BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang
Dalam rangka pelaksanaan Undang – Undang Nomor 25 Tahun 24
tentang sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Pemerintah Daerah wajib
menyusun Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) yang diperkuat dalam
Undang – Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara dan
Undang – Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah.
Penyelenggaraan kegiatan pemerintahan dan pembangunan daerah
adalah merupakan integral dari pembangunan nasional, sehingga perlu
diselenggarakan secara seimbang dan serasi untuk menjamin keselarasan
pembangunan. Untuk itu perlu disusun sebuah pedoman dan acuan dalam
menetapkan kebijakan keuangan, strategi pembangunan, kebijakan umum
program satuan kerja perangkat daerah yang disertai dengan rencana kerja
dalam rangka regulasi dan pendanaan bersifat indikatif. Oleh karenanya,
diperlukan dokumen perencanaan yang meliputi Dokumen perencanaan jangka
panjang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP)
Daerah, jangka menengah dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah (RPJM) Daerah, perencanaan pembangunan tahunan dituangkan
dalam Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) dan perencanaan Organisasi
Perangkat Daerah (OPD) tahunan dituangkan dalam Rencana Kerja (RENJA)
3
Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten
Blitar merupakan dokumen yang berisi informasi tentang tingkat atau target
kinerja berupa output atau outcome yang ingin diwujudkan pada tahun 2018.
Rencana Kerja tersebut mengacu kepada Rencana Strategis (RENSTRA) OPD
dan Rencana Kerja Pemerintahan Daerah (RKPD) Kabupaten Blitar Tahun
2018. Rencana Kerja Tahun 2018 Dinas Pertanian dan Pangan nantinya lebih
diarahkan pada optimalisasi dan sinergisitas segala potensi yang dimiliki untuk
menjawab segala tuntutan kebutuhan pertanian
Berangkat dari pemikiran di atas, maka secara substansial kebijakan
pembangunan yang akan ditetapkan dalam Rencana Kerja Dinas Pertanian dan
Pangan Tahun 2018 tidak boleh lepas dari beberapa hal sebagaimana berikut :
1. Apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya baik kelebihan maupun
kekurangannya dalam pencapaian target - target yang telah ditetapkan.
Artinya, apa yang sudah dicapai pada tahun sebelumnya jangan sampai
mengalami penurunan pada tahun ini. Dengan demikian semua pihak yang
terkait dalam pencapaian target dimaksud harus mampu mensinergikan
seluruh potensi dan sumberdaya yang dimiliki agar dalam pelaksanaan
pembangunan di bidang pertanian dan pangan dapat lebih optimal.
2. Memperhatikan keberlanjutan (sustainable development) untuk menjaga
stabilitas dan konsistensi pelaksanaan kegiatan pemerintahan dan
akan digunakan serta pengalokasiannya. Pernyataan tersebut dapat
diartikan, bahwa pembangunan pertanian dan pangan dilaksanakan untuk
meningkatkan produksi pertanian dan pangan untuk memenuhi ketersediaan
pangan. Pelaksanaan pembangunan pertanian dan pangan pada tahun
sebelumnya yang masih perlu ditingkatkan untuk meningkatkan daya saing
dan ketersediaan pangan pada tahun 2017 harus menjadi prioritas
penanganan pada tahun 2018.
3. Memprediksi kebutuhan-kebutuhan pembangunan pada kurun waktu satu
tahun berikutnya sekaligus mengatasi ancaman, gangguan, hambatan dan
tantangan yang diperkirakan muncul dan berkembang sehingga dapat
dijamin konsistensi penerapan prinsip-prinsip pembangunan partisipatif dan
berkelanjutan yang telah dikembangkan dengan baik.
4. Mempertimbangkan sinergitas antar sektor dan antar wilayah, serta
mempertimbangkan azas koordinasi dengan seluruh Satuan Kerja
Perangkat Daerah serta berbagai pihak, baik politisi, teknokrat, tokoh
masyarakat maupun pemangku kepentingan lainnya
Tahun 2018 merupakan pelaksanaan tahun kedua dari periode
kepemimpinan Bupati dan Wakil Bupati Blitar tahun 2016 – 2021, oleh karena itu
dalam penyusunan Rencana Kerja tahun 2018 merupakan penjabaran dari
skema RPJM Daerah 2016 – 2021 dan sebagai tindak lanjut dari RKPD tahun
5
2016 – 2021. Kedudukan Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan adalah
sebagai dokumen perencanaan untuk periode satu tahun anggaran dan
mempunyai fungsi :
1. Sebagai acuan bagi para pengambil kebijakan, karena memuat seluruh
kebijakan publik.
2. Sebagai pedoman dalam penyusunan APBD, karena memuat arah
kebijakan pemerintahan selama satu tahun.
3. Menciptakan kepastian kebijakan, karena merupakan komitmen Pemerintah
bersama DPRD.
Penyusunan Renja OPD ini nantinya akan menjadi pedoman penyusunan
Rencana Kerja & Anggaran (RKA) Dinas Pertanian dan Pangan yang kemudian
akan dituangkan dalam Rancangan APBD (RAPBD) Kabupaten Blitar Tahun
2018.
1.2. Landasan Hukum
Landasan penyusunan Renja – SKPD Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Tahun 2017 :
a. Undang – Undang Nomor 28 Tahun 1999, tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih Dan Bebas Korupsi, Kolusi Dan Nepotisme ;
b. Undang – Undang Nomor 1 Tahun 2003, tentang Keuangan Negara; c. Undang – Undang Nomor 13 Tahun 2003, tentang Ketenagakerjaan;
d. Undang – Undang Nomor 58 Tahun 2003 Tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;
e. Undang- Undang Nomor 1 Tahun 2004, tentang Perbendaharaan Negara f. Undang – Undang Nomor15 tahun 2004, tentang Pemeriksaan Pengelolaan
Dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
g. Undang – Undang Nomor 25 Tahun 2004, tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional;
h. Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005, tentang
PertanggungJawaban Pengelolaan Keuangan Daerah;
j. Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah; k. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007, tentang perubahan
atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 , tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;
l. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan Tatacara Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah;
m. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Blitar Tahun 2016-2021;
n. Peraturan Daerah Kabupaten Blitar Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Blitar;
o. Peraturan Bupati Blitar Nomor 56 Tahun 2016 tentan Kedudukan, Susunan Organisasi, Uraian Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar
1.3. Maksud & Tujuan
Maksud penyusunan RENJA SKPD Tahun 2018 ini adalah :
7
SKPD tahun sebelumnya, evaluasi pencapaian target RENSTRA
SKPD, usulan masyarakat/pemangku kepentingan serta kebutuhan
penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD.
2. Merumuskan Daftar Program, Kegiatan dan Kebutuhan Anggaran
Indikatif yang akan dilaksanakan Dinas Pertanian, dan Pangan
Kabupaten Blitar pada Tahun Anggaran 2018.
Tujuan penyusunan RENJA SKPD Tahun 2018 ini adalah
1. Menetapkan Daftar Program dan Kegiatan Dinas Pertanian, dan
Pangan Kabupaten Blitar sebagai pedoman penyusunan RKA-SKPD
Tahun Anggaran 2018.
1.4. Sistematika Penulisan
Rencana Kerja Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 mengimplementasikan perencanaan kegiatan pemerintahan dan pelayanan masyarakat serta penganggaran tahunan, disusun dalam sistematika sebagai berikut :
B
BAABBI.I. PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
1.1 Latar Belakang
Mengemukakan pegertian ringkas tentang Renja SKPD, proses penyusunan Renja SKPD, keterkaitan antara Renja SKPD dengan dokumen RKPD, Renstra SKPD, dengan Renja K/L dan Renja provinsi/Kabupaten/kota, serta tindak lanjutnya dengan proses penyusunan RAPBD.
1.2 Landasan Hukum
Memuat penjelasan tentang undang – undang, peraturan pemerintah, peraturan daerah, dan ketentaun peraturan lainnya yang mengatur tentang SOTK, kewenangan SKPD, serta pedoman yang dijadikan acuan dalam penyusunan perencanaan dan penganggaran SKPD.
1.3 Maksud dan Tujuan
Memuat penjelasan tentang maksud dan tujuan dari penyusunan Renja SKPD.
1.4 Sistematika Penulisan
Menguraikan pokok bahasan dalam penulisan Renja SKPD serta susunan garis besar isi dokumen.
B
BAABBIIII EEVVAALLUUAASSIIPEPELLAAKKSSAANNAAAANNRERENNJJAASSKKPPDDTATAHHUUNNLALALLUU
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra SKPD
Memuat kajian (review) terhadap hasil evaluasi pelaksanaan Renja SKPD tahun 2012 dan perkiraan capaian tahun 2013, mengacu pada APBD tahun 2013 yang seharusnya pada waktu penyusunan Renja SKPD sudah disahkan. Selanjutnya dikaitkan dengan pencapaian target Renstra SKPD berdasarkan realisasi program dan kegiatan pelaksanaan Renja SKPD tahun – tahun sebelumnya.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan SKPD
Berisikan kajian terhadap capaian kinerja pelayanan SKPD berdasarkan indikator kinerja yang sudah ditentukan dalam SPM. Jenis indikator yang dikaji, disesuaikan dengan tugas dan fungsi masing – masing SKPD, serta ketentuan perundang – undangan yang terkait dengan kinerja pelayanan.
2.3 Isu – Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPD
Berisikan gambaran sejauh mana tingkat kinerja pelayanan SKPD dan hal kritis yang terkait dengan pelayanan SKPD, permasalahan dan hambatan yang dihadapi, tantangan dan peluang yang dimiliki serta dampaknya terhadap pencapaian visi dan misi.
2.4 Review Terhadap Rancangan Awal RKPD
Berisikan uraian tentang proses pembandingan antara rancangan awal RKPD dengan hasil analisis kebutuhan dan penjelasan temuan – temuan
9
setelah proses pembandingan tersebut dilakukan serta catatan penting terhadap perbedaan dengan rancangan awal RKPD.
2.5 Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Menguraikan hasil kajian terhadap program / kegiatan yang diusulkan para pemangku kepentingan, baik dari kelompok masyarakat terkait langsung dengan pelayanan dan instansi lain maupun berdasarkan hasil pengumpulan informasi SKPD dari penelitian lapangan dan pengamatan pelaksanaan Musrenbang.
B
BAABBIIIIIITUTUJJUUAANN,,SASASSAARRAANN,,PRPROOGGRRAAMMDADANNKEKEGGIIAATTAANN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional
Berisikan telaahan terhadap kebijakan nasional yang menyangkut arah kebijakan dan prioritas pembangunan nasional dan yang terkait dengan tugas pokok dan fungsi SKPD.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Berisikan rumusan tujuan dan sasaran yang didasarkan atas isu – isu penting penyelenggaraan tugas dan fungsi SKPD yang dikaitkan dengan sasaran target kinerja Renstra SKPD.
3.3 Program dan Kegiatan
Berisikan uraian program, kegiatan dan faktor – faktor yang menjadi bahan pertimbangan terhadap rumusan program dan kegiatan tersebut.
B
BAABBIVIVPPEENNUUTTUUPP
Menjelaskan catatan-catatan penting yang perlu mendapat perhatian baik dalam
BAB II
EVALUASI PELAKSANAAN RENCANA KERJA TAHUN 2017
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPD Tahun Lalu dan Capaian Renstra OPD
Kabupaten Blitar merupakan daerah agraris, dimana kekuatan ekonomi
didukung sebagian besar dari sektor pertanian. Beberapa komoditas
pertanian tanaman pangan pada tahun 2016 ada yang mengalami kenaikan
dan ada yang mengalami penurunan dibanding tahun 2015 baik yang
disebabkan pertambahan luas panen maupun produktivitasnya. Angka
produktivitas padi sawah mengalami penurunan dari tahun 2015,yaitu 63,41
ku/ha menjadi 60,01 ku/ha pada 2016. Untuk padi ladang mengalami
kenaikan yaitu dari 52,54 ku/ha menjadi 53,9 ku/ha. Jagung mengalami
penurunan dari tahun 2015 yaitu dari 60,45 ku/ha menjadi 50,46 ku/ha pada
2016. Kedelai mengalami penurunan dari tahun 2015, yaitu dari 15,51 ku/ha
menjadi 8,3 ku/ha pada 2016. Kacang tanah juga mengalami penurunan
dibandingkan tahun 2015, yaitu dari 11,14 ku/ha menjadi 9,3 ku/ha pada
2016. Sedangkan untuk ubi kayu mengalami penurunan dibandingkan tahun
2015, Penurunan produksi dapat disebabkan oleh penurunan produktivitas
lahan yang diperkirakan disebabkan penurunan tingkat kesuburan tanah
akibat kekurangan bahan organik, terjadi ketidak-seimbangan biokimia tanah
dan cuaca yang tidak menentu.
Pada tahun 2016 ketersedian beras berdasarkan data distribusi pangan
terdapat pemasukan beras yang lebih kecil daripada distribusi beras yang
keluar daerah kabupaten blitar. Ketersediaan jagung pun demikian pada
11
masuk daerah. Sedangkan untuk kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu, ubi
jalar, buah dan sayuran dengan perimbangan negatif. sedangkan untuk
komoditas kedelei terdapat perimbangan yang positif. Meskipun untuk
ketersediaan padi, jagung dan umbi-umbian terdapat perimbangan yang
positif, namun disaat tertentu terjadi gejolak harga yang sulit untuk dipenuhi
bagi masyarakat dengan tingkat ekonomi yang masih rendah. Masih adanya
masyarakat yang sulit mengakses pangan karena tingkat pendapatannya
yang rendah dan fluktuatifnya nilai harga pangan. Dengan adanya
kecenderungan alih fungsi lahan yang semakin meningkat, sementara
permintaan akan pangan terus meningkat, dikhawatirkan terjadinya
penurunan cadangan pangan masyarakat.
Keanekaragaman pangan didaerah menjamin keragaman pola konsumsi
pangan, jika masyarakat mengerti pentingnya keragaman konsumsi untuk
kesehatan. Keragaman pola konsumsi merupakan hal yang penting, karena
konsumsi pangan yang cukup dari beragam jenis pangan, memberi peluang
terpenuhinya energi dan protein yang diperlukan tubuh. Ketergantungan
konsumsi pada satu jenis pangan pokok, merupakan salah satu titik rawan
ketahanan pangan nasional. Sampai saat ini sebagian besar masyarakat
masih menganggap bahwa beras adalah makanan pokok. Keanekaragaman
produk pangan berbasis sumberdaya lokal belum dimanfaatkan secara
optimal dengan terbatasnya teknologi pengolahan pangan lokal serta
perlunya keamanan pangan lokal yang akan diolah agar tidak timbul masalah
Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman perkebunan dapat
dilihat dari prosentase peningkatan produksi tanaman perkebunan yang
mencpai 151% dengan peningkatan luas areal tanaman perkebunan hingga
67% dan jumlah sarana prasarana produksi perkebunan mencapai 259,19%
di tahun 2016. Peningkatan tersebut ditunjang oleh beberapa program dan
kegiatan bidang perkebunan yaitu kegiatan peremajaan tanaman kelapa,
pengembangan tanaman kelapa, pengendalian hama kwangwung pada
tanaman kelapa, pengendalian OPT pada tanaman kakao dan beberapa
kegiatan penunjang lainnya.
2.2 Analisis Kinerja Pelayanan OPD
Permasalahan - permasalahan yang dihadapi dalam pelaksanaan
kegiatan- kegiatan Pembangunan Pertanian dan Pangan di Kabupaten Blitar
yang terdiri dari permasalahan bidang tanaman pangan dan hortikultura yaitu :
a. Kepemilikan lahan budidaya petani sempit.
b. Kebanyakan pelaku usaha di bidang pertanian adalah buruh tani, penyewa,
penyakap.
c. Generasi Muda tidak berminat mengelola usaha di bidang pertanian.
d. Sarana dan Prasarana yang ada ditingkat petani, baik jumlah maupun
jenisnya sangat kurang.
e. Perilaku pelaku usaha di bidang pertanian masih tidak mengikuti anjuran
yang telah diberikan, walaupun hal tersebut diketahui dan dimengerti bahwa
13
f. Tidak tersedianya dana pada waktu diperlukan sebagaimana yang telah
dijadwalkan sehingga pelaksanaan kegiatan tidak dapat tepat waktu sesuai
dengan yang telah direncanakan.
g. Kurang mantapnya pelaksanaan proses Analisis Kebutuhan Pembangunan
Dinas Pertanian, sehingga masih banyak jenis-jenis pembangunan
pertanian yang diprogramkan belum mengacu pada hasil Analisis lapangan.
Hal ini akan terkait erat dengan kebutuhan riil pembangunan pertanian
Kabupaten Blitar.
h. Iklim yang tidak menentu
Juga terdapat permasalahan pokok yang dihadapi dalam bidang
ketahanan pangan adalah :
1. Ketersediaan pangan yang kurang stabil/ kelangkaan jenis pangan
tertentu pada waktu tertentu, utamanya kedelai
2. Keseimbangan antara eksport dan impor terhadap komoditi tertentu yang
menyebabkan rawannya masalah harga dan ketersediaan bahan pangan.
3. Tidak stabilnya harga pangan tertentu, misalnya beras, gula, minyak
goreng , terigu, terutama kedelai.
4. Keterbatasan sistem informasi harga yang dapat diakses petani dan
kelayakan harga ditingkat petani masih rendah.
5. Keterbatasan akses terhadap sumber data, sehingga keakuratan data
ketahanan pangan masih harus disempurnakan.
6. Kurangnya pengelolaan cadangan pangan pemerintah dan masyarakat.
8. Penanggulangan kemiskinan dan penanggulangan bencana alam yang
belum optimal.
9. Instabilitas politik dan sosial.
10. Kurangnya informasi terhadap pemanfaatan pekarangan rumah secara
optimal sebagai sumber pangan dan sumber gizi keluarga.
11. Mayoritas penduduk indonesia makanan pokoknya beras sehingga
ketergantungan kepada beras sangat tinggi. Hal ini mengakibatkan beras
menjadi komponen utama ketahanan pangan nasional.
12. Penganekaragaman pangan yang belum optimal.
13. Terbatasnya teknologi pengolahan pangan.
14. Masih adanya kasus gizi buruk dan kasus keracunan pangan.
15. Kesadaran individu / pelaku usaha pangan terhadap keamanan pangan
masih kurang.
16. Penanganan daerah rawan pangan belum maksimal.
17. Kurang tersedianya data dan informasi yang akurat tentang rawan pangan
dan gizi buruk antar daerah dan waktu.
18. Kurangnya sosialisasi tentang mutu produk yang baik dan aman untuk
dikonsumsi.
19. Masih rendahnya kesadaran IKM/UKM tentang pengawasan mutu yang
baik dan aman sehingga daya saing produk pangan kurang diminati.
Sedangkan dibidang perkebunan permasalahan pokoknya adalah petani dalam
pemilihan tanaman yang akan ditanami lebih mengutamakan tanaman yang
sedang menjadi trend pada saat itu, dan enggan menanam jenis tanaman
15
optimalnya penggunaan dan ketersediaan benih unggul bermutu serta sarana
produksi lainnya.
Kelembagaan pekebunan masih perlu ditingkatkan ke arah kelembagaan yang
profesional, produktif dan mandiri, kurangnya sosialisasi informasi dalam
antisipasi Perubahan iklim global (anomali iklim) terkait dengan usaha tani
perkebunan. Selain itu belum tersedianya lembaga keuangan dan perbankan
yang khusus bergerak di bidang kehutanan dan perkebuna, dan pertanaman
khususnya komoditi kelapa, cengkeh, dan kopi didominasi oleh tanaman tua/
rusak.
Untuk bidang Peningkatan Sumberdaya Manusia, permasalahan yang utama
selain anggaran yaitu SDM Penyuluh sendiri, karena saat ini jumlah penyuluh
pertanian lapangan sangat kurang dibanding jumlah kelompok tani yang harus
mereka bina setiap harinya, seharusnya setiap Desa ada minimal satu orang
PPL, tetapi kenyataannya dengan jumlah PPL yang aktif di lapangan sekitar 120
orang PNS dan THL TBPP sejumlah kurang lebih 60 orang masih dirasa cukup
kurang untuk membina dan memberikan pelayanan penyuluhan kepada
kelompok tani yang ada, dan juga dengan berkurangnya jumlah PPL yang
memasuki masa purna atau pensiun. Dengan adanya kekurangan Penyuluh
pertanian ini maka BP4K memberikan solusi dengan cara membina beberapa
Penyuluh Swadaya untuk meningkatkan penyuluhan kepada kelompok tani,
Penyuluhan melalui Media elektronik juga dilakukan oleh BP4K pada tahun 2018
ini dengan membuat Website khusus BP4K dimana semua orang dapat
mengaksesnya dimana website tersebut berisi mengenai Profil BP4K sendiri serta
mengenai kendala didalam budidaya pertanian, hal ini tentu sangat bermanfaat
sekali bagi setiap orang yang ingin mendapatkan informasi mengenai pertanian.
Pembangunan Gedung melalui dana DAK pada dasarnya tidak
dibatasi jumlahnya setiap tahunnya, tetapi hal ini BP4K terkendala mengenai
pengadaan tanah atau lahan lokasi pembangunan yang mana lahan tersebut
harus melalui pembelian lahan yang menggunakan dana APBD, sehingga
dengan keterbatasan anggaran maka pembangunan Gedung BP3K Kecamatan
akan sulit untuk diwujudkan, BP4K melalui Koordinator BP3K yang ada di
Kecamatan menyarankan untuk mencari lahan sebagai calon lokasi
Pembangunan gedung BP3K yang nantinya dana diusulkan melalui APBD.
Salah satu isu strategis di Kabupaten Blitar adalah rendahnya
pendapatan petani yang berakibat pada lambatnya pertumbuhan ekonomi di
pedesaan yang disebabkan kurangnya informasi dan penyuluhan tentang
peningkatan produk olahan pangan di masyarakat. Untuk mengatasi hal tersebut
perlu mendapatkan perhatian mulai dari kegiatan on farm sampai off farm. Dalam
rangka mewujudkan program prioritas tersebut, strategi yang ditempuh adalah :
a. Penguatan cadangan pangan masyarakat (terutama di tingkat individu dan
rumah tangga)
b. Penjaminan stabilitas harga pangan melalui peningkatan peranan
lembaga ekonomi pedesaan, Lembaga Pembelian Gabah (LPG) dan
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (P-LDPM) yang
mengarah pada pengembangan toko tani indonesia.
c. Pengembangan dan penguatan diversifikasi konsumsi pangan berbasis
17
d. Pengembangan bisnis pengolahan bahan pangan yang aman untuk
dikonsumsi dan berdaya saing untuk peningkatan nilai tambah ekonomi.
e. Peningkatan fasilitasi sertifikasi mutu produk dari BPOM dan MUI.
Beberapa faktor yang dapat mendukung kinerja Dinas Pertanian dan
Pangan dalam mewujudkan program prioritas adalah :
- Tersedianya sumberdaya manusia/aparatur Dinas Pertanian dan Pangan yang cukup dengan fasilitas yang memadai.
- Tersedianya dana APBD kabupaten yang mencukupi.
- Adanya kerja sama yang baik antar SKPD pemerintah Kabupaten Blitar yang terkait dengan Ketahanan pangan dan lembaga-lembaga non
pemerintah.
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tupoksi SKPD
2.3. Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas & Fungsi SKPD
Isu-isu penting dalam penyelenggaraan tugas dan fungsi Dinas
Pertanian dan Pangan tahun 2018 antara lain :
1. Kondisi pertanian dan pangan daerah masih belum mantap,
terutama karena produksi komoditas pertanian, pangan dan
perkebunan terkendala penurunan luas lahan pertanian secara terus
menerus.
2. Produk hasil pertanian, pangan dan perkebunan kurang berdaya
3. Rendahnya kualitas sumberdaya manusia pertanian baik petugas maupun
petani.
4. Masih rendahnya aksesibilitas petani terhadap permodalan dan masih
tingginya suku bunga usaha pertanian.
Untuk itu ditempuh Program yang mendukung yaitu :
1. Pengembangan budi daya padi hibrida
2. Pengembangan budidaya tanaman ubi ubian, tanaman sayur dan
buah-buahan
3. Pemberdayaan penangkar benih tanaman pangan
4. Perbaikan teknologi melalui pengembangan sarana dan prasarana
pertanian.
5. Pengembangan kelembagaan dan peningkatan SDM pelaku utama.
6. Pengembangan Pengolahan dan Pemasaran Hasil Pertanian.
7. Peningkatan produksi, produktivitas dan mutu produk hortikultura yang
berdaya saing dan berkelanjutan melalui perluasan areal dan penerapan
Good Agricultural Practices (GAP), Standar Operational Product (SOP) dan
Good Handling Practices (GHP).
8. Promosi atas hasil produksi pertanian, perkebunan dan ketahanan pangan
9. Penilaian penyuluh dan petani teladan tingkat Kabupaten
10. Intensifikasi Tanaman perkebunan
11. Pengendalian hama kwangwung pada tanaman kelapa
12. Pembinaan petani perkebunan di Kebun rakyat dan perkebunan besar
19
2.3.1 Belum stabilnya tingkat peningkatan produksi, produktivitas dan kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura
Beberapa penyebab kestabilan peningkatan produksi, produktifitas, dan kualitas produksi tanaman pangan dan hortikultura adalah :
- Sumber Daya Manusia (SDM) petani yang belum sepenuhnya dapat mengadopsi teknologi pertanian
- Anomali iklim yang tidak dapat diprediksi
- Belum optimalnya penerapan teknologi budidaya yang ramah lingkungan
2.3.2 Tingginya penggunaan pestisida dan pupuk kimia dalam usaha tani
Hal ini dapat diatasi dengan :
- Pengembangan penggunaan pupuk organik dalam budidaya - Pengembangan penggunaan pestisida organic
- Rintisan budidaya pertanian organic
Kesadaran petani akan pentingnya penggunaan pestisida organic perlu ditingkatkan, karena residu pestisida organic akan berdampak pada kesehatan manuasia dan juga lingkungan disekitarnya. Selain itu budidaya pertanian organic ini juga ditunjang oleh populasi hama dan penyakit tanaman yang juga dipengaruhi oleh iklim dan musim sebagai contoh musim penghujan dengan curah hujan intensitas yang tinggi akan berdampak pada munculnya hama dan penyakit tanaman.
2.3.3 Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
Masih terdapat masyarakat miskin yang sulit mengakses pangan
karena tingkat pendapatan yang rendah dan fluktuatifnya harga
pangan. Dengan adanya kecenderungan alih fungsi lahan yang
semakin meningkat, sementara permintaan akan bahan pangan terus
meningkat rata-rata 1,5 % per tahun, dikhawatirkan terjadi penurunan
cadangan pangan masyarakat. Maka perlu adanya rumusan kebijakan
teknis bidang ketahanan pangan dan menyelenggarakan pembinaan
dan pelatihan melalui program-program yang telah direncanakan
seperti Program Peningkatan Diversifikasi dan Ketahanan Pangan
Masyarakat melalui Kegiatan Percepatan Penganekaragaman
Konsumsi Pangan dengan optimalisasi pemanfaatan pekarangan
melalui konsep kawasan rumah pangan lestari, pengembangan desa
mandiri pangan, pemanfaatan pekarangan untuk pengembangan
pangan, pengembangan tanaman buah di lahan kering serta
peningkatan produksi, produktifitas dan mutu produk perkebunan dan
produk pertanian.
2.3.4 Konsumsi dan Keamanan Pangan
Ketergantungan konsumsi pada satu jenis pangan pokok terutama
beras, merupakan salah satu titik rawan ketahanan pangan nasional,
yang sampai saat ini mindset masyarakat adalah beras sebagai
makanan pokok.
Keanekaragaman produk pangan berbasis sumberdaya lokal
21
lokal masih sangat terbatas. Keragaman produk pangan dengan cita
rasa yang menarik sangat terbatas serta kurangnya jaminan
keamanan produk pangan.
Untuk mengisi peluang tersebut, pelaku usaha pangan
menawarkan kepada konsumen produk-produk tertentu dengan harga
yang terjangkau, namun dari sisi keamanan panganya masih
diragukan. Maka perlu adanya rumusan kebijakan teknis dengan
menyelenggarakan pembinaan dan pelatihan mengenai pengolahan
pangan berbasis lokal yang aman untuk dikonsumsi dan mempunyai
nilai jual yang tinggi. Sehingga konsumen tertarik akan penampilan
produk pangan hasil olahan dan merasa aman untuk
mengonsumsinya, adapun kegiatan yang akan dilaksanakan yakni
pengembangan teknologi pangan non beras, peningkatan mutu dan
keamanan pangan, penanganan pasca panen dan pengolahan hasil
pertanian serta analisa pola konsumsi pangan wilayah.
2.3.5 Distribusi Pangan
Masalah pangan yang merupakan tanggungjawab pemerintah
bersama masyarakat harus dapat tercukupinya sampai di tingkat
keluarga dan individu. Melalui pemberdayaan masyarakat agar
mereka dapat lebih mandiri, kelembagaan masyarakat ditumbuh
kembangkan dengan sistem tunda jual atau pengembangan lembaga
distribusi pangan masyarakat (P-LDPM) melalui pengembangan toko
tani indonesia serta pengembangan lembaga pembelian gabah (LPG),
Permasalahan dasar yang ada di kelembagaan masyarakat adalah
lemahnya permodalan, dan untuk mengatasinya perlu adanya
penguatan modal lembaga masyarakat. Penguatan modal
kelembagaan masyarakat dapat bersifat hibah dan bergulir (LPG),
namun harus diikuti dengan pendampingan, pembinaan, monitoring
serta pelaporan yang kontinyu dan akurat.
2.3.6 Peningkatan Kualitas Bahan Baku
Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penguatan Kelembagaan
Kelompok Petani Tembakau melalui Pelatihan-pelatihan untuk Petani
Tembakau (DBHCHT), Penanganan Panen dan Pasca panen Bahan
Baku Tembakau melalui bantuan sarana dan Prasarana pada Kegiatan
SLPTT Tembakau, Demplot Penerapan Teknologi Budidaya
Tembakau dan Pelatihan Penanganan Panen dan Pasca Panen
Tembakau (DBHCHT)
2.3.7. Pemberdayaan Penyuluhan Pertanian/Perkebunan Lapangan
Sasaran ini dicapai melalui kegiatan : Penyusunan Program dan
Programa Penyuluhan, Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K
Model, Pelatihan Pembuatan Media Penyuluhan Pertanian, Pelatihan
Manajemen BP3K menuju BP3K Model, Pelatihan Peningkatan
Kompetensi Kinerja Penyuluh, Pelatihan Metode Identifikasi Potensi
Wilayah, Pelatihan Teknik Komunikasi Penyuluhan
23
Terdiri dari Pengembangan Tanaman Kakao, pengembangan
Tanaman Kelapa, pengembangan Tanaman Kopi, pengembangan
Tanaman Cengkeh, pengembangan Tanaman Kenanga
2.3.9. Pengendalian Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) dengan cara
Pengendalian Hama Kwangwung pada Tanaman Kelapa secara
Terpadu, Pengendalian Penggerek Batang Kakao.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPD
Dokumen Rencana Kerja pembangunan Daerah (RKPD) merupakan
dokumen perencanaan daerah dengan periode 1 tahun, yang memuat daftar
program dan Kegiatan seluruh OPD dengan prediksi Pagu Anggaran Indikatif
yang bersumber dari APBD maupun APBN. RKPD disusun untuk menjabarkan
RPJMD, menjadi pedoman penyusunan RENJA OPD serta menjadi acuan
proses Penyusunan Kebijakan Umum Anggaran (KUA). Sebelum ditetapkan
menjadi dokumen RKPD, perlu dilakukan review terhadap rancangan awal
tersebut untuk mengakomodir kebutuhan OPD yang belum tercantum dalam
rancangan RKPD.
Dalam Rancangan Awal RKPD terdapat 17 program yang tercantum
dalam RENJA Dinas Pertanian dan Pangan yaitu :
a. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
b. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
c. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
d. Program Perencanaan, Penganggaran, Pengendalian dan Pelaporan
Capaian Kinerja dan Keuangan
f. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan
g. Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
h. Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Hortikultura
i. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
j. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
k. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
l. Program Peningkatan Mutu Produk Pangan
m. Program Pengembangan SDM Pertanian
n. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Pertanian
o. Program Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian
p. Program peningkatan mutu tanaman perkebunan
q. Program peningkatan produksi tanaman perkebunan
Dengan tetap mengacu pada Visi dan Misi Kabupaten Blitar serta tugas pokok
dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan maka pada tahun 2018 program dan
kegiatan yang direncanakan tidak jauh berbeda dengan program dan kegiatan
pada tahun 2017 dan 2016. Hanya terdapat beberapa program / kegiatan yang
namanya berbeda dan terdapat beberapa diantaranya yang mengalami
penyederhanaan kegiatan.
Pada tahun 2018 telah direncanakan program dengan 70 kegiatan dengan total
alokasi anggaran belanja kegiatan sebesar Rp. 31.845.755.000,-. Dana
tersebut kesemuanya berasal dari APBD II Pemerintah Kabupaten Blitar, APBN
25
2.4. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Sesuai hasil musyawarah rencana pembangunan pertanian Kabupaten
Blitar yang telah dilaksanakan pada bulan Maret 2018, secara keseluruhan
masyarakat pertanian Kabupaten Blitar mengusulkan adanya ketersediaan
sarana dan prasarana pertanian baik pokok maupun penunjang dalam
pembangunan pertanian yang meliputi :
1) Pengadaan/penyediaan handtracktor;
2) Pengadaan/penyediaan mesin tanam padi
3) Pengadaan mesin pembuat pupuk organic (Uppo)
4) Pengadaan/penyediaan mesin perontok;
5) Pengadaan/penyediaan Cultivator
6) Pembangunan jalan usaha tani;
7) Bantuan benih padi;
8) Bantuan benih jagung;
9) Bantuan benih kedelai;
10) Bantuan bibit cabe
11) Bantuan bibit buah-buahan (Belimbing, alpokat, jeruk, dan durian) serta pelatihannya
12) Pelatihan pasca panen
14) Bantuan bibit kelapa, kakao, cengkeh
15) Bantuan alat perkebunan
Adapun kegiatan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar
yaitu :
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Pengembangan budidaya kacang-kacangan Pengembangan budidaya ubi-ubian
Pengembangan budidaya tanaman serealia
Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman pangan
Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan
Pengembangan budidaya padi organik Pengembangan intensifikasi jagung hibrida Sertivikasi Mutu produksi tanaman pangan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
Pengembangan budidaya tanaman sayuran Pengembangan budidaya tanaman hias
Pengembangan budidaya tanaman buah-buahan Pemberdayaan penangkar benih tanaman hortikultura
Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman hortikultura
Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Hortikultura
Pengembangan kualitas tanaman hortikultura melalui sistem GAP Sertivikasi tanaman hortikultura
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
Pengembangan prasarana irigasi pertanian
27
Pengembangan Jalan Usaha Tani
Monitoring Evaluasi Kebijakan Subsidi Pertanian Pengendalian dan Monitoring OPT
Pendampingan pembangunan sarana prasarana pertanian (Pendamping dana tugas pembantuan)
Promosi atas hasil produksi pertanian dan perkebunan dan ketahanan pangan
Pendampingan Kegiatan APP
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Pengelolaan Laboratorium Pertanian
Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Kegiatan Peningkatan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi-umbian
Kegiatan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Kegiatan Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat Kabupaten
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Pengembangan olahan pangan di Lahan Kering
Kegiatan Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat Kabupaten
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan Pengembangan olahan pangan di Lahan Kering
Kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat Kegiatan Peningkatan Pola Konsumsi Pangan B2SA
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Mutu produk Pangan
Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan Lomba Cipta Menu Olahan Pangan Lokal
Kegiatan Penigkatan Mutu dan Keamanan Pangan
Program Pengembangan SDM Pertanian
Penyusunan Program dan Programa Penyuluhan Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian
Peningkatan Kapasitas Petani
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penyuluh SLPTT Komoditas Pertanian
Temu Usaha Pertanian
Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K Model Munas KTNA, Forum P4S, Sarasehan dan Penas Tani
Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Media Cetak dan Elektronik Identifikasi Teknologi Spesifik Lokalita
Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan pengolahan hasil pemanfaatan pekarangan bagi Kelompok Wanita Tani (KWT)
Blitar Agro Festival
Pelatihan analisa Usaha Pertanian
Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku Pertanian
Pembinaan dan fasilitasi Pembentukan dan/ Pengesahan Badan Hukum Kelompok Petani Tembakau melalui Pelatihan Pelatihan untuk Petani Tembakau (DBHCHT)
Standarisasi Kualitas Bahan Baku melalui Eksplorasi Varietas Tembakau Lokal
SLPTT tembakau
denfarm tembakau
Pelatihan Penerapan PHT pada Pengendalian OPT Tembakau Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Tembakau
Pelatihan Managemen Penguatan Kelompok Petani Tembakau Pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati
Program Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian
Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan budidaya tanaman perkebunan tahunan
Program peningkatan mutu tanaman perkebunan
Penyediaan teknologi dan mutu tanaman perkebunan
Program peningkatan produksi tamaman perkebunan
29
Pelatihan budidaya tanaman perkebunan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim Diversifikasi Tanaman Perkebunan Tahunan Peremajaan Tanaman Perkebunan
Rehabilitasi Tanaman Perkebunan Tahunan Intensifikasi Tanaman perkebunan tahunan Intensifikasi Tanaman perkebunan semusim
Bimbingan teknis pengembangan tanaman perkebunan Pengelolaan Kebun Dinas
Pelatihan Petani Perkebunan (APP Perkebunan)
Pembinaan Petani Kebun Rakyat, dan Perkebunan Besar Swasta Pengembangan tanaman penyegar dan biofarmaka
tabel 2.1
Rekapitulasi Evaluasi Hasil Pelaksanaan Renja SKPD dan Pencapaian Renstra SKPD s/d Tahun 2016 Kabupaten Blitar
NO. PROGRAM /KEGIATAN
Indikator Kinerja Program (Outcomes)/Kegiatan (Output) Target Kinerja Capaian Program (Renstra SKPD) Tahun 2014 Realisasi Target Kinerja Hasil Program dan Keluaran Kegiatan Tahun 2014
Target dan Realisasi Kinerja Program dan Kegiatan Tahun 2016
Target Program dan Kegiatan (Renja SKPD Tahun 2016)
Perkiraan Realisasi Capaian Target Renstra SKPD s/d tahun
berjalan
Target Renja SKPD Tahun
2015 Realisasi Renja SKPDTahun 2015
Tingka t Realisa si (%) Realisasi Capaian Program dan Kegiatan s/d tahun berjalan (2016) Tingkat Capaian Realisasi Target Renstra (%) 1 Program Peningkatan Ketahanan Pangan Pembangunan Jalan Usaha Tani, Sumur Pantek, Pompa air dan Jaringan Irigasi Tersier (DAK) Terwujudnya prasarana pertanian 1 paket 220,259,000 6,794,036,000 6,214,775,079 91.47 1 paket 2. Pelayanan Administrasi Perkantoran Penyediaan dan Peningkatan Administrasi Perkantoran Tersedianya administrasi perkantoran dan keuangan 1 tahun 354,427,437 351,515,000 315,208,561 315,208,561 89.67 1 tahun 381,741,961 76 3 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aperatur Peningkatan Sarana dan Prasarana Terpeliharanya dan tercukupinya 1 tahun 269,658,800 428,825,000 380,067,952 88.63 1 tahun 382,311,425 97
Aparatur prasarana aparatur 4 Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Pendidikan dan Pelatihan Formal Meningkatkan Sumber Daya Aparatur 1 tahun 3,400,000 5,000,000 4,550,000 91.00 1 tahun 13,600,000 43 5 Program Peningkatan Kesejahteraan Petani Anti Poverty Program (APP) Pertanian Meningkatnya sumber pendapatan petani kecil 3 poktan 43,275,000 69,125,000 68,255,000 98.74 3 poktan 0 6 Program Peningkatan Ketahanan Pangan (pertanian/pekerbuna n)
Pendamping DAK Tersedianya prasarana pertanian
Penyusunan data base potensi produksi pangan Tersedianya data base pertanian 1 paket 30,810,000 40,590,000 40,590,000 100.0 0 1 paket 57,765,000 100
Prasarana dan Sarana Pertanian (Pendamping dana tugas pembantuan) tercukupinya prasarana pertanian Terwujudnya pelaporan kebijakan subsidi pertanian 1 paket 52,369,000 39,170,000 39,170,000 100.0 0 1 paket 225,155,000 88 Monitoring, Evaluasi dan pelaporan subsidi pertanian Terwujudnya pelaporan kebijakan subsidi pertanian 1 paket 19,440,000 16,940,000 16,940,000 100.0 0 1 paket 50,840,000 93 Pengembangan sistem informasi pasar Tersedianya data harga 6 kec 23,500,000 20,735,000 20,495,000 98.84 6 kec 57,765,000 91
Pendamping PUAP Terberdayanya ekonomi petani 1 paket 38,880,000 42,530,000 41,480,000 97.53 1 paket Monitoring, Evaluasi Hama Penyakit Tanaman Terpantaunya pengendalian HPT 1 paket 44,115,000 57,330,000 52,945,000 92.35 1 paket 117,279,000 100 7 Program peningkatan pemasaran hasil produksi pertanian/perkebunan Promosi atas hasil produksi pertanian/perkebunan unggulan daerah Meningkatnya permintaan produk pertanian di kab blitar 1 paket 49,100,000 63,200,000 52,230,000 82.64 1 paket 161,486,000 93
Gelar potensi produk unggulan daerah Dikenalkannya produk unggulan kabupaten blitar 1 paket 66,697,000 60,875,000 60,290,000 99.04 1 paket 8 Program peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan Pengadaan sarana dan prasarana teknologi pertanian
Tercukupinya alsintan tepat guna
1 paket 621,517,000 553,600,000 499,670,500 90.26 1 paket Pengelolaan laboratorium pertanian beroperasionalnya laboratorium pertanian 1 paket 1,271,567,000 436,515,000 421,514,750 96.56 1 paket 154,902,000 74 Penyebarluasan informasi teknologi melalui media cetak/elektronik Tercukupinya informasi pertanian 1 paket 92,580,000 76,409,000 82.53 1 paket 174,450,000 74 9 Program Peningkatan Produksi Pertanian/ perkebunan Pengembangan agribisnis tanaman sayuran dan tanaman hias (cabe kecil dan cabe besar )
Meningkatnya produktivitas cabe kecil dan cabe besar
2 kec
63,559,000 156,970,000 76,409,000 93.72
Pengembangan agribisnis tanaman buah-buahan dan biofarmaka (nanas varietas baru Banasari) - (Responsif Gender) Terwujudnya sentra tanaman buah-buahan 4 kelp 162,741,000 13,245,000 13,245,000 100.0 0 4 kelp Pemberdayaan Penangkar benih hortikultura (Rumpun Induk Populasi nanas)
Meningkatnya kualitas benih hortikultura 1 paket 1 paket Pemberdayaan Penangkar benih tanaman pangan Meningkatnya kualitas benih tanaman pangan 1 paket 47,002,500 24,426,800 24,002,000 99 1 paket 40,880,000 78 Pengembangan Budidaya Kacang-kacangan Meningkatnya Provitas Kcg Tanah dan Kedelai 100 ha 63,883,000 59,285,000 58,515,000 98.70 100 ha Pengembangan Ubi-ubian (Ubi Jalar)
Meningkatnya Provitas Ubi Jalar
74ha 24,180,000 49,846,900 47,346,900 94.98 74ha 84,475,000 84 Pengembangan Padi Hibrida dan Padi Unggul meningkatnya produktivitas padi 4 kec 0 94,390,000 90,582,000 94.98 4 kec 0
34
BAB III
TUJUAN, SASARAN PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan Terhadap Kebijakan Nasional dan Propinsi 3.1. Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Penyusunan perencanaan SKPD di Kabupaten/Kota harus mengacu pada kebijakan Nasional maupun Propinsi, agar tidak menyimpang dari koridor pembangunan yang telah ditetapkan di tingkat Nasional maupun Propinsi. Berikut adalah hasil identifikasi kebijakan Nasional dan Propinsi yang berkaitan dengan pembangunan pertanian :
No. Kebijakan Nasional / Propinsi Sumber Keteranga n
A. Nasional
1 Kebijakan peningkatan ketahanan pangan (padi, jagung, kedelai) yang berdampak bagi perekonomian.
Kebijakan Pembangunan Pertanian Tahun 2018 Biro Perencanaan Kementrian Pertanian RI 2 Kebijakan pengembangan komoditas
kedelai serta komoditas penyedia bahan baku bio‐energi.
3 Kebijakan peningkatan produksi tanaman pertanian melalui bantuan alsintan dan pembangunan saluran irigasi tersier serta embung.
4 Kebijakan pengembangan
infrastruktur (lahan, air, sarana dan
prasarana) dan agro‐industri di perdesaan, sebagai dasar /
landasan pengembangan bio‐industri berkelanjutan.
35
1 Kebijakan peningkatan daya saing produk pertanian untuk
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) 2018. Biro Perencanaan BAPPEDA Propinsi Jawa Timur
2 Kebijakan peningkatan produksi tanaman pangan untuk
mewujudkan Jawa Timur sebagai lumbung pangan Nasional dalam rangka swasembada pangan
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPD
Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar Tahun 2018 memiliki tujuan dan sasaran rencana kerja sebagai berikut:
NO Tujuan Sasaran Uraian Indikator 1 2 Peningkatan kualitas pelayanan administrasi perkantoran Meningkatkan produk hasil pertanian Meningkatnya kualitas pelayanan aparatur Meningkatnya produksi dan produktivitas tanaman pertanian Prosentase tercukupinya administrasi perkantoran yang baik dan benar, terlaksananya peningkatan pemeliharaan sarana dan prasarana aparatur,
meningkatnya keahlian dan keterampilan aparatur serta tercapainya pengembangan pelaporan capaian kinerja dan keuangan SKPD Prosentase peningkatan luas panen tanaman pertanian, Prosentase Peningkatan Produksi Tanaman, Prosentase pemakaian pupuk organik bersubsidi
Prosentase kenaikan kelas kelompok tani, Prosentase peningkatan angka kredit yang dicapai penyuluh
Meningkatkan ketersediaan akses pangan
Jumlah peningkatan nilai tambah komoditi
perkebunan
Prosentase peningkatan produktivitas tanaman perkebunan (Tahunan dan Musiman), Prosentase peningkatan pertumbuhan areal tanaman perkebunan
Nilai score pola pangan harapan
3.3 Program dan Kegiatan
no Program Kegiatan 1. 2. 3. 4. 5. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
Program Perencanaan, Pengangggaran dan Pengendalian Kinerja dan Keuangan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan
Penyediaan dan Peningkatan Administrasi Perkantoran
Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Pembangunan gedung kantor
Pengadaan tanah untuk bangunan gedung Pendidikan dan pelatihan formal
Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengangggaran dan Pengendalian Kinerja dan Keuangan
Penyusunan Pelaporan Kinerja dan Keuangan
Penyusunan Data Base Pertanian Pengembangan budidaya kacang-kacangan
Pengembangan budidaya ubi-ubian Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman pangan
37
6. 7. 8. 9. 10Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura
Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman
Hortikultura
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian
Program Peningkatan
serealia
Pengembangan budidaya padi organik Pengembangan intensifikasi jagung hibrida
Sertivikasi Mutu produksi tanaman pangan
Pengembangan budidaya tanaman sayuran
Pengembangan budidaya tanaman hias Pengembangan budidaya tanaman buah-buahan
Pengembangan budidaya tanaman sayuran
Pemberdayaan penangkar benih tanaman hortikultura
Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman hortikultura
Pengembangan kualitas tanaman hortikulturamelalui sistem GAP Sertivikasi tanaman hortikultura
Pengembangan prasarana irigasi pertanian Pengembangan sumber daya air pertanian Pengembangan Jalan Usaha Tani
Monitoring Evaluasi Kebijakan Subsidi Pertanian
Pengendalian dan Monitoring OPT Pendampingan pembangunan sarana prasarana pertanian (Pendamping dana tugas pembantuan)
Pendampingan Kegiatan APP Promosi atas hasil produksi
pertanian,perkebunan dan ketahanan pangan
Pengelolaan sub terminal agribisnis produk pertanian
11. 12. 13. Penerapan Teknologi Pertanian Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Mutu produk Pangan
Program Pengembangan SDM Pertanian
Pengembangan alat dan mesin pertanian Pengelolaan Laboratorium Pertanian
Kegiatan Peningkatan Ketersediaan Pangan Berbasis Umbi-umbian Kegiaan Optimalisasi Pemanfaatan Pekarangan
Kegiatan Pemantapan Kelembagaan Pangan Tingkat Kabupaten
Pengembangan Desa Mandiri Pangan dan pengembangan olahan pangan di Lahan Kering
Kegiatan Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat
Kegiatan Peningkatan Pola Konsumsi Pangan B2SA
Kegiatan Pengembangan Sistem Informasi Ketahanan Pangan
Kegiatan Penanganan Pasca Panen dan lomba cipta menu olahan pangan lokal
Kegiatan Penigkatan Mutu dan Keamanan Pangan
Penilaian Penyuluh dan Petani Teladan Tingkat Kabupaten
Penyusunan Program dan Programa Penyuluhan
Peningkatan Kapasitas Tenaga Penyuluh Pertanian
Peningkatan Kapasitas Petani
Monitoring dan Evaluasi Kinerja Penyuluh SLPTT Komoditas Pertanian
Temu Usaha Pertanian
Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K Model
Forum KTNA, Munas P4S,Sarasehan dan Penas Tani
Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Media Cetak dan Elektronik Identifikasi Teknologi Spesifik Lokalita Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan pengolahan hasil pemanfaatan
39
14 15. 16. 17. Program Peningkatan Kualitas Bahan Baku PertanianProgram Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian
Program peningkatan mutu tanaman perkebunan
Program Peningkatan Produksi Tanaman Perkebunan
(KWT)
Blitar Agro Festival
Standarisasi Kualitas Bahan Baku melalui Eksplorasi Varietas Tembakau Lokal Pembinaan dan fasilitasi
Pembentukan dan/ Pengesahan Badan Hukum Kelompok Petani
Tembakau melalui Pelatihan Pelatihan untuk Petani Tembakau (DBHCHT) SLPTT tembakau
denfarm tembakau
Pelatihan Penerapan PHT pada Pengendalian OPT Tembakau Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Tembakau
Pelatiahn Managemen Penguatan Kelompok Petani Tembakau
Pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati
Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan budidaya tanaman perkebunan tahunan
Penyediaan teknologi dan mutu tanaman perkebunan
Pengembangan Tanaman Perkebunan tahunan
Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim
Pengembangan Tanaman Perkebunan Semusim
Diversifikasi Tanaman Perkebunan Tahunan
Peremajaan Tanaman Perkebunan Rehabilitasi Tanaman Perkebunan Tahunan
Intensifikasi Tanaman perkebunan tahunan
Bimbingan teknis pengembangan tanaman perkebunan
Pengelolaan Kebun Dinas
Pengembangan tanaman penyegar dan biofarmaka
APP Perkebunan
Pelatihan budidaya tanaman perkebunan Pembinaan petani kebun rakyat dan perkebunan besar swasta
43
PENUTUP
4.1 Catatan Penting yang perlu mendapat perhatian
Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan rangkuman kegiatan yang akan dilaksanakan dalam rangka mencapai visi dan misi pembangunan pertanian dan pangan. Mengingat masalah pertanian dan pangan bersifat lintas sektor, maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan baik antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Apabila dalam perjalanan organisasi terjadi perubahan kebijaksanaan ataupun perubahan lingkungan strategis, maka akan dilakukan penyesuaian – penyesuaian dengan tetap memperhatikan visi, misi serta tugas pokok dan fungsi Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Blitar. Dari hasil evaluasi di tahun 2016, perlu diperhatikan tentang kegiatan yang pendanaannya berasal dari dana bagi hasil cukai dan hasil tembakau (DBHCHT). Sering adanya perubahan regulasi yang tertuang di dalam Peraturan Menteri Keuangan RI (PMK) yang membuat realisasi anggaran sering terhambat atau pada akhirnya kegiatan masuk menjadi kegiatan yang akan di PAK. Selain itu, ketersediaan kapasitas sumber daya aparatur perlu sekali ditingkatkan baik mutu dan jumlahnya. Kurangnya kapasitas sumber daya aparatur (keahlian dan keterampilan) sangat berpengaruh terhadap kelancaran pelaksanaan program/kegiatan yang akan dijalankan. Namun demikian apabila terjadi ketersediaan anggaran yang tidak sesuai dengan rencana kerja, maka program/kegiatan prioritas yang harus dilaksanakan harus ditentukan dan ditetapkan terlebih dahulu.
4.2 Kaidah-kaidah Pelaksanaan
Membangun terus kemitraan dengan semua stakeholder merupakan kunci keberhasilan pembangunan Petanaian, Pangan dan Perkebunan. Pembangunan pertanian dan pangan tidak dapat dilaksanakan oleh satu SKPD saja melainkan pembangunan yang dilaksanakan secara bersama-sama dan berkesinambungan/berkelanjutan. Pertanian dan pangan
merupakan pembangunan bidang hilir dari proses produksi yang dilaksanakan oleh pertanian, perkebunan. Pertanian dan pangan merupakan bidang pembangunan yang dilaksanakan pasca produksi sampai dengan hasil produksi siap dikonsumsi.
4.3 Rencana Tindak Lanjut
Rencana Kerja (Renja) Dinas Pertanian dan Pangan tahun 2018 merupakan ringkasan program/kegiatan yang akan dilaksanakan dalam upaya mencapai visi dan misi pembangunan ketahanan pangan kabupaten blitar. Mengingat masalah pangan dan gizi bersifat lintas sektor, maka semangat koordinasi, integrasi dan sinergitas akan tetap terjaga dan ditingkatkan baik antara instansi terkait dan lembaga non pemerintah. Namun apa yang telah dilaksanakan masih terdapat beberapa kekurangan, sehingga masih diperlukan kerja dan usaha yang lebih keras dalam mewujudkan kinerja yang lebih baik di masa mendatang, untuk itu tidak menutup kemungkinan adanya masukan dan saran dalam penyempurnaan kegiatan yang akan datang.
Tabel 3.3
Tabel.T-VI.C.1 Rumusan Rencana Program dan Kegiatan Bidang Tahun 2018
dan Prakiraan Maju Tahun 2019 Nama SKPD : DINAS PERTANIAN Kode Urusan/Bidang Urusan Pemerintahan Daerah dan Program/Kegiatan
Indikator Rencana Tahun 2018
Catatan Penting
Prakiraan Maju Rencana Tahun 2019
Kinerja Program
/Kegiatan Lokasi target capaian kinerja Kebutuhan Dana/ pagu indikatif Sumber Dana target capaian kinerja Kebutuhan Dana/ pagu indikatif -1 -2 -3 -4 -5 -6 -7 -8 -9 -10 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran Prosentase kepuasan aparatur 100.00 1,200,000,000 APBD II 100.00 1,224,000,000 Penyediaan dan Peningkatan Administrasi Perkantoran
Jumlah jenis layanan administrasi perkantoran Kantor Diperta 5.00 1,200,000,000 APBD II 5.00 1,224,000,000 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana
Prosentase sarana prasarana aparatur dengan kondisi layak fungsi 92.74 3,100,000,000 APBD II 87,42 3,350,000,000 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Jumlah Sarpras yang
berfungsi baik KantorDiperta
85.00 1,150,000,000 APBD II 85.00 1,200,000,000 Pembangunan gedung kantor
jumlah gedung yang dibangun
2 unit
750,000,000 APBD II
2 unit
800,000,000 Pengadaan tanah untuk
bangunan gedung jumlah tanah yg dibeli
2 lokasi
1,200,000,000 APBD II
2 lokasi
Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Prosentase sumberdaya aparatur yang mengikuti peningkatan kapasitas SDM 84% 128,920,000 APBD II 80% 131,498,400 Pendidikan dan pelatihan formal
Jumlah aparatur yang mengikuti diklat Kantor Diperta 4.00 128,920,000 APBD II 4.00 131,498,400 Program Perencanaan, Pengangggaran dan Pengendalian Kinerja dan Keuangan Prosentase penyelesaian dokumen perencanaan, laporan kinerja dan keuangan tepat waktu 94 128,000,000 APBD II 100% 139,040,000 Penyusunan Dokumen Perencanaan, Pengangggaran dan Pengendalian Kinerja dan Keuangan Jumlah dokumen perencanaan kinerja
dan keuangan Kantor Diperta 4.00 22,000,000 APBD II 4.00 22,440,000 Penyusunan Pelaporan Kinerja dan Keuangan
peringkat penilaian LPPG
Kantor
Diperta 30.00 40,000,000 APBD II 20.00 44,000,000 Penyusunan Data Base
Pertanian
Jumlah ubinan
produktivitas pertanian Kab.Blitar 220.00 66,000,000 APBD II 220.00 72,600,000 Program Peningkatan Produksi Tanaman Pangan Jumlah produksi tanaman pangan utama 650000 997,200,000 APBD II 663000 1,062,188,000 Pengembangan budidaya serealia
Luas lahan yang ditanami serealia jenis unggul Kab.Blitar 20.00 630,000,000 APBD II 20.00 664,738,000 Jumlah penangkar benih tanaman serealia yang dibina
1.00 (1) 75.000.000 1.00 .(3) 480.000.000 Pengembangan budidaya kacang-kacangan
Luas lahan yang ditanami kacang-kacangan jenis unggul
Kab.Blitar 12.00
142,200,000
APBD II 12.00 159,920,000
Jumlah penangkar benih tanaman kacang kacangan yang dibina
Jumlah varietas tanaman kacang kacangan yang dijadikan percontohan 5.00 Pengembangan budidaya ubi-ubian
Luas lahan yang ditanami ubi-ubian jenis unggul Kab.Blitar 5.00 150,000,000 APBD II 5.00 157,530,000 Jumlah penangkar benih tanaman ubi ubian yang dibina
1.00 1.00 Jumlah varietas tanaman kacang kacangan yang dijadikan percontohan 5.00 5.00 Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman pangan Jumlah komoditas upaya khusus peningkatan produksi tanaman pangan yang didampingi Kab.Blitar 3.00 75,000,000 APBD 3.00 80,000,000 Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Pangan Prosentase budidaya tanaman pangan
ramah lingkungan Kab.Blitar
1.60%
465,000,000 APBD II
1.40%
509,000,000
Pengembangan budidaya padi organik
Luas lahan yang
ditanami padi organik 15.00 285,000,000 APBD II 17.00 313,500,000 Pengembangan intensifikasi jagung hibrida Luas lahan intensifikasi jagung hibrida Kab.Blitar 10.00 155,000,000 APBD II 10.00 170,500,000 (1) 50.000.000 Sertivikasi Mutu produksi tanaman pangan Jumlah komoditas tanaman pangan yang bersertivikat mutu Kab.Blitar 1.00 25,000,000 1.00 25,000,000 Program Peningkatan Produksi Tanaman Hortikultura Prosentase peningkatan produksi tanaman hortikultura utama Kab.Blitar 7.90 901,000,000 8.00 937,220,000 Pengembangan budidaya tanaman sayuran Luas kawasan
tanaman sayuran Kab.Blitar 5.00 170,000,000 APBD II 5.00 172,000,000
(1) 125.000.000
Pengembangan budidaya tanaman hias
Luas kawasan
tanaman hias Kab.Blitar 2.00 66,000,000 2.00 70,000,000 Pengembangan
budidaya tanaman buah-buahan
Luas kawasan
tanaman buah-buahan Kab.Blitar 7.00 355,000,000 APBD II 8.00 332,220,000 (1) 200.000.000 (3) 50.000.000 Pemberdayaan penangkar benih tanaman hortikultura Jumlah penangkar benih tanaman hortikultura yang dibina Kab.Blitar 2.00 110,000,000 2.00 121,000,000 Pendampingan upaya khusus peningkatan produktivitas tanaman hortikultura Jumlah komoditas upaya khusus peningkatan produksi tanaman hortikultura yang didampingi Kab.Blitar 3.00 200,000,000 3.00 242,000,000 Program Peningkatan Mutu Produksi Tanaman Hortikultura Prosentase budidaya tanaman hortikultura ramah lingkungan
Kab.Blitar 8.00% 469,000,000 PendampingDAK + 9.00 508,900,000
Pengembangan kualitas tanaman hortikultura melalui sistem GAP
Jumlah kelompokhortikultura yang melaksanakan GAP Kab.Blitar 4.00 308,000,000 DAK + Pendamping 4.00 331,900,000 Sertifikasi tanaman hortikultura Jumlah komoditas hortikultura yang di observasi Kab.Blitar 1.00 161,000,000 APBD II 1.00 177,000,000 Jumlah komoditas hortikultura yang didaftarkan di pusat varietas tanaman Kab.Blitar 1.00 APBD II 1.00 Jumlah komoditas tanaman hortikultura yang bersertivikat mutu Kab.Blitar 1.00 APBD II 1.00 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Pertanian Angka indeks pertanaman Kab.Blitar 2.00 8,332,860,000 APBD II 1,74 8,777,850,000 Pengembangan prasarana irigasi pertanian
Panjang irigasi tersier
yang di bangun Kab.Blitar 2.00 2,400,000,000 APBD II 2.00 2,442,150,000
(3) 150.000.000 Pengembangan sumber
daya air pertanian
Jumlah sumur dan embung yang dibangun Kab.Blitar 3.00 1,750,000,000 APBD II 3.00 1,850,000,000 Pengembangan Jalan Usaha Tani
Panjang jalan usaha
tani yang di bangun Kab.Blitar 5.00 2,400,000,000 APBD II 5.00 2,450,000,000 (1) 300.000.000 (3) 750.000.000 Monitoring Evaluasi Kebijakan Subsidi Pertanian Jumlah dokumen monev kebijakan subsidi pertanian Kab.Blitar 1.00 27,500,000 APBD II 1.00 33,000,000 Pengendalian dan monitoring OPT Jumlah Kecamatan yang dimonitoring dan evaluasi hama penyakit tanamannya
Kantor
Diperta 22.00 395,360,000 APBD II 22.00 367,100,000
Luas lahan yang dikendalikan dari hama kwangwung pada tanaman kelapa
Kab Blitar
30 Ha
APBD II
30 Ha
Jumlah kelompok tani yang mengikuti Bimtek pengendalian OPT 4 klpk 4 klpk Pendampingan pembangunan sarana prasarana pertanian (Pendamping dana tugas pembantuan) Jumlah paket pendampingan dana tugas pembantuan Prasana Sarana Pertanian Provinsi dan Kabupaten 1.00 155,000,000 APBD II 6 kali 1.00 264,000,000
Promosi atas hasil produksi pertanian dan perkebunan dan ketahanan pangan
Jumlah pameran yang
diikuti Kab.Blitar 6.00 1,095,000,000 APBD II 6.00 1,250,600,000
Jumlah gelar produk unggulan yang dilaksanakan
Kantor
Pendampingan Kegiatan APP
Jumlah kelompok petani kecil yang dibina kegiatan APP
Kab.Blitar 3.00 110,000,000 APBD II 3.00 121,000,000 Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian Prosentase pemenuhan teknologi pertanian Kab.Blitar 51.00 2,570,000,000 APBD II 48,32 2,089,000,000
Pengembangan alat dan mesin pertanian
Jumlah alat dan mesin
pertanian Kab.Blitar 15.00 2,510,000,000 APBD II 15.00 1,907,500,000 (1) 960.000.000 (3) 1.500.000.000 Pengelolaan Laboratorium Pertanian Jumlah laboratorium pertanian yang dikelola Kab.Blitar 1.00 60,000,000 APBD II 1.00 181,500,000 Program Pengembangan SDM Pertanian Prosentase kelompok tani yang telah mengikuti pelatihan
Kab. Blitar 65 4,944,775,000 APBD II 55 5,296,500,000
Prosentase penyuluh yang telah mengikuti pelatihan
Kab. Blitar 65 APBD II 55
Penilaian Penyuluh dan Petani Teladan Tingkat Kabupaten
Jumlah penyuluh dan petani yang dinilai menjadi penyuluh dan petani teladan tingkat kabupaten
Kab. Blitar 95 penyuluh PNS,65THL TBPP,234 Penyuluh swadaya, 1878 petani,1878 gapoktan 98,750,000 APBD II 95 penyuluh PNS,65THL TBPP,234 Penyuluh swadaya, 1878 petani,1878 gapoktan 110,000,000
Penyusunan Program dan Programa Penyuluhan
Jumlah Penyuluh yang menyusun program dan kegiatan penyuluhan yang sesuai dengan potensi wilayahnya
Kab. Blitar 100 org 125,000,000 APBD II 100 org 130000000
Peningkatan Kapasitas Penyuluh Pertanian Jumlah Penyuluh Pertanian yang mengikuti peningkatan kapasitas
Kab.Blitar 70 orang 210,000,000 APBD II 75 orang 250,000,000
Peningkatan kapasitas Petani
Jumlah petani yang mengikuti pelatihan Kab.Blitar 3 klpk 1,785,000,000 APBD II 3 klpk 1,850,000,000 (1) 365.000.000 (3) 500.000.000 Monitoring dan Evaluasi
Kinerja Penyuluh
Jumlah Penyuluh yang dimonitoring dan
dievaluasi kinerjanya Kab.Blitar
95 org 115,000,000
APBD II
95 org 120,000,000
SLPTT Komoditas Pertanian
Jumlah orang yang
mengikuti SLPTT Kab.Blitar
4klpk 360,000,000 APBD II 4 klpk 380,000,000
Temu Usaha Pertanian Jumlahpeserta yang mengikuti temu usaha
pertanian Kab.Blitar 50 org 88,550,000 APBD II 50 org 90,500,000 Pemanfaatan Lahan BP3K sebagai BP3K Model Jumlah Lahan BP3K yang termanfaatkan untuk model percontohan budidaya tanaman Kab.Blitar 1,5 ha 76,000,000 APBD II 1,5 ha 75,000,000 Munas KTNA,Forum P4S,Sarasehan dan Penas Tani
Jumlah peserta yang
dikirim Kab.Blitar
10 petani
250,000,000
APBD II
Penyebaran Informasi Penyuluhan melalui Media Cetak dan Elektronik
Jumlah informasi yang diterima Masyarakat tani mengenai informasi teknologi pertanian melalui media radio, televisi, surat kabar dan tabloid
Kab. Blitar
10 kali 2000 ekspl,15 jam audio 8 jam audio visual
895,000,000 APBD II 10 kali 2000 ekspl,15 jam audio 8 jam audio visual 925,000,000 Identifikasi Teknologi Spesifik Lokalita Jumlah komoditas yang diidentifikasi Kab. Blitar 2 121,475,000 APBD II 2 150,000,000 Pelatihan Penguatan Kelembagaan dan pengolahan hasil pemanfaatan pekarangan bagiKelompok Wanita Tani (KWT) Jumlah KWT yang mengikuti pelatihan
Kab. Blitar 5 230,000,000 APBD II 5 240,000,000
Pelatihan analisa Usaha Pertanian
Jumlah Peserta Analisa Usaha Tani
Kab. Blitar 3klpk 90,000,000 APBD II 3klpk 95000000
Blitar Agro Festival Jumlah komoditas yang dipamerkan
30 500,000,000 30
621,000,000 Program Peningkatan
Kualitas Bahan Baku Pertanian
Prosentase Peningkatan pengetahuan petani untuk peningkatan kualitas bahan baku pertanian
Kab. Blitar 80 3,185,000,000 DAC 80 3,534,900,000
Pembinaan dan fasilitasi Pembentukan dan/ Pengesahan Badan Hukum Kelompok Petani Tembakau melalui Pelatihan Pelatihan untuk Petani Tembakau (DBHCHT)
Jumlah kelompok petani yang mengikuti pelatihan Petani Tembakau (DBHCHT)
Standarisasi Kualitas Bahan Baku melalui Eksplorasi Varietas Tembakau Lokal
Jumlah kelompok petani yang mengikuti pelatihan
Pembudidayaan Bahan Baku Berkadar Nikotin Rendah melalui Eksplorasi Tembakau Lokal Rendah Nikotin Kabupaten Blitar 2 klpk 370,000,000 2 klpk 370,000,000
SLPTT tembakau Jumlah orang yang mengikuti SLPTT tembakau Kabupaten Blitar 2 klpk 280,000,000 2 klpk 280,000,000 denfarm tembakau jumlah peserta mengikuti fenfarm Kel. Srengat Kec. Srengat 4 klpk 560,000,000 4 klpk 680,000,000 Pelatihan Penerapan PHT pada Pengendalian OPT Tembakau
Jumlah kelompok tani tembakau yang mengikuti pelatihan penerapan PHT 4 Klpk 135,000,000 4 Klpk 155,000,000 Pelatihan Pengolahan Pasca Panen Tembakau
Jumlah kelompok tani yang mengikuti pelatihan pengolahan pasca panen Kabupaten Blitar 4 300,000,000 2 klpk 310,000,000 Pelatiahn Managemen Penguatan Kelompok Petani Tembakau
jumlah kelompok tani yang mengikuti pelatihan Kabupaten Blitar 4 klpk 590,000,000 4 klpk 590,000,000 Pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati
jumlah kelompok yang mengikuti pelatihan pembuatan pupuk organik dan pestisida nabati Kabupaten Blitar 4 klpk 480,000,000 4 klpk 674,900,000 Program Pembinaan Lingkungan Sosial Pertanian Prosentase Peningkatan pengetahuan petani Kabupaten Blitar 80% 150,000,000 APBD II 80% 150,000,000 Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat melalui pelatihan budidaya tanaman perkebunan tahunan Jumlah masyarakat yang mengikuti pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja Kabupaten Blitar 10 klpk 150,000,000 APBD II 10 klpk 150,000,000