• Tidak ada hasil yang ditemukan

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN CIKADUT 5 KOTA BANDUNG.

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN CIKADUT 5 KOTA BANDUNG."

Copied!
27
0
0

Teks penuh

(1)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

MELALUI METODE DEMONSTRASI

(Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cikadut 5 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar

Oleh

MELLA PRATIWI

0604123

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR JURUSAN PEDAGOGIK

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

BANDUNG 2013

(2)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA

DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN

WUJUD BENDA MELALUI METODE DEMONSTRASI

Oleh Mella Pratiwi

Sebuah skripsi yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana pada Fakultas Iimu Pendidikan

© Mella Pratiwi 2013 Universitas Pendidikan Indonesia

Juli 2013

Hak Cipta dilindungi undang-undang.

(3)

LEMBAR PENGESAHAN

Mella Pratiwi 0604123

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA

MELALUI METODE DEMONSTRASI

(Penelitian tindakan kelas dilaksanakan pada siswa kelas IV SDN Cikadut 5 Kota Bandung Tahun Pelajaran 2012/2013)

Disetujui dan disahkan Oleh :

Pembimbing I

Drs, Dede Somarya, M.Pd NIP 195803051984031002

Pembimbing II

Drs. Nana Djumhana, M.pd NIP. 195905081984031002

Mengetahui, Ketua Jurusan Pedagogik Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia

(4)

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA MATERI PERUBAHAN WUJUD BENDA MELALUI METODE

DEMONSTRASI DI KELAS IV SDN CIKADUT 5 KOTA BANDUNG

ABSTRAK

Oleh Mella Pratiwi

0604123

(5)

EFFORTS TO IMPROVE STUDENT LEARNING OUTCOMES OF THE CHANGES IN LEARNING IPA METHOD THROUGH DEMONSTRATION IN CLASS IV SDN

CIKADUT 5 BANDUNG

ABSTRACT

By Mella Pratiwi

0604123

This study was conducted because of the low values seen teaching science, which is only 34.09% of students who achieved only on subjects KKM objects change shape. As well as the many factors that lead to low science learning outcomes are internal and external factors of internal studen.Factor among other things: motivation, intelligence, habits, saturation, and confidence self. external factors are factors that are beyond the students, such as: teacher as learning activities, learning strategies, infrastructure, curriculum and environment. destination

of this study is to improve learning in order to improve learning outcomes studen.Metode study is a model of classroom action research (Classroom Action Research). research method

used in this demonstration . study was conducted by 2 cycles, the implementation of the first cycle, increasing student learning is still emerging, it appears from the results of their study were not met KKM, and the second cycle increased learning outcomes and learning activities siswa.Ini shown by students during the learning activity. demonstration method is considered

very effective for improving student learning outcomes for the students to get involved directly in the process of a learning . In no one learning method is not always effective and some are learning method that is always bad when applied in the learning process as well as

effective methods of demonstration Whether or not the method used is determined by the ability and creativity of teachers and students themselves condition, therefore use method

demonstration demanding good teacher creativity in planning, implementation, and evaluation of the learning process is done and the real object method demonstration presented

(6)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK ...……….. i

KATA PENGANTAR ..………... ii

DAFTAR ISI……….vi

DAFTAR GAMBAR …...………viii

DAFTAR TABEL ……...………...………..ix

DAFTAR GRAFIK ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...……… 1

B. Rumusan Masalah ………. 6

C. Tujuan Penelitian ……….. 6

D. Manfaat Penelitian ....……… 7

E. Definisi Oprasional ..………. 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Hasil Belajar ………...……… 9

B. Metode Demonstrasi …..…...……… 11

C. Pembelajaran IPA di SD ...………… 17

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Metode Penelitian ……….. 25

B. Model PTK yang Dikembangkan …..……… 25

C. Lokasi dan Subjek Penelitian ………...………. 27

D. Instrumen Penelitian ……...….. 27

E. Prosedur Penelitian ………...………. 28

F. Teknik Pengumpulan Data ... 31

(7)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Awal Penelitian ……… 35

B. Hasil Penelitian …...……… 36

C. Pembahasan ... 56

BAB V SIMPULAN DAN SARAN A. Simpulan ……….... 62

B. Saran ………...……… 63

DAFTAR PUSTAKA ... 65

LAMPIRAN ... 66

RIWAYAT HIDUP ...134

DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 2.1 Skema perubahan wujud benda... 20

2.2 Contoh perubahan wujud mencair (Es sirup)... 21

2.3 Contoh perubahan wujud membeku (Lemari es)... 21

2.4 Contoh perubahan wujud menguap ... 22

2.5 Contoh perubahan wujud mengembun ... 23

2.6 Contoh perubahan wujud menyublim (Kamfer) ... 23

(8)

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 4.1 Kelompok dan anggota Demonstrasi kelas IV... ... 38

4.2 Rekapitulasi hasil belajar siswa prasiklus dan siklus I... 42

4.3 Rekapitulasi hasil belajar siswa siklus I dan siklus II... 51

4.4 Rekapitulasi data hasil belajar siklus I dan II ... 54

4.5 Persentase peningkatan ketercapaian KKM ... 60

DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 4.1 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Prsiklus dan Postes Siklus I ... 43

4.2 Perbandingan Nilai Rata-rata Prasiklus dan Postes Siklus I... 43

4.3 Perbandingan Persentase Pencapaian KKM Postes Siklus I dan Postes Siklus II ...52

(9)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dunia pendidikan sekarang ini sedang mengalami berbagai macam permasalahan, terutama yang erat kaitannya dengan sumber daya manusia yakni guru dan siswa. Untuk itu pendidikan haruslah mampu menciptakan manusia-manusia yang memiliki sumber daya yang berkualitas. Hal ini sejalan dengan pendapat

Sumaatmadja (Agustustiani, 2005 : 1) yang mengatakan bahwa “Pendidikan merupakan upaya meningkatkan salah satu aspek kualitas sumber daya manusia”.

Dalam suasana proses pembelajaran disekolah guru selalu berhadapan dengan siswa yang mempunyai kemampuan dasar, potensi, kreativitas, dan perkembangan fisik serta mental yang berbeda-beda. Hal ini sesuai dengan Peraturan Pemerintah

No. 19 tahun 2005 yang berbunyi “Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik” (Pasal 19 ayat 1).

Selanjutnya dijelaskan pada pasal 13 ayat 1, pendidikan dasar diselenggarakan untuk mengembangkan sikap dan kemampuan serta memberikan pengetahuan dan keterampilan dasar yang diperlukan untuk hidup dalam masyarakat serta

mempersiapkan peserta didik yang memenuhi persyaratan mengikuti pendidikan menengah.

Faktor utama yang menentukan keberhasilan dalam sistem pendidikan yang memegang peran penting salah satunya adalah guru ,terutama dalam hal kegiatan proses belajar mengajar, guru mempunyai tugas sebagai pengelola kelas. Langkah-langkah pembelajaran yang harus ditempuh guru. Dimulai dari persiapan, rencana pelaksanaan pembelajaran, kegiatan belajar mengajar, evaluasi hingga perbaikan pembelajaran harus dilalui siswa dengan prosedur yang berlaku.

(10)

proses pemahaman materi yang disajikan. Oleh karena upaya perbaikan apapun yang dilakukan untuk meningkatkan kualitas pendidikan tidak akan memberikan sumbangan yang signifikan tanpa didukung oleh guru yang profesional dan berkualitas.

Kualitas pendidikan dipengaruhi oleh penyempurnaan sistem terhadap seluruh komponen pendidikan seperti halnya kurikulum yang disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai serta iklim pembelajaran yang kondusif.

Berdasarkan alasan-alasan diatas, Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP)

sebagai instansi yang berwenang mengatur sistwm pendidikan menyusun secara rinci tujuan pembelajaran IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dalam Pedoman Penyusunan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) SD (Sekolah Dasar) tahun 2008 ,yaitu sebagai berikut :

1. Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan keteraturan alam ciptaan-Nya

2. Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari

3. Mengembangkan rasa ingin tahu, sifat positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat

4. Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan

5. Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam

6. Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan

7. Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTS.

Memperhatikan tujuan pendidikan tersebut IPA di SD seyogyanya mampu memprsiapkan, membina, dan membentuk kemampuan peserta didik yang menguasai pengetahuan dan sikap.

Untuk menunjang keberhasilan tujuan pendidikan IPA yang telah disebutkan di atas salah satunya diperlukan guru yang kompeten, karena guru merupakan faktor yang paling dominan dan sangat menentukan keberhasilan dalam kegiatan

(11)

ceramah, pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered) tanpa melibatkan siswa yang akhirnya menyebabkan siswa merasa jenuh dan monoton.

Dalam pengajaran yang menggunakan metode ceramah terdapat unsur paksaan. Dalam hal ini siswa hanya diharuskan melihat dan mendengar serta mencatat tanpa komentar informasi penting dari guru yang selalu dianggap benar itu. Padahal dalam diri siswa terdapat mekanisme psikologis yang memungkinkannya untuk menolak di samping menerima informasi dari guru. Inilah yang disebut kemampuan untuk mengatur dan mengarahkan diri. Dalam metode ceramah proses belajar mengajar

yang dilaksanakan oleh guru umumnya didominasi dengan cara ceramah.

Metode ceramah adalah metode yang boleh dikatakan metode tradisiomal. Karena sejak dulu metode ini telah dipergunakan sebagai alat komunikasi lisan antara guru dan anak didik dalam interaksi edukatif. Hal ini tentu saja akan berpengaruh terhadap hasil belajar yang dicapai siswa. Siswa yang merasa jenuh belajar tidak akan mampu memahami dan menyerap materi pelajaran dengan baik dan tidak akan memiliki pengalaman belajar yang bermakna, sehingga hasil akhir dari proses pembelajaran akan sering menunjukkan hasil belajar yang rendah.

Demikian pula halnya, permasalahan umum yang terjadi di SD Negri Cikadut 5 adalah rendahnya hasil belajar IPA siswa. Hal ini terbukti saat diadakan ulangan harian per pokok bahasan IPA termasuk tentang perubahan wujud benda nilai rata-rata nya 60,68 dari 44 siswa hanya 15 siswa yang nilainya ditatas KKM (34,09%) dan 29 siswa yang dibawah KKM (65,90%).

Sedangkan KKM mata pelajaran IPA adalah 70,00. Dengan demikian nilai rata-rata tersebut termasuk kategori di bawah batas KKM.

(12)

pembelajaran, sarana dan prasarana, kurikulum dan lingkungan. Seharusnya pelajaran IPA dibuat dengan menarik, dan ada objek nyata yang diberikan secara interaktif dengan alat peraga sehingga memudahkan siswa dalam mempelajari materi tersebut. Siswa perlu mengetahui secara jelas proses terjadinya perubahan wujud benda.

Sebagai salah satu pokok bahasan IPA yang belum dipahami siswa kelas IV SD Negri Cikadut 5 adalah pokok bahasan perubahan wujud benda. Pokok bahasan ini menjadi sulit karena proses penyampaian atau transformasi materi dan pengenalannya kepada siswa hanya bersifat informatif. Kegiatan pengajaran bersifat verbalisme.

Siswa hanya diminta menghafal pengertian, sifat-sifat benda, menyebutkan peristiwa-peristiwa perubahan zat, dan mengerjakan soal-soal latihan.

Hal ini jelas akan membuat siswa menjadi pasif, karena siswa tidak memiliki kesempatan berinisiatif sendiri untuk menciptakan dan menghasilkan ide-ide baru dalam menyelesaikan masalah perubahan wujud benda. Hal ini sejalan dengan

pendapat Syah (2000) yang mengemukakan bahwa “Metode ceramah adalah metode

mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif”.

Untuk mengatasi dan menjawab permasalahan yang timbul dalam pembelajaran IPA terutama yang berkaitan dengan hasil belajar siswa dan dalam pembelajaran IPA, maka berbagai upaya inovatif harus segera dialakukan.

Sebagai salah satunya adalah dengan menerapkan berbagai strategi, metode, media serta sumber pelajaran yang tepat dan sesuai dengan kondisi ataupun materi. Menurut Sukirman dan Djumhana (2006 : 14) bahwa pemilihan dan penetapan metode, media maupun sumber pembelajaran yang akan digunakan, harus disesuaikan dengan jenis dan bentuk serta karakteristik tujuan dan sifat bahan pelajaran yang akan dipelajari siswa. Jika tidak, maka tidak akan terjadi hubungan yang harmonis antara tujuan, bahan, dan metode/media. Akhirnya tentu saja pembelajaran tidak akan

berjalan secara efektif dan efisien, sehingga tujuan pembelajaran tidak akan tercapai dengan baik.

(13)

memiliki kesempatan untuk lebih kreatif dalam memahami dan memaknai IPA melalui aktivitas belajar.

Menurut Syah (2000) “Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan

cara mempergunakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan”.

Dengan segenap pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki, siswa akan lebih terarah pada materi yang sedang dipelajari. Materi yang disajikan adalah merupakan

materi yang ada kaitannya dengan masalah-masalah dunia nyata dan gejala-gejala alam yang disusun secara sistematis yang didasarkan pada hasil percobaan dan pengamatan yang dilakukan oleh manusia.

Dengan hal tersebut diharapkan siswa dapat memahami dan mempraktekan dengan jelas jalannya suatu proses atau kerja suatu benda dengan cermat dan teliti sehingga akan terhindar kesalahan-kesalahan siswa dalam mengambil kesimpulan karena mereka mengamati secara langsung jalannya proses demonstrsi. Hal ini sesuai dengan pendapat Djamarah (2000), yang mengatakan bahwa kesalahan-kesalahan yang terjadi dari hasil ceramah dapat diperbaiki melalui pengamatan dan contoh kongkrit, dengan menghadirkan objek sebenarnya.

Dengan metode pembelajaran demonstrasi diharapkan siswa dapat memahami konsep IPA yang disajikan dalam permasalahan tentang perubahn wujud benda. Dengan metode demonstrasi, diharapkan dapat menjawab permasalahan yang timbul dalam pikiran setiap siswa karena ikut serta berperan secara langsung dalam peragaan demonstrasi.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut :

1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi di kelas IV SDN Cikadut 5 ?

2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda meningkat setelah diterapkan metode demonstrasi di kelas IV SDN Cikadut 5 ?

(14)

Adapun tujuan dalam penelitian tindakan kelas dengan upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN Cikadut 5.

2. Untuk mengetahui peningkatan hasil belajar IPA tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi pada siswa kelas IV SDN Cikadut 5.

D. Manfaat Hasil Penelitian

Secara umum manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Bagi Siswa :

a. Dapat meningkatkan minat belajar b. Dapat belajar lebih aktif

c. Memiliki keberanian untuk bertanya

d. Memiliki keberanian untuk meningkatkan pendapat 2. Bagi Guru :

a. Menambah pengetahuan dalam merencanakan dan mengembangkan langkah-langkah pembelajaran IPA dalam pembelajaran tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstarsi.

b. Dapat menambah bahan kajian dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi.

3. Bagi Sekolah :

a. Memberikan kontribusi yang positif bagi peningkatan kualitas pembelajaran IPA di sekolah

b. Menumbuhkan suasana akademis yang kondusif bagi peningkatan kualitas pendidikan disekolah.

E. Definisi Oprasional

Definisi operasional adalah definisi yang menyatakan data yang akan dikumpulkan dan teknik yang terlibat dalam pengumpulan data. Definisi operasional dalam penelitian ini meliputi data kualitatif dan kuantitatif.

(15)

Aktivitas pembelajaran dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui serangkaian kegiatan pembelajaran dengan menggunakan metode demonstrasi. Pengamatan dilakukan dengan menggunakan lembar observasi keterlaksanaan pembelajaran dari segi aktivitas siswa dan guru. Aktivitas siswa meliputi aktivitas seluruh siswa terhadap pembelajaran perubahan wujud benda melalui metode demonstrasi meliputi kegiatan siswa pada saat proses pembelajran .Selain itu dilakukan pula pengamatan terhadap guru untuk mengetahui aktivitas guru terhadap pembelajaran yang menerapkan metode demonstrasi. Data hasil observasi tersebut

diolah untuk dijadikan refleksi dan diuraikan secara deskriptif kualitatif.

2. Hasil Belajar

(16)

1

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Metode Penelitian

Metode penelitian yang dilaksanakan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Kunandar (2010 : 45) PTK dapat didefinisikan sebagai suatu penelitian tindakan yang dilakukan oleh guru yang sekaligus sebagai peneliti di kelasnya atau bersama-sama (kolaborasi) dengan jalan merancang, melaksanakan, dan mereflesikan tindakan secara kolaboratif atau partisipatif yang bertujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan mutu (kualitas) proses pembelajaran di kelas melalui suatu tindakan tertentu dalam suatu siklus.

Sedangkan menurut Hopkins (Kunandar, 2010 : 46) mendefinisikan PTK adalah penelitian untuk membantu seseorang dalam mengatasi secara praktis persoalan yang dihadapi dalam situasi darurat dan membantu pencapaian tujuan ilmu sosial dengan kerja sama dalam kerangka etika yang disepakati bersama.

Secara singkat PTK dapat didefinisikan sebagai suatu bentuk penelitian yang bersifat reflektif dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu agar dapat memperbaiki atau meningkatkan praktek-praktek pembelajaran di kelas secara profesional. (Hermawan, 2010 : 87)

Dari definisi di atas dapat disimpulkan, PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan oleh guru (peneliti) di dalam kelas dengan tujuan untuk memperbaiki kinerjanya dan meningkatkan hasil belajar siswa.

B. Model PTK yang Dikembangkan

Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model Kemmis dan McTaggart yang dikenal dengan sistem spiral refleksi diri yang dimulai dengan

rencana, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Model desain pada penelitian ini digambarkan sebagai berikut :

(17)

2

Gambar 3.1 Alur pelaksanaan tindakan model Kemmis dan Taggart

Pada bagan alur pelaksanaan tindakan model Kemmis dan Taggart telah nampak jelas bahwa didalamnya terdiri dari dua perangkat komponen yang dikatakan sebagai

dua siklus. Dalam pelaksanaan sesungguhnya jumlah siklus sangat bergantung pada permasalahan yang dihadapi dan perlu dipecahkan.

C. Lokasi dan Subjek Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Dalam penelitian ini peneliti memilih lokasi di SD Negri Cikadut 5 Kota Bandung.

2. Subjek penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negri Cikadut 5 Kota Bandung yang berjumlah 44 siswa yang terdiri dari 21 siswa laki-laki dan 23 siswa perempuan.

PERENCANAAN SIKLUS I OBSERVASI

REFLEKSI

TINDAKAN

PERENCANAAN

SIKLUS II OBSERVASI

(18)

3

D. Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari :

1. Silabus

Yaitu seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran pengelolaan kelas, serta penilaian hasil belajar.

2. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Yaitu merupakan perangkat pembelajaran yang digunakan sebagai pedoman guru (peneliti) dalam mengajar dan disusun untuk tiap siklus. Masing-masing RPP berisi kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran dan kegiatan belajar mengajar.

3. Lembar Kerja Siswa (LKS)

LKS merupakan salah satu sarana untuk membantu dan mempermudah

kegiatan pembelajaran sehingga akan terbentuk interaksi yang efektif antara siswa dengan siswa dan guru dengan siswa, sehingga meningkatkan aktifitas siswa dalam peningkatan hasil belajar.

4. Lembar Evaluasi

Evaluasi ini disusun berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, digunakan untuk mengukur hasil belajar IPA secara individual pada pokok bahasan perubahan wujud benda. Evaluasi ini diberikan dalam bentuk postes.

5. Lembar Observasi

Lembar observasi digunakan untuk merekam data tentang perilaku, aktifitas guru dan siswa pada proses belajar mengajar selama tindakan berlangsung. Dari hasil observasi diperoleh gambaran yang jelas tentang proses pelaksanaan pembelajaran.

Pelaksanaan observasi dilakukan oleh seorang observer yang mengamati dan mencatat hal-hal yang terjadi pada saat kegiatan belajar mengajar berlangsung.

(19)

4

Dokumentasi digunakan untuk mengetahui kegiatan belajar mengajar berlangsung sebagai bahan untuk merefleksi serta perbaikan dalam pembelajaran selanjutnya. Dokumentasi ini menggunakan sebuah kamera dan seorang fotografer yang merupakan salah seorang guru/teman.

E. Prosedur Penelitian

1. Orientasi Lapangan

Sebelum menyusun perencanaan, peneliti melakukan observasi awal dengan tahapan kegiatan meliputi identifikasi masalah-masalah yang terjadi selama proses pembelajaran IPA, serta mencari penyebab kekurangan pembelajaran IPA selama ini.

2. Tahap Perencanaan

Tahap perencanaan meliputi kegiatan :

a. Menganalisis kurikulum untuk SD kelas IV pada materi IPA.

b. Memilih dan menetapkan materi pembelajaran IPA yang akan digunakan dalam penelitian yaitu materi tentang perubahan wujud benda.

c. Menyusun instrumen pembelajaran silabus dan RPP agar pembelajaran terarah dan mencapai kompetensi yang diharapkan.

d. Mempersiapkan alat dan bahan yang diperlukan dalam mendemonstrasikan materi tentang perubahan wujud benda.

e. Menyusun instrumen pengumpul data berupa lembar observasi, LKS, lembar instrumen tes, dan dokumentasi siswa yang berfungsi untuk merekam data hasil pembelajarab siswa.

f. Konsultasi instrumen pembelajaran dan instrumen pengumpul data dengan dosen pembimbing.

g. Melakukan perbaikan instrumen jika diperluakan.

(20)

5

Pada tahap pelaksanaan penelitian merujuk kepada perencanaan yang telah dibuat pada tahapan sebelumnya. Pelaksanaan penelitian terdiri dari pelaksanaan kegiatan pembelajaran, evaluasi dan refleksi. Setiap selesai melakukan tindakan maka akan dievaluasi kemudian direfleksi untuk menentukan tindakan selanjutnya. Secara lebih rinci rencana tindakan untuk setiap siklus dapat diuraikan sebagai berikut :

a. Siklus I

1)Tahap Pelaksanaan

Pada tahap kegiatan ini adalah melaksanakan kegiatan sesuai dengan rencana yang telah dibuat sebelumnya dengan menggunakan metode demonstrasi ditambah dengan metode penunjang yaitu metode kelompok, metode diskusi dan metode penugasan. Metode-metode penunjang ini hampir dilakukan

bersamaan, siswa dibagi dalam beberapa kelompok, setiap kelompok diberikan sub materi yang berbeda lalu melakukan demonstrasi dan melakukan diskusi dalam mengerjakan LKS.

Untuk materi yang akan didemonstrasikan oleh masing-masing kelompok pada kegiatan ini yakni mendomonstrasikan perubahan wujud benda mencair, membeku, menguap, mengembun, menyublim, dan mengkristal dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit. Apabila pada tindakan pertama ini terdapat kekurangan, maka akan ada perbaikan pada siklus selanjutnya.

2)Tahap Observasi

Pada saat kegiatan berlangsung, observer melakukan pengamatan terhadap aktivitas siswa dan guru dari kegiatan hingga kegiatan penutup. Kegiatan ini dilakukan untuk melihat kesesuaian perilaku antara kegiatan guru dan siswa dengan instrumen yang telah disediakan.

3)Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan terlaksanakan, guru (peneliti) dan observer menganalisis data hasil belajar siswa dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus I. Hasil dan analisis dan refleksi siklus I dijadikan bahan rekomendasi dan revisi rencana tindakan siklus selanjutnya yakni siklus II.

(21)

6

Kegiatan tahap di siklus II ini adalah melaksanakan pembelajaran dengan rencana yang telah dibuat berdasarkan hasil refleksi pada akhir siklus I yang pelaksanaannya menggunakan metode demonstrasi dengan ditambah metode penunjang lainnya yakni metode kelompok, metode diskusi dan metode penugasan.

Sebagai bahan materi pada siklus II ini adalah perubahan wujud benda kimia dan fisika dengan instrumen yang telah dipersiapkan dengan alokasi waktu 2 jam pelajaran yaitu 2 x 35 menit.

2) Tahap Observasi

Dalam pelaksanaan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung, observer mengutamakan perhatian pada hasil dan refleksi di siklus sebelumnya

yakni siklus I.

3) Tahap Refleksi

Setelah semua kegiatan terlaksanakan, guru dan observer menganalisis data hasil belajar siswa dan merefleksi pelaksanaan hasil tindakan siklus II. Apabila

pada siklus II siswa telah mencapai target yang diinginkan yaitu 80% siswa dapat mencapai KKM maka tidak perlu melakukan siklus selanjutnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Tes

Tes adalah himpunan pertanyaan yang harus dijawab, pertanyaan-pertanyaan yang harus dipilih/ditanggapi, atau tugas-tugas yang harus dilakukan oleh peserta tes dengan tujuan untuk mengukur suatu aspek tertentu dari peserta tes. Tes yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah postes. Postes diberikan pada akhir setiap siklus untuk mengukur kemampuan siswa sesudah kegiatan pembelajaran. Untuk melihat perbandingan peningkatan hasil belajar siswa pada siklus I yaitu dengan membandingkan hasil postes siklus I dengan hasil postes siklus II.

2. Observasi

(22)

7

dalam kegiatan-kegiatan yang mereka lakukan. Observasi berfungsi untuk mengamati seluruh kegiatan yang berlangsung pada aktivitas siswa dan guru dalam hal ini peneliti mulai dari awal pembelajaran sampai akhir pembelajaran IPA mengenai perubahan wujud benda. Observasi ini memuat aspek-aspek yang penting dalam proses pembelajaran yang dilakanakan peneliti untuk memperoleh gambaran baik yang bersifat umum maupun khusus yang berkenaan dengan aspek-aspek proses pembelajaran yang dikembangkan, digunakan sebagai data pendukung dalam menganalisis temuan untuk memberikan gambaran pembelajaran yang relatif lengkap. Lembar observasi diisi oleh observer yang menjadi mitra peneliti pada setiap proses pembelajarn IPA di setiap siklus.

G. Pengolahan dan Analisis Data

Analisis data dilakukan melalui pengolahan data serta temuan-temuan yang

diperoleh selama proses penelitian berdasarkan instrumen yang digunakan dalam penelitian. Untuk menganalisis tingkat keberhasilan atau persentase keberhasilan siswa setelah proses belajar mengajar setiap putarannya dilakukan dengan cara

memberikan evaluasi berupa postes.

Untuk mengetahui keefektifan suatu metode dalam kegiatan pembelajaran perlu diadakan analisa data sebagai berikut :

1. Hasil Tes

Tes dalam penelitian ini yaitu postes. Soal postes diberikan kepada siswa bertujuan untuk mengetahui peningkatan hasil belajar siswa sesudah melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi. Bentuk soal tes yang diberikan kepada siswa adalah pilihan ganda dengan jumlah 10 soal. Pemberian skor terhadap jawaban siswa yang benar yaitu 10 untuk setiap soal. Untuk mendapatkan nilai rata-rata yaitu dengan menggunakan rumus sebagai berikut :

̅ = Rata-rata

(23)

8

n = Jumlah siswa

Sedangkan untuk persentase siswa yang mencapai KKM menggunakan rumus sebagai berikut :

Batas ketercapaian hasil belajar siswa didasarkan pada KKM yang ada di sekolah sebesar 70,00. Siswa yang memiliki nilai diatas 70,00 dinyatakan lulus.

Dalam penelitian ini kriterian kelas dinyatakan tuntas belajar adalah jika diatas 80% hasil belajar siswa melebihi batas KKM yang telah ditentukan. Dengan asumsi 20% memiliki keterbatasan dalam pembelajaran dan diantaranya mengalami kesulitan belajar yang sulit untuk ditingkatkan.

2. Observasi

Pada penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kualitatif, yaitu suatu metode penelitian yang bersifat menggambarkan kenyataan atau fakta sesuai dengan data yang diperoleh dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar yang dicapai siswa juga untuk memperoleh respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran serta aktivitas siswa selama proses pembelajaran. Oleh karena itu, observer diberikan format lembar observasi yang telah disediakan oleh peneliti. Obeserver mengamati serta mengisi format observasi. Serta menuliskan uraian apabila ada temuan pada saat observer mengamati mengenai gejala yang tampak dari perilaku individu yang diobservasi yakni aktivitas guru dan siswa. Kemudian setelah kegiatan pembelajaran, hasil observasi tersebut didiskusikan dengan peneliti serta dianalisis dan dinyatakan dalam deskriptif kualitatif pada lembar hasil refleksi kegiatan pembelajaran.

� �ℎ � � � � ���� ��

(24)

1

BAB V

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil Penelitian Tindakan Kelas yang dilakukan di kelas IV SDN Cikadut 5 Kota Bandung dengan judul “Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Tentang Perubahan Wujud Benda Melalui Metode Demonstrasi” diperoleh simpulan sebagai berikut :

1. Perencanaan

Sistematika penyusunan RPP dengan menggunakan metode demonstrasi pada umumnya sama dengan perencanaan yang dilakukan oleh guru. Namun untuk penerapan metode demonstrasi, RPP yang disusun disesuaikan dengan langkah-langkah yang ada pada metode demonstrasi yakni : Tahap persiapan (T1), tahap pelaksanaan (T2) dan tahap mengakhiri (T3).

2. Pelaksanaan

Pelaksanaan pembelajaran melalui penerapan metode demonstrasi mampu meningkatkan aktifitas siswa dalam proses pembelajaran sehingga menjadikan siswa lebih semangat, dan akhirnya mampu meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda. Dalam tahap pelaksanaan, kegiatan pembelajaran dilaksanakan dengan menggunakan kegiatan pendahuluan, kegiatan inti dan kegiatan

penutup. Pada kegiatan pendahuluan guru mengkondisikan kelas untuk belajar, dan menyampaikan tujuan pembelajaran. Pada kegiatan inti guru

(25)

2

3. Hasil

Dengan penggunaan metode demonstrasi dalam pembelajaran IPA tentang perubahan wujud benda hasil belajar siswa tiap siklusnya mengalami peningkatan. Hasil belajar pada siklus I, siswa yang mencapai

KKM sebesar 47,72% (21 siswa) dan yang belum mencapai nilai KKM sebesar 52,27% (23 siswa), pencapaian nilai rata-rata pada siklus I adalah

65,68. Pada pelaksanaan siklus II hasil belajar siswa mengalami peningkatan, siswa yang telah mencapai KKM 81,90% (36 siswa), dan yang belum mencapai KKM 18,19% (8 orang), dengan pencapaian nilai rata-rata sebesar 72,50. Peningkatan hasil belajar dari siklus I ke siklus II mencapai 34,18%. Ketercapain materi pada siklus I kurang begitu baik terlihat hanya beberapa siswa saja yang memahami materi, tetapi pada siklus II siswa terlihat sudah memahami materi yang disampaikan guru ini terlihat dari hasil evaluasi hasil belajar yang mengalami peningkatan

B. Saran

Berdasarkan Penelitian Tindakan Kelas yang telah dilakukan oleh peneliti, maka peneliti merasa perlu memberikan saran-saran untuk perbaikan dimasa mendatang, sebagai berikut :

1. Kreativitas guru sangat dituntut untuk menciptakan pembelajran yang berkualitas. Penguasaan berbagai macam metode pembelajaran sangat dibutuhkan oleh guru pada saat ini. Memilih metode pembelajaran yang tepat sesuai materi pembelajaran yang akan disampaikan merupakan

langkah awal untuk mencapai hasil pembelajaran yang akan disampaikan kepada siswa dengan hasil yang lebih baik salah satu alternatife yang

dapat ditempuh yaitu penggunaan media pembelajran yang dimaksudkan untuk menarik perhatian siswa agar siswa antusias mengikuti pembelajaran.

(26)

3

bila diterapkan dalam proses pembelajaran seperti halnya pula metode demonstrasi efektif atau tidaknya metode yang digunakan ditentukan oleh kemampuan dan kreativitas guru serta kondisi siswa itu sendiri, oleh karena itu pengguanaan metode demonstrasi menuntut kreativitas guru

(27)

DAFTAR PUSTAKA

Djarmah, S.B dkk (2002).Strategi belajar mengajar. Jakarta : PT. Rineka Cipta

DEPDIKNAS, (2006). Kurikulum tingkat satuan pendidikan mata pelajaran SD/MI. Jakarta : Depdiknas

Muhibbin, syah. (1997), Psikologi pendidikan dengan pendekatan baru. Bandung : Rosida

Kasbolah, kasihani (1998) penelitian tindakan kelas. Malang : Depdikbud dirjen proyek pendidikan guru sekolah dasar

Sapriati, amalia dkk (2008) pembelajaran IPA di Sd. Jakarta : Universitas terbuka

Solehudin, N dan Rivai, A (2001) Meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep perubahan sifat benda melalui pendektan kontruktivisme. PTK Universitas Pasundan. Bandung : tidak diterbitkan

Tabrani A. (2003) Pedoman mengajar sains. Jakarta : Universitas terbuka

Djumhana, Nana dkk, 2006 Perencanaan Pembelajaran. Bandung : UPI press

Kunandar (2008) Langkah Mudah PTK Sebagai Pengembangan Profesi Guru. Jakarta : Rajawali Pers

Sagala, S (2003) Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta

Sriyono, dkk (1992), Teknik Belajar Mengajar dalam CBSA. Jakarta : Rineka Cipta

Sumantri, M dan Permana, J (1999), Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Depdikbud

Syah, M (1995), Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya

Suryadarma, D (2002), Intisari IPA Untuk SD kelas 4, 5, 6. Bandung : Pustaka Setia

Sudjana, Nana (2005). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung : Sinar Baru Algensindo

Gambar

Gambar       2.1 Skema perubahan wujud benda..............................................
Tabel           4.1 Kelompok dan anggota Demonstrasi kelas IV................ .......  38

Referensi

Dokumen terkait

Sosiologi: suatu pengantar.Yogyakarta.Raja Grafindo Persada.. Spradley, James

ANGGARAN PADA FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SUMATERA UT ARA” yang diajukan untuk memenuhi salah satu syarat yang telah ditentukan.. dalam rangka menyelesaikan Pendidikan DIII

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling utama dalam penelitian, maka dari itu tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, peneliti tidak akan

Puji syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang berjudul

Setelah proses sintesa bahan dilakukan karakterisasi menggunakan X-ray Diffractometer (XRD) dan Brunauer, Emmet, Teller (BET).. Hasil identifikasi menggunakan XRD menunjukkan

dari alat komunikasi jarak jauh menjadi suatu benda yang sangat pintar yang dapat.. digunakan berbagai macam hal

Makalah pada Workshop Penyempurnaan Hasil Karya Lomba Pembuatan Media Pembelajaran SMA Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi Dikmenum, Jakarta.. Meningkatkan Kemampuan

Hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi penggunaan bahasa Indonesia oleh masyarakat Ansus karena dengan mengetahui perbedaan bentuk kata kerja kedua bahasa,