PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA
DENGAN METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS IV MI AL-HUDA
KEDUNGUMPUL KANDANGAN KABUPATEN
TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
TABAH DENA LESTARI
NIM.115-14-103
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA
MATERI ENERGI DAN PENGGUNAANNYA
DENGAN METODE JIGSAW
PADA SISWA KELAS IV MI AL-HUDA
KEDUNGUMPUL KANDANGAN KABUPATEN
TEMANGGUNG
TAHUN PELAJARAN 2017/2018
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd.)
Oleh:
TABAH DENA LESTARI
NIM. 115-14-103
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI
SALATIGA
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Motto
Ilmu itu diperoleh dari lidah yang bertanya serta akal yang suka berfikir Persembahan
1. Bapakku Suroso dan Ibuku Wartinah yang selalu mencurahkan kasih sayang, tenaga, waktu dan do‟anya kepada saya.
2. Kakakku Pandu Aji Santoso yang selalu memberi dukungan dan semangat kepada saya.
3. Adikku Lingga Aji Sasongko dan May Lina Setiya Ningrum yang selalu jadi motivasi saya.
4. Pak kosku Hary yang selama ini banyak membantu saya.
5. Dosen pembimbing skripsiku, Sutrisna, S. Ag., M.Pd. yang telah bersedia untuk waktunya untuk membimbing saya sampai skripsi saya selesai.
6. Sahabat-sahabatku tercinta Erin Kurnianigrum, Metik Fatmasari, I‟anatunnissa, Dilla Nurida, Suharti, Nur Irwanti, Chotim Oktaviani, Cahyaning, Ayu Ningtiyas.
vi
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik dan hidahyah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada Nabi Agung Muhammad SAW yang senantiasa dinanti-nantikan syafa‟atnya diahirat nanti.
Penulisan skripsi dengan judul “Peningkatan hasil belajar IPA materi
energi dan penggunaanya menggunakan metode pembelajaran jigsaw pada siswa kelas IV semester II MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan, Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018.” Ini, untuk memenuhi salah satu syarat
memperoleh gelar akademik Sarjana Pendidikan di Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini tidak akan berjalan dengan baik tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd. selaku Dekan FTIK IAIN Salatiga. 3. Ibu Peni Susapti, M.Si. selaku Ketua Jurusan PGMI
4. Bapak Sukron Ma‟mun, S.HI.,M.Si. Selaku dosen pembimbing Akademik yang telah membimbing saya dari semester awal sampai saat ini, yang meluangkan waktu untuk bimbingan akademik, dengan penuh kesabaran. 5. Bapak Sutrisna, S.Ag.,M.Pd.selaku pembimbing skripsi yang telah
vii
6. Bapak, Ibu Dosen serta seluruh karyawan IAIN Salatiga yang telah memberikan ilmu dan bimbinganya kepada penulis.
7. Kedua orang tua yang selalu memberikan dukungan moral dan material kepada saya.
8. Ibu Sadatun, S.Ag selaku kepala sekolah MI AL-HUDA Kedungumpul, Kandangan, Kabupaten Temanggung, yang telah memberikan izin kepada penulis untuk melakukan penelitian.
9. Ibu Atika Febriana, S.Pd selaku guru kelas 4 MI AL-HUDA Kedungumpul, Kandangan, Kabupaten Temanggung, yang telah membantu peneliti dalam melakukan penelitian.
10.Sahabat dan teman-teman yang senantiasa menginspirasi, berjuang bersama-sama dan saling memberikan dukungan.
Penulis sangat menyadari bahwa skripsi ini belum sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca sangat berharga bagi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata, penulis hanya bisa berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan penulis pada khususnya.
viii
ABSTRAK
Lestari, Tabah Dena. 2018. Peningkatan hasil belajar ipa materi energi dan penggunaannya dengan metode pembelajaran jigsaw pada siswa kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung tahun pelajaran 2017/2018. Jurusan Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Dosen Pembimbing: Sutrisna, S.Ag.,M.Pd
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode Jigsaw
Penelitian ini merupakan upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaanya pada siswa kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung. Pernyataan utama yang akan dijawab melalui penelitian ini adalah apakah dengan menggunakan metode
jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunaannya pada siswa kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018, untuk menjawab pertanyaan tersebut maka penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (action research)
sebanyak dua siklus.
Penelitian tindakan kelas dilaksanakan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Tiap siklus masing-masing terdapat perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Adapun metode metode pengumpulan data yang digunakan meliputi observasi, tes, dan dokumentasi. Analisis data yang dilakukan dengan cara menghitung pencapaian nilai hasil belajar tiap siklus dengan ditandai peningkatan Keriteria Ketuntasan Klasikal.
ix
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... v
KATA PENGANTAR ... vi
A. Latar Belakang Masalah ... 1
B. Rumusan Masalah ... 6
C. Tujuan Penelitian ... 7
D. Hipotesis Tindakan ... 7
E. Indikator Keberhasilan ... 7
F. Manfaat Penelitian ... 8
1. Manfaat Teoritis ... 8
2. Manfaat Praktis ... 8
G. Definisi Operasional ... 9
1. Hasil Belajar ... 9
2. Ilmu Pengetahuan Alam... 10
3. Metode PembelajaranJigsaw ... 10
H. Metode Penelitian ... 11
1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas ... 11
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian ... 12
3. Langkah-langkah Penelitian ... 12
4. Instrumen penelitian ... 15
5. Teknik Pengumpulan Data... 16
6. Analisis Data ... 17
I. Sistematika Penulisan ... 18
BAB II ... 21
x
A. Hasil Belajar ... 21
1. Pengertian Hasil Belajar ... 21
2. Pengetian Belajar ... 22
3. Ciri- ciri Belajar ... 24
4. Prinsip-prinsip Belajar ... 24
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar ... 25
B. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) ... 28
1. Pengertian IPA (Ilmu Pengrtahuan Alam) ... 28
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA ... 29
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA... 30
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA ... 31
C. Energi dan Penggunaanya ... 31
1. Pengertian Energi ... 31
2. Macam-macam Energi ... 31
D. Metode Jigsaw ... 39
1. Pengertian Metode ... 39
2. Pengertian Jigsaw ... 40
3. Tahap Proses Pelaksanaan Metode Jigsaw ... 42
4. Prinsip Reaksi dan Sistem Sosial ... 44
5. Efek Pembelajaran dan Efek Pengiring ... 44
6. Kelemahan dan Kelebihan Metode Jigsaw ... 45
E. KAJIAN PUSTAKA ... 46
BAB III ... 50
PELAKSANAAN PENELITIAN ... 50
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian ... 50
1. Letak Geografis MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan ... 50
2. Profil Sekolah ... 50
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah ... 51
4. Sejarah Berdirinya MIAl-HUDA Kedungumpul ... 54
5. Keadaan Guru MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan ... 54
6. Keadaan siswa MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan ... 55
7. Susunan Organisasi Sekolah ... 56
B. Subjek Penelitian ... 57
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I ... 57
D. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ... 69
BAB IV ... 80
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 80
A. Deskripsi Paparan Siklus ... 80
1. Pra Siklus ... 80
xi
3. Siklus II ... 88
B. Hasil Antar Siklus ... 92
BAB V ... 94
PENUTUP ... 94
A. Kesimpulan ... 94
B. Saran ... 94
DAFTAR PUSTAKA ... 96
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1Data Guru 52
Tabel 3.2 Data Siswa 52
Tabel 3.3 Daftar Siswa Kelas IV 53
Tabel 3.4 Daftar Lembar Observasi Guru Siklus I 63
Tabel 3.5 Daftar Hasil Belajar Siklus I 65
Tabel 3.6 Daftar Lembar Pengamatan Siswa 66
Tabel 3.4 Daftar Lembar Observasi Guru Siklus II 74
Tabel 3.5 Daftar Hasil Belajar Siklus II 77
Tabel 3.6 Daftar Lembar Pengamatan Siswa 77
Tabel 4.1 Hasil Belajar Pra Siklus 74
Tabel 4.2 Data Perolehan Nilai KKM Pra Siklus 76
Tabel 4.3 Hasil Belajar Siklus I 78
Tabel 4.4 Data Perolehan Nilai KKM Siklus I 79
Tabel 4.5 Hasil Belajar Siklus II 82
Tabel 4.6 Data Perolehan Nilai KKM Siklus II 84
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1Siklus Penelitian Tindakan Kelas 16
Gambar 3.1 Susunan Organisasi Guru 54
Gambar 4.1 Diagram Ketentusan Nilai Pra Siklus 76 Gambar 4.2 Diagram Data Pengamatan Pra Siklus 77
Gambar 4.3 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus I 80
Gambar 4.4 Diagram Data Pengamatan Siklus I 80
Gambar 4.5 Diagram Ketuntasan Nilai Siklus II 84
Gambar 4.6 Diagram Pengamatan Siklus II 85
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus I Lampiran 2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Siklus II Lampiran 3 Dokumentasi Penelitian
Lampiran 4 Soal Evaluasi Siklus I Lampiran 5 Soal Evaluasi Siklus II Lampiran 6 Jawaban Evaluasi Siklus I Lampiran 7 Jawaban Evaluasi Siklus II Lampiran 8 Nilai UAS IPA Kelas IV Lampiran 9 Nilai Evaluasi Siklus I Lampiran 10 Nilai Evaluasi Siklus II
Lampiran 11 Lembar Observasi Guru Siklus I Lampiran 12 Lembar Observasi Guru Siklus II Lampiran 13 Lembar Observasi Siswa Siklus I Lampiran 14 Lembar Observasi Siswa Siklus II Lampiran 15 Profil Sekolah
Lampiran 16 Lembar Konsultasi
Lampiran 17 Surat Keterangan Pembimbing Skripsi Lampiran 18 Surat Keterangan Lembaga
Lampiran 19 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 20 Daftar Nilai SKK
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah hak semua anak. Dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar, pendidikan mendapat perhatian khusus dan tercantum secara eksplisit pada alenia keempat. Bahkan, pendidikan sudah dianggap sebagai sebuah hak asasi yang harus secara bebas dapat dimiliki oleh semua anak. Seperti yang tercantum dalam Universal Declaration of Human Right 1948 pasal 26 (1) yang menyatakan bahwa:
Setiap orang memiliki hak atas pendidikan. Pendidikan haruslah bebas, paling tidak pada tingkat dasar. Pendidikan dasar haruslah bersifat wajib. Pendidikan teknik dan profesi harus tersedia dan pendidikan tinggi harus dapat diakses secara adil oleh semua (Wisudawati, 2017:1).
Untuk membangun masyarakat terdidik, masayarakat yang cerdas, maka mau tidak mau harus merubah paradigma dan sistem pendidikan. Maka yang dilakukan sekarang bukanlah menghapus formalitas yang telah berjalan melinkan menata kembali sistem pendidikan yang ada dengan paradigma baru yang lebih baik. Dengan paradigma baru, praktik pembelajaran akan digeser menjadi pembelajaran yang lebih bertumpu pada teori kognitif dan kontruktivisme(Annurrahman, 2013:2).
2
dikembangkan manusia, ilmu pengetahuan tentu secara tersurat maupun tersirat sudah ada didalam Al-Quran itu sendiri. Allah berfirman:
Artinya:“(1) Bacalah dengan menyebut nama tuhanmu yang menciptakan . (2) Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. (3) Bacalah, dan Tuhanmu yang maha pemurah. (4) yang mengajarkan manusia dengan perantara Qalam. (5) Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak di ketahuinya,” (QS. Al-Alaq 1-5)
Ayat- ayat ini merupakan ayat-ayat Al-Qur‟an yang pertama kali diturunkan yang merupakan permulaan rahmat dan nikmat Allah yang diberikan kepada hamba-Nya. Salah satu kenikmatan tersebut adalah ilmu, yang dengan adanya ilmu tersebut, manusia dimuliakan dan dihormati. Ilmu pengetahuan merupakan keistimewaan Adam atas para malaikat, dimana Allah mengajarkan nama-nama benda yang nama-nama tersebut tidak di ketahui oleh malaikat. Dalam ayat ini Allah menyatakan mengajarkan ilmu kepada manusia melalui perantara Qalam. Berdasarkan fakta bahwa ilmu pengetahuan tidak bisa dipaksakan dengan Al-Qur‟an, penulis berusaha mengintegrasikan ayat AL-Qur‟an dalam pembelajaran IPA yang diharapkan mampu meningkatkan ketaqwaan serta rasa syukur atas apa yang dianugrahkan oleh Tuhan Yang Maha Esa.
3
seperti ini, para ahli menyimpulkan bahawa anak-anak belajar sains melalui konsep yang mereka ciptakan/konstruk sendiri. Walaupun dikatakan bahwa konsep-konsep sains pada anak-anak merupakan sebuah pengalaman pribadi, tidak dapat dipungkiri bahwa proses interaksi dengan teman, guru, sistem pendidikan juga telah mempengaruhi konsepsi sains pada anak-anak. Oleh karena itu, IPA merupakan ilmu yang terkonstruksi secara personal dan sosial berlandasan pendekatan kontruktivisme (Wisudawati, 2017:7).
4
mengontrol konsep IPA yang dipahami peserta didik. Jika peran tersebut dilaksanakan dengan baik maka akan mengarah pada mengajar yang aktif, inovatif, kratif, efektif, dan menyenagkan, serta gembira dan berbobot (Pendekatan PAIKEM Gembrot)
Hal ini tidak sesuai dengan kenyataan yang ada dilapangan.Berdasarkan studi pendahuluan yang telah dilakukan di MI AL-HUDA Kedungumpul khususnya kelas IV, proses pembelajaran IPA cenderung menggunakan ceramah dan masih berpusat pada guru. Pada proses pembelajaran kurang adanya keterlibatan siswa secara penuh, sehingga menjadikan siswa menjadi pasif, kurang dapat mengungkapkan gagasan yang dimiliki, karena pada saat pembelajaran guru lebih banyak menerangkan, sedangkan siswa hanya menyimak, sehingga siswa menjadi malas dan cepat bosan dalam mengikuti pembelajaran. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, guru hanya memanfaatkan buku siswa dan buku guru sebagai sumber belajar. Pembelajaran yang berlangsung dikelas hanya diarahkan pada kemampuan siswa untuk menghafal informasi yang diperoleh dan menghubungkanya dengan realitas kehidupan sehari-hari. Guru juga kurang menyadari bahwa gaya belajar siswa berbeda-beda. Seorang guru lebih cenderung mengajar dengan cara belajar yang disukinya tanpa memperhatikan gaya pemahman siswa yang berbeda.
5
dalam kelas dengan temanya ketika guru sedang menerangkan.Siswa ketika pelajaran IPA terasa sangan malas dikarenakan saat pembelajaran IPA berlangsung siswa hanya mendengarkan, mencatat, dan mengerjakan tugas.Metode pembelajaran yang masih konvensional membuat siswa kesulitan untuk mempelajari pembelajaran, selain itu juga kurang memperhatikan karaktristik siswa dan materi yang diajarkan.Sehingga sebagian siswa kurang mempelajari mata pelajaran IPA.Menurut observasi awal yang dilakukan di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung, rendahnya nilai siswa pada materi energi dan penggunaanya masih banyak siswa yang nilainya dibawah KKM yaitu 75.Dari jumlah keseluruhan siswa kelas IV yaitu 12 siswa. Dan siswa yang tuntas dalam pembelajaran IPA sebanyak 3 siswa jika dipresentasikan diperoleh hasil sebanyak 25% siswa yang sudah mencapai kriteria ketuntasan. Sedangkan 9 siswa belum tuntas dalam pembelajaran IPA jika di presentasikan sebanyak 75% belum mencapai KKM, dan pandangan siswa saat ini terhadap mata pelajaran IPA memang kurang baik, mereka berpandangan bahwa pelajaran IPA itu sulit, tegang, bosan dan banyak PR. Hal ini disebabkan karena guru kurang mengkomunikasikan materi IPA yang bersifat kaku tersebut agar dapat diterima dan dipahami dengan baik oleh para siswa.
6
menekankan pemahaman informasi yang diperolehnya. Seorang guru harus lebih kreatif dalam memilih metode pembelajaran yang disesuakian dengan karakteristik siswa dan mata pelajaran yang akan diajarkan agar tercipta suasana belajar yang kondusif dan dapat tercapainya tujuan pembelajaran sesuai dengan yang diharapkan.
Untuk memecahkan masalah yang terjadi salah satu solusi yang dapat diambil adalah dengan menerapkan metode Jigsaw. Metode pembelajaran ini dapat melatih siswa untuk mengemukakan pendapat dan juga dapat menghargai pendapat temanya. Metode pembelajaran Jigsawmemberikan waktu untuk berfikir dan merespon serta saling membantu satu sama lain untuk bertukar pendapat. Hal ini akan memudahkan siswa dalam memahami pelajaran dan membuat siswa lebih aktif dalam proses pembelajaran.
Berdasarkan beberapa alasan serta untuk tujuan yang telah disampaikan di atas, maka penulis perlu untuk mengadakan penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar IPA Materi Energi Dan Penggunaanya Dengan Metode Pembelajaran Jigsaw Pada Siswa Kelas IV MI Al-Huda Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Ajaran 2017/2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka peneliti dapat merumuskan permasalahan penelitian, yakni: Apakah penggunaan pembelajaran jigsaw
7
C. Tujuan Penelitian
Tujuan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini adalah untuk mengetahui penggunaan metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunanya pada siswa kelas IV di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018.
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis tindakan penelitian ini adalah penggunaan metode pembelajaran jigsaw dapat meningkatkan hasil belajar IPA materi energi dan penggunanya pada siswa kelas IV di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung Tahun Pelajaran 2017/2018.
E. Indikator Keberhasilan
Penelitian yang baik harus memiliki indikator keberhasilan untuk dijadikan alat ukur dalam menentukan keberhasilan penelitian.Indikator keberhasilan penelitian ini adalah meningkatkan hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam pada materi energi dan penggunaanya. Indikator keberhasilan penelitian sebagai berikut:
1. Secara individual: Siswa dikatakan tuntas apabila mencapai nilai KKM 75
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pedoman dalam mengadakan penelitian selanjutnya dengan materi yang berbeda. b. Menambah wacana pengetahuan dibidang penelitian tindakan kelas. c. Dijadikan sebagai pertimbangan strategi dalam memperbaiki mutu
pembelajaran IPA.
d. Sebagai bahan bacaan, koleksi dan referensi di bidang keguruan, terutama mengenai pengelolaan proses pembelajaran yang bermakna.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi siswa
Memperkenalkan pada siswa metode jigsaw untuk pendidikan. Dapet menigkatkan hasil belajar siswa sehingga tercapainya tujuan pembelajaran. Selain itu dapet menumbuhkan minat belajar siswa dan memahami akan pentingnya minat belajar.
b. Bagi guru
Sebagai masukan untuk guru agar lebih meningkatkan serta mengeksplor kemampuanya dalam mengajar dengan menggunakan metode pembelajaran jigsaw pada mata pelajaran IPA.
c. Bagi sekolah
9
dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi yang bersangkutan
d. Bagi penulis
Dapat menambah pengetahuan dan wawasan serta pengalaman yang dapat dijadikan sebagai calon pendidik agar menjadi pendidik yang baik.
G. Definisi Operasional
Untuk menghindari perbedaan pemahaman pembaca, maka diperlukan definisi operasional untuk menjelaskan kata kunci dalam penilitian ini.
1. Hasil Belajar
10
stidaknya akan menjadikan motivasi untuk lebih giat dalam belajar sehingga dapat menuntaskan nilai belajarnya dan mendapat prestasi yang lebih baik.
2. Ilmu Pengetahuan Alam
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karaktristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang faktual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya. (Wisudawati, 2014:22). Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas. Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut. Dapat disimpulkan bahwa IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada dialam ini.
3. Metode PembelajaranJigsaw
11
evaluasi dilanjut dengan penutup (Hartono, 2013:157). Metode Jigsaw
adalah suatu metode pembelajaran yang terdiri dari beberapa anggota dalam satu kelompok, yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi pelajaran dan mampu membelajarkan materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya (Sutino, 2014:87).
H. Metode Penelitian
1. Rancangan Penelitian Tindakan Kelas
12
2. Lokasi, Waktu dan Subjek Penelitian
a. Lokasi : MI AL-HUDA Kedungumpul Mata Pelajaran : IPA
Materi : Energi dan Penggunaanya Kelas/Semester : IV/Genap
b. Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2017/2018.
1) Siklus I dilaksanakan 23 April 2018 2) Siklus II dilaksanakan 27 April 2018
c. Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung, dengan jumlah 12 siswa.
3. Langkah-langkah Penelitian
Menurut Suyadi dalam bukunya Panduan Penelitian Tindakan Kelas (2014:50) langkah-langkah penelitian tindakan kelas adalah sebagai berikut:
a. Perencanaan
Secara matang dan teliti. Maka kegiatan yang akan dilakukan yaitu:
13 b. Pelaksanaan
Tahap kedua dari PTK adalah pelaksanaan. Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang direncanakan pada tahap satu, kegiatan pembelajaran terdiri dari tiga kegiatan pembelajran terdiri dari tiga kegiatan yaitu pendahuluan, inti (eksplorasi, elaborasi, dan konfirmasi) dan penutup. Peneliti akan menggunakan metode pembelajaran jigsaw untuk mengajar. Sekenario kerja dan tahap pelaksanaan meliputi:
1) Membentuk kelompok yang anggotanya 4 orang. Setiap kelompok diberi tugas materi yang dipelajari).
2) Setelah selesai, bentuk kelompok jigsaw learning. Setiap kelompok memiliki wakil dari masing-masing kelompok dalam kelas.
3) Mengkoordinasi diskusi kelompok, dan guru mengarahkan. 4) Mempresentasikan hasil diskusi.
5) Memberikan bimbingan.
6) Memberi kesempatan siswa untuk memberikan tanggapan. 7) Memberikan penguatan dan kesimpulan.
8) Melakukan pengamatan. c. Pengamatan
14
untuk melihat efek penggunaan metode pembelajaran jigsaw dalam proses pembelajaran.
d. Refleksi
Refleksi merupakan tahap untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan dievaluasi.Hal ini dilakukan untuk menyempurna tindakan berikutnya.
15
Gambar 1.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas
4. Instrumen penelitian
Yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari: a. Pedoman Observasi
Pedoman observasi ini digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan peserta didik dalam proses pembelajaran mata pelajaran IPA pokok bahasan energi dan penggunaanya.
b. Soal Tes
16 c. Pedoman Dokumentasi
Pedoman ini berisi dokumen-dokumen, nilai hasil yang diperoleh sebelum pelaksanaan tindakan dan sebelum membuat RPP.
5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah: a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan suatu obyek dari sistematika fenomena yang diselidiki. (Sukandarrumidi, 2012:69).
Dalam setiap siklus peneliti melakukan pengamatan terhadap siswa untuk mengetahui hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran IPA.Pokok bahasan energi dan penggunanya.
b. Tes
Tes adalah seperangkat rangsangan yang diberikan kepada seseorang dengan mangsud untuk mendapatkan jawaban-jawaban yang dijadikan penetapan skor angka (Kusumah dan Dwitagama, 2010:78).Dalam penelitian ini peneliti menggunakan tes tertulis.
17 c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data yang peneliti gunakan untuk mengumpulkan foto kegiatan pembelajaran.
Metode ini digunakan untuk mendapatkan gambaran umum sekolah, keadaan guru, keadaan sarana dan prasarana, dan keadaan siswa.
6. Analisis Data
Setelah data terkumpul lengkap, maka selanjutnya adalah menganalisis data tersebut untuk mengetahui hasil akhir dari penelitian yang telah dilakukan.Analisis data dilakukan dengan membandingkan antara skor nilai tiap siklus dengan KKM yang telah ditentukan yaitu 75 (Sesuai KKM yang berlaku di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung). Oleh karena itu, setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa lebih dari sama dengan 75. Sebaliknya siswa dikatakan belum tuntas belajarnya atau belum mencapai KKM jika nilai perolehan siswa kurang dari 75. Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan analisa data berupa prosentase sebagai berikut
a. Penilaian tes S =
x 100
Ket:
18
R : Jumlah skor dari item atau soal yang dijawab benar N : Skor maksimum dari tes tersebut
b. Penilaian rata-rata
Peneliti menjumlahkan nilai yang diperoleh oleh siswa, kemudian membagi dengan jumlah siswa tersebut sehingga diperoleh nilai rata-rata.
X=
Dengan:
X: nilai rata-rata
∑X: jumlah semua nilai siswa
∑N: Jumlah siswa
c. Rumus ketuntasan belajar siswa: P=
Keterangan:
P: Jumlah nilai dalam persen
∑siswa yang tuntas yang tuntas belajar: jumlah siswa yang tuntas belajar
∑siswa: jumlah siswa dalam kelas
I. Sistematika Penulisan
19 1. Bagian awal meliputi:
a. Halaman Sampul b. Halaman Judul c. Halaman Berlogo
d. Halaman Persetujuan Pembimbing e. Halaman Pengesahan
f. Pernyataan Keaslian Tulisan g. Motto dan Persembahan h. Kata Pengantar
i. Abstrak j. Daftar Isi k. Daftar Tabel l. Daftar Lampiran 2. Bagian inti
Bagian inti Skripsi PTK ini memuat: Pendahuluan, landasan teori, pelaksanaan penelitian, hasil penelitian dan pembahasan, penutup.
BAB I: PENDAHULUAN
20 G. Definisi Operasional H. Metode Penelitian I. Sistematika Penelitian BAB II: LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
B. Ilmu Pengrtahuan Alam C. Energi dan Penggunaanya D. Metode Kooperatif Jigsaw E. Kajian Pustaka
BAB III: PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum MI AL-HUDA KEDUNGUMPUL Kandangan
B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II
BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Per Siklus
B. Perbandingan Hasil Antar Siklus BAB V: PENUTUP
A. Kesimpulan B. Saran 3. Bagian akhir meliputi:
21
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Berdasarkan Kamus Besar Indonesia peningkatan adalah proses perbuatan, cara meningkatkan usaha dan sebagainya. Berdasarkan kesimpulan tersebut peningkatan adalah suatu proses perubahan meningkat, yang berarti proses perubahan menjadi lebih baik. Sedangkan hasil belajar ditandai dengan perubahan tingkah laku. Walaupun tidak semua perubahan tingkah laku merupakan hasil belajar, akan tetapi aktivitas belajar umumnya disetai perubahan tingkah laku (Aunurrahman, 2014:37).
Hasil belajar adalah kemapuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang dicapai oleh siswa sangat erat kaitanya dengan belajar dan rumusan tujuan instruksional yang direncanakan guru sebekumnya. (Sopiatin dan Sohari Sahrani, 2011: 64)
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah mengalami aktivitas belajar.Disekolah, hasil belajar ini dapat dilihat dari penguasaan peserta didik terhadap mata pelajaran yang telah ditempuhnya (Sutikno, 2014:180).
22
menerima pengalaman belajarnya baik kemampuan secara kognitif, afektif maupun psikomotorik.
2. Pengetian Belajar
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar memiliki arti “berusaha memperoleh kepribadian ilmu”. Definisi ini memiliki pengertian bahwa belajar adalah suatu aktivitas seseorang untuk mencapai kepandaian atau ilmu. (Rahyubi, 2014:2)
Belajar dalam pandangan islam memiliki arti yang sangat penting, sehingga hampir setiap saat manusia tak pernah lepas dari aktivitas belajar. Keunggulan umat manusia atau bangsa juga akan sangat bergantung kepada seberapa banyak mereka menggunakan akalnya, anugerah tuhan untuk belajar dan memahami ayat-ayat Allah SWT. Hingga dalam Al-Qur‟an Surah AL-Mujadallah ayat 11 dinyatakan Allah akan mengangkat derajat orang yang berilmu. Sebagaimana firman-Nya:
Artinya: “Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan.”(Kemenag Direktorat Jendral Bimas Islam, 2011:793)
23
tertentu.Belajar merupakan kegiatan penting setiap orang, termasuk didalamnya belajar bagaimana seharusnya belajar. Sebuah survey memperlihatkan bahwa 82% anak-anak yang masuk sekolah pada usia 5 atau 4 tahun memiliki citra diri yang positif tentang kemampuan belajar mereka sendiri (Aunurrahman, 2013:33). Burton, dalam sebuah buku “The Guidance of Learning Avtivites”, merumuskan pengertian belajar sebagai perubahan tingkahlaku pada diri individu berkat adanya interaksi antara individu dengan individu dan individu dengan lingkunganya sehingga mereka mampu berinteraksi dengan lingkunganya.
Belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu berubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu didalam interaksi dengan lingkunganya.
Menurut Hudoyo “belajar merupakan kegiatan bagi setiap orang.Pengetahuan ketrampilan, kebiasaan, kegemaran, dan sikap seseorang terbentuk, dimodifikasi dan berkembang disebabkan belajar”.
Karena itu sesorang dikatakan belajar bila dapat diasumsikan dalam diri orang itu menjadi suatu proses kegiatan yang mengakibatkan suatu perubahan tingkah laku (Fathurrohman, 2012:8).
24
Dari beberapa pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh pengetahuan dan tingkah laku sebagai hasil interaksi antara individu dengan lingkungan.
3. Ciri- ciri Belajar
Dari beberapa definisi belajar di atas, dapat disimpulkan adanya beberapa ciri belajar (Baharuddin dan Esa Nur Wahyuni, 2008:15), yaitu: a. Belajar ditandai dengan adanya perubahan tingkah laku
b. Perubahan tingkah laku relatif permanen
c. Perubahan tingkah laku merupakan hasil dari latihan dan pengalaman d. Pengalaman atau latihan ini dapat memberi penguatan. Sesuatu yang
memperkuat itu akan memberikan semangat atau dorongan untuk mengubah tingkah laku.
4. Prinsip-prinsip Belajar
25
a. Hal apapun yang dipelajari murid, maka ia harus mempelajarinya sendiri. Tidak seorangpun yang dapat melakukan kegiatan belajar tersebut untuknya.
b. Setiap murid belajar menurut tempo (kecepatanya) sendiri dan untuk setiap kelompok umur, terdapat variasai dalam kecepatan belajar. c. Seorang murid belajar lebih banyak bilamana setiap langkah segera
diberikan penguatan (reinforcement).
d. Penguasaan secara penuh dari setiap langkah-langkah pembelajaran, memungkinkan murid belajar secara lebih berarti.
e. Apabila murid diberikan tanggung jawab untuk mempelajari sendiri, maka ia lebih termotivasi untuk belajar, dan ia akan belajar dan mengingat lebih baik.
5. Faktor-faktor yang mempengaruhi Belajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar banyak jenis tetapi dapat digolongkan menjadi dua golongan saja, yaitu faktor intern dan faktor ekstern (Slameto, 1991:56)
a. Faktor intern adalah faktor yang Faktor yang mempengaruhi belajar individu yang bersal dari dalam dirinya sendiri . faktor internal terdiri terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis.
1) Faktor fisiologis
26
mempengaruhi aktifitas belajar seseorang. Kondisi jasmani yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan menghambat proses belajar. Kedua, keadaan fungsi jasmani /fisiologi selama proses belajar berlangsung, peran fungsi fisiologi tubuh manusia sangat mempengaruhi, terutama panca indra yang berfungsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar.
2) Faktor Psikologis
Faktor psikologi adalah kedaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologi yang mempengauhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motivasi, minat, dan bakat.
b. Ekstern faktor yang mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi 2 golongan yaitu:
1)Lingkungan Sosial
a) Lingkungan sosial sekolah, seperti guru,administrasi, dan teman-teman sekelas yang mempengaruhi. Hubungan harmonis antar ketiganya dapat menjadikan motivasi bagi siswanya.
27
c) Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat mempengaruhi kegiatan belajar. Hubungan antar anggota keluarga yang harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik
2)Lingkungan Nonsosial
a) Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak terlalu panas atau dingin, sinar yang cukup, serta suasana yang sejuk dan tenang. Lingkungan tersebut dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa. Sebaliknya lingkungan alamiah yang tidak mendukung akan menghambat aktifitas belajar.
b) Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama hardware seperti gedung sekolah, alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olahraga. Kedua software seperti kurikulum, peraturan sekolah, silabi, dan lain sebagainya.
28
B. IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
1. Pengertian IPA (Ilmu Pengrtahuan Alam)
IPA merupakan rumpun ilmu, memiliki karaktristik khusus yaitu mempelajari fenomena alam yang factual, baik berupa kenyataan atau kejadian dan hubungan sebab akibatnya (Wisudawati, 2017:22).Saat ini objek kajian IPA menjadi semakin luas, meliputi konsep IPA, proses, nilai, dan sikap ilmiah, aplikasi IPA dalam kehidupan sehari-hari, dan kreativitas.Belajar IPA berarti belajar kelima objek atau bidang kajian tersebut.
Apakah yang dimangsud dengan IPA atau Ilmu Pengetahuan Alam?Adatiga istilah yang terlibat dalam hal ini yaitu “ilmu”,
“pengetahuan”, dan “alam”. Pengrtahuan adalah segala sesuatu yang di
ketahui manusia dalam hidupnya, banyak pengetahuan yang dimiliki oleh manusia. Pengrtahuan tentang agama, pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, sosial dan alam sekitar adalah contoh pengetahuan yang dimiliki manusia.Pengetahuan alam berarti pengetahuan tentang semesta serta isinya.
Ilmu adalah pengetahuan yang ilmiah, pengetahuan yang diperoleh secara ilmiah, artinya diperoleh dengan metode ilmiah. Dengan pengertian ini, IPA dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab dan akibat kejadian-kejadian yang ada di alam ini (Sukarno,1973)
29
tentang alam sekitar, yang diperoleh dari pengalaman melalui rangkaian proses ilmiah antara lain penyelidikan, penyusunan dan pengujian sebagai ilmu yang mempelajari tentang sebab akibat kejadian-kejadian yang dialam ini.
Mata pelajaran IPA adalah program untuk Menananmkan dan mengembangkan pengetahuan, ketrampilan, sikap, dan nilai ilmiah pada siswa serta rasa mencintai dan menghargai kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.
2. Fungsi Mata Pelajaran IPA
Fungsi mata pelajaran di SD/MI adalah sebagai berikut:
a. Memberikan pengetahuan tentang berbagai jenis dan perangai lingkungan alam dan lingkungan buatan dalam kaitannya dengan pemanfatannya bagi kehidupan sehari-hari.
b. Mengembangkan ketrampilan proses.
c. Mengembangkan wawasan, sikap dan nilai yang berguna bagi siswa untuk meningkatkan kualitas kehidupan sehari-hari.
d. Mengembangkan kesadaran tentang adanya hubungan keterkaitan yang saling mempengaruhi antara kemajuan IPA dan teknologi dengan keadaan lingkungan dan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari. e. Mengembangkan kemampuan untuk menerapkan ilmu pengetahuan
30
ketingkat pendidikan yang lebih tinggi (Garnida dan Budiman, 2002:253-254).
3. Tujuan Mata Pelajaran IPA
Mata pelajaran IPA di SD/MI bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut:
a. Memahami konsep-konsep IPA dan keterkaitanya dengan kehidupanya sehari-hari.
b. Memiliki ketrampilan proses untuk mengembangkan pengetahuan, gagasan tentang alam sekitar.
c. Mempunyai minat untuk mengenal dan mempelajari benda-benda serta kejadian dilingkungan sekitar kita.
d. Bersikap ingin tahu, terbuka, kritis, mawas diri, bertanggung jawab, bekerja sama dan mandiri.
e. Mampu menerapkan berbagai konsep IPA untuk menjelaskan gejala-gejala alam dan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari. f. Mampu menggunakan teknologi sederhana yang berguna untuk
memecahkan suatu masalah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.
31
4. Ruang Lingkup Mata Pelajaran IPA
Ruang lingkup mata pelajaran IPA SD/MI mencakup:
a. Makhluk hidup dan proses kehidupanya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya.
b. Materi, sifat-sifat, dan kegunaanya meliputi: udara, air, tanah dan batuan.
c. Listrik dan magnet, energi dan panas, gaya dan pesawat sederhana, cahaya dan bunyi, tata surya, bumi dan benda benda langit lainya. d. Kesehatan, makanan, penyakit dan pencegahanya
e. Sumber daya alam, kegunaan, pemeliharaan dan pelestarianya (Garnida dan Budiman, 2002:254).
C. Energi dan Penggunaanya
1. Pengertian Energi
Energi segala sesuatu yang kita lakukan dalam kehidupan sehari-hari membutuhkan energi. Untuk bertahan hidup manusia dan hewan membutuhkan energi yang diperoleh dari makanan, begitupun dengan kendaraan membutuhkan energi untuk bergerak dan energi itu diperoleh dari bahan bakar. (Lestari dkk, 2006:139)
2. Macam-macam Energi
a. Energi Panas
32
ataupun bahkan terkadang dapat menyebabkan perubahan bentuk, perubahan ukuran, atau perubahan volume pada benda tersebut.
Energi panas memiliki manfaat yang sangat banyak dalam kehidupan manusia. Energi panas dapat digunakan untuk memasak, menghangatkan tubuh, menjemur pakaian, dan lain-alin.
1) Sumber energi panas diantaranya adalah matahari, api, gesekan benda dan listrik.
a) Matahari
33 b) Api
Untuk memunculkan api diperlukanya bahan bakar dan udara. Bahan bakar yang digunakan dapat berupa, minyak tanah, dan gas. Selain bahan bakar, udara juga diperlukan karena tanpa udara api akan mati. Api sangat bermanfaat bagi kehidupan manusia seperti untuk menghangatkan badan pada malam hari, sejak zaman dahulu orang memanfaatkan panas dari api digunakan untu memasak makanan, mendidihkan air, membakar logam untuk melelehkannya dan memusnahkan sampah dan membakar kuman namun api juga dapat menyebabkan kebakaran.
Dahulu, api diperoleh dengan cara membakar kayu kering atau ranting-ranting pohon. Sekarang api diperoleh dari gas dan minyak tanah yang merupakan hasil pengelolaan minyak bumi. (Lestari dkk, 2006:139-140)
c) Gesekan Benda
34
dengan jalan sehingga ban mobil menjadi panas.(Lestari dkk, 2006:140)
Gesekan dua buah benda dapat menghasilkan energy panas, misalnya apabila kita menggosok-gosokkan kedua telapak tangan kita, lama-lama akan merasakan panas. Banyak gesekan yang dihasilkan bergantung pada kasar atau lembutnya suatu permukaan.Akan tetapi ada gesekan suatu benda yang tidak dapat menghasilkan panas, yaitu pada saat kamu mencuci tangan dengan sabun.Hal itu disebabkan air sabun memisahkan kedua permukaan tangan kita. (Lestari dkk, 2006:140-141)
d) Listrik
Energi panas banyak diperoleh melalui alat-alat listrik contohnya: rasa panas yang dikeluarkan melalui setrika listrik pada saat kita menyetrika baju/ pakaian selain itu energi listrik juga berbahaya untuk anak kecil yang belum mengerti akan kegunaanya.(Lestari dkk, 2006:142)
2) Sifat energi panas a) Tidak dapat dilihat
35 3) Perpindahan panas
Perpindahan panas dapat berpindah secara konduksi, konveksi, dan radiasi.
a) Konduksi adalah perristiwa perpindahan panas yang memerlukan suatu zat atau medium yang disetai adanya perpindahan bagian zat tersebut. Contohnya: sendok terasa panas saat digunakan mengaduk teh panas
b) Koveksi adalah peristiwa perpindahan panas dengan disertai aliran zat perantara. Contohnya: peristiwa saat memasak air.
c) Radiasi adalah peristiwa perpindahan panas tanpa medium perantara. Contohnya: panas matahari sampai kebumi dan panas tersebut dapat dirasakan.(Lestari dkk, 2006:141) b. Energi bunyi
36
1) Perambatan bunyi melalui benda gas
Udara merupakan benda gas yang mengisi sebagian besar bumi.Udara menjadi perantara bunyi ketika berkomunikasi.Dimanapun kita berada kita dapat berkomunikasi.Bahkan dalam jarak yang cukup jauh.Dapat dilakukan, asal suaranya dikeraskan.Perambatan bunyi melalui udara adalah perambatan yang sangat cepat menyampaikan bunyi. (Suwarno dkk: 2006: 94-95)
2) Perambatan bunyi melalui benda padat
Perambatan bunyi melalui benda padat dapat dibuktikan dengan menempelkan jam tangan pada penggaris. Melalui penggaris detak jam dapat didengar. Kemampuan zat padat dapat menghantarkan bunyi telah banyak digunakan pada zaman dahulu yaitu dengan menempelkan telinga ketanah maka gerakan benda yang berjarak jauh dapat diketahui keberadaanya.(Suwarno dkk: 2006: 94-95)
3) Perambatan bunyi melalui benda cair
37
mengalami pantulan.Dalam pemantulan bunyi terdapat istilah gaung dan gema.Gaung adalah bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Contoh gaung adalah ketika kamu berada di ruangan yang sempit, kemudian mengeluarkan suara . Suara yang kita keluarkan tida terdengar jelas karena terganggu bunyi pantul yang datang sebelum bunyi asli selesai dikirim. Gema adalah bunyi pantul yang muncul setelah bunyi asli selesai.Contohnya, jika kamu berteriak, misalnya didaerah pegunungan, setelah beberapa saat, terdengar kembali teriakanmu saat berteriak.Bunyi tersebut sebetulnya adalah bunyi pantul yang baru sampai ditelingamu.(Suwarno dkk: 2006: 96-97)
c. Energi alternatif
Energi alternatif adalah energi pengganti yang dapat menggantika peran minyak bumi. Energi alternatif antara lain adalah energi matahari, energi angin, energi air dan energi panas bumi. 1) Matahari (panel surya)
38
matahari jika dapat diubah menjadi bentuk lain. Misalnya, sel surya yang dapat mengubah energi matahari menjadi energi listrik. Contoh alat yang digunakan energi matahari adalah mobil bertenaga surya.(Lestari 2006:155-156)
2) Angin
Di negeri belanda memanfaatkan energi angin untuk menggerakkan kincir. Kincir digunakan untuk pembangkit listrik, sealin itu kincir digunakan untuk memompa air. Selain itu, pemanfaatan angin sebagai sumber alternatif antara lain sebagai penggerak kapal layar, menjalankan mesin penggiling jagung dan pompa air, berolahraga, (paralayang, terjun payung dll). Menghasilkan listrik. Alat penghasil listrik dari tenaga air disebut aerogenerator.(Lestari 2006:157)
3) Air
39 4) Energi panas bumi
Panas bumi dapat digunakan untuk menghasilkan energi listrik yang disebut pembangkit listrik tenaga uap (PLTU). Proses pengolahan bumi dialirkan kepermukaan bumi melalui pipa, lalu dialirkan ke turbin melalui pipa sehingga turbin berputar.(Lestari 2006:158)
5) Keuntungan dan kelebihan sumber energi alternatif
a) Keuntungan penggunaan energi alternatif, tidak akan habis jiga digunakan secara terus menerus, energi yang dihasilkan sangat besar, tidak mencemari lingkungan
b) Kerugian penggunaan energi alternatif, membutuhkan biaya yang sangat besar, untuk mengubah energi alternatif menjadi energi yang dapat digunakan, membutuhkan teknologi yang tinggi, ketersediaan energi alternatif di pengaruhi oleh musim (Lestari 2006:158-159)
D. Metode Jigsaw
1. Pengertian Metode
40
sehingga menghasilkan belajar yang baik. Dalam kamus besar bahasa indonesia, metode adalah cara kerja yang bersistem untuk memudahkan suatu cara yang sistematis untuk mencapai apa yang telah di tentukan. Sedangkan metode secara harfiah berarti “cara”. Dalam pemakaian yang
umum, metode diartikan sebagai suatu cara untuk prosedur yang dipakai untuk mencapai tujuan tertentu.Kata “pembelajaran” berarti segala upaya yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik.Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan guru untuk menyampaikan pelajaran kepada siswa. Karena penyampaian itu berlangsung dalam interaksi edukatif, metode pembelajaran dapat diartikan sebagai cara yang digunakan guru dalam mengadakan hubungan dengan siswa pada saat berlangsungnya pembelajaran (Hamdani, 2011:80). Jadi, metode pembelajaran adalah cara-cara menyajikan materi pelajaran yang dilakukan oleh pendidik agar terjadi proses belajar pada diri peserta didik dalam upaya untuk mencapai tujuan (Sutikno,2014: 33-34)
2. Pengertian Jigsaw
41
pelaksanakan metode pembelajaran jigsaw menitik beratkan pada rasa tanggung jawab pribadi untuk pencapaian kelompok. Pada pembelajaranjigsaw sesungguhnya bukan hanya menyerahkan pada kelompok, tetapi bagaimana seorang peserta didik mempunyai tanggung jawab untuk dapat bersama-sama dalam satu kelompok dalam mencapai kompetensi yang telah ditetapkan.
Karaktristik pembelajaran jigsawadalah :
a. Peserta didik bekerja dalam kelompok untuk mencapai kompetensi yang telah ditentukan.
b. Tim yang dibentuk dari peserta didik dengan kemampuan tinggi sedang dan rendah
c. Tim yang dibentuk hetrogen (ras, budaya, gender)
d. Sistem penghargaan dilakukan secara kelompok dan individu (Wisudawati, 2017:63).
Jigsaw adalah suatu metode pembelajaran yang terdiri dari beberapa kelompok, yang bertanggung jawab atas penguasaan bagian materi tersebut kepada anggota lain dalam kelompoknya. Jigsaw didesain untuk meningkatkan rasa tanggung jawab peserta didik terhadap pembelajaranya sendiri dan juga pembelajaranya orang lain(Sutikno,2014: 87-90).
42
besar menjadi kompenen-kompenen lebih kecil.Selanjutnya guru membagi peserta didik kedalam kelompok belajar yang terdiri dari empat peserta didik. Setiap anggota bertanggung jawab terhadap sub topik yang sama, membentuk kelompok lagi. Para peserta didik bekerja sama untuk menyelesaikan tugas kooperatifnya dalam:
a. Belajar dan menjadi ahli dalam subtopik bagiannya
b. Merencanakan bagaimana membelajarkan subtopik bagianya kepada anggota kelompoknya semula. Setelah itu peserta didik kembali lagi ke kelompok masing-masing sebagai ahli dalam sub topiknya dan menjabarkan informasi penting dalam subtopik tersebut kepada temanya. Ahli dalam subtopik lainya juga bertindak serupa. Sehingga seluruh peserta didik bertanggung jawab untuk menujukkan penguasaanya terhadap seluruh materi yang ditugaskan oleh guru. Dengan demikian, setiap peserta didik dalam kelompok harus menguasai topik secara keseluruhan sehingga penguasaan materi lebih baik (Sutikno, 2014:88-91).
3. Tahap Proses Pelaksanaan Metode Jigsaw
Adapun tahap proses pelaksanaan metode jigsaw, berikut ini (Sutikno, 2014:89):
a. Tahap Pendahuluan
43
2) Guru menjelaskan pada peserta didik tentang metode pembelajaran yang dipakai dan menjelaskan manfaat dari metode tesebut
3) Pembentukan kelompok
4) Untuk setiap kelompok terdiri dari 4-6 peserta didik dengan kemampapuan yang heterogen
5) Pembagian materi atau soal setiap anggota kelompok b. Tahap Penguasaan
1) Peserta didik dengan materi atau soal yang sama bergabung dalam kelompok ahli dan berusaha menguasai dengan soal yang diterima
2) Guru memberikan bantuan kepada peserta didik c. Tahap Penularan
1) Setiap peseta didik kembali ke kelompok asalnya
2) Tiap pesrta didik dalam kelompok saling menularkan dan menerima materi dari peserta didik lainya
3) Terjadi proses diskusi antar peserta didik dalam kelompok asal 4) Dari proses diskusi, peserta didik memperoleh jawaban soal d. Penutup
1) Guru bersama peserta didik menyimpulkan 2) Pelaksanaan kuis atau evaluasi
44
dilakukan maka terlebih dahulu peserta didik diberi penjelasan secukupnya tentang topik yang akan didiskusikan. Langkah kedua tips saat kegiatan: amati keseluruhan kelompok (dengan cara berkeliling secara periodik). Catat hal-hal yang perlu diperhatikan.Beri bantuan atau penjelasan jika di perlukan. Langkah ketiga beri umpan balik baik terkait maupun proses diskusi. Lakukan kuis atau evaluasi singkat tentang materiyang telah didiskusikan selama proses pelaksanaan jigsaw (Sutikno, 2014:91).
4. Prinsip Reaksi dan Sistem Sosial
Metode pembelajaran jigsaw mampu mengoptimalkan interaksi antara peserta didik satu dengan yang lain, interaksi dengan guru, dan peserta didik dengan sumber belajar yang ada. Sistem sosial yang dibangun dari tipe jigsaw adalah tanggung jawab penuh dalam menyampikan materi pada temanya. Hal ini disebabkan tipe jigsaw, seorang peserta didik harus mampu memahami materi yang menjadi bagianya dan mampu menyampaikan kepada temanya (Wisudawati, 2017:63).
5. Efek Pembelajaran dan Efek Pengiring
Hasil belajar kognitif, afektif dan psikomotor dari metodejigsaw
45
meningkatkan relasi sosial dalam bentuk kerjasama yang baik dan serta sikap saling menghargai orang lain dan tanggung jawab. Tipe jigsaw
memiliki efek pengiring yang berciri khusus, yaitu memupuk rasa tanggung jawab peserta didik lebih besar (Wisudawati, 2017:64).
6. Kelemahan dan Kelebihan Metode Jigsaw
a. Kelebihan metode jigsaw
1) Melalui pembelajaran jigsaw siswa tidak terlalu mengantungkan pada guru, akan tetapi dapat menambah kepercayaan kemampuan berfikir sendiri, menentukan informasi dari berbagai sumber, belajar dari siswa lain.
2) Pembelajaran jigsawmengembangkan kemampuan mengungkapkan ide-ide atau gagasan dengan kata-kata secara verbal dan membandingkan dengan ide yang lain.
3) Pembelajaran jigsaw membantu anak respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasanya serta menerima segala perbedaan.
4) Membantu memberdayakan setiap siswa untuk lebih bertanggung jawab dalam belajar.
b. Kekurangan metode jigsaw
1) Kekuranganya pemahaman guru mengenai penerapan pembelajaran jigsaw.
46
seglintir orang yang menguasai arena kelas, yang lain hanya sebagai penonton.
3) Kurangnya sosialisasi dari pihak terkait tentang teknik pembelajaran jigsaw.
4) Kurangnya buku sumber sebagai media pembelajaran.
5) Terbatasnya pengetahuan siswa akan sistem teknologi dan informasi yang dapat mendukung proses pembelajaran (Kastolani,2014:191-192).
E. KAJIAN PUSTAKA
Beberapa penelitian yang relevan adalah:
1. Penelitian yang dilakukan oleh Erni Astutik (2017)
Penelitian yang telah dilakukan oleh Erni Astutik (2017) dengan judul “Peningkatan hasil belajar mata pelajaran IPS materi koprasi dengan
metode pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas IV MI DARUSSALAM BANCAK Tahun pelajaran 2016/2017 ‟‟ dengan
47
dan yang belum tuntas sebanyak 4 siswa atau 20% selanjutnya pada siklus ke III seluruh siswa tuntas dengan presentase 85%.
Penelitian yang dilakukan oleh Erni Astutik (2017) ini memiliki kesamaan dengan peneliti yaitu penggunaan metode jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek, materi, pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian.
2. Penelitian yang dilakukan oleh Surat Chulhuda (2017)
Penelitian yang dilakukan oleh Surat Chulhuda (2017) dengan judul “Peningkatan hasil belajar PAI aspek kognitif melalui metode jigsaw learning pada siswa kelas VIII C SMP ISLAM SUDIRMAN Kecamatan Ampel Kabupaten Boyolali tahun ajaran 2015/2016” dengan rumusan masalah apakah jigsaw learning dapat meningkatkan hasil belajar pendidikan agama islam aspek kognitif pada siswa kelas VIII C SMP Islam Sudirman Ampel Kabupaten Boyolali tahun pelajaran 2015/2016 ”
penerapan model ini dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa mulai dari pra siklus I presentase yang tuntas KKM 75 adalah sebanyak 11 siswa, atau 57,89% dan yang belum tuntas adalah sebanyak 8 siswa atau42,11% selanjutnya pada siklus ke II presentase tuntas adalah17 siswa atau 89,47% dan yang belum tuntas sebanyak 2 siswa atau 10,53% .
48
untuk meningkatkan hasil belajar, sedangkan perbedaanya terdapat pada subjek, materi, pelajaran, tempat, waktu pelaksanaan penelitian.
3. Penelitian yang dilakukan oleh Lailatul Mufidah (2016)
Penelitian yang dilakukan oleh Lailatu Mufidah (2016) dengan judul “Penerapan model pembelajaran arias dengan seting kooperatif
jigsaw untuk meningkatkan hasil belajar IPA materi daur air dan pristiwa alam kelas V di MI TARBIYATUL ISLAMIYAH NOBORJO Argomulyo Salatiga tahun ajaran 2016/2017” dengan rumusan masalah apakah dengan penerapan model pembelajaran aries dengan seting kooperatif jigsaw dapat meningkatkan Penerapan metode kooperatif jigshasil belajar mata pelajaran IPA materi daur ulang dan pristiwa alam pada siswa kelas V MI Tarbiyatul Islamiah Noborjo Argomulyo Salatiga tahun pelajaran 2016/2017”
penerapan model ini dapat meningkatkan hasil belajar, hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada hasil tes formatif yang dilakukan oleh siswa mulai dari pra siklus I presentase yang tuntas KKM 75 adalah sebanyak 9 siswa, atau 42,85% dan yang belum tuntas adalah sebanyak 12siswa atau57,15% selanjutnya pada siklus ke II presentase tuntas adalah14 siswa atau 66,66% dan yang belum tuntas sebanyak 7siswa atau 33,34% selanjutnya pada siklus ke III seluruh siswa tuntas dengan presentase90,48%.
49
50
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Gambaran Umum Subjek Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung.Dalam bagian ini penulis ingin paparkan lokasi dilaksanakan penelitian ini. Hal ini penulis pandang perlu karena untuk menghindari persepsi yang salah tentang lokasi penelitian yang nantinya juga sangat berpengaruh pada analisis data yang akan dilakukan. Secara garis besar lokasi penelitian dapat penulis sampaikan sebagai berikut:
1. Letak Geografis MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan
MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan Kabupaten Temanggung. Adapun batasan-batasannya adalah sebagai berikut:
a. Sebelah timur berbatasan dengan jalan kampung dan perkarangan bapak jumari.
b. Sebelah barat berbatasan dengan perkarangan rumah bapak untung. c. Sebelah barat berbatasan dengan jalan kampung.
d. Sebelah utara berbatasan dengan batas jalan utama dusun sendang ngebel.
2. Profil Sekolah
a. Nama Satuan Pendidikan : MI AL-HUDA KEDUNGUMPUL Alamat Lengkap : Jln.KH. Mandur Ngebel
Kedungumpul Kandangan
51
NSM : 1112332300080
NPSN : 60712983
Nomor Ijin Operasional : LK/3.C/1604/PGM.MI/1978 Tanggal Ijin Operasional : 01/02/1978
Nama Kepala Sekolah : Sadatun,S.Ag b. Data Progam
Jumlah Rombel : 6
Jumlah Siswa : 116
Jam Pelajaran : 40 jtm Jumlah Guru DPK : 2 Jumlah Guru Sertifikasi : 2
Jumlah GTT/PPT : 4
c. Data Administrasi
Nama Rekening Di sekolah :MI AL-HUDA KEDUNGUMPUL Nomor Rekening Di sekolah :08.04.008707
Alamat Sekolah :Ngebel Kedungumpul
Nama Bank :BKK Kandangan
Nomor NPWP :02.783.470.4-533.00
3. Visi, Misi dan Tujuan Sekolah
Visi sekolah
52
a. Menyelenggarakan pendidikan secara efektif sehingga setiap peserta didik dapat berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang dimiliki dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
b. Membantu peserta didik untuk mengenali potensi dirinya sehingga dapat dikembangkan secara optimal dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
c. Menyelenggarakan pembelajaran untuk menumbuh kembangkan kemampuan berfikir aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
d. Menyelenggarakan kegiatan pengembangan diri, sehingga peserta didik dapat mengenali potensi dirinya dan dapat mengembangkan sesuai dengan bakat dan minatnya dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
e. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan ajaran islam dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
f. Hormat pada orang tua dan guru, suka menolong serta menyayangi sesama dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
g. Menumbuhkembangkan lingkungan dan perilaku religius dengan landasan nilai cerdas, disiplin dan jujur.
53 Tujuan sekolah
a. Pada tahun ajaran 2017/2018 rata-rata UN mencapai nilai minimal 8,0, UAMBN 9,0 yang diperoleh dengan cara disiplin dan jujur. b. Pada tahun ajaran 2017/2018 peringkat MI mencapai 3 besar UN
tingkat kabupaten Pekalongan dan 5 besar UAMBN tingkat kabupaten yang diperoleh secara disiplin dan jujur.
c. Pada tahun ajaran 2017/2018 proporsi lulusan yang melanjutkan ke sekolah/madrasah unggul minimal 75% yang diperoleh secara jujur.
d. Pada tahun ajaran 2017/2018 memiliki tim lomba akademik dan mampu menjadi finalis tingkt kecamatan yang dilandasi disiplin dan jujur.
e. Pada tahun ajaran 2017/2018 memilki tim olahraga minimal 3 cabang dan mampu menjadi finalis tingkat kabupaten yang dilandasi nilai disiplin dan jujur.
f. Pada tahun 2017/2018 memiliki tim kesenian seni rebana yang mampu tampil pada acara setingkat kabupaten/kota yang dilandasi nilai disiplin dan jujur.
g. Pada tahun 2017/2018 siswa telah memiliki kebiasaan salah dhuha dan dhuhur bersama.
h. Pada tahun 2017/2018 kegiatan pembelajaran 98% tidak ada yang terlambat.
54
4. Sejarah Berdirinya MIAl-HUDA Kedungumpul
Pada tahun 1926 bangunan/gedung sudah didirikan oleh masyarakat Kandangan sejumlah 5 lokal beserta MCK. Namun pada saat itu belum ada figur yang mampu untuk mengajukan ijin pendirian MI.Sehingga bangunannya digunakan untuk TPQ dan Madin. Baru pada tahun 1970 muncul inisiatif lagi masyarakat untuk mendirikan Madrasah, yang dipelopori oleh KH.Manduri dan kawan-kawan. Sedangkan untuk kepala Madrasah dipercayakan kepada Suyadi. Serta dibantu oleh Tokoh masyarakat,dusun ngebel Kedungumpul.Kecamatan Kandangan. Madrasah Ibtidaiyah di Kandangan akhirnya menginduk ke Ma'arif dengan nama MI AL-HUDA Kedungumpul. Untuk tahun ajaran 2016/2017 mendapatkan murid 93. Tahun ajaran 2017/2018 mendapatkan murid 116.
5. Keadaan Guru MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan
Jumlah guru yang mengajar di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan seluruhnya 8 guru, selain bertugas secara aktif dalam kegiatan belajar mengajar para guru juga bertanggung jawab terhadap program kerja ekstra kulikuler. Untuk lebih jelasnya mengenai data guru MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan dapat dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 3.1
Data Guru MI AL-HUDA Kedungumpul tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama L/P Ijazah
1. Sadatun, S.Ag P S1/PAI
55
6. Keadaan siswa MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan
Jumlah peserta didik MI AL-HUDA Kedungumpul dari kelas I samapaikelas VI tahun pelajaran 2017/2018 seluruhnya berjumlah 116.
Tabel 3.2
Data Keadaan Siswa MI AL-HUDA Kedungumpul
56
Tabel 3.3
Daftar Siswa Kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan
tahun Pelajaran 2017/2018
No Nama Jenis Kelamin
1. M. Sahrul Arifin Laki-laki
2. Bima Adi Saputra Laki-laki
3. Fanesa Difa Saputri Perempuan
4. Annisa Zulfa Ernawati Perempuan
5. Atina Mustafida A Perempuan
6. Nala Hikatuzzulfa Perempuan
7. Nur M. Lukman Laki-laki
8. Sofy Naylul Muna Perempuan
9. Muhimatul Alawiyah Perempuan
10. Arya Rahman B Laki-laki
11. Misbahul Fadilah Laki-laki
12. Ersa Dewi Aryanti Perempuan
7. Susunan Organisasi Sekolah
Untuk dapat berjalan dengan baik perlu dibuat susunan yang baik agar tujuan sekolah dapat berjalan dengan lancar selain itu dapat membantu tugas dari kepala sekolah berikut adalah susunan organisasi di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan.
Gambar 3.1 Susunan Organisasi Sekolah
57
B. Subjek Penelitian
Subjek yang diteliti adalah siswa kelas IV MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan yang berjumlah 12 siswa, yang terdiri dari 7 siswa perempuan dan 6 siswa laki-laki, yang pada tahun pelajaran 2017/2018 tercatat sebagai siswa kelas IV di MI AL-HUDA Kedungumpul Kandangan.
Mata pelajaran yang dijadikan objek kajian penelitian adalah mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam sesuai dengan silabus atau kompetensi dasar peneliti mengambil bahan penelitian pada materi energi dan penggunaanya.
C. Deskripsi Pelaksanaan Penelitian Siklus I
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran IPA materi energi dan penggunanya semester genap tahun 2017/2018 dan dilaksanakan dengan menggunakan jam pelajaran IPA sesuai dengan jadwal pelajaran IPA kelas IV di MI KEDUNGUMPUL Kandangan.
Waktu pelaksanaan penelitianya adalah sebagai berikut:
1. Kegiatan pra siklus untuk observasi dilaksanakan pada tanggal 9 April 2018
2. Kegiatan siklus I dilaksanakan pada tanggal 23 April 2018 3. Kegiatan siklus II dilaksanakan pada tanggal 27 April 2018
Penelitian menggunakan metode pembelajaran Jigsaw dilaksanakan dalam 2 siklus, tiap siklus terdiri 4 tahap yaitu: perencanaan,pelaksanaan tindakan, pengamatan, dan refleksi.