• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan Formative Assessment dalam Scientific Inquiry Learning Berkaitan dengan Penguasaan Konsep Fisika

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Peranan Formative Assessment dalam Scientific Inquiry Learning Berkaitan dengan Penguasaan Konsep Fisika"

Copied!
6
0
0

Teks penuh

(1)

Peranan Formative Assessment dalam Scientific Inquiry Learning

Berkaitan dengan Penguasaan Konsep Fisika

LHUKLHUAHQURUTULAINI, SENTOTKUSAIRI, NURILMUNFARIDAH Jurusan Pendidikan Fisika Universitas Negeri Malang. Jl. Semarang 5 Malang,

E-mail: [email protected] TEL: +6285853999871

ABSTRAK: Science literacy merupakan kompetensi penting untuk mengikuti perkembangan dalam berbagai bidang. Salah satu upaya untuk meningkatkan science literacy adalah melalui pembelajaran sains yang efektif. Scientific inquiry learning (SIL) merupakan model pembelajaran yang diunggulkan dalam pembelajaran sains. Model ini dapat mengkondisikan siswa terlibat secara langsung dalam pembelajaran yang aktif, siswa juga akan belajar apa yang mereka ketahui, bagaimana mereka mengetahuinya dan mengapa mereka meyakininya. Beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa siswa membutuhkan lebih banyak bimbingan, latihan pada saat penilaian, dan feedback. Penilaian yang memberikan feedback secara berkala yang mungkinkan siswa untuk menguasai pembelajarannya dikenal dengan formative assessment (FA). Pemberian feedback merupakan aspek penting bagi siswa dalam menguasai pelajaran dengan karakteristik materi berjenjang seperti halnya Fisika. Pentingnya penilaian dan pemberian feedback dalam pembelajaran melandasi dilakukannya penelitian untuk mengetahui Pengaruh FA dalam SIL terhadap penguasaan konsep Fisika siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Data diperoleh dari nilai pretest-postest pada kelas yang terdiri dari 20 siswa program peminatan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIA) di MA Bilingual Batu. Pembelajaran dilakukan dengan mengintegrasikan formal formative assessment dan informal formative assessment dalam tahap-tahap SIL. Hasil yang diperoleh melalui analisis data kuantitatif dengan menggunakan Cohen’s d-effect size adalah sebesar 1,48 (tinggi). Hasil tersebut menunjukkan bahwa integrasi FA dalam SIL memberikan pengaruh positif terhadap kemampuan penguasaan konsep Fisika siswa.

Kata Kunci:scientific inquiry learning, feedback,formative assessment, penguasaan konsep.

PENDAHULUAN

Pada era globalisasi ini, science literacy menjadi kompetensi penting untuk mengikuti

perkembangan yang terjadi dalam berbagai bidang. Berdasarkan hasil survey oleh PISA yang

salah satu domain penilaiannya adalah science literacy, Indonesia berada di peringkat ke-64

dari 65 negara peserta dengan skor rata-rata 375, sedangkan skor rata-rata internasional adalah

500 (OECD, 2013). Survey lainnya yang dilakukan oleh TIMSS 2011 menunjukkan Indonesia

berada di peringkat ke-38 dari 42 negara peserta dengan skor rata-rata 386, sedangkan skor

rata-rata internasional adalah 500 (IEA, 2012). Hasil survey tersebut menunjukkan bahwa

science literacy di Indonesia masih tergolong rendah. Beberapa aspek dalam domain science

literacy seperti kemampuan menggunakan fakta-fakta ilmiah, kemampuan mengidentifikasi

dan menerangkan fenomena secara ilmiah yang dasarnya adalah penguasaan konsep dapat

ditingkatkan melalui pembelajaran sains yang efektif.

Scientific inquiry learning (SIL) merupakan model yang diunggulkan dalam pembelajaran sains di sekolah (Joyce, 2000; Duschl, 2003); Suyudi, 2010, 2005; Hebrank, 2000), namun hasil review yang dilakukan oleh Rustaman (2005) terhadap perkembangan penelitian pembelajaran berbasis inquiry menyatakan bahwa walaupun penguasaan konsep subyek penelitian dalam pembelajaran IPA berbasis inquiry menunjukkan tidak lebih rendah daripada penguasaan konsep subyek penelitian yang secara khusus mempelajari konsep, tetapi perolehannya tidak begitu mengembirakan. Hasil yang sama juga terjadi pada penelitan yang dilakukan oleh Yusran (2003). Dalam penelitiannya, siswa masih memiliki kelemahan dalam penyelesaian soal yang memerlukan ketentuan rumus dan berkaitan dengan penguasaan konsep fisika yang dipelajari. Berdasarkan paparan tersebut, tampaknya tidak cukup hanya mempelajari fisika dengan menggunakan SIL saja. SIL tidak cukup hanya digunakan sebagai model

(2)

pembelajaran, tetap diperlukan pemantapan dalam penguasaan konsepnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu terobosan untuk menciptakan pembelajaran yang membuat siswa aktif namun tetap efektif untuk meningkatkan penguasaan konsep fisikanya.

Sambell (2010) mengungkapkan bahwa dalam penerapan model SIL di awal, siswa membutuhkan lebih banyak bimbingan, lebih banyak latihan pada kegiatan penilaian, dan lebih banyak feedback pada saat pembelajaran dari pada model pembelajaran konvensional yang biasa diterapkan. Selanjutnya, hasil penelitian Wahyudi (2004) menunjukkan bahwa siswa yang terbiasa belajar dari hasil ulangan yang dikembalikan (feedback) sama-sama meningkat hasil belajarnya melalui tes ulang (retest). Salah satu penentu kualitas pembelajaran selain model yang digunakan ialah kualitas penilaian yang dilakukan, karena apa yang akan siswa pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya ditentukan oleh bagaimana mereka akan dinilai. Dengan demikian, kesulitan dalam menguasai materi dan konsep fisika oleh siswa dapat diatasi dengan menerapkan penilaian yang tepat, yakni penilaian yang dapat memberikan balikan-balikan untuk mengatur belajar dan informasi untuk memodifikasi pembelajaran agar mengurangi kesenjangan antara hasil belajar yang diharapkan dan yang teramati. sehingga dapat meningkatkan outcome pembelajaran (Bell & Cowie, 2001; Black & Harrison, 2001). Penilaian seperti ini dikenal sebagaiformative assessment (FA).

FA memberikan sarana pada guru untuk memberikan balikan langsung ke siswa. Menurut Popham (2008) FA merupakan proses yang digunakan oleh para guru dan siswa selama pembelajaran yang memberikan balikan untuk mengatur belajar dan pelajaran yang berkelanjutan dalam rangka meningkatkan pencapaian hasil belajar. Harlen (2003) juga kembali menegaskan bahwa tanpa informasi dari FA, guru tidak dapat mengidentifikasi langkah-langkah berikutnya dari pemahaman siswa yang telah diperoleh dari SIL.

FA memiliki aspek penting yang diperlukan dalam pembelajaran fisika, yakni pemberian feedback secara berkala. Karakteristik materi berjenjang pada pelajaran fisika menunjukkan bahwa memahami materi pada bagian awal merupakan prasyarat untuk mempelajari materi berikutnya. Apabila seorang siswa kurang mampu memahami materi awal dan tidak mendapatkan bantuan, besar kemungkinan dia akan mengalami kesulitan ketika mempelajari materi berikutnya (Kusairi, 2012). Masalah inilah yang kemudian membuat siswa beranggapan bahwa fisika adalah pelajaran yang sulit dipahami, pelajaran yang hanya berisi kumpulan rumus yang harus dihafalkan dan digunakan hanya pada saat ujian saja. Akibatnya siswa tidak memahami esensi konsep fisika. Jika kesulitan ini terus dibiarkan, prestasi belajar siswa akan menjadi rendah atau menurun.

Informasi yang didapatkan dalam FA memungkinkan guru untuk mengetahui kesulitan-kesulitan siswa sejak awal sehingga guru dapat memberikanfeedback kepada siswa dan memodifikasi pembelajarannya berdasarkan informasi tersebut. Pemberian feedback kepada siswa dan modifikasi pembelajaran yang dilakukan oleh guru merupakan suatu upaya untuk meningkatkan efektifitas dan outcome pembelajaran yang dilakukan. Oleh karena itu, berdasarkan dari uraian tersebut, perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh Integrasi FA dalam SIL terhadap kemampuan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran fisika.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelaksanaan integrasi FA dalam SIL terhadap penguasaan konsep siswa pada materi Fluida Statik. Sesuai dengan tujuan tersebut, penelitian ini menggunakan metode kuantitatif. Sampel yang dipilih adalah kelas XB MA Bilingual Batu. Instrumen yang digunakan adalah RPP dengan model pembelajaran SIL yang diintegrasikan dengan FA, soalpretest danposttestuntuk mengetahui peningkatan penguasaan konsep siswa, lembar observasi dan pedoman wawancara. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan perhitungan Cohen’s d’effect size terhadap hasilpretestdanposttestyang didapatkan.

(3)

HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil

Pembelajaran SIL dengan FA dilaksanakan berdasarkan kurikulum 2013. Peneliti melakukan pembelajaran pada pokok bahasan Fluida Statik dengan kompetensi dasar yang diharapkan tercapai adalah Menerapkan hukum-hukum pada fluida statik dalam kehidupan sehari-hari. Kegiatan pembelajaran dilaksanakan berdasarkan rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dengan pendekatan inquiry yang di intgrasikan dengan FA. Pencapaian indikator pembelajaran pada setiap pertemuan dilakukan melalui tahapan-tahapan inquiry yaitu observation, manipulation, generalization, verification, dan application. Beberapa tahapan tersebut diintegrasikan dengan FA untuk meningkatkan penguasaan konsep siswa.

FA yang diintegrasikan dalam SIL dalam penelitian ini terdiri dari dua jenis umum FA yakni formal formative assessment (FFA) dan informal formative assessment (IFA). Kedua jenis FA ini terintegrasi dalam setiap langkah dalam SIL yang dilakukan. Beberapa jenis FFA yang digunakan oleh guru antara lain direct questioning, brainstorming, phenomenon probe, wait time variation, quizes, dan generation questioning. Melalui pelaksanaan FA tersebut memungkinkan guru untuk kembali pada poin-poin penting selama pembelajaran berlangsung, mengetahui tingkat pemahaman siswa, dan merencanakan langkah selanjutnya yang harus digunakan sehingga dapat meningkatkan efektifitas pembelajaran yang dilakukan.

Hasil dari pretest dan posttest diolah dengan menggunakan Cohen’s d-effect size untuk menunjukkan kekuatan peningkatan penguasaan konsep siswa dalam pembelajaran SIL yang diintegrasikan dengan FA. Dari hasil perhitungan, didapatkan nilai Cohen’s d-effect sizeseperti pada Tabel 1.

Tabel 1. Perhitungan Cohen’s d-effect size Mean pre Mean

post SD pre SD post D kategori

4,90 8,35 1,68 2,97 1,48 Lebih besar sekali dari standar Hasil perhitungan Cohen’s d-effect size didapatkan nilai (d) yaitu 1,48 dengan interpretasi “lebih besar sekali dari standar” atau tinggi, itu artinya penguatan skor pretestkeposttestsangat lebih besar dari standar.

Pembahasan

Penguasaan konsep fisika siswa melalui integrasi FA dalam SIL ini dapat dikatakan meningkat selama pembelajaran berlangsung. Peningkatan tersebut dapat dilihat dari respon siswa setelah diberikan feedback oleh guru atau oleh temannya (peer teaching). Selain itu, ditemukan juga pemikiran yang kritis dalam tahap presentasi diskusi maupun praktikum. Pada saat diskusi (sub topik hukum pokok hidrostatika), pemikiran kritis tersebut muncul ketika kelompok diskusi pertama mengatakan bahwa tekanan atmosfer di luar botol sama dengan tekanan udara dalam botol ditambah tekanan hidrostatis dalam botol dengan menggambarkan dua garis dalam satu bidang datar yang salah satunya berapa tepat pada permukaan botol. Kelompok lain memberikan tambahan bahwa Phidrostatis luar+ Patmosfer= Phidrostatis dalam+ Pudara dalam. Penambahan tersebut berdasarkan pada keadaan ketika dua titik yang mereka buat berada dalam satu bidang datar yang letaknya pada suatu kedalaman dibawah permukaan air.

Peristiwa serupa juga terjadi pada saat presentasi hasil praktikum. Kelompok pertama yang presentasi tentang hasil analisis dan diskusi mereka menjelaskan tentang gaya apung melalui langkah penguraian gaya-gaya yang bekerja pada benda. Setelah itu, kelompok terakhir, mengemukakan hasil yang sama namun dengan pendekatan

(4)

yang berbeda, yakni dengan meninjau dari selisih perbedaan tekanan pada titik atas dan titik bawah benda. Berdasarkan hasil tersebut, kemampuan analisis siswa terhadap suatu fenomena dan mengaitkannya dengan apa yang telah mereka pelajari mengalami peningkatan yang tinggi.

Peningkatan penguasaan konsep siswa tersebut juga di dukung dengan hasil perhitungan nilaipretestdanposttestyang diolah dengan menggunakan nilai Cohen’s d-effect size. Hasil perhitungan dengan menggunakan nilai Cohen’s d-effect size didapatkan nilai (d) yaitu 1,48 dengan interpretasi “lebih besar sekali dari standar” atau tinggi, itu artinya penguatan skor pretest ke posttest sangat lebih besar dari standar. Hasil ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Black & William (1998) yakni bahwa FA memberikan pengaruh yang positif terhadap pembelajaran yang dilakukan.

KESIMPULAN

Integrasi FA dalam SIL dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa. Kekuatan peningkatan tersebut dapat dilihat dari hasil perhitungan dengan menggunakan Cohen’s d-effect size. Berdasarkan perhitungan d-effect size didapatkan hasil 1,48 yang termasuk dengan interpretasi “lebih besar sekali dari standar” yang berarti penguatan skorpretest keposttestsangat lebih besar dari standar.

UCAPAN TERIMA KASIH

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan artikel ini yaitu kepada bapak Dr. Sentot Kusairi dan ibu Nuril Munfaridah, M.Pd yang telah memberikan bimbingan dan dukungan dalam penyusunan artikel ini dan keluarga besar MA Bilingual Batu yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.

DAFTAR RUJUKAN

Bell, B., & Cowie, B. 2001. Formative assessment and science education. Dordrecht. The Netherlands: Kluwer Academic Publiser, (Online), (http://www.ebooks.kluweronline.com), diakses 21 Desember 2015.

Bell, B & Cowie, B. 1998. The Characteristics of Formative Assessment in Science Education. Hamilton: University of Waikato.

Black. P., & Harrison, C. 2001. The science teacher’s role in formative assessment. Paper presented at the annual meeting of the American Educational Research Association, Seattle, WA.

Duschl, R. A. 2003.Assessment of inquiry. In J. M. Atkin & J. E. Coffey (Eds.),Everyday assessment in the science classroom. Arlington, VA: National Science Teachers Association Press.

Harlen, Wynne. 2003. Enhancing inquiry Through Formative Assessment. San Fransisca: Institute for Inquiry Explaratorium.

Hebrank, T.M. 2000. Why Inquiry-Based and Learning in the Middle School Science Classroom?. (Online). http://www.zoology.duke.edu/cibl.html/2000. Center for Inquiry-Based Teaching and Learning Dept.of Biology, Duke University. Diakses pada 04 Desember 2015.

Joyce, B. & Weil, M. With Calhoun, E. (2000). Models of Teaching. 6th edition. Boston: Allyn and Bacon.

Kusairi, Sentot. 2012. Analisis Asesmen Formatif Fisika SMA Berbantuan Komputer. Jurnal Penelitian dan Evaluasi Pendidikan: UNY.

OECD. 2014. PISA 2012.Results in Focus.

Popham, W. J. (2008). Transformative Assessment. Virginia: Ascociation of supervision and curricullum development (ASCD).

(5)

Ruiz-primo, M. A., & Furtak, E. M. (2007). Exploring Teachers’ Informal Formative Assessment Practices And Students’ Understanding In The Context Of Scientific Inquiry: Journal of research in science teaching.

Ruiz-primo, M. A., & Furtak, E. M. (2007). Exploring Teachers’ Informal Formative Assessment Practices And Students’ Understanding In The Context Of Scientific Inquiry: Journal of research in science teaching

Rustaman, Nuryani Y. 2005. Perkembangan Penelitian Pembelajaran Berbasis Inkuiri dalam Pendidikan Sains. Makalah disajikan dalam Seminar Nasional II Himpunan Ikatan Sarjana dan Pemerhati Pendidikan IPA Indonesia Bekerjasama dengan FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia, Bandung, 22-23 Juli 2005.

Sambell, K. 2010. Inquiry Based Learning and Formative Assessment Environment : Student Prespectives. Practitioner Research in Higher Education. (Online), 4(1): 52-61. (http://medal. Unn.ac.um//reports.htm), diakses 30 September 2014.

Wenning, C. J. 2011. The Level of Inquiry Model of Science Teaching. Jurnal Physics Teacher Education, 6(2).

Wahyudi. (2004). Pembelajaran Fisika tentang Fluida Bergerak Melalui Proses Penemuan pada Siswa SMA Kelas XI. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: UPI. Yuliati, L. 2008. Model-model Pembelajaran Fisika: “Teori dan Praktek”. Malang: LP3

Universitas Negeri Malang.

Yusran. (2003). Pembelajaran Fluida Tak Bergerak yang Berbasis Inkuiri Untuk Meningkatkan Penguasaan Konsep Siswa SMU. Disertasi tidak diterbitkan. Bandung: UPI.

(6)

Referensi

Dokumen terkait

Dalam rangka pengisian Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Pemerintah Kabupaten Muaro Jambi Jambi Tahun 2017, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 11 Tahun 2017 tentang

Secara keseluruhan hasil penelitian ini mengindikasi bahwa dalam setting adopsi teknologi informasi, TAM memiliki konsistensi yang tinggi dalam prediksian hubungan antar variabel

Berdasarkan kesimpulan yang ada, maka disarankan kepada Koperasi Pegawai PLN Sektor Tanjung Priok dan untuk orang yang melakukan penelitian di masa akan datang

Metode incremental dynamic analysis merupakan salah satu analisis dinamis yang dapat digunakan untuk mengestimasi respon gempa dan kapasitas dari struktur.. Dalam

Agar pembahasan dalam penulisan skripsi ini tidak menyimpang dari permasalahan pokok yang akan dibahas, maka penulis membatasi pembahasan skripsi ini yaitu

Laporan tugas o r ini merupakan salah satu syarat untuk menyelesaikan jenjang pendidikan S-1 Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Katolik Widya

Saat membuka suatu situs web, kalian dapat menyimpan alamat web yang menarik atau yang sering kalian kunjungi ke dalam suatu fungsi pada Internet Explorer yang biasa disebut

An Analysis of English Lesson Plans and Their Implementation in The Teaching Learning Process.. Universitas Pendidikan Indonesia | repository.upi.edu |