• Tidak ada hasil yang ditemukan

Perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta dan anak-anak TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "Perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta dan anak-anak TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008 - USD Repository"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

i

PERBEDAAN PENGUASAAN KOSAKATA

ANTARA ANAK-ANAK TK KANISIUS WIROBRAJAN, YOGYAKARTA DAN ANAK-ANAK TK KANISIUS KLEPU, MINGGIR, SLEMAN,

YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Oleh:

Yusepin Nuri Sulistyani 021224008

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)
(3)

iii   

(4)

iv

PERSEMBAHAN

Karya kecil ini aku persembahkan untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria sumber kekuatan dan pengharapanku. Bapak dan Ibuku yang telah memberiku doa dan curahan kasih sayang.

Kakak-kakakku dan Adikku yang selalu memberikan semangat untuk menyelesaikan skripsi ini.

(5)

v MOTO

“’Bersukacitalah senantiasa. Tetaplah berdoa. Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab itulah yang dikehendaki Allah di dalam

Keristus Yesus bagi kamu.” (1 Tes 5 : 16 18)

”Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku.”

(Fillipi 4 : 13)

”Ajarkanlah kepadaku kebijaksanaan dan pengetahuan yang baik, sebab aku percaya kepada perintah-perintahMU”

(6)

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN

PULIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Yusepin Nuri Sulistyani NIM : 021224008

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul

PERBEDAAN PENGUASAAN KOSAKATA ANTARA ANAK-ANAK TK KANISIUS WIROBRAJAN, YOGYAKARTA DAN ANAK-ANAK TK KANISIUS KLEPU, MINGGIR, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan ini saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data. Mendistribusikan secara terbatas, dan mempulikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun royalitas kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini, saya buat dengan sebenarnya.

Yogyakarta, 4 Desember 2009

Yang menyatakan

(7)
(8)

vii ABSTRAK

Sulistyani, Yusepin Nuri. 2009 : Perbedaan Penguasaan Kosakata antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi Program Sarjana. Yogyakarta: PBSID, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Skipsi ini bertujuan untuk: (1) mendeskripsikan seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Wirobrajan, (2)mendeskripsikan seberapa tinggikah tingkat penguasaan losakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius klepu, (3) mendeskripsikan perbedaan penguasaan kosakata.

Populasi penelitian ini adalah anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius Klepu Yogyakarta. Instrumen yang digunakan adalah mengerjakan soal dengan cara melengkapi soal. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan memberi tes melengkapi soal. Setelah terkumpul data diklasifikasikan, kemudian dianalisis dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku selanjutnya menggunakan tes-t.

Hasil penelitian menunjukkan: (1) skor rata-rata penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan adalah 62,57. Setelah ditransformasikan ke skala seratus skor berada dalam interval 56%-65%, yang termasuk dalam kategori sedang, (2) skor rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu adalah 56,27. Setelah ditransformasikan ke skala seratus berada dalam interval 36%-45%, yang termasuk dalam kategori kurang, (3) ada perbedaan yang siknifikan penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu. Secara statistik dirumuskan menjadi t tabel > t observasi.

(9)

viii ABSTRACT

Sulistyani, Yusepin Nuri. 2009: The Difference of Vocabulary Acquisition between Kindergarten Students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu, Yogyakarta, in 2007/2008. An Undergraduate Thesis. Yogyakarta: Indonesian Letters and Language Education Study Program, Education and Teaching Faculty, Sanata Dharma University.

The objectives of this research were: (1) to describe the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan, (2) to describe the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Klepu, (3) to describe the difference between vocabulary acquisition.

The population of the research were kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu Yogyakarta. The instrument used in this research was a test of completing. The data collection technique was done by giving tests of sentences completion. After collecting the data, it was classified. Then, it was analysed by determining the mean and the standard deviation using the t-test.

The result shows that: (1) the average score of the vocabulary acquisition of kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan is 62.57. After being transformed to a hundred scale, the score is in interval 56-65%, which belongs to the category of medium, (2) the average score of vocabulary acquisition and producing simple sentences of kindergarten students of TK Kanisius Klepu is 56.27. After being transformed to a hundred scale, it is in interval 36-45%, which belongs to the category of fair, (3) there is a singnificant difference on the vocabulary acquisition on kindergarten students of TK Kanisius Wirobrajan and TK Kanisius Klepu. It is statistically formulated to be t table > t observation.

(10)

ix

Kata Pengantar

Puji dan syukur kepada Bapa di Surga atas kasih, karunia, dan berkat-Nya, serta Bunda Maria yang telah melimpahkan rahmat dan kasihnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “ Perbedaan Penguasaan Kosakata antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Minggir, Yogyakarta Tahun Ajaran 2007/2008”. Skripsi ini diajukan sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini terwujud bukan semata-mata kerja penulis sendiri, melainkan berkat bimbingan, arahan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh kerena itu, penulis dengan tulus hati ingin mengucapkan terimakasih kepada :

1. Dr. Y. Karmin, M.Pd., selaku dosen pembimbing pertama yang dengan penuh perhatian, kesabaran, dan kesetiaan, mengarahkan, mendampingi, membimbing, memberikan perhatian dan sumbangan pemikiran, mengkritik, dan memotivasai penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Drs. P. Hariyanto, selaku dosen pembimbing kedua yang telah bersedia membimbing penulis dengan sabar, teliti, mengarahkan, dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

(11)

x

4. Dr. Yuliana Seyianingsih, selaku Kaprodi PBSID Periode 2009-2012 yang telah memberikan motivasi untuk menyelesaikan skripsi ini.

5. Seluruh dosen PBSID yang dengan kesabaran dan kesetiaan dalam mendidik penulis selama menempuh ilmu di PBSID.

6. Ibu Entina Kris Widyaningsih, selaku Kepala Sekolah TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta.

7. Ibu Tatiana Sulami, selaku Kepala Sekolah TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

8. Ibu guru TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta.

9. Ibu guru TK Kanisius Klepu, Minggir, Sleman, Yogyakarta.

10.Mas F.X. Sudadi, karyawan sekertariat PBSID yang dengan penuh kesabaran memberikan pelayanan dan membantu kelancaran penulis selama berproses di PBSID dan penyelesaian skripsi ini.

11.Karyawan perpustakaan USD yang telah banyak membantu dan memberikan pinjaman buku kepada penulis.

12.Teman-teman PBSID angkatan 2003, 2002, dan angkatan 2001.

13.Yeni Ambarwati, Dwi Riyanto, Ridemta Hesti, dan Hertanti Pratiwi teman seperjuangan dalam menyusun skripsi yang telah menjadi teman diskusi dan bertukar pikiran serta semangat yang baik selama ini.

(12)
(13)

xii DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ... iv

HALAMAN MOTO ... v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... vi

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR LAMPIRAN ... xv

BAB 1 PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 4

1.3 Tujuan Penelitian ... 4

1.4 Manfaat Penelitian ... 4

1.5 Variabel Penelitian ... 5

1. 6 Batasan Istilah ... 6

(14)

xiii

BAB II LANDASAN TEORI ... 8

2.1 Tinjauan Pustaka ... 8

2.2 Kerangka Teori ... 10

2.2.1 Kosakata Bahasa Indonesia ... 10

2.2.2 Perkembangan Bahasa Anak dari Lahir Sampai Prasekolah ... 15

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ... 22

3.1 Jenis Penelitian ... 22

3.2 Populasi Penelitian dan Sampel Penelitian ... 22

3.3 Instrumen Penelitian ... 23

3.4 Teknik Pengumpulan Data ... 24

3.5 Teknik Analisis Data ... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 31

4.1 Deskripsi Data ... 31

4.2 Analisis Data ... 34

4.3 Pembahasan ... 47

BAB V PENUTUP ... 49

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian ... 49

5.2 Implikasi Hasil Penelitian ... 50

5.3 Saran ... 50

DAFTAR PUSTAKA ... 53

LAMPIRAN ... 55

(15)

xiv

DAFTAR TABEL

1. Tabel 1 Penentuan Patokan dengan penghitungan persentase skala seratus ... 28 2. Tabel 2 Pedoman konversi nilai angka ke angka seratus ... 29 3. Tabel 3 Skor hasil tes penguasaan kosakata

TK Kanisius Wirobrajan ... 32 4. Tabel 4 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Klepu .... 33 5. Tabel 5 Skor hasil tes penguasaan kosakata

TK Kanisius Wirobrajan ... 35 6. Tabel 6 Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Kepu ... 36 7. Tabel 7 Konversi Angka dalam Skala Seratus Anak TK kanisius Wirobrajan ... 38 8. Tabel 8 Ubahan Nilai Hasil Penguasaan

anak-anak TK Kanisius Wirobrajan ... 39 9. Tabel 9 Konversi Angka dalam Skala Seratus anak TK Kanisius klepu ... 41 10.Tabel 10 Ubahan Nilai Hasil Penguasaan anak-anak

(16)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

1. Tabel Nilai-nilai Kritis t ... 55

2. Daftar nama anak-anak TK Kanisius Wirobrajan ... 56

3. Daftar nama anak-anak TK Kanisius Klepu ... 58

4. Surat izin penelitian ... 59

5. Surat keterangan telah melakukan penelitian ... 61

6. Contoh Instrumen dan Kunci Jawaban ... 63

(17)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bahasa memiliki peranan yang sangat besar dalam proses berpikir seseorang. Melalui bahasa seseorang dapat menyampaikan ide yang ada dalam pikirannya kepada orang lain. Secara garis besar bahasa dalam kehidupan manusia memiliki dua peran utama yaitu sebagai pengantar makna dan sebagai alat komunikasi (Sarwadi, 1981: 1).

(18)

Keterampilan berbicara dan menulis memiliki perbedaan karakteristik pemakaian bahasa. Dalam berbicara, khususnya dalam situasi tidak resmi dapat digunakan bentuk-bentuk bahasa internal yang tidak menggunakan kaidah-kaidah bahasa, sebaliknya pemakaian bahasa dalam menulis lebih tertib. Penulisan kata dan penyusunan kalimat harus sesuai dengan kaidah-kaidah bahasa yang berlaku dan konteks yang melingkupi komunikasi (Tarigan, 1984: 1).

Dalam kegiatan berbahasa seseorang harus mempunyai kosakata yang akan melahirkan ide dan gagasannya, dalam hal ini kosakata bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang terus menerus, semakin banyak kata-kata baru bahasa Indonesia. Gorys Keraf mengatakan bahwa mereka yang luas kosakatanya akan memiliki pula keleluasaan yang tinggi untuk menggunakan setepat-tepatnya kata mana yang harmonis untuk mewakili maksud atau gagasannya (Keraf, 1987: 24)

(19)

Di Indonesia usia 5 tahun merupakan usia prasekolah (taman kanak-kanak). Dalam penelitian ini peneliti mencoba membuktikan sejauh mana anak-anak Indonesia pada umur 5 tahun atau usia TK menguasai kosakata bahasa Indonesia.

Penelitian ini dibatasi pada TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu. Peneliti mengambil populasi anak-anak TK karena pada usia 4-5 tahun anak mengalami fase yang kritis dalam menanggapi pengaruh lingkungan hidupnya (Kaseng,1989:2). Pertanyaan yang dilontarkan oleh anak seusia itu mulai berkepanjangan tidak cukup hanya dijawab dengan kalimat-kalimat pendek saja. Setiap jawaban akan menimbulkan pertanyaan baru. Contoh kejadian sehari-hari apabila ayah atau ibunya harus konsentrasi pada pekerjaannya sering memandang anaknya sebagai tukang cerewet (Sudjanto, 1984: 31). Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa luas penguasaan kosakata anak TK, serta mencari setrategi untuk guru dalam mengajarkan kosakata pada anak TK.

(20)

1.2 Rumusan Masalah

Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahannya sebagai berikut

1. Seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Wirobrajan Yogyakarta

2. Seberapa tinggikah tingkat penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak TK Kanisius Klepu Minggir Sleman.

3. Sejauh mana perbedaan penguasaan kosakata bahasa Indonesia antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan Yogyakarta dan TK Kanisius Klepu Minggir Sleman.

1.3 Tujuan penelitian

Penelitian ini untuk mendeskripsikan permasalahan yang berkaitan dengan penguasaan kosakata yaitu:

1. Mendeskripsikan tingkat penguasaan kosakata yang telah dikuasai anak-anak TK Kanisius Wirobrajan.

2. Mendeskripsikan tingkat penguasaan kosakata yang telah dikuasai anak-anak TK Kanisius Klepu.

3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius Klepu.

1.4 Manfaat Penelitian

(21)

1. Bagi Guru Taman Kanak-kanak

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberilan gambaran kondisi penguasaan kosakata dan dapat memberikan masukan atau bahan pertimbangan dalam mengajar.

2. Bagi Peneliti Lain

Peneliti berharap agar penelitian ini dapat dijadikan sumber acuan untuk penelitian selanjutnya dan mengembangkan topik penelitian ini. Selain itu dapat memanfaatkan penelitian ini guna menambah referensi atau bacaan tentang kosakata.

1.5 Variabel Penelitian

Variabel adalah konsep yang memiliki bermacam-macam nilai (values) (Nasir, 1988: 149). Menurut Sutrisna Hadi (via Soewandi, (1996: 1) variabel merupakan suatu objek penelitian dan objek iu bervariasi. Menurut Arikunto, (1990: 89) variabel adalah objek penelitian yang bervariasi. Jadi variable adalah objek penelitian yang bervariasi dan memiliki bermacam-macam nilai.

(22)

1.6 Batasan Istilah

1. Kosakata atau Leksikon

Kosakata atau leksikon adalah kekayaan kata yang dimiliki seorang pembicara, penulis, atau suatu bahasa; kosakata: perbendaharaan kata (Kridalaksana, 200: 127).

2. Kosakata yang dikuasai

Kosakata yang diketahui dan dipakai oleh anak-anak usia prasekolah (Taman Kanak-kanak).

3. Kemampuan Bahasa

Kemampuan bahasa adalah kemampuan bahasawan untuk mempergunakan bahasa secara sosial dapat diterima dan memadai (Kridalaksana, 1982).

4. Kosakata yang dipakai

Kosakata yang di ketahui dan di pakai oleh anak-anak usia prasekolah (taman kanak-kanak) sewaktu berkomunikasi lisan.

5. Anak-anak TK

(23)

1.7 Sistematika Penyajian

Bab I menguraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, variable penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian.

Bab II menguraikan teori-teori yang digunakan sebagai dasar

penulisan dan pengolahan data yang meliputi tinjauan peneliti-peneliti terdahulu, kosakata bahasa Indonesia, dan perkembangan bahasa anak dari lahir sampai pra-sekolah.

Bab III menguraikan jenis penelitian, populasi dan sampel, instrumen, teknik pengumpulan data, dan teknik analisis data.

Bab IV menguraikan analisis perbedaan penguasaan kosakata dan antara anak-anak TK Kanisius Wirbrajan dan TK Kanisius Klepu tahun ajaran 2007/2008.

(24)

8 BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka

Ada tiga penelitian yang relevan dengan penelitian skripsi ini yaitu penelitian Sarwadi, E. Chrismy Pudjanti, dan Agatha Indarti.

Penelitian yang dilakukan oleh Sarwadi terwujud dalam buku yang berjudul Penelitian Kosakata bahasa Indonesia Murid Kelas VI Sekolah Dasar di Jawa

Tengah dan Daerah Istimewa Yogyakarta yang berangka tahun 1981. Hasil penelitian

ini adalah: (a) letak sekolah pada umumnya berpengaruh terhadap penguasaan kosakata murid, terutama perbedaan letak sekolah antara daerah kota dan daerah luarnya. Sedangkan perbedaan letak sekolah antara daerah pinggiran kota (semi kota) dan daerah pedesaan (rural) dalam hal penguasaan kosakata bahasa Indonesia murid kelas kurang berpengaruh, (b) rata-rata penguasaan kosakata bahasa Indonesia murid kelas VI SD di Jawa Tengah dan Daerah istimewa Yogyakarta ditemukan lebih dari 5000 kata, (c) pengaruh bahasa daerah (Jawa) tampak pada penguasaan kosakata yang berupa kata dasar, kata jadian, dan kata ulang, (d) kosakata yang paling banyak dikuasai murid adalah kata benda, kata kerja, dan jenis kata lain.

(25)

Penelitian E. Chrismy Pudjanti dalam rangka menyusun skripsinya yang berjudul Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak-Anak Taman Kanak-Kanak di Kecamatan Godean, dilakukan pada tahun 1996. Penelitian ini menyimpulkan bahwa pertama, letak sekolah pada umumnya tidak mempunyai pengaruh yang besar terhadap perbedaan penguasaan kosakata bahasa Indonesia anak-anak. Kedua, kata yang bermakna denotatif lebih banyak daripada konotatif demikian juga kata-kata yang hampir bersinonim dan kata indra (yang dirasakan sendiri). Ketiga, anak belum mampu memilih kata mana yang lebih tepat dipakai berdasarkan nilai rasa suatu kata bagi pemakai bahasa. Keempat, pengaruh bahasa daerah (bahasa Jawa) tampak pada penguasaan kata bahasa Indonesia anak-anak TK yaitu adanya interferensi leksikal dalam peraturannya.

Penelitan Agatha Indarti dalam rangka menyusun skripsi berjudul Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia pada Anak Tk di Kota dan di Desa wilayah

Yogyakarta dilakukan pada tahun 1992. Populasi penelitian ini adalah anak-anak TK

(26)

kosakata yang dipilih anak-anak di kota pada waktu membuat kalimat bahasa Indonesia secara lisan berkaitan dengan alat-alat komunikasi. Kosakata yang dipilih oleh anak-anak di desa berkaitan dengan hubungan sebab akibat.

Ketiga penelitian terdahulu menunjukkan bahwa penelitian tentang perbedaan penguasaan kosakata belum pernah dilakukan sehingga topik ini masih relevan untuk diteliti.

2.2 Kerangka Teori

2.2.1 Kosakata Bahasa Indonesia

A. Kosakata

Kosakata menurut Nurgiyantoro (2001: 213) adalah kekayaan yang dimiliki suatu bahasa. Menurut Soedjito dalam bukunya yang berjudul Kosa Kata Bahasa Indonesia (1988:1) kosakata (perbendaharaan kata) adalah: (1) semua kata yang

terdapat dalam satu bahasa, (2) kekayaan kata yang dimiliki oleh pembicara atau penulis, (3) kata yang dipakai dalam bidang ilmu pengetahuan, dan (4) daftar kata yang disusun seperti kamus disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Soedjito membagi kosakata menjadi dua yaitu kosakata aktif dan kosakata pasif. Kosakata aktif adalah kosakata yang sering dipakai dalam berbicara atau menulis; sedangkan kosakata pasif adalah kosakata yang jarang di pakai .

(27)

pawana; bak, laksana/penaka; kalbu; sukma; nan; bahari; santap; bersemayam; durja; paras; beradu; bersiram; gering; alkisah; konon.

B. Penguasaan Kosakata Reseptif dan Penguasaan Kosakata Produktif

Pemahaman kosakata harus diikuti oleh kemampuan untuk mengunakannya dalam komunikasi, baik secara lisan maupun tulisan. Kosakata meliputi penguasaan koaskata reseptif dan penguasaan kosakata produktif. Penguasaan kosakata reseptif berhubungan dengan ketermpilan memcaca dan menyimak, sedangkan penguasan kosakata produktif berhubungan dengan ketermpilan berbicara dan menulis.

Dalam berkomunikasi, baik pembaca maupun penyimak harus memahami teks yang diungkapkan secara implisit dan siswa haruslah memiliki penguasaan kosakata baik reseptif maupun produktif. Kosakata bahasa Indonesia semakin bertambah, pertambahan itu sejalan dengan perkembangan masyarakat dan lingkungan hidup (Soedjito, 1988: 1-3).

Henry Guntur Tarigan menjelaskan bahwa kosakata dasar atau basic vocabulary adalah kata-kata yang tidak mudah berubah atau sedikit sekali

kemungkinannya dipungut dari bahasa lain ke dalam kosakata dasar, yang termasuk kosakata dasar:

a) Istilah kekerabatan; misalnya: ayah, ibu, anak, adik, kakak, nenek, kakek, paman, bibi, menantu, mertua.

(28)

c) Kata ganti (diri, penunjuk); misalnya: saya, kamu, dia, kami, kita, mereka, ini, itu, sini, situ, sana.

d) Kata bilangan pokok; misalnya: satu, dua, tiga, empat, sepuluh, seratus, seribu.

e) Kata kerja pokok; misalnya: makan, minum, tidur, bangun, berbicara, melihat, mendengar, menggigit, berjalan, bekerja, mengambil, lari.

f) Kata keadaan pokok; misalnya: suka, duka, senang, susah, lapar, kenyang, haus, sakit, sehat, bersih, kotor, jauh, dekat, dan sebagainya.

g) Benda-benda universal; misalnya: tanah, air, api, udara, binatang, tumbuh-tumbuhan, binatang (Tarigan; 1983 : 9-10).

C. Peranan Kosakata

(29)

a. Kuantitas dan kualitas, tingkatan dan kedalaman kosakata seseorang merupakan indeks pribadi yang terbaik bagi perkembangan mentalnya;

b. Perkembangan kosakata merupakan perkembangan konseptual sebagai suatu tujuan pendidikan dasar bagi setiap sekolah atau perguruan;

c. Semua pendidikan pada prinsipnya adalah pengembangan kosakata yang juga merupakan pengembangan konseptual;

d. Suatu program yang sistematis bagi pengembangan kosakata akan dipengaruhi oleh usia, jenis kelamin, pendapatan, kemampuan bawaan, dan situasi sosial;

e. Faktor-faktor geografi juga turut mempengaruhi perkembangan kosakata;

f. Seperti juga halnya dalam proses membaca yang membimbing seseorang dari yang telah diketahui kearah yang belum atau tidak diketahui, maka telaah kosakata yang efektif pun haruslah beranjak dengan arah yang sama dari kata-kata yang telah diketahui menuju kata-akta yang belum atau tidak diketahui.

D. Hubungan Kosakata dengan Kehidupan

(30)

E. Hubungan Kosakata dengan Kemampuan Mental

Tingkatan kosakata seorang siswa merupakan indeks yang baik bagi kemampuan mentalnya, merupakan fakta yang diterima secara umum; oleh karena itu, ujian kosakata merupakan suatu cara untuk mengetahui I.Q. para siswa. Memang dari beberapa penelitian ternyata bahwa ujian kosakata mempunyai korelasi yang tinggi denga ujian kemampuan membaca.

Para siswa perlu menyadari benar-benar bahwa kosakata merupakan suatu indeks bagi hakikat dan kualitas kehidupan mereka. Hal ini mencerminkan segala sesuatu yang telah mereka pelajari, di mana tempat mereka berada, serta seluk beluk dan kehalusan budi bahasa akal pikiran mereka. Akal pikiran yang baik mencerminkan kosakata yang baik; dan kosakata yang baik mencerminkan akal pikiran yang baik. Keduanya saling mempengaruhi, saling interaktif: masing-masing merupakan bagian yang tidak dapat dipisahkan dari latar belakang dan kemampuan-kemampuan sang pelajar (Dale [et al]; 1971: 10 via Tarigan 1985: 20-21)

F. Hubungan Perkembangan Kosakata dengan Perkembangan Konseptual

(31)

kehalusan, kepelikan, keunikan, wajarlah bahwa telaah kosakata tidak boleh hanya memikirkan kata baru atau kata yang terkenal saja, tetapi yang terpenting justru kata-kata yang tepat. Jadi, apabila siswa dapat mempergunakan kata-kata-kata-kata yang tepat, berarti mereka telah mempunyai pilihan kata atau diksi yang serasi.

2.2.2 Perkembangan Bahasa Anak dari Lahir Sampai Prasekolah

Chomsky berpendapat mengenai pemerolehan bahasa anak yang menyatakan bahwa semua orang memiliki kemampuan berbahasa sejak lahir yang disebut “piranti penguasaan bahasa” (Language Acquisition Device (LAD)). Alat yang merupakan pemberian biologis ini sudah diprogramkan untuk merinci butir-butir yang mungkin dari suatu tata bahasa. LAD dianggap sebagai suatu bagian fisiologis dari otak yang dikhususkan untuk memproses bahasa, dan tidak berkaitan dengan kemampuan kognitif yang lain. Sebagaimana sayap memungkinkan burung untuk terbang, LAD membekali anak dengan kemampuan alamiah untuk berbahasa (Chomsky via Kaswanti Purwo, 1990: 97).

Selain mengandung makna yang dapat dikomunikasikan tangis membantu si bayi untuk membiasakan diri dengan aliran udara yang keluar masuk lewat rongga suara, dan juga untuk mengenal pola pernafasan yang berubah (pada saat menangis) akan berkembang menjadi hembusan nafas panjang waktu nantinya bunyi bahasa dihasilkan (Kaswanti Purwo, 2003: 101).

(32)

pertama, tahap meraban kedua, tahap holofrastik, tahap ucapan dua kata, dan tahap pengembangan tata bahasa. Setiap tahap tersebut diuraikan sebagai berikut:

2.2.2.1 Tahap Meraban Pertama

Selama berbulan-bulan awal kehidupan, bayi menangis, menjerit, dan tertawa. Mereka seolah-olah menghasilkan tiap-tiap jenis bunyi yang dibuat. Namun, bagaimanapun juga yang penting adalah tangis bayi yang masih kecil itu secara linguistik tidaklah merupakan ucapan yang berdasarkan fonetik. Suara atau bunyi ujaran itu barulah merupakan tanda-tanda akustik yang diturunkan oleh bayi-bayi kalau mereka menggerakkan alat bicaranya dalam setiap susunan atau bentuk yang dibuatnya. Mereka bermain dengan tangan dan kaki mereka. Ciri kebahasaan anak pada tahap ini adalah adanya interaksi terhadap suara, adanya senyum sosial, orientasi terhadap suara a-guu, a-guu (mengoceh) dan mengerti perintah ditambah mimik (Tarigan, 1985: 263-264).

2.2.2.2 Tahap Meraban Kedua

(33)

2.2.2.3 Tahap Holofrastik (tahap linguistik pertama)

Tahap ini disebut juga tahap satu kata dalam tahap ini disebut sebagai tahap holofrastik karena anak menyatakan makna keseluruhan frase atau kalimat dalam satu kata yang diucapkannya. Sebagai contoh anak menyatakan kata ‘susu’ dapat berati bahwa ia ingin minum susu atau ia akan menyatakan bahwa susunya tumpah ke lantai. Maka dari itu, untuk mengetahui secara pasti maksud tuturan anak pada masa ini orang tua harus memperhatikan sungguh-sungguh kelakuan atau tindakan anak tersebut. (Tarigan, 1985 265-267).

2.2.2.4Tahap Ucapan Dua Kata

Tahap linguistik kedua ini anak tidak mempergunakan infleksi. Verba-verba yang mereka pakai tidak mempunyai penanda. Penanda waktu dan jumlah. Nomina-nomina mereka tidak memakai akhiran. Pada tahap ini kosakata anak jarang sekali mempergunakan preposisi, partikel, dan konjungsi. (Tarigan, 1985: 266).

2.2.2.5 Tahap Pengembangan Tata Bahasa

(34)

pada umumnya perkembangan bahasa anak dibagi berdasarkan umur anak. (Tarigan, 1985: 266-267).

Dengan meluasnya cakrawala sosial si anak, anak akan menyimpulkan bahwa berbicara merupakan sarana penting untuk memperoleh tempat dalam kelompok. Hal ini membuat dorongan yang kuat untuk berbicara lebih baik. Anak juga akan menyadari bahwa bentuk komunikasi sederhana seperti menangis dan gerak isyarat sudah tidak efektif lagi untuk berkomunikasi. (Hurlock, 1999: 152).

Bahasa anak-anak memiliki ciri khas yang ditemukan pada bahasa orang dewasa. Kanak-kanak pada umumnya jika sedang berbicara dengan teman sebaya akan cenderung menyombongkan diri. Hal ini sesuai dengan psikologi anak yang baru belajar berbicara untuk menyampaikan ide atau gagasannya. Seorang anak akan berbicara tentang apa saja pada teman sebaya dan isi pembicaraan akan berkisar pada pengalamannya sendiri seperti keluarga, permainan, film, dan lain-lain (Hurlock, 1999 :152).

Keegosentrisan seorang anak dalam berbicara berangsur-angsur akan menghilang. Seorang anak akan mulai menggunakan bahasa untuk berkomunikasi. Tahap mengobrol merupakan ciri dari awal masa kanak-kanak akan diganti oleh pembicaraan yang terkendali dan terseleksi. Anak tidak lagi berbicara untuk sekedar bicara tetapi anak akan menggunakan pembicaraan sebagai bentuk komunikasi bukan sebagai bentuk latihan verbal saja (Hurlock, 1999: 153).

(35)

masih sering melakukan obrolan tanpa arti yang banyak dilakukan pada tahun-tahun pra sekolah. Sesuai perkembangannya anak akan mengerti bawah ia hanya boleh berbicara kalau diberi kesempatan atau disuruh oleh guru (Hurlock, 1999: 154).

2.2.2.6 Tahun-tahun Prasekolah

Anak-anak usia 4-6 tahun merupakan bagian dari anak usia dini yang berada pada rentangan usia lahir sampai 6 tahun. Pada usia ini secara terminologi disebut sebagai anak usia prasekolah. Perkembangan kecerdasan pada masa ini mengalami peningkatan dari 50% menjadi 80%. Usia 4-6 tahun merupakan masa peka bagi anak. Anak mulai sensitif untuk menerima berbagai upaya perkembangan seluruh potensi anak. Masa peka adalah masa terjadinya pematangan fungsi-fugsi fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh lingkungan. Masa ini merupakan masa untuk meletakkan dasar pertama konsep diri, disiplin, kemandirian, seni, moral dan nilai-nilai agama (Kurikulum untuk TK 2004:1).

(36)

Pada mulanya anak berbahasa dengan menggunakan “kalimat yang terdiri atas satu kata saja. Kata-kata itu diucapkannya sederhana, maknanya konkret, dan mengacu pada benda, kejadian, dan orang yang ada di sekitar anak. Suatu waktu pada masa tahun kedua, sesudah mengetahui 50 kata, kebanyakan anak-anak mampu menyusun gabungan dua kata. “Kalimat” dua kata ini belum mengandung artikel, preposisi, infleksi, ataupun unsur-unsur gramatik yang lain. Penelitian terhadap dua kata yang terdapat pada pelbagai bahasa menunjukkan bahwa di bagian dunia mana pun anak-anak pada usia ini mengucapkan pikiran dan maksud yang sama.

Perkembangan kosakata, menurut penelitian (Benedict 1979 via Kaswanti Purwo, 1990), anak sudah menguasai secara reseptif 50 kata pada usia sekitar 13 bulan, tetapi baru pada usia sekitar 19 bulan anak dapat (secara produktif) mengelurkan 50 kata. Usia antara 2,5 dan 4,5 tahun merupakan masa pesatnya pengembangan kosakata; rata-rata dua sampai empat kata baru dikuasai pada masa itu (Madora Smith 1962 via Kaswanti 1990). Pada usia 2 dan 6 tahun, menurut pengamatan Clark (1981, !982 via Kaswanti Purwo, 1990), anak cenderung menciptakan kata-kata baru untuk mengisi kekosongan apabila lupa atau belum mengetahui kata yang semestinya dipakai.

(37)

mengenai kalimat pasif dan juga masih mengalami kesulitan untuk memahami bentk-bentuk imperatif tak langsung (Harwood, 1959 via Kaswanti Purwo, 1990 : 117).

Akan tetapi, selama masa prasekolah, anak sudah mempelajari hal-hal di luar kosakata dan tata bahasa; mereka sudah dapat mengunakan bahasa dalam konteks sosial yang beraneka ragam. Misalnya, mereka dapat berbicara “bahasa bayi “ (baby- talk) pada bayi,dapat mengatakan lelucon, teka-teki,dapat berkata kasar pada

(38)

22 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif. Menurut Arikunto (1990: 309) penelitian deskriptif merupakan penelitian yang dimaksudkan untuk mengumpulkan informasi mengenai suatu gejala yang ada. Gejala yang dimaksud yaitu gejala apa adanya pada saat penelitian dilakukan. Penelitian kuantitatif merupakan penelitian yang kerangka teorinya sudah ada yang dipergunakan sebagai dasar untuk menentukan atau menginterpretasikan data.

Penelitian ini bermaksud untuk mengukur perbedaan penguasaan kosakata. Data yang diperoleh berupa nilai tes ingatan yang dilakukan anak TK besar Kanisius Wirobrajan dan TK besar Kanisius Klepu Minggir Sleman.

3.2 Populasi dan Sampel

Populasi adalah totalitas dari semua objek atau individu yang memiliki karakteristik tertentu yang akan diteliti (Hasan, 2002: 58). Populasi dalam penelitian ini adalah anak-anak TK Kanisius Wirobrajan, Yogyakarta dan anak-anak TK Kanisius Minggir, Sleman.

(39)

hasilnya dianalisis. Hasil analisis kemudian disimpulkan dan kesimpulan tersebut berlaku untuk seluruh populasi.

3.3 Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk memperoleh data yang diperlukan dalam penelitian. Penelitian ini menggunakan instumen tes ingatan (untuk Kosakata). Tes ingatan hanya menghendaki siswa untuk menyebutkan, mengenal, atau mengingat kembali informasi-informasi yang telah dipelajari, yang berupa fakta atau definisi. Tes ingatan yang akan digunakan adalah berupa jawaban singkat. Tes ingatan yang akan digunakan berjumlah 5. Kelima soal tersebut meliputi kata benda, kata kerja, kata sifat, kata keterangan dan kata ganti. Dari masing- masing kata, anak diminta untuk menyebutkan dua atau lebih kata yang berhubungan dengan jenis kata di atas.

Petunjuk pengerjaan tes penguasaan kosakata.

Peneliti membacakan soal satu persatu dan juga menunjukkan simbol simbol yang ada di kelas mau pun yang ada diluar kelas untuk membantu anak memahami soal yang di berikan oleh peneliti.

1. Anak diminta menyebutkan nama-nama binatang yang mereka ketahui.

(40)

3. Anak diajak untuk mengungkapkan perasaan mereka seperti perasaan senang, sedih, marah atau takut.

4. Anak diminta untuk menunjukkan posisi atau keterangan tempat benda-benda yang ada disekitar mereka.

5. Anak diajak untuk menyebutkan kata ganti yang sering mereka gunakan pada waktu berkomunikasi.

3.4 Teknik Pengumpulan Data

Teknik yang digunakan dalam mengumpulkan data adalah teknik tes. Teknik tes adalah suatu bentuk pemberian tugas atau pertanyaan yang harus dikerjakan oleh siswa yang sedang dites. Jawaban yang diberikan siswa terhadap pertanyaan-pertanyaan itu dianggap sebagai informasi terpercaya yang mencerminkan kemampuannya (Nurgiyantoro, 1996: 59).

Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni 2008. Penelitian dilaksanakan di TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu Tahun Ajaran 2007/2008. Peneliti mengajukan proposal ke TK Kanisius Wirobrajan pada tanggal 28 April 2008 dan ke TK Kanisius Klepu pada tanggal 13 Juni 2008. Peneliti mendapatkan izin untuk melaksanakan penelitian di TK Kanisius Wirobrajan pada tanggal 28 April 2008 dan di TK Kanisius Klepu pada tanggal 13 Juni 2008.

(41)

pada tanggal 5, 12, 22 Mei 2008 di TK Kanisius Wirobrajan dan pada tanggal 2 Juni 2008 di TK Kanisius Klepu.

Langkah-langkah pengumpulan data adalah:

1. Peneliti mengkonsultasikan instrumen yang berupa tes ingatan dan tes evaluasi kepada dosen pembimbing serta guru kelas TK besar Kanisius Wirobrajan dan guru kelas TK besar kanisius Klepu Tahun ajaran 2007/2008.

2. Peneliti menyerahkan instrument kepada guru kemudian menetapkan hari dan waktu pengambilan data.

3. Peneliti mengambil data pada waktu yang telah ditentukan.

4. Siswa mendapat soal dan mengerjakan dengan diawasi oleh guru kelas dan peneliti.

5. Peneliti mengumpulkan hasil tes untuk dianalisis.

(42)

3.5 Teknik Analisis Data

Setelah peneliti mendapatkan data berupa jawaban-jawaban anak-anak dari soal yang disebarkan, peniliti menganalisis data. Langkah-langkah dalam menganalisis data adalah sebagai berikut.

1. Mengumpulkan dan mengelompokkan data.

2. Melakukan penilaian hasil tes penguasaan kosakata.

3. Membuat skor untuk jawaban tes penguasaan kosakata, masing- masing nomor dengan skor yang berbeda sesuai dengan tingkat kesulitsnnya. Apabila dijawab dengan lengkap dan betul untuk soal nomor 1 diberi skor 30, nomor 2 diberi skor 15, nomor 3 diberi skor 20, nomor 4 diberi skor 25, dan untuk nomor 5 diberi skor 10.

4. Mengolah data

Dalam penelitian in data yang diperoleh berupa skor mentah dari tes penguasaan kosakata yang nantinya akan diolah menjadi skor jadi dan diubah menjadi nilai jadi. Langkah-langkah dalam mengolah data adalah sebagai berikut.

a. Membuat tabulasi skor distribusi tunggal

b. Membuat tabulasi persiapan untuk menghitung nilai rata-rata (mean). c. Menghitung nilai rata-rata (mean) dan simpangan baku

1) Nilai rata-rata (mean) dilambangkan dengan X Rumus

(43)

Keterangan : X : nilai rata-rata (mean)

f : frekuensi

x : nilai penguasaan kosakata N : jumlah siswa

2) Simpangan Baku

Simpangan baku adalah ukuran penyebaran skor yang diperoleh para siswa yang didasarkan pada kuadrat penyimpangan tiap skor dan nilai rata-rata (Nurgiyantoro, 2001 : 367). Untuk mencari besar kecilnya penyebaran skor para siswa digunakan rumus :

2

x : jumlah skor yang dikuadratkan

x : jumlah skor N : jumlah siswa d. Mengkonversikan nilai

(44)

Tabel 1 Penentuan patokan dengan penghitungan persentase skala seratus Interval % tingkat penguasaan Nilai ubahan skala seratus keterangan

96% - 100% 100 Sempurna

86% - 95% 90 Baik sekali

76% - 85% 80 Baik

66% - 75% 70 Cukup

56% - 65% 60 Sedang

46% - 55% 50 Hampir sedang

36% - 45% 40 Kurang

26% - 35% 30 Kurang sekali

16% - 25% 20 Buruk

0% - 15% 10 Buruk sekali

(45)

Tabel 2

Pedoman konversi nilai angka ke skala seratus

Skala sigma Skala angka Skala 1 - 100

Perbedaan penguasaan kosakata dapat diketahui dengan rumus tes-t. Nilai t-observasi yang dicari dapat dilihat signifikan tidaknya dengan tabel nilai-nilai kritis t dengan derajat kebebasan (DB) tertentu. Untuk menentukan signifikan tidaknya nilai t selanjutnya dikonsultasikan dengan tabel nilai-nilai kristis t (terlampir).

(46)

signifikan antara kedua hal yang dibandingkan. Sedangkan jika harga t-observasi lebih besar atau sama dengan t-tabel maka ada perbedaan yang signifikan antara dua hal yang diperbandingkan. Rumus yang digunakan untuk mencari perbedaan nilai rata-rata hal tes penguasaan kosakata (Nurgiyantoro, 2001 : 109) adalah sebagai berikut.

Keterangan : t : koefisien yang dicari

1

(47)

31 BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Data

Deskripsi data yang ditulis dalam penelitian ini meliputi data skor penguasaan kosakata dari anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu.

4.1.1 Deskripsi Data Penguasaan Kosakata Anak TK Kanisius Wirobrajan

(48)

Tabel 3

Data Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan

No Skor (x) Frekuensi (f) No Skor (x) Frekuensi (f)

1 100 3 11 68 2

2 90 2 12 67 2

3 83 1 13 65 5

4 80 2 14 63 5

5 79 1 15 60 2

6 78 1 16 56 3

7 75 6 17 54 2

8 74 1 18 40 2

9 73 3 19 30 4

10 70 1 20 20 3

Keterangan

J umlah skor : 2056 Jumlah siswa : 51

4.1.2 Deskripsi Data Penguasaan Kosakata Tk Kanisius Klepu

(49)

Dengan penilaian jawaban betul diberi skor untuk nomor 1 dengan skor 30, nomor 2 dengan skor 15, nomor 3 dengan skor 20, nomor 4 dengan skor 25 dan nomor 5 dengan skor 10 jawaban salah diberi skor 0. Berikut ini disajikan tabel daftar nilai penguasaan kosakata. Berikut ini disajikan tabel daftar nilai penguasaan kosakata.

Tabel 4

Data Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Klepu

No Skor (x) Frekuensi (f)

1 80 3

2 75 3

3 74 2

4 70 2

5 65 3

6 63 1

7 55 1

8 50 2

9 45 2

10 40 3

11 35 1

12 20 2

13 10 1

Keterangan :

(50)

4.2 Analisis Data

Berdasarkan penelitian terhadap 77 lembar kerja siswa hasil tes penguasaan kosakata, maka dapat dideskripsikan penguasaan kosakata dan TK Kanisius Klepu dan perbedaannya. Data-data yang diperoleh selanjutnya diolah dan dianalisis. Hasil penelitian itu berupa skor mentah, kemudian skor tersebut harus diubah untuk menjadi nilai jadi dengan menghitung nilai rata-rata (mean) dan simpangan bakunya.

Mean (nilai rata-rata) digunakan untuk menghitung rata-rata penguasaan

(51)

Tabel 5

Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Wirobrajan

No Skor (x) Frekuensi (f) fx fx2

1 100 3 300 30000

2 90 2 180 16200

3 83 1 83 6889

4 80 2 160 12800

5 79 1 79 6241

6 78 1 78 6084

7 75 6 450 33750

8 74 1 74 5476

9 73 3 219 15987

10 70 1 70 4900

11 68 2 136 9248

12 67 2 174 8978

13 65 5 325 21125

14 63 2 315 19845

15 60 3 120 7200

16 56 2 160 9408

17 54 2 108 5832

18 40 2 80 3200

19 30 4 120 3600

20 20 3 60 1200

(52)

Tabel 6

Skor hasil tes penguasaan kosakata TK Kanisius Klepu No Skor (x) Frekuensi (f) fx fx2

1 80 3 240 19200

2 75 3 225 16875

3 74 2 148 10952

4 70 2 140 9800

5 65 3 195 12675

6 63 1 65 3969

7 55 1 55 3025

8 50 2 100 5000

9 45 2 90 4050

10 40 3 120 4800

11 35 1 35 1225

12 20 2 40 800

13 10 1 10 100

Jumlah N : 26

fx=1463

fx²=92471

Keterangan : x : skor siswa f : frekuensi

fx : skor dikalikan frekuensi

(53)

4.2.1 Penghitungan nilai rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius

Wirobrajan

Penguasaan rata-rata anak TK Kanisius Wirobrajan dapat diketahui dengan proses penghitungan dibawah ini.

Diketahui :

X=3191

Jadi rata-rata penguasaan kosakata anak TK Kanisius Wirobrajan adalah 62,57. Untuk mengetahui konversi nilai siswa perlu diketahui simpangan bakunya. Berikut ini proses mencari simpangan baku.

(54)

Jadi simpangan baku untuk mengkonversikan nilai kedalam skala seratus adalah 23,56. Dibawah ini adalah penghitungan konversi nilai penguasaan kosakata anak TK Kanisius Wirobrajan.

Tabel 7

Konversi Angka dalam Skala Seratus Anak TK Kanisius Wirobrajan

Skala Sigma Skala Angka Skala Seratus

+ 2,25 62,57+ (2,25) (23,56) = 115,58 100 + 1,75 62,57+ (1,75) (23,56) = 103,8 90 + 1,25 62,57+ (0,75) (23,56) = 92,02 80 + 0,75 62,57+ (0,25) (23,56) = 80,24 70 + 0, 25 62,57- (0,25) (23,56) = 68,46 60 - 0,25 62,57- (0,75) (23,56) = 56,68 50 - 0,75 62,57- (0,75) (23,56) = 44,9 40 - 1,25 62,57- (1,25) (23,56) = 33,25 30 - 1,75 62,57- (1,75) (23,56) = 21,34 20 - 2,25 62,57- (2,25) (23,56) = 9,56 10

(55)

Tabel 8

Ubahan Nilai Hasil Penguasaan Kosakata Anak-Anak TK Kanisius Wirobrajan No Rentang Angka Interval % tingkat

penguasaan

Nilai ubahan

skala seratus Keterangan

1 80-100 96% - 100% 100 Sempurna

2 76-79 86% - 95% 90 Baik sekali

3 72-75 76% - 85% 80 Baik

4 68-71 66% - 75% 70 Cukup

5 63-67 56% - 65% 60 Sedang

6 59-62 46% - 55% 50 Hampir sedang

7 55-58 36% - 45% 40 Kurang

8 51-54 26% - 35% 30 Kurang sekali

9 47-50 16% - 25% 20 Buruk

10 0-46 0% - 15% 10 Buruk sekali

(56)

Skor rata-rata penguasaan kosakata anak TK Kanisius Wirobrajan sebesar 62,57. Berdasarkan penghitungan pada Tabel 7 dan nilai ubahan skala seratus pada Tabel 8 serta tabel persentase skala seratus (lihat tabel 1), maka penguasaan kosakata anak berada pada tingkat penguasaan 56%-65%. Dengan demikian penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisisus Wirobrajan adalah sedang.

4.2.2. Penghitungan nilai rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK

Kanisius Klepu

Penguasaan rata-rata anak TK Kanisius Klepu dapat diketahui dengan proses penghitungan dibawah ini.

Diketahui :

x=1463

Jadi rata-rata penguasaan kosakata anak TK Kanisius Klepu adalah 56,27. untuk mengetahui konversi nilai siswa perlu diketahui simpangan bakunya. Berikut ini proses mencari simpangan baku.

(57)

31

Jadi simpangan baku untuk mengkonversikan nilai kedalam skala seratus adalah 19,75.

Dibawah ini adalah penghitungan konversi nilai penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu.

Tabel 9

Konversi Angka dalam Skala Seratus Anak TK Kanisius Klepu

Skala Sigma Skala Angka Skala Seratus

+ 2,25 56,25 + (2,25) (19,75) = 109,69 100

(58)

Tabel 10

Ubahan Nilai Hasil Penguasaan Kosakata Anak-Anak TK Kanisius Klepu No Rentang Angka Interval % tingkat

penguasaan

Nilai ubahan

skala seratus Keterangan

1 80-100 96% - 100% 100 Sempurna

2 76-79 86% - 95% 90 Baik sekali

3 72-75 76% - 85% 80 Baik

4 68-71 66% - 75% 70 Cukup

5 63-67 56% - 65% 60 Sedang

6 59-62 46% - 55% 50 Hampir sedang

7 55-58 36% - 45% 40 Kurang

8 51-54 26% - 35% 30 Kurang sekali

9 47-50 16% - 25% 20 Buruk

10 0-46 0% - 15% 10 Buruk sekali

(59)

Skor rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu sebesar 56,27. Berdasarkan penghitungan pada Tabel 9 dan nilai ubahan skala seratus pada Tabel 10 serta tabel persentase skala seratus (lihat tabel 1), maka penguasaan kosakata anak berada pada tingkat penguasaan 36%-45%. Dengan demikian penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisisus Klepu adalah kurang.

4.2.3.Penghitungan Perbedaan Penguasaan Kosakata antara Anak-anak TK

Kanisius Wirobrajan dan Anak-anak TK Kanisius Klepu.

Untuk mengetahui perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius Klepu maka digunakan rumus uji-t. Untuk menghitungnya, rumus yang digunakan adalah :

2

Sebelum menghitung t, perlu diketahui terlebih dahulu taksiran variannya yang dapat dihitung dengan menggunakan rumus:

(60)

Jawab :

(61)

72

Jadi t (observasi) t(o) perbedaan penguasaan kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius klepu adalah 1,16.

4.2.4 Pengujian Perbedaan Penguasaan Kosakata antara anak-anak TK

Kanisius Wirobrajan dan anak-anak Tk Kanisus Klepu

Pengujian terhadap perbedaan penguasaan kosakata pada anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak TK Kanisius Klepu menggunakan rumus tes-t dengan taraf signifikansi 5 % dan derajat kebebasan (DB) 75. Dalam tabel nilai kritis t untuk taraf signifikansi 5 % dengan DB 75 tidak tertera harga t tersebut, maka harus dilakukan perluasan (intrapolasi). Arikunto (1990: 542) mengatakan apabila di dalam tabel kritis t ternyata harga t yang dimaksud tidak tertera, harus dilakukan intapolasi (perluasan).

(62)

antara DB 60 dan DB 120 sebesar 60. Jarak rentang antara DB 75 ke DB 60 adalah sebesar 15. Jarak keduanya meliputi selisih dari harga t antara 2,000 – 1,980.

Penghitungan harga t dalam taraf siknifikansi 5 %: a. Selisih antara 2,000- 1,980 = 0,02

b. Nilai setiap satu teraf signifikansinya = 0,02 : 60 = 0,0003 c. DB 75 mempunyai nilai = 2,000 – (15 x 0,0003)

= 2,000 – 0,0045

= 1,99

Jadi harga t- tabel dengan DB 75 pada taraf signifikansi 5 % adalah 1,99. Untuk mengetahaui apakah t- observasi yang diperoleh berarti atau tidak berarti, maka harus dikonsultasikan dengan harga t- tabel pada tabel nilai kritis t.

(63)

4. 3 Pembahasan

Penelitian yang berjudul Perbedaan Penguasaan Kosakata antara anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan anak-anak TK Kanisius Klepu Tahun Ajaran 2007/2008 bertujuan mendiskripsikan penguasaan kosakata yang dimiliki oleh anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu serta perbedaan keduanya.

4. 3. 1 Hasil Analisis Penguasaan Kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan

Dari hasil analisis data yang menunjukkan penguasaan rata-rata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dalam kosakata adalah 62,57 dengan simpangan baku 23,56. Nilai tersebut ditransformasikan kedalam persentase skala seratus terletak pada interval 56 %- 65 % ( lihat tabel 6). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan anak TK Kanisius Wirobrajan pada tingkat sedang.

Hasil yang diperoleh kurang memuaskan ini disebabkan oleh sikap anak yang kurang teliti, terlalu tergesa-gesa serta anak kurang disiplin, mereka tidak mau duduk diam ditempat duduknya untuk mengerjakan, tetapi malah mengerjakan sambil berjalan-jalan bahkan, ada yang menganggu temannya yang baru mengerjakan.

4. 3. 2 Hasil Analisis Penguasaan Kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu

(64)

(lihat tabel 8). Hal ini menunjukkan bahwa penguasaan anak TK Kanisius Klepu pada tingkat kurang.

Hal tersebut disebabkan kurangnya disiplin anak, anak bermalas-malasan dalam mengerjakan tugas yang diberikan peneliti kepadanya, mereka sibuk dengan permainan yang ada dikelas, bahkan ada juga anak yang menggangu temannya yang sedang mengerjakan.

(65)

49 BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan Hasil Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan terhadap penguasaaan kosakata dapat diambil kesimpulan sebagai berikut. Pertama skor rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan adalah 62,57 dengan simpangan baku sebesar 23,56. Setelah di-transformasikan ke dalam skala seratus diperoleh skor yang berada dalam interval 56%-65%. Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan termasuk dalam kategori sedang.

Kedua, kemampuan rata-rata penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu adalah 56,27 dengan simpangan baku 19,75. Nilai tersebut di transformasikan ke dalam skala seratus berada pada interval 36%-45%. Dengan demikian, penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Klepu termasuk dalam kategori kurang.

(66)

5.2 Implikasi Hasil Penelitian

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penguasaan kosakata anak TK Kanisius Wirobrajan kurang sedangkan hasil penguasaan kosakata anak TK Kanisius Klepu buruk. Dari hasil analisis juga juga ditemukan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara penguasaan kosakata anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK kanisius Klepu. Hal tersebut membuktikan bahwa pengajaran kosakata di TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu belum mendapat perhatian, baik dari guru maupun anak-anak.

Implikasi dari hasil penelitiaan tersebut dapat memberikan perbaikan dalam pelajaran kosakata. Penguasaan kosakata, khususnya (kata kerja, kata sifat, kata benda, kata ganti, kata keterangan) dan membuat kalimat-kalimat sederhana perlu mendapat perhatian khusus dari guru. Latihan menyebutkan kosakata dan menuliskannya lebih banyak diberikan guru. Dengan lebih banyak berlatih menulis, anak akan lebih mudah memahami hal-hal yang berkaitan dengan kosakata.

5.3 Saran

Melalui penelitian yang berjudul ”Perbedaan Penguasaan Kosakata Antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan Anak-anak TK Kanisius Kepu, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008 ini penulis memberikan saran yang ditunjukkan kepada (1)

(67)

1. Kepala sekolah SD Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Yogyakarta. Dengan diadakan penelitian tentang ”Perbedaan Penguasaan Kosakata Antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Yogyakarta

Tahun Ajaran 2007/2008” ini, dapat diketahui hasil yang kurang memuaskan dari

anak-anak, TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu dalam penguasaan kosakata. Untuk itu Kepala Sekolah TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu selalu memberikan dorongan kepada para guru dan anak-anak untuk menggunakan kosakata dengan baik.

2. Guru TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu, Yogyakarta

Sesuai dengan hasil penelitan tentang ” Perbedaan Penguasaan Kosakata Antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan Anak-anak TK Kanisius Klepu,

Yogyakarta Tahin Ajaran 2007/2008 ini, dapat diketahui keterampilan, pemahaman,

dan pengetahuan yang kurang memuaskan dalam penguasaan kosakata. Untuk itu diharapkan guru-guru TK Kanisius Wirobrajan dan TK Kanisius Klepu memberikan perhatian yang cukup pada penguasaan kosakata. Guru- guru hendaknya dapat memvariasikan materi, dan penggunaan metode serta teknik pembelajaran keterampilan menulis sesuai dengan kurikulum yang ada. Guru juga dapat memberikan tugas menulis baik yang dikerjakan di sekolah maupun di luar sekolah (rumah). Cara ini dapat memotivasi siswa untuk menuangkan idenya ke dalam bentuk tulisan khususnya kosakata.

(68)

membantu anak untuk menyadarai kesalahan yang dilakukannya sehingga anak dapat lebih teliti jika harus melakukan kegiatan menulis kembali, dalam hal pememilihan kata- kata.

3. Peneliti Lain

Penelitian tentang ”Perbedaan Penguasaan Kosakata Antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan Anak-anak TK Kanisius Klepu, Yogyakarta Tahun Ajaran

2007/2008 ini, masih jauh dari sempurna. Penelitian in masih dapat dikembangkan

(69)

53

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. 1990. Menejemen Penelitian. Jakarta: Dekdibud.

Hasan, Iqbal, 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasi. Jakarta: Ghalia Indonesia

Hurlock, B Elizabet. 1999. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga

Indarti, Agatha. 1992. Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Pada Anak TK di Kota dan di Desa Wilayah Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta. PBSID, FKIP USD.

Kaseng, Syahruddin dkk.1984. Pemerolehan Struktur Bahasa Anak-Anak prasekolah (ekabahasa Bugis). Sulawesi Selatan. Proyek Penelitian Bahasa dan Sastra Indonesia.

Kaswanti Purwo, Bambang. 1990. PELLBA 3. Jakarta: Lembaga Bahasa UNIKA Atmajaya.

Keraf, Gorys. 1987. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Kridalaksana, Harimurti. 2001. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Moeliono, Anton M. 2003. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia Edisi Ketiga.

Jakarta: Balai Pustaka.

Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra.

Yogyakarta: BPFE.

Pateda, Mansoer.1990. Aspek-aspek Psikolinguistik. Ende: Nusa Indah.

Pudjanti, E. Chrismy. 1996. Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia pada Anak-anak TK di Kecamatan Godean. Skripsi. Yogyakarta. PBSID, FKIP USD.

Sarwadi, dkk. 1981. Penguasaan Kosa Kata Bahasa Indonesia Murid Kelas VI SD di Jawa Tengah dan DIY. Jakarta. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. Depdikbud.

(70)

Soedjito. 1988. Kosa Kata Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia. Sudjanto, Agus. 1984. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Aksara Baru.

Tarigan, Henry Guntur. 1984. Menulis (Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa). Bandung: Angkasa.

(71)
(72)
(73)
(74)
(75)

  Daftar Nama Anak TK Kanisius Klepu, Tahun Ajaran 2007/2008 

     No    Nama Anak      No  Nama Anak 

       

1. Jalu     14.  Tegar 

2. Chatrin      15.  Vina 

3. Ester      16.  Nadya 

4. Nella      17.  Tio 

5. Lusi     18.  Galih 

6. Reny      19.  Rika 

7. Arini      20.  Paulin 

8. Wuri      21.  Pokos 

9. Agnes      22.  Wikan 

10. Dera      23.  Vian 

11. Yoga      24.   Tito 

12. Perm      25.  Damar 

(76)
(77)
(78)
(79)
(80)

Nama : Penguasaan

kosakata

Sekolah:

INSTRUMEN PENELITIAN

TK KANISIUS WIROBRAJAN DAN TK KANISIUS KLEPU

Guru membacakan soal satu persatu dan juga menunjukkan simbol-simbol

yang ada di kelas maupun yang ada di luar kelas untuk membantu anak

memahami soal yang diberikan oleh guru.

1. Anak diminta menyebutkan nama-nama binatang yang ada disekitar

mereka

Sebutkan nama-nama binatang yang ada di darat, laut, dan udara ?

Jawaban:

Darat laut udara

2. Anak diminta menyebutkan kegiatan mereka bersama teman, kakak,

adik, atau orang tua selama di sekolah dan setelah pulang sekolah.

Kegiatan apa saja yang kalian lakukan selama di sekolah dan setelah

pulang sekolah?

(81)

3. Anak diajak untuk mengungkapkan perasaan mereka seperti perasaan

senang, sedih, marah, takut.

Ungkapkan perasaanmi apabila

Diberi uang jajan oleh orang tua

Dimarahi guru atau orang tua

Dijaili atau dinakali teman

Binatang atau benda kesayangan hilang

Ditinggal sendirian di rumah

4. Anak diminta untuk menunjukkan posisi atau keterangan tempat

benda-benda di sekitar kelas mereka.

Tunjukkan posisi atau letak benda-benda di bawah ini.

Papan tulis ada di Tempat cuci tangan ada di

Pohon besar ada di Lampu penerangan ada di

Tempat sampah ada di Alat-alat bermain ada di

Buku-buku ada di Kegiatan belajar di

5. Anak diajak untuk menyebutkan kata ganti yang sering mereka

pergunakan pada waktu berkomunikasi.

Contoh: Guru menunjuk salah satu anak, kemudian anak anak yang

lain menyebutnya dengan kata ganti dia.

Satu anak kata gantinya

Lebih dari satu di sebut

(82)

Kunci Jawaban

1. Darat laut udara

Gajah ikan burung

Sapi ubur-ubur kupu-kupu

Kelinci buaya capung

Kuda kura-kura lebah

Kerbau cumi-cumi nyamuk

Harimau

Semut

Ayam

Anjing

Kucing

2. Kegiatan yang dilakukan di sekolah kegiatan yang dilakukan di rumah

Belajar makan

Mewarnai minum

Menggunting bermain

Melipat membantu orang tua

Bermain tidur

3. Perasan yang dirasakan

Senang

Sedih

Sedih/ marah

(83)

Takut/ sedih

4. Posisi atau keterangan letak-letak benda

Depan kamar mandi

Luar atas

Luar belakang

Almari/ rak kelas

5. Menunjukkan kata ganti

Dia

Mereka

Aku, saya

Penilaian

Nomor 1 dengan skor 30

Nomor 2 dengan skor 15

Nomor 3 dengan skor 20

Nomor 4 dengan skor 25

Nomor 5 dengan skor 10

N= 30 + 15 + 20 + 25 + 10

(84)

Keterangan Lampiran Hasil Pekerjaan Anak- anak TK Kanisius Wirobrajan

dan Anak-anak TK Kanisius Klepu.

1. Tara dengan skor 100, semua soal dikerjakan semua dengan baik.

2. Ayub dengan skor 100, semua soal dikerjakan semua dengan baik.

3. Dhista dengan skor 90, disebabkan nomor 1 dan nomor 2 kurang lengkap

hanya sebagian saja yang dikerjakan.

4. Jalu dengan skor 80, dikarenakan nomor 1dan 2 kurang lengkap hanya

sebaian saja yang dikerjakan.

5. Ruth dengan skor 75, disebabkan nomor 1 dan 2 kurang lengkap dalam

mengerjakan.

6. Keyza dengan skor 65, karena pada nomor 1 kurang lengkap dalam

memberi jawaban, dan nomor 2 hanya satu jawaban saja yang ditulis dan

itupun kurang lengkap.

7. Lusi dengan skor 65, dikarenakan nomor 1 kurang lengkap, nomor 2 juga

kurang lengkap, nomor 3 ada jawaban yang tidak sesuai, dan nomor 4

dalam menempatkan jawaban ada yang kurang sesuai.

8. Reny dengan skor 65, dikarenakan nomor 1dan 2 kurang lengkap, nomor

4dan 5 kurang sesuai dalam menempatkan jawaban.

9. Rora dengan skor 54, disebabkan nomor 1 dan 2 kurang lengkap dalam

(85)

10.Tegar dengan skor 20, dikarenakan soal nomor 1, 2, dan 3 dalam

mengerjakan kurang lengkap, nomor 4 dan 5 tidak dikerjakan sama sekali.

11.Dera dengan skor 20, disebabkan nomor 1 dan 2 kurang lengkap, nomor 4

(86)
(87)
(88)
(89)
(90)
(91)
(92)
(93)
(94)
(95)
(96)
(97)
(98)
(99)
(100)
(101)
(102)
(103)
(104)
(105)
(106)
(107)
(108)
(109)
(110)
(111)
(112)
(113)
(114)
(115)
(116)
(117)
(118)
(119)

BIODATA PENULIS

Nama Yusepin Nuri Sulistyani dilahirkan di Sleman, 28 Januari 1983. Pendidikan Sekolah Dasar (SD) di SDN Balecatur I lulus tahun 1995. Pendidikan tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) ditempuh di SMPN 4 Gamping hingga tahun 1998. Kemudian ia melanjutkan pada tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA) di SMAK Sang Timur Yogyakarta dan lulus tahun 2001. Pada tahun 2002 ia melanjutkan pendidikan di tingkat Perguruan Tinggi (PT) di Universitas Sanata Dharma terdaftar sebagai mahasiswa Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Tugas akhir ditempuh dengan penulisan skripsi dengan judul “ Perbedaan Penguasaan Kosakata Bahasa Indonesia antara Anak-anak TK Kanisius Wirobrajan dan TK

Gambar

Tabel 1
Tabel 2
Tabel 3  Data Skor hasil tes penguasaan kosakata
Tabel 4  Data Skor hasil tes penguasaan kosakata
+7

Referensi

Dokumen terkait

Bagaimana merancang sistem pengiriman status penerangan dan keadaan pintu dengan pesan singkat (SMS) kepada pemilik rumah atau user.. 1.3

Pada mulanya diperkirakan bahwa transistor seharusnya bekerja dalam salah satu arah, ialah dengan saling menghubungkan ujung-ujung kolektor dan emitter karena mereka terbuat

Serta dengan adanya Website ini dapat lebih memperluas informasi yang dibutuhkan oleh masyarakat tentang

Angkutan Antar Kota Dalam Provinsi adalah angkutan dari satu kota ke kota lain yang melalui antar daerah Kabupaten / Kota dalam satu daerah Provinsi dengan menggunakan

Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Bahasa Inggris Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah.. Creating Classroom Communities of

Kontribusi motivasi berprestasi terhadap kinerja guru PKN dalam pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan pada SMP Negeri di Kota Semarang.. Sekolah

Resin adalah suatu bahan padat yang memiliki bagian ion positif atau neatif tertentu yang bisa lepas dan ditukar dengan bahan kimia lain dari luar, termasuk

[r]