• Tidak ada hasil yang ditemukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU"

Copied!
8
0
0

Teks penuh

(1)

Desaign V. Santoso

Edit PARIPURNA DPRD DES. 2011

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BERAU

NOMOR 28 TAHUN 2011

TENTANG

ALOKASI DANA KAMPUNG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BERAU,

Menimbang : a. bahwa dalam rangka Pemerataan Pembangunan Kampung menuju kemandirian Kampung dan meningkatnya kesejahteraan masyarakat Kampung, perlu adanya partisipasi dari seluruh masyarakat melalui Pembangunan dalam skala Kampung ;

b. bahwa untuk mendukung pelaksanaan pembangunan Kampung, perlu dialokasikan dana bantuan kepada Kampung dalam bentuk Alokasi Dana Kampung, yang merupakan dana Perimbangan dan diharapkan menjadi penyangga utama pelaksanaan pembangunan dan pemberdayaan masyarakat Kampung, sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat Kampung ;

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan huruf b tersebut diatas, maka perlu diatur dengan Peraturan Daerah tentang Alokasi Dana Kampung.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 27 Tahun 1959 (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1959 Nomor 72) tentang Penetapan Undang-Undang Darurat Nomor 3 Tahun 1953 tentang Pembentukan Daerah Tingkat II di Kalimantan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1953 Nomor 9) sebagai Undang-Undang (Memori Penjelasan Dalam Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 1820) ;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4286) ; 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4355) ;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 66, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4400) ;

5. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia

(2)

Nomor 4437), sebagaimana telah beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2008 tentang Perubahan Kedua Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 59, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4844) ;

6. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 126, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ; 7. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Peraturan Perundang-Undangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 82, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5234) ;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 55 Tahun 2005 tentang Dana Perimbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005

Nomor 137, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4574) ;

9. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang Desa (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 158,

Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4857); 10. Peraturan Pemerintah Nomor 79 Tahun 2005 tentang Pedoman

Pembinaan dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan

Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 165, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4593) ;

11. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 140, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4578) ;

12. Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi

Perangkat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2007 Nomor 89, Tambahan Lembaran Negara Republik

Indonesia Nomor 4741) ;

13. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 9 Tahun 2008 tentang Urusan Pemerintahan Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2008 Nomor 9) ;

14. Peraturan Daerah Kabupaten Berau Nomor 13 Tahun 2008 tentang Pembentukan Organisasi Dinas Daerah Kabupaten Berau (Lembaran Daerah Kabupaten Berau Tahun 2008 Nomor 13).

Dengan Persetujuan Bersama

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN BERAU dan

(3)

MEMUTUSKAN :

Menetapkan : PERATURAN DAERAH TENTANG ALOKASI DANA KAMPUNG.

BAB I

KETENTUAN UMUM Pasal 1

Dalam Peraturan daerah ini yang dimaksud dengan : 1. Daerah adalah Kabupaten Berau.

2. Pemerintahan Daerah adalah Penyelenggara Urusan Pemerintahan oleh Pemerintah Daerah dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) menurut Asas Otonomi dan Tugas Pembantuan dengan Prinsip Otonomi seluas-luasnya dalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

3. Bupati adalah Bupati Berau.

4. Kampung adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

5. Pemerintah Kampung adalah Kepala Kampung dan Perangkat Kampung sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Kampung.

6. Pemerintahan Kampung adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh Pemerintah Kampung bersama Badan Permusyawaratan Kampung dalam mengatur dan mengurus kepentingan masyarakat setempat berdasarkan asal usul dan adat istiadat setempat yang diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

7. Badan Permusyawaratan Kampung yang selanjutnya disingkat BPK, adalah lembaga yang merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Kampung sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Kampung.

8. Rukun Tetangga yang selanjutnya disingkat RT adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah masyarakat setempat dalam rangka pelayanan Pemerintahan dan kemasyarakatan yang ditetapkan oleh Kampung.

9. Rukun Warga yang selanjutnya disingkat RW adalah lembaga yang dibentuk melalui musyawarah pengurus RT diwilayah kerjanya yang ditetapkan oleh Kampung.

10. Lembaga Kemasyarakatan atau yang disebut dengan nama lain adalah lembaga yang dibentuk oleh masyarakat sesuai dengan kebutuhan dan merupakan mitra Pemerintah Kampung dalam memberdayakan masyarakat.

11. Dana Perimbangan adalah dana yang sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah.

12. Anggaran Pendapatan dan Belanja Kampung yang selanjutnya disingkat APB Kampung adalah rencana keuangan Tahunan Pemerintahan Kampung yang dibahas dan disetujui Pemerintahan Kampung dan BPK yang ditetapkan dengan Peraturan Kampung.

13. Peraturan Kampung adalah Peraturan Perundang-Undangan yang dibuat oleh BPK bersama Kepala Kampung.

(4)

14. Alokasi Dana Kampung yang selanjutnya disingkat ADK adalah dana yang dialokasikan oleh Pemerintah Daerah untuk Kampung, yang bersumber dari bagian dana perimbangan keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Daerah.

15. Alokasi Dana Minimum yang selanjutnya disingkat ADM adalah dana yang dialokasikan dengan besaran sama setiap Kampung.

16. Alokasi Dana Maksimum yang selanjutnya disebut Alokasi Dana Proporsional yang disingkat ADP adalah Dana yang dialokasikan dengan besaran sesuai dengan hasil perkalian antara bobot kampung dengan total alokasi dana kampung yang tersedia dari persentase dan bersifat variable.

17. Bobot Kampung yang selanjutnya disingkat BK adalah nilai kelayakan kampung penerima ADK dengan indikator pembobotan :

a. Prosentase jumlah KK miskin Kampung = JPM

(Jumlah KK miskin Kampung dibagi jumlah KK miskin seluruh Kampung) x 100 %.

b. Prosentase Pendidikan Dasar = PD

(Jumlah penduduk Kampung yang berusia 7 Tahun s/d 15 Tahun yang tidak bersekolah dibagi dengan jumlah penduduk seluruh Kampung yang berusia 7 Tahun s/d 15 Tahun yang tidak bersekolah) x 100 %.

c. Prosentase Kesehatan = Kesh

(Tingkat kesehatan masyarakat yang terkena penyakit pada suatu Kampung di bagi dengan jumlah seluruh masyarakat kampung yang terkena penyakit) x 100 %.

d. Prosentase Keterjangkauan Kampung = KJ

Hasil penjumlahan (0,4 x jarak Kampung dengan Ibukota Kabupaten) ditambah (0,6 x jarak Kampung dengan Ibukota Kecamatan) kemudian dibagi jumlah skor

seluruh Kampung x 100 %.

e. Prosentase Jumlah Penduduk Kampung = JP

(Jumlah penduduk Kampung dibagi Jumlah Pendududk seluruh Kampung di Daerah ) x 100 %.

f. Prosentase Luas Wilayah Kampung = LW dalam Km2

(Luas Wilayah Kampung dibagi luas Wilayah Seluruh Kampung di Daerah) x 100 %.

g. Prosentase Potensi Ekonomi = PE

(Skor Potensi Kampung di bagi Total skor Potensi seluruh Kampung se Kabupaten Berau) x 100 %.

h. Prosentase Partisipasi Masyarakat = PM

(Jumlah partisipasi Masyarakat (baik yang rutin maupun incidental) di suatu Kampung di bagi dengan jumlah total partisipasi masyarakat se Kabupaten Berau) x 100 %.

i. Prosentase Jumlah Unit Komunitas di Kampung ( RW,RT ) = JUK

(Jumlah RT dan RW dalam Suatu Desa di bagi jumlah RT dan RW se Kabupaten Berau) x 100 %.

18. Pembangunan skala Kampung adalah Pembangunan bidang fisik, Ekonomi dan Sosial Budaya dengan jangkauan dan manfaat hanya terbatas untuk kebutuhan masyarakat Kampung setempat.

(5)

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN Pasal 2

Alokasi Dana Kampung dimaksudkan untuk membiayai program Pemerintahan Kampung dalam melaksanakan kegiatan antara lain :

a. Pelayanan Publik meliputi : - Fisik ;

- Sosial ; - Ekonomi ; - Budaya.

b. Aparatur Pemerintah Kampung : - Belanja Pegawai ;

- Belanja Barang ;

- Belanja Pemeliharaan ; - Biaya Perjalanan Dinas ; - ATK, dll

Pasal 3 Tujuan dari Alokasi Dana Kampung adalah :

a. Meningkatkan Penyelenggaraan Pemerintah Kampung dalam melaksanakan

pelayanan Pemerintahan, pembangunan dan kemasyarakatan sesuai

kewenangannya ;

b. Meningkatkan kemampuan lembaga kemasyarakatan di Kampung dalam

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian pembangunan secara partisipatif sesuai dengan potensi Kampung ;

c. Meningkatkan pemerataan pendapatan, kesempatan bekerja dan kesempatan berusaha bagi masyarakat Kampung ;

d. Mendorong peningkatan swadaya gotong royong masyarakat ;

BAB III

SUMBER DAN BESARAN ALOKASI DANA KAMPUNG Pasal 4

(1) ADK bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun berjalan. (2) Jumlah ADK sebagaimana dimaksud pada ayat (1) minimal 10 % dari Dana

Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah yang diterima oleh Pemerintah Daerah setelah dikurangi Belanja Pegawai.

(6)

BAB IV

RUMUS PENETAPAN ALOKASI DANA KAMPUNG Pasal 5

(1) Alokasi dana Kampung di Daerah di hitung berdasarkan hasil penjumlahan antara jumlah Alokasi Dana Kampung minimal di tambah jumlah Alokasi Dana Kampung Proporsional.

(2) Jumlah Alokasi Dana Kampung untuk masing-masing Kampung yang selanjutnya disebut ADKx dihitung berdasarkan hasil penjumlahan antara jumlah Alokasi Dana Kampung minimal Kampung ditambah jumlah Alokasi Dana Kampung proporsional Kampung.

(3) Jumlah Alokasi Dana Kampung Minimal untuk setiap Kampung yang selanjutnya disebut ADMx adalah 60 % dari Alokasi Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibagi dengan jumlah Kampung.

(4) Jumlah Alokasi Dana Kampung Proposional untuk setiap Kampung yang selanjutnya disebut ADPx dihitung berdasarkan hasil perkalian antara 40% dari Alokasi Dana Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikalikan bobot Kampung.

(5) Bobot Kampung untuk setiap Kampung yang selanjutnya disebut BKx dihitung berdasarkan hasil penjumlahan seluruh koefisien dari seluruh indikator dikalikan indeks dari pembobotan indikator.

Pasal 6

Ketentuan pelaksanaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

BAB V

PENGGUNAAN DAN PERTANGGUNGJAWABAN Bagian Kesatu

Pasal 7

(1) ADK yang diterima setiap Kampung digunakan untuk :

a. biaya Operasional Kampung dan BPK maksimal sebesar 30 % (tiga puluh persen) ;

b. kegiatan pemberdayaan masyarakat dan publik minimal sebesar 70 % (tujuh puluh persen).

(2) Biaya Operasional Pemerintah Kampung dan BPK Kampung sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, meliputi :

a. pengeluaran rutin Pemerintah Kampung ; b. biaya operasional BPK ;

c. alokasi tunjangan Kepala Kampung dan Perangkat Kampung ;

d. bantuan biaya operasional Lembaga Kampung yang dibentuk, diakui dan dibina oleh Pemerintah Kampung.

(3) Kegiatan Pemberdayaan Masyarakat dan Publik sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b, terdiri atas :

(7)

a. biaya perbaikan sarana publik dalam skala kecil ;

b. penyertaan modal usaha masyarakat melalui Badan Usaha Milik Kampung ; c. biaya untuk pengadaan ketahanan pangan ;

d. perbaikan lingkungan dan pemukiman ; e. tekhnologi tepat guna ;

f. perbaikan kesehatan dan pendidikan ; g. pengembangan sosial budaya ;

h. dan sebagainya yang dianggap penting.

(4) Penggunaan ADK tidak diperbolehkan untuk kegiatan politik, melawan hukum dan peruntukkan yang tidak tepat sasaran.

Bagian Kedua Pertanggungjawaban

Pasal 8

(1) Pembangunan skala kampung yang bersumber dari Alokasi Dana Kampung dilaksanakan secara swakelola oleh Lembaga Kampung dan / atau Kepanitiaan, dan dipertanggung jawabkan.

(2) Mekanisme tentang Pengelolaan Alokasi Dana Kampung sampai dengan pertanggung jawabannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati.

(3) Pelaksanaan Alokasi Dana Kampung dilakukan secara partisipatif, transparan dan akuntabel.

BAB VI SANKSI

Pasal 9

(1) Bupati dengan persetujuan DPRD, berhak mengurangi jumlah Alokasi Dana Kampung tertentu pada Tahun berikutnya dari jumlah yang seharusnya secara proporsional bagi kampung yang terbukti tidak mampu melaksanakan pembangunan skala Kampung yang bersumber dari Alokasi Dana Kampung secara transparan, partisipatif dan akuntabilitas.

(2) Bagi pelaksana pembangunan yang terbukti melakukan tindak pidana korupsi dalam melaksanakan pembangunan skala Kampung dari dana Alokasi Dana Kampung akan dilakukan tindakan hukum sesuai dengan Peraturan Perundang-Undangan yang berlaku.

BAB VII

KETENTUAN PENUTUP Pasal 10

Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Peraturan Daerah ini, sepanjang mengenai pelaksanaannya akan diatur lebih lanjut dengan Peraturan Bupati dan/atau Keputusan Bupati.

(8)

Pasal 11

Peraturan Daerah ini mulai berlaku pada tanggal 1 Januari 2013.

Agar setiap orang mengetahuinya memerintahkan pengundangan Peraturan Daerah ini dengan menempatkannya dalam Lembaran Daerah Kabupaten Berau.

Ditetapkan di Tanjung Redeb pada tanggal 28 Desember 2011

BUPATI BERAU, ttd

H. MAKMUR HAPK Diundangkan di Tanjung Redeb

pada tanggal 28 Desember 2011 Plt. SEKRETARIS DAERAH, ttd

SUPARNO KASIM

Referensi

Dokumen terkait

Pielonefritis akut (PNA) adalah radang akut dari ginjal, ditandai primer oleh radang jaringan interstitial sekunder mengenai tubulus dan akhirnya dapat mengenai kapiler

Komisaris independen menunjukkan bahwa keberadaan mereka sebagai wakil dari pemegang saham independen termasuk mewakili kepentingan lainnya, misalnya investor (Effendi,

Syafi’i (2015:44) arus kas dari aktivitas operasi pada metode tidak langsung adalah laba bersih setelah dilakukan penyesuaian dengan cara mengoreksi pengaruh transaksi bukan

Diskusi, diawali dengan presentase (oleh peneliti) tentang permasalahan dari bahan kajian di lapangan berkaitan dengan pengembangan budidaya ikan tawar melalui

sebagian bangunan yang telah diganti, Masjid Saka Tunggal tetap tidak kehilangan. bentuk aslinya (Wawancara dengan Suyitno, 7

Daya listrik yang tinggi tersebut memiliki korelasi dengan kadar metana biogas yang dipergunakan sebagai bahan bakar, karena variabel selain kadar metana biogas dapat

Maka dari itu banyak penelitian – penelitian yang bertujuan untuk memodifikasi adsorben agar adsorben tersebut mempunyai karakteristik yang hampir sama dengan

Berdasarkan densitas, kuat tekan dan laju pelindihan, maka hasil terbaik diperoleh untuk blok polimer-limbah dengan absorber zeolit pada kandungan limbah 30 %