• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN. memupuk nilai-nilai kebaikan dalam diri siswa nilai-nilai itu, seperti:

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "BAB I PENDAHULUAN. memupuk nilai-nilai kebaikan dalam diri siswa nilai-nilai itu, seperti:"

Copied!
19
0
0

Teks penuh

(1)

1

A. Latar Belakang Masalah

Kondisi lingkungan sosial yang penuh kontradiksi, membuat guru (dan tentu saja pendidik yang lain) akan mengalami kesulitan dalam memupuk nilai-nilai kebaikan dalam diri siswa nilai-nilai itu, seperti: kesetiaan, kejujuran, ketulusan iman, kuasa diri, keteguhan dan kebaikan dan sebagainya. Lickona dalam Budngsih, di kutip dalam buku karangan Nanang Martono. Memberikan tiga unsur yang harus diperhatikan dalam pendidikan nilai (moral): pengertian (kognitif), perasaan (afektif), dan tindakan atau perilaku (psikomotorik). Guru harus memperhatikan ketiga unsur ini agar nilai yang ditanamkan tidak sekedar berbagai pengetahuan, akan tetapi benar-benar menjadi tindakan yang bermakna. Secara umum, di dalam proses pembelajaran, guru mempunyai serangkaian tanggung jawab sosial. Ghazali dikutip dalam karangan Nanang Martono, mengungkapkan beberapa tanggung jawab guru hendaknya mampu mengubah cara pandang siswa terhadap kehidupan di dalam gaya moral, intelektual dan rohani.1

Pendidikan nilai menjadi perhatian masyarakat dan berbagai perilaku menyimpang, serta menjadi tanggung jawab guru yang hendaknya mampu mengubah cara pandang siswa terhadap kehidupan di dalam gaya moral, intelektual dan rohani. Maka strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan

1 Nanang Martono, Pendidikan Bukan Tanpa Masalah: Mengungkap Problematika

(2)

pembelajaran harus dikerjakan baik oleh pendidik maupun peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.2 Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan teori dan pengalaman tertentu.3 Dengan demikian, strategi bukanlah langkah atau tindakan yang salah, melainkan langkah dan tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya dengan matang, cermat dan mendalam.

Langkah yang strategis akan menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan. Karena itu, strategi dapat pula disebut sebagai langkah cerdas. Maka strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar dengan kemampuan dan kemauannya sendiri dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.4

Pendidikan nilai merupakan bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.5 Konsep pendidikan nilai ini bukanlah kurikulum tersendiri yang diajarkan lewat beberapa mata pelajaran, akan tetapi mencakup seluruh proses pendidikan.

2 Sutardjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai

Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif), (Jakarta: Rajawali Pers, 2013), hlm. 85.

3 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2009), hlm. 206.

4Ibid., hlm. 209.

5 Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai (Mengumpulkan yang Terserak,

(3)

Anak yatim piatu merupakan sosok manusia yang mendapat kedudukan khusus dan mulia di sisi Allah begitu besar, mereka telah merasakan penderitaan lahir batin. Ketika anak tumbuh besar dan orang tua telah meninggal tentunya fungsi dan peran orang tua tersebut tidak akan terlaksana dengan baik. Sehingga sebuah keluarga telah kehilangan tonggak utama yaitu sebagai pemberi nafkah, pemberi pendidikan dan pembinaan pendidikan nilai mereka. Mereka tidak bisa membina sendiri agar menjadi seorang yang sempurna (Insan Kamil) yakni pribadi berpendidikan nilai yang Islami, yang menjadikan setiap anak yatim (baik laki-laki maupun perempuan) Islam terhadap kehidupan di dalam gaya moral, intelektual dan rohani.

Pendidikan nilai menjadi salah satu penentu bekal belajar seorang peserta didik. akhir-akhir ini di lingkungan Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin muncul suatu tanggapan pembelajaran pendidikan nilai. Konsep pendidik mengenai implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai masih belum jelas. Hal ini terbukti dengan adanya pendidik yang belum mempunyai kesadaran untuk menerapkan dan memanfaatkan nilai-nilai pendidikan dalam pembelajaran. Padahal implementasinya sangat berarti dalam menunjang keberhasilan peserta didik. Hal tersebut dikarenakan dengan masih adanya peserta didik yang belum mempunyai kesadaran untuk menerapkan pendidikan nilai dalam kehidupan sehari-hari. Namun di sisi lain ada sebagian peserta didik yang telah memahami makna pendidikan nilai dan implementasinya. Sikap peserta didik yang mau mengetahui nilai-nilai

(4)

pendidikan dalam berbagai pembelajaran yang telah di sediakan dengan harapan mendapat solusi yang dapat memberikan kenyamanan bagi dirinya.

Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang merupakan salah satu lembaga penampungan anak yatim piatu yang mementingkan pembelajaran pendidikan nilai, hal ini terbukti adanya berbagai macam-macam metode pembelajaran yang bermuatan pendidikan nilai seperti, metode pembiasaan, karya wisata, tanya jawab, dan sebagainya. Dengan adanya bukti-bukti pembelajaran pendidikan nilai yang ada di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang. Maka peserta didik yang memperoleh pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang akan tercermin dalam perilaku akhlakul karimah dikehidupan sehari-hari baik di lingkungan Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, lingkungan keluarga, maupun lingkungan masyarakat. Untuk itu para pendidik yang ada di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin supaya dapat memberikan pembelajaran pendidikan nilai dengan maksimal agar mendapatkan hasil yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, maka peneliti tertarik untuk mengangkat tema pokok sebagai objek penelitian dalam bentuk skripsi yang berjudul “Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang”.

(5)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan pemaparan alasan pemilihan judul, maka permasalahan yang akan dirumuskan penulis sebagai berikut:

1.Bagaimana pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang ?

2.Bagaimana implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang ?

3.Apa faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang?

Dalam penelitian ini, untuk menghindari kesalahpahaman dan untuk lebih memahami permasalahan yang akan dibahas, maka penulis perlu menjelaskan istilah-istilah yang terdapat pada judul sebagai berikut:

1.Implementasi

Penerapan; penggunaan komplemen dalam kerja; pelaksanaan; pengerjaan hingga menjadi terwujud.6 Penerapan yang peneliti maksud yakni implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

2.Strategi Pembelajaran

Langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar dengan kemampuan dan kemauannya sendiri dapat

6 M. Dahlan Y. Al-Barry dan L. Lya Sofyan Yacub, Kamus Induk Istilah Ilmiah Seri

(6)

melakukan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.7 Strategi pembelajaran yang peneliti maksud yakni implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

3.Pendidikan Nilai

Pendidikan nilai sebagai bantuan terhadap peserta didik agar menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara integral dalam keseluruhan hidupnya.8 Konsep pendidikan nilai ini bukanlah kurikulum tersendiri yang diajarkan lewat beberapa mata pelajaran, akan tetapi mencakup seluruh proses pendidikan. Pendidikan nilai yang peneliti maksud yakni implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

Sehingga yang di maksud dengan judul skripsi di atas adalah membahas dan meneliti tentang Penerapan Langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar peserta didik menyadari dan mengalami nilai-nilai serta menempatkannya secara sempurna dalam keseluruhan hidupnya di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

7 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 209.

8 Zaim Elmubarok, Membumikan Pendidikan Nilai (Mengumpulkan yang Terserak,

(7)

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah yang akan penulis paparkan, maka tujuan penelitian adalah:

1.Untuk mendeskripsikan pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

2.Untuk mendeskripsikan implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

3.Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

D. Kegunaan Penelitian

Melalui penelitian yang akan dilakukan ini diharapkan dapat memberikan manfaat:

1. Teoritis

a. Untuk memperkaya khasanah kepustakaan sebagai literatur akademis. b. Memberikan cakrawala pandang untuk mendapatkan tambahan ilmu,

informasi, wawasan luas terkait dengan implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

c. Memberikan sumbangan pemikiran tentang implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

(8)

2. Praktis

a. Sebagai tambahan informasi atau masukan bagi peneliti dan para guru sebagai wawasan tentang implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

b. Sebagai salah satu syarat karya ilmiah guna melengkapi persyaratan memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S1) yaitu Sarjana Pendidikan Islam (S.Pd.I) pada Jurusan Tarbiyah STAIN Pekalongan.

E. Tinjauan Pustaka

1.Analisis Teoritis dan Penelitian Relevan

Agar hasil penelitian ini bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah, maka perlu adanya kajian-kajian karya ilmiah maupun buku-buku yang relavan dengan masalah yang sedang diteliti yaitu antara lain:

Pendidikan nilai menjadi perhatian masyarakat dan berbagai perilaku menyimpang, serta menjadi tanggung jawab guru yang hendaknya mampu mengubah cara pandang siswa terhadap kehidupan di dalam gaya moral, intelektual dan rohani. Maka strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan baik oleh pendidik maupun peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.9 Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari

9 Sutardjo Adisusilo, Pembelajaran Nilai-Karakter (Konstruktivisme dan VCT sebagai

(9)

sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan teori dan pengalaman tertentu.10 Dengan demikian, strategi bukanlah langkah atau tindakan yang salah, melainkan langkah dan tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya dengan matang, cermat dan mendalam.

Strategi pembelajaran adalah cara pandang, pola berpikir, dan arah berbuat yang diambil guru dalam memilih metode pembelajaran yang memungkinkan efektifnya pembelajaran. 11

Pendidikan dalam keterpaduan pembelajaran dengan semua mata pelajaran, sasaran integrasinya adalah materi pelajaran, prosedur penyampaian, serta pemaknaan pengalaman belajar para siswa. Konsekuensi dari pembelajaran terpadu, maka modus belajar para siswa harus bervariasi sesuai dengan karakter masing-masing siswa SD, SLTP, dan SMA.12 Maksud lokasi yang peneliti lakukan yakni dalam proses pembelajaran di panti asuhan. Variasi belajar itu dapat berupa membaca bahan rujukan, melakukan pengamatan, melakukan percobaan, mewawancara nara sumber dan sebagainya dengan cara kelompok/individual.13

10 Abuddin Nata, Perspektif Islam Tentang Strategi Pembelajaran, (Jakarta: Prenada

Media Group, 2009), hlm. 206.

11 Darmansyah, Strategi Pembelajaran Menyenangkan dengan Humor (Jakarta: PT Bumi

Aksara, Cetakan ke-3, 2012), hlm. 20-21.

12 Zaim Elmubarok, op. cit., hlm. 83 13Ibid.

(10)

Selain itu ada skripsi yang dapat di jadikan referensi, antara lain: Skripsi yang berjudul Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan Moral Peserta didik di SMP Negeri 17 Pekalongan. Di susun oleh Irma Novitawati, NIM 232 108 194 mahasiswa STAIN Pekalongan yang menyatakan bahwa nilai-nilai pendidikan agama Islam yang diimplementasikan dalam pembinaan moral peserta didik di SMP Negeri 17 Pekalongan telah mencakup tiga nilai utama yaitu nilai aqidah, nilai syariat dan nilai akhlak. Nilai-nilai pendidikan agama Islam sangat mempengaruhi moral peserta didik. Ketiga nilai tersebut pada intinya bertujuan untuk membentuk karakter siswa yang berilmu, beriman dan berakhlakul jariah yang mampu mengaktualisasikan diri dalam masyarakat. Sehingga pembinaan moral yang dilaksanakan pada nantinya mencapai tujuan yang diinginkan sesuai visi dan misi sekolah. Metode pembinaan moral peserta didik di SMP Negeri 17 Pekalongan adalah metode syariat, metode keteladanan, metode kebiasaan, metode nasihat, metode hadiah, dan metode hukuman. Dalam pembinaan moral metode syariat, keteladanan, kebiasaan dan hadiah mempunyai dampak negatif bagi moral peserta didik di SMP Negeri 17 Pekalongan sedangkan metode nasihat dan hukuman berpengaruh negatif bagi moral peserta didik. Faktor pendukung pengimplementasi nila-nilai pendidikan agama Islam dalam pembinaan moral adalah pengaruh pendidikan, kebiasaan dan keteladanan dan kesadaran. Sedangkan faktor penghambat pengimplementasi nilai-nilai

(11)

pendidikan agama Islam dalam pembinaan moral adalah pendidikan keluarga, lingkungan kurang kondusif dan pergaulan.14

Selanjutnya Skripsi yang berjudul Pendidikan Nilai dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 11 Pekalongan. Di susun oleh Nur Indah Murniati, NIM 232 107 015 mahasiswa STAIN Pekalongan yang menyatakan bahwa kegiatan pendidikan nilai dalam pembelajaran PAI di SMP Negeri 11 Pekalongan sudah berjalan secara efektif sejak dulu, karena sudah menanamkan nilai-nilai agama yang salah satunya adalah nilai akhlak yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari yang tidak hanya di lingkungan sekolah saja, tetapi di luar lingkungan sekolah juga harus bisa diterapkan oleh anak didik.15

Berdasarkan tinjauan pustaka di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa penelitian yang akan dilakukan oleh peneliti memiliki perbedaan dengan penelitian di atas, peneliti lebih memfokuskan tentang Strategi Pembelajaran Pendidikan Nilai terkait tentang Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kel. Kalipucang Kab. Batang. Sedangkan persamaannya terletak pada pembahasan Pendidikan Nilai.

14 Irma Novitawati, “Implementasi Nilai-nilai Pendidikan Agama Islam dalam Pembinaan

Moral Peserta didik di SMP Negeri 17 Pekalongan”, Skripsi Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2012), hlm. vii.

15 Nur Indah Murniati, “Pendidikan Nilai Dalam Pembelajaran PAI di SMP Negeri 11

Pekalongan”, Skripsi Tarbiyah PAI STAIN Pekalongan, (Pekalongan: Perpustakaan STAIN Pekalongan, 2011), hlm. vii.

(12)

2.Kerangka Berpikir

Dari analisis teoritis sebagaimana di atas, maka dapat dibuat kerangka berpikir yaitu,

Pendidikan nilai (moral) menjadi perhatian masyarakat dan berbagai perilaku menyimpang, serta menjadi tanggung jawab guru yang hendaknya mampu mengubah cara pandang siswa terhadap kehidupan di dalam gaya moral, intelektual dan rohani. Maka strategi pembelajaran sebagai suatu kegiatan pembelajaran harus dikerjakan baik oleh pendidik maupun peserta didik agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien.16 Strategi pada intinya adalah langkah-langkah terencana yang bermakna luas dan mendalam yang dihasilkan dari sebuah proses pemikiran dan perenungan yang mendalam berdasarkan teori dan pengalaman tertentu.17 Dengan demikian, strategi bukanlah sembarangan langkah atau tindakan, melainkan langkah dan tindakan yang telah dipikirkan dan dipertimbangkan baik buruknya, dampak positif dan negatifnya dengan matang, cermat dan mendalam.

Langkah yang strategis akan menimbulkan dampak yang luas dan berkelanjutan. Karena itu, strategi dapat pula disebut sebagai langkah cerdas. Maka strategi pembelajaran dapat diartikan sebagai langkah-langkah yang terencana dan bermakna luas dan mendalam serta berdampak jauh ke depan dalam menggerakkan seseorang agar dengan

16 Sutardjo Adisusilo, op. cit., hlm. 85. 17 Abuddin Nata, op. cit., hlm. 206.

(13)

kemampuan dan kemauannya sendiri dapat melakukan kegiatan yang berhubungan dengan belajar.18

Pada dasarnya perilaku yang ditunjukkan oleh peserta didik bukanlah sesuatu yang bersifat permanen, ia dapat berubah sesuai dengan lingkungannya, karena perilaku merupakan proses kehidupan yang selalu berubah. Perlunya ajaran atau nilai-nilai moral karena merupakan sarana pengatur dari kehidupan bersama. Nilai moral sangat mempengaruhi dalam pembentukan akhlak anak didik. Oleh karena itu, melalui strategi pembelajaran pendidikan nilai itu ikut membantu dalam membentuk moral akhlak anak didik agar menjadi lebih baik lagi dan tidak menyimpang.

F. Metode Penelitian

1. Desain Penelitian

a. Pendekatan Penelitian

Pendekatan yang akan digunakan penulis dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif yaitu prosedur penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif karena data-data yang dihasilkan berupa data deskriptif, dalam bentuk pernyataan-pernyataan atau kata-kata yang berasal dari sumber data yang diamati atau teliti agar mudah dipahami.

(14)

Penggambaran data-data dalam penelitian ini adalah bentuk pemaparan dari yang diperoleh peneliti di lapangan mengenai Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

b. Jenis Penelitian

Adapun jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan (field research). Penelitian lapangan adalah penelitian yang dilakukan di kancah atau tempat terjadinya gejala-gejala yang diselidiki.19 Peneliti menggunakan jenis penelitian lapangan karena ingin mengungkap berbagai fakta terkait Implementasi Strategi Pembelajaran Pendidikan Nilai melalui pengamatan lapangan, kemudian peneliti dapat melakukan pengumpulan data dan pengumpulan informasi kemudian menganalisisnya.

2. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data diperoleh. Adapun sumber data penelitian ini antara lain:

a. Sumber data primer

Sumber data primer adalah data yang diperoleh secara langsung dari subjek penelitian dengan menggunakan alat pengukuran/ alat pengambilan langsung dari subjek informasi yang dicari.20 Adapun yang menjadi sumber data primer dalam penelitian ini diperoleh antara

19 Saifudin Azwar, Metode Penelitian, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2001), hlm. 8. 20Ibid., hlm. 91.

(15)

lain yakni; guru dan aktivitas anak yatim di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

b. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder yaitu data yang diperoleh dari sumber pendukung untuk memperjelas sumber data primer berupa data kepustakaan yang berkorelasi dengan pembahasan obyek.21 Sumber data sekunder dalam penelitian ini di antaranya pengelola Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin dan beberapa peserta didik di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang. dokumen yang berkaitan dengan data guru dan sumber lain yang relevan dengan penelitian yang dijadikan sumber pendukung dari sumber data utama.

3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data adalah cara yang digunakan untuk mengumpulkan data. Dalam pelaksanaan penelitian, penulis akan menggunakan beberapa teknik pengumpulan data sebagai berikut:

a. Metode Wawancara

Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan interview pada satu atau beberapa orang secara langsung.

Metode wawancara merupakan pengumpulan data dengan jalan tanya jawab sepihak yang dikerjakan secara sistematik berdasarkan tujuan penelitian.22 Dalam melakukan wawancara, peneliti akan melakukan wawancara beberapa kali dengan waktu dan tempat secara

21Ibid., hlm. 91.

(16)

kondisional kepada beberapa informan-informan terkait yaitu beberapa pendidik, dan anak asuh di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang. Dalam hal ini peneliti melakukan berbagai wawancara berkaitan dengan sejarah berdirinya dan perkembangannya, struktur organisasi, metode-metode pembelajaran pendidikan nilai, implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai, dan faktor pendukung dan faktor penghambat pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

b. Metode Observasi

Observasi adalah alat pengumpulan data yang dilakukan dengan cara pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian. Observasi ini penulis gunakan dalam rangka menggali data mengenai tentang gambaran umum Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin, letak lokasi, situasi, dan suasana Panti Asuhan dan proses pelaksanaan pembelajaran pendidikan nilai, dan faktor pendukung dan faktor penghambat yang berkaitan dengan implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

c. Metode Dokumentasi

Metode dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data dengan melihat atau mencatat suatu laporan yang sudah tersedia. Metode ini dilakukan dengan melihat dokumen-dokumen resmi seperti

(17)

catatan-catatan serta buku-buku peraturan yang ada. 23 Metode dokumentasi ini peneliti gunakan untuk mengumpulkan data dan memperoleh data dari dokumen-dokumen, baik berupa arsip atau catataan-catatan penting yang ada hubungannya dengan penelitian ini untuk kelengkapan data yang diperoleh dari objek, seperti struktur organisasi, keadaan guru dan peserta didik Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang. 4. Teknik Analisis Data

Pengumpulan data dan analisis data merupakan dua hal yang saling berkaitan, keduanya tidak dapat dipisahkan. Sesuai dengan karakteristik pendekatan kualitatif yang akan digunakan dalam penelitian ini, maka teknik analisis datanya menggunakan model analisis interaktif menurut Miles dan Huberman.

Miles dan Huberman mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif, berulang dan dilakukan terus menerus sampai tuntas sehingga datanya sudah jenuh selama dan setelah proses pengumpulan data berlangsung, yang dimulai dengan pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan.24

Langkah awal sebelum menganalisis data, peneliti melakukan pengumpulan data yang diperoleh dari hasil dari wawancara, dokumentasi maupun pengamatan secara langsung yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pendidikan nilai, implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai dan faktor pendukung dan penghambat..

23 Ahmad Tanzeh, Metodologi Penelitian Praktis, (Yogyakarta: Teras, 2011), hlm. 92.

24 Sugiono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2008),

(18)

Langkah selanjutnya setelah pengumpulan data adalah reduksi data. Data yang diperoleh di lapangan yang jumlahnya cukup banyak, perlu peneliti catat secara teliti dan lengkap. Dalam hal ini, peneliti perlu merangkum, kemudian memilih antara data yang penting dan tidak penting. Peneliti akan membuang data yang tidak dibutuhkan dan mengambil data yang pokok dan penting sesuai dengan tema, dikelompokkan agar memberikan gambaran yang lebih jelas.

Setelah data direduksi, langkah selanjutnya adalah menyajikan data. Dalam hal ini peneliti menyajikan data berupa teks yang bersifat naratif yang tersusun lengkap sehingga akan memudahkan untuk memahami apa yang terjadi di lapangan.

Langkah yang terakhir dalam analisis data kualitatif adalah penarikan kesimpulan.

G. Sistematika Pembahasan

Hal ini dimaksudkan agar tidak terjadi kesimpangsiuran pembahasannya. Adapun sistematika penulisan skripsi ini terdiri atas beberapa bab antara lain:

Bab pertama, pendahuluan yang berisi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian, dan sistematika penulisan.

Bab kedua, merupakan landasan teori tentang Strategi Pembelajaran dan Pendidikan Nilai berisi dua sub bab. Bagian pertama tentang Strategi

(19)

Pembelajaran, meliputi: pengertian strategi pembelajaran, prinsip-prinsip penggunaan strategi pembelajaran, tujuan strategi pembelajaran, macam-macam pembelajaran. Bagian kedua tentang pendidikan nilai, meliputi; pengertian pendidikan nilai, tujuan pendidikan nilai, ciri-ciri nilai, pendekatan pendidikan nilai, lingkungan pendidikan nilai.

Bab ketiga, Hasil penelitian tentang implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, meliputi gambaran umum Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin, pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

Bab keempat, merupakan analisis hasil penelitian tentang analisis pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, implementasi strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang, apa faktor pendukung dan faktor penghambat strategi pembelajaran pendidikan nilai di Panti Asuhan Roudlotul Mahbubin Kalipucang Batang.

Referensi

Dokumen terkait

D-III ADMINISTRASI PERKANTORAN / D-III KEUANGAN / D-III TATA PERKANTORAN / D-III

Respons petani terhadap kebijakan ataupun kegiatan pengelolaan tambang dinilai negatif, meskipun terdapat sebahagian petani yang bersikap netral terhadap kehadiran tambang

Penelitian tentang Persepsi Mahasiswa FISIP UNDIP Terhadap Kebijakan.. Rcmunerasi ini terwujud berawal dari keprihatinan penulis akan situasi dan kondisi

Kustodian Sentral Efek Indonesia announces ISIN codes for the following securities :..

Neo National tetap melakukan implementasi/uji coba terhadap produksi Kipas Angin merk “SiJempol” untuk mendapatkan SPPT-SNI dan NRP sebagaimana yang dipersyaratkan dengan

Seiring meningkatnya jumlah penduduk, pendapatan dan kesadaran akan gizi menyebabkan permintaan terhadap hasil ternak ayam ras pedaging sebagai sumber protein

a. Loyalitas merek adalah perilaku pembelian pengulangan yang telah menjadi kebiasaan, dimana ada keterkaitan dan keterlibatan tinggi pada pilihannya terhadap obyek

PERILAKU HETEROSEKSUAL SISWA TUNANETRA PADA MASA REMAJA SMPLB-SMALB DI SLBN A CITEUREUP KOTA CIMAHI.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |