• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kajian Sistem Pengukur Daya Reaktor Pada Kanal Daya Tinggi

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kajian Sistem Pengukur Daya Reaktor Pada Kanal Daya Tinggi"

Copied!
14
0
0

Teks penuh

(1)

Kajian Sistem Pengukur Daya Reaktor Pada Kanal Daya Tinggi

1W.A. Gammayani., 2D. Gayani, 3Santiko , 4N. Nagara 1Fisika, FMIPA, Institut Teknologi Bandung Jl. Ganesha 10, Bandung 40132, Indonesia

1,2,3,4Pusat Teknologi Nuklir Bahan dan Radiometri – BATAN Jl. Tamansari 71, Bandung 40132, Indonesia

1 widya_a9@yahoo.com

2 didigayani@yahoo.com

Received date : 3 Januari 2011 Accepted date : 25 Februari 2011

Abstrak

Telah dilakukan kajian tentang sistem pengukur daya reaktor pada kanal daya tinggi serta telah dicoba perancangan alat ukur daya reaktor untuk tiga dekade teratas atau dalam rentang 1% - 100% pengukuran daya. Sistem pengukur daya reaktor pada kanal daya tinggi dibentuk sebagai pengukur arus luaran detektor nuklir yang ditempatkan dalam tangki reaktor, proporsional terhadap besarnya fluks neutron yang terdeteksi dan seterusnya adalah proporsional dengan daya thermal reaktor. Sistem dibentuk sebagai pengukur arus yang berkisar dari 1 mikroampere - 1 miliampere dalam tiga skala ukur yang dikontrol secara otomatis dengan memanfaatkan sistem mikrokontroler. Dari hasil pengujian di laboratorium dengan menggunakan sumber arus yang presisi dapat disimpulkan bahwa sistem pengukur daya reaktor yang dirancang dapat digunakan dan dapat dikembangkan lebih lanjut menjadi pengukur daya reaktor untuk kanal daya menengah.

Kata kunci: pengukur daya reaktor, pengukur arus, mikrokontroler.

Abstract

A reactor power measuring system has been examined at high-power channel. Reactor power measuring device also has been designed for top three decades or within the range of 1% - 100% power measurement. Reactor power measuring system at high-power channel is formed as a nuclear detector output current meter which is placed inside the reactor tank. This current measurement is propotional to detected neutron flux and so is propotional to the thermal power reactor. This system was established for measuring currents range from 1 microampere – 1 miliampere in three scale measurement which is controlled automatically using microcontroller system. From the laboratory tests using a precision current source, it can be conclude that designed reactor power measuring system is able to be used. It also can be developed further for measuring reactor power at medium power channel.

Keywords: reactor power meter, current meter, microcontroller.

1

Pendahuluan

Dalam reaktor nuklir thermal, pengamatan daya reaktor dilakukan dengan pengukuran intensitas fluks neutron lambat menggunakan detektor neutron yang ditempatkan dalam tangki reaktor di luar teras reaktor (out of core). Intensitas fluks neutron yang diukur tersebut berkisar dari 1 nv s.d. 1 x 1010 nv atau persen daya 2 x 10-8 s.d. 120% [1][2], terbagi dalam tiga tahap yaitu tahap daya rendah (source start-up range) sekitar lima dekade pertama dari sepuluh dekade rentang pengukuran, tahap daya menengah

(intermediate range) dan tahap daya tinggi (power range). Pada tahap daya rendah sekitar

lima dekade pertama dilakukan pengukuran intensitas fluks neutron dengan menggunakan detektor fission chamber dengan mode pulsa yang dicacah. Pada tahap daya menengah karena sudah tidak mungkin lagi dilakukan pencacahan pulsa yang intensitasnya cukup

(2)

tinggi maka dilakukan pengukuran dengan mode arus. Pada tahap daya ini digunakan detektor compensated ion cham ber yang konstruksinya mempunyai kemampuan mengeliminasi pengaruh intensitas gamma yang terukur dari intensitas neutron yang diinginkan [3][4]. Dalam tahap daya menengah ini dilakukan pengukuran dalam mode arus walaupun arus yang terukur ini dalam rentang arus yang cukup kecil, berkisar dalam orde nanoampere. Sedangkan pada tahap daya tinggi sekitar tiga atau dua dekade tertinggi tetap dilakukan pengukuran intensitas neutron dalam mode pengukuran arus namun detektor yang digunakan cukup dengan ion chamber karena dianggap populasi neutron sudah sangat banyak dan pengaruh intensitas gamma dapat diabaikan. Besar arus yang terukur pada tahap ini cukup besar sampai 1 mA pada 100% daya penuh [1 ][5]. Dalam hal kajian peralatan sistem pengukur daya reaktor telah dicoba dikembangkan sistem pengukur daya reaktor yang berbasiskan mikrokontrole r.

2

Pembahasan Detektor Neutron

Neutron tidak bermuatan oleh karena itu tidak dapat mengionisasi gas secara langsung seperti dalam detektor isian gas (gas filled detector) untuk radiasi pengion pada umumnya. Diperlukan media lain untuk terjadinya reaksi antara neutron lambat dengan media tersebut sehingga menghasilkan partikel lain yang akhirnya dapat mengionisasi gas dalam detektor. Pada detektor fission chamber digunakan media 235U agar terjadi reaksi seperti berikut [3][4]:

235

U + n → FF (165 MeV) + n’s (5 MeV) + ’s (7 MeV) (1)

Fission Fragment (FF) yang terbentuk dari reaksi fisi tersebut sangat kuat untuk

mengionisasi gas dalam detektor dan melepaskan energi sebesar 165 MeV sehingga dari pendeteksian tersebut akan dihasilkan pul sa atau arus yang signifikan karena neutron [4]. Sedangkan detektor ion chamber yang digunakan untuk deteksi neutron menggunakan lapisan boron sehingga memungkinkan reaksi boron dengan neutron dalam menghasilkan produk-produk yang akhirnya dapat mengionisasi gas dalam detektor tersebut [3][4]. Reaksi antara neutron dengan boron ditunjukkan sebagai berikut :

Q value: 105

B

01

n

 4

2 7

3

Li

2,792 MeV (ground state) (2)

4 2 7

3

Li

*

2,310 mEv (excited state) (3) Jika neutron thermal (0,025 eV) yang digunakan untuk menimbulkan reaksi dengan boron, 94% dari semua reaksi menuju ke excited state dan hanya 6% langsung ke ground state

[3]. Hasil reaksi tersebut memberikan produk-produk dengan Q value yang jauh lebih besar dibandingkan dengan energi neutron lambat yang menyebabkan reaksi tersebut dan menyebabkan ionisasi pada gas dalam detektor.

Prinsip kerja detektor compensated ion chamber samaseperti detektor ion chamber hanya

saja konstruksinya dibuat sedemikian rupa sehingga memungkinkan eliminasi pengaruh gamma terhadap neutron yang menjadi perhatian dalam pengukuran. Ilustrasi

(3)

Gambar 1. Konstruksi dari detektor ini terdiri dari dua buah chamber, yaitu sebuah

chamber dengan lapisan boron yang respon tehadap neutron dan gamma, dan chamber

tanpa lapisan boron yang respon terhadap gamma dan tidak respon terhadap neutron. Dari konstruksi yang didesain, sinyal yang berasal dari gamma pada kedua chamber tersebut akan saling menghilangkan sehingga akhirnya hanya didapatkan sinyal karena pengaruh neutron saja [3][4]. n  e  e + -+ -current out 0 Voltage +Voltage -Voltage Current out = I+n + I +  + I- = I+n Boron-lined ion chamber Identical unlined chamber current difference I1 I2 Signal = I1 - I2

(a) Compensated ion chamber(CIC) (b) Prinsip kerja CIC boron

boron-lined IC

unlined IC

Gambar 1 Gambaran prinsip kerja Compensated Ion Chamber (CIC)

3

Bahan dan Tata Kerja

3.1

Pengukuran Arus Detektor

Pengukuran daya pada tahap daya menengah dan tinggi dilakukan dalam mode pengukuran arus. Kanal daya tinggi (power range) biasanya hanya dua dekade tertinggi, sedangkan kanal daya menengah dapat mencapai lima atau enam dekade dengan overlap

pengukuran pada daya rendah dan pada daya tinggi. Untuk mendapatkan ketelitian pengukuran, pada umumnya dilakukan beberapa tingkat pengukuran yang perpindahannya dilakukan melalui switch pemilih skala ukur. Penguat operasioal yang digunakan untuk pengukuran arus yang kecil dalam orde nanoampere harus dipilih sebagai op-amp

(operational amplifier) yang khusus mempunyai bias current kecil, ini dimungkinkan dengan

pemilihan op-amp dengan jenis Field Effect Transistor (FET) di bagian depannya.

Gambar 2 berikut memperlihatkan contoh rangkaian pengukur daya reaktor dalam mode arus yang pemilihan skala ukurnya dilakukan dengan switch secara manual. Op-Amp yang pertama adalah jenis FET-Input berfungsi sebagai current to voltage converter, sehingga dari arus positif masuk yang diukur akan terbentuk tegangan negatif yang sebanding dengan arus masuk. Tegangan tersebut dimasukkan kembali ke suatu op-amp untuk dijadikan tegangan positif yang juga diatur untuk menggerakan meter indikator yang bisa dibaca [6].

Rangkaian ini cukup baik untuk dapat mencakup jangkauan sebanyak tujuh dekade dari tahap daya rendah sampai 100% daya penuh bagi tiga belas skala pengukuran yang dipilih

(4)

melalui switch. Dari kenyataan tersebut, rangkaian ini membutuhkan switch berkualitas sangat baik dengan banyak terminal mengingat penggunaannya dalam pengukuran arus sangat kecil dalam orde puluhan picoampere. Cukup sulit mendapatkan switch semacam itu di pasar Indonesia.

+15 V zero calib in sig. return V + + V -Out AD310 150K 100 900 2 3 6 7 4 1 5 4,99K 47K R18 10K 4531 10K 100 recorder out R21 10K V + V -4532 4532 R20 10K trim V + V -7K5 R19 5K meter masukan arus dari detektor LM709 +15 V -15 V 10uF 35V 10uF 35V V + V -V + + V -33 ohm 33 ohm power supply rotary switch

Gambar 2 Rangkaian pengukur arus daya reaktor

Dengan perkembangan teknologi komponen elektronika khususnya dalam komponen

op-amp (operational amplifier) dan mikrokontroler, pada penelitian ini dilakukan

pengembangan pembuatan alat pengukur daya reaktor secara bertahap mulai dari pengukuran daya pada kanal daya tinggi dengan pengukuran arus yang cukup besar dan kemudian dilanjutkan dengan pengukuran pada tahap daya menengah dengan pengukuran arus yang relatif lebih kecil.

Mikrokontroler digunakan sebagai kontrol pemilihan skala ukur pengukuran daya secara otomatis dan pengubahan data analog sebagai hasil dari current to voltage converter

menjadi data digital, data diolah dan kemudian data tersebut ditampilkan pada tampilan LCD. Gambar 3 menunjukkan diagram blok pengukuran daya yang dikembangkan dengan memanfaatkan kemampuan mikrokontroler.

Prinsip pengukuran daya pada tahap daya tinggi dilakukan melalui pengukuran arus yang keluar dari detektor nuklir yang direncanakan mencakup tiga dekade teratas, yaitu 0.1 - 1%, 1 - 10%, dan 10 - 100%. Dengan mengatur pengukuran daya untuk 100% pada 1 mA, maka pengukuran daya terkecil adalah 1 uA. Nilai full scale dari tiap range, luaran dari current to

voltage converter adalah 8 Volt jadi untuk 1/10 dari tiap skala pengukuran adalah

tegangan sebesar 0,8 Volt. Namun karena sensitivitas dari suatu Digital Volt Meter atau

Analog to Digital Converter mampu mengukur dibawah 0,8 Volt, maka penunjukan daya

bisa lebih kecil dari 0,1%, misalnya sampai 0,01%. Tetapi jika pengukurannya terlampau kecil, pengukurannya akan terganggu oleh derau.

(5)

Pemilihan Skala Otomatis Sistem Mikrokontroler Komparator > 8 Volt Komparator < 0,8 Volt LCD current to voltage converter ADC Inp V Out Port Inp Port Out % Daya Terukur

Diagran Blok Sistem Pengukur Daya

Current Inp

Gambar 3 Blok rangkaian pengukur daya melalui pengukuran arus

+ -2 3 1 5 6 7 4 +12V -12V 5K 100 100 4,7 uF 4,7 uF 10K 10K 100 100 5K 4,7 uF 4,7 uF -+ 1 4 7 3 2 5 6 + -+ 3 2 9 1 10 8 -12V +12V 10K 10K 10K 1K 1K 0,1 uF 0,1 uF 0,1 uF +12V -12V 4 -12V +12V 10K 10K 10K 1K 1K -12V 1K 1K 100K 1n4148 1n4148 100K 100K +5V +5V 100K Higher range Lower range MC 4066 (b) MC 4066 (a) 14 7 2 1 14 7 8 9

Masih kurang di skala ini berarti tidak ada penunjukkan daya

(kurang) Masih lebih di skala ini berarti berlebih

penunjukkan daya (over range)

Sistem Mikrokontroler +5V +5V LED LED FET Switch FET Switch

Gambar 4 Rangkaian pengukur daya reaktor kanal daya tinggi

Rangkaian pengukur arus menggunakan LF411, op-amp jenis FET yang mempunyai bias

current sebesar 20 picoampere digunakan sebagai current to voltage converter [7]. Op-amp

yang pertama ini mengubah arus masukan menjadi tegangan negatif yang proporsional terhadap arus masuk tergantung pada besarnya tahanan umpan balik yang terpasang. Luaran dari op-amp tersebut masuk melalui op-amp selanjutnya melalui masukan inverting

sehingga hasilnya merupakan tegangan positif. Dalam keadaan normal, tegangan berada diantara 0,8 sampai dengan 8 V, kedua buah komparator pada tahap selanjutnya tidak menunjukkan gejala tegangan yang lebih dari 8 V (over voltage) maupun kurang dari 0,8 V

(6)

melalui fungsi analog to digital converter. Namun jika komparator menunjukan adanya tegangan over voltage melalui komparator yang bersangkutan, maka sistem mikrokontroler akan mendeteksinya kemudian mengeluarkan kombinasi luaran digital untuk mengubah

gain dari current to voltage converter sehingga hasil luarannya kembali normal antara 0,8 s.d. 8 Volt. Demikian juga sebaliknya jika komparator menunjukkan adanya indikasi under

voltage, maka sistem mikrokontroler akan mendeteksinya dan memberikan kombinasi

luaran digital yang mengatur gain dari current to voltage converter sehingga tegangan luaran tersebut kembali normal antara 0,8 - 8 V. Rangkaian current to voltage converter

direaliasasikan seperti Gambar 5. Pemilihan tahanan umpan balik dilakukan dengan pengaktifan FET switch, H11F1[8].

+ -2 3 1 5 6 7 4 +12V -12V 5K 100 100 4,7 uF 4,7 uF 10K 10K 100 100 5K 4,7 uF 4,7 uF -+ 1 4 7 3 2 5 6 + -+ 3 2 9 1 10 8 -12V +12V 10K 10K 10K 1K 1K 0,1 uF 0,1 uF 0,1 uF +12V -12V 4 -12V +12V 10K 10K 10K 1K 1K -12V 1K 1K 100K 1n4148 1n4148 100K 100K +5V +5V 100K Higher range Lower range MC 4066 (b) MC 4066 (a) 14 7 2 1 14 7 8 9

Masih kurang di skala ini berarti tidak ada penunjukkan daya

(kurang) Masih lebih di skala ini berarti berlebih

penunjukkan daya (over range)

Sistem Mikrokontroler +5V +5V LED LED FET Switch FET Switch

Gambar 5 Rangkaian pengukur daya reaktor kanal daya tinggi

3.2

Algoritma Penentuan Skala

Awal pengukuran dimulai dengan pengaturan range pengukuran yang terbesar, artinya ditujukan untuk pengukuran arus dari 0,1 s.d. 1 mA. Pengaturan ini dilakukan oleh sistem mikrokontroler dengan mengatur kedua lojik port output adalah “1” yang akibatnya juga kedua FET switch yang terpasang sebagai feedback untuk current to voltage converter terbuka. Selanjutnya port input mendeteksi hasil komparator yang mendeteksi apakah terjadi over voltage atau under voltage dari luaran current to voltage converter tersebut. Jika terjadi over voltage pada kondisi gain yang tertinggi, artinya arus untuk daya terukur terlalu besar dan gain harus diperkecil menuju persentase range pengukuran yang lebih besar. Namun jika terbaca ada indikasi under voltage, artinya tegangan luaran dari current to voltage converter terlalu kecil dan gain dari current to voltage converter tersebut harus diperbesar menuju persentase daya yang lebih kecil. Diperbesar atau diperkecilnya gain

(7)

tersebut dilakukan oleh sistem mikrokontroler melalui port output untuk menutup atau membuka FET switch, H11F1.

3.3

Subunit Mikrokontroler

Subunit mikrokontroler dibentuk dengan menggunakan AT89S52 sebagai keping tunggal mikrokontroler [9]. Karena mikrokontroler ini belum mempunyai fungsi analog to digital

converter maka dalam subunit ini dipasangkan komponen ADC0804 yang berfungsi

sebagai analog to digital converter 8 bit. Gambar 6 memperlihatkan skema rangkaian mikrokontroler.

Program yang digunakan untuk mengoperasikan sistem mikrokontroler ini dibentuk melalui bahasa pemrograman Bascom.

L C D 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 Vcc P1.0 P1.1 P1.2 P1.3 P1.4 P1.5 P1.6 P1.7 P0.1 P0.0 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P2.7 P2.6 P2.5 P2.4 P2.3 P2.2 P2.1 P2.0 P3.0 P3.1 P3.2 P3.3 P3.4 Rst P3.5 P3.6 P3.7 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 Gnd Xtal1 Xtal2 Psen __ EA / Vpp ___ Ale / Prog 89S52 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 __ CS __ CS __ RD __ WR Clk In __ Intr Vin (+) Vin (-) DB0 (Lsb) A Gnd V ref/2 D Gnd Vcc / Vref Clk R DB1 DB2 DB3 DB4 DB5 DB6 DB7 (Msb) ADC 0804 5 V DB0 DB1 DB2 DB3 DB5 DB4 DB7 DB6 P0.0 P0.1 P0.2 P0.3 P0.4 P0.5 P0.6 P0.7 P3.7 __ RD __ WR P3.6 P3.2 __ Intr VSS VD D RS RW VEE E D0 D1 D2 D3 D4 D5 D6 D7 5 V 5 V In 5 V P 2 .5 RS LCD P 2 .4 E P 2 .3 P 2 .2 P 2 .1 P 2 .0 5 V PB RST 11,0592 MHz 5 V 5 4 3 2 1 DB9 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 max232 P3.0 P3.1

Gambar 6 Skema blok mikrokontroler

3.4

Diagram Alir Pengaturan Pengukuran

Gambar 7 adalah diagram alir untuk mengoperasikan pengukur daya reaktor melalui pengukuran arus dengan pengaturan jangkau ukur (range) secara otomatis. Sebelum algoritma pengaturan ini diterapkan pada sistem mikrokontroler, dicoba terlebih dahulu dijalankan dengan kontrol melalui mikrokomputer dengan menggunakan kartu interface

DAS-16F yang mempunyai fungsi analog to digital converter 10 bit dan digital input/output

dan dioperasikan melalui perangkat lunak Visual Basic [10]. Setelah dianggap bisa dikontrol melalui mikrokomputer, algoritma ini kemudian dimplementasikan untuk pengaturan melalui mikrokontroler.

(8)

Mulai Status Ouput Gain Rendah (OP = 6) Baca Status Input Normal ? Stat_Inp = 0 ? Status Output : OP = 0; Gain Rendah 0 0 0 0 OP = 4, Gain Tengah 0 1 0 0 OP = 6, Gain Tinggi 0 1 1 0 Status Input Stat_Inp = 0, Normal 0 0 0 0 Stat_Inp = 2, Kebesaran Nilai 0 0 1 0 Stat_Inp = 8. Kekecilan Nilai 1 0 0 0

Ya Tidak Turunkan Gain Baca Tegangan Ulah Data / Tampilkan Daya Selesai Tidak FlowChart Mengukur Daya

Kebesaran Stat_Inp = 2 ? Ya Tidak nilai tinggi Stat_Inp = 2 Naikkan Gain Daya terlalu tinggi nilai rendah Stat_Inp = 8 Gain Rendah OP = 0 ? Ya Tidak Gain Tinggi OP = 6 ? Daya terlalu rendah Ya OP = 4 atau 6 OP = 0 atau 4 Jika OP = 6, jadikan OP = 4 Jika OP = 4, jadikan OP = 0 Jika OP = 0, jadikan OP = 4 Jika OP = 4, jadikan OP = 6 Didi Gayani OP = 0 (Gain terendah)

Gambar 7 Diagram alir penentuan skala ukur

4

Hasil Pengujian

Pengujian sebenarnya terbagi dalam dua bagian, yaitu pengujian rangkaian tegangan tinggi untuk catu daya detektor dan pengujian pengukur arus detektor. Dalam kesempatan ini tidak diberikan hasil pengujian tegangan tinggi, karena pengujiannya cukup dengan memberikan beban arus sebesar 1 mA pada tegangan tinggi terpasang sebesar 60 0 V dan menunjukkan regulasi tegangan cukup baik.

Rancangan dari rangkaian pengukur arus diuji di laboratorium dengan menggunakan variasi nilai sumber arus mulai dari 1 uA s.d. 1 mA. Pengujian dilakukan secara bertahap diawali dengan pengontrolan kinerja rangkaian current to voltage converter melalui kartu akuisisi data 16F, yaitu kartu interface yang mempunyai fungsi analog to digital converter

serta digital input/output. Setelah dirasakan cukup berhasil, kemudian dilakukan percobaan dengan pengaturan dan pengolahan data sepenuhnya dengan subunit mikrokontroler. Hasil pengujian ditampilkan dalam Tabel 1 dan Tabel 2. Dari hasil pengujian tersebut dapat disimpulkan bahwa alat ukur dapat berfungsi cukup baik, menunjuk kan hasil pengukuran daya yang proporsional terhadap arus yang masuk dengan grafik hubungan arus-daya terukur ataupun grafik hubungan arus -% daya terukur cukup linear, seperti terlihat pada Gambar 8 dan 9.

(9)

Tabel 1. Data hasil pengukuran arus dengan variasi besar nilai arus dengan kontrol mikrokomputer.

Arus (uA) Daya Rerata

(kW) Arus (uA) Daya Rerata (kW) Arus (uA) Daya Rerata (kW) 1 0,99 10 9,67 0,1 102,08 2 2,01 20 20,00 0,2 202,94 3 3,02 30 30,00 0,3 303,80 4 4,02 40 40,07 0,4 403,90 5 5,01 50 50,08 0,5 504,91 6 6,02 60 60,17 0,6 605, 77 7 7,03 70 70,22 0,7 706,48 8 8,00 80 80,23 0,8 808,11 9 8,90 90 90,18 0,9 910,03 10 9,67 100 102,54 1,0 1010 ,00

Grafik Arus-Daya Terukur

0 2 4 6 8 10 12 0 2 4 6 8 10 12 Arus (uA) D a y a ( k W ) (a)

(10)

Grafik Arus-Daya Terukur 0 20 40 60 80 100 120 0 20 40 60 80 100 120 Arus (uA) D a y a ( k W ) (b)

Grafik Arus-Daya Terukur

0 200 400 600 800 1000 1200 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Arus (mA) Da y a ( k W ) (c)

(11)

Tabel 2 Data hasil pengukuran arus dengan variasi besar nilai arus dengan kontrol mikrokontroler

Arus (uA) Daya rerata

(%) Arus (uA) Daya rerata (%) Arus (mA) Daya rerata (%) 1 0,103 10 0,978 0,1 10,110 2 0,198 20 2,033 0,2 20,220 3 0,304 30 3,026 0,3 30,759 4 0,402 40 4,129 0,4 40,441 5 0,507 50 5,073 0,5 50,857 6 0,615 60 6,077 0,6 61,151 7 0,709 70 7,079 0,7 71,078 8 0,803 80 8,074 0,8 81.984 9 0,902 90 9,141 0,9 92,156 10 0,984 100 10,085 1 102,450

Grafik Arus-Persen Daya

0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 0 2 4 6 8 10 12 Arus (uA) % D a y a (a)

(12)

Grafik Arus-Persen Daya 0.00 2.00 4.00 6.00 8.00 10.00 12.00 0 20 40 60 80 100 120 Arus (uA) % D a y a (b)

Grafik Arus-Persen Daya

0.00 20.00 40.00 60.00 80.00 100.00 120.00 0 0.2 0.4 0.6 0.8 1 1.2 Arus (mA) % D a y a (c)

Gambar 9 Grafik Arus-% Daya Terukur

Gambar 10 memperlihatkan tampilan alat pengukur daya reaktor dengan pengaturan kinerja peralatan dengan mikrokomputer dan dengan bahasa pem rograman Visual Basic. Gambar 10 (a), (b) dan (c) memperlihatkan tampilan daya pada jangkauan 1%, 10% da n 100%. Luaran 1 dan 2 yang terlihat pada masing-masing gambar menunjukan pengaturan posisi masing-masing gain dari rangkaian current to voltage converter.

Gambar 11 memperlihatkan masing-masing modul peralatan yang dibuat. Gambar 11 (a) memperlihatkan modul mikrokontroler lengkap dengan tampilan LCD, Gambar 11 (b) memperlihatkan modul rangkaian current to voltage converter, sedangkan Gambar 10 (c) memperlihatkan modul rangkaian tegangan tinggi.

(13)

(a) (b) (c) Gambar 10 Tampilan Hasil Ukur dengan Visual Basic

(a) Modul Mikrokontroler (b) Modul Pengukur arus (c) Modul Tegangan Tinggi

Gambar 11 Foto Modul yang Dibuat.

5

Kesimpulan

Dari hasil kajian yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa sistem pengukur daya reaktor untuk kanal daya tinggi dapat dibuat dengan cukup baik dengan pengaturan skala ukur dua atau tiga dekade teratas secara manual ataupun secara otomatis dengan bantuan sistem mikrokontroler. Penggunaan FET Input mutlak digunakan mengingat penguk uran arus kecil membutuhkan penguat operasional yang mempunyai bias current yang kecil dan dikemas dalam wadah tertutup untuk menghindari gangguan dari luar. Kemungkinan membentuk sistem pengukur daya reaktor kanal daya menengah sebanyak lima dekade pun ak an dapat dibuat dengan memperhatikan penguat operasional yang digunakan mempunyai bias current yang cukup kecil dan dengan pengaturan layout rangkaian yang lebih baik mengingat pengukuran arus kecil sangat rentan terhadap gangguan derau .

6

Daftar Pustaka

[1] Anonymous., Operation And Maintenance Manual NM-1000 Neutron Monitoring System , General Atomics, 1989.

(14)

[2] Anonymous., Operation And Maintenance Manual For The Microprocessor Based Instrumentation And Control System , General Atomics, 1993.

[3] Knoll, Glenn F., Radiation Detection And Measurement, John Wiley & Sons, Singapore, 1989.

[4] IAEA., Distant Learning Module of The Regional Training Course On Information Communication Technology : Nuclear Electronics CD 1 Vers. 2.0.

[5] Anonymous., Operation And Maintenance Manual NP-1000/NPP-1000 Percent Power Channel, General Atomics, 1991.

[6] Anonymous., Flux Controller And Multirange Picoammeter Channel Model NFC -4, General Atomic Company, 1979.

[7] http://www.datasheetcatalog.com/datasheets_pdf/L/F/4/1/LF411.shtml [8] http://www.datasheetcatalog.com/datasheets_pdf/H/1/1/F/H11F1.shtml

[9] Putra, Agfianto Eko., Belajar Mikrokontroler AT89C51/52/55. Teori dan Aplikasi, Penerbit Gaya Media, Yogyakarta, 2003.

Gambar

Gambar  1.  Konstruksi  dari  detektor  ini  terdiri  dari  dua  buah  chamber,  yaitu  sebuah
Gambar 2 Rangkaian pengukur arus daya reaktor
Gambar 4 Rangkaian pengukur daya reaktor kanal daya tinggi
Gambar 5 Rangkaian pengukur daya reaktor kanal daya tinggi  3.2   Algoritma Penentuan Skala
+7

Referensi

Dokumen terkait

TARIKH 18 JULAI 2013.. AKTIVITI Murid menonton tayangan video atau simulasi komputer atau melawat planetarium untuk memerhati pelbagai buruj. Murid berbincang buruj

BPR Intan Jabar yang didirikan berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2008 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat (PD. BPR) dan

Pada topologi ini setiap komputer akan terhubung dengan komputer lain dalam !aringannya menggunakan kabel tunggal, !adi proses pengiriman data akan langsung men%apai komputer

Sementara risiko sepsis onset dini neonatus yang terpapar demam intrapartum dengan ataupun tanpa disertai ketuban pecah dini meningkat secara bermakna baik pada kelompok berat

Dalam penelitian menggunakan metode kimia komputasi, perhitungan dilakukan dengan menyertakan basis set, basis set dalam ilmu kimia adalah kumpulan fungsi matematika

Sementara untuk kinerja impor, nilai pada Agustus 2015 mencapai US$12,27 miliar atau mengalami kenaikan sebesar 21,69% jika dibandingkan Juli lalu, dan jika dibandingkan

Sistem Informasi Geografis (Geographic Information System, GIS) adalah system yang dapat digunakan untuk menangkap, menyimpan , menganalisa , serta mengelola data dan

Merchant product trust tidak berpengaruh positif signifikan terhadap intention to perfome online group buying.Hal ini dapat dibuktikan dengan melihat table diatas