• Tidak ada hasil yang ditemukan

299 GIZIDO Volume 4 No. 1, Mei 2012 Pengaruh 5 Pesan Keluarga Sadar Gizi Joice M. Laoh

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "299 GIZIDO Volume 4 No. 1, Mei 2012 Pengaruh 5 Pesan Keluarga Sadar Gizi Joice M. Laoh"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

PENGARUH 5 PESAN KELUARGA SADAR GIZI (KADARZI)

TERHADAP PENGETAHUAN SIKAP DAN PRAKTEK KADARZI DI KECAMATAN MAESAAN KABUPATEN MINAHASA SELATAN

Joice Mermy Laoh

Jurusan Keperawatan Politeknik Kesehatan Kemenkes Manado ABSTRACT

In general, families have a basic knowledge of nutrition. However, attitudes and skills, and willingness to act in improving family nutrition is low. Health Research Association (Riskesdas) 2007 national prevalence toddler malnutrition in 5.4% and 13.0% less nutrition. National prevalence nutrition more In toddlers 4.3%. Prevalence of Childhood Education Fat (Women) in North Sulawesi (8%) above the national prevalence (6.4%). Obesity prevalence In General Population Age ≥ 15 Years in North Sulawesi in Indonesia notch another prevalence (33.2%). The mean energy consumption per capita per day of North Sulawesi is below the national average of 1381.3 kcal (1735.5 kcal). Currently, only about 45.4% of children under five were taken to the IHC for the last 6 months interval weighed as early detection of growth disorders. Health services that include preventive and promotive services indispensable in realizing KADARZI. This study aimed to determine the effect of 5 messages nutrition-conscious families (KADARZI) for the creation of self-conscious family nutrition. This research method is a quasi-experiment Non-Equivalent Control Group Design With Pre Test and Post Test, Samples is the mother of a toddler, were aged ≥ 20 years. Research site in the District Maesaan of South Minahasa regency. Measuring tool is a questionnaire to determine their knowledge, attitudes and practice behaviors KADARZI data analysis using statistical test t-test at α 0.05. Other research results are the effect of nutrition conscious family 5 messages on knowledge, attitudes and practices KADARZI. Through the medium of the book KADARZI can improve knowledge, attitude and practice of family self-conscious nutrition. Suggestion that the local government distribute 5 messages KADARZI behavior to the public by using the book to be easily understood and practiced.

Keywords: KADARZI, knowledge, attitudes and practices PENDAHULUAN

Pada umumnya keluarga telah memiliki pengetahuan dasar mengenai gizi. Namun demikian, sikap dan keterampilan serta kemauan untuk bertindak memperbaiki gizi keluarga masih rendah. Sebagian keluarga menganggap asupan makanannya selama ini cukup memadai karena tidak ada dampak buruk yang mereka rasakan. Sebagian keluarga juga mengetahui bahwa ada jenis makanan yang lebih berkualitas, namun mereka tidak ada kemauan dan tidak mempunyai keterampilan untuk penyiapannya1,2.

Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007 Prevalensi nasional Gizi Buruk pada Balita adalah 5,4%, dan Gizi Kurang adalah 13,0%. Terdapat 19 provinsi mempunyai prevalensi Gizi Buruk dan Gizi Kurang diatas prevalensi nasional. Sementara masalah gizi kurang dan gizi buruk masih tinggi, ada kecenderungan peningkatan masalah gizi lebih sejak beberapa tahun terakhir. Prevalensi nasional Gizi Lebih Pada

Balita adalah 4,3%. Prevalensi Anak Usia Sekolah Gemuk (Perempuan) di Sulawesi Utara (8%) diatas prevalensi nasional (6,4%). Prevalensi nasional Obesitas Umum Pada Penduduk Umur ≥ 15 Tahun adalah 10,3% dan Sulawesi Utara merupakan prevalensi tetinggi di Indonesia (33,2%). Rerata Konsumsi Energi per Kapita per hari Sulawesi Utara adalah 1381,3 kkal dibawah rerata nasional (1.735,5 kkal). Rerata nasional Konsumsi Protein per Kapita per hari adalah 55,5 gram, sedangkan Sulawesi Utara hanya sebesar 45,6 gram3.

Gambaran perilaku gizi yang belum baik juga ditunjukkan dengan masih rendahnya pemanfaatan fasilitas pelayanan oleh masyarakat. Saat ini baru sekitar 45,4% anak balita yang dibawa ke Posyandu untuk ditimbang selang 6 bulan terakhir sebagai upaya deteksi dini gangguan pertumbuhan. Di Sulawesi Utara baru mencapai 57,5%. Bayi dan balita yang telah mendapat Kapsul Vitamin A baru mencapai 74 % dan ibu hamil yang mengkonsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) baru mencapai 60 %. Sementara itu

(2)

perilaku gizi lain yang belum baik adalah masih rendahnya ibu yang menyusui bayi 0-6 bulan secara eksklusif yang baru mencapai 39 %, sekitar 28 % rumah tangga belum menggunakan garam beryodium yang memenuhi syarat dan pola makan yang belum beraneka ragam3.

Masalah lain yang menghambat penerapan perilaku KADARZI adalah adanya kepercayaan, adat kebiasaan dan mitos negatif pada keluarga. Sebagai contoh masih banyak keluarga yang mempunyai anggapan negatif dan pantangan terhadap beberapa jenis makanan yang justru sangat bermanfaat bagi asupan gizi.

Pelayanan kesehatan yang mencakup pelayanan preventif dan promotif sangat diperlukan dalam mewujudkan KADARZI. Di lapangan saat ini kegiatan dan ketersediaan media promosi masih sangat terbatas. Salah satu pendekatan yang sering dipakai adalah dengan menyampaikan pesan atau informasi 4.

Berdasarkan hal-hal diatas, peneliti tertarik untuk meneliti pengaruh 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi melalui media promosi booklet, dengan harapan jika materi pesan tersebut dapat dipahami dan dilaksanakan, maka terwujudlah keluarga sadar gizi. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pengaruh 5 pesan keluarga sadar gizi (KADARZI) terhadap pengetahuan, sikap dan praktek keluarga mandiri sadar gizi..

BAHAN DAN CARA

Jenis penelitian ini adalah Kuasi Eksperimen dengan rancangan Non Equivalent Control Group Design With Pre Test and Post Test, yaitu pengelompokkan anggota sample pada kelompok perlakuan dan control, dan tidak dilakukan secara random atau Non Randomized Control Group Pretest and Postest Design5.

Instrumen yang dipergunakan dalam pengukuran pretest (O1 dan O3) adalah sama dengan instrumen yang dipergunakan pada postest (O2 dan O4). Pengukuran postest dilakukan dalam jangka waktu 2 bulan. Perlakuan yang diberikan dalam bentuk pemberian buku yang berisi 5 pesan keluarga mandiri sadar gizi, disertai dengan penjelasan tentang isi pesan.

Populasi penelitian adalah keluarga balita di Kecamatan Maesaan Kabupaten Minahasa Selatan. Sampel penelitian adalah ibu balita. Pemilihan sampel tersebut dengan alasan ibu berperan dalam menentukan menu makanan keluarga. Cara pengambilan sampel secara simple random sampling. Lokasi desa sampel berada di desa Kinamang (kelompok perlakuan) dan desa Tambelang (kelompok kontrol). Besar sampel ditentukan berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus (Lemeshow et al,(1990)6:

n = 2ơ2 [z

1- α + Z1 – β ]2 ( µ1 - µ2)2

Besar sampel/responden yang diperoleh untuk setiap kelompok sebanyak 40 orang. Sampel berusia > 20 tahun dan bersedia menandatangani informed consent.

Jenis data yang dikumpulkan adalah data karakteristik responden (umur, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan), data pengetahuan, sikap dan praktek keluarga sadar gizi (KADARZI), Cara pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner. Pelaksanaan pretest (O1 dan O3) dilakukan untuk mengetahui data karakteristik, pengetahuan, sikap dan praktek keluarga sadar gizi, Pelaksanaan perlakuan dengan cara memberikan buku 5 pesan keluarga sadar gizi disertai dengan penjelasan isi buku kepada 40 sampel perlakuan. Pelaksanaan postes (O2, dan O4) dilakukan 2 bulan setelah perlakuan dilaksanakan. Data yang dikumpulkan adalah data pengetahuan, sikap, dan praktek keluarga mandiri sadar gizi. Data yang diperoleh dari kuesioner pengetahuan, sikap, dan praktek keluarga mandiri sadar gizi akan diolah secara deskriptif dan analitik. Untuk mengetahui perbedaan pengaruh pengetahuan, sikap dan praktek keluarga sadar gizi akan dianalisis dengan menggunakan uji statistik t-test, Paired-test pada α 0,05. Analisis data menggunakan program komputer SPSS.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik responden kelompok perlakuan (yang memperoleh buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi) dan kelompok kontrol (tidak menerima buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi) dapat dilihat pada Tabel 1.

(3)

Tabel 1. Karakteristik Responden

Variabel Kelompok Responden Nilai Uji dan Nilai p Perlakuan (n= 40) Kontrol (n = 40) 1. Umur (tahun) 2. Tingkat Pendidikan - ≤ SMP - ≥ SMA 3. Jenis Pekerjaan

- Tidak bekerja (Ibu RT) - Bekerja di Luar 4. Jumlah Anak 24,45 ± 5,79 21 (52,5%) 19 (47,5%) 33 (82,5%) 7 (17,5%) 2,03 ± 0,92 25,08 ± 5,34 22 (55,0%) 18 (45,0%) 30 (75,0%) 10 (25,0%) 1,98 ± 1,67 t = -0,289 p = 0,697 Χ2 = 0,032 p = 0,788 Χ2 = 0,470 p = 0,503 t = -0,568 p = 0,689

Rerata umur responden pada kelompok perlakuan adalah 24,45 tahun (5,79 SD), sedangkan pada kelompok kontrol adalah 25,08 tahun ( 5,34 SD). Responden yang berumur ≥ 25 tahun sebanyak 25 orang (53,3%) pada kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 21 orang (56,3%). Responden yang berumur kurang dari 25 tahun pada kelompok perlakuan sebanyak 15 orang (46,7%). Pada kelompok kontrol sebanyak 19 orang (43,7%).

Tingkat pendidikan responden sebagian besar berpendidikan SMP, pada kelompok perlakuan sebanyak 21 orang (52,5%) dan pada kelompok kontrol sebanyak 22 orang (55,0%). Tingkat pendidikan responden menggambarkan keadaan sosial masyarakat di lokasi penelitian yang masih banyak berpendidikan rendah (berpendidikan dasar).

Pekerjaan responden pada umumnya adalah sebagai ibu rumah tangga yang tidak bekerja di luar rumah. Pada kelompok perlakuan, responden yang tidak bekerja di luar rumah atau hanya sebagai ibu rumah tangga sebanyak 33 orang (82,5%), sedangkan pada kelompok kontrol sebanyak 30 orang (75,0%). Responden yang bekerja di luar rumah sebagai petani, swasta atau berjualan di pasar hanya berjumlah 7 orang (17,5%) pada kelompok perlakuan, sedangkan pada kelompok kontrol berjumlah 10 orang (25,0%).

Jumlah anak pada keluarga responden kelompok perlakuan rerata 2,03 orang, sedangkan pada kelompok kontrol rerata 1,98 orang. Hal ini menunjukkan bahwa keluarga responden pada kedua kelompok merupakan keluarga kecil. Dari seluruh karakteristik responden pada kedua kelompok menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan yang bermakna secara statistik (p> 0,05). Hal ini menunjukkan bahwa karakteristik kedua kelompok responden tidak berbeda atau sama (homogen), sehingga dapat dijadikan subjek penelitian kuasi eksperimen5.

Pengaruh Pesan Terhadap Pengetahuan, Sikap dan Praktek Keluarga Sadar Gizi (KADARZI)

1. Pengetahuan KADARZI

Rerata nilai pengetahuan responden (pretest) pada kelompok perlakuan sebesar 7,85 point (1,56 SD) dan pada kelompok control sebesar 7,18 point (1,25 SD). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05) rerata nilai pengetahuan tentang perilaku keluarga sadar gizi pada kedua kelompok. Keadaan ini merupakan syarat dari penelitian kuasi eksperiment yang sudah terpenuhi5. Lihat Tabel 2.

(4)

Tabel 2. Perbedaan Rerata Nilai Pengetahuan KADARZI Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Kelompok Responden Rerata Nilai Pengetahuan Pretest Postest Perlakuan (n= 40) Kontrol (n = 40) 7,85 (1,56) 7,18 (1,25) 10,25(0,97) 8,27(1,12) Uji t Nilai p t = 1,543 p = 0,146 t = 3,650 p = 0,002

Setelah dilakukan pemberian buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) dan penjelasannya pada kelompok perlakuan (postest) terjadi peningkatan nilai pengetahuan tentang KADARZI sebesar 2,40 point (dari nilai 7,85 naik menjadi 10,25 point. Peningkatan nilai pengetahuan disebabkan karena pemberian buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi yang disertai penjelasan materi sehingga dapat menambah pengetahuan responden. Notoatmodjo juga menyatakan bahwa pendidikan kesehatan masyarakat akan mempengaruhi pengetahuan kesehatan seseorang7. Demikian juga pada kelompok kontrol, walaupun tidak mendapatkan buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) terdapat peningkatan nilai pengetahuan.tentang KADARZI sebesar 1,09 point. Peningkatan nilai pengetahuan dapat terjadi karena adanya bias ingatan pada saat dilakukan postest. Terjadinya bias ingatan karena dilakukannnya test yang berulang yang mengakibatkan adanya pengingatan pada item-item yang ditanyakan8. Setelah di uji statistik dengan menggunakan uji t, terdapat perbedaan yang bermakna (p< 0,05)

antara nilai pengetahuan KADARZI antara kedua kelompok (p = 0,002). Nilai pengetahuan KADARZI kelompok perlakuan lebih baik daripada nilai pengetahuan kelompok kontrol.

Hal ini dapat membuktikan bahwa terdapat pengaruh pemberian buku 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) terhadap peningkatan nilai pengetahuan KADARZI pada responden ibu balita. Peningkatan pengetahuan tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) diharapkan dapat meningkatkan sikap dan praktek KADARZI. 2. Sikap KADARZI

Perbedaan nilai rerata sikap kelompok perlakuan dan kelompok kontrol ditunjukkan pada tabel 3. Rerata nilai sikap (pretest) pada kelompok perlakuan sebesar 43,24 (0,56 SD) dan pada kelompok kontrol sebesar 40,86 ( 1,42 SD). Tidak terdapat perbedaan yang bermakna (p> 0,05) rerata nilai sikap keluarga sadar gizi pada kedua kelompok. Keadaan ini merupakan syarat dari penelitian kuasi eksperiment yang sudah terpenuhi5.

Tabel 3. Perbedaan Nilai Sikap KADARZI Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Kelompok Responden Nilai Sikap

Pretest Postest Perlakuan (n= 40) Kontrol (n = 40) 43,24 (0,56) 40,86 (1,42) 65,43 (0,67) 53,79 (0,72) Uji t Nilai p t = -1,435 p = 0,136 t = 2,650 p = 0,021

(5)

Rerata nilai sikap (postest) responden tentang keluarga sadar gizi (KADARZI) juga mengalami peningkatan pada kelompok perlakuan. Jika pada pretest bernilai 43,24 maka pada postest meningkat menjadi 65,43. Peningkatan sikap responden dapat dipengaruhi oleh isi atau materi komunikasi yang dapat diterima sehingga memberi respon positif8. Sikap seseorang juga dipengaruhi oleh faktor internal seperti faktor psikologis dan faktor eksternal seperti intervensi yang datangnya dari luar individu (seperti pendidikan, pelatihan dan penyuluhan)9. Hasil penelitian ini juga sejalan dengan penelitian Rahmawati (2007)10. Sedangkan pada kelompok kontrol juga mengalami peningkatan nilai dari semula 40,86 menjadi 53,79. Terjadinya peningkatan

sikap kelompok kontrol dimungkinkan karena adanya bias ingatan akibat diulangnya pertanyaan yang sama pada saat postest8. Secara statistik terdapat perbedaan yang bermakna (p <0,05) antara nilai sikap KADARZI antara kelompok perlakuan dengan kelompok kontrol (p = 0,021).

3. Praktek KADARZI

Nilai praktek KADARZI pada kelompok perlakuan dan kelompok kontrol saat pretest tidak menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna (p > 0,05), sehingga memenuhi syarat awal penelitian eksperimen semu5. Kelompok perlakuan mempunyai nilai 8,80 (1,35 SD) dan kelompok kontrol bernilai 7,25 (0,94 SD). Lihat Tabel 4.

Tabel 4. Perbedaan Nilai Praktek KADARZI Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Kelompok Responden Nilai Praktek

Pretest Postest Perlakuan (n= 40) Kontrol (n = 40) 8,80 (1,35) 7,25 (0,94) 12,25 (1,75) 8,39 (0,86) Uji t Nilai p t = -1,454 p = 0,146 t = 4,665 p = 0,001 Pada saat postest terjadi peningkatan

nilai praktek pada kedua kelompok, namun peningkatan nilai tertinggi ada pada kelompok perlakuan yaitu dari 8,80 menjadi 12,25 (1,75 SD). Terdapat peningkatan nilai sebesar 3,45 point. Sedangkan pada kelompok kontrol hanya terjadi peningkatan sebesar 1,16 point. Secara statistik (uji t-test) terdapat perbedaan yang bermakna (p <0,05) tentang praktek KADARZI antara kedua kelompok. (p = 0,001). Pemberian 5 pesan KADARZI melalui buku KADARZI ternyata efektif untuk meningkatkan perilaku keluarga (responden) dalam mempraktekkan keluarga mandiri sadar gizi yaitu memantau berat badan secara teratur, makan beraneka ragam, hanya mengkonsumsi garam beryodium, memberikan hanya ASI saja kepada bayi sampai usia 6 bulan dan mendapatkan dan memberikan suplemtasi gizi bagi anggota keluarga yang membutuhkan.

Menurut Azwar (2003), faktor yang sangat berpengaruh dalam perubahan perilaku atau praktek adalah faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri individu. Sadar atau tidak individu yang bersangkutan menghadapi sikap-sikap tertentu11. Beberapa rangsangan yang dapat menyebabkan individu mengubah perilaku adalah: rangsangan fisik, rangsangan rasional, rangsangan emosional. Dan beberapa rangsangan lain yang juga berpengaruh adalah keterampilan yaitu rangsangan yang bersumber pada kemampuan seseorang untuk mengadopsi dan melakukan perilaku yang baru12. Perilaku atau praktek perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih bertahan lama daripada perilaku yang bukan didasari oleh pengetahuan11.

(6)

KESIMPULAN

1. Terdapat pengaruh pemberian 5 pesan keluarga sadar gizi terhadap pengetahuan KADARZI.

2. Terdapat pengaruh pemberian 5 pesan keluarga sadar gizi terhadap sikap KADARZI.

3. Terdapat pengaruh pemberian 5 pesan keluarga sadar gizi terhadap parktek KADARZI.

SARAN

1. Kepada pemerintah daerah khususnya Dinas Kesehatan Kabupaten Minahasa Selatan agar dapat menyebarluaskan 5 pesan perilaku keluarga sadar gizi (KADARZI) dalam bentuk bahan cetak atau buku untuk diberikan kepada keluarga (keluarga yang mempunyai balita) atau masyarakat luas agar dapat menambah pengetahuan, sikap dan mempraktekkan keluarga mandiri sadar gizi.

DAFTAR PUSTAKA

1. Depkes, RI, 2007, Pedoman Operasional Keluarga Sadar Gizi di Desa Siaga, Jakarta.

2. Depkes, RI, 2007, Pedoman Strategi KIE Keluarga Sadar Gizi (KADARZI), Jakarta.

3. Badan Litbangkes Depkes, RI, 2008, Laporan Nasional Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) 2007

4. Machfoedz I, Soetrisno ES, & santosa S. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi Kesehatan Masyarakat. Yogyakarta: Penerbit Fitramaya; 2005..

5. Pratiknya, A.W. 2000. Dasar Dasar Metodologi Penelitian Kedokteran Kesehatan, PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta.

6. Lemeshow, S., Hosmer, D. W. & Klar, J. (1990). Adequacy of Sample Size in

Health Studies, Yogyakarta,

UGM-Press.

7. Notoatmodjo, S. 1993. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu

Perilaku Kesehatan. Andi Offset; Yogyakarta.

8. Murti, B. 2003. Prinsip dan Metode Riset Epidemiologi. Gadjah Mada University Press; Yogyakarta.

9. Walgito, B. 1994. Psikologi Sosial, Suatu Pengantar. Penerbit Andi Offset: Yogyakarta.

10. Rahmawati, Ira, Toto Sudargo dan Ira Paramastri, 2007. Pengaruh Penyuluhan Dengan Maedia Audio Visual Terhadap Peningkatan Pengetahuan, Sikap dan Perilaku Ibu Balita Gizi Kurang dan Buruk di Kabupaten Kotawaringin Barat Propinsi Kalimantan Tengah. Jurnal Gizi Klinik Indonesia, Volume 4. No.2. Nopember , p; 69-77

11. Azwar, S, 2003, Sikap Manusia, Teori dan Pengukurannya, Pustaka Pelajar, Yogyakarta.

12. Mantra, I. B. (1997). Strategi

Penyuluhan Kesehatan, Jakarta, Pusat

Penyuluhan Kesehatan Masyarakat, Depkes RI

Gambar

Tabel 1. Karakteristik Responden
Tabel 3. Perbedaan Nilai Sikap KADARZI   Pada Kelompok Perlakuan dan Kontrol

Referensi

Dokumen terkait

Isi : panaskan minyak tumis bumbu yang dihaluskan hingga harum, masukkan tuna, salam, daun jeruk, pandan, serai, tuangkan santan dan masak hingga matang dan santan habis,

Apabila semua aset dapat digunakan dengan baik dalam melakukan operasional perusahaan maka akan berpengaruh terhadap laba usaha dan tingkat likuiditas perusahaan

Peneliti akan melakukan pengamatan dengan objek semua yang berhubungan dengan pemberdayaan Unit Produksi di SMK Negeri 1 Kendal, dan berbagai informasi yang mendukung

lembar observasi mengenai aktivitas siswa dan ketrampilan guru dalam proses belajar mengajar yang telah disi oleh observer. Dari data tersebut diperoleh keterangan mengenai

Sehubungan dengan yang telah diuraikan di atas, maka tujuan penulisan makalah ini adalah, ingin mengetengahkan motif hias pada pelipit bagian bawah dan atas,

[r]

Penunjang Pelaksanaan Pengelolaan Sistem Resi Gudang (SRG) Industri Kecil APBD Kabupaten Musi Banyuasin TA 2014 pada Dinas Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Musi

However, regulated usage prices to California residential customers already exceed the cost of electricity generation plus a plausible externality cost for carbon dioxide