• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK KELAS IX SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "PENGARUH MOTIVASI BELAJAR SISWA DAN KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SENI MUSIK KELAS IX SMP NEGERI 4 YOGYAKARTA."

Copied!
118
0
0

Teks penuh

(1)

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Bahasa dan Seni Universitas Negeri Yogyakarta untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan guna Memperoleh Gelar

Sarjana Pendidikan

Oleh :

Betha Chendekia Puruhita NIM 11208244032

JURUSAN PENDIDIKAN SENI MUSIK FAKULTAS BAHASA DAN SENI UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

Percaya diri-lah untuk bermimpi, dan percaya

diri-lah untuk mewujudkan mimpi menjadi

kenyataan.

(6)

Orangtuaku tercinta,

Endang Murdiningsih (Ibu), Ary Pangarso (Bapak)

(7)
(8)

HALAMAN DEPAN ... i

3. Pengertian Kreativitas ... 15

4. Kreativitas Mengajar Guru ... 17

5. Prestasi Belajar Seni Musik ... 19

(9)

D. Hipotesis Penelitian... 26

BAB III METODE PENELITIAN ... 27

A.Desain Penelitian ... 27

B.Tempat dan Waktu Penelitian ... 28

C.Variabel Penelitian ... 28

D.Populasi dan Sampel Penelitian ... 29

1. Populasi ... 29

2. Sampel Penelitian ... 30

E. Teknik Pengumpulan Data...31

1. Kuesioner (Angket)...32

2. Observasi...32

3. Tes Prestasi Belajar ... 32

4. Dokumentasi... 33

F. Instrumen Penelitian ... 33

G. Uji Coba Instrumen Penelitian ... 36

1. Validitas ... 37

2. Reliabilitas ... 40

H. Teknik Analisis Data ... 42

(10)

3. Uji Hipotesis ... 47

a. Membuat persamaan garis regresi empat prediktor ... 47

b. Uji F...47

c. Uji Parsial (Uji t) ... 48

d. Koefisien Determinasi (R2) ... 49

I. Definisi Operasional ... 50

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 51

A. Deskripsi Data Penelitian ... 51

1. Analisis Deskriptif ... 51

a. Motivasi Belajr ... 51

b. Kreativitas Mengajar Guru ... 54

c. Prestasi Belajar ... 56

2. Hasil Uji Prasyarat Analisis ... 58

a. Uji Normalitas ... 58

b. Uji Linieritas ... 58

3. Pengujian Hipotesis...59

a. Uji t (secara parsial) ... 60

b. Uji F ... 62

c. Koefisien Determinasi (R2) ... 62

B. Pembahasan ... 63

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...68

A.Simpulan...68

B.Saran...69

DAFTAR PUSTAKA ... 70

LAMPIRAN ... 73

(11)

Lampiran 1.Distribusi Populasi Penelitian ... 29

Lampiran 2.Pemberian Skor Positif ... 34

Lampiran 3.Pemberian Skor Negatif... 35

Lampiran 4.Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Motivasi Belajar...35

Lampiran 5.Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Mengajar Guru ... 36

Lampiran 6.Hasil Validitas Motivasi Belajar ... 39

Lampiran 7.Hasil Validitas Kreativitas Mengajar Guru ... 39

Lampiran 8.Interpretasi Nilai r ... 41

Lampiran 9.Hasil Uji Reliabilitas ... 42

Lampiran 10.Distribusi Kategorisasi Variabel Motivasi Belajar ... 53

Lampiran 11.Distribusi Kategorisasi Variabel Kreativitas Mengajar Guru.55 Lampiran 12. Distribusi Kategorisasi Variabel ... 57

Lampiran 13. Hasil Uji Normalitas ... 58

Lampiran 14. Hasil Uji Linieritas ... 59

Lampiran 15. Rangkuman Hasil Analisis Regresi Berganda ... 60

(12)

Gambar 2. Model Hubungan Antar Variabel ... 28

Gambar 3. Pie Chart Motivasi Belajar ... 53

Gambar 4. Pie Chart Kreativitas Mengajar Guru ... 55

Gambar 5. Pie Chart Prestasi Belajar ... 56

(13)

1. Angket Penelitian ...74

2. Data Uji Validitas dan Reliabilitas ...81

3. Data Penelitian ...83

4. Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas ...86

5. Rumus Perhitungan Skor Ideal ...88

6. Hasil Uji Kategorisasi ...89

7. Hasil Uji Deskriptif ...90

8. Hasil Uji Normalitas ...91

9. Hasil Uji Linieritas ...92

10.Hasil Uji Regresi Berganda ...93

11.Gambar 6. ...94

12.Gambar 7 ...94

13.Lain-lain ...95

(14)

Oleh:

Betha Chendekia Puruhita NIM. 11208244032

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMP N 4 Yogyakarta.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, termasuk dalam jenis ex post facto. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 dengan jumlah sampel sebanyak 63 orang. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dokumentasi dan kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Teknik analisis data yang digunakan adalah regresi berganda.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMP N 4 Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung 4,492>1,998 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, dan koefisien regresi sebesar 1,071; (2) terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMP N 4 Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari nilai t hitung 4,918>1,998 dengan nilai signifikansi 0,000<0,05, dan koefisien regresi sebesar 1,259; dan (3) terdapat pengaruh secara bersama-sama antara motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMP N 4 Yogyakarta. Hal ini dibuktikan dari F hitung sebesar 42,625>3,150 dengan signifikansi sebesar 0,000<0,05.

Kata kunci: Motivasi Belajar, Kreativitas Mengajar Guru, Prestasi Belajar

(15)

Pendidikan memiliki peranan penting dalam menciptakan sumber daya

manusia yang berkualitas. Peningkatan kualitas manusia ditujukan untuk mewujudkan kader-kader bangsa yang akan melaksanakan pembangunan di masa

mendatang. Menurut Darsono (2000: 1) salah satu cara yang ditempuh untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas adalah melalui peningkatan mutu pendidikan. Keberhasilan belajar siswa dapat dipengaruhi oleh faktor dari

dalam individu maupun dari luar individu. Wahjosumidjo (2007: 175) berpendapat bahwa motivasi merupakan suatu proses psikologis yang

mencerminkan interaksi antara sikap, keputusan, persepsi dan keputusan yang terjadi pada diri seseorang (instrinsik) atau faktor di luar diri seseorang (extrinsik).

Motivasi belajar siswa yang tinggi dapat menunjang keberhasilan belajar,

akan tetapi motivasi belajar siswa yang rendah merupakan hambatan yang dapat berakibat pada hasil belajar rendah. Untuk mencapai prestasi belajar yang

diinginkan, guru dituntut untuk dapat kreatif dalam mengajar agar tercipta situasi pembelajaran yang menarik sehingga dapat menumbuhkan motivasi belajar dan keberhasilan siswa dalam belajar tercapai. Tujuan pendidikan dapat dikatakan

tercapai apabila prestasi belajar siswa mengalami perkembangan dan peningkatan. Menurut Sardiman (2010: 20) prestasi belajar siswa dapat dipengaruhi oleh dua

faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah faktor yang timbul dari dalam diri siswa itu sendiri diantaranya keadaan fisik, minat,

(16)

motivasi, bakat, perhatian, keadaan emosi serta disiplin, sedangkan faktor eksternal adalah faktor yang timbul dari luar diri siswa diantaranya lingkungan,

masyarakat, bahan ajaran, guru, fasilitas, dan administrasi.

Berdasarkan pengalaman yang diperoleh pada saat Praktik Pengalaman

Lapangan (PPL) diketahui bahwa motivasi siswa beraneka ragam dan nilai mata pelajaran Seni Budaya bidang Seni Musik yang diraih masih belum optimal. Hal ini dapat dilihat dari perolehan hasil belajar siswa yang nilainya masih belum

memenuhi nilai standar minimal yaitu 7,8. Dalam kegiatan pembelajaran seni musik masih ada siswa yang kurang aktif secara langsung di dalam kelas, masih

banyak siswa yang tidak memperhatikan guru saat menyampaikan materi mata pelajaran seni musik, berdiskusi dengan teman di luar materi pembelajaran sehingga menyebabkan siswa tidak dapat memahami apa yang disampaikan guru

di depan kelas yang dapat menciptakan suasana kelas yang tidak kondusif, masih sedikit siswa yang mengajukan pertanyaan ketika pelajaran sedang berlangsung,

masih banyak siswa yang lupa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru untuk dikerjakan di rumah, masih banyak siswa yang pasif menjawab pertanyaan, siswa jarang mengerjakan soal-soal yang ada di dalam buku pegangan, serta kunjungan

siswa di perpustakaan untuk mencari referensi buku tentang seni musik masih jarang dilakukan.

Masalah lain dapat dilihat dari motivasi kerja guru, bahwa sebagian besar guru dapat dikatakan telah menyiapkan dan merencanakan kegiatan pembelajaran dengan perkembangan kurikulum yang menuntut guru untuk mengembangkan

(17)

mengajar dan jarang mau menganalisis keadaan para siswanya sehingga metode dan cara yang digunakan kurang tepat untuk menyampaikan materi yang diajarkan

sehingga terkadang menimbulkan kejenuhan pada siswa. Selain itu, dalam pelaksanaan proses belajar mengajar di kelas biasanya guru memberikan

motivasi-motivasi secara kontinu berupa pendekatan belajar kelompok, tetapi dalam pelaksanaannya belum mendapatkan hasil maksimum yang dapat meningkatkan kualitas kemampuan siswa dalam menerapkan konsep

pembelajaran seni musik. Beberapa guru hanya terpaku dalam bagaimana materi tersebut tersampaikan, bukan berapa banyak materi tersebut dapat diterima siswa,

sehingga kurangnya kreativitas guru dapat mempengaruhi pada hasil belajar siswa.

Situasi dan kondisi pembelajaran di atas menyebabkan siswa pasif dan

tercipta suasana belajar yang kurang ideal. Kondisi demikian menjadi tantangan bagi guru seni musik untuk meningkatkan kinerjanya agar dapat mendorong

motivasi belajar siswa sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar, dalam hal ini guru diharapkan mampu menciptakan terobosan-terobosan baru yang mampu membangkitkan semangat siswa dalam pembelajaran seni

musik. Dalam kegiatan pembelajaran, guru dituntut untuk berinovasi dan kreatif dalam penyampaian materi sehingga siswa lebih bersemangat dalam menerima

(18)

Dengan mengetahui motivasi belajar siswa dalam kegiatan belajar dapat menjadi bahan evaluasi siswa dan guru sehingga dapat memecahkan masalah

kegiatan belajar mengajar seni musik di kelas IX agar lebih meningkatkan kualitas belajar dengan baik. Guru pembimbing diharapkan dapat memberikan perubahan

positif, ilmu yang bermanfaat dan wawasan luas kepada siswa sebagai upaya peningkatan prestasi belajar siswa. Sikap dan karakteristik siswa yang berbeda-beda antara siswa yang satu dengan siswa yang lain pada saat menerima pelajaran

merupakan salah satu tantangan seorang guru untuk mengetahui bagaimana cara menyikapi siswa dan memberikan srategi pembelajaran yang tepat dalam kegiatan

belajar mengajar. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti melakukan kajian tentang bagaimanakah pengaruh motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru mata pelajaran seni musik terhadap prestasi belajar siswa SMP N 4

Yogyakarta.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, dapat

diidentifikasi permasalahan-permasalahan sebagai berikut:

1. Kemampuan guru untuk mengembangkan kreativitas mengajar masih rendah,

hal ini dapat dilihat dari kondisi beberapa guru yang monoton dan kurang bervariasi dalam melaksanakan tugas-tugasnya di sekolah sehingga menimbulkan kejenuhan siswa dalam kegiatan belajar

2. Prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni musik di kelas IX SMP N 4 Yogyakarta belum optimal, masih terdapat siswa yang mencapai nilai di

(19)

3. Dalam kegiatan belajar mengajar, guru hanya mementingkan isi materi yang disampaikan bukan berapa banyak materi yang dapat diterima siswa, selain

itu guru kurang memperhatikan cara mengajar yang tepat sehingga banyak masalah yang timbul seperti tidak terciptanya suasana kelas yang kondusif,

masih banyak siswa yang pasif dan kurang memperhatikan pelajaran

4. Pengaruh motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar siswa kelas IX SMP N 4 Yogyakarta belum diketahui

5. Pengaruh kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa kelas IX SMP N 4 Yogyakarta belum diketahui

C. Batasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang terpapar di atas diperoleh gambaran permasalahan yang begitu luas. Peneliti menyadari adanya keterbatasan waktu

dan kemampuan, maka peneliti memandang perlu memberi batasan masalah secara jelas dan terfokus. Masalah yang menjadi subjek penelitian hanya dilakukan kepada siswa kelas IX dan obyek penelitian dibatasi pada

bagaimanakah pengaruh motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni musik kelas IX di SMP

(20)

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang, maka rumusan masalahnya adalah

adakah pengaruh yang signifikan antara motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa pada mata pelajaran seni musik

kelas IX SMP Negeri 4 Yogyakarta?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut, maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui dan mendeskripsikan pengaruh motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMPN 4 Yogyakarta.

F. Manfaat Penelitian

Sesuai dengan masalah yang telah dirumuskan dan diidentifikasi, maka manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Manfaat secara teoretis :

a. Sebagai referensi dan bahan kajian dalam khasanah di bidang pendidikan dan untuk penelitian lanjutan mengenai motivasi belajar siswa dan

kreativitas mengajar guru

b. Memberi sumbangan yang positif terhadap usulan pengembangan ilmu,

(21)

2. Manfaat secara praktis :

Hasil penelitian dapat menjadi pedoman proses pelaksanaan pembelajaran

seni musik di SMP N 4 Yogyakarta. a. Bagi guru:

Dapat mengetahui cara mengajar yang tepat dan dapat meningkatkan pembelajaran yang variatif dan kreatif.

b. Bagi siswa:

(22)

BAB II KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori 1. Pengertian Motivasi

Motivasi merupakan faktor penggerak maupun dorongan yang dapat memicu timbulnya rasa semangat dan juga mampu merubah tingkah laku manusia

atau individu untuk menuju pada hal yang lebih baik. Menurut Winardi (2001: 1) istilah motivasi berasal dari bahasa latin, yakni movere atau disebut juga to move yang berarti menggerakkan. Sardiman (2001 :73) menyebutkan tiga unsur

motivasi, yaitu motivasi mengawali terjadinya perubahan energi pada diri setiap individu manusia, munculnya feeling yang dapat menentukan tingkah laku

manusia yang dirangsang dengan adanya tujuan. Dengan kata lain motivasi merupakan serangkaian usaha untuk menyediakan kondisi-kondisi tertentu, sehingga seseorang ingin melakukan sesuatu, dan bila ia tidak suka, maka akan

berusaha untuk meniadakan atau mengelakkan perasaan tidak suka.

Purwanto (2003: 72) menyebutkan tiga komponen pokok motivasi, yaitu

menggerakan, mengarahkan atau menyalurkan tingkah laku, dan menjaga tingkah laku. Martinis (2007: 219) berpendapat bahwa motivasi belajar merupakan daya penggerak psikis dari dalam diri seseorang untuk dapat melakukan kegiatan

belajar dan menambah ketrampilan, pengalaman. Djaali (2012 :101) menyebutkan bahwa motivasi adalah proses membangkitkan, mengarahkan, dan memantapkan

perilaku ke arah suatu tujuan. Seseorang berbuat atau melakukan sesuatu didorong oleh sebuah kekuatan dari dalam dirinya. Seperti halnya seseorang yang belajar

(23)

dengan motivasi kuat akan melaksanakan semua kegiatan belajar dengan sungguh-sungguh, penuh gairah dan semangat. Sebaliknya, belajar dengan

motivasi yang lemah, akan malas bahkan tidak mau mengerjakan tugas-tugas yang berhubungan dengan pelajaran. Hamalik (2004 :173) menerangkan bahwa

istilah motivasi menunjuk kepada semua gejala yang terkandung dalam stimulasi tindakan ke arah tujuan tertentu di mana sebelumnya tidak ada gerakan menuju ke arah tujuan tersebut.

Dalam proses belajar, motivasi belajar sangat penting dan diperlukan oleh siswa untuk mendapatkan prestasi belajar dan mencapai kebutuhan pendidikan

dalam hidupnya. Agustin (2011 :19) menegaskan bahwa motivasi berprestasi merupakan daya penggerak dalam diri siswa untuk mencapai taraf prestasi akademik setinggi mungkin demi penghargaan kepada diri sendiri dengan

memiliki keinginan yang kuat demi mencapai tujuannya. Menurut Astuti (2010: 67) motivasi belajar adalah sesuatu yang mendorong, menggerakan dan

mengarahkan siswa dalam belajar. Sardiman (2001: 92) menyebutkan beberapa bentuk dan cara menumbuhkan motivasi dalam belajar yaitu dengan memberi angka sebagai simbol nilai kegiatan belajar, kompetisi sebagai alat motivasi

pendorong siswa untuk belajar, mengetahui hasil belajar untuk mendorong siswa agar lebih giat belajar. Motivasi belajar dapat membangkitkan dan mengarahkan

(24)

Hamzah (2008: 57) menyatakan ada dua aspek yang menjadi indikator pendorong motivasi belajar siswa, yaitu dorongan internal dengan adanya hasrat

keinginan berhasil, dan dorongan eksternal dengan adanya kegiatan yang menarik dalam belajar. Sardiman (2007: 90) mengungkapkan bahwa siswa yang memiliki

motivasi intrinsik akan memiliki tujuan menjadi orang yang terdidik, yang berpengetahuan, yang ahli dalam bidang tertentu. Menurut Dimyati dan Mudjiono (2009: 80) motivasi merupakan dorongan mental yang menggerakkan

dan mengarahkan perilaku manusia, termasuk perilaku belajar. Kuat lemahnya motivasi belajar seseorang dapat mempengaruhi keberhasilannya sesuai dengan

kebutuhan dan kekuatan akan prestasi tersebut.

Teori hierarki kebutuhan Maslow (Usman, 2013: 255) memaparkan lima tingkatan kebutuhan dari kebutuhan yang paling rendah hingga kebutuhan yang

paling tinggi. Adapun urutannya sebagai berikut:

a. Kebutuhan Fisiologikal (Fisiological Needs)

Kebutuhan fisiologikal merupakan kebutuhan yang paling dasar atau rendah dari manusia. Kebutuhan ini harus dipenuhi terlebih dahulu agar manusia dapat hidup secara normal. Contoh kebutuhan fisiologikal adalah kebutuhan sandang, pangan, papan, istirahat, dan rekreasi.

b. Kebutuhan Keselamatan (Safety Needs)

Kebutuhan akan keselamatan dan rasa aman merupakan tingkatan kedua dari kebutuhan yang diinginkan manusia setelah terpenuhinya kebutuhan fisiologikal. Contoh kebutuhan keselamatan antara lain keamanan harta, mendapat keadilan, menabung, mendapat tunjangan pensiun, dan asuransi.

c. Kebutuhan Berkelompok (Social Needs)

(25)

d. Kebutuhan Penghargaan (Esteem Needs)

Kebutuhan penghargaan dapat diartikan sebagai kebutuhan untuk memperoleh penghargaan dari apa yang telah dilakukan atau oleh seseorang dengan kata lain ingin berprestasi. Contoh kebutuhan penghargaan adalah ingin mendapatkan ucapan terima kasih, dihormati, dihargai, mendapat hadiah.

e. Kebutuhan Aktualisasi Diri (Self-Actualization Needs)

Kebutuhan kelima yang muncul adalah kebutuhan aktulisasi diri atau realisasi diri atau pemenuhan kepuasan atau ingin berprestasi. Contoh kebutuhan ini antara lain, melakukan pekerjaan yang kreatif seperti menulis buku, menulis artikel atau membuat karya.

Peran motivasi yang tinggi tercermin pada ketekunan yang tidak mudah

patah untuk mencapai sukses meskipun menghadapi beberapa kesulitan. Dalam menilai motivasi pada siswa, perlu diketahu indikator motivasi yang dapat

meningkatkan aktivitas belajar dan membuat siswa merasa optimis dalam mengerjakan setiap apa yang dipelajarinya. Menurut Hamzah (2008: 57) indikator motivasi belajar meliputi:

a. Hasrat dan keinginan berhasil. Siswa memiliki keinginan yang kuat untuk berhasil menguasai materi dan mendapatkan nilai yang tinggi dalam kegiatan belajarnya.

b. Dorongan dan kebutuhan dalam belajar. Siswa merasa senang dan memiliki rasa membutuhkan terhadap kegiatan belajar

c. Harapan dan cita-cita di masa yang akan datang. Siswa memiliki harapan dan cita-cita atas materi yang dipelajarinya.

d. Penghargaan dalam belajar. Siswa merasa termotivasi oleh hadiah atau penghargaan dari guru atau orang-orang disekitarnya atas keberhasilan belajar yang ia capai.

e. Kegiatan yang menarik dalam belajar. Siswa merasa tertarik mengikuti kegiatan pembelajaran.

f. Lingkungan belajar yang kondusif sehingga memungkinkan seorang siswa dapat belajar dengan baik Siswa merasa nyaman pada situasi lingkungan tempat ia belajar.

Menurut Aritonang (2008: 14) indikator motivasi belajar siswa meliputi: a. ketekunan belajar yang terdiri dari kehadiran di sekolah, mengikuti

kegiatan belajar di kelas, belajar di rumah

(26)

c. ketajaman perhatian dalam belajar yang terdiri dari kebiasaan dalam mengikuti pelajaran, semangat dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM)

d. berprestasi dalam belajar yang terdiri dari keinginan untuk berprestasi, mandiri dalam belajar, penyelesaian tugas atau pekerjaan rumah (PR), menggunakan kesempatan di luar jam pelajaran.

Berdasarkan beberapa uraian tentang motivasi di atas dapat disimpulkan bahwa motivasi belajar adalah keseluruhan daya penggerak berupa dorongan dari

dalam diri sendiri maupun dari luar mempengaruhi perilaku siswa dalam kegiatan belajar dan menimbulkan keinginan untuk melakukan aktivitas belajar yang

dilakukan secara sistematis, continue dan progresif demi mencapai tujuan pembelajaran. Bentuk motivasi yang diberikan oleh guru kepada anak didik merupakan upaya agar anak didik terdorong untuk belajar di sekolah dengan cara

memberi angka sebagai simbol atau nilai kegiatan di dalam belajar yang mengarahkan anak didik untuk lebih meningkatkan prestasi.

2. Pengertian Belajar

Belajar merupakan aktivitas yang sangat penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan khususnya untuk mencapai prestasi belajar tertentu. Melalui proses belajar dapat diperoleh pengetahuan dan pengalaman yang sangat

diperlukan bagi seseorang untuk mencapai cita-citanya. Menurut Sardiman (2006: 21) belajar adalah berubah, dalam hal ini yang dimaksud berubah adalah

usaha mengubah tingkah laku, karena belajar akan membawa suatu perubahan pada individu yang belajar. Sedangkan menurut Darsono (2000: 4) belajar adalah suatu aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

(27)

keterampilan dan sikap. Sugihartono (2007: 74) mendefinisikan pengertian belajar menjadi dua, yaitu belajar sebagai proses memperoleh pengetahuan, dan

belajar sebagai kemampuan yang relatif langgeng dari hasil latihan yang diperkuat.

Dalam memberi makna belajar, setiap orang memberi arti yang berbeda, sesuai sudut pandang dan kepentingan masing-masing. Slameto (2003: 13) mengungkapkan bahwa belajar adalah suatu proses untuk memperoleh motivasi

dalam pengetahuan, keterampilan, kebiasaan dan tingkah laku yang diperoleh dari instruksi. Hal ini berarti bahwa berhasil atau tidaknya tujuan pendidikan yang

telah ditetapkan bergantung pada bagaimana cara dan proses belajar peserta didiknya, baik ketika berada di sekolah maupun berada di rumah. Pemahaman tentang motivasi, tujuan, kebutuhan, dan cara belajar individu perlu diketahui agar

dapat menciptakan kegiatan belajar yang ideal. Sebagaimana pendapat yang dikemukakan oleh Sardiman (2006 :28) bahwa tujuan belajar ada tiga macam,

yaitu untuk mendapatkan pengetahuan, pemahaman konsep dan pembentukan sikap. Tujuan inilah yang mendorong seseorang untuk melakukan kegiatan belajar dengan adanya usaha, motivasi, dan kesadaran untuk mendapatkan ilmu

pengetahuan demi kelangsungan hidupnya. Djamarah (2002, 15-16) menyebutkan ciri-ciri belajar yaitu perubahan yang terjadi secara sadar, perubahan

(28)

Bagi guru pembimbing, pentingnya mengetahui tujuan belajar dapat memberikan petunjuk untuk melakukan rancangan pembelajaran, mengalokasikan

waktu, menyiapkan diri untuk mengajar, dan memberikan motivasi kepada siswa. Dengan demikian kegiatan belajar diharapkan dapat membawa perubahan bagi

siswa, baik perubahan pengetahuan, sikap, maupun keterampilan dan siswa akan terbantu dalam memecahkan permasalahan dalam hidupnya. Tindakan guru untuk dapat mengetahui tingkat kemampuan siswa adalah dengan cara menguji hasil

belajar siswa tersebut dengan menggunakan tes hasil belajar. Siswa dikatakan tuntas dalam belajarnya apabila nilai siswa telah mencapai taraf penguasaan

minimal yang ditetapkan bagi setiap bahan yang dipelajarinya. Suharsimi (2008: 3) menyatakan evaluasi merupakan sebuah proses pengumpulan data untuk menentukan sejauh mana, dalam hal apa, dan bagian mana tujuan pembelajaran

sudah tercapai.

Badan Standar Nasional Pendidikan (2007: ix) menyatakan penilaian

pencapaian kompetensi berdasarkan indikator berikut: penilaian diarahkan untuk mengukur pencapaian kompetensi, penilaian menggunakan acuan kriteria, hasil penilaian menentukan tindak lanjut perbaikan dengan remidi atau pengayaan.

Ada beberapa teori yang menjelaskan mengenai pembelajaran, diantaranya teori belajar menurut Slameto (2003: 9) yaitu teori yang menyatakan bahwa hal penting

dalam belajar adalah memperoleh respone yang tepat untuk memecahkan problem, dan mengerti atau memperoleh insight. Hal ini berarti bahwa berhasil

atau tidaknya tujuan belajar yang telah ditetapkan bergantung bagaimana cara dan

(29)

Berdasarkan definisi belajar di atas, dapat disimpulkan bahwa belajar dapat diartikan sebagai suatu usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Kegiatan tes hasil belajar

dilaksanakan setelah guru pembimbing selesai melaksanakan serangkaian proses pembelajaran berupa pemberian materi dan motivasi belajar kepada siswa. Tes hasil belajar dapat dilakukan dengan mengadakan ulangan harian, praktik,

penugasan, pembentukkan kelompok diskusi besar atau kecil di dalam kelas. Kegiatan tersebut dilaksakan untuk mengetahui penguasaan dan pengetahuan

siswa yang dilakukan selama masa tertentu.

3. Pengertian Kreativitas

Kreativitas memiliki peran penting dalam kehidupan manusia. Setiap

individu memiliki potensi kreativitas yang berbeda-beda dalam mencapai keberhasilan suatu kegiatan. Sebelum membahas kreativitas terlebih dahulu mengetahui bahwa kreativitas merupakan suatu bidang kajian yang kompleks,

yang menimbulkan berbagai perbedaan pandangan. Untuk menentukan satu definisi yang operasional dari kreativitas dirasa sangat sulit, karena kreativitas

merupakan konsep yang majemuk dan multidimensional. Perbedaan definisi kreativitas yang dikemukakan para ahli merupakan definisi yang saling melengkapi. Slameto (2003: 145) menjelaskan bahwa pengertian kreativitas

(30)

yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya, misalnya seorang guru menciptakan cara mengajar dengan diskusi yang belum pernah ia pakai.

Rachmawati dan Kurniati (2005: 15) mengatakan bahwa kreativitas merupakan suatu proses mental yang dilakukan individu berupa gagasan ataupun

produk baru, atau mengkombinasikan antara keduanya yang pada akhirnyakan melekat pada dirinya. Menurut Pamilu (2007: 9) kreativitas adalah kemampuan seseorang untuk menciptakan sesuatu yang ditandai dengan orisinilitas dalam

berekspresi yang bersifat imajinatif. Wijaya (2010: 2) mengungkapkan bahwa kreativitas sebagai kemampuan untuk menciptakan suatu produk baru, baik yang

benar-benar baru sama sekali maupun yang merupakan modifikasi atau perubahan dengan mengembangkan hal-hal yang sudah ada. Menurut Munandar (2009: 10) ciri-ciri kreativitas dapat dibedakan menjadi dua yaitu ciri non-kognitif

(non-aptitude) meliputi motivasi, kepribadian, sikap kreatif, dan ciri kognitif ((non-aptitude) antara lain:

a. Kelancaran berpikir (fluency of thinking), yaitu kemampuan untuk menghasilkan banyak ide yang keluar dari pemikiran seseorang secara cepat.

b. Keluwesan berpikir (flexibility), yaitu kemampuan untuk memproduksi sejumlah ide, jawaban-jawaban atau pertanyaan-pertanyaan yang bervariasi. Mereka dengan mudah dapat meninggalkan cara berpikir lama dan menggantikannya dengan cara berpikir yang baru.

c. Elaborasi (elaboration), yaitu kemampuan dalam mengembangkan gagasan dan menambahkan atau memperinci detail-detail dari suatu objek, gagasan atau situasi sehingga menjadi lebih menarik.

(31)

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kreativitas dapat dimiliki oleh orang yang mempunyai motivasi tinggi dalam mengenal masalah-masalah yang

bernilai untuk dapat memperoleh kemampuan baru yang bersifat fungsional dan positif. Seseorang dapat memusatkan perhatiannya pada suatu masalah secara

sadar untuk memecahkannya dengan menerima ide baru yang muncul dari dirinya sendiri atau yang dikemukakan oleh orang lain, kemudian secara energik menerjemahkan idenya melalui tindakan dan mengakibatkan hasil pemecahan

masalah yang sangat berguna dan dapat ditumbuh kembangkan melalui proses yang terdiri dari beberapa faktor yang dapat mempengaruhinya.

4. Kreativitas Mengajar Guru

Mengajar adalah suatu perbuatan yang kompleks, disebut kompleks karena mengandung unsur seni, ilmu, teknologi, dan keterampilan, selain itu kemampuan

personel guru dituntut profesional dalam penguasaan materi, metode, teori, dan praktik dalam interaksi dengan siswa. Menurut Siswoyo (2007: 119) pendidik

pada lingkungan sekolah disebut guru, guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan

perkembangannya, guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh dapat berperan sebagai perencana, pengantar dan

pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Menurut Sardiman (2010: 144) guru yang baik harus mampu berperan sebagai informator, planner,

(32)

Guru dituntut untuk mendemonstrasikan dan menunjukkan proses kreativitas. Selanjutnya, guru berusaha untuk menemukan cara yang lebih baik

dalam melayani peserta didik sehingga peserta didik akan menilai bahwa guru tersebut benar-benar memiliki kreativitas. Untuk mengetahui ciri-ciri kreativitas

pada diri seseorang, Narwati (2011: 11) menuturkan ciri-ciri guru kreatif diantaranya guru fleksibel yang memahami karakter siswa, guru optimis yang meningkatkan potensi anak didik, guru yang berinteraksi menyenangkan dalam

pembelajaran, guru yang memunculkan humor disela-sela pembelajaran, dan guru kreatif yang menjalin komunikasi ringan untuk mendekatkan hubungan guru dan

siswa. Menurut Yusum dan Nurihsan (2005: 247) ciri-ciri guru kreatif, yaitu terbuka terhadap pengalaman baru, fleksibel dalam berpikir dan merespon, percaya diri dan mandiri, memiliki tanggung jawab dan komitmen kepada tugas,

dan tertarik kepada kegiatan-kegiatan kreatif.

Apabila syarat tersebut terpenuhi maka sangat mungkin akan menjadi guru

kreatif, sehingga mampu mendorong siswa belajar secara aktif dalam proses belajar mengajar. Menurut Slameto (2003: 146) yang penting dalam kreativitas itu bukanlah penemuan sesuatu yang belum pernah diketahui orang sebelumnya,

melainkan produk kreativitas itu merupakan sesuatu yang baru bagi diri sendiri dan tidak harus sesuatu yang baru bagi orang lain atau dunia pada umumnya.

Dengan demikian diperlukan pemikiran kreatif dan inovatif dari guru agar dapat mewujudkan peran dan fungsinya secara efektif yang mampu mempengaruhi anak

(33)

Talajan (2012: 58-59) menyebutkan kreativitas mengajar guru dapat

diarahkan pada dua komponen pembelajaran di kelas, yaitu:

a. Kreativitas mengelola kelas

Kreativitas mengelola kelas adalah aktivitas guru dalam mengorganisasikan sumber daya yang ada, serta menyusun perencanaan aktivitas yang dilakukan di kelas untuk mengarahkan proses pembelajaran yang ideal. Kreativitas guru dalam mengelola kelas dapat diarahkan untuk membantu peserta didik agar dapat belajar secara kolaboratif, kooperatif dan menciptkan lingkungan akademik yang kondusif dalam proses belajar.

b. Kreativitas pemanfaatan media belajar

Kreativitas pemanfaatan media belajar atau benda yang dapat mendukung proses pembelajaran di kelas memiliki fungsi untuk membantu peserta didik dalam memahami konsep abstrak yang diajarkan, meningkatkan motivasi peserta didik dalam belajar, mengurangi terjadinya salah pemahaman materi, dan memotivasi guru untuk mengembangkan ilmu pengetahuan.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan secara garis besar yang

menjadi inidikator kreativitas guru adalah cara guru dalam merencanakan proses belajar mengajar, cara guru dalam mengajar dan cara guru dalam mengevaluasi. Dengan mengetahui peran dan syarat menjadi pendidik yang profesional, maka

seorang guru berusaha memperoleh kreativitas mengajarnya demi upaya peningkatan kualitas pendidikan.

5. Prestasi Belajar Seni Musik

Prestasi belajar merupakan hasil akhir dari proses belajar. Bukti

keberhasilan peserta didik dalam pencapaian tujuan pengajaran dapat diketahui dan dilihat dari prestasi belajarnya pada waktu tertentu. Hasil prestasi belajar seni musik dapat dicapai melalui berbagai macam kompetensi, keterampilan, dan

(34)

yang merupakan hasil interaksi antara berbagai faktor yang mempengaruhi baik dari dalam maupun dari luar individu dalam belajar.

Baharuddin dan Wahyuni (2007: 13) mengungkapkan bahwa secara etimologis belajar memiliki arti berusaha memperoleh kepandaian atau ilmu.

Menurut Hamzah (2010: 23) belajar adalah perubahan tingkah laku secara relatif permanen dan secara potensial terjadi sebagai hasil dari praktik atau penguatan yang dilandasi tujuan untuk mencapai tujuan tertentu. Sedangkan menurut

Sugihartono (2007: 74) belajar merupakan suatu proses perubahan tingkah laku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya dalam memenuhi

kebutuhan hidupnya. Dalyono (2009: 49) mengungkapkan belajar dapat didefinisikan sebagai suatu usaha atau kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang, mencakup perubahan tingkah laku, sikap,

kebiasaan, ilmu pengetahuan, keterampilan dan sebagainya. Djamarah (2002: 13) mengatakan belajar merupakan serangkaian kegiatan jiwa raga untuk memperoleh

suatu perubahan tingkah laku sebagai hasil dari pengalaman individu dalam interaksi dengan lingkungan yang menyangkut kognitif, afektif, dan psikomotor.

Definisi tersebut memiliki pengertian bahwa belajar adalah sebuah

kegiatan untuk mencapai kepandaian atau ilmu. Dalam hal ini, usaha untuk mencapai semua tujuan merupakan usaha manusia untuk memenuhi kebutuhannya

dalam mendapatkan kepandaian atau ilmu yang belum didapatkannya. Sehingga dengan kegiatan belajar, manusia menjadi lebih memahami, mengerti, tentang sesuatu. Prestasi belajar dapat diukur atau dievaluasi untuk mengetahui tingkat

(35)

sebuah grafik (naik atau turun). Jika naik berarti dapat dikatakan bahwa prestasi individu tersebut mengalami peningkatan. Begitu juga jika turun berarti dapat

dikatakan bahwa prestasi individu tersebut mengalami penurunan.

Menurut Suryabrata (2007: 297) hasil prestasi belajar merupakan

perumusan terakhir yang dapat diberikan oleh guru mengenai kemajuan atau prestasi belajar siswa selama masa tertentu. Hal tersebut pada suatu saat tertentu dapat diukur dengan suatu alat atau tes, seperti tugas harian, ulangan harian, ujian

akhir semester dan lain sebagainya. Apabila seorang siswa ingin memperoleh prestasi belajar yang baik maka harus mengikuti pelajaran dengan baik dan

memperoleh hasil belajar yang baik. Menurut Anwar (2005, 8-9) tes prestasi belajar bila dilihat dari tujuannya yaitu untuk mengungkap keberhasilan seseorang dalam belajar. Tirtonegoro (2001: 43) menyatakan bahwa prestasi belajar adalah

penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk simbol, angka, huruf maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai

oleh setiap anak dalam periode tertentu. Pendapat lain juga diungkapkan oleh Tulus (2004 :75) bahwa prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai siswa ketika mengikuti dan mengerjakan tugas dan kegiatan pembelajaran di sekolah.

Prestasi belajar memiliki keterkaitan dengan kegiatan belajar siswa, secara umum faktor yang mempengaruhi prestasi belajar dibedakan atas dua kategori, yaitu

faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Slameto (2003: 54) bahwa faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar yaitu faktor fisiologis yang mencakup kesehatan dan cacat tubuh, faktor psikologis yaitu intelegensi,

(36)

internal menurut Aunurrahman (2013: 177) meliputi sikap terhadap belajar, motivasi, konsentrasi, pengolahan pesan pembelajaran, rasa percaya diri dan

kebiasaan belajar. Selain faktor internal yang mempengaruhi prestasi belajar adapun faktor eksternal yang terdiri dari faktor sosial dan faktor non sosial.

Menurut Suryabrata (2002: 121) faktor sosial adalah faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah seperti guru sebagai pembimbing siswa, antara siswa dengan siswa, lingkungan masyarakat seperti keadaan masyarakat, teman

sebaya, dan organisasi pemuda. Adapun faktor non sosial menurut Suryabrata (2002: 121) adalah faktor yang berasal bukan dari manusia antara lain cuaca,

waktu, dan tempat.

Dalyono (2009: 55) mengemukakan beberapa faktor yang menentukan pencapaian hasil belajar yaitu sebagai berikut:

a. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri sendiri yang meliputi: kesehatan jasmani dan, intelegensi atau aspek kejiwaan, minat dan motivasi, cara belajar dan strategi belajar yang baik agar belajarnya dapat berhasil dan memberikan hasil yang baik sehingga apa yang telah dilakukan tidak sia-sia.

b. Faktor ekternal merupakan faktor yang berasal dari luar diri subjek belajar yang meliputi: keluarga yang merupakan famili yang menjadi penghuni rumah, keadaan sekolah tempat belajar, kualitas guru, keadaan fasilitas/perlengkapan di sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid per kelas, masyarakat di sekitar tempat tinggal yang terdiri dari orang-orang yang berpendidikan hal ini akan mendorong lebih giat belajar.

Berdasarkan beberapa pendapat tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa belajar bisa menghasilkan suatu perubahan dalam diri seseorang. Penilaian

prestasi belajar bertujuan untuk mengetahui sampai sejauh mana telah terjadi perubahan bagi seorang siswa dan sejauh mana mereka sudah mencapai sasaran

(37)

dicapai setiap anak setelah melakukan kegiatan belajar dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam bentuk angka maupun simbol lain.

B. Penelitian yang Relevan

1. Terdapat penelitian yang mempunyai keterkaitan dengan penelitian yang dilakukan, dengan perbedaan pembahasan yaitu tentang sikap kemandirian

belajar, sedangkan penelitian ini membahas tentang motivasi belajar. Penelitian yang dianggap relevan adalah penelitian yang telah dilakukan oleh

Reza Ginandha Sakti tahun 2012 dengan judul “Korelasi Antara Sikap Kemandirian Belajar Siswa dengan Prestasi Hasil Belajar pada Mata Pelajaran Seni Musik Kelas VIII C SMP Negeri 3 Klaten Tahun 2012/2013”.

Adapun kesimpulan dari penelitian tersebut adalah terdapat korelasi antara 2 variabel, yaitu sikap kemandirian belajar dan prestasi hasil belajar siswa

dengan koefisien korelasi r hitung sebesar 0.643 yang lebih besar dari r tabel untuk N=36 sebesar 0.329 pada taraf signifikansi 5 %, dengan kesimpulan semakin tinggi sikap kemandirian belajar siswa kelas VIII C SMP Negeri 3

Klaten pada pelajaran Seni Musik, maka akan semakin baik pula nilai prestasi hasil belajar Seni Musiknya.

2. Penelitian yang dilakukan oleh Ardyansah Jani Putra tahun 2011 dengan judul “Pengaruh Minat Dan Motivasi Siswa Dalam Kegiatan Ekstrakurikuler Seni Musik Terhadap Prestasi Belajar Seni Budaya” dianggap memiliki keterkaitan

dengan penelitian Betha dengan perbedaan subjek dan objek penelitian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: 1. Ada pengaruh yang signifikan antara minat

(38)

ttabel (1,662) serta sig t (0,021) ≤ alpha (0,05), 2. Ada pengaruh yang

signifikan antara motivasi (X2) terhadap prestasi belajar (Y) hal ini ditunjukan dengan thitung (3,016) ≥ ttabel (1,662) serta sig t (0,003) ≤ alpha (0,05), 3.

Ada pengaruh yang signifikan antara ekstrakurikuler (X3) terhadap prestasi belajar (Y) hal ini ditunjukan dengan thitung (2,432) ≥ ttabel (1,662) serta sig t

(0,017) ≤ alpha (0,05), 4. Ada pengaruh yang signifikan antara minat (X1),

motivasi (X2), serta ekstrakurikuler (X3) secara bersamaan mempengaruhi prestasi belajar (Y) hal ini ditunjukan dengan fhitung (9,021) ≥ ftabel (2,70)

serta sig f (0,000) ≤ alpha (0,05).

C. Kerangka Pikir

Keberhasilan belajar seni musik siswa dipengaruhi oleh beberapa faktor di antaranya adalah faktor yang terdapat dari dalam diri siswa (internal) dan faktor

yang berasal dari luar diri siswa (eksternal). Faktor internal yang mempengaruhi hasil prestasi belajar di antaranya adalah kesehatan, cacat tubuh, perhatian, minat, bakat, sedangkan faktor eksternal di antaranya adalah faktor keluarga, yang

meliputi cara orang tua mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah, keadaan ekonomi keluarga, metode guru dalam mengajar, kurikulum, disiplin, alat

pengajaran, serta faktor masyarakat yang mencakup kegiatan siswa dalam masyarakat, dan media.

Motivasi belajar mempunyai peranan penting untuk meningkatkan hasil

prestasi belajar seni musik. Motivasi adalah keadaan yang terdapat dalam diri maupun dari luar siswa yang mendorongnya untuk melakukan aktivitas tertentu

(39)

akan menghasilkan prestasi belajar yang lebih baik. Kurangnya motivasi belajar siswa memiliki dampak terhadap kesadaran siswa untuk belajar sehingga akan

berpengaruh pada prestasi belajar. Faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa di lingkungan sekolah bergantung pada cara mengajar guru. Dengan

demikian, seorang guru dituntut untuk selalu kreatif dalam menciptakan pembelajaran yang menarik perhatian siswa dalam mengikuti proses belajar mengajar.

Gambar 1: Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Dan Kreativitas Mengajar

Guru Terhadap Prestasi Belajar

Berdasarkan kerangka teoretis yang telah diuraikan, terdapat kaitan erat

antara motivasi belajar siswa yang terdiri dari faktor internal dan eksternal terhadap prestasi belajar siswa, kemudian hubungan kreativitas mengajar guru yang mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kenyataan di lapangan masih banyak

siswa yang kurang menyadari bahwa motivasi memiliki sumbangan dalam mencapai hasil belajar, selain itu kreativitas mengajar guru masih terlihat kurang

Faktor yang mempengaruhi prestasi belajar siswa

Motivasi belajar siswa Kreativitas mengajar guru

(40)

menarik untuk siswa, sehingga siswa terlihat jenuh dalam kegiatan pembelajaran. Untuk membantu siswa menyadari pentingnya motivasi belajar dan membantu

guru untuk lebih kreatif, maka perlu dikaji tentang pengaruh motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar siswa, dengan

demikian siswa akan menyadari bahwa motivasi belajar perlu dimiliki oleh masing-masing siswa untuk meningkatkan hasil prestasi belajar, serta guru dapat menyadari pentingnya kreativitas dalam mengajar.

D. Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka teoretis dan kerangka pikir yang telah dikemukakan,

maka diajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara motivasi belajar siswa terhadap prestasi belajar seni musik kelas VIII SMP N 4 Yogyakarta

2. Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas VIII SMP N 4 Yogyakarta

(41)

Penelitian ini termasuk jenis ex post facto. Menurut Hamid (2010: 223)

penelitian ex post facto merupakan penelitian dimana variabel bebas telah terjadi ketika peneliti mulai dengan pengamatan variabel terikat dalam suatu penelitian. Dalam hal ini, penelitian ex post facto merupakan penelitian yang bertujuan

menemukan faktor penyebab hasil prestasi belajar yang dipengaruhi oleh motivasi belajar dan kreativitas mengajar guru dengan menguji hipotesis tetapi tidak

memberikan perlakuan tertentu.

Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, karena data yang diperoleh disajikan dalam bentuk angka-angka dan dianalisis menggunakan analisis

statistik. Menurut sifat masalahnya, penelitian ini merupakan penelitian korelasional karena bertujuan untuk mengungkap hubungan antara variabel bebas

yaitu motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru dengan variabel terikat yaitu prestasi belajar siswa.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di SMP Negeri 4 Yogyakarta pada bulan Agustus 2016. Sekolah yang berlokasi di jalan Hayam Wuruk 18 Yogyakarta ini dipilih sebagai lokasi penelitian karena telah dilakukan observasi awal oleh peneliti pada

saat melaksanakan kegiatan Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) pada bulan Juli 2014. Peneliti menemukan kasus dalam proses pembelajaran mata pelajaran seni

(42)

r

1

musik di kelas IX masih terdapat siswa yang kesulitan dalam memahami dan mengekspresikan karya seni dengan baik yang mempengaruhi hasil belajar siswa.

C. Variabel Penelitian

Penelitian ini terdiri atas variabel independen (bebas) dan variabel dependen (terikat). Menurut Sugiyono (2014: 39) variabel independen (bebas)

merupakan variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab perubahannya variabel dependen (terikat) dan variabel dependen (terikat) yang merupakan

variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat. Variabel penelitian sebagai berikut:

1. Motivasi belajar siswa (dilambangkan dengan X1), sebagai variabel bebas.

2. Kreativitas mengajar guru (dilambangkan dengan X2), sebagai variabel

bebas.

3. Prestasi belajar (dilambangkan dengan Y), sebagai variabel terikat.

Selanjutnya berdasarkan posisi variabel-variabel tersebut maka dapat dibuat suatu model hubungan antara variabel sebagai berikut :

Gambar 2: Model Hubungan Antar Variabel Penelitian (Sugiyono, 2014: 44)

X

1

X

2

Y

(43)

Keterangan :

X1 : Variabel motivasi belajar siswa

X2 : Variabel kreativitas guru Y : Variabel prestasi belajar

r1 : Hubungan secara individual/hubungan X1 dengan Y

r2 : Hubungan secara individual/hubungan X2 dengan Y

R : Korelasi ganda/hubungan X1 dan X2 secara bersama-sama dengan Y

D. Populasi dan Sampel Penelitian 1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas IX SMP Negeri 4 Yogyakarta tahun pelajaran 2016/2017 yang berjumlah 170 siswa.

Sugiyono (2014: 80) menyatakan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas objek atau subjek yang mempunyai kualitas karakteristik tertentu

yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.

Tabel 1: Distribusi Populasi Penelitian

No. Kelas dan Program Keahlian Jumlah Siswa

1. IX A 34

2. IX B 34

3. IX C 34

4. IX D 34

5. IX E 34

Total 170

(44)

2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang akan diteliti atau sebagian

jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Menurut Sugiyono (2014: 81) apabila populasi besar dan tidak memungkinkan peneliti untuk mempelajari

semua yang ada pada populasi, misalnya karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi. Apabila dari jumlah anggota populasi sesudah dipertimbangkan cukup diambil

sebuah sampel, maka hasil penelitian sampel tersebut akan mewakili seluruh populasi. Dalam penelitian ini sampel yang akan diteliti adalah siswa-siswi kelas

IX A, IX B, IX C, IX D, dan IX E SMP Negeri 4 Yogyakarta. Menurut Sugiyono (2014: 81) apabila besar, peneliti dapat menggunakan sampel yang diambil dari populasi tersebut, kemudian kesimpulannya dapat diberlakukan untuk populasi,

maka sampel yang diambil harus bersifat representatif (mewakili).

Adapun teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan

sampel acak (random sampling). Menurut Suharsimi (2002: 111) random sampling yaitu peneliti mencampur subjek-subjek dalam populasi sehingga semua

subjek dianggap sama, dengan demikian peneliti memberi hak yang sama kepada

setiap subjek untuk memperoleh kesempatan (chance) dipilih menjadi sampel. Menurut Sukandar (2006: 47) sampel adalah bagian dari populasi yang memiliki

sifat-sifat yang sama dari objek yang merupakan sumber data. Dengan demikian sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang merupakan sumber data. Menurut Suharsimi (2003: 56) untuk menetapkan jumlah populasi kecil atau lebih

(45)

Keterangan:

N = besar populasi n = besar sampel

d = tingkat kepercayaan atau ketepatan yang diinginkan 0.1

Cara pengambilan sampel (Suharsimi, 2003: 56)

dibulatkan menjadi 63 orang

Jadi sampel dalam penelitian ini berjumlah 63 orang yang diambil dari kelas

IX A, IX B, IX C, IX D, dan IX E SMP Negeri 4 Yogyakarta.

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data. Menurut

Sugiyono (2014: 48), tanpa mengetahui metode pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

(46)

1. Kuesioner (Angket)

Menurut Sugiyono (2014: 137-145) kuesioner merupakan teknik

pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya dan digunakan jika

jumlah responden cukup besar dan tersebar di wilayah yang luas. Kuesinor yang diberikan kepada responden berjumlah 32 butir soal yang terdiri dari 16 butir dari variabel motivasi belajar siswa dan 16 butir dari variabel kreativitas mengajar

guru.

2. Observasi

Menurut Suharsimi (2002: 145) observasi merupakan suatu pengamatan suatu aktivitas yang sedang berlangsung atau berjalan yang meliputi seluruh aktivitas perhatian terhadap suatu kajian objek dengan menggunakan alat indera

yang dilakukan dengan sengaja dan sadar untuk mengumpulkan data secara sistematis dan sesuai prosedurnya. Sugiyono (2014: 67) mengungkapkan bahwa

observasi tidak terstruktur adalah observasi yang tidak dipersiapkan secara sistematis tentang apa yang akan diobservasi. Observasi dalam penelitian ini termasuk dalam observasi tidak terstruktur karena hanya mengamati keadaan

lingkungan sekolah, keadaan ruang kelas, kondisi pembelajaran, keadaan siswa dan guru di SMP N 4 Yogyakarta.

3. Tes Prestasi Belajar

Tes prestasi belajar yang dilakukan dalam penelitian ini adalah untuk memperoleh data mengenai pengetahuan siswa terhadap mata pelajaran seni

(47)

tes yang diberikan oleh guru, sehingga peneliti hanya menggunakan data nilai dari guru untuk mengolah statistiknya, nilai ini merupakan nilai teori yang

digabungkan dengan nilai praktik yang diambil dari hasil prestasi belajar kelas VIII semester genap tahun ajaran 2015-2016.

4. Dokumentasi

Menurut Suharsimi (2006: 206) metode dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel berupa catatan, transkrip, buku, agenda dan

sebagainya. Metode dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini memperoleh data profil sekolah, data tentang jumlah siswa, dokumentasi foto,

dokumentasi nilai rapor kompetensi mata pelajaran seni musik yang diperoleh dari guru mata pelajaran seni musik dan dokumen-dokumen lainnya yang menunjang penelitian serta pencatatan yang berkaitan dengan prestasi belajar mata pelajaran

seni musik.

F. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket atau kuesioner untuk mendapatkan data tentang indikator-indikator dari faktor motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru. Angket yang digunakan dalam

penelitian ini adalah angket tertutup yaitu angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih jawabannya (Suharsimi, 2002:

(48)

dan16 butir pertanyaan tentang kreativitas mengajar guru, kemudian dijabarkan ke dalam pernyataan positif dan pernyataan negatif dengan alternatif pilihan diberi

skor sebagai berikut (Sugiyono, 2014: 93): Tabel 2: Pemberian skor positif

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 4

Setuju (S) 3

Tidak Setuju (TS) 2

Sangat Tidak Setuju (STS) 1

Tabel 3: Pemberian skor negatif

Jawaban Skor

Sangat Setuju (SS) 1

Setuju (S) 2

Tidak Setuju (TS) 3

(49)

Berikut ini adalah kisi-kisi instrumen motivasi belajar siswa dan

kreativitas mengajar guru seni musik kelas IX:

Tabel 4: Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data Motivasi Belajar

N

Internal Fisiologis Kesehatan - Keadaan siswa saat pelajaran

Sosial Keluarga - Suasana rumah

(50)

Tabel 5: Kisi-kisi Instrumen Kreativitas Mengajar Guru

N

o.

Faktor Indikator Positif Negatif

Jumlah

- Kemampuan guru untuk beradaptasi dengan siswa - Kreativitas guru dalam mengelola kelas

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

Suatu instrumen dinyatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa yang hendak diukur. Menurut Suharsimi (2002: 144) instrumen

yang baik harus memenuhi dua persyaratan penting yaitu valid dan reliable. Sebelum penelitian dilaksanakan maka diadakan uji coba instrumen terlebih

dahulu untuk menguji validitas dan reliabilitas instrumen penelitian, sehingga dapat diketahui layak atau tidaknya instrumen tersebut digunakan dalam pengambilan data penelitian. Dengan menggunakan instrumen yang valid dan

(51)

1. Validitas

Validitas merupakan suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan

atau kesahihan suatu instrument yang dapat menunjukkan tingkat ketepatan instrumen untuk mengukur apa yang harus diukur. Suharsimi (2002: 145)

mengungkapkan bahwa suatu instrumen yang valid atau sahih mempunyai validitas tinggi, sebaliknya instrument yang kurang valid berarti memiliki validitas rendah. Uji validitas yang digunakan yaitu pengujian terhadap kualitas

butir-butir instrumen. Instrumen yang sudah sesuai dengan isi dan aspek yang diungkapkan dapat dikatakan sudah memiliki validitas konstruksi.

Menurut Sugiyono (2014: 75) instrumen mempunyai validitas konstruk jika instrument tersebut dapat digunakan untuk mengukur gejala sesuai dengan dengan yang didefinisikan. Setelah instrumen dikonstruksikan tentang

aspek-aspek yang akan diukur, dengan berlandaskan teori tertentu, maka selanjutnya dikonsultasikan dengan ahli (expert). Ahli (expert) diminta pendapatnya tentang

instrumen yang telah disusun. Setelah pengujian konstruk dengan ahli (expert), maka diteruskan dengan uji coba instrumen.

Uji validitas yang digunakan yaitu pengujian terhadap kualitas butir-butir

instrumen. Validitas butir dicari dengan cara mengkorelasikan skor tiap-tiap butir dengan skor faktor (komponen dari skor butir), untuk mengukur validitas

(52)

Keterangan:

= koefisien korelasi antara X dan Y

= jumlah subyek

= jumlah skor butir soal

= jumlah skor total

= jumlah kuadrat skor butir soal X

= jumlah kuadrat jumlah total

= jumlah perkalian X dan Y

Kriteria pemilihan kepuasan untuk mengetahui valid atau tidaknya instrumen penelitian adalah jika r hitung lebih besar atau sama dengan r tabel

pada taraf signifikan 5%, maka butir instrumen yang dimaksud dikatakan valid. Jika r hitung diperoleh lebih kecil dari harga r tabel taraf signifikan 5%, maka

butir instrumen yang dimaksud dikatakan tidak valid. Butir instrumen yang tidak valid tidak akan digunakan dalam penelitian dan dianggap gugur. Perhitungan uji validitas menggunakan program komputer yaitu SPSS versi 13.0. Adapun hasil

(53)

Tabel 6. Hasil Validitas Motivasi Belajar

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji

validitas variabel motivasi belajar diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan nomor 8 dan 14 dinyatakan gugur karena r hitung < r

tabel.

Hasil uji validitas pada variabel kreativitas belajar guru disajikan sebagai berikut:

Tabel 7. Hasil Validitas Kreativitas Mengajar Guru

Butir r hitung r tabel Keterangan

Butir1 0,539 0,3 Valid

Butir2 0,516 0,3 Valid

(54)

Sumber: Data Primer 2016

Berdasarkan data di atas dapat diambil kesimpulan bahwa pada uji

validitas variabel kreativitas mengajar guru diketahui tidak semua pertanyaan dalam kuesioner valid. Pertanyaan nomor 15 dinyatakan gugur karena r hitung < r tabel.

2. Reliabilitas

Reliabilitas menunjuk pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen

cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Instrumen yang baik tidak akan bersifat tendensius, mengarahkan responden untuk memilih jawaban-jawaban tertentu (Suharsimi,

2002: 154). Jadi reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama. Pengujian reliabilitas dilakukan dengan

menghitung korelasi antara belahan ganjil-genap dengan rumus korelasi product

Butir4 0,489 0,3 Valid

Butir5 0,567 0,3 Valid

Butir6 0,657 0,3 Valid

Butir7 0,553 0,3 Valid

Butir8 0,494 0,3 Valid

Butir9 0,648 0,3 Valid

Butir10 0,610 0,3 Valid

Butir11 0,546 0,3 Valid

Butir12 0,617 0,3 Valid

Butir13 0,495 0,3 Valid

Butir14 0,545 0,3 Valid

Butir15 -0,103 0,3 Gugur

(55)

moment (Umar, 2007: 45). Reliability adalah indeks yang menunjukan sejauh

mana instrumen dapat dipercaya dan diandalkan.

Uji reliabilitas dalam penelitian ini menggunakan rumus Cronbach Alpha’s (Suharsimi, 2013: 180) sebagai berikut:

Keterangan:

= reliabilitas instrumen

= banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

= jumlah varians butir

= varians total

Setelah kuisioner reliabilitas instrumen diketahui, selanjutnya angka tersebut diinterpretasikan dengan tingkat keandalan koefisien korelasi yaitu:

Tabel 8. Interpretasi Nilai r

Interval koefisien Tingkat hubungan

0,00 – 0,199 Sangat rendah

0,20 – 0,399 Rendah

0,40 – 0,599 Sedang

0,60 – 0,799 Kuat

0,80 – 1,000 Sangat kuat

(56)

Hasil uji reliabilitas disajikan pada tabel di bawah ini:

Tabel 9. Hasil Uji Reliabilitas

Variabel Batas Norma Nilai Cronbach Alpha Keterangan

Motivasi Belajar >0,60 0,882 Reliabel

Kreativitas Mengajar

Guru >0,60 0,854 Reliabel

Sumber: Data Primer 2016

Hasil uji reliabilitas menunjukkan bahwa semua item pertanyaan dari dua variabel yang diteliti adalah reliabel karena mempunyai nilai Cronbach

Alpha > 0.60.

H. Teknik Analisis Data

Analisis data merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden

atau sumber data dari seluruh responden atau sumber lain terkumpul. Hubungan antar variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah hubungan kausal. Sugiyono (2014: 146) mengungkapkan bahwa hubungan kausal adalah hubungan

yang bersifat sebab akibat, yang terdiri dari variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan dependen (dipengaruhi). Teknik analisis yang digunakan

dalam penelitian ini adalah: 1. Analisis Deskriptif

Menurut Sugiyono (2014: 157) statistik deskriptif adalah statistik yang

digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud

(57)

(SD) (Sugiyono, 2014: 165). Untuk memperoleh distribusi frekuensi digunakan perhitungan interval kelas, rentang interval, dan panjang interval. Adapun rumus

perhitungan menurut Sugiyono (2014: 171) adalah sebagai berikut: a. Menghitung central tendency (gejala pusat), yang meliputi:

1) Rata-rata hitung (Mean)

Mean adalah nilai rata-rata yaitu total dibagi jumlah individu.

K eterangan:

= Mean (rata-rata)

X i = Nilai X ke i sampai ke n

N = Jumlah individu (Sugiyono, 2014: 175) 2) Median (Md)

Median adalah suatu nilai yang membatasi 50% dari frekuensi distribusi sebelah atas dan 50% frekuensi sebelah bawah.

Keterangan : Md = median.

b = batas bawah, dimana median akan terletak n = banyak data / jumlah sampel

p = panjang kelas interval

(58)

3) Modus (Mo)

Modus adalah nilai yang mempunyai frekuensi terbanyak dalam distribusi.

Keterangan :

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = Panjang kelas interval

b1 = Frekuensi pada kelas modus (frekuensi pada kelas interval yang

terbanyak) dikurangi frekuensi kelas interval terdekat sebelumnya.

b2 = Frekuensi kelas modus dikurangi frekuensi kelas interval berikutnya

(Sugiyono, 2014: 186) 4) Standar deviasi (SD)

Keterangan:

s = standar deviasi (simpangan baku)

b = Batas kelas interval dengan frekuensi terbanyak p = panjang kelas interval

X i = Nilai X ke i sampai ke n X = Nilai rata-rata

(59)

b. Kategorisasi Variabel Penelitian

Dari skor tersebut kemudian dibagi dalam 5 kategori sangat rendah,

rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi dengan rumus yang diambil dari Glass dan Hopkins (1984: 87) sebagai berikut:

1) Menghitung rentang data (range)

Untuk menghitung range digunakan rumus berikut: Range = Xmaks- Xmin

2) Menentukan panjang kelas

Untuk menentukan panjang kelas digunakan rumus sebagai berikut:

Class Width = Range Category

Setelah mendapatkan panjang kelas (class width) kemudian menghitung

skor yang digunakan untuk menentukan kategori sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, sangat tinggi dengan cara menjumlahkan nilai minimum dengan range

sampai mencapai batas maksimum. Langkah berikutnya adalah menganalisis data untuk menarik kesimpulan dari penelitian yang dilakukan. Analisis data yang digunakan dari penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif

(60)

Keterangan:

P = persentase yang dicari F = frekuensi

N = jumlah responden 2. Uji Prasyarat Analisis

Uji prasyarat analisis dimaksudkan untuk mengetahui data yang dikumpulkan memenuhi syarat untuk dianalisis dengan teknis statistik yang dipiih. Uji prasyarat meliputi normalitas dan linieritas.

a. Uji Normalitas

Normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data yang di peroleh

merupakan distribusi normal atau tidak. Adapun metode statistik untuk menguji normalitas dalam penelitian ini adalah Kolmograv-Smirnor [sn2 (x)-Sn2(x)], D = max” (Sugiyono, 2014: 156). Apabila probabilitas yang di peroleh melalui hasil

perhitungan (KDhitung) lebih besar atau sama dengan (KDtabel) pada taraf

signifikan 5% berarti sebaran data variabel tersebut normal. Apabila probabilitas hasil perhitungan (KDhitung) lebih kecil dari (KDtabel) pada taraf signifikan 5%

maka sabaran data untuk varian tersebut tidak normal. b. Uji Linieritas

Linieritas data dimaksudkan untuk mengetahui apakah pengaruh antara variabel bebas dan variabel terikat berbentuk linear atau tidak. Antara variabel bebas dan variabel terikat dikatakan berpengaruh linear bila kenaikan skor

(61)

yaitu apabila harga lebih kecil dari pada pada taraf signifikansi 5%,

maka model linier tersebut dapat diterima karena pengaruh antara variabel bebas

dan variabel terikat berbentuk linier. Sebaliknya jika harga lebih besar dari

harga pada taraf signifikansi 5% maka pengaruh antara variabel bebas dan

variabel terikat tidak berbentuk linier. Sedangkan uji regresi ganda hanya dapat

dilanjutkan apabila data tersebut linier. 3. Uji Hipotesis

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi

berganda. Analisa regresi berganda bertujuan untuk menguji pengaruh antara motivasi belajar siswa dan kreativitas mengajar guru terhadap prestasi belajar seni musik kelas IX SMP N 4 Yogyakarta. Langkah-langkah yang harus ditempuh

dalam analisa regresi ganda ini adalah:

a. Membuat persamaan garis regresi empat prediktor

Y = a1 X1 + a2 X2+K

Keterangan:

Y = kriterium (variabel terikat) X1, X2 = prediktor 1, prediktor 2

a1,a2 = bilangan koefisien X1, X2

K = bilangan konstan

(Hadi, 2004: 18)

b. Menguji keberartian regresi ganda dengan menggunakan uji F

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen secara bersama-sama (simultan) dapat berpengaruh terhadap variabel

(62)

Keterangan:

Freg = harga F garis regresi

N = cacah kasus m = cacah prediktor

R = koefisien korelasi antara kriterium dengan prediktor-prediktor

Selanjutnya, Fhitung dikonsultasikan dengan Ftabel dengan derajad

kebebasan (dk) m lawan N-m-1 pada taraf signifikansi 5%. Apabila Fhitung lebih

besar atau sama dengan Ftabel maka terdapat pengaruh yang signifikan antara

variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika Fhitung lebih kecil dari Ftabel maka

pengaruh antara variabel bebas terhadap veriabel terikat tidak signifikan. c. Uji Parsial (Uji t)

Uji Parsial digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen secara individu (parsial). Rumus yang digunakan menurut Sugiyono (2014: 250) adalah:

Keterangan: ti = t hitung

bi = koefisien regresi

SE = standar eror regresi

Jika t hitung ≥ t tabel pada taraf signifikansi 0,05 maka terdapat pengaruh

yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara individu dan hipotesis diterima, namun jika t hitung < t tabel maka tidak terdapat pengaruh

(63)

d. Koefisien Determinan (R2)

Dalam penelitian ini, digunakan R² untuk mengukur besarnya konstribusi

variabel X terhadap variasi (naik turunnya) variabel Y. Nilai R² menunjukkan seberapa besar model regresi mampu menjelaskan variabel terikat. Rumus untuk

menghitung R² adalah:

R² =

R² = Koefisien determinasi, artinya pengaruh variabel bebas X1, X2 secara

bersama-sama terhadap variabel terikat. 4. Definisi operasional

Untuk menghindari salah pengertian tentang variabel dalam penelitian

ini, maka perlu definisi operasional variabel sebagai berikut : a. Motivasi belajar

Motivasi belajar adalah suatu dorongan seseorang untuk merubah tingkah lakunya sebagai hasil pengamatannya dan interaksi dengan lingkungannya. Dengan adanya motivasi belajar pada siswa, diharapkan siswa

memiliki hasil belajar yang tinggi. b. Kreativitas mengajar

Kreativitas mengajar merupakan kemampuan untuk memberikan

gagasan-gagasan baru dan menerapkannya dalam pemecahan masalah. Guru harus dapat memberikan kemudahan belajar bagi seluruh peserta didik, agar dapat

(64)

c. Prestasi belajar

Prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh seseorang setelah ia

Gambar

Gambar 1: Pengaruh Motivasi Belajar Siswa Dan Kreativitas Mengajar Guru Terhadap Prestasi Belajar
Gambar 2: Model Hubungan Antar Variabel Penelitian (Sugiyono, 2014: 44)
Tabel 1: Distribusi Populasi Penelitian
Tabel 2: Pemberian skor positif
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan ini saya Nama: Iga Widiana NIM: H0713089 Program Studi: Agroteknologi menyatakan bahwa dalam skripsi saya yang berjudul “KULTUR JARINGAN PISANG MAS

Kantor Perpustakaan dan Arsip Daerah Kota Salatiga (Persipda) merupakan salah satu organisasi yang menerapkan otomasi sistem informasi yang disebut Senayan Library

Terampil jika menunjukkan sudah ada usaha untuk menerapkan konsep/prinsip dan strategi pemecahan masalah yang relevan yang berkaitan dengan nilai limit fungsi aljabar

Pelatih Membuat &amp; Mengumumkan keputusan Pelatih Membuat Keputusan Dan menjualnya Pelatih Mengajukan Ide dan Mengundang pertanyaan Pelatih Mengajukan Keputusan Sementara Yang

adalah salah satu dari dua pembuluh darah utama yang membawa darah de-oksigen.. dari tubuh

Faktor yang pertama adalah sikap orang lain, sejauh mana sikap orang lain akan mengurangi alternatif pilihan seseorang akan tergantung pada dua hal: (1) intensitas sikap negatif

[r]

Metode penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian ini yaitu metode Penelitian Tindakan Kelas (Classroom Action Research) yang berusaha menggunakan