• Tidak ada hasil yang ditemukan

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD [IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN"

Copied!
7
0
0

Teks penuh

(1)
(2)

CONDITION OF PROSPERITY OF FARMER OF PADDY RICE FIELD

[IN] KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI

DISTRICT OF KOTO XI TARUSAN

Widia Prestika

1

, Ridwan Ahmad

2

, Ade Irma Suryani

2

_______________________________________

Widia Prestika ( NPM:10030209), Condition Of Kesejahtaraan Farmer Of Paddy Rice Field Kenagarian Barung-Barung Belantai District Of Koto XI Tarusan Sub-Province Coastal Area Of South, Journal, Program Study Education Of Geografi STKIP PGRI West Sumatra, Field, 2015 Condition of farmer of rice field paddy Kenagarian Barung-Barung Belantai pertained is good enough. But farmer of rice field paddy still experience of constraint in its result production him. That thing affect to kesejahtera farmer of rice field paddy Kenagarian Barung-Barung Belantai.

This Research aim to know the Condition Of Prosperity Of Farmer Of Paddy Rice Field Kenagarian Barung-Barung Belantai District Of Koto XI Tarusan Sub-Province Coastal area of South in ability fulfill requirement of family. mentioned seen from condition of health of farmer family, housing of farmer, earnings of farmer and education of farmer child.

This research use descriptive method. Population in this research family farmer of rice field paddy counted 508 farmer, technique intake of regional sampel in this research sampling random propotional with proportion 20% hence amount of responder 46 farmer. Data collecting of research use enquette with technique analyse data use presentase formula.

Result of this research menunjukan that 1) condition of health of farmer of farmer of rice field paddy categorized good enough with presentase ( 67.39 2) condition of housing of farmer pertained goodness with presentase ( 80.12 3) condition of earnings of farmer of rice field paddy categorized enough that is Rp 1.500.000- Rp. 2.000.000 with presentase ( 82.61 4) ability of farmer of rice field paddy in fulfilling education still less with presentase ( 34.78%). That thing mean farmer of rice field paddy Kenagarian Barung-Barung Belantai, district of Koto XI Tarusan.

(3)

KONDISI KESEJAHTERAAN PETANI PADI SAWAH

DI KENAGARIAN BARUNG-BARUNG BELANTAI

KECAMATAN KOTO XI TARUSAN

Widia Prestika

1

,

Ridwan Ahmad

2

,

Ade Irma Suryani

2

____________________________________

ABSTRAK

Widia Prestika (NPM:10030209), Kondisi Kesejahtaraan Petani Padi Sawah Di

Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten

Pesisir Selatan, Jurnal, Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera

Barat, Padang, 2015

Kondisi petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai tergolong cukup baik. Namun petani padi sawah masih mengalami kendala dalam produksi hasil pertanianya. Hal itu berdampak kepada kesejahtera petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai.

Penelitian ini bertujuan mengetahui Kondisi Kesejahteraan Petani Padi Sawah Di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan dalam kemampuan memenuhi kebutuhan keluarga. Hal tersebut dilihat dari kondisi kesehatan keluarga petani, perumahan petani, pendapatan petani dan pendidikan anak petani.

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif. Populasi dalam penelitian ini adalah keluarga petani padi sawah sebanyak 508 petani, teknik pengambilan sampel wilayah dalam penelitian ini adalah propotionalrandomsampling dengan proporsi 20% maka jumlah responden 46 petani. Pengumpulan data penelitian menggunakan angket dengan teknik analisa data menggunakan formula presentase.

Hasil penelitian ini menunjukan bahwa 1) kondisi kesehatan petani petani padi sawah dikategorikan cukup baik dengan presentase (67.39%). 2) kondisi perumahan petani tergolong baik dengan presentase (80.12%). 3) kondisi pendapatan petani padi sawah dikategorikan cukup yaitu Rp 1.500.000- Rp. 2.000.000 dengan presentase (82.61%). 4) kemampuan petani padi sawah dalam memenuhi pendidikan masih kurang dengan presentase (34.78%). Hal itu berarti petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai, kecamatan Koto XI Tarusan tergolong pada keluarga sejahtera III di mana keluarga petani mampu memenuhi seluruh kebutuhan dasar.

(4)

PENDAHULUAN

Di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan hampir keseluruhan masyarakat bergantung pada sektor pertanian. Sektor pertanian merupakan sektor yang menjadi andalan masyarakat dalam memenuhi kebutuhan sehari-hari. Untuk itu diperlukan perhatikan khusus baik perhatian dari masyarakat maupun dari pemerintah. Apabila kondisi pertanian masyarakat berjalan baik maka kesejahteraan masyarakat dan petani juga akan mengalami peningkatan. Peningkatan yang dimaksud yaitu masyarakat dan petani bisa memiliki rumah permanen, pendapatan yang mencukupi, memiliki tingkat pendidikan yang tinggi serta memiliki jaminan kesehatan.

Walaupun kesejahteraan petani di barung-barung belantai tergolong baik namun petani masih mengeluh mengenai masalah pertaniannya . Petani padi banyak mengalami kendala dalam usaha taninya. Kendala yang sering dikeluhkan oleh petani yaitu banyaknya gangguan hama pada tanaman padi sawah sehingga memaksa petani harus mengeluarkan biaya untuk beli pestisida yang harganya melambung tinggi, selain itu bencana alam juga dapat menyebabkan petani kehilangan lahan pertaniannya, dan harga pupuk yang semakin mahal sementara produksi padi mengalami penurunan. Hasil pertanian menjadi buruk dan harga padi disesuaikan dengan kualitas padi yang akan dijual. Pendapatan petani tidak sesuai dengan usaha yang dilakukan. Petani mengalami kerugian.

Di Barung-Barung Belantai masih banyak petani berpendapat bahwa kehidupan petani masih belum sejahtera. Walaupun hasil pertanian di daerah Barung-Barung Belantai tergolong baik namun hasil pertanian tersebut belum mencukupi kebutuhan sehari-hari. Berdasarkan pengamatan dilapangan saat sekarang ini masih banyak keluarga petani yang tidak dapat mencukupi kebutuhan hidupnya padahal di Barung-Barung Belantai sebagian besar masyarakat banyak hidup dari hasil pertanian. Maka penulis mengangkat masalah ini dengan judul

“Kondisi

Kesejahteraan Petani Padi Sawah

Di Kenagarian Barung-Barung

Belantai Kecamatan Koto XI

Tarusan”

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut

1. Kondisi kesehatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

2. Kondisi perumahan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

3. Kondisi pendapatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

4. Kondisi pendidikan anak petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

Rumusan Masalah

Berdasarkan batasan masalah di atas maka penulis merumuskan masalah sebagai berikut.

1. Bagaimana kondisi kesehatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

2. Bagaimana kondisi perumahan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

3. Bagaimana kondisi pendapatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

4. Bagaimana kondisi pendidikan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan?

Tujuan Penelitan

Sesuai dengan judul dan permasalahan yang telah dirumuskan maka penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan membahas tentang kondisi kesejahteraan petani padi sawah dari segi:

1. Kondisi kesehatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan.

(5)

2. Perumahan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan.

3. Tingkat pendapatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan.

4. Pendidikan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan.

METODOLOGI PENELITIAN

Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan metode deskriptif. Nazir (2005:54) mengatakan bahwa metode deskriptif adalah suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan penggunaan metode ini adalah untuk membuat gambaran secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat, serta hubungan antar fenomena yang diselidiki.

Dalam penelitian ini yang menjadi variabel penelitian adalah yang berkaitan dengan kondisi perumahan, pendapatan, pendidikan dan kesehatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan.

Populasi dan Sampel

Populasi

Menurut Arikunto (2010:173)

populasi adalah keseluruhan subjek

penelitian. Populasi penelitian adalah

seluruh petani padi di Kenagarian

Barung-Barung

Belantai

Kecamatan

Koto XI Tarusan. Menurut dinas

kependudukan dan capil kabupaten

Pesisir Selatan tahun 2011 jumlah petani

padi sawah di Kenagarian

Barung-Barung Belantai sebanyak 508 orang

Sampel

Menurut Arikunto (2006:131) sampel

adalah sebagian atau wakil populasi

yang diteliti. Pengambilan sampel pada

penelitian ini dilakukan secara

proportionale random sampling.

HASIL PENELITIAN

Kenagarian Barung-Barung Belantai pada tahun 2012 adalah 2878 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki 1456 jiwa dan perempuan 1422 jiwa. Jumlah kartu keluarga (KK) laki-laki sebanyak 440 kartu keluarga dan kartu keluarga (KK) perempuan sebanyak 108 kartu keluarga. Total kartu keluarga (KK) keseluruhan 548 kartu keluarga. (Profil Nagari Barung-Barung Belantai tahun 2012).

Penggunaan lahan di Kenagarian Barung-Barung Belantai sebagian besar dipergunakan untuk lahan perkebunan seluas 1.099,45 Ha. Kemudian tanah persawahan seluas 110,00 Ha, luas lahan pemukiman 300,00 Ha, luas tanah pekuburan 0,25 Ha, luas tanah perkantoran 21,80 Ha, sedangkan luas tanah hutan atau kehutanan sebagian besar punya ulayat. Menurut BPS Barung-Barung Belantai tahun 2012 tanah milik adat atau ulayat seluas 2.500,00 Ha dan milik masyarakat perorangan 300,00 Ha.

Data yang akan dikemukakan yaitu hasil penelitian yang berkaitan dengan kondisi kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan yang dilihat dari kondisi perumahan, tingkat kesehatan, kondisi pendapatan, dan tingkat pendidikan.

PEMBAHASAN

Pada pembahasan ini akan dibahas hasil penelitian tentang kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai Kecamatan Koto XI Tarusan Kabupaten Pesisir Selatan.

Pertama, Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan dilapangan kemampuan petani padi dalam mencapai kesehatan dapat dikatakan cukup dengan presentase (67.39%) hal itu dilihat dari aspek penyakit yang pernah dialami Petani di Kenagarian Barung-Barung Belantai. Pada umunya petani mengalami gatal-gatal dan sakit pinggang dengan presentase (50%), pernahkah penyakit itu datang kembali responden menjawab kadang-kadang dengan presentase (56.52%), tempat berobat yang dikunjungi petani adalah

(6)

rumah sakit dengan presentase (95.66%), anggota rumah yang sering sakit pada umumnya adalah 1 orang dengan presentase (73.92%), sumber air minum yang digunakan petani adalah sumur sendiri dengan presentase (69.67%), tempat buang air besar petani padi sawah adalah jamban sendiri dengan presentase (91.31%), dan keadaan jamban petani cukup baik dengan presentase (56.52%).

Menurut Hanafiah, (2009:29) kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis, Kepedulian anggota keluarga untuk menjaga kesehatan.

Kedua, Berdasarkan analisis data yang telah dilakukan terhadap perumahan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai dapat dikatakan tergolong cukup baik dengan presentase (80.12%) yang didasarkan pada jumlah presentase terbanyak tiap-tiap indikator seperti jenis bangunan (86.96%), status bangunan (100%), kondisi lantai (54.35%), kondisi atap (91.32%), jumlah kamar (78.26%), alat penerangan (100%) dan jenis dinding (54.35%).

Menurut pendapat Gunawan (2010:10) Rumah adalah tempat tinggal yang dapat memenuhi kebutuhan rohani manusia. Rumah berfungsi sebagai tempat yang dapat memberikan perasaan aman dan tentram bagi seluruh anggota keluarga

Hasil penelitian ini didukung oleh pendapat Emmy (1992) dalam Risa (2000) perumahan adalah suatu tempat tinggal dimana keluarga dapat hidup teratur sehingga pertumbuhan jasmani dan rohani serta sosial terjamin dan terpenuhi untuk mempererat atau memilihara rasa kekeluargaan.

Tinjauan dari persyaratan yang dibutuhkan oleh keluarga maka pembuatan sebuah rumah hekdaknya memperhatikan hal-hal sebagai berikut:

1. Ruang tidur hekdaknya terpisah antara orang dewasa dan anak-anak serta antara pria dan wanita.

2. Ruang tamu biasanya didepan sehingga kehadiran tamu tidak menganggu anggota keluarga. 3. Ruang makan untuk keluarga. 4. Ruang dapur untuk memasak

dan menyiapkan makanan 5. Ruang mandi untuk tempat

mandi dan juga WC untuk tempat buang hajat keluarga.

Ketiga, Tingkat pendapatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai dilihat dari pengeluaran keluarga pada umumnya > Rp. 1.500.000- Rp. 2.000.000 per bulan dengan presentase (82.61%) yang dikategorikan baik menurut penilaian Sudjana (1992) karena presentase berkisar dari 61-81% dikategorikan dengan kondisi baik.

Hal ini sesuai dengan pendapat Budiono (1992:180) pendapatan adalah hasil dari penjualan faktor-faktor produksi yang telah dimiliki oleh sektor produksi.

Berdasarkan pndapat di atas dapat disimpulkan bahwa pendapatan merupakan perolehan dari hasil usaha baik berupa uang maupun material lain yang dapat mendukung serta meningkatkan kesejahteraan seseorang.

Keempat, Hasil penelitian menunjukan bahwa tingkat Pendidikan Petani Padi Sawah Di Kenagarian Barung-Barung Belantai pada umumnya adalah tamatan SMP dengan presentase (34.78%) hal itu dikategorikan kurang. Di barung-barung belantai masyarakat tidak memiliki pendidikan non formal hal itu disebabkan oleh keterbatasan biaya sehingga mereka putus sekolah. Rendahnya tingkat pendidikan formal masyarakat dan tidak adanya pengalaman pendidikan non formal yang mereka dapatkan menyebabkan pola pikir dan keterampilan juga terbatas, hal ini merupakan salah satu penyebab rendahnya kesejahtaraan masyarakat petani padi sawah. Menurut pendapat Hamdani (2011: 21), pendidikan adalah cara mendidik, membina, mengendalikan, mengawasi, mempengaruhi, dan mentransmisikan ilmu pengetahuan yang dilaksanakan oleh para pendidik kepada anak didik membebaskan kebodohan, meningkatkan pengetahuan dan

(7)

membentuk kepribadian yang lebih baik dan bermanfaat bagi kehidupan. Kemampuan petani dalam memenuhi tingkat pendidikan.

PENUTUP Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian tentang tingkat kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai. Dapat disimpulkan sebagai berikut. 1. Kondisi perumahan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai tergolong baik dengan presentase 80.12%. petani padi sawah telah mampu memenuhi kebutuhannya dari segi papan. 2. Kesehatan petani padi sawah di

Kenagarian Barung-Barung Belantai dikategorikan cukup baik. Hal itu terlihat banyak petani yang pergi berobat ke rumah sakit. Presentase tingkat kesehatan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai adalah (67.39%) 3. Pendapatan petani padi sawah di

Kenagarian Barung-Barung Belantai pada umumnya > Rp. 1.500.000- Rp. 2.000.000 per bulan dengan presentase (82.61%) yang dikategorikan kurang.

4. Tingkat pendidikan petani padi sawah pada umumnya banyak tamat SMP dengan presentase 34.78% hal itu dikategorikan kurang. Artinya pendidikan yang didapatkan oleh petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai masih kurang

Saran

Dari hasil penelitian tentang kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai yang

telah dipaparkan saran penulis adalah sebagai berikut.

1. Penelitian ini dapat bermanfaat untuk menambah pengetahuan pembaca tentang kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai.

Untuk meningkatkan kesejahteraan petani padi sawah di Kenagarian Barung-Barung Belantai, dibutuhkan upaya dari pemerintah setempat seperti penyediaan kebutuhan sehari-hari, layanan kesehatan, bantuan pendidikan dan kesadaran petani dalam menjaga lingkungan.

2. Penelitian ini dapat dimanfaatkan sebagai penelitian yang relevan bagi peneliti selanjutnya.

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta Badan Pusat statistik. 2010. Kesejahteraan

Masyarakat. Sumatera Barat ---, 2009. Indikator

Kesejahteraan Masyarakat: Propinsi Sumatera Barat

Hisbullah. 2012. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo

Moh, Nazir.2011. Metode Penelitian. Bogor : Ghalia Indonesia

Riduwan, 2010. Belajar Mudah Penelitian Untuk Guru-Karyawan dan Peneliti Pemula. Bandung: ALVABETA

Referensi

Dokumen terkait

Dalam penelitian ini transduser ultrasonik digunakan untuk mengukur tingkat kekasaran secara relatif dengan memanfaatkan sifat pantulan yang dimiliki ultrasonik

Calon yang memiliki kelayakan di perenggan 1(c)(ii),1(c)(iii), 1(c)(iv) hendaklah memiliki Kepujian (sekurang-kurangnya Gred C) dalam subjek Bahasa Melayu pada

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gaya kepemimpinan di FKIP berdasarkan gaya pemimpin dalam memberikan perintah, gaya dalam memberikan penghargaan, gaya dalam

Permasalahan kesejahteraan sosial yang berkembang dewasa ini menunjukkan bahwa ada warga negara yang belum terpenuhi hak atas kebutuhan dasarnya secara layak karena belum

dan Natal, yayasan memberikan perhatian dengan memberikan sembako kepada guru-guru. 6) Guru-guru difasilitasi sarana belajar yang berupa APE (alat peraga edukatif) dan

At the level of the business unit or subsidiary the main strategic issue is how to achieve a sustainable competitive advantage in the particular product/market field in which

Kemungkinan ini terjadi jika gaya gravitasi yang dihimpun oleh semua galaksi relatif sangat kuat, sehingga mampu untuk menekuk ruang (space) menjadi bentuk