• Tidak ada hasil yang ditemukan

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA SKRIPSI"

Copied!
153
0
0

Teks penuh

(1)

KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

RICARDO THEODORE NIM: 062214032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Program Studi Manajemen

Oleh :

RICARDO THEODORE NIM: 062214032

PROGRAM STUDI MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)

iii

(5)

iv

“Jika anda memiliki keberanian untuk berkata

‘good bye’, hidup akan menyapa anda dengan

sebuah ‘hello’ yang baru.”

Paulo Coelho

Orang bijak bukanlah orang yang tidak

melakukan kesalahan, tetapi adalah mereka

yang memaafkan diri dan belajar dari

kesalahan.

Ajahn Brahm

Skripsi ini kupersembahkan untuk:

Papa dan Mama tercinta

Kakak terhebat (Beny&Lanvin)

(6)

v

UNIVERSITAS SANATA DHARMA FAKULTAS EKONOMI

JURUSAN MANAJEMEN – PROGRAM STUDI MANAJEMEN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, saya menyatakan bahwa skripsi dengan judul:

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA

YOGYAKARTA

Dan diajukan untuk diuji tanggal, 26 Agustus 2011 adalah hasil karya saya. Dengan ini, saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan orang lain yang saya ambil dengan cara menyalin,atau meniru dalam bentuk rangakaian kalimat atau simbol yang menunjukan gagasan atau pendapat atau pemikiran dari penulis lain yang saya aku seolah – olah sebagai tulisan saya sendiri, dan atau tidak terdapat bagian atau keseluruhan tulisan yang saya salin, saya tiru, atau saya ambil dari tulisan orang lain tanpa memberikan pengakuan (disebutkan dalam referensi) pada penulis aslinya.

Bila dikemudian hari terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan tersebut maka saya bersedia menerima sanksi yaitu skripsi ini digugurkan dan gelar akademik yang saya peroleh (S.E) dibatalkan serta proses sesuai dengan aturan perundang-undangan yang berlaku (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 25 dan pasal 70).

Yogyakarta, 15 Juni 2011 Yang membuat pernyataan

(7)

vi

PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:

Nama : Ricardo Theodore

Nomor Mahasiswa : 062214032

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAPDI HOTEL INNA GARUDA

YOGYAKARTA

Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya. Di buat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Juni 2011 Yang menyatakan

(8)

vii

PENGARUH BAURAN PEMASARAN TERHADAP KEPUTUSAN KONSUMEN UNTUK MENGINAP DI HOTEL INNA GARUDA

YOGYAKARTA Ricardo Theodore Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2011

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh secara simultan dan parsial product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda. Jenis penelitian adalah survei yang dilaksanakan di Hotel Inna Garuda di Jalan Malioboro no 60 Yogyakarta. Populasi dalam penelitian ini adalah semua konsumen yang pernah atau sedang menginap di Hotel Inna Garuda minimal selama 2 hari. Sampel yang digunakan sebanyak 111 responden. Teknik sampling yang dipakai penulis adalah convenience sampling. Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah kuesioner dan wawancara. Dalam menganalisis data yang telah diperoleh, penulis menggunakan analisis regresi berganda. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan digunakan uji F, dan untuk mengetahui pengaruh secara parsial digunakan uji t. Dari hasil penelitian diperoleh bahwa secara simultan product, price, place, promotion, people, process, dan physical evidence berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda. Dan secara parsial product, price, place, promotion, dan people berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda, sedangkan secara parsial process, dan physical evidence tidak berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda.

(9)

viii

THE INFLUENCE OF MARKETING MIX TOWARDS CONSUMER’S DECISION TO STAY AT INNA GARUDA HOTEL YOGYAKARTA

Ricardo Theodore Sanata Dharma University

Yogyakarta 2011

This study aims to determine simultaneous and partial influence of product, price, place, promotion, people, process and physical evidence towards the consumer's decision to stay at the Inna Garuda Hotel. The research is a survey conducted at the Inna Garuda Hotel at Malioboro Street Number 60 Yogyakarta. The population in this study are all consumers who have or are staying at the Inna Garuda hotel for at least 2 days. The sample used as many as 111 respondents. The sampling technique used by the research was convenience sampling. The techniques used in data collection were questionnaires and interviews. In analyzing the data that had been obtained, the research employed multiple regression analysis. To determine the simultaneous influence, the research used the F test, and to determine the partial effect, the research used t test. The research found that simultaneously product, price, promotion, people, process, and physical evidence influenced the consumer’s decision to stay at Inna Garuda Hotel. Partially, only product, price, place, promotion, and people influenced the consumer’s decision to stay at Inna Garuda Hotel.

(10)

ix

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat limpahan rahmat dan karunia-Nya sehingga skripsi dengan judul “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan Konsumen untuk Menginap di Hotel Inna Garuda Yogyakarta”. Penulisan skripsi ini dilaksanakan untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini bukan semata-mata merupakan usaha penulis sendiri, namun juga dikarenakan adanya bantuan, dorongan, bimbingan, serta doa dari berbagai pihak. Untuk itu perkenankanlah penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Dr. Ir. P. Wiryono P.S.J. selaku Rektor Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. 2. Bapak Drs. Y.P. Supardiyono, M.Si., Akt., selaku Dekan Fakultas Ekonomi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak V. Mardi Widyadmono, S.E., M.B.A., selaku Ketua Program Studi Manajemen Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Dr. H. Herry Maridjo, M.Si. selaku Dosen Pembimbing I yang telah sabar dan menyediakan waktu untuk memberikan bimbingan, nasihat, dorongan, dan saran sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.

(11)

x

Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

7. Para tamu hotel Inna Garuda yang telah bersedia menjadi responden dan meluangkan waktunya untuk mengisi kuesioner dalam penelitian ini.

8. Bapak Edy Suharyono selaku HRD di hotel Inna Garuda, terima kasih atas ijin yang diberikan, sehingga penulis dapat melakukan penelitian di hotel Inna Garuda.

9. Kedua orangtuaku, Papa dan Mama Tercinta, yang senantiasa memberikan doa, kasih sayang, perhatian serta dukungan yang sangat berharga buatku. Love you mom, Love you dad..

10.Kakak-kakakku (Benny & Lanvin), terima kasih buat dukungan dan perhatian kalian. Love you..

11.My ‘Momow’ Britha, terima kasih atas segala dukungan, perhatian, dan kasih sayangnya selama ini.. Sungguh kenangan yang tak akan pernah terlupakan bersamamu.. Thanks for your Love.. ‘Love U’

12.Teman-teman kosku di Kenari 1 (Jurgen, Agus, Bang Albert, Kevin, Keny, dan Ryan), terima kasih atas kebersamaan dan persahabatannya selama ini. Semangat bro!! Haha..

13.Teman-teman kosku di Pondok Ijo (Aziz, Boogie, Rama, dan Ari), terima kasih atas kebersamaan dan dukungannya selama ini.

(12)

xi dukungannya.

16.Teman-teman KKP (Ino, Veni, ibu polos), Terima kasih atas kerjasama dan persaudaraan yang telah kalian berikan. kenangan yang tak akan terlupakan di amadi house.. haha

17.Teman-temanku yang lain yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Terima kasih atas kebersamaannya selama ini.

18.Bapak Amadi beserta keluarga di Amadi Keramik Pundong, terima kasih telah memberikan ilmu-ilmunya dan juga rasa kekeluargaan yang sangat kuat. Semoga saya dan teman-teman KKP dapat berkumpul lagi disana di lain waktu. 19.Teman-teman kaskuser yang telah menjadi pembeli dan juga pelanggan dari

dagangan saya di internet. Terima kasih atas pengalaman yang diberikan.

20.Dan semua pihak-pihak lain yang telah banyak membantu, yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu.

Semoga Tuhan Maha Kasih akan membalas segala budi baik dan pengorbanan yang telah diberikan kepada penulis.

Yogyakarta, 15 Juni 2011 Penulis

(13)

xii

Halaman

HALAMAN JUDUL ... i

HALAMAN PERSETUJUAN ... ii

HALAMAN PENGESAHAN ... iii

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN ... iv

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ... v

PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI ... vi

ABSTRAK ... vii

KATA PENGANTAR ... ix

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ... xvii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang ... 1

B. Rumusan Masalah ... 5

C. Pembatasan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ... 6

E. Manfaat Penelitian ... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Landasan Teori ... 7

1. Pengertian Pemasaran ... 7

2. Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa ... 7

3. Karakteristik Jasa ... 9

4. Pengertian Hotel ... 9

(14)

xiii

7. Bauran Pemasaran Jasa ... 13

8. Konsep Penjualan ... 24

9. Keputusan Pembelian ... 24

10.Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian ... 26

11.Proses Keputusan Pembelian ... 26

B. Penelitian Sebelumnya ... 28

1. Skripsi ... 28

2. Jurnal ……… . 29

3. Kerangka Konsep Penelitian ... 30

4. Hipotesis Penelitian ... 31

BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ... 35

B. Subyek dan Obyek Penelitian ... 35

1. Subyek Penelitian ... 35

2. Obyek Penelitian ... 35

C. Waktu dan Lokasi Penelitian ... 36

1. Waktu Penelitian ... 36

2. Lokasi Penelitian ... 36

D. Variabel Penelitian ... 36

1. Identifikasi Variabel ... 36

2. Definisi Operasional Variabel ... 37

3. Pengukuran Variabel ... 40

E. Populasi dan Sampel ... 40

F. Teknik Pengambilan Sampel ... 41

G. Sumber Data ... 41

H. Teknik Pengumpulan Data ... 42

(15)

xiv

BAB IV GAMBARAN UMUM INNA PERUSAHAAN

A. Latar Belakang Hotel Inna Garuda ... 53

B. Sejarah Hotel Inna Garuda ... 54

C. Tujuan, Visi, dan Misi ... 57

D. Motto dan Logo Perusahaan ... 58

E. Struktur Organisasi ... 59

F. Grup Inna ... 67

G. Tariff Kamar ... 70

H. Fasilitas Hotel Inna Garuda ... 72

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Uji Kualitas Instrumen ... 73

1. Uji Validitas ... 73

2. Uji Reliabilitas ... 75

B. Karakteristik Responden ... 76

C. Gambaran Variabel Bauran Pemasaran... 81

D. Analisis Data ... 83

1. Analisis Regresi Linear Berganda ... 83

2. Uji Asumsi Klasik ... 84

3. Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 87

4. Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 89

5. Koefisien Determinasi (R2) ... 93

E. Pembahasan ... 94

BAB VI KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN A. Kesimpulan ... 96

B. Saran ... 97

C. Keterbatasan Penelitian ... 99

DAFTAR PUSTAKA ... 100

(16)

xv

Halaman

Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas ... 74

Tabel 5.2 Hasil Uji Reliabilitas ... 75

Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 76

Tabel 5.4 Klasifikasi Responden Berdasarkan Usia ... 77

Tabel 5.5 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendidikan ... 78

Tabel 5.6 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pekerjaan ... 79

Tabel 5.7 Klasifikasi Responden Berdasarkan Pendapatan Tiap Bulan ... 80

Tabel 5.8 Estimasi Regresi Linier Berganda ... 83

Tabel 5.9 Hasil Uji Hipotesis Simultan (Uji F) ... 88

Tabel 5.10 Hasil Uji Hipotesis Parsial (Uji t) ... 90

(17)

xvi

Halaman

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap ... 26

Gambar 2.2 Model Penelitian ... 30

Gambar 4.1 Logo Perusahaan ... 59

Gambar 5.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas ... 85

(18)

xvii

Halaman

Lampiran 1 Daftar Pertanyaan ... 102

Lampiran 2 Rekapitulasi Jawaban 100 Responden ... 108

Lampiran 3 Karakteristik Responden ... 116

Lampiran 4 Uji Validitas dan Uji Reliabilitas ... 119

Lampiran 5 Output Olah Data ... 124

Lampiran 6 Tabel Korelasi Pearson Product Moment pada α 5% Tabel Durbin-Watson, Tabel F pada α 5%, Tabel t pada α 5% 128 Lampiran 7 Struktur Organisasi ... 133 Lampiran 8 Surat Ijin Penelitian

(19)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam perekonomian global memungkinkan adanya pergerakan barang

dan jasa secara bebas, perusahaan yang bergerak di bidang perdagangan

barang dan jasa terus ditantang untuk semakin kompetitif. Perekonomian

global akan memberikan keuntungan yang besar pada perusahaan yang

memiliki kinerja yang efektif, sementara perusahaan yang memiliki kinerja

buruk dipaksa untuk melakukan restrukturisasi. Melihat hal ini, perusahaan

dituntut untuk mempertimbangkan salah satu komponen penting dalam pasar

yaitu konsumen. Oleh karena itu dengan memperhatikan kebutuhan dan

keinginan konsumen, perusahaan dapat memenangkan persaingan pasar.

Sektor pariwisata merupakan usaha yang pada umumnya sangat

menjanjikan dalam meraih devisa negara. Salah satu komponen industri

pariwisata yang besar peranannya di Indonesia adalah usaha perhotelan.

Dewasa ini bisnis perhotelan semakin tumbuh dan berkembang di Indonesia.

Di banyak daerah, jumlah tujuan (destinasi) pariwisata dan hotel semakin

bertambah, oleh karena itu kegiatan pemasaran saat ini menjadi sangat penting

bagi usaha perhotelan. Usaha perhotelan juga dapat menunjang kegiatan para

usahawan yang sedang melakukan perjalanan usaha atau para wisatawan yang

melakukan perjalanan untuk mengunjungi daerah-daerah tujuan wisata,

(20)

karena itu, hotel merupakan salah satu bentuk usaha bidang jasa yang

mengutamakan kualitas pelayanan bagi para tamu khususnya pelanggan. Pada

sebuah perusahaan yang bergerak di bidang jasa kegiatan pemasaran intinya

adalah memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara

konsisten dengan tujuan akhir memenuhi atau melebihi harapan pelanggan

sasaran.

Dilihat dari fungsi utamanya, produk utama yang dijual oleh usaha

perhotelan adalah sewa kamar atau jasa penginapan. Sejalan dengan

perkembangan tersebut maka kalau sebelumnya produk atau jasa utama

sebuah hotel yang menjadi kebutuhan utama wisatawan adalah kamar atau

penginapan sekarang sudah mengalami perkembangan. Konsumen

mengharapkan sesuatu yang bukan hanya sekedar kamar menginap, namun

mereka lebih mengharapkan hal lain seperti pelayanan, kondisi lingkungan

yang menyenangkan, sopan santun dan rasa hormat dari seluruh karyawannya.

Salah satu sarana penting dalam dunia pariwisata khususnya untuk

memenuhi kebutuhan orang yang bepergian lebih dari sehari adalah hotel.

Pengertian hotel menurut Hotel Proprietors Act dalam Sulastiyono (2004:5)

adalah suatu perusahaan yang dikelola oleh pemiliknya dengan menyediakan

pelayanan makanan, minuman dan fasilitas kamar untuk tidur kepada

orang-orang yang sedang melakukan perjalanan dan mampu membayar dengan

jumlah yang wajar sesuai dengan pelayanan yang diterima tanpa adanya

perjanjian khusus. Di daerah Yogyakarta yang punya banyak obyek wisata,

(21)

tengah kota, maupun Resort Hotel, yang pada umumnya berlokasi di dekat

tempat wisata. Hotel sebagai industri yang bergerak di bidang jasa tentu akan

berhadapan langsung dengan konsumen yang beraneka ragam adat-istiadat,

bahasa serta sifatnya, yang semuanya perlu diterima dan dilayani dengan baik.

Semakin tinggi tingkat persaingan dalam usaha jasa akomodasi ini yang

ditandai dengan makin banyaknya hotel-hotel yang menawarkan jasa sejenis

serta tamu yang semakin kritis akan pasar. Para tamu sebelum menjatuhkan

pilihan pada jasa yang ditawarkan, akan mempertimbangan dengan matang

untuk dapat memilih jasa yang sesuai dengan harapan mereka. Hal ini

mengakibatkan kegiatan pemasaran pada dunia bisnis perhotelan perlu

dikelola secara profesional dan agresif.

Salah satu upaya agar jasa yang dihasilkan dapat diterima konsumen

adalah dengan melaksanakan pemasaran secara tepat dan terpadu sesuai

dengan situasi dan kondisi perusahaan itu sendiri. Kecepatan perkembangan

perekonomian ini sangat dirasakan bahwa bauran pemasaran merupakan salah

satu ujung tombak untuk meningkatkan penjualan. Pada penjualan jasa

akomodasi yaitu perhotelan, meningkatnya penjualan jasa kamar sangat

tergantung pada bauran pemasaran yang dilakukan perusahaan dimana bauran

pemasaran yang dilaksanakan dapat menimbulkan umpan balik bagi

perusahaan.

Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh kemampuan manajemen

perusahaan itu dalam memanfaatkan peluang yang terdapat di masyarakat dan

(22)

pemasaran menurut Nirwana (2004:48) berupa: “Produk, harga, promosi,

distribusi/tempat, proses, orang/partisipan dan janji merupakan faktor-faktor

yang dapat mempengaruhi dan mendorong seorang konsumen untuk

mengkonsumsi jasa yang ditawarkan”. Kebutuhan pengetahuan terhadap

faktor-faktor bauran pemasaran semakin diakui oleh para pengusaha karena

dengan strategi bauran pemasaran yang jitu suatu perusahaan dapat mencapai

tujuannya.

Hotel Inna Garuda Yogyakarta berusaha untuk memberikan yang

terbaik untuk para tamunya. Mulai dari tata ruang yang nyaman, penetapan

harga yang bersaing, paket-paket diskon, lokasi hotel yang strategis, karyawan

hotel yang ramah, hingga layanan tambahan seperti agen tiket pesawat, kafe,

kolam renang, ruang pertemuan, yang dibutuhkan para tamu saat menginap di

hotel. Strategi bauran pemasaran jasa yang dilakukan suatu hotel juga akan

berpengaruh terhadap tingkat hunian kamar hotel. Bauran pemasaran jasa

menjadi kunci keberhasilan dalam memenangkan persaingan, dan semua itu

disusun sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen yang ada.

Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk

meneliti tentang: “Pengaruh Bauran Pemasaran terhadap Keputusan

(23)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat

dirumuskan masalah sebagai berikut :

1. Apakah product, price, place, promotion, people, process, physical

evidence secara simultan berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk

menginap di Hotel Inna Garuda Yogyakarta?

2. Apakah product, price, place, promotion, people, process, physical

evidence secara parsial berpengaruh terhadap keputusan konsumen untuk

menginap di Hotel Inna Garuda Yogyakarta?

C. Batasan Masalah

Dalam penelitian ini, penulis membatasi batasan-batasan terhadap

permasalahan yang telah di kemukakan diatas sebagai berikut:

1. Respoden yang diteliti adalah para konsumen yang pernah atau yang

sedang menginap minimal 2 hari di Hotel Inna Garuda yang berlokasi di

jalan Malioboro no.60 Yogyakarta.

2. Atribut yang digunakan untuk membantu penelitian ini adalah product,

(24)

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan yang hendak dicapai

dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mengetahui pengaruh secara simultan product, price, place,

promotion, people, process, physical evidence terhadap keputusan

konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

2. Untuk mengetahui pengaruh secara parsial product, price, place,

promotion, people, process, physical evidence terhadap keputusan

konsumen untuk menginap di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Perusahaan

Hasil penelitian ini diharapkan mampu memberikan masukan bagi

perusahan dalam merencanakan strategi marketing mix untuk memajukan

perusahaan.

2. Bagi Universitas

Sebagai bahan referensi bagi perpustakaan Universitas Sanata Dharma dan

bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian

sejenis.

3. Bagi Penulis

Dengan penelitian ini, peneliti dapat menerapkan disiplin ilmu yang telah

diperoleh dan menambah wawasan yang masih berkaitan dengan bidang

(25)

7 BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Pemasaran

Menurut Kotler (2002:9) pemasaran adalah suatu proses social

yang didalamnya individu dan kelompok mendapatkan apa yang mereka

butuhkan dan inginkan dengan menciptakan, menawarkan, dan secara

bebas mempertukarkan produk yang bernilai dengan pihak lain.

Selanjutnya menurut Assauri (2004:5) mengatakan bahwa

pemasaran adalah kegiatan manusia yang diarahkan untuk memenuhi dan

memuaskan kebutuhan dan keinginan melalui proses pertukaran.

2. Pengertian Jasa dan Pemasaran Jasa

Menurut pendapat Lupiyoadi (2001:5) jasa adalah semua aktivitas

ekonomi yang hasilnya tidak berupa produk dalam bentuk fisik atau

kontruksi, yang biasanya dikonsumsi pada saat yang sama dengan waktu

yang dihasilkan dan memberikan nilai tambah (seperti misalnya

kenyamanan, hiburan, kesenangan, kesehatan) atau pemecahan atas

masalah yang dihadapi konsumen.

Jasa atau pelayanan merupakan suatu kinerja penampilan tidak berwujud

dan cepat hilang, lebih dapat dirasakan daripada dimiliki, serta konsumen

(26)

Kondisi dan cepat lambatnya pertumbuhan jasa sangat bergantung pada

penilaian pelanggan terhadap kinerja yang ditawarkan dan diberikan oleh

pihak penyedia jasa, untuk menghasilkan kepuasan pelanggan.

Adapun definisi pemasaran jasa yaitu “Setiap kegiatan atau

manfaat yang ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak yang lain dan

merupakan barang tidak berwujud (intangible) serta tidak berakibat pada

kepemilikan akan sesuatu” Rismiati dan Suratno (2001:270)

Pemikiran pemasaran pada mulanya berkembang dari penjualan

produk fisik. Sementara itu pertumbuhan jasa yang luar biasa terjadi

semenjak tahun 1969-an ketika keadaan pasar semakin menurun dan

meningkatnya pergolakan lingkungan, sehingga pemasaran jasa menjadi

salah satu megatren utama. Akan tetapi pada era berikutnya terjadi

konsolidasi dan peperangan perebutan pasar, karena adanya over

expansion of supply di tiap-tiap bidang sektor jasa seperti hotel,

penerbangan, broker, keuangan, surat kabar hingga bisnis eceran. Hal ini

mendorong tumbuhnya perhatian khusus dalam masalah pemasaran jasa.

Salah satu cara membedakan sebuah perusahaan adalah

memberikan jasa dengan kualitas yang lebih dari pesaing secara konsisten.

Kuncinya adalah memenuhi atau melebihi harapan pelanggan sasaran

(27)

3. Karakteristik Jasa

Produk jasa memiliki karakteristik yang berbeda dengan barang

(produk fisik). Berikut adalah pendapat menurut Griffin (dalam Lupiyoadi,

2001:6) mengenai berbagai karakteristik jasa:

a. Intangibility (tidak berwujud). Jasa tidak dapat dilihat, dirasa, diraba,

didengar atau dicium sebelum jasa tersebut dibeli. Nilai penting dari hal

ini adalah nilai tidak berwujud yang dialami oleh konsumen dalam

bentuk kenikmatan, kepuasan atau rasa aman.

b. Unstorability. Jasa tidak mengenal persediaan atau penyimpanan dari

produk yang telah dihasilkan, karakteristik ini disebut juga tidak dapat

dipisahkan (inseparability) mengingat pada umumnya jasa dihasilkan

dan dikonsumsi secara bersama-sama.

c. Customization. Jasa juga sering kali didesain khusus untuk kebutuhan

pelanggan, sebagaimana jasa asuransi dan kesehatan.

4. Pengertian Hotel

Hotel merupakan bagian yang intergral dari dunia usaha

pariwisata yang menurut Keputusan Menteri Pariwisata, Pos dan

Telekomunikasi (No. KM 37/PW-340/MPPT-86) diartikan sebagai suatu

jenis akomodasi yang menggunakan seluruh atau sebagian bangunan untuk

menyediakan jasa pelayanan, penginapan, makanan dan minuman serta

jasa lainnya bagi umum yang dikelola secara komersial serta memenuhi

(28)

Menurut Rumekso (2005:10), hotel adalah bangunan yang

menyediakan kamar-kamar untuk menginap para tamu, makanan,

minuman serta fasilitas-fasilitas lain yang diperlukan dan dikelola secara

professional untuk mendapatkan keuntungan.

Dari pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa hotel harus

menyediakan produk-produk tertentu baik yang bersifat nyata (tangibles)

maupun yang bersifat tidak nyata (intangibles) serta fasilitas-fasilitas

tertentu untuk memenuhi kebutuhan konsumennya, diantaranya adalah

fasilitas kamar, fasilitas pelayanan makan dan minum serta fasilitas

penunjang lainnya.

5. Penggolongan Hotel Berbintang

Departemen Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi memberikan

penggolongan bintang setiap tiga tahun sekali. Adapun penggolongan

hotel tersebut berdasarkan criteria sebagai berikut :

a. Hotel Berbintang Satu (*)

1) Jumlah kamar standar minimal 15 kamar

2) Dilengkapi kamar mandi di dalam

3) Luas kamar standar minimal 20 m2

b. Hotel Berbintang Dua (**)

1) Jumlah kamar standar minimal 20 kamar

2) Jumlah kamar suite minimal 1 kamar

(29)

4) Luas kamar standar minimal 20 m2

5) Luas kamar suite minimal 44 m2

c. Hotel Berbintang Tiga (***)

1) Jumlah kamar standar minimal 30 kamar

2) Jumlah kamar suite minimal 2 kamar

3) Dilengkapi kamar mandi di dalam

4) Luas kamar standar minimal 24 m2

5) Luas kamar suite minimal 48 m2

d. Hotel Berbintang Empat (****)

1) Jumlah kamar standar minimal 50 kamar

2) Jumlah kamar suite minimal 3 kamar

3) Dilengkapi kamar mandi di dalam

4) Luas kamar standar minimal 24 m2

5) Luas kamar suite minimal 48 m2

e. Hotel Berbintang Lima (*****)

1) Jumlah kamar standar minimal 100 kamar

2) Jumlah kamar suite minimal 4 kamar

3) Dilengkapi kamar mandi di dalam

4) Luas kamar standar minimal 26 m2

(30)

6. Klasifikasi Hotel Berdasarkan Jenis Kamar

Jenis-jenis kamar hotel pada dasarnya dibedakan atas :

a. Single room: kamar untuk satu orang yang dilengkapi dengan satu buah

tempat tidur berukuran single untuk satu orang

b. Twin room: kamar untuk dua orang yang dilengkapi dengan dua buah

tempat tidur masing-masing berukuran single.

c. Double room: kamar yang dilengkapi dengan satu buah tempat tidur

berukuran double (untuk dua orang).

d. Double-double: kamar untuk empat orang yang dilengkapi dengan dua

kamar tamu dan dengan tempat tidur berukuran double (untuk dua

orang).

Terdapat pula jenis-jenis kamar yang dibedakan menurut fasilitas

yang tersedia dari satu hotel dengan hotel lainnya, hal tersebut dikarenakan

harga kamar selalu dikaitkan dengan fasilitas kamar. Makin lengkap

fasilitas kamarnya, makin mahal pula harganya. Contoh jenis kamar

menurut fasilitas adalah standard room, superior room, moderate, suite

room, executve suite room, dan penthouse.

Hotel berdasarkan jumlah kamarnya dibagi menjadi empat kategori

yaitu kurang dari 150 kamar, 150 hingga 299 kamar, 300 hingga 600

(31)

7. Bauran Pemasaran Jasa

Menurut Hurriyati (2005:49) “untuk bauran pemasaran jasa mengacu

pada konsep bauran pemasaran tradisional yang terdiri dari 4P, yaitu

produk, harga, tempat/lokasi dan promosi yang diperluas dengan

penambahan unsur non tradisional yaitu orang, fasilitas fisik dan proses

sehingga menjadi tujuh unsur (7P)”.

Adapun masing-masing unsur bauran pemasaran jasa di atas dapat di

jelaskan sebagai berikut:

a. Produk (product) jasa

1) Pengertian produk

Menurut Gitosudarmo (1994 : 177) produk adalah segala

sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan manusia . Produk dapat

mencakup benda fisik, jasa, prestise, tempat, organisasi maupun

idea. Produk yang berujud biasa disebut sebagai barang, sedangkan

yang tidak berujud disebut jasa.

2) Penggolongan produk

Produk tidak hanya diciptakan menurut definisi produk itu

saja. Perusahaan di dalam menghasilkan produk juga harus

memperhatikan penggolongan produk itu sendiri yang dapat

digolongkan menjadi beberapa bagian menurut tujuan

(32)

a) Klasifikasi Barang Konsumen (Consumer Goods)

Barang konsumen dapat dikelompokkan berdasarkan kebiasaan

berbelanja konsumen menjadi:

(1) Barang konvenien (convenience goods)

(2) Barang shopping (shopping goods)

(3) Barang spesial (Speciality Goods)

(4) Barang yang tidak dicari (Unsought Goods).

b) Klasifikasi Barang Industri (Industrial Goods)

Barang industri dapat dikelompokkan berdasarkan bagaimana

mereka memasuki proses dan kemahalan relatifnya.

b. Tarif Harga (price)

1) Pengertian Harga

Harga menjadi faktor penentu dalam pembelian dan menjadi

salah satu unsur penting dalam menentukan bagian pasar dan tingkat

keuntungan perusahaan. Definisi harga menurut Tjiptono (2002:151)

menyatakan: “Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya

(termasuk barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar

memperoleh hak kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau

jasa”.

Dari pengertian harga di atas dapat diketahui bahwa harga

merupakan unsur bauran yang bersifat fleksibel, artinya dapat diubah

dengan cepat. Berbeda dengan karakteristik produk atau komitmen

(33)

disesuaikan dengan mudah dan cepat karena biasanya menyangkut

keputusan jangka panjang.

2) Tujuan Penetapan Harga

Perusahaan di dalam menetapkan harga sebaiknya mengadakan

pendekatan terhadap penentuan harga berdasarkan tujuan yang

hendak dicapainya. Menurut Tjiptono (2002: 152-153) ada lima jenis

tujuan penetapan harga, yaitu:

a) Tujuan berorientasi pada laba

Tujuan ini dipakai oleh perusahaan yang menggunakan

pendekatan target laba yaitu tingkat laba yang diharapkan sebagai

sasaran laba. Ada dua jenis target laba yang biasanya digunakan

yakni target margin dan target ROI.

b) Tujuan berorientasi pada volume

Harga yang ditetapkan sedemikian rupa agar dapat mencapai

target volume penjualan, nilai penjualan rupiah, atau target

pangsa pasar (absolut maupun relatif).

c) Tujuan berorientasi pada citra

Citra (image) suatu perusahaan dapat dibentuk melalui strategi

penetapan harga. Harga tinggi dapat membentuk atau

mempertahankan citra prestisius, sementara itu harga rendah

dapat digunakan untuk membentuk citra nilai tertentu (image of

value). Misalnya dengan memberikan jaminan bahwa harganya

(34)

d) Tujuan stabilisasi harga

Stabilisasi dilakukan dengan jalan menetapkan harga untuk

mempertahankan hubungan yang stabil antara harga suatu

perusahaan dengan harga pemimpin industri.

e) Tujuan-tujuan lainnya

Harga dapat pula ditetapkan dengan tujuan mencegah masuknya

pesaing, mempertahankan loyalitas pelanggan, mendukung

penjualan ulang, atau menghindari campur tangan pemerintah.

3) Metode penetapan harga

Dengan memperhatikan tiga hal yakni skedul permintaan

pelangan, fungsi biaya, dan harga pesaing perusahaan siap untuk

menentukan harga. Ada tiga pertimbangan utama dalam penentuan

harga yaitu biaya menentukan batas bawah untuk harga tersebut,

harga pesaing dan harga barang subtitusi. Perusahaan memecahkan

persoalan penetapan harga dengan memilih sebuah metode

penetapan harga yang memasukkan satu atau lebih dari ketiga

pertimbangan tersebut.

Ada beberapa metode penetapan harga yang dapat dipakai oleh

perusahaan dengan mempertimbangkan tiga pertimbangan utama di

atas, metode penetapan harga tersebut antara lain:

a) Mark up pricing

Metode penetapan harga yang paling sederhana adalah

(35)

biaya produk. Penetapan harga mark up dipakai untuk sejumlah

alasan. Pertama penjual lebih memiliki kepastian mengenai biaya

daripada mengenai permintaan. Kedua bila semua perusahaan

dalam suatu industri menggunakan metode penetapan harga ini

harga mereka cenderung sama oleh karena itu, persaingan harga

dapat diminimalkan. Ketiga banyak orang merasakan bahwa

penetapan harga plus tersebut lebih adil baik bagi pembeli

maupun penjual.

b) Target-return Pricing

Pendekatan penetapan harga lainnya yang menggunakan

basis biaya adalah penetapan harga berdasarkan keuntungan

sasaran (target return-pricing). Perusahaan menentukan harga

yang akan menghasilkan tingkat keuntungan investasi (return on

investment atau disingkat ROI).

c) Receive value pricing

Perusahaan yang mendasarkan harga mereka pada nilai

yang dirasakan (preceived value) dari produk. Mereka melihat

persepsi nilai pembeli, bukan biaya penjual, sebagai kunci

penetapan harga. Mereka menggunakan variabel non harga untuk

membangun nilai yang dirasakan dalam benak pembeli. Harga

(36)

d) Value pricing

Perusahaan mengadopsi penetapan harga berdasarkan nilai

(value pricing) dimana mereka menetapkan harga rendah bagi

penawaran berkualitas. Filosofi yang digunakan untuk penetapan

harga ini adalah “Barang lebih baik harga lebih murah (more for

less)”.

e) Going rate pricing

Dalam penetapan harga berdasarkan tarif yang berlaku

(going-rate-pricing) suatu perusahaan mendasarkan harganya

terutama pada pesaing dengan sedikit memperhatikan biaya atau

permintaannya sendiri. Perusahaan tersebut mungkin menetapkan

harga yang sama, lebih besar atau lebih kecil daripada pesaing

utamanya.

f) Sealed- Bid Pricing

Penetapan harga yang berorientasi pada persaingan umum

diterapkan bilamana perusahaan mengajukan penawaran untuk

memperebutkan suatu pekerjaan. Perusahaan mendasarkan

harganya pada pengharapan tentang bagaimana pesaing akan

menghargai tawarannya daripada hubungan yang kaku dengan

biaya atau permintaan tersebut. Tetapi perusahaan tidak dapat

menetapkan harganya di bawah tingkat tertentu (biaya perolehan)

dengan tanpa mengganggu atau memperburuk posisinya.

(37)

biayanya peluangnya untuk mendapatkan kontrak akan semakin

kecil.

c. Tempat/Lokasi Pelayanan (Place)

1) Pengertian Tempat/Lokasi Pelayanan

Menurut Hurriyati (2005:55): “Untuk produk industri

manufaktur place diartikan sebagai saluran distribusi, sedangkan

untuk produk industri jasa, place diartikan sebagai tempat pelayanan

jasa”. Jadi saluran distribusi itu sendiri terdiri dari berbagai lembaga

atau badan yang saling tergantung dan saling berhubungan yang

berfungsi sebagai suatu sistem atau jaringan yang bersama-sama

menghasilkan dan mendistribusikan sebuah produk kepada pengguna

akhir.

2) Tingkat-tingkat saluran distribusi

Saluran distribusi digambarkan oleh jumlah tingkat saluran yang

terlibat. Tingkat saluran adalah setiap lapisan perantara pemasaran

yang melaksanakan semacam tugas dalam membawa produk dan

kepemilikan lebih dekat kepada pembeli akhir”.

Dua macam tingkat saluran yaitu:

a) Saluran pemasaran langsung, saluran ini terdiri dari perusahaan

yang menjual langsung kepada konsumen.

b) Saluran pemasaran tidak langsung, Saluran ini terdiri dari

(38)

d. Promosi (Promotion)

1) Pengertian promosi

Promosi merupakan salah satu variabel dalam bauran pemasaran

yang penting untuk dilaksanakan oleh perusahaan dalam

memasarkan barang dan jasa. Kegiatan promosi berfungsi sebagai

alat untuk mempengaruhi konsumen dalam kegiatan pemasaran.

Promosi digunakan untuk menginformasikan kepada orang

mengenai produk-produk dan meyakinkan para pembeli dalam pasar

sasaran suatu perusahaan, organisasi saluran, dan masyarakat umum

untuk membeli barangnya. Buchari (2000:135) mengatakan bahwa:

“Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang

meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa”.

Tujuan promosi adalah memperoleh perhatian, mendidik,

mengingatkan dan meyakinkan calon konsumen. Suatu kegiatan

promosi jika dilaksanakan dengan baik dapat mempengaruhi

konsumen mengenai dimana dan bagaimana konsumen

membelanjakan pendapatannya. Keuntungan bagi produsen adalah

promosi dapat menghindarkan persaingan berdasarkan harga, karena

konsumen membeli barang lebih dikarenakan tertarik dengan

merknya.

2) Variabel-variabel promosi

Perangkat promosi yang kita kenal atau biasanya disebut

(39)

periklanan, personal selling, sales promotion, public relation,

publisitas, dan direct marketing”.

e. People

Menurut Hurriyati (2005:62) menyatakan: “adalah semua pelaku

yang memainkan peranan dalam penyajian jasa sehingga dapat

mempengaruhi pembeli”. Elemen-elemen dari people adalah pegawai

perusahaan, konsumen dan konsumen lain dalam lingkungan jasa.

Menurut Hurriyati (2005:63) elemen people ini memiliki 2 aspek, yaitu: a. Service People

Untuk organisasi jasa, service people biasanya memegang jabatan

ganda, yaitu mengadakan jasa dan menjual jasa tersebut. Melalui

pelayanan yang baik, cepat, ramah, teliti dan akurat dapat

menciptakan kepuasan dan kesetiaan pelanggan terhadap perusahaan

yang akhirnya akan meningkatkan nama baik perusahaan.

b. Customer

Faktor lain yang mempengaruhi adalah hubungan yang ada diantara

para pelanggan.

f. Proses (process)

Proses menurut Zeitmal dalam Hurriyati (2005:64): “adalah semua

prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas yang digunakan untuk

menyampaikan jasa”.

Proses dalam jasa merupakan faktor utama dalam bauran

(40)

penyerahan jasa sebagai bagian dari jasa itu sendiri. Selain itu

keputusan dalam manajemen operasi adalah sangat penting untuk

suksesnya pemasaran jasa.

Menurut Hurriyati (2005:65) seluruh aktivitas kerja adalah proses,

proses melibatkan prosedur-prosedur, tugas-tugas, jadwal-jadwal,

mekanisme-mekanisme, aktivitas-aktivitas dan rutinitas-rutinitas

dengan apa produk atau jasa disalurkan ke pelanggan. Identifikasi

manajemen proses sebagai aktifitas terpisah adalah prasyarat bagi

perbaikan jasa. Pentingnya elemen proses ini khususnya dalam bisnis

jasa disebabkan oleh persediaan jasa yang tidak dapat disimpan.

g. Physical Evidence / Pendukung Fisik

Menurut Nirwana (2004:47) “fasilitas pendukung merupakan

bagian dari pemasaran jasa yang memiliki peranan cukup penting.

Karena jasa yang disampaikan kepada pelanggan tidak jarang

memerlukan fasilitas pendukung di dalam penyampaian”.

Hal ini akan semakin memperkuat keberadaan dari jasa tersebut.

Karena dengan adanya fasilitas pendukung secara fisik, maka jasa

tersebut akan dipahami oleh pelanggan. Bukti fisik adalah tangibles

(bukti langsung), yaitu meliputi fasilitas fisik, perlengkapan, pegawai,

dan sarana komunikasi.

Para pemasar dalam menciptakan layanan berkualitas perlu

memperhatikan elemen layanan fisik seperti prasarana yang berkaitan

(41)

perusahaan. Gedung yang megah dengan fasilitas pendingin, alat

telekomunikasi yang canggih atau perabot kantor yang berkualitas dan

lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu

produk/jasa.

Perusahaan melalui tenaga pemasarnya menggunakan tiga cara

dalam mengelola bukti fisik yang strategis yaitu:

1) An attention-creating medium. Perusahaan jasa melakukan

diferensiasi dengan pesaing dan membuat sarana fisik semenarik

mungkin untuk menjaring pelanggan dari target pasarnya

2) As a massage-creating medium. Menggunakan simbol atau isyarat

untuk mengkomunikasikan secara instensif kepada audiens

mengenai kekhususan kualitas dan produk jasa.

3) An effect-creating medium. Baju seragam yang berwarna, bercorak,

suara dan desain untuk menciptakan sesuatu yang lain dari produk

(42)

8. Konsep Penjualan

Menurut Soehardi (1999:55): “Penjualan adalah sasaran inti di

antara kegiatan-kegiatan lainnya, sebab disini dilakukan perundingan

persetujuan tentang serah terima barang serta pembayaran”.

Kegiatan penjualan atau selling adalah merupakan kegiatan terakhir

dari kegiatan-kegiatan pemasaran lainnya. Tetapi bagian terpenting dalam

pemasaran bukanlah menjual. Menjual hanyalah puncak dari gunung es

pemasaran. Seseorang dapat mengasumsikan bahwa penjualan selalu tetap

dibutuhkan, namun tujuan pemasaran adalah membuat kegiatan menjual

berjalan lancar. Dalam hal ini adalah mengetahui dan memahami para

pelanggan dengan baik sehingga produk atau jasa yang dihasilkan

perusahaan cocok dengan mereka dan dapat terjual dengan sendirinya.

Idealnya, pemasaran harus menghasilkan pelanggan yang siap untuk

membeli sehingga yang tinggal hanyalah bagaimana membuat produk atau

jasa tersebut tersedia.

9. Keputusan Pembelian

Untuk meraih keberhasilan, pemasar harus melihat lebih jauh

bermacam-macam faktor yang mempengaruhi pembeli dan mengembangkan

pemahaman mengenai bagaimana konsumen melakukan keputusan

pembelian. Secara khusus, pemasar harus mengidentifikasi siapa yang

membuat keputusan pembelian, jenis-jenis keputusan pembelian, dan

(43)

Menurut Kotler (2002:202) orang mungkin memainkan beberapa peran

dalam keputusan membeli yaitu:

a. Pencetus: seseorang yang pertama kali mengusulkan gagasan untuk

membeli suatu produk atau jasa.

b. Pemberi pengaruh: seseorang yang pandangan atau sarannya

mempengaruhi keputusan membeli.

c. Pengambil keputusan : seseorang yang mengambil keputusan untuk

setiap komponen keputusan pembelian apakah membeli, tidak membeli,

bagaimana membeli, dan dimana akan membeli.

d. Pembeli : orang yang melakukan pembelian sesungguhnya.

e. Pemakai : seseorang yang mengkonsumsi atau menggunakan produk

atau jasa yang bersangkutan.

Mengetahui peserta utama proses pembelian dan peran yang mereka

(44)

10. Jenis-Jenis Tingkah Laku Keputusan Pembelian

Semakin kompleks keputusan yang harus diambil biasanya semakin

banyak pertimbangannya untuk membeli. Adapun jenis-jenis tingkah laku

membeli konsumen berdasarkan pada derajat keterlibatan dan tingkat

perbedaan antara merek yaitu:

a. tingkah laku membeli yang komplek

b. tingkah laku membeli yang mengurangi ketidakcocokan.

c. tingkah laku membeli yang mencari variasi

d. tingkah laku membeli yang menjadi kebiasaan.

11. Proses Keputusan Pembelian

Pada umumnya dalam melakukan pembelian konsumen melalui lima tahap

dari proses pembelian. Dengan demikian proses pembelian dimulai jauh

sebelum pembelian aktual dan mempunyai konsekuensi lama setelah

pembelian

Sumber : Sumarni 2002: 235.

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian lima tahap a. Pengenalan Kebutuhan

Pembeli ingin melakukan pembelian setelah merasakan adanya

kebutuhan dan kebutuhan ini bisa timbul dari stimuli internal dan

eksternal.

Pencarian Informasi

Evaluasi Alternatif Pengenalan

kebutuhan

Perilaku Purnabeli Keputusan

(45)

b. Pencaraian Informasi

Seorang calon pembeli aktif mencari informasi mengenai suatu produk

atau jasa apabila dipicu oleh keinginan yang kuat untuk membeli

produk atau jasa tersebut.

c. Evaluasi Alternatif

Modal proses evaluasi pembeli berorientasi secara kognitif yakni,

mereka menganggap bahwa sebagian besar pembeli melakukan

penilaian produk secara sadar dan rasional.

d. Keputusan Pembeli

Setelah melalui tahap evaluasi terhadap beberapa alternatif merk atau

nama perusahaan maka tiba gilirannya konsumen membentuk minat

pembelian untuk memilih merk yang paling disukai.

e. Perilaku Sesudah Pembelian

Tugas pemasaran tidak berhenti pada saat transaksi telah terjadi tetapi

(46)

B. Penelitian Sebelumnya 1. Skripsi

Sucahyo. 2006. Analisis Pengaruh Kebijakan Harga, Promosi Dan

Fasilitas Pendukung Terhadap Kepuasan Pelanggan Di Hotel Grand Palace

Malang. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan dan menganalisis

pengaruh variabel bauran pemasaran jasa yang terdiri dari kebijakan harga,

promosi, dan pendukung fisik secara bersama-sama terhadap kepuasan

pelanggan pada Hotel Grand Palace Malang dan mengetahui dan

menganalisis variabel bauran pemasaran jasa yang dominan berpengaruh

terhadap kepuasan pelanggan pada Hotel Grand Palace Malang. Dengan

menggunakan analisis regresi linier berganda dan uji hipotesis dengan uji

F dan uji t didapatkan hasil hasil uji F di peroleh F hitung sebesar 58,923 >

dari F tabel 2,89 yang berarti bahwa variabel kebijakan harga (X1),

Promosi (X2), dan Bukti fisik (X3) secara simultan/bersama-sama

mempunyai pengaruh signifikan (bermakna) terhadap Kepuasan pelanggan

(Y), hasil koefisien regresi setelah uji t diketahui variabel kebijakan harga

(X1) mempunyai nilai yang paling besar jika dibandingkan dengan

koefisien regresi variabel lainnya. Sehingga hipotesis kedua yang

menyatakan bahwa variabel kebijakan harga adalah variabel yang

berpengaruh dominan terhadap kepuasan pelanggan pada Hotel Grand

(47)

2. Jurnal

Sujoko. 2007. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan Pemakaian

Jasa Warnet di Kota Jember. Penelitian ini merupakan studi yang menguji

tentang pengaruh faktor-faktor perilaku konsumen yang terdiri dari bauran

pemasaran (product, price, promotion, personal traits place, process,

physical evidence), individu konsumen (motivasi, persepsi, sikap,

pembelajaran), dan pengaruh lingkungan (budaya, kelas sosial, kelompok

acuan) terhadap keputusan pemakaian jasa warnet di Kota Jember baik

secara simultan maupun secara parsial, serta mengetahu variabel prilaku

konsumen yang mempunyai pengaruh dominan terhadap keputusan

pemakaian jasa warnet. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat

pengaruh yang signifikan baik secara simultan maupun secara parsial

antara variabel-variabel bauran pemasaran (product, price, personal traits

place, process), individu konsumen (motivasi, persepsi), dan pengaruh

lingkungan (budaya, kelompok acuan), terhadap keputusan pemakaian jasa

warnet (Y) di Kota Jember. Variabel dominan dalam penelitian ini adalah

(48)

C. Kerangka Konseptual Penelitian

Untuk memudahkan membaca penelitian ini, penulis membuat kerangka

pemikiran sebagai berikut :

Gambar 2.2 Model Penelitian

Keterangan :

: pengaruh simultan

: pengaruh parsial Price

Place

Promotion

People

Keputusan konsumen untuk menginap di Hotel

Inna Garuda

(49)

D. Hipotesis Penelitian

Bauran Pemasaran merupakan bagian yang paling penting dari

kegiatan pemasaran jasa. Bauran pemasaran jasa yang baik akan sangat

membantu dalam mempertahankan konsumen, karena biaya yang diperlukan

untuk mempertahankan kemauan pelanggan akan lebih sedikit jika

dibandingkan biaya untuk merebut kembali pelanggan yang telah hilang atau

untuk menarik konsumen yang baru yang biasanya lebih besar.

Pengaruh antara bauran pemasaran dengan keputusan konsumen ini

diungkapkan oleh Tjiptono (2002:68) sebagai berikut: bauran pemasaran dan

keputusan konsumen berkaitan sangat erat. Bauran pemasaran memberikan

suatu dorongan kepada konsumen untuk menjalin ikatan hubungan yang kuat

dengan perusahaan. Dalam jangka panjang ikatan seperti ini memungkinkan

perusahaan untuk memahami dengan seksama harapan konsumen serta

kebutuhan mereka. Dengan demikian perusahaan dapat meningkatkan

keputusan pelanggan dimana perusahaan memaksimumkan pengalaman yang

menyenangkan dan meminimumkan atau meniadakan pengalaman konsumen

yang kurang menyenangkan. Pada gilirannya kepuasan konsumen dapat

menciptakan kesetiaan atau loyalitas pelanggan kepada perusahaan.

Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan

manusia. Produk jasa yang berkualitas serta keragaman produk sangat

mempengaruhi keputusan konsumen dalam memutuskan untuk menginap di

suatu hotel. Tingkat keragaman produk yang bervariasi akan membuat

(50)

berbagai macam produk yang dibutuhkannya. Produk jasa yang berkualitas

serta keragaman produk yang ada pada hotel seperti tipe kamar yang beragam

dan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya akan membuat minat konsumen

untuk menginap di hotel tersebut semakin tinggi.

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk

barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak kepemilikan

atau penggunaan suatu barang atau jasa. Harga merupakan salah satu faktor

yang mempengaruhi konsumen untuk menginap di suatu hotel. Dengan harga

yang sesuai maka konsumen akan mempunyai minat untuk menginap di hotel

tersebut.

Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. Tempat hotel yang

strategis serta lingkungan sekitar yang nyaman akan meningkatkan minat

wisatawan atau usahawan untuk menginap di hotel tersebut.

Promosi adalah sejenis komunikasi yang memberi penjelasan yang

meyakinkan calon konsumen tentang barang dan jasa. Konsumen menjadi

tahu dan tertarik untuk menggunakan suatu jasa karena adanya komunikasi

antara produsen dan konsumen. Promosi yang dilakukan Inna Garudamelalui

brosur, surat kabar, website, leaflet, booklet, tourist map atau poster bertujuan

agar calon wisatawan atau usahawan akan mendapatkan informasi yang

lengkap dan akurat tentang jasa yang hendak dijual, sehingga dengan

memiliki sumber informasi tersebut mereka dapat mengetahui keberadaan

(51)

hotel melakukan promosi, maka semakin meningkatkan peluang konsumen

untuk menginap di hotel tersebut.

People adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam

penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi pembeli/pengguna jasa.

Elemen-elemen dari people adalah pegawai perusahaan, konsumen dan

konsumen lain dalam lingkungan jasa. Melalui pelayanan yang baik, cepat,

ramah, teliti dan akurat maka dapat meningkatkan keputusan konsumen untuk

menginap di hotel tersebut.

Process adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas

yang digunakan untuk menyampaikan jasa. Peraturan-peraturan dalam hotel

yang baik dan prosedur yang tidak rumit akan meningkatkan keputusan

konsumen untuk menginap di hotel tersebut.

Physical Evidence atau fasilitas pendukung mencakup semua hal yang

tangibel berkenaan dengan suatu jasa seperti fasilitas fisik, perlengkapan,

pegawai, desain fasilitas dan lain sebagainya yang memfasilitasi penampilan

jasa tersebut. Gedung yang megah, perabot kantor yang berkualitas dan

lain-lain menjadi pertimbangan pelanggan dalam memilih suatu hotel.

Keputusan konsumen untuk menginap adalah kecendrungan konsumen

untuk menginap di hotel Inna Garuda berdasarkan pengalaman positif

ataupun informasi-informasi yang didapatkannya sehingga konsumen

memilih hotel Inna Garuda sebagai tempat untuk menginap dan bahkan

(52)

Dari pokok permasalahan, keaslian penelitian, dan kajian teori dapat

dirumuskan hipotesis sebagai berikut:

(a)Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5),

Process (X6), dan Physical evidence (X7) secara simultan berpengaruh

terhadap keputusan konsumen untuk menginap di hotel Inna Garuda (Y).

(b)Product (X1), Price (X2), Place (X3), Promotion (X4), People (X5),

process (X6), dan Physical evidence (X7) secara parsial berpengaruh

(53)

35 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode survei, yaitu penelitian yang

dilakukan pada populasi besar maupun kecil, tetapi data yang dipelajari adalah

data dari populasi yang ada, sehingga ditentukan kejadian-kejadian relatif,

distribusi dan hubungan-hubungan antar variabel sosiologis maupun

psikologis (Sugiyono, 2005:5).

B. Subyek dan Obyek Penelitian 1. Subyek Penelitian

Subjek dalam penelitian ini adalah konsumen yang pernah atau sedang

menginap minimal 2 hari di Hotel Inna Garuda.

2. Obyek Penelitian

Objek penelitian yang akan diteliti adalah Product, Price, Place,

Promotion, People, Process , dan Physical evidence terhadap keputusan

(54)

C. Waktu dan Lokasi Penelitian 1. Waktu Penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2011.

2. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Hotel Inna Garuda yang beralamat di Jalan

Malioboro no.60 Yogyakarta.

D. Variabel Penelitian

Variabel adalah gejala yang menjadi fokus peneliti untuk diamati.

Variabel merupakan atribut dari sekelompok orang atau obyek yang

mempunyai variasi antara satu dengan yang lainnya dalam kelompok itu

(Sugiyono, 2005:2).

1. Identifikasi Variabel:

a. Variabel Dependen (Variabel Terikat)

Variabel dependen adalah variabel respon, output, kriteria, konsekuen.

Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat.

Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang

menjadi akibat dari variabel bebas (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel dependen dalam penelitian ini adalah keputusan

konsumen untuk menginap(Y).

b. Variabel Independen (Variabel Bebas)

Variabel independen adalah sebagai variabel stimulus, input, dan

prediktor. Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel

(55)

atau berubahnya variabel terikat (Sugiyono, 2005:3). Dari definisi

tersebut maka variabel independen dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut:

1) Product (X1)

2) Price (X2)

3) Place (X3)

4) Promotion (X4)

5) People (X5)

6) Process (X6)

7) Physical Evidence (X7)

2. Definisi Operasional Variabel

a. Keputusan Konsumen untuk Menginap (Y)

Keputusan konsumen untuk menginap adalah kecendrungan konsumen

untuk menginap di hotel Inna Garuda berdasarkan pengalaman positif

ataupun informasi-informasi yang didapatkannya. indikator-indikator

keputusan konsumen adalah hotel Inna Garuda adalah tempat favorit

untuk menginap, konsumen akan memilih hotel Inna Garuda setiap

membutuhkan tempat menginap, konsumen merekomendasikan hotel

Inna Garuda kepada teman atau keluarganya, konsumen memberikan

penilaian positif untuk hotel Inna Garuda.

b. Product (X1)

Produk adalah segala sesuatu yang dapat memenuhi kebutuhan

(56)

fasilitas pada kamar yang sesuai harapan, kamar yang nyaman,

kebersihan kamar terjamin, jasa-jasa pendukung lainnya yang

memadai.

c. Price (X2)

Harga merupakan satuan moneter atau ukuran lainnya (termasuk

barang dan jasa lainnya) yang ditukarkan agar memperoleh hak

kepemilikan atau penggunaan suatu barang atau jasa. Dalam penelitian

ini indikator-indikator price adalah harga yang bervariasi, harga sesuai

dengan fasilitas yang didapatkan, potongan harga atau diskon, dan

harga yang kompetitif.

d. Place (X3)

Place diartikan sebagai tempat pelayanan jasa. indikator-indikator

place adalah lokasi yang mudah ditemukan, lingkungan sekitar hotel

yang rendah polusi, mudah untuk mengakses ke berbagai tempat

tujuan, mudah untuk menemukan alat transportasi ketika

membutuhkan.

e. Promotion (X4)

Promotion merupakan cara hotel Inna Garuda dalam hal memberikan

informasi tentang keberadaan dan informasi produk jasa yang

ditawarkan. Indikator-indikator promotion adalah promosi melalui

media cetak yang menarik, promosi melalui media elektronik yang

menarik, website yang berisikan informasi lengkap dan mudah untuk

(57)

f. People (X5)

People adalah semua pelaku yang memainkan peranan dalam

penyajian jasa sehingga dapat mempengaruhi pembeli/pengguna jasa.

indikator-indikator people adalah karyawan memberikan informasi

yang jelas, karyawan memberikan informasi yang akurat, Karyawan

hotel yang cepat tanggap, sikap karyawan hotel yang ramah.

g. Process (X6)

Process adalah semua prosedur aktual, mekanisme, dan aliran aktivitas

yang digunakan untuk menyampaikan jasa. indikator-indikator process

adalah prosedur untuk check-in yang mudah, proses pembayaran di

kasir yang cepat dan tidak rumit, aturan-aturan hotel yang tidak

mengganggu kenyamanan tamu hotel, pemesanan kamar melalui

online reservation sangat mudah dan cepat

h. Physical Evidence (X7)

Physical Evidence atau fasilitas pendukung mencakup semua hal yang

tangibel berkenaan dengan suatu jasa seperti fasilitas fisik,

perlengkapan, pegawai, desain fasilitas dan lain sebagainya yang

memfasilitasi penampilan jasa tersebut. indikator-indikator physical

evidence adalah design bangunan hotel yang modern, design interior di

dalam ruangan hotel yang menarik, tempat parkir yang cukup luas dan

(58)

3. Pengukuran Variabel

Menurut Sugiyono (2005:60), skala likert adalah skala yang digunakan

untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau sekelompok

orang tentang fenomena sosial. Dengan skala likert variabel yang akan

diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudian indikator tersebut

dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item yang dapat berupa

pernyataan atau pertanyaan. Pemberian skornya adalah sebagai berikut:

Sangat Setuju (SS) = 5

Setuju (S) = 4

Netral (N) = 3

Tidak Setuju (TS) = 2

Sangat Tidak Setuju (STS) = 1

E. Populasi dan Sampel

1. Populasi yaitu wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang

mempunyai kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh

peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono,

2005:55). Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh

konsumen yang pernah atau sedang menginap minimal 2 hari di Hotel

Inna Garuda, Yogyakarta.

2. Sampel yaitu sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi tersebut (Sugiyono, 2005:56). Menurut Gary dan Diehl (dalam

(59)

semakin besar sampel, maka kecenderungan semakin representative dan

hasil dari penelitiannya dapat lebih digeneralisasikan. Ukuran sampel yang

dapat diterima tergantung pada jenis penelitian Menurut Fraenkel dan

Wallen (dalam Suhardi, 1999: 70), besarnya sampel minimum adalah 100

orang. Atas dasar pertimbangan tersebut di atas, maka sampel yang

diambil dalam penelitian ini adalah 111 orang yang pernah atau sedang

menginap minimal 2 hari di Hotel Inna Garuda Yogyakarta.

F. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik sampling adalah suatu cara atau langkah yang digunakan untuk

memilih sampel yang terdapat pada populasi. Metode pengambilan sampel

yang digunakan adalah metode convenience sampling yaitu pengambilan

sampel secara nyaman, mudah ditemui dan diajak bekerjasama serta dilakukan

dengan memilih sampel bebas sekehendak peneliti (Jogiyanto, 2004:32).

G. Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Data primer

Data primer yaitu data aktual yang diperoleh secara langsung dari obyek

penelitian yang dikumpulkan dan diolah oleh peneliti. Data primer berupa

(60)

2. Data Sekunder

Data sekunder berupa data yang sudah diolah dan biasanya sudah berupa

arsip, buku, literatur, bahan bacaan lain yang berhubungan dengan

masalah yang diteliti.

H. Teknik Pengumpulan Data 1. Kuesioner

Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data dengan

menggunakan kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data

yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau

pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab. Kuesioner dapat

berupa pertanyaan/pernyataan tertutup atau terbuka, dapat diberikan

kepada responden secara langsung atau dikirim melalui pos atau internet

(Sugiyono, 2005:135). Dalam hal ini, kuesioner akan diberikan langsung

kepada responden.

2. Wawancara

Wawancara atau interviu (interview) merupakan salah satu bentuk

teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian

deskriptif kualitatif. Wawancara dilaksanakan secara lisan dalam

pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara adalah percakapan

dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu

pewawancara yang mengajukan pertanyaan dan terwawancara yang

(61)

I. Uji Kualitas Instrumen 1. Uji Validitas

Uji validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur itu mengukur

apa yang akan diukur. Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan

kecermatan suatu alat ukur dalam melaksanakan fungsi ukur. Untuk

mengetahui validitas, maka teknik yang digunakan dalam penelitian ini

adalah metode korelasi Product Moment Pearson. Teknik ini dilakukan

dengan cara mengkorelasikan masing-masing item pernyataan dengan skor

total atau keseluruhan. Hasil korelasi harus signifikan berdasarkan ukuran

statistik tertentu. Kuesioner sebagai alat ukur dapat dikatakan valid apabila

rhitung lebih besar dari rtabel pada taraf signifikansi (α) = 5%. Rumus

korelasi Product Moment Pearson (Sugiyono, 2005:109) adalah sebagai

berikut.

rxy =

Y)²} ( Y² {N X)²} ( X² {N Y) ( X) ( XY N Σ − Σ Σ − Σ Σ Σ − Σ dimana:

rxy = koefisien korelasi product moment (r hitung)

X = nilai dari tiap butir

Y = nilai total butir

(62)

2. Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas adalah tingkat kebebasan dari variabel random error

sehingga menghasilkan hasil yang konsisten. Instrumen yang reliabel

adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur obyek yang sama, akan

menghasilkan data yang sama. Dalam penelitian ini uji reliabilitas dengan

menggunakan Cronbach’s Alpha. Menurut Indriantoro dan Supomo

(2002:61), suatu alat ukur disebut reliabel apabila memiliki nilai Cronbach

Alpha sama dengan atau lebih besar dari 0,6. Rumus Alpha digunakan

untuk mencari reliabilitas instrumen yang skornya bukan 1 dan 0, misalnya

angket atau dan skala bertingkat (rating scale).

Rumus Alpha (Arikunto, 2002:89):

r11 =

(

)

⎥ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎢ ⎣ ⎡ Σ ⎥ ⎦ ⎤ ⎢ ⎣ ⎡ − 2 1 2 b 1 1 k k σ σ Keterangan:

r11 = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal

∑σb2 = jumlah varians butir

(63)

J. Analisis Data dan Uji Hipotesis 1. Analisis Regresi Berganda

Penelitian ini menggunakan alat analisis Regresi Berganda dengan

menggunakan SPSS Versi 15. Analisis ini digunakan untuk mengetahui

pengaruh product, price, place, promotion, people, process, physical

evidence (variabel bebas) terhadap keputusan konsumen untuk menginap

di Hotel Inna Garuda (variabel terikat), yaitu dengan menggunakan model

sebagai berikut:

Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + b4x4 + b5x5 + b6x6 + b7x7 + e

Dimana :

a = Konstanta

b0 = Koefisien Regresi variabel independen

Y = Keputusan Konsumen dalam Menggunakan Jasa Hotel

x1 = Product

x2 = Price

x3 = Place

x4 = Promotion

x5 = Personal traits

x6 = Process

x7 = Physical evidence

e = Suatu kesalahan berdistribusi normal dengan rata-rata 0,

(64)

2. Uji Asumsi Klasik

Uji asumsi klasik digunakan untuk menguji apakah model regresi

benar-benar menunjukkan hubungan yang signifikan dan representatif.

Ada empat pengujian dalam uji asumsi klasik, yaitu:

a. Uji Multikolinieritas

Uji multikolinieritas dimaksudkan untuk menguji apakah model

regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas (Ghozali,

2001:57). Apabila terjadi korelasi antara variabel bebas, maka terdapat

problem multikoliniearitas pada model regresi tersebut. Deteksi adanya

multikoliniearitas dengan melihat besaran VIF (variance inflation

factor) dan Tolerance. Model regresi yang bebas multikoliniearitas

adalah mempunyai nilai VIF di sekitar angka 1, mempunyai angka

tolerance mendekati 1, dan besaran korelasi antar variabel bebas.

Pedoman suatu model regresi yang bebas multikoliniearitas adalah

koefisien korelasi antar variabel bebas haruslah lemah di bawah 0,05.

Jika korelasi kuat maka terjadi problem multikoliniearitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Uji heteroskedastisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam

model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu

pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut

homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas

(Ghozali, 2001:69). Model regresi yang baik adalah yang

(65)

mendeteksi ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat diketahui

dengan melihat ada tidaknya pola tertentu pada grafik scatterplot

antara Z prediction (ZPRED) yang merupakan variabel bebas (sumbu

X = Y hasil prediksi) dan nilai residualnya (SRESID) merupakan

variabel terikat (sumbu Y = Y prediksi – Y riil). Dasar analisis dari uji

heteroskedastisitas melalui grafik plot adalah sebagai berikut:

1) Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola

tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian

menyempit), maka mengindikasikan tela

Gambar

Gambar 2.1 Model Proses Pembelian Lima Tahap .....................................
Tabel Korelasi Pearson Product Moment pada α 5%
Gambar 2.1 Model Proses Pembelian lima tahap
Gambar 2.2 Model Penelitian
+7

Referensi

Dokumen terkait

Ide dasar dalam pengembangan metode Kano adalah (Berger, dkk, 1993), yaitu: 1) atribut kualitas yang sulit untuk dilihat dapat dipahami dengan mengkategorikan

Kesimpulan penelitian ini bahwa : (1) Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara media pembelajaran dengan prestasi belajar Sosiologi siswa kelas XI IPS SMA Negeri

Rendemen ekstrak metanolik maksimum pada tingkat petikan 3 (4 daun bagian bawah) dan cenderung menurun pada tingkat petikan 1 (4 daun dari pucuk).Interaksi konsentrasi ekstrak

Berdasarkan hasil penilaian sentra, maka rekapitulasi sentra IKM Alas Kaki di Kab.Bandung Barat adalah Bintang 2 artinya IKM masih perlu bimbingan dasar, namun

tersebut menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang positif serta signifikan antara Kecerdasan Emosional secara parsial terhadap Prestasi Akademik Mahasiswa, serta

[r]

Dari hasil penelitian ini disarankan bagi anak-anak sekolah dasar untuk melatih fleksibilitas mereka dengan melakukan olahraga dan latihan fisik yang teratur

Pernyataan tersebut menjelaskan dan memberikan suatu gambaran bagaimana belajar aktif itu akan lebih menyenangkan dan mudah dipahami ketika peserta didik