i
ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMPELAJARI IPA PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DI KELAS IX
SMPN 13 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
ARTIKEL
Oleh
BAIQ VIONA SENJA LOVIASWARI NIM. E1A 011 008
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MATARAM
iii ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA DALAM MEMPELAJARI IPA
PADA MATERI PEWARISAN SIFAT DI KELAS IX SMPN 13 MATARAM TAHUN AJARAN 2015/2016
LEARNING DIFFICULTIES ANALYSIS IN LEARNING SCIENCE GENETIC SUBJECT OF CLASS IX STUDENTS OF
SMPN 13 MATARAM AT ACADEMIC YEAR 2015/2016
Baiq Viona Senja Loviaswari*, Dadi Setiadi**, Ahmad Raksun**
*
Mahasiswa Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
**
Dosen Pendidikan Biologi FKIP Universitas Mataram
Universitas Mataram, Jalan Majapahit No.62, Mataram Email: [email protected]
ABSTRAK
Hasil ulangan harian siswa pada materi pewarisan sifat SMPN 13 Mataram tergolong rendah (tidak tuntas) yang menujukan siswa mengalami kesulitan belajar. Penetilian ini bertujuan untuk mendeskripsikan tingkat kesuitan belajar dan faktor kesulitan belajar siswa. metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif dengan bentuk penelitian kualitatif. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX B dan IX C tahun ajaran 2015/2016. Istrumen penelitian yang digunakan adalah tes objektif dan angket kesulitan belajar. Berdasarkan analisis data diperoleh bahwa siswa kelas IX B dan IX C mengalami kesulitan belajar pada materi pewarisan sifat yang ditunjukan dengan ketuntasan 2,53% dari hasil tes objektif. Siswa memiliki kategori kesulitan belajar sangat tinggi mendominasi yaitu sebesar 44,30% siswa. Analisis kategori faktor kesulitan belajar pada faktor internal meliputi indikator minat, motivasi, perhatian dan kebiasaan belajar siswa, serta faktor eksternal meliputi indikator metode dan sumber belajar termasuk dalam kategori rendah sebagai faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pewarisan sifat. Faktor eksternal yaitu indikator kondisi belajar termasuk dalam kategori cukup dalam mempengaruhi kesulitan belajar. Faktor penyebab kesulitan belajar siswa pada materi pewarisan sifat cukup dipengaruhi oleh faktor eksternal yaitu indikator kondisi belajar seperti kondisi kelas yang terlalu penuh dan siswa yang rebut ketika belajar.
iv
ABSTRACT
Students’ result in test of genetic material in Junior High School 13 Mataram can be rated poorly (
unpussed master learning) in which shows that the students have learning difficulties. This research has purpose to describe level of learning difficulties and factors of students learning difficulties. Method that being used in this research is descriptive in form of qualitative research. Subject of this research are students in class IX B and IX C academic Year of 2015/2016. Instruments used in the research are objective test, questionnaire of learning difficulties. Based on data analysis that has been gotten, it shows that students in class IX B and IX C have difficulties in learning about genetic in which can be looked in objective test that shows students masteries are at level 2.53%. Students to had very high category of learning difficulties to dominated is 44.30%. Analysis of factors learning difficulties category in internal factors included indicator of interest, motivation, habit and attention and external factors of the learning difficulties included method and learning source included low categories as factors of learning difficulties to understanding genetic material. Fexternal factor is learn condition included intermediate categories as factors of learning difficulties. Therefore, the factors learning difficulties on understanding subject of genetic caused by external factor namely learn condition in category sufficient influence. Factors of learning difficulties in genetic material enough caused by external factor namely learn condition such as condition of class that too constricted and students that noisy when they were studied.
1
PENDAHULUAN
Proses belajar mengajar secara formal didapatkan siswa melalui jalur pendidikan di sekolah. Namun, pendidikan yang ditempuh melalui kegiatan belajar mengajar di sekolah guru dihadapkan pada karakteristik siswa yang beraneka ragam. Dilihat dari kemampuan dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar, ada siswa yang tidak mengalami kesulitan belajar, tetapi ada pula siswa yang mengalami kesulitan dalam belajar. Kesulitan belajar sebagai suatu kondisi di mana siswa tidak dapat belajar secara wajar, disebabkan adanya ancaman, hambatan, atau pun gangguan dalam belajar [2]. Kegiatan belajar dan mengajar yang tidak mampu diikuti dengan baik dan maksimal oleh siswa menyebabkan pengetahuan yang di dapat dengan proses yang ditempuh tidak terintegrasi dengan baik sehingga pemahaman terhadap pelajaran tidak pula dapat dikembangkan dengan baik.
Kesulitan belajar dapat dideteksi dengan tes IQ. IQ telah Seorang anak dikatakan atau diduga mengalami kesulitan belajar jika yang bersangkutan tidak berhasil mencapai taraf kualitas hasil belajar tertentu [8].
Salah satu materi pelajaran IPA yang dipelajari di kelas IX adalah materi pewarisan sifat. banyak siswa yang mengalami kesulitan dan kesalahan konsep dalam memahami konsep genetika (pewarisan sifat), seperti adanya kesalah pemahaman tentang sifat genotif dan fenotif yang dianggap sama [7]. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA di kelas IX SMPN 13 Mataram, menunjukan bahwa pada mata pelajaran IPA dalam materi pewarisan sifat merupakan materi yang dianggap sulit bagi siswa yang ditunjukkan dengan rendahnya nilai ulangan harian dan tugas siswa.
2 Mengingat bahwa materi
pewarisan sifat merupakan materi yang sulit bagi siswa, maka perlu dilakukan analisis untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa dan mengetahui faktor-faktor kesulitan belajar siswa pada materi pewarisan sifat guna menentukan solusi terbaik dalam meminimalisir kesulitan-kesulitan siswa dalam mempelajari materi pewarisan sifat.
METODE PENELITIAN
Metode penelitian yang digunakan untuk mendeskripsikan tingkat kesulitan belajar dan faktor penyebab kesulitan belajar siswa adalah metode penelitian deskritif dengan bentuk penelitian kualitatif. Metode penelitian deskriptif merupakan prosedur penelitian untuk menggambarkan fenomena–fenomena yang ada, yang berlangsung pada saat ini atau saat yang lampau [12]. Sedangkan penelitian kualitatif merupakan peneltian untuk menarik kesimpulan berdasarkan keadaan-keadaan yang khusus untuk diperlakukan secara khusus [11]. Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IX B dan IX C tahun ajaran 2015/2016 yang dianggap
memiliki ketidaktuntasan tertinggi pada materi pewarisan sifat.
Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan tes objektif dan angket kesulitan belajar. Tes objektif dan angket masing-masing telah divalidasi oleh tiga validator ( dua orang doses Program Studi Biologi FKIP Universitas mataram dan satu orang guru IPA SMPN 13 Mataram). Selain itu, tes objektif dan angket diuji validitas dan realibilitasnya. Didapatkan 34 soal tes objektif dan 37 pernyataan angket dinyatakan valid. Hasil uji realibilitas pula menunjukan tes objektif dan angket memenuhi syarat releabel dengan nilai t hitung > t tabel.
Tes objektif digunakan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar siswa dihitung menggunakan rumus [1]:
3 pendekatan PAP (Penilaian Acuan
Patokan).
Tabel.3.1Tabel Kategori
Kesulitan Belajar Siswa [1]
Rentang Pengukuran data angket disusun berdasarkan skala Likert, yaitu [11]:
Untuk pernyataan positif:
Sangat Setuju (5 poin), Setuju (5 poin), Netral (3 poin), Tidak Setuju (2 poin), Sangat Tidak Setuju (1 poin) Untuk pernyataan negatif:
Sangat Setuju (1 poin), Setuju (2 poin), Netral (3 poin), Tidak Setuju (4 poin), Sangat Tidak setuju (5 poin).
Skor yang didapatkan dari setiap indikator pada angket akan dianalisis menjadi nilai persentase dengan rumus [11]:
Persentase (%) faktor kesulitan belajar
= X 100%
Setelah didapatkan hasil dalam bentuk persentase dari
faktor-faktor kesulitan belajar, maka hasil tersebut akan dikualifikasikan dalam tabel berikut:
Tabel 3.2 Kualifikasi Faktor–
Faktor Penyebab Kesulitan
Belajar Siswa [11]:
HASIL DAN PEMBAHASAN
4 Sejalan dengan Burton bahwa siswa
dikatakan mengalami kesulitan belajar ditujukan oleh adanya kegagalan siswa dalam mencapai tujuan-tujuan pembelajaran, seperti batas waktu tertentu yang bersangkutan tidak mencapai ukuran tingkat keberhasilan
atau tingkat penguasaan materi minimal dalam pelajaran tertentu yang telah ditetapkan oleh guru [6]. Hasil persentase kategori kesulitan belajar siswa dapat dibuat diagram di bawah ini:
Gambar 4.1. Persentase (%) Kategori Kesulitan Belajar Siswa
Grafik tersebut memberikan pemahaman bahwa sebagian besar siswa memiliki kesulitan belajar yang sangat tinggi dan tinggi dalam mempelajari materi pewarisan sifat yang disebabkan karena karakteristik materi pewarisan sifat berupa pemahaman konsep. Sementara itu penyampaian materi tersebut masih menggunakan metode ceramah, sehingga siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi materi tersebut. Materi pewarisan sifat yang
5 Gambar 4.2 Tingkat Kemampuan Siswa dalam Menjawab Soal Materi Pewarisan
Sifat pada Tiap Indikator. Indikator 1 terkait materi genetik (gen dan kromosom) dikategorikan sangat sulit bagi siswa, pada indikator 2 soal terkait perbedaan sifat intermediet, resesif dan dominan dikategorikan sulit bagi siswa, pada indikator 3 soal terkait mendeskripsikan proses pewarisan sifat dikategorikan sulit bagi siswa, pada indikator 4 soal terkait mendeskripsikan gamet dari genotif induk dikategorikan sangat sulit bagi siswa Hal ini disebabkan oleh siswa menjawab pilihan jawaban yang salah karena soal berupa pilihan ganda. Soal yang dijawab salah oleh Siswa dapat disebabkan oleh kebingungan siswa menentuan simbol genotif kedua induk dari perbandingan genotip keturunan yang telah diketahui [10]. Pada indikator 5 soal mengenai memprediksi rasio hasil persilangan
monohibrid dan dihibrid dikategorikan sangat sangat sulit bagi siswa, karena siswa kesulitan dalam menentukan persentase persilangan genotif dan fenotif keturunan pertama sehingga kesulitan pula dalam menentukan persentase fenotif dan genotif pada keturunan kedua.
6 sebesar 64,73%, dan sumber belajar
mendapatkan persentase sebesar 63,70% yang dikategorikan rendah sebagai penyebab terjadinya kesulitan belajar pada siswa berdasarkan kriteria tabel kualifikasi penyebab. Tingginya kesulitan belajar siswa disebabkan oleh faktor eksternal meliputi kondisi belajar. Dari hasil analis data, kondisi belajar mendapatkan persentase sebesar 59,40% yang dikategorikan cukup mempengaruhi sebagai faktor penyebab kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pewarisan sifat.
Sulit atau tidaknya proses belajar yang diikuti siswa dipengaruhi oleh kondisi lingkungan yang diciptakan dalam proses belajar mengajar [5]. Terbukti dari hasil penelitian ini bahwa indikator kondisi belajar siswa di kelas, seperti suasana ruang kelas yang tidak nyaman serta kondisi siswa yang kurang tertib dalam mengikuti pembelajaran, misalnya suasana gaduh siswa dalam melaksanakan kerjasama kelompok, atau suasana kelas yang tegang mengakibatkan siswa tidak senang mengikuti proses belajar mengajar dapat menjadi pemicu terjadinya
kesulitas siswa dalam memahami materi pembelajaran.
Proses belajar mengajar yang tidak diikuti oleh pengendalian siswa atau sarana belajar yang baik, menyebabkan kondisi belajar tidak mampu diciptakan secara oprimal yang berakibat tidak tercapainya tujuan pembelajaran yang diinginkan. Kondisi belajar yang optimal dapat tercapai jika guru mampu mengatur siswa dan sarana pengajaran serta mengendalikannya dalam suasana yang menyenagkan agar siswa dapat mencapai tujuan pembelajaran [4]. Upaya menghidupkan kelas dalam rangka mengelola kelas yang efektif yang diarahkan pada tercapainya tujuan pendidikan memerlukan penyikapan yang simultan dari berbagai pihak yang terlibat dalam proses belajar, tertutama guru dan peserta belajar [9]. Jadi, dalam lingkungan belajar diperlukannya pengelolaan kelas meliputi pengendalian siswa dan sarana belajar agar terciptanya kondisi belajar yang menyenangkan guna membantu siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran.
7 yang mungkin relatif rendah, kondisi
lingkungan keluarga dan kondisi lingkungan masyarakat atau kesulitan belajar yang dialami siswa dalam menjawab soal terkait materi pewarisan sifat mungkin juga disebabkan oleh soal yang tidak dimengerti oleh siswa.. Hal tersebut tidak boleh diabaikan pula, karena penelitian ini hanya mengurai sebagian kecil dari faktor-faktor penyebab kesulitan belajar siswa.
KESIMPULAN
1. Kesuitan belajar siswa dalam memahami materi pewarisan sifat di kelas IX didominasi oleh siswa yang memiliki kesulitan belajar sangat tinggi dan tinggi.
2. Faktor internal meliputi indikator minat, motivasi, perhatian dan kebiasaan belajar siswa, serta faktor eksternal meliputi indikator metode dan sumber belajar termasuk dalam kategori rendah dalam mempengaruhi kesulitan belajar siswa dalam memahami materi pewarisan sifat, sedangkan indikator kondisi belajar termasuk dalam kategori cukup dalam mempengaruhi kesulitan belajar.
DAFTAR PUSTAKA
[1]Arikunto, S. 2013. Dasar–Dasar Evaluasi Pendidika (edisi revisi). Jakarta : Bumi Aksara
[2]Djamarah, S. B. 2011. Psikologi Belajar Edisi Revisi 2011. Banjarmasin:Rineka Cipta. [3]Fitri, R., Sumarmi, R dan Yuni, A.
2014. Pengembangan Lembar Kerja Siswa Biologi
Berorientasi Pendekatan Kontekstual Pada Materi Pewarisan Sifat untuk Kelas IX. (Online)
http://ejournal.unp.ac.id/index. php/penelitianpendidikan/artic e/viewFle/4130/3298. Diakses pada tanggal 15 Mei 2015.
[4]Hadiningsih, S. U. 2008.
Pengelolaan Kelas yang Efektif dalam Pembelajaran
Qur’an dan Hadist di
Madrasah Tsanawiyah Negeri Prambanan Sleman.(online) https://www.digilib.uinsuka.ac. id%2F2447%2F1%2FBAB%2 520I%C%2520IV.pdf. Diakses pada tanggal 16 Nopember 2015.
[5]Hamalik, O. 2009. Psikologi
Belajar dan Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo.
8 an%20Idris.pdf. Diakses
tanggal 26 Februari 2015.
[7]Kattaman, U. 2004. Traits, genes, particles and information: re-visiting Student
Understandings of Genetics. INT. J. SCI. EDUC (Online) Diakses Pada Tanggal4 Juli 2015.
[8]Makmun, A. S. 2002. Psiologi Kependidikan. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
[9]Munawaroh, I. _ . Esensi
“Menghidupkan” Ruang Kelas
bagi Penyelenggaraan Pembelajaran Efektif. (Online) http://journal.uny.ac.id/index.p hp/mip/article/download/2803/ 2330 Diakses Pada Tanggal10 Desember 2015.
[10]Novitasari, F.K., Endang, S. dan Nur K. 2013. Pengembangan Lembar Kegiatan Siswa Berbasis Strategi Metakognitif pada Materi Pewarisan Sifat. (Online) http://ejurnal.unesa.ac .id/index.php/bioedu. Diakses Pada Tanggal4 Juli 2015.
[11]Riduwan. 2004. Metode dan Teknik Menyusun Tesis. Bandung: ALFABETA
[12]Sugiyono. 2010. Metode
Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung : ALFABETA.
[13]Syah, M. 2003. Psikologi Belajar. Jakarta : PT. raja Grafindo Persada.
[14]Widayanti, C. G., Rusmati, D dan Siswati. 2012. Profil Inteligensi pada Siswa
dengan Kesulitan Belajar di SD Negri Gisikdrono Semarang. (Online)