• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat"

Copied!
11
0
0

Teks penuh

(1)

Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga

Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat

Nurmalasari1, Latifah2 1

Jurusan Manajemen Informatika AMIK BSI Pontianak Nurmalasari.nrr@bsi.ac.id

2

Jurusan Komputerisasi Akuntansi AMIK BSI Pontianak Latifah.lat@bsi.ac.id

Abstrak - Judul dari penelitian ini adalah "Analisis Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat". Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kepuasan kerja peawai di Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat. Metode penelitian yang digunakan adalah metode survei dengan teknik pengumpulan data primer dengan wawancara, kuesioner, studi pustaka dan pengumpulan data sekunder. Pengambilan sampel dengan metode Stratified Random Sampling dengan sampel sebanyak 51 responden dalam hal ini adalah pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat. teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif dan kuantitatif dengan menggunakan regresi linera berganda. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa diperoleh angka R square sebesar 0,879. hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variable balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) dengan Kepuasan Kerja (Y), sedangkan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variable diperoleh angka (R2) sebesar 0,773 atau (77,3 %). Hal ini menunjukkan pengaruh pengaruh variable balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) secara serentak terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) adalah sebesar 77,3 % selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain.

Kata Kunci : Analisis, Kepuasan kerja, pegawai

I. PENDAHULUAN

Peran aktif manusia dalam setiap kegiatan organisasi yaitu sebagai perencana, pelaku dan penentu terwujudnya tujuan organisasi, sehingga menjadikan manusia sebagai aset yang harus ditingkatkan efisiensi dan produktivitasnya yang biasa disebut sebagai karyawan, pegawai, atau pekerja. Karyawan dan organisasi sendiri merupakan dua hal yang tidak bisa dipisahkan. Karyawan

memegang peranan utama dalam menjalankan roda kehidupan organisasi. Apabila karyawan memiliki produktivitas dan mitivasi kerja yang tinggi, maka laju roda pun akan berjalan kencang, yang akirnya akan menghasilkan kinerja dan pencapaian yang baik bagi organisasi. Disisi lain bagaimana mungkin roda organisasi berjalan dengan baik jika karyawannya tidak bekerja dengan produktif, artinya karyawan tidak memiliki semangat kerja yang tinggi, tidak ulet dalam bekerja dan memiliki moril yang rendah. Menjadi tugas manajemen agar karyawan memiliki semangat kerja dan moral yang tinggi serta ulet dalam bekerja. Biasanya karyawan

yang puas dengan apa yang diperolehnya dari perusahaan akan memberikan lebih dari apa yang diharapkan dan ia akan terus berusaha memperbaiki kinerjanya. Sebaliknya karyawan yang kepuasan kerjanya rendah, cenderung melihat pekerjaan sebagai hal yang menjemukan dan membosankan, sehingga ia bekerja dengan terpaksa dan asal-asalan. Untuk itu merupakan keharusan bagi organisasi mengenali faktor-faktor apa saja yang membuat karyawan puas bekerja di organisasi. Dengan tercapainya kepuasan kerja karyawan, produktivitas pun akan meningkat. Kepuasan kerja menarik untuk diteliti karena kepuasan kerja merupakan salah satu aspek yang perlu di perhatikan guna menunjang kesehatan mental bagi pekerja. Kepuasan kerja menjadi masalah yang cukup menarik dan penting, karena sangat besar pengaruhnya baik bagi kepentingan individu, institusi, dan masyarakat. Terutama dalam usaha peningkatan produktivitas dan menghindari stress dan kebosanan kerja melalui perbaikan sikap dan tingkah laku pekerja. Jika kepuasan kerja ini tidak mendapat perhatian yang serius maka akan menimbulkan dampak yang negatif. II. LANDASAN TEORI

Menurut Hasibuan (2002:202), Kepuasan kerja adalah sikap emosional yang menyenangkan dan mencintai pekerjaannya. Sikap ini dicerminkan

oleh moral kerja, kedisiplinan dan prestasi kerja. Kepuasan kerja dinikmati dalam pekerjaan, luar pekerjaan, dan kombinasi dalam dan luar pekerja

(2)

ISBN: 978-602-61268-1-8 Dalam buku Manajemen Sumberdaya

Manusia, Hariandja (2009: 290) menyatakan: ”kepuasan kerja adalah merupakan perasaan positif yaitu rasa puas atau perasaan negatif yaitu rasa kecewa terhadap pekerjaan yang merupakan perbandingan antara hasil yang didapat dengan harapan atau keinginan karyawan, yang diaplikasikan kedalam suatu sikap dan perbuatan, dimana, kondisi ini dilandasi oleh faktor-faktor tertentu”

Berdasarkan ini para ahli mengklasifikasi faktor-¬faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja yang berkaitan dengan beberapa aspek ( Hariandja,2009:291 ), yaitu :

a. Gaji, yaitu jumlah bayaran yang diterima seseorang sebagai akibat dari pelaksanaan kerja apakah sesuai dengan kebutuhan dan dirasakan adil.

b. Pekerjaan itu sendiri, yaitu isi pekerjaan yang dilakukan seseorang apakah memiliki elemen yang memuaskan.

c. Rekan sekerja, yaitu teman-teman kepada siapa seseorang senantiasa berinteraksi dalam pelaksanaan pekerjaan. seseorang dapat merasakan rekan kerjanya sangat me¬nyenangkan atau tidak menyenangkan.

d. Atasan, yaitu seseorang yang senantiasa memberi perintah atau petunjuk dalam pelaksanaan kerja. Cara-cara atasan dapat tidak menyenangkan bagi seseorang atau menyenangkan dan hal ini dapat mempengaruhi kepuasan kerja.

e. Promosi, yaitu kemungkinana seseorang dapat berkembang melalui kenaikan jabatan. Seseorang dapat merasakan adanya kemungkinan yang besar untuk naik jabatan atau tidak, proses menaiki jabatan kurang terbuka atau terbuka. Ini juga dapat mempengaruhi tingkat kepuasan kerja seseorang.

f. Lingkungan kerja, yaitu lingkungan fisik dan psikis.

Adapun faktor-faktor kepuasan kerja menurut Hasibuan (2002:203) adalah :

a. Balas jasa yang adil dan layak

b. Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian c. Berat ringannya pekerjaan

d. Suasana dan lingkungan pekerjaan

e. Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

f. Sikap pimpinan dalam kepemimpinannya g. Sikap pekerjaan monoton atau tidak

Dengan terpenuhinya faktor-faktor kepuasan kerja tersebut oleh pihak perusahaan atau organisasi, ada kemungkinan akan menimbulkan rasa kepuasan kerja dari karyawan akan tetapi tolak ukur kepuasan yang mutlak memang tidak ada, karena seperti yang telah dibahas sebelumnya setiap individu memiliki standar yang berbeda-beda. III.METODE PENELITIAN

a. Bentuk Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode Survey, dengan objek penelitian adalah pegawai pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat. Penelitian Survey menurut Umar (2002: 44) adalah riset yang diadakan untuk memperoleh fakta-fakta tentang gejala-gejala atas permasalahan yang timbul. b. Jenis dan Sumber Data

1. Data Primer

Data primer adalah data yang didapat dari sumber pertama baik dari individu atau perseorangan seperti hasil wawancara atau hasil pengisisan kuesioner yang biasa dilakukan oleh peneliti. (Umar, 2008:99). Dalam penelitian ini wawancara dan pengisian kuesioner dilakukan dengan cara mendatangi responden yang dalam hal ini adalah pegawai pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat untuk diminta tanggapan nya atas pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. 2. Data Sekunder

Kata sekunder berasal dari bahasa inggris ”secondary” yang berarti kedua atau bukan secara langsung dari sumbernya melainkan berasal dari pihak lain. Menurut Umar (2008;100) data sekunder adalah data primer yang telah diolah lebih lanjut dan disajikan baik oleh pihak pengumpul maupun data primer atau oleh pihak lain misalnya dalam bentuk table-tabel. Data sekunder digunakan untuk diproses lebih lanjut.

c. Teknik Pengumpulan Data 1. Wawancara

Wawancara merupakan metode yang digunakan untuk memperoleh informasi secara langsung,

mendalam, tidak terstruktur dan individual Dalam penelitian ini, wawancara di lakukan dengan komunikasi secara langsung kepada para pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat tentang tingkat kepuasan kerja pegawai selama bekerja pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat. 2. Kuesioner

Teknik atau suatu cara pengumpulan data dengan menyebarkan daftar pertanyaan tertutup kepada responden. Daftar pertanyaan ini di bagikan kepada pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat yang akan dijadikan sampel penelitian.

(3)

3. Studi Pustaka

Studi Pustka yaitu mengumpulkan data yang bersumber dari literatur yang berhubungan dengan penelitian ini.

d. Populasi dan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Umar (2008:107) adalah jumlah keseluruhan yang mencakup semua anggota yang diteliti. Dalam penelitian ini yang dianggap sebagai populasi adalah seluruh pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat sebanyak 102 orang .

2. Sampel

Sampel menurut Umar (2008:109) adalah suatu bagian yang dapat ditarik dari populasi. Ada pun Sampel yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah sebagian dari populasi pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

Mengenai jumlah sampel, dihitung dengan menggunakan metode Slovin (Umar,2002:141) : n = N / ( 1 + Ne2 )

dimana :

n = Ukuran sampel N = Ukuran populasi

e = Persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel yang masih dapat ditolerir sebesar 10 %. Diketahui : N = 102 e = 10% n = 102 / (1+102 (10%)2) = 102 / (1+102(0.01)) = 102/2,02 = 50,49

Dari perhitungan tersebut maka penulis mengambil sampel sebanyak 50,49 atau dibulatkan menjadi 51 responden .

Teknik pengambilan sampel menggunakan Stratified Random Sampling. Populasi yang dianggap heterogen menurut suatu karakteristik tertentu terlebih dahulu dikelompok-kelompokkan dalam beberapa sub populasi sehingga setiap sub populasi yanga da memiliki anggota sampel yang relatif homogen ( Umar :2008;114).

Karena jumlah setiap sub populasi berbeda makaperlu dicari faktor pembanding dari tiap sub Populasi yang sering disebut Sample Fraction (f) dengan cara mambandingkan jumlah elemen tiap sub populasi dengan jumlah seluruh elemen populasi sehingga didapat masing-masing Sample Fraction (f) nya ( Umar;2008;114)

Sample Fraction (f) dapat dicari dengan menggunakan rumus (Umar ;2008;118) :

Fi = Ni N Dimana :

N1 = Jumlah masing-masing Sub Populasi N = Jumlah Populasi

Untuk lebih jelasnya sub populasi dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut :

Tabel 1.4 Proporsi Jumlah Sampel

No Bidang Jumla h Sub Popula si Fi Jumlah Sampel 1 Sekretariat 34 0,3112 17 2 Supervisi 10 0,094 5 3 Informasi Keluarga dan Analisis Program 16 0,1509 8 r4 Pengendalian KB & Kesehatan Reproduksi 14 0,132 7 5 Pengembangan KS&Pemberdaya an Keluarga 16 0,1509 8 6 Balai Latbang 12 0,1132 6 Jumlah 102 51

Sumber : Data Sekunder

e.Variabel Penelitian Untuk melihat faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja pegawai pada Badan Koordinasi

(4)

ISBN: 978-602-61268-1-8 Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan

Barat, penulis mengambil 6 ( enam ) faktor yang menurut penulis paling mewakili dari pendapat para ahli dengan dasar pertimbangan bahwa kepuasan kerja dapat dikatakan sebagai hasil dari berbagai sikap pekerja terhadap pekerjaannya, faktor-faktor yang berhubungan dengan hal tersebut, antara lain: bagaimana seorang karyawan melakukan reaksi terhadap lingkungan kerjanya, kesesuaian antara diri individu dengan orang lain, kesesuaian diri individu dengan kondisi pekerjaan. Kepuasan kerja tidak bisa dilepaskan dari prosedur pemilihan kerja sebelumnya, artinya untuk meningkatkan kepuasan kerja diperlukan adanya kesesuaian kerja dengan tingkat intelegensi,

ketrampilan yang memadai dan kepribadian (As’ad, 1998:104).

Menurut Handoko (2001:198) kepuasan kerja berhubungan dengan jenjang pekerjaan, sehingga menunjukkan bahwa karyawan dengan jenjang pekerjaan yang lebih tinggi cenderung lebih mendapatkan kepuasan kerja yang tinggi, hal ini ditunjukkan dengan memperoleh kompensasi yang lebih baik, kondisi kerja lebih nyaman dan pekerjaan-pekerjaan mereka memungkinkan penggunaan segala kemampuan yang mereka punyai sehingga mempunyai alasan untuk lebih terpuaskan yang dapat dilihat pada Tabel 3.2 berikut :

Tabel 3.2 Variabel Penelitian

Variabel Indikator

1. Balas jasa yang adil dan layak

a. Pemberian Gaji sesuai dengan beban kerja

b. Pemberian Bonus atau Insentif (Uang Makan, Bonus atas prestasi dan ketaatan, Hadiah hari raya)

c. Pemberian Tunjangan (Tunjangan Jabatan dll)

d. Pemberian Asuransi (Taspen, Askes, Jaminan Hari Tua dll) 2. Penempatan yang tepat sesuai

dengan keahlian

a. Penempatan sesuai dengan keahlian b. Penempatan sesuai dengan bakat c. Penempatan sesuai dengan minat

d. Penempatan sesuai dengan tingkat pendidikan 3. Pimpinan a. Komunikasi yang baik dengan pimpinan

b. Perlakuan yang adil dari pimpinan

c. Motivasi yang diberikan oleh pimpinan (materi) d. Motivasi yang diberikan oleh pimpinan (non materi) e. Cara pimpinan mengatasi permasalahan karyawan f. Kompetensi pimpinan dalam pengambilan keputusan 4. Rekan Sekerja a. Komunikasi antar rekan sekerja

b. Kerjasama yang baik dan saling mendukung c. Perlakuan yang diterima dari rekan sekerja

d. Tanggungjawab rekan sekerja atas tugas yang diberikan e. Motivasi yang diberikan rekan sekerja

5.Lingkungan Kerja a. Lingkungan kerja yang bersih dan sehat

b. Tersedia fasilitas kerja yang mendukung seperti mushola,sarana olah raga dan cafetaria

c. Keanekaragaman tugas

d. Tersedia peraturan kerja yang jelas seperti peraturan jam kerja, pengambilan cuti, dsb.

6. Perkembangan Karir a. Peluang promosi jabatan

b. Tingkat promosi jabatan yang diperoleh berdasarkan prestasi kerja c. Peluang berkreatifitas dalam bekerja

d. Kesempatan mengeluarkan pendapat / ide-ide

e. Kesempatan untuk mencoba metode anda sendiri dalam melakukan suatu pekerjaan

f. Kesempatan yang dimiliki untuk ikut dalam pembuatan keputusan ditempat kerja.

g. Kesempatan untuk mengikuti seminar atau diklat f. Pengukuran Variabel

Untuk mengukur variabel penelitian ini, penulis menggunakan Skala Likert yang menurut Kinnear

(Umar,2002;98) adalah berhubungan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu.

Setiap Variabel mempunyai bobot nilai sebagai berikut : Sangat Puas (Skor 5), Puas (Skor 4),

(5)

Kurang Puas (Skor 3), Tidak Puas (Skor 2), Sangat Tidak Puas (Skor 1).

G. Teknik Analisis a. Analisis Kualitatif

Dalam analisis ini jawaban responden disajikan dalam bentuk tabel kemudian dirata-ratakan dan dilihat persentasenya sehingga dapat dijelaskan secara terperinci. Analisis ini dilakukan untuk mendeskripsikan secara rinci tentang jawaban responden terkait dengan kepuasan kerja pegawai Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

b. Analisis kuantitatif

Analisa yang digunakan adalah analisis Regresi. Analisis Regresi bertujuan untuk memastikan apakah variabel independen yang terdapat dalam persamaan regresi secara bersama-sama (Uji F) dan secara individu (Uji T) berpengaruh terhadap nilai variabel dependen. Dengan menggunakan analisis regresi ini juga akan dapat dilihat faktor manakah yang paling dominan dalam mempengaruhi kepuasan kerja pegawai. Karena variabel bebas lebih dari satu, maka digunakan regresi linier berganda dengan menggunakan peralatan Statistik (SPSS / Statistics for Products and Services Solution versi 16) untuk melihat hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat.

Komputasi Regresi linier berganda sebagai berikut (Wijaya:2009:91) :

Y=a+b1x1+b2x2+b3x3+b4x4+b5x5+b6x6 +e Dimana :

Y= Variabel Terikat (Kepuasan Kerja) a= Konstanta

x1= Variabel Balas jasa yang adil dan layak x2= Variabel Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

x3= Variabel Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

x4= Variabel Rekan Sekerja x5= Variabel Lingkungan Kerja x6= Variabel Perkembangan Karir

b1= Koefisien Balas jasa yang adil dan layak b2= Koefisien Penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

b3= Koefisien Peralatan yang menunjang pelaksanaan pekerjaan

b4= Koefisien Rekan Sekerja b5= Koefisien Lingkungan Kerja b6= Koefisien Perkembangan Karir e = Standart Error

Sebelum dilakukan analisis regresi linier berganda, terlebih dahulu dilakukan uji kepercayaan dan kelayakan sebuah instrumen penelitian ( kuesioner dan variabel) dengan melakukan (Wijaya:2009:109) :

a. Uji Reliabilitas dan Uji Validitas; uji reliabilitas adalah pengujian yang dilakukan untuk mengetahui tingkat kestabilan suatu alat ukur sedangkan uji validitas menunjukkan ketepatan dan kecermatan alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Skala pengukuran disebut valid jika ia melakukan apa yang seharusnya ia lakuakn dan mengukur apa yang seharusnya di ukur.

b. Uji Asumsi Klasik yang terdiri dari : Multikolenieritas untuk menguju apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Heterokedatisitas menunjukkan bahwa varians variabel tidak sama untuk setiap pengamatan. Uji Normalitas untuk melihat apakah model regresi variabel bebas dan variabel terikat berdistribusi normal atau tidak.

IV. PEMBAHASAN

Analisis Uji Validitas dan Realibilitas 1. Uji Validitas

Dari hasil analisis didapat nilai korelasi antara skor item dengan skor total. Nilai ini kemudian kita bandingkan dengan nilai r Tabel, r Tabel dicari pada tingkat signifikansi 0,05 dengan uji 2 sisi dan jumlah data (n)=51, maka di dapat r Tabel sebesar 0,276. Berdasarkan hasil analisis didapat nilai korelasi yang lebih dari 0,276 sehingga semua butir instrumen penelitian dinyatakan valid.

2. Uji Realibilitas

Dari hasil analisis di atas didapat nilai Alpha sebesar 0,8970. Sedangkan nilai r kritis (uji 2 sisi) pada signifikan 0,05 dengan jumlah data (n) = 51, didapat sebesar 0,276. Karena nilainya lebih dari 0,276, maka dapat disimpulkan bahwa butir-butir instrumen penelitian tersebut reliabel.

(6)

ISBN: 978-602-61268-1-8

3. Uji Multikolenieritas

Dari hasil di atas dapat diketahui nilai variance inflation factor (VIF) keenam variabel yaitu balas jasa yang adil dan layak (X1) adalah 1,297, penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2) adalah , 1,291, pimpinan (X3) adalah

1,921, rekan sekerja (X4) adalah 1,124, lingkungan kerja (X5)adalah 1,377 dan perkembangan karir (X6) adalah 1,820 lebih kecil dari 5, sehingga bisa diduga bahwa antar variabel independen tidak terjadi persoalan multikolinearitas.

1. Uji Normalitas

Dari hasil di atas kita lihat pada kolom

Kolmogorov-smirnov dan dapat diketahui bahwa nilai signifikansi untuk kepuasan kerja (Y) sebesar 0,52; untuk balas jasa yang adil dan layak (X1) sebesar 0,52, penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2) sebesar 0,73, pimpinan (X3) sebesar

0,54 rekan sekerja (X4) sebesar 0,125 lingkungan kerja (X5) sebesar 0,168 dan perkembangan karir (X6) sebesar 0,055, karena signifikan untuk seluruh variabel sebesar 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa data berdistribusi normal

Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.006 1.491 1.346 .185 RATAX1 .184 .164 .171 1.119 .269 .771 1.297 RATAX2 -.048 .189 -.039 -.256 .799 .774 1.291 RATAX3 .119 .220 .101 .540 .592 .521 1.921 RATAX4 -.291 .325 -.128 -.897 .374 .890 1.124 RATAX5 -.091 .160 -.090 -.570 .571 .726 1.377 RATAX6 .616 .296 .378 2.084 .043 .549 1.820 a. Dependent Variable:Y Tests of Normality Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk

Statistic Df Sig. Statistic df Sig.

Y .268 51 .052 .860 51 .000 RATAX1 .147 51 .073 .934 51 .007 RATAX2 .214 51 .092 .906 51 .001 RATAX3 .124 51 .054 .962 51 .100 RATAX4 .279 51 .125 .853 51 .000 RATAX5 .239 51 .168 .839 51 .000 RATAX6 .128 51 .055 .963 51 .111

(7)

2. Uji Heteroskedastisitas

Salah satu cara untuk melihat adanya gejala heterokedastisitas adalah dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variablel terikat dengan residualnya. Heterokedastisitas ditandai dengan melihat apakah titik-titik memiliki pola tertentu yang teratur seperti bergelombang, melebar

dan menyempit, jika terjadi maka di indikasikan terdapat heterokedastisitas . Plot di atas menunjukkan tidak terdapat pola tertentu yang jelas, serta titik-titiknya menyebar di atas dan dibawah angka 10 pada sumbu Y maka mengindikasikan tidak terjadi heterokedastisitas. E. Fungsi Regresi Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.006 1.491 1.346 .185 RATAX1 .184 .164 .171 1.119 .269 .771 1.297 RATAX2 -.048 .189 -.039 -.256 .799 .774 1.291 RATAX3 .119 .220 .101 .540 .592 .521 1.921 RATAX4 -.291 .325 -.128 -.897 .374 .890 1.124 RATAX5 -.091 .160 -.090 -.570 .571 .726 1.377 RATAX6 .616 .296 .378 2.084 .043 .549 1.820 a. Dependent Variable:Y

Hasil analisis data diperoleh model atau fungsi regresi kepuasan kerja dengan faktor balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), sebagai variabel

independent maka didapatkan fungsi regresi sebagai berikut :

Y = 2,006 + 1,84X1-0,48X2+1,19X3-2,91X4-0,91X5+0,616X6

Dari fungsi regresi maka terdapat beberapa kesimpulan yang bisa dikemukakan, yaitu :

1. Apabila faktor balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai meningkat sebesar 2,006 satu satuan unit.

(8)

ISBN: 978-602-61268-1-8 2. Apabila faktor balas jasa yang adil dan layak

(X1) ditingkatkan sebesar satu satuan unit, dan penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai meningkat sebesar 1,84 satu satuan unit.

3. Apabila penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2) meningkat sebesar satu satuan unit dan faktor balas jasa yang adil dan layak (X1), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai menurun sebesar 0,48 satu satuan unit. 4. Apabila faktor pimpinan (X3) meningkat

sebesar satu satuan unit, dan faktor balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai meningkat sebesar 1,18 satu satuan unit.

5. Apabila rekan sekerja (X4) meningkat sebesar satu satuan unit, dan faktor balas jasa yang adil

dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai menurun sebesar 2,91 satu satuan unit. 6. Apabila faktor lingkungan kerja (X5)

meningkat sebesar satu satuan unit dan balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4),dan perkembangan karir (X6), konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai menurun sebesar 0,91 satu satuan unit.

7. Apabila perkembangan karir (X6) meningkat sebesar satu satuan unit dan faktor balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan, konstan, maka besarnya kepuasan kerja pegawai meningkat sebesar 6,16 satu satuan unit

Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel independen atau lebih terhadap variabel dependen secara serentak, digunakan lah analisis korelasi ganda (R).

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .879a .773 .742 8.760

a. Predictors: (Constant), RATAX6, RATAX2, RATAX4, RATAX1, RATAX5, RATAX3 b. Dependent Variable:Y

Berdasarkan hasil Tabel Model Summary di atas, diperoleh angka R sebesar 0,879. hal ini menunjukkan bahwa terjadi hubungan yang sangat kuat antara variable balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) dengan Kepuasan Kerja (Y)

Sedangkan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variable balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) secara serentak terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) maka digunakan analisis determinasi (R2). Berdasarkan Tabel Model Summary di atas, diperoleh angka (R2) sebesar 0,773 atau (77,3 %). Hal ini menunjukkan pengaruh pengaruh variable balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai

dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) secara serentak terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) adalah sebesar 77,3 % selebihnya dipengaruhi oleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

1. Uji Secara Simultan

Untuk mengetahui pengaruh variabel

independent terhadap variabel dependent secara simultan dapat dilakukan melalui uji secara simultan. Uji secara simultan ini yaittu dengan membandingkan antara nilai F hitung dengan nilai F Tabel pada tingkat signifikan 0,05. Nilai F Tabel 0,05 diperoleh dengan memperhatikan besarnya nilai degree of freedom(df) atau (k -1) dan (n – 4), dimana k adalah jumlah variabel dan n adalah jumlah sampel. Hasil analisis Multiple Regression Uji F ditunjukkan melalui Analisys of Variance pada Tabel 3.3 berikut ini.

(9)

Tabel 3.3

Analisys of Variance Kepuasan Kerja ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 6.506 6 1.084 2.877 .000a

Residual 25.416 44 .578

Total 31.922 50

a. Predictors: (Constant), RATAX6, RATAX2, RATAX4, RATAX1, RATAX5, RATAX3 b. Dependent Variable: Y

Sumber : Analisis Data, 2013

Dilihat hasil analisis pada Tabel tersebut diketahui secara simultan atau secara bersama-sama nilai F hitung sebesar 2,877 pada tingkat signifikan 0,000ª dan karena tingkat probabilitasnya 0,000ª jauh lebih kecil dari 0,05 maka model regresi ini dapat digunakan untuk memprediksi faktor yang mempengaruhi Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

Nilai F Tabel adalah sebesar 2,313 sedangkan nilai F hitung sebesar 2,877 Jadi nilai F hitung > nilai F Tabel, yaitu 2,877 > 2,313 sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian

(X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), pada penelitian ini berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dari responden.

2. Uji Secara Parsial

Untuk mengetahui dari faktor variabel variabel balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), apakah berpengaruh secara parsial (individu) atau tidak terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dapat diketahui melalui Uji Secara Parsial (Uji t). Secara parsial, untuk mengetahui faktor-faktor tersebut terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat dapat dilihat pada Tabel 3.4 berikut.

Tabel 3.4

Analisis Uji Secara Parsial (Uji t) Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients T Sig. B Std. Error Beta 1 (Constant) 2.006 1.491 1.946 .185 RATAX1 .184 .164 .171 1.824 .269 RATAX2 -.048 .189 -.039 -.256 .799 RATAX3 .119 .220 .101 1.754 .592 RATAX4 -.291 .325 -.128 1.897 .374 RATAX5 -.091 .160 -.090 -.570 .571 RATAX6 .616 .296 .378 2.084 .043 a. Dependent Variable: Y Sumber : Analisis Data, 2013

(10)

ISBN: 978-602-61268-1-8 Untuk mengetahui hubungan secara parsial maka

nilai t hitung harus dibandingkan dengan t Tabel. Nilai t Tabel dapat dicari dengan menentukan

degree of freedom yaitu ( n – k-1 ) pada uji satu sisi yaitu 0,05 yaitu ( 51 – 6-1) ά 0,05 = 1,680.

Hasil uji secara parsial antara variabel variabel balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6) tersebut terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat adalah sebagai berikut :

1. Secara parsial nilai t hitung variabel balas jasa yang adil dan layak (X1), sebesar 1,824 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu 1,824 > 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini balas jasa yang adil dan layak (X1), secara parsial merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

2. Secara parsial nilai t hitung variabel penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2) sebesar -0,256 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu -0,256 < 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Sarana dan Prasarana Kerja (X2) secara parsial merupakan faktor yang kurang berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat. 3. Secara parsial nilai t hitung variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X3) sebesar 1,754 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu 1,754 > 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X3) secara parsial merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

4. Secara parsial nilai t hitung variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X4) sebesar 1,897 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu 1,897 > 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X4) secara parsial merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

5. Secara parsial nilai t hitung variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X5) sebesar -0,057 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu -0,057 < 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X4) secara parsial merupakan faktor yang kurang

berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

6. Secara parsial nilai t hitung variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X6) sebesar 2,084 dan t Tabel ά 0,05 sebesar 1,680 sehingga t hitung lebih kecil dari t Tabel yaitu 2,084 > 1,680. Maka dapat disimpulkan bahwa pada penelitian ini variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X4) secara parsial merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

V. KESIMPULAN

1. Dari uji validitatas, semua item variabel dinyatakan valid, sehingga layak untuk di uji. Sedangkan hasil dari uji realibilitas, butir-butir instrumen penelitian dinyatakan reliable

2. Hasil analisis pada uji asumsi penyimpangan klasik, antar variabel independen tidak terjadi gajela multikolinieritas, data pada variabel tersebut berdistribusi normal, serta tidak terdapat gejala Heterokedastisitas

3. Nilai F tabel adalah sebesar 2,313 sedangkan nilai F hitung sebesar 2,877 Jadi nilai F hitung > nilai F tabel, yaitu 2,877 > 2,313 sehingga dapat disimpulkan bahwa Tingkat Kepuasan Kerja Pegawai Pada Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat dipengaruhi secara bersama-sama oleh variabel balas jasa yang adil dan layak (X1), penempatan yang tepat sesuai dengan keahlian (X2), pimpinan (X3), rekan sekerja (X4), lingkungan kerja (X5) dan perkembangan karir (X6), pada penelitian ini berpengaruh terhadap Kepuasan Kerja terhadap variabel Kepuasan Kerja (Y) dari responden. 4. Variabel Sarana dan Prasarana Kerja (X2) dan

Variabel Koordinasi Antar Unit Terkait (X4) secara parsial merupakan faktor yang kurang berpengaruh nyata terhadap Kepuasan Kerja Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional Provinsi Kalimantan Barat.

REFERENSI

Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumberdaya Manusia. BPFE. Yogyakarta Hariandja, Marihot Tua Efendi. 2009. Manajemen Sumberdaya Manusia. Gramedia. Jakarta

Malayu, Hasibuan, SP. 2002. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi Revisi, PT. Bumi Aksara. Jakarta

Robbins, P Stephen. 1996. Perilaku Organisasi: Konsep, Kontroversi, Aplikasi. Prenhallindo. Jakarta

(11)

Umar, Husein. 2008. Riset Sumber Daya Manusia. Cetakan Kedelapan. Gramedia.Jakarta ___________ 2002. Metode Riset Bisnis.

Gramedia. Jakarta

Wijaya, Tony. 2009. Analisis Data Penelitian Menggunakan SPSS. Universitas Atma Jaya. Yogyakarta

Gambar

Tabel 1.4  Proporsi Jumlah Sampel
Tabel 3.2  Variabel Penelitian

Referensi

Dokumen terkait

mengembala kambing-kambingnya. Hal ini sekaligus menunjukkan bahwa Sri Rinjani berasal dari suatu daerah yang pelosok dan membangun sebuah citra keterbelakangan dan

Untuk menunjang kenyamanan dan kelancaran mahasiswa, perlu adanya evaluasi dalam hal pelayanan perpustakaan, evaluasi pelayanan perpustakaan dimaksudkan untuk

Orang-orang yang hidup di abad pertengahan memiliki gambaran yang cukup kuat mengenai interioritas mereka, dan gambaran ini dalam beberapa cara menekankan fakta bahwa kita

Sudijono

Bila peubah respons Y tidak lagi mengikuti sebaran normal namun seperti Gamma atau Inverse Gaussian (asalkan termasuk dalam keluarga eksponensial) dan ragam Y

Implementasi Sistem Pemberian Pelayanan Keperawatan Profesional (SP2KP) sebagai salah satu upaya dalam peningkatan mutu pelayanan di Rumah Sakit. Penerapan SP2KP

Tujuan penelitian adalah menganalisis hubungan antara pola tidur dengan kejadian hipertensi dan mengidenti fi kasi faktor risiko hipertensi pada orang yang mempunyai pola tidur

12 Triangulasi yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah triangulasi sumber, yaitu dengan cara menginterview dosen pengampu matakuliah Listening