ANALISIS OPTIMASI KINERJA PROTOKOL ROUTING AODV
DAN AOMDV DENGAN MENGGUNAKAN METODE RFAP
UNTUK MENCEGAH RREQ FLOODING ATTACKS PADA
JARINGAN MANET
Tugas Akhir
Untuk memenuhi sebagai persyaratan
Mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Teknik Informatika
Oleh:
I Made Windra Yudistiana F1D 014 034
PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA FAKULTAS TEKNIK
iii
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR
Saya yang bertanda tangan di bawah ini bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang sepengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Mataram, November 2018
iv
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Pengasih dan Penyayang atas segala berkah, bimbingan dan karunia-Nya, sehingga penlis dapat menyelesaikan penyusunan tugas akhir dengan judul “Analisis Optimasi Kinerja Protokol
Routing AODV dan AOMDV dengan Menggunakan Metode RFAP untuk Mencegah
RREQ Flooding Attacks pada Jaringan MANET”.
Tugas Akhir ini dilaksanakan di Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Mataram. Tujuan dari tugas akhir ini adalah melakukan optimasi kinerja protokol routing AODV dan AOMDV dengan menambahkan fitur pencegahan serangan RREQ flooding, yaitu RFAP (RREQ Flooding Attacks Prevention) pada jaringan MANET serta melakukan analisis kinerja setelah melakukan optimasi metode yang diusulkan dengan parameter uji performasi Throughput, Average End-to-End Delay
dan Normalized Routing Load. Tugas Akhir ini merupakan salah satu persyaratan
kelulusan guna mencapai gelar kesarjanaan di Program Studi Teknik Informatika, Fakultas Teknik, Universitas Mataram.
Dalam penulisan skripsi ini tentunya tidak lepas dari kekurangan, baik aspek kualitas maupun aspek kuantitas dari materi penelitian yang disajikan. Semua ini didasarkan dari keterbatasan yang dimiliki penulis. Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari sempurna sehingga penulis membutukan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kemajuan teknologi di masa yang akan datang. Akhir kata semoga tidaklah terlampaui berlebihan, bila penulis berharap agar karya ini dapat bermanfaat bagi pembaca.
Mataram, November 2018
v
UCAPAN TERIMA KASIH
Tugas Akhir ini dapat diselesaikan berkat bimbingan dan dukungan ilmiah maupun materil dari berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang setulus-tulusnya kepada :
1. Ayahanda dan ibunda tercinta yang telah mendukung dan menyediakan segala kebutuhan selama perkuliahan hingga penelitian ini berakhir.
2. Bapak Andy Hidayat Jatmika, ST., M.Kom. selaku pembimbing utama yang telah memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis selama penyusunan tugas akhir ini hingga dapat terselesaikan dengan baik.
3. Bapak Ariyan Zubaidi, S.Kom, MT. selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan bimbingan dan arahan selama menyusun tugas akhir ini.
4. Bapak I Wayan Agus Arimbawa, ST., M.Eng., Bapak Ida Bagus Ketut Widiartha, ST., MT. dan Bapak Fitri Bimantoro, ST., M.Kom. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran yang bersifat membangun dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
5. Rekan-rekan mahasiswa Program Studi Teknik Informatika khususnya kepada rekan-rekan angkatan 2014 yang telah membantu, memberi dukungan serta motivasi selama proses pengerjakan tugas akhir ini.
6. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, yang telah memberi bimbingan kepada penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
vi
DAFTAR ISI
HALAMAN COVER ...
SURAT PENGESAHAN USULAN TUGAS AKHIR ... i
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN TUGAS AKHIR ... iii
PRAKATA ... iv
UCAPAN TERIMA KASIH ... v
DAFTAR ISI ... vi
DAFTAR TABEL ... viii
DAFTAR GAMBAR ... ix
DAFTAR LAMPIRAN ... xi
ABSTRAK ... xii
ABSTRACT ... xiii
BAB I PENDAHULUAN ... 1.1. Latar Belakang ... 1
1.2. Rumusan Masalah ... 2
1.3. Batasan Masalah ... 2
1.4. Tujuan Penelitian ... 2
1.5. Manfaat Penelitian ... 3
1.6. Sistematika Penulisan Penelitian ... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI ... 2.1. Tinjauan Pustaka ... 4
2.1.1. Penelitian Terkait ... 4
2.1.2. Penelitian yang Diusulkan ... 7
2.2. Dasar Teori ... 8
2.2.1. Mobile Ad Hoc Network (MANET) ... 8
2.2.2. Protokol Routing ... 9
2.2.2.1. Definisi Protokol Routing ... 9
2.2.2.2. Ad Hoc On Demand Distances Vector (AODV) ... 10
2.2.2.3. Ad Hoc On Demand Multipath Distances Vector (AOMDV) ... 11
2.2.3. Route Request (RREQ) Flooding Attacks ... 11
vii
BAB III METODE PENELITIAN ...
3.1. Lingkungan Uji Coba ... 13 3.2. Diagram Alir Penelitian ... 14 3.3. Protokol Routing AODV (Ad Hoc On-Demand Distance Vector) .. 18
3.4. Protokol Routing AOMDV (Ad Hoc On-Demand Multipath
Distance Vector) ... 20 3.5. Route Request (RREQ) Flooding Attacks ... 22 3.6. Metode RFAP (RREQ Flooding Attacks Prevention) ... 22 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ...
4.1. Implementasi Serangan RREQ Flooding pada Protokol
Routing AODV dan AOMDV ... 25 4.2. Implementasi Metode RFAP ... 27 4.3. Langkah-Langkah Simulasi Jaringan MANET ... 30 4.3.1. Membuat Script Simulasi Jaringan MANET dengan TCL .... 30 4.3.2. Menjalankan Script Simulasi Jaringan MANET ... 32 4.3.3. Melakukan Proses Filtering Hasil Simulasi dengan AWK .... 32 4.4. Hasil Simulasi Jaringan ... 35 4.5. Analisis Kinerja Simulasi Jaringan ... 40 BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ...
5.1. Kesimpulan ... 46 5.2. Saran ... 47 DAFTAR PUSTAKA ...
viii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Daftar Penelitian Terkait ... 4
Tabel 3.1. Spesifikasi Perangkat Keras yang digunakan ... 13
Tabel 3.2. Parameter Lingkungan Uji Coba Penelitian ... 13
Tabel 3.3. Skenario Simulasi Jaringan ... 17
Tabel 4.1. Hasil Simulasi Jaringan Pada Kondisi Penambahan Node Flooder terhadap Throughput ... 36
Tabel 4.2. Hasil Simulasi Jaringan Pada Kondisi Penambahan Node Flooder terhadap Average End-to-End Delay ... 37
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Penggambaran Mobile Ad Hoc Network ... 9
Gambar 2.2. Penggambaran Format dari RREQ ... 10
Gambar 2.3. Penggambaran Format dari RREP ... 10
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian ... 14
Gambar 3.2. Diagram Blok Skenario Simulasi ... 15
Gambar 3.3. Diagram Alir Protokol AODV ... 19
Gambar 3.4. Mekanisme (a) Penemuan Rute dan (b) Data (Route Update) dan Route Error pada Protokol AODV ... 20
Gambar 3.5. Mekanisme RREQ dan RREP pada Protokol AOMDV ... 21
Gambar 3.6. Mekanisme Serangan RREQ Flooding ... 22
Gambar 3.7. Penggambaran Pencegahan Serangan RREQ flooding dengan RFAP ... 23
Gambar 3.8. Diagram Blok Skema Pencegahan Serangan RREQ Flooding dengan Metode RFAP ... 24
Gambar 4.1. Proses Menjalankan File TCL ... 32
Gambar 4.2. Network Animation ... 33
Gambar 4.3. File Trace ... 33
Gambar 4.4. Grafik Kualitas Throughput terhadap Penambahan Jumlah Node Flooder dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node, (b) 40 node dan (c) 60 node ... 36
Gambar 4.5. Grafik Kualitas Average End-to-End Delay terhadap Penambahan Jumlah Node Flooder dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node, (b) 40 node dan (c) 60 node ... 38
Gambar 4.6. Grafik Kualitas Normalized Routing Load terhadap Penambahan Jumlah Node Flooder dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node, (b) 40 node dan (c) 60 node ... 40
Gambar 4.7. Grafik Kualitas Throughput terhadap Penambahan Jumlah Node Flooder setelah Penerapan Metode RFAP dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node, (b) 40 node dan (c) 60 node ... 43 Gambar 4.8. Grafik Kualitas Average End-to-End Delay terhadap
x
RFAP dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node,
(b) 40 node dan (c) 60 node ... 38 Gambar 4.9. Grafik Kualitas Normalized Routing Load terhadap
Penambahan Jumlah Node Flooder setelah Penerapan
Metode RFAP dengan jumlah node terlibat sebanyak (a) 20 node,
xi
DAFTAR LAMPIRAN
xii
ABSTRAK
Salah satu sektor yang sangat mempengaruhinya adalah dalam hal keamanan jaringan (security). Hal ini disebabkan oleh karakteristik dari jaringan MANET yang bersifat dinamis sehingga jaringan MANET sangat mudah diganggu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu serangan yang dapat terjadi pada jaringan MANET adalah Route Request (RREQ) Flooding Attacks. Pada serangan RREQ flooding berupa
node-node palsu yang berada di luar area jaringan tersebut dan melakukan broadcast
RREQ ke node tujuan yang ada di dalam jaringan tersebut, sehingga memenuhi kapasitas
bandwidth tersebut yang mengakibatkan penurunan kualitas dalam penentuan rute
pengiriman data atau informasi ke node tujuan.
Untuk mencegah terjadinya serangan RREQ flooding, diperlukan sebuah metode pencegahan terhadap serangan tersebut, yaitu RREQ Flooding Attacks Prevention
(RFAP). Metode ini bekerja dengan cara menemukan node-node yang kemungkinan adalah malicious node kemudian diisolasikan dari jaringan untuk dipulihkan menjadi
node normal.
Penelitian ini akan dilakukan optimasi protokol routing AODV dan AOMDV dengan menambahkan metode pencegahan RFAP serta mengetahui kinerja dari kedua protokol tersebut dari segi throughput, average end-to-end delay dan normalized routing load. Berdasarkan hasil simulasi yang dilakukan, bahwa penerapan metode RFAP pada protokol routing AODV dapat menghasilkan kualitas jaringan lebih baik daripada protokol AOMDV, baik dari segi parameter throughput, average end-to-end delay dan
normalized routing load.
xiii
ABSTRACT
One sector that greatly influences it is in terms of network security. This is due to the characteristics of the MANET network that are dynamic so that the MANET network is very easily disturbed by irresponsible parties. One of the attacks that can occur in MANET network is Route Request (RREQ) Flooding Attacks. In RREQ flooding attacks in the form of fake nodes that are outside the area of the network and broadcast RREQ to the destination node in the network, so that it meets the bandwidth capacity which results in a decrease in quality in determining the route of sending data or information to the destination node.
To prevent the occurrence of RREQ flooding attacks, a prevention method for these attacks is required, namely the RREQ Flooding Attacks Prevention (RFAP). This method works by finding nodes that are likely to be malicious nodes then isolated from the network to be restored to normal nodes.
This research will optimize the AODV and AOMDV routing protocols by adding RFAP prevention methods and knowing the performance of the two protocols in terms of throughput, average end-to-end delay and normalized routing load. Based on the results of the simulation, that the application of the method RFAP on AODV routing protocol can produce network quality is better than AOMDV protocol, both in terms of throughput, average end-to-end delay and normalized routing load.
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada saat ini, jaringan MANET sangat bergantung pada kualitas kinerja pada jaringan itu sendiri. Salah satu sektor yang sangat mempengaruhinya adalah dalam hal keamanan jaringan (security). Sektor keamanan ini sangat diperhatikan, disebabkan oleh karakteristik dari jaringan MANET yang bersifat dinamis sehingga jaringan MANET sangat mudah diganggu oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. Salah satu teknik untuk bisa menggangu jaringan ini adalah melalui serangan tertentu. Serangan pada jaringan MANET dilakukan dengan cara menggangu sumber daya jaringan, proses penentuan rute, proses pengiriman paket data dan sebagainya sehingga secara otomatis akan penurunan kualitas keamanan, kegagalan link dan kendala daya tahan (lifetime) rute.
Salah satu serangan yang dapat terjadi pada jaringan MANET adalah Route Request
(RREQ) Flooding Attacks. Pada serangan RREQ flooding berupa node-node palsu yang berada di luar area jaringan tersebut dan melakukan broadcast RREQ ke node tujuan yang ada di dalam jaringan tersebut, sehingga memenuhi kapasitas bandwidth tersebut yang mengakibatkan penurunan kualitas dalam penentuan rute pengiriman data atau informasi ke node tujuan. Dalam hal ini serangan tersebut dapat bekerja pada protokol yang mempunyai mekanisme perutean RREQ, yaitu AODV dan AOMDV. Dimana AODV dan AOMDV merupakan salah satu protokol routing yang memilki sistem penentuan rute pengiriman data yang sangat baik.
Untuk mencegah terjadinya serangan RREQ flooding, diperlukan sebuah metode pencegahan terhadap serangan tersebut, yaitu RREQ Flooding Attacks Prevention
(RFAP). Metode ini bekerja dengan cara menemukan node-node yang kemungkinan adalah malicious node kemudian diisolasikan dari jaringan untuk dipulihkan menjadi
node normal. Dengan teknik tersebut, metode RFAP dapat mengurangi serangan RREQ
flooding, hal ini disebabkan oleh metode tersebut dapat dengan mudah menemukan node
penyerang dan melindungi jaringan dari serangan RREQ flooding.
2
serangan tertentu, khususnya serangan RREQ flooding. Dengan demikian, harapan dari hasil penelitian ini dapat meningkatkan kualitas keamanan yang lebih baik pada jaringan MANET akibat serangan RREQ flooding serta mengetahui pembandingan hasil penilaian kualitas pada kerangka protokol routing AODV dan AOMDV dari segi Throughput,
AverageEnd-to-EndDelay dan Normalized Routing Load.
1.2. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam Tugas Akhir ini adalah:
1. Bagaimana menerapkan metode RFAP pada kerangka protokol routing AODV dan AOMDV?
2. Bagaimana kinerja kualitas jaringan pada protokol AODV dan AOMDV setelah menerapkan metode RFAP berdasarkan parameter uji Throughput, Average
End-to-End Delay dan Normalized Routing Load?
1.3. Batasan Masalah
Untuk membatasi ruang lingkup dari permasalahan yang ada, serta agar mencapai tujuan dan sasaran berdasarkan pada rumusan masalah di atas, maka diberikan beberapa batasan masalah yaitu :
1. Simulasi ini menggunakan Network Simulator 2 (NS-2) versi 2.35. 2. Protokol routing yang digunakan AODV dan AOMDV.
3. Jumlah node yang akan disimulasikan adalah 20, 40 dan 60 node.
4. Jumlah nodeflooder yang akan disimulasikan adalah 2, 4, 6, 8 dan 10 node.
5. Jenis serangan yang diterapkan adalah serangan RREQ flooding attacks.
6. Jenis metode pencegahan serangan yang dilakukan adalah metode RREQ Flooding
Attacks Prevention (RFAP).
7. Parameter uji performasi protokol yang akan dibandingkan adalah Throughput,
AverageEnd-to-EndDelay dan Normalized Routing Load.
1.4. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
3
2. Mengetahui penilaian kualitas jaringan pada protokol AODV dan AOMDV setelah menerapkan metode RFAP berdasarkan parameter uji Throughput, Average End-to-EndDelay dan Normalized Routing Load.
1.5. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari penelitian ini adalah memberikan gambaran secara obyektif penerapakan metode RFAP pada jaringan MANET, khususnya pada protokol AODV dan AOMDV serta mengetahui kualitas kinerjanya dari segi Throughput, Average
End-to-EndDelay dan Normalized Routing Load. menggunakan Network Simulator 2 (NS-2).
1.6. Sistematika Penulisan Penelitian
1. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penulisan tugas akhir, rumusan masalah, batasan masalah, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
2. TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
Bab ini menjelaskan mengenai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya dan menjelaskan penelitian yang diusulkan pada Tugas Akhir serta menjelaskan dasar teori yang terkait pada penelitian yang diusulkan.
3. METODE PENELITIAN
Bab ini berisi perencanaan simulasi jaringan dan membahas langkah – langkah penelitian.
4. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pelaksanaan simulasi dan hasil analisis data simulasi jaringan. 5. KESIMPULAN DAN SARAN
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN DASAR TEORI
2.1. Tinjauan Pustaka
Pada Sub Bab ini peneliti akan menjelaskan tentang penelitian-penelitan terkait serta penelitian yang akan diusulkan pada Tugas Akhir ini.
2.1.1. Penelian Terkait
Berikut ini merupakan penelitian-penelitian yang berhubungan dengan penelitian yang akan diusulkan seperti pada Tabel 2.1.
Tabel 2.1. Daftar Penelitian Terkait
No. Referensi Penelitian Terkait Keterangan
1. Fatkhurrozi, 2018 Analisis Perbandingan Kinerja Protokol AOMDV, DSDV, dan ZRP Sebagai Protokol
Routing Pada Mobile Ad-Hoc Network
(MANET)
MANET merupakan jaringan nirkabel yang terdiri dari sekumpulan mobile node yang saling berkomunikasi secara multi hop dalam topologi yang dinamis tanpa memerlukan infrastruktur penunjang. Protokol routing
MANET umumnya dibedakan menjadi tiga jenis, yakni protokol routing reaktif, proaktif, dan hybrid. Ketiga jenis protokol routing
tersebut memiliki perbedaan algoritma dalam metode pencarian rute. Salah satu contoh dari ketiga jenis protokol routing tersebut diantaranya AOMDV, DSDV, dan ZRP. Penelitian ini dilakukan untuk membandingkan kinerja tiga jenis protokol
routing yang berbeda, yaitu AOMDV, DSDV, dan ZRP ketika disimulasikan dalam ruang lingkup yang berbeda luas area dan jumlah
mobile node. Simulasi dilakukan menggunakan Network Simulator 2 dan diukur berdasarkan empat parameter, yaitu
throughput, end-to-end delay, packet delivery
ratio, dan normalized routing load.
Berdasarkan pengujian yang dilakukan dalam skenario luas area dan jumlah mobile node
5 protokol AOMDV memiliki nilai rata-rata
packet delivery ratio dan throughput tertinggi.
Sedangkan dalam pengukuran end-to-end delay dan normalized routing load nilai rata-rata terbaik terdapat pada protokol DSDV. 2. Anggraini, 2017 Analisis Pembandingan
Performasi Protokol
Routing AODV Dan DSR Pada Mobile Ad-Hoc Network
(MANET)
Penelitian ini dilakukan simulasi untuk mengetahui hasil perbandingan dari performansi routing AODV dan DSR menggunakan software simulator OPNET Modeler 14.5. Parameter performansi jaringan tersebut berupa latency, throughput, jitter dan
packet loss. Dari hasil penelitian diperoleh hasil bahwa performansi latency pada routing
AODV lebih baik dibandingkan routing DSR dengan nilai selisih nilai sebesar 492 ms. Untuk parameter throughput, routing AODV pada layanan video conferencing lebih baik dibandingkan dengan routing DSR dengan selisih nilai sebesar 88737,144 bps. Untuk parameter jitter layanan voice pendukung layanan video conferencing, routing AODV lebih baik dibandingkan dengan routing DSR dengan nilai selisih 1,34 ms. Untuk packet loss, routing AODV pada layanan video conferencing lebih baik dibandingkan pada
routing DSR dengan selisih nilai sebesar 5,537%. Dari seluruh simulasi diperoleh
routing AODV lebih baik dibandingkan DSR dilihat dari nilai performansi latency,
throughput, dan jitter, sedangkan routing DSR lebih baik dibandingkan AODV dilihat dari nilai performansi packet loss.
3. Rifquddin, 2015 Evaluasi Kinerja Protokol AOMDV Terhadap Serangan
Rushing dan Flooding
Pada MANET Dengan Menggunakan Network Simulator 2 (NS-2)
Pada penelitian ini dirancang jaringan MANET dengan menggunakan protokol
routing AOMDV. Jaringan disimulasikan menggunakan Network Simulator 2 v2.35. Jaringan ini diberikan serangan rushing dan
6 terkena serangan rushing, serangan flooding, dan serangan rushing dan flooding bersamaan. Parameter yang digunakan dalam analisis performansi protokol AOMDV adalah Packet Delivery Ratio (PDR), Throughput, dan
Delay. Hasil simulasi menunjukkan penurunan performansi terbesar jaringan dengan protokol AOMDV untuk nilai packet delivery ratio dan throughput terjadi saat terkena serangan rushing dan flooding
bersamaan dengan jumlah node flooder
sebanyak 10 node. Nilai Packet Delivery Ratio menurun sebesar 17,596%. Nilai
throughput mengalami penurunan sebesar 84,23 %. Nilai delay mengalami peningkatan terbesar pada kondisi terkena serangan
flooding dengan 10 nodeflooder. Nilai delay
meningkat dari kondisi normal sebesar 59,15 ms menjadi 269,734 ms pada kondisi flooding
10 nodeflooder. 4. Bhalodiya, 2015 Study of Detection and
Prevention Techniques
for Flooding Attack on
AODV in MANET
Mobile Ad Hoc Network adalah suatu jaringan dimana node bergerak tanpa infrastruktur tetap atau administrasi terpusat. Jaringan MANET rentan terhadap serangan keamanan karena otentikasi yang terdesentralisasi. Black hole, gray hole, worm hole, dan flooding adalah jenis ancaman keamanan yang mempengaruhi jaringan. Makalah ini menyajikan tinjauan terhadap jaringan MANET, protokol routing
7 RFAP ini memiliki kemampuan untuk menghentikan dan mengisolasi serangan
flooding tanpa beban tambahan pada sumber daya jaringan
5. Laeeq, 2012 RFAP, A Preventive Measure Against Route
Request Flooding
Attack in MANETS
MANET adalah jaringan yang paling mudah diterapkan. Kemudahan pengaturan dan fitur operasional yang lebih cepat telah membuat kategori jaringan nirkabel ini merupakan jaringan komunikasi yang paling penting. Karena tanpa topologi infrastruktur dan protokol tanpa pertahanan, operasi MANET selalu rentan terhadap penyusup yang melanggar keamanan dan memanfaatkan sumber daya jaringan. Salah satunya adalah RREQ Flooding Attack (RFA) yang merupakan salah satu serangan berbahaya di MANET yang memanfaatkan protokol routing on demand. Makalah ini memperkenalkan RFAP, sebuah skema untuk mengurangi serangan RREQ flooding di MANET dengan memanfaatkan protokol AODV. Skema simulasi ini dirancang khusus untuk MANET yang memiliki mobilitas node lebih tinggi. Hasil ini menggambarkan bahwa RFAP memiliki kemampuan untuk memisahkan
node flooder dari jaringan dengan lebih baik dibandingkan dengan AODV sederhana.
2.1.2. Penelitian yang Diusulkan
Pada penelitian ini akan dilakukan langkah optimasi kualitas jaringan MANET akibat serangan RREQ flooding, yaitu RFAP (RREQ Flooding Attacks Prevention) yang akan diterapkan pada kerangka protokol routing AODV dan AOMDV. Adapun hal mendasar dalam mengambil penelitian ini berdasarkan penelitian sebelumnya yang terkait dengan topik penelitian adalah :
8
paket-paket RREQ yang dibuat oleh node tersebut. Dengan hal itu terjadi, diharapkan akan mengurangi kondisi trafik jaringan yang membuat kualitas pengiriman akan lebih baik jika dibandingkan sebelum tindakan pencegahan.
b. Penelitian ini juga berfokus dalam melakukan simulasi jaringan MANET pada kerangka protokol routing AODV dan AOMDV. Hal ini dipilih berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa protokol AODV dan AOMDV sederhana menghasilkan kualitas kinerja yang tidak baik akibat serangan RREQ flooding. c. Penelitian ini akan melakukan untuk mengetahui kualitas kinerja protokol routing
AODV dan AOMDV setelah diterapkan metode RFAP untuk mengetahui protokol yang mana mampu menerapkan metode RFAP dengan lebih baik.
d. Dalam segi parameter simulasinya, akan dilakukan pada kondisi jaringan dengan mobilitas yang tinggi, dikarenakan berdasarkan penelitian sebelumnya bahwa protokol AODV maupun AOMDV mampu melakukan kinerja yang baik pada saat kondisi tersebut.
e. Dalam segi parameter uji kinerja jaringan, peneliti memilih tiga parameter yang berdasarkan pada penelitian sebelumnya diharapkan dapat mewakili kualitas kinerja metode pencegahan RFAP akibat serangan RREQ flooding, yaitu Throughput,
AverageEnd-to-EndDelay dan Normalized Routing Load.
Dari hal-hal tersebut peneliti akan mendapatkan hasil penelitian mengenai bagaimana penerapan metode RFAP untuk mencegah serangan RREQ flooding dan mengetahui bagaimana kinerja jaringan setelah menerapkan metode tersebut. Untuk lebih jelasnya mengenai metode penelitian yang akan dilakukan dapat dijelaskan pada Bab 3.
2.2. Dasar Teori
Pada Sub Bab ini peneliti akan menjelaskan teori-teori secara umum yang berkaitan dengan penelitian yang akan diusulkan pada Tugas Akhir ini.
2.2.1. Mobile Ad Hoc Network (MANET)
Mobile Ad-Hoc Network (MANET) merupakan jaringan wireless multihop yang
terdiri dari kumpulan mobile node yang bersifat dinamik. Sistem yang digunakan pada MANET bersifat yaitu mampu mengatur diri sendiri serta dibentuk oleh sekumpulan node
9
node baru dalam satu waktu dikarenakan pergerakan node-node tersebut. Suatu bentuk
teknik pemodelan yang digunakan untuk menggambarkan hal tersebut yaitu Random Waypoint Mobility Model [1].
Gambar 2.1. Penggambaran Mobile Ad Hoc Network
Node pada MANET tidak hanya berperan sebagai pengirim atau penerima data
saja, namun dapat juga difungsikan sebagai penghubung node yang lain. Untuk mengatur seluruh proses routing pada topologi MANET tidak memerlukan router/node, karena setiap device berfungsi sebagai router untuk menentukan arah yang akan ditentukan. Sehingga pada proses komunikasi pada jaringan MANET sangat memerlukan protokol yang tepat dan cepat agar node dapat mengirimkan paket data yang dibutuhkan oleh jaringan MANET tersebut [1].
2.2.2. Protokol Routing
2.2.2.1. Definisi Protokol Routing
Protokol routing adalah standarisasi yang melakukan kontrol terhadap bagaimana sebuah node dapat meneruskan paket diantara perangkat komputasi dalam jaringan
mobile ad-hoc network (MANET). Protokol routing layaknya sebuah router yang
berkomunikasi dengan perangkat lain untuk menyebarkan informasi dan mengijinkan adanya pemilihan rute diantara dua node dalam jaringan. Protokol routing pada jaringan
ad hoc menjadi suatu permasalahan yang menantang untuk diteliti semenjak sebuah node
bisa bergerak secara bebas (acak). Pada ad hoc ada dua tipe protokol routing, yaitu [2]: a. Proaktif : Destination Sequenced Distance Vector (DSDV), Cluster Switch
Gateway Routing (CSGR), WirelessRouting Protocol (WRP), Optimized Linkstate
(OLSR).
b. Reaktif : Dynamic Source Routing (DSR), Ad hoc On-demand Distance Vector
(AODV), Temporally Ordered Routing Algorithm (TORA), Associativy Based Routing (ABR), Signal Stability Routing (SSR).
10
(ZRP).
2.2.2.2. Ad Hoc On-Demand Distance Vector (AODV)
AODV (Ad Hoc On-Demand Distance Vector) merupakan protokol routing yang bersifat reaktif karena protokol ini mulai bekerja saat ada permintaan dari source node
untuk mencari tahu jalur-jalur yang akan digunakan untuk mengirimkan pesan ke node
tujuan. AODV akan berusaha untuk menemukan jalur yang tidak ada loop dan menemukan jalu terpendek untuk menuju node tujuan sesuai tabel routing yang dibuat. Ciri utama dari AODV adalah menjaga timer-based state pada setiap node sesuai dengan penggunaan tabel routing. Tabel routing akan kadaluarsa jika jarang digunakan [2].
AODV memiliki route discovery dan routemaintenance. Route Discovery berupa
Route Request (RREQ) dan Route Reply (RREP). Sedangkan Route Maintenance berupa
Data, Route Update dan Route Error (RRER). Adapun format dari RREQ dan RREP pada protokol AODV dapat dilihat pada Gambar 2.2 dan Gambar 2.3 [3].
Source_address Source_sequenc
e Broadcast_id
Destination_add ress
Destination_seq
uence Hop_count
Gambar 2.2. Penggambaran Format dari RREQ
Source_address Destination_add
ress
Destination_seq
uence Hop_count Lifetime
Gambar 2.3. Penggambaran Format dari RREP
Setiap node di dalam jaringan dengan protokol AODV mengandung informasi mengenai rute yang sedang dipergunakan pada saat ini dengan menyimpan data-data sebagai berikut [2]:
1. IP Address berupa alamat IP node tujuan sehingga memudahkan dalam melakukan
routing.
2. Destination Sequence Number berupa urutan nomor tujuan untuk mencegah
terjadinya routing loops yaitu suatu kondisi di mana sebuah paket terus ditransmisikan dalam serangkaian router tanpa pernah mencapai jaringan tujuan.
3. Hop Count berupa jumlah dari hop ke tujuan.
4. Next Hop atau hop selanjutnya yang telah ditentukan untuk meneruskan paket di
dalam sebuah rute.
5. Life Time yaitu waktu yang berlaku untuk sebuah rute.
11 2.2.2.3. Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV)
Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector (AOMDV) adalah protokol
routing reaktif pengembangan dari protokol routingunipath AODV untuk meminimalisir
seringnya terjadi kegagalan hubungan dan rute yang terputus. Sama hal nya dengan protokol routing lainnya, AOMDV juga menyediakan dua layanan utama yaitu route
discovery dan maintenance. AOMDV memiliki beberapa karakteristik yang sama dengan
AODV, dimana AOMDV berbasis vektor dan menggunakan pendekatan hop-by-hop. Bahkan, AOMDV juga hanya melakukan pencarian rute ketika dibutuhkan dengan menggunakan prosedur route discovery [4].
Perbedaan proses routing AOMDV dengan AODV terletak pada pemeliharaan beberapa rute alternatif melalui prosedur route discovery tunggal. Pada AODV seluruh duplikat RREQ akan dibuang, sedangkan dalam AOMDV beberapa duplikat RREQ dapat digunakan dalam upaya pencarian beberapa rute alternatif. Inti dari metode routing
AOMDV, yaitu dalam proses penentuan beberapa rute alternatif yang digunakan harus bersifat loop-free dan saling lepas (disjoint) [5].
2.2.3. RouteRequest (RREQ) FloodingAttacks
Flooding Attacks adalah jenis serangan aktif dimana penyerang menghabiskan
sumber daya jaringan, seperti bandwidth, konsumsi sumber daya node, seperti daya komputasi dan daya baterai atau untuk mengganggu operasi dalam penentuan rute sehingga menyebabkan degradasi yang parah pada kinerja jaringan. Dalam RREQ
flooding attacks, teknik penyerangan melalui pembentukan node-node palsu yang tidak
terdapat pada suatu jaringan dan melakukan broadcast paket RREQ secara terus menerus sehingga dapat menurunkan kualitas bandwidth jaringan tersebut [6][7].
2.2.4. RREQ Flooding Attacks Prevention (RFAP)
12
teknik flooding yang sama tetapi berhenti setelah mengirim beberapa RREQ, kemudian setelah beberapa waktu lagi menghasilkan RREQ palsu yang sama. Dalam hal ini, skema RFAP memiliki kemampuan untuk menghentikan dan mengisolasi kedua jenis serangan tanpa beban tambahan pada sumber daya jaringan. Dikarenakan belum ada skema yang lebih baik secara khusus untuk memerangi serangan RREQ flooding, metode RFAP ini merupakan suatu tambahan yang sangat bagus [8][9].
13
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Lingkungan Uji Coba
Dalam penelitian ini akan menggunakan laptop Acer Aspire 4738 dan HP Probook 430 G1 dengan spesifikasi perangkat yang dapat dilihat pada Tabel 3.1 dan parameter lingkungan uji coba penelitian yang digunakan pada NS-2 dapat dilihat pada Tabel 3.2.
Tabel 3.1. Spesifikasi Perangkat Keras yang digunakan
Komponen Spesifikasi
Acer Aspire 4738 HP Probook 430 G1 CPU Intel® CoreTM i5-460M CPU @
2.53 GHz
Intel® CoreTM i3-4010U CPU @
1.70 GHz Sistem Operasi Linux Ubuntu 14.04 LTS 64-bit
Memori 4 GB 4 GB
Harddisk 1 TB 500 GB
Adapun perangkat lunak yang digunakan pada penelitian ini adalah sebagai berikut :
• Network Simulator 2 (NS2) versi 2.35 untuk melakukan simulasi MANET.
• Microsoft Excel untuk membuat grafik hasil simulasi.
• Microsoft Word untuk membuat laporan akhir.
Tabel 3.2. Parameter Lingkungan Uji Coba Penelitian
Parameter Keterangan
Protokol AODV dan AOMDV
Luas Area Jaringan 500 x 500 m2
Waktu Simulasi 150 s
Jumlah Node 20, 40 dan 60 node
Kecepatan Node 5 m/s
Jumlah Node Penyerang 2, 4, 6, 8 dan 10 node
Jumlah Node yang Terlibat
dalam Transmisi Paket 1 node Sumber dan 3 node Tujuan Model Antrian Drop tail
Pergerakan Node Random Waypoint
14
MAC Layer IEEE 802.11g
Jenis Antena Omni Directional
Jenis Trafik Transmission Control Protocol (TCP) Tipe Transport FTP (File Transfer Protocol)
Ukuran Paket 100 Byte
Jenis Serangan RREQ Flooding Attacks
Jenis Pencegahan RFAP
3.2. Diagram Alir Penelitian
Berikut merupakan diagram alir penelitian yang akan dilakukan terkait dengan optimasi kinerja protokol routing AODV dan AOMDV dengan menggunakan metode RFAP untuk meningkatkan kualitas keamanan akibat serangan RREQ flooding seperti pada Gambar 3.1.
Gambar 3.1. Diagram Alir Penelitian
Dari diagram alir diatas dapat dijelaskan secara rinci alur penelitian ini, yaitu : a. Studi Literatur
Pada bagian ini, peneliti melakukan riset terhadap topik penelitian yang akan dilakukan. Hal ini dilakukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian tersebut. Sumber-sumber referensi terkait topik penelitian ini didapatkan melalui beberapa makalah-makalah penelitian sebelumnya yang dapat dilihat pada Bab II, buku penunjang yang terkait dalam penelitian serta berbagai sumber dari internet.
b. Perancangan Skema Serangan RREQ Flooding
15
jaringan MANET dengan menggunakan protokol routing AODV dan AOMDV. Dalam simulasi ini, peneliti menerapkan serangan RouteRequest (RREQ) Flooding
Attacks. Dalam hal ini serangan RREQ flooding menerapkan konsep serangan DoS
dengan memunculkan node-node palsu untuk membanjiri node asli dengan broadcast
RREQ palsu untuk menganggu proses penentuan rute pengiriman data. c. Perancangan Metode RFAP
Dalam bagian ini, peneliti melakukan proses perancangan metode untuk melakukan tindakan pencegahan serangan RREQ flooding, yaitu RFAP. Dimana skema RFAP ini dilakukan dengan cara menemukan node yang terindikasi sebagai malicious node
dan akan dipulihkan menjadi node normal. Dengan melakukan tindakan pencegahan RFAP, dapat mengurangi dampak dari serangan RREQ flooding, yaitu berkurangnya tindakan pengiriman RREQ palsu oleh flooder melalui proses isolasi dari jaringan dalam kurung waktu tertentu, sehingga mengurangi beban bandwidth jaringan yang menyebabkan kualitas pengiriman data akan meningkat.
d. Perancangan Skenario Simulasi Jaringan
Berikut merupakan diagram alir proses perencanaan skenario simulasi jaringan MANET terkait penelitian dalam mengoptimasikan kualitas keamanan jaringan pada protokol AODV dan AOMDV dengan metode pencegahan RFAP akibat serangan RREQ flooding sesuai dengan Gambar 3.2.
Mendefinisikan Serangan
Menghasilkan file trace (*.tr) pada masing-masing simulasi
Melakukan Filtering terhadap File Trace (.awk)
Menghasilkan pernilaian performasi simulasi jaringan dari
segi Throughput, End-to-End Delay dan NRL. Menginialisasi Efek Pola
Trafik
Gambar 3.2. Diagram Blok Skenario Simulasi
1) Mendefinisikan serangan RREQ flooding
16
jaringan MANET. Dimana akan memasukkan kondisi-kondisi skema serangan, penginialiasasi node-node flooder serta pergerakannya pada protokol routing AODV. 2) Menginialisasi efek pola trafik
Dalam melakukan simulasi ini, terdapat pola trafik yang memiliki efek-efek untuk sebagai dasar pembandingan kinerja suatu jaringan bila dilihat dari kondisi-kondisi tertentu. Adapun efek-efek tersebut adalah sebagai berikut:
a) Kapasitas Node (Network Size)
Menunjukkan berapa banyak node-node yang ada dalam jaringan MANET tersebut.
b) Jumlah Node Penyerang
Menunjukkan berapa banyak node-node penyerang yang ada dalam jaringan MANET tersebut.
3) Mengatur parameter skenario simulasi
Dalam simulasi ini menggunakan NS-2 (Network Simulator 2) versi 2.35. Simulasi dilakukan pada area topologi jaringan berbentuk persegi (network area) dengan ukuran 500 x 500 m2. Kemudian di dalam network area tersebut, ditentukan jumlah kepadatan node sebanyak 20, 40 dan 60 node untuk mewakilkan kondisi jaringan dengan kepadatan node rendah, sedang dan tinggi. Setiap node dapat bergerak secara random (mobilitas node Random Waypoint) dengan kecepatan statis 5 m/s serta jumlah node penyerang yang akan masuk ke dalam jaringan adalah 2, 4, 6, 8 dan 10 node. Dalam proses pengantrian pada saat pengiriman paket akan menggunakan metode Drop Tail, dimana paket pertama yang tiba di router adalah paket pertama yang akan dikirim. Dalam simulasi ini akan menggunakan standar jaringan dengan MAC Layer IEEE 802.11g dikarenakan menggunakan modulasi sinyal OFDM, sehingga lebih resistan terhadap interferensi dari gelombang lainnya serta menggunakan antenna Omni Directional dan metode propagasi Two Ray Ground. Adapun jenis trafik jaringan yang digunakan pada simulasi jaringan ini adalah TCP dengan bantuan jenis transportasi jaringan FTP.
4) Melakukan simulasi jaringan MANET dengan NS-2
17
pembandingan kualitas kinerja jaringan MANET antara protokol AODV dan AOMDV setelah penerapan metode RFAP dengan melakukan tindakan serangan RREQ flooding, serta dibandingkan dengan protokol AODV dan AOMDV sederhana (tanpa penambahan metode pencegahan). Adapun skenario pengiriman data yang dilakukan pada penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Skenario Simulasi Jaringan No. Jenis Simulasi Protokol
Routing
5) Melakukan filtering terhadap file trace
Untuk mengetahui kualitas keamanan yang akan optimasikan, ada beberapa parameter uji yang dapat dibandingkan antara sebelum dan sesudah optimasi pencegahan serangan RREQ flooding pada kerangka protokol routing AODV dan AOMDV pada jaringan MANET, yaitu :
a) Throughput
Throughput adalah jumlah paket data yang diterima per detik. Throughput
bisa disebut sebagai bandwidth dalam kondisi yang sebenarnya. Bandwidth
lebih bersifat tetap, sementara throughput sifatnya dinamis tergantung trafik yang sedang terjadi. Throughput mempunyai satuan bps (bit per second) [7].
𝑇ℎ𝑟𝑜𝑢𝑔ℎ𝑝𝑢𝑡 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑠𝑖𝑚𝑢𝑙𝑎𝑠𝑖 (3.1)
b) Average End-to-End Delay
Average End-to-end delay merupakan rata-rata waktu yang diambil dari
paket data yang tiba pada tujuan. Dalam hal ini hanya paket data yang berhasil dikirim ke tujuan yang dihitung. Dimana end-to-end delay mempunyai satuan ms (mili second) [5].
𝐴𝑣𝑒𝑟𝑎𝑔𝑒 𝐸𝑛𝑑 − 𝑡𝑜 − 𝐸𝑛𝑑 𝐷𝑒𝑙𝑎𝑦 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝑊𝑎𝑘𝑡𝑢 𝑝𝑒𝑛𝑔𝑖𝑟𝑖𝑚𝑎𝑛 (3.2)
c) Normalized Routing Load (NRL)
Normalized Routing Load adalah nilai perbandingan antara banyak paket
18
paket data yang diterima pada destination node. Semakin tinggi nilai perbandingan paket routing terhadap paket data yang diterima maka semakin kurang efisien kinerja suatu protokol routing [5].
𝑁𝑅𝐿 = 𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑡𝑒𝑟𝑖𝑚𝑎𝐽𝑢𝑚𝑙𝑎ℎ 𝑝𝑎𝑘𝑒𝑡 𝑟𝑜𝑢𝑡𝑖𝑛𝑔 (3.3)
e. Proses Pengolahan dan Analisis Hasil Simulasi
Pada bagian ini, peneliti mendapatkan hasil dari simulasi jaringan MANET dengan menggunakan NS-2 dimana akan menghasilkan dalam bentuk file trace berekstensi *.tr. Kemudian dilakukan pengolahan file tersebut dengan cara filtering untuk mendapatkan nilai hasil simulasi sesuai dengan parameter uji yang dilakukan melalui pemrograman AWK. Setelah mendapatkan nilai-nilai tersebut dibuat dokumentasi hasil simulasi dalam bentuk grafik dan peneliti melakukan analisa terhadap hasil-hasil dari simulasi tersebut.
f. Pengambilan Kesimpulan
Pada bagian ini, peneliti menentukan kesimpulan dari penelitian yang dilakukan berdasarkan analisa-analisa yang telah dikakukan sebelumnnya.
g. Pembuatan Laporan Akhir
Pada bagian ini, peneliti melakukan dokumentasi penelitian secara menyeluruh melalui pembuatan laporan akhir, dimana memiliki tujuan sebagai bahan referensi baru bagi peneliti lain untuk mencoba penelitian lebih lanjut terhadap topik yang diambil.
3.3. Protokol Routing AODV (Ad Hoc On-Demand Distance Vector)
Pada protokol routing AODV mengadopsi mekanisme yang sangat berbeda untuk menjaga informasi routing. AODV menggunakan tabel routing dengan satu entry untuk setiap tujuan. Tanpa menggunakan routing sumber, AODV mempercayakan pada tabel
routing untuk menyebarkan Route Reply (RREP) kembali ke sumber dan secara
sekuensial akan mengarahkan paket data menuju node tujuan. AODV juga menggunakan
sequence number untuk menjaga setiap tujuan agar didapat informasi routing yang terbaru dan untuk menghindari routing loops. Semua paket yang diarahkan membawa
sequence number ini [1]. Berikut merupakan diagram alir dari protokol AODV seperti
19 MULAI
Apakah rute tersedia di tabel
routing?
Melakukan update tabel routing
Melakukan broadcast
(node mengirimkan sinyal untuk menemukan node
lain) Tidak
Ya
Mengirim pesan (message) ke node tujuan
Gambar 3.3. Diagram Alir Protokol AODV
20
sequencenumber pada tabel routing, apakah lebih besar dari 1 (satu) pada Route Request
(RREQ), jika benar, maka node akan mengirim RREP. Ketika RREP berjalan kembali ke
source melalui path yang telah di-setup, ia akan men-setup jalur ke depan dan
meng-update timeout [2].
S
D
RREQ
RREP
S
I
D
Data RERR
X
(a) (b)
Gambar 3.4. Mekanisme (a) Penemuan Rute dan (b) Data (Route Update) dan Route Error pada Protokol AODV
Jika sebuah link ke hop berikutnya tidak dapat dideteksi dengan metode penemuan rute, maka link tersebut akan diasumsikan putus dan Route Error (RERR) akan disebarkan ke node tetangganya seperti terlihat pada Gambar 3.5. Dengan demikian sebuah node bisa menghentikan pengiriman data melalui rute ini atau meminta rute baru dengan menyebarkan RREQ kembali [2].
3.4. Protokol Routing AOMDV (Ad Hoc On-Demand Multipath Distance Vector)
AOMDV dalam pencarian rute tidak seperti AODV yang hanya memilih satu RREP, tetapi pada AOMDV setiap RREP akan dipertimbangkan oleh node asal sehingga beberapa path bisa ditemukan dalam satu pencarian rute. Dengan ditemukannya beberapa
path atau pilihan rute, apabila terjadi kegagalan rute maka dapat dialihkan ke rute alternatif lain. Dan pencarian rute baru hanya akan dilakukan apabila semua rute yang sudah ditemukan mengalami kegagalan [4].
AOMDV memiliki tiga kelebihan dibanding multipathrouting lain, yaitu [4]: 1. AOMDV tidak memiliki overhead koordinasi antar node yang tinggi karena
komunikasi pada AOMDV hanya dilakukan saat dibutuhkan saja.
2. AOMDV menjamin rute alternatif saling disjoint atau beririsan melalui komputasi yang terdistribusi pada tiap node tanpa perlu komputasi dari node sumber saja sehingga rute yang ditemukan diharapkan tidak akan terjadi loop.
21
yang minim dibandingkan dengan AODV.
S
N1
N2
N3
D
S = Node Sumber D = Node Tujuan = RREQ = RREP
Gambar 3.5. Mekanisme RREQ dan RREP pada Protokol AOMDV
Pada Gambar 3.5 memperlihatkan langkah-langkah protokol AOMDV dalam melakukan pencarian rute (route discovery) dan pemeliharaan rute (route maintenance), yaitu [4]:
1. Ketika source node akan melakukan komunikasi dengan node tujuan, maka S akan melakukan flooding paket route request (RREQ) ke jaringan.
2. Karena RREQ membanjiri jaringan, sebuah node mungkin dapat menerima beberapa salinan dari RREQ yang sama. Jika pada AODV, hanya salinan yang pertama yang digunakan untuk membuat reverse paths lain halnya dengan AOMDV.
3. Pada AOMDV, semua salinan RREQ diperiksa untuk membuat reverse paths
alternatif, tapi reverse paths hanya dibuat menggunakan salinan RREQ yang dapat mempertahankan loop-freedom dan disjointness mulai dari node asal.
4. Ketika intermediate node menerima reverse path melalui salinan RREQ, node ini akan mengecek apakah ada satu atau lebih forward paths ke destination yang valid. Jika ada, node ini akan membuat paket RREP dan mengirim kembali melalui reverse path ke source node.
5. Saat destination node menerima salinan RREQ, node tersebut juga membuat reverse path dengan cara yang sama dengan yang dilakukan oleh intermediate node. Namun, RREP yang dibuat oleh destination dibuat dengan aturan yang lebih “longgar”.
Maksudnya adalah destination bisa mengirim RREP melalui reverse path yang loop-free tanpa harus disjoint. Hal ini dilakukan untuk mencegah “route cutoff” atau rute yang dihapus karena terjadi suppressing atau ketika sebuah node harus memilih satu dari dua atau lebih path.
6. Route maintenance pada AOMDV adalah penambahan sederhana pada AODV.
Sama seperti AODV, AOMDV menggunakan paket RERR (Route Error). Sebuah
22
terakhir ke destinasi rusak. AOMDV juga melakukan optimisasi untuk menyelamatkan paket yang sedang dikomunikasikan lewat link yang rusak dengan meneruskan ulang paket tersebut melalui jalur alternatif.
3.5. Route Request (RREQ) Flooding Attacks
Pada serangan RREQ flooding, penyerang melakukan banyak broadcast paket RREQ per interval waktu dengan menambahkan node-node palsu di luar jaringan dan menonaktifkan limitedfloodingfeature. Pada protokol routing on-demand menggunakan proses pencarian rute untuk mendapatkan rute antara dua node. Dalam pencarian rute,
node sumber melakukan broadcast paket RREQ pada jaringan tersebut. Karena prioritas RREQ control packet lebih tinggi terhadap paket data maka beban tinggi juga pada paket RREQ dalam melakukan transmisi paket. Oleh karena itulah sebuah node jahat (malicious node) mengeksploitasi fitur ini pada on-demand routing untuk meluncurkan serangan RREQ flooding [6][7].
Gambar 3.6. Mekanisme Serangan RREQ Flooding
3.6. Metode RFAP (RREQ Flooding Attacks Prevention)
Skema dari RREQ Flooding Attack Prevention (RFAP) didasarkan pada skenario di dunia nyata, dimana node-node dianggap sebagai manusia. Seorang manusia bila melakukan tindakan kejahatan, maka dia akan dihukum. Sama halnya pada RFAP, ketika
node melewati nilai ambang batas yang ditentukan maka node tersebut akan mendapatkan hukuman. Skema RFAP ini menggunakan terminologi yang sangat mirip dengan kehidupan sehari-hari, misalnya jika sebuah node tidak mematuhi aturan pada saat pertama kali, maka node mendapat hukuman yaitu akan terisolasi dari jaringan untuk beberapa waktu, dalam hal ini dapat ditunjukkan dengan Custody List. Selama berada di
23
Apabila node yang ditahan pada Custody List menunjukkan perilaku yang baik, maka
node akan dilepaskan ke jaringan kembali, akan tetapi masih berada di bawah pengawasan atau diberi kebebasan dengan jaminan. Bila pada masa pengawasan node
tersebut melewati nilai ambang batas, maka node akan diisolasi dengan waktu lebih lama dan dimasukkan ke dalam Life Imprisonment. Bila masa Life Imprisonment telah habis maka node akan dilepaskan menjadi node normal dan apabila node masih menjalankan masa isolasi pada Life Imprisonment sudah bisa berperilaku dengan baik, maka akan dilepaskan ke jaringan dalam status observasi. Skema ini akan me-refresh semua node
setelah masa Life Imprisonment berakhir, karena skema ini percaya bahwa jika dalam jaringan MANET apabila sebuah node menunjukkan aktivitas jahat maka tidak perlu melakukan hal yang sama setelah waktu tertentu [9].
24
Berikut merupakan diagram blok dari skema RFAP (RREQ Flooding Attack Prevention) seperti pada Gambar 3.8.
Mendefinisikan nilai Threshold Value (nilai ambang batas) pada RREQ untuk setiap node yang ada di jaringan
Dalam kondisi ambang batas, proses RREQ berjalan dalam kondsi normal
Apakah jumlah RREQ melebihi ambang batas
(TV)?
Node akan diisolasi selama α waktu dan semua proses RREQ akan dihentikan selama periode tersebut
Node akan dilepaskan dari Custody List dan membuat status node menjadi
normal serta proses RREQ berjalan kembali dengan status observasi
selama 2α waktu (OBSERVATION LIST)
Node akan diisolasi dalam waktu lebih lama (misalkan dikatakan dalam β) dimana β > α dan semua proses RREQ
Node akan disolasi dari jaringan dan semua proses RREQ akan dihentikan dalam waktu yang lama, misalnya 15 menit (dapat dikatakan µ waktu )
(LIFE IMPRISONMENT) Setelah µ waktu telah habis, akan
menyegarkan kembali node-node yang ada di LIFE IMPRISONMENT dan membuat status node menjadi node
normal
25
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dilakukan pembahasan terkait uji coba dan hasil penelitian uji kinerja jaringan MANET dengan menggunakan protokol routing AODV dan AOMDV untuk mengetahui bagaimana pengaruh kualitas sebelum dan sesudah diberikan metode pencegahan RFAP terhadap serangan RREQ flooding. Dalam hal ini akan dibahas mengenai penerapan metode pencegahan RFAP, hasil simulasi jaringan serta analisis kinerja jaringan terhadap penambahan node flooder yang terlibat. Dari hasil ini akan mengetahui apakah kedua protokol mampu meningkatkan kualitas jaringan setelah menerapkan metode RFAP apabila diserang oleh serangan RREQ flooding.
4.1. Implementasi Serangan RREQ Flooding pada Protokol Routing AODV dan
AOMDV
Pada sub-bab ini akan menjelaskan mengenai implementasi dari serangan RREQ
flooding pada protokol AODV dan AOMDV. Langkah awal dalam implementasi
serangan RREQ flooding adalah melakukan dekralasi parameter dan fungsi yang terkait dalam proses serangan flooding melalui file ‘aodv.h’ dan ‘aomdv.h’ (terletak pada direktori allinone-2.35\ns-2.35\aodv dan \home\Documents\ns-allinone-2.35\ns-2.35\aomdv). Pada awal file ini terlebih dahulu untuk definisikan parameter sebagai berikut:
// definsi interval pengiriman paket rreq palsu #define FLOOD_INTERVAL 0.065
Dimana pada parameter ini akan mendefinisikan waktu interval proses pengiriman paket RREQ palsu oleh flooder pada setiap 0,065 detik. Hal ini didasari oleh karakteristik dari protokol routing dalam jumlah maksimal paket RREQ yang diterima dan diproses oleh
node. Dimana ditentukan maksimal 10 paket per detik [9]. Sehingga untuk menciptakan kondisi trafik yang tinggi, maka perlu meningkatkan intensitas pengiriman paket RREQ palsu oleh flooder menjadi 0,065 detik atau maksimal 15 paket per detik. Dengan demikian dapat menggangu trafik jaringan yang ada. Lalu akan dilakukan dekralasi suatu fungsi Timer untuk mengatur proses RREQ flooding dengan diberi nama ‘class
26
// menambahkan class timer untuk flooding class FloodTimer : public Handler {
public:
FloodTimer(AODV* a): agent(a){} void handle(Event*);
private:
AODV *agent; Event intr; };
Kemudian fungsi tersebut akan dipanggil pada class pada masing-masing protokol
sebagai suatu variabel fungsi yaitu variabel ‘ftimer’. Selain itu dapat menbuat suatu
variabel, yaitu ‘flooder’ dengan tipe data Boolean untuk mengaktifkan node tersebut
sebagai node penyerang. Kemudian akan didekralasikan fungsi untuk menjalankan proses
floodingadalah ‘void FloodRREQ (nsaddr_t dst)’.
Selanjutnya pada file ‘aodv.cc’dan ‘aomdv.cc’ yang berada pada direktori yang sama pada file‘aodv.h’dan ‘aomdv.h’, terlebih dahulu mendefinisikan karakteristik node
flooder melalui fungsi ‘int AODV::command’ dan ‘int AOMDV::command’ dengan
menambahkan fungsi sebagai berikut :
if(strcmp(argv[1], "flooder") == 0) { flooder = true;
return TCL_OK; }
Dimana pada saat node tersebut dikenali sebagai flooder (if(strcmp(argv[1], "flooder") == 0)), maka node akan memulai proses flooding terhadap jaringan yang ada. Kemudian akan diterapkan fungsi ‘class FloodTimer’ untuk mengaktifkan proses RREQ flooding. Berikut merupakan penerapan fungsi ‘class FloodTimer’ pada file
‘aodv.cc’dan ‘aomdv.cc’:
Dimana apabila parameter ‘flooder’ diaktifkan (agent->flooder==true), maka node
27
maksimal node awal dan nodeflooder yang digunakan pada penelitian ini adalah 70 node. Tujuan dari pemilihan node tujuan ini untuk menyesuaikan skema serangan flooding yang melakukan pengiriman paket RREQ palsu. Kemudian serangkaian tersebut akan terus dilakukan setiap selang waktu 0,065 detik.
4.2. Implementasi Metode Pencegahan RFAP
Pada sub-bab ini akan menjelaskan penerapan metode RFAP pada protokol
routing AODV dan AOMDV untuk meningkatkan kualitas pencegahan dari serangan
RREQ flooding. Langkah awal dari implementasi metode tersebut adalah mendeklarasikan fungsi-fungsi untuk menambahkan fitur pencegahan RFAP. Pendekralasikan metode RFAP pada protokol AODV dilakukan pada file
‘aodv_rqueue.cc’ dan ‘aodv_rqueue.h’ (\home\Documents\ns-allinone2.3\ns-2.35\aodv)
serta pada protokol AOMDV dilakukan pada file ‘aomdv_rqueue.cc’ dan
‘aomdv_rqueue.h’ (\home\Documents\ns-allinone2.3\ns-2.35\aomdv). Pada file
‘rqueue.h’ terlebih dahulu untuk mendeklarasikan parameter waktu isolasi jaringan dan nilai threshold paket RREQ yang diterima seperti pada kutipan source code berikut:
// definisi nilai ambang rreq
#define THRESHOLD_VALUE 68 // packets ditampung dari kondisi maksimal dari protocol routing untuk menerima atau menampung paket RREQ adalah 68 paket. Sedangkan pada nilai waktu isolasi dari masing-masing kondisi berdasarkan penelitian sebelumnya mengenali metode RFAP [9]. Kemudian dapat membuat 4 buat variabel penampung nilai tersebut serta fungsi utama RFAP pada
‘class aodv_rqueue : public Connector’dan ‘class aomdv_rqueue : public
28
Setelah itu pada file‘rqueue.cc’ dapat membuat suatu fungsi untuk menjalankan proses pencegahan paket RREQ palsu yang dilakukan oleh flooder. Dimana proses tersebut
diberi nama fungsi ‘void rfap(Packet *p)’. Berikut merupakan penerapan fungsi
tersebut pada file‘aodv_rqueue.cc’ berikut:
// fungsi rfap void
aodv_rqueue::rfap(Packet *p) { struct hdr_cmn *ch = HDR_CMN(p);
30 4.3. Langkah-Langkah Simulasi Jaringan MANET
Pada sub-bab ini akan dijelaskan mengenai langkah-langkah simulasi jaringan MANET dengan menggunakan Network Simulator 2 (NS-2) versi 2.35. Langkah-langkah yang akan dilakukan adalah membuat script simulasi jaringan dengan TCL, menjalankan file TCL, serta melakukan filtering dari hasil uji coba dengan menggunakan AWK.
4.3.1. Membuat Script Simulasi Jaringan MANET dengan TCL
Setelah menentukan parameter simulasi jaringan yang akan dilakukan, maka selanjutnya untuk membuat script simulasi jaringan dengan menggunakan Bahasa TCL. Langkah awal dari membuat file simulasi jaringan dengan TCL adalah menentukan dan mengatur parameter simulasi. Berikut merupakan script penerapan proses pengaturan parameter simulasi jaringan yang akan dilakukan:
#=================================== # Parameter Simulasi
#===================================
set val(chan) Channel/WirelessChannel ;# tipe channel set val(prop) Propagation/TwoRayGround ;# model propagasi
set val(netif) Phy/WirelessPhy ;# jenis interface jaringan set val(mac) Mac/802_11 ;# jenis MAC
set val(ifq) Queue/DropTail/PriQueue ;# jenis interface antrian set val(ll) LL ;# jenis link layer $ns node-config -adhocRouting $val(rp) \ -llType $val(ll) \
31
node yang terlibat terdiri menjadi dua jenis, yaitu: a. Node yang terlibat dalam kondisi normal,
b. Node yang terlibat sebagai node penyerang (flooder).
Untuk mendefinisikan suatu node yang terlibat dapat melakukan langkah sebagai berikut: set <nama_node>[$ns node]
$<nama_node> set X_ <nilai_kor_horizontal> $<nama_node> set Y_ <nilai_kor_vertikal> $<nama_node> set Z_ 0.0
Sedangkan untuk menentukan node tersebut sebagai flooder node, pada saat melakukan definisi node perlu ditambahkan konfigurasi apabila sudah menerapkan serangan RREQ
flooding pada NS-2. Berikut bentuk penerapan definisi flooder node pada file TCL: $ns at <waktu_mulai> "[$<node_flooder> set ragent_] flooder"
Setelah melakukan definisi dari mobile node yang terlibat, maka selanjutnya akan dilakukan penentuan pergerakan setiap node yang terlibat. Pada penelitian ini akan digunakan metode pergerakan node secara random (Random Waypoint). Untuk menentukan pergerakan node secara Random Waypoint, dapat melakukan langkah sebagai berikut :
for {set i 0} {$i < [expr $val(nn)+$val(nf)]} {incr i} { set xr [expr rand()*$val(x)]
set yr [expr rand()*$val(y)]
$ns at <mulai_gerak> "$node_($i) setdest $xr $yr <kecepatan>" }
Langkah selanjutnya adalah menentukan model transmisi paket data. Dalam penelitian ini akan menggunakan model transmisi TCP serta model transportasi paket data dengan FTP. Langkah awal dari proses transmisi paket data adalah menentukan koneksi TCP antara node sumber dan node tujuan. Dimana dalam penelitian ini mengunakan 1 node sebagai sumber dan 3 node sebagai tujuan. Adapun langkah yang dilakukan untuk menentukan koneksi TCP pada setiap node yang terlibat adalah sebagai berikut :
// sumber
set <nama_tcp> [new Agent/TCP]
$ns attach-agent <nama_node> <nama_tcp>
// tujuan
set <nama_sink> [new Agent/TCPSink]
$ns attach-agent <node_tujuan> <nama_sink> $ns connect <nama_tcp> <nama_sink>
32
// ukuran paket
<nama_tcp> set packetSize_ <ukuran_paket>
Langkah terakhir yang dilakukan dalam konfigurasi transmisi paket data adalah menentukan proses transportasi paket data melalui FTP setelah menentukan koneksi TCP serta menentukan waktu mulai dan selesainya proses transmisi paket data. Adapun bentuk konfigurasi proses transportasi paket data FTP dapat dilakukan sebagai berikut:
set <nama_ftp> [new Application/FTP] <nama_ftp> attach-agent <nama_tcp> $ns at <waktu_mulai> "<nama_ftp> start" $ns at <waktu_selesai> "<nama_ftp> stop"
4.3.2. Menjalankan Script Simulasi Jaringan MANET
Setelah melakukan konfigurasi parameter uji coba pada file TCL, maka langkah selanjutnya adalah menjalankan file TCL yang telah dibuat sebelumnya. Untuk lebih jelasnya terkait file TCL yang akan disimulasikan dapat dilihat pada Lampiran 1 dan Lampiran 2. Langkah yang dilakukan untuk menjalankan file TCL tersebut dapat melalui terminal dan mengarahkan ke direktori dimana file TCL itu berada. Kemudian dapat menjalankan sintaks perintah sebagai berikut:
$ ns <nama_file_tcl>.tcl
Gambar 4.1. Proses Menjalankan File TCL
Dalam penelitian ini, untuk mendapatkan hasil pembandingan dari pengujian jaringan MANET pada protokol routing AODV dan AOMDV dalam kondisi tanpa metode pencegahan serangan RREQ flooding serta dengan menggunakan metode RFAP, maka terlebih dahulu untuk melakukan pengujian tanpa pencegahan, kemudian melakukan pengujian dengan kondisi sudah ada metode RFAP pada masing-masing protokol.
4.3.3. Melakukan Proses Filtering Hasil Simulasi dengan AWK
33
simulasi jaringan yang telah dibuat.
Gambar 4.2. Network Animation
Gambar 4.3. File Trace
Untuk mendapatkan hasil pengujian terkait perbandingan kualitas jaringan MANET dengan menggunakan protokol AODV dan AOMDV, baik sebelum ada metode pencegahan maupun sesudah metode pencegahan RFAP, maka dilakukan proses filtering
dari file trace yang telah dibuat dengan menggunakan file AWK. Dari hasil filtering
tersebut akan dianalisis untuk mendapatkan pembandingan kualitas kinerja protokol AODV dari segi Throughput, Average End-to-End Delay dan Normalized Routing Load. Berikut merupakan sintaks perintah untuk menjalankan file AWK untuk mendapatkan nilai kinerja dari file trace:
$ awk –f <nama_awk>.awk <nama_file_trace>.tr
Berikut merupakan script dari proses filteringfiletrace yang dilakukan dengan parameter uji Throughput, Average End-to-End Delay dan Normalized Routing Load
menggunakan bahasa AWK: BEGIN {
print("\n\n******** Hasil Simulasi Jaringan ********\n");
34
if((pkt_type == "tcp") && (state == "s") && (level=="AGT")) { for(i=0;i<50;i++) {
if(i == node_id) {
packet_sent[i] = packet_sent[i] + 1; } }
}else if((pkt_type == "tcp") && (state == "r") && (level=="AGT")) { for(i=0;i<50;i++) {
if(i == node_id) {
packet_recvd[i] = packet_recvd[i] + 1; } }
}else if((pkt_type == "tcp") && (state == "d")) { for(i=0;i<50;i++) {
if(i == node_id) {
packet_drop[i] = packet_drop[i] + 1; } }
}else if((pkt_type == "tcp") && (state == "f")) { for(i=0;i<50;i++) {
if(i == node_id) {
packet_forwarded[i] = packet_forwarded[i] + 1; } }
}
# Routing Overhead
if ((state == "s" || state == "f") && (level == "RTR") && (pkt_type == "AODV")) { overhead = overhead + 1; }
# Average End to End Delay
if (( state == "s") && ( pkt_type == "tcp" ) && ( level == "AGT" )) { start_time[packet_id] = time; }
if (( state == "r") && ( pkt_type == "tcp" ) && ( level == "AGT" )) { end_time[packet_id] = time; }