3 dalam pendanaan perusahaan dan
menunjukkan kemampuan modal sendiri perusahaan untuk memenuhi kewajibannya. Besarnya hutang yang terdapat dalam struktur modal perusahaan sangat penting untuk memahami pertimbangan antara risiko dan laba yang di dapat. Hutang membawa resiko karena setiap hutang pada umumya akan menimbulkan keterikatan yang tetap bagi perusahaan dalam bentuk kewajiban membayar bunga serta cicilan kewajiban pokoknya secara periodik.
Ukuran perusahaan (SIZE) yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Secara umum, perusahaan yang memiliki total asset yang relatif besar dapat beroperasi dengan tingkat efektivitas yang lebih tinggi. Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk menciptakan keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset yang besar akan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan meningkat.
Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjualan. NPM yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi.
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Bagaimana pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ?
2. Bagaimana pengaruh Size terhadap
Earning per Share (EPS) pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ? 3. Bagaimana pengaruh Net Profit
Margin (NPM) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor makanan danminuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ?
Tujuan dari penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui pengaruh Debt to
Equity Ratio (DER) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor
4 makanan dan minuman yang terdaftar
di BEI periode 2012-2014 ?
2. Untuk mengetahui pengaruh Size
terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ?
3. Untuk mengetahui pengaruh Net Profit Margin (NPM) terhadap Earning per Share (EPS) pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014 ?
Landasan Teori dan Pengembangan Hipotesis
a.Earning Per Share (EPS)
Hasil suatu perusahaan umumnya dirangkum dalam suatu bagian utama yaitu laba bersih. Tetapi walaupun demikian, laba bersih ini belum di anggap ringkas, oleh karena itu sering dilakukan indikator lainnya yang lebih ringkas yaitu laba per saham earning per share (EPS).
Earning Per Share (EPS) bertujuan mengukurbesarnyakemampuan
perusahaan dalam mendistribusikan pendapatannya kepada pemegang saham.
Earning per share (EPS) dihitung dengan membagi laba bersih setelah dikurangi pajak dengan jumlah saham biasa yang beredar (Brigham & Weston, 2012).
b.Debt to Equity Ratio (DER)
Menurut Kasmir (2011) debt to equity ratio (DER) merupakan rasio yang digunakan untuk menilai utang dengan ekuitas, dengan kata lain rasio ini berfungsi untuk mengetahui setiap rupiah modal sendiri yang dijadikan untuk jaminan utang. Rasio ini juga memberikan petunjuk umum tentang kelayakan dan risiko keuangan perusahaan. Banyak penekanan yang dilakukan pada rasio ini, karena jika rasio ini buruk, maka perusahaan akan memiliki masalah riil jangka panjang, salah satunya adalah masalah kebangkrutan.
Debt to Equity Ratio (DER) merupakan salah satu rasio leverage yang dihitung melalui perbandingan total hutang yang dimiliki perusahaan dengan modal sendiri. Secara umum Sartono (2010) mendefinisikan debt to equity ratio(DER) sebagai perbandingan total kewajiban (jangka pendek dan jangka panjang) dengan modal sendiri atau modal yang bersumber dari pemilik perusahaan.
c.Size
Salah satu indikator penting yang memperlihatkan efisiensi dan efektifitas perusahaan dalam mengelola assets dan
5 kekayaan yang dimiliki perusahaan
adalah ukuran perusahaan. Menurut Darmadji (2012) ukuran perusahaan memperlihatkan kekayaan yang dimiliki perusahaan. Untuk mengukur size yang dimiliki sebuah perusahaan dapat ditentukan dari nilai penjualan, total assets dan kapitalisasi pasar.
Ukuran perusahaan akan mengalami peningkatan bila total penjualan produk yang dihasilkan perusahaan mengalami peningkatan, begitu pun untuk total assets semakin meningkat nilai total assets tidak terlepas dari meningkatnya nilai perusahaan. dari sudut kapitalisasi mencerminkan besar anggaran biaya modal yang digunakan perusahaan untuk melakukan aktivitas operasional, semakin besar nilai kapitalisasi pasar yang dimiliki sebuah perusahaan maka semakin tinggi ukuran atau size dari sebuah perusahaan.
Net Profit Margin(NPM)
Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. Net profit margin (NPM) dimaksudkan untuk mengetahui efisiensi perusahaan dengan melihat besar kesilnya laba usaha dalam hubungannya dengan penjualan. Dengan mengetahui
hal tersebut investor dapat menilai apakah perusahaan itu profitable atau tidak. Net profit margin (NPM) yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hubungan antara laba bersih sesudah pajak dan penjualan bersih menunjukkan kemampuan manajemen dalam mengemudikan perusahaan dengan cukup berhasil untuk menyisakan margin tertentu sebagai kompensasi yang wajar bagi pemilik yang telah menyediakan modalnya untuk suatu risiko (Astuti, 2013).
PENGEMBANGAN HIPOTESIS PengaruhDebt to Equity Ratio terhadap Earning Per Share
Debt to Equity Ratio (DER) memperlihatkan besarnya pembiayaan perusahaan yang berasal dari hutang. Menurut Taani dan Banykhaled (2011) perusahaan menggunakan pembiayaan hutang untuk mendukung pertumbuhan jangka panjang sehingga dapat meningkatkan keuntungan. Penggunaan hutang yang terlalu tinggi memberikan risiko yang besar namun apabila perusahaan mampu mengelola hutangnya dengan baik, maka penggunaan untang
6 ini akan meningkatkan keuntungan bagi
pemegang saham. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Walsh (2004) dimana
leverage yang tinggi dapat secara substansial meningkatkan earning per share EPS.
H1 :Debt to Equity Ratio berpengaruh negatif terhadap Earning Per Share.
Pengaruh Size terhadap Earning per Share
Size yang menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam pembentukan laba. Secara umum, perusahaan yang memiliki total asset yang relatife besar dapat beroperasi dengan tingkat efektivitas yang lebihtinggi. Dengan adanya total asset yang besar ini menunjukkan kemampuan perusahaan dalam mengelola aset yang dimilikinya untuk menciptakan keuntungan. Oleh karena itu perusahaan dengan total aset yang besarakan lebih mampu untuk menghasilkan tingkat keuntungan yang tinggi, sehingga laba tersedia bagi pemegang saham biasa juga akan meningkat.
H2 :Size berpengaruh positif terhadap
Earning Per Share.
Pengaruh Net Profit Margin terhadap Earning Per Share
Net Profit Margin (NPM) mengukur seberapa jauh kemampuan perusahaan
menghasilkan laba bersih dari setiap penjulan. Net profit margin (NPM) yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hal ini dikarenakan net profit margin (NPM) yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikiannet profit margin (NPM) yang tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
H3 :Net Profit Margin berpengaruh positif terhadap Earnings Per Share.
Metode Penelitian Populasi dan Sampel
Menurut Sugiyono (2010) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau objek yang mempunyai kuantitas dan karakter tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian disimpulkan. Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah peusahaan industri barang dan konsumsi periode 2010-2014 yang terdaftar di Bursa Efek
7 Indonesia. Jumlah populasi dalam
penelitian ini adalah 19 perusahaan. Untuk pengambilan sampel dalam penelitian ini digunakan sampling jenuh. Menurut Sekaran (2006) sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi dijadikan sampel atau istilah lainnya adalah metode sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel. Sehingga jumlah sampel yang dalam penelitian ini adalah 19 perusahaan.
Data dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu data yang telah di publikasikan oleh perusahaan, instansi atau sebuah kelompok kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Bentuk data sekunder yang digunakan adalah Debt to Equity Ratio , Size dan Net Profit Margin.
Sumber data dari laporan keuangan Sub Sektor Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2012-2014 yang diterbitkan oleh Bursa Efek Indonesia dan memuat data laporan keuangan Periode 2012-2014 secara lengkap.
Identifikasi Variabel Penelitian a. Variabel Dependen
Earning Per Share
Menurut Fahmi (2014) earning per share atau pendapatan per lembar saham adalah bentuk pemberian keuntungan yang diberikan kepada para pemegang saham dari setiap lembar saham yang dimiliki.
b.Variabel Independen Debt to Equity Ratio(DER)
Menurut Harahap (2010) rasio ini menggambarkan sampai sejauh mana modal pemilik dapat menutupi utang-utang kepada pihak luar. Semakin kecil rasio ini semakin baik.
Size
Suatu ukuran yang menunjukan seberapa mapan suatu perusahaan diukur berdasarkan logaritma natural total asset.
Size = Ln of Total Aktiva
Net Profit Margin
Net Profit Margin (NPM) adalah perbandingan antara laba bersih dengan penjualan bersih perusahaan. Variabel net profit margin (NPM) dilambangkan dengan net profit margin (NPM). Net profit margin
8 perusahaan dalam menghasilkan laba
bersih dari setiap rupiah penjualan.
Hasil Dan Pembahasan Hipotesis Analisis Model Regresi dan Penguji Hipotesis
Tabel 2
Hasil pengujian normalitas
Keterangan Probability Alpha Kesimpulan
Earning per share 0.054764 0.05 Normal Debt to equity ratio 0.082300 0.05 Normal Size 0.195442 0.05 Normal Net profit margin 0.987634 0.05 Normal Sumber: data diolah
Setelah seluruh variabel berdistribusi normal dan terbebas dari masing-masing gejala asumsi klasik maka pembentukan model regresi linear berganda dapat dilakukan. Berdasarkan hasil pengujian yang dilakukan dengan menggunakan bantuan program Eviews maka dapat diperoleh hasil yang terlihat pada Tabel dibawah ini:
Pada Tabel 3 terlihat bahwa masing-masing variabel penelitian telah memiliki koefisien regresi yang dapat
dibentuk kedalam sebuah model regresi berganda seperti terlihat dibawah ini:
Tabel 3
Hasil Pengujian Hipotesis Sumber: data diolah
Sesuai dengan hasil pengujian statistik yang telah dilakukan dapat dibuat sebuah model persamaan regresi berganda yang diolah dengan menggunakan model
pool least square seperti yang terlihat berikut:
Y = - 213.1796 -4.785990x1 + 19.01071x2
+ 507.4907x3 + e
Pada tahapan pengujian hipotesis pertama dengan menggunakan variabel
debt to equity ratio diperoleh nilai koefisien regresi bertanda negatif sebesar -4.785990 dengan nilai probability sebesar 0.7905. Nilai probability yang diperoleh 0.7905 > alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho diterima H1 ditolak, sehingga
hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa
debt to equity ratio tidakberpengaruh terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Pada tahapan pengujian hipotesis kedua dengan menggunakan variabel size
diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 19.01071 dengan nilai probability sebesar 0.0021. Nilai
probability yang diperoleh 0.0021 > alpha Variabel
Penelitian
Coefficient Probability Alpha Kesimpulan
Constanta -213.1796 - - - Debt to equity ratio -4.785990 0.7905 0.05 Tidak Signifikan Size 19.01071 0.0021 0.05 Signifikan Net profit margin 507.4907 0.0384 0.05 Signifikan
9 0.05 makakeputusannya adalah Ho ditolak
H2 diterima, sehingga hasil yang diperoleh
menunjukkan bahwa size berpengaruh positif dan signifikan terhadap earning per share pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Untuk tahapan pengujian hipotesis ketiga dengan menggunakan variabel net profit margin diperoleh nilai koefisien regresi bertanda positif sebesar 507.4907 dengan nilai probability sebesar 0.0384. Nilai probability yang diperoleh 0.0384 < alpha 0.05 maka keputusannya adalah Ho ditolak H3 diterima, sehingga hasil yang
diperoleh menunjukkan bahwa net profit margin berpengaruh positif dan signifikan terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia.
Pembahasan
Pengaruh Debt to Equity Ratio (DER) Terhadap Earning Per Share (EPS)
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis pertama ditemukan bahwa debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share (EPS) pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman di Bursa Efek Indonesia. Temuan yang diperoleh tidak sejalan dengan teori atau pun hipotesis yang diajukan. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa meningkat atau menurunnya debt to equity ratio (DER) pada perusahaan tidak berdampak pada
earning per share (EPS) yang akandidapat oleh perusahaan. Kondisi ini disebabkan karena apabila perusahaan tidak bisa menginvestasikan hutangnya dengan baik, maka perusahaan tidak akan mampu menghasilkan laba untuk meningkatkan earning per share
perusahaan. Dan apabila perusahaan mampu menginvestasikan hutangnyanya dengan baik, maka perusahaan akan menghasilkan laba yang tinggi dan bisa meningkatkan earning per share (EPS) perusahaan. Dengan begitu hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh penelitian yang dilakukan oleh Muhfiatun (2011) yang menyatakan tidak adanya pengaruh debt to equity ratio terhadap earning per share.
Pengaruh Size Terhadap Earning Per Share (EPS)
Hipotesis kedua dalam penelitian ini yang menyatakan size berpengaruh positif terhadapearning per share
terbukti, artinya hipotesis kedua diterima. Berpengaruhnya size secara positif ini menunjukkan besar kecilnya perusahaan merupakan faktor penting dalam
10 pembentukan dan mampu berkontribusi
secara nyata terhadap earning per share
(EPS). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa meningkatnya size pada perusahaan akan berdampak pada peningkatan earning per share (EPS) yang akan didapat oleh perusahaan. Kondisi ini akan berdampak baik terhadap investor yang akan menanam saham terhadap perusahaan sebab, investor akan semakin yakin untuk berinvestasi terhadap perusahaan. Dengan begitu hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan oleh Yuliandhari dan Putri (2012) yang menunjukkan bahwa ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif terhadap earning per share dan juga penelitian yg dilakukan oleh Sartono (2010) yang menunjukkan ukuran perusahaan (SIZE) memiliki pengaruh positif terhadap earning per share (EPS).
Pengaruh Net Profit Margin (NPM) Terhadap Earning Per Share (EPS)
Hipotesis ketiga dalam penelitian ini yang menyatakan net profit margin (NPM) berpengaruh positif terhadap earning per share (EPS) terbukti, artinya hipotesis ketiga diterima. Berpengaruhnya net profit margin (NPM) secara positif ini
menunjukkan net profit margin (NPM) yang tinggi menandakan kinerja perusahaan yang semakin produktif dan semakin baik kemampuan perusahaan untuk mendapatkan laba yang tinggi. Hal ini dikarenakan net profit margin (NPM) yang tinggi menunjukkan kemampuan perusahaan dalam menyisakan margin yang tinggi atas kompensasi bagi pemilik yang telah menyediakan dananya untuk suatu resiko. Dengan demikian net profit margin (NPM) yang tinggi akan memberikan keuntungan yang tinggi bagi pemegang saham.
Hasil penelitian ini mendukung Penelitian yang dilakukan oleh Sutejo,dkk (2010) yang menyatakan bahwa net profit margin berpengaruh terhadap earning per share dan juga penelitian yang dilakukan oleh peneliti Shinta dan Laksito (2014) yang menunjukkan net profit margin
berpengaruh positif terhadap earning per share.
Kesimpulan
Berdasarkan kepada analisis dan pembahasan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan dapat diajukan kesimpulan penting yang merupakan jawaban dari permasalahan yang dibahas yaitu:
11 1. Sesuai dengan hasil pengujian
koefisien determinasi yang telah dilakukan seperti terlihat pada table 3 diperoleh nilai R2 sebesar 0.280. Hasil yang diperoleh tersebut menunjukkan bahwa variabel debt to equity ratio, size dan net profit margin mampu memberikan kontribusi untuk mempengaruhi kemampuan perusahaan dalam menghasilkan
earning per share adalah sebesar 28% sedangkan sisanya 72% lagi dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak digunakan didalam penelitian ini.
2. Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014. 3. Size berpengaruh positif terhadap
earning per sharepada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
4. Net profit margin berpengaruh positif terhadap earning per share pada sub sektor makanan dan minuman yang terdaftar di BEI periode 2012-2014.
Implikasi Penelitian
Berdasarkan analisis dan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakukan,
maka terdapat sejumlah implikasi kebijakan yang diambil oleh perusahaan, terutama pada perusahaan sub sektor makanan dan minuman sebagai bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan laba bagi pemegang saham agar earning per share tersebut tetap stabil, dengan begitu perusahaan dapat mempertahankan para investor yang telah menanamkan modalnya diperusahaan tersebut.
Bagi investor penelitian ini diharapkan sebagai bahan pertimbangan sebelum menentukan investasinya. Dimana investor harus jeli dalam memilih saham perusahaan yang bagus dengan earning per share (EPS) yang tinggi. Sebaiknya investor menggunakan dan melihat rasio
earning per share (EPS) sebuah perusahaan dalam suatu periode yang cukup lama.Sehingga investor dapat melihat earning per share (EPS) perusahaan berdasarkan tren perusahaan angka earning per share (EPS) secara historis.
Keterbatasan dan Saran Penelitian
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis yang telah dilakakukan peneliti menyadari bahwa hasil yang diperoleh didalam penelitian ini masih memiliki sejumlah
12 kekurangan, secara umum keterbatasan
yang peneliti rasakan adalah:
1 Periode observasi data yang digunakan relatif pendek yaitu selama 3 tahun, akibatnya hasil yang diperoleh tidak begitu akurat. Oleh sebab itu penelitian dimasa mendatang disarankan untuk memperpanjang periode observasi data yang digunakan. Saran tersebut sangat penting dilakukan sebagai upaya peningkatan ketepatan akurasi hasil penelitian yang diperoleh. 2. Masih terdapatnya sejumlah variabel
lainnya yang juga mempengaruhi
earning per share (EPS). Penelitian diamasa mendatang disarankan untuk menambahkan minimal satu variabel baru yang belum digunakan seperti price book value (PBV) atau pun variabel lainnya. Saran tersebut sangat penting untuk meningkatkan ketepatan akurasi hasil penelitian dimasa mendatang.
DAFTAR PUSTAKA
Astuti, Suhening. 2013. Analisis Pengaruh NPM, ROA, Ukuran Perusahaan dan Financial Leverage Terhadap Prektik Perataan Laba. Studi Kasus pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di BEI 2008-2011. Universitas Diponegoro Semarang.
Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Manajemen Keuangan, Edisi 8, Edisi Indonesia. Jakarta: Erlangga. Brigham, Eugene F and Houston, F. Joel. 2012. Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi 10. Jakarta: Salemba Empat.
Darmadji, T.H.M Fakhrudin. 2012. Pasar Modal di Indonesia Pendekatan Tanya Jawab. Jakarta: Salemba Empat.
Fahmi, Irham. 2014. Analisis Kinerja Keuangan. Bandung: Alfabeta.
Harahap, Sofyan Syafri 2008.Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta: PT. Raja Grafindo.
Kasmir. 2011. Analisis laporan Keuangan. Edisi 4.PT. Raja Grafindo Persada.
Muhfiatun. 2011. Pengaruh Financial Laverage dan Profitabilitas Terhadap Earnings per share (Studi pada Perusahaan yang Masuk Daftar Efek Syariah Tahun 2009). Universitas Islam Negri Sunan Kalijaga.Yogyakarta.
Sartono, Agus. (2010), Manajemen Keuangan Teori dan Aplikasi,
Yogyakarta: BPFE.
Sekaran, Uma. 2006. Metodologi Penelitian untuk Bisnis, Edisi 4, Buku 1. Jakarta: Salemba Empat.
Sutejo, dkk. 2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Publik di Bursa Efek Jakarta. Wacana Vol. 13 No.2.ISSN. 1411-0199.
13 Sutejo, Bambang Swasto dan Ubud Salim.
2010. Analisis Variabel yang Mempengaruhi Earning Per Share pada Industri Food and Baverages yang Go Public di BEJ. Jurnal Manajemen & Bisnis Volume 13 Nomor 2.Universitas Brawijaya.
Syamsudin, Lukman. 2013. Manajemen Keuangan Perusahaan. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.
Shinta, Kumala dan Herry Laksito. 2014. Pengaruh Kinerja Keuangan, Ukuran Perusahaan dan Arus Kas Operasi terhadap EPS. Jurnal Akutansi Volume 3 Nomor 2.
Universitas Diponegoro.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis.
Cetakan Ke-15. Bandung: Alfabeta
Taani, Khalaf dan Mari’e Hasan Hamed Banykhaled. 2011. The Effect of Financial Ratios, Firm Size, and Cash Flow From Operating Activities on Earnings Per Share. International Journal Of Social Science and Humanity Studies. Vol 3, No 1, 2011 ISSN: 1309-8063. Jordan.
Tandelilin, Erduadus. 2010. Analisis Investasi dan Manajemen Portofolio.Edisi pertama. Yogyakarta: BPFE.
Walsh, C. (2004). Key Management Ratio Edisi Tiga. Jakarta: Erlangga.
Yuliandhari, Willy Sri dan Arista Erini Putri. 2012. Analisis Pengaruh Ukuran Perusahaan dan Financial Laverage Terhadap Earning per share (Penelitian pada Perusahaan Manufaktur di Bidang Makanan dan Minuman yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011. Jurnal Akuntansi.